Monday, October 31, 2011

Hidup Dalam Ketaatan | Living In Obedience

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 17-18

Dari apa yang dialami oleh Elia, kita dapat melihat betapa luar biasa dashyatnya Tuhan kita itu. Ia dapat membuat hujan tidak turun selama 3.5 tahun, Ia membuat sehingga tepung dan minyak yang tingga sedikit tidak habis-habis dan Ia juga menunjukkan kebesaran-Nya dan ke-Tuhanan-Nya dengan menurunkan api dari Surga yang menelan habis korban bakaran yang Elia siapkan dan menunjukkan bahwa Dialah Tuhan dan bukanlah Baal atau allah lainnya. Dan semuanya ini terjadi dan disaksikan oleh Elia dengan mata kepalanya sendiri, karena Elia taat dan setia kepada Tuhan dalam mendengarkan, menyampaikan dan bertindak sesuai dengan Firman Tuhan.

Marilah kita belajar seperti Elia yang benar-benar hidup untuk Tuhan yang taat dan setia terhadap Firman Tuhan walaupun itu tidak masuk di akal atau kelihatannya aneh. Tetapi yang Tuhan lihat adalah ketaatan dan Tuhan menjaga kehidupan Elia karena ia taat kepada Tuhan. Oleh sebab itu marilah kita taat kepada Tuhan dan Firman-Nya. Marilah kita dengarkan, bagikan dan lakukan Firman Tuhan. Dengan bagitu kita akan melihat pimpinan dan kuasa Tuhan di dalam hidup kita. Sebab siapa yang memiliki Yesus Kristus dan Roh Kudus di dalam hidupnya, ia hidup dengan kuasa Allah. Jadi, mari kita hidup penuh dengan kuasa Allah dalam ketaatan seperti Elia, agar nama Tuhan dimuliakan dan agar orang-orang dapat melihat dan berbalik dari jalannya yang jahat.


English:

Bible Reading: 1Kings 17-18

From what Elijah has experienced, we can see how amazing and awesome the power of the Lord is. He can make the rain stops for 3.5 years, He can make so that  flour and oil never run out and He also showed His greatness and His Godliness by sending fire down to burn all the offering that Elijah prepared and He showed that He is Lord and not Baal or other gods. And all that happened and witnessed by Elijah, because Elijah was obedient and faithful to the Lord in listening to, passing on the message and act according to the Word of the Lord.

Let us learn from Elijah who really lived for the Lord, who is obedient and faithful towards the Word of the Lord even though it might not make sense or seems weird. But what the Lord sees is obedience and the Lord took care of Elijah because He is obedient to the Lord. Therefore, let us live in obedience to the Lord and His Word. Let us listen, share and do the Word of God. That way we can see the guidance and power of God in our lives. Because whoever has Jesus Christ and the Holy Spirit in their lives, they live with the power of the Lord. So, let us live with the poweer of God in obedience like Elijah, so that the name of the Lord be glorified and that others would see and turn from their wicked ways.

Sunday, October 30, 2011

Memilih Ikut Tuhan Setiap Hari | Choosing To Follow The Lord Everyday

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 15-16

Jika kita lihat akan kehidupan raja Israel dan raja Yehuda dari satu raja ke raja yang lain, kebanyakan dari mereka mengikuti jalan yang salah dan jahat di mata Tuhan dan hanya sedikit yang hidup menurut jalan Tuhan. Setelah Daud dan Salomo, satu-satunya raja yang mengikuti jalan kebenaran Tuhan adalah raja Asa. Raja Asa tidak mengikuti ayahnya  atau kakeknya, tetapi ia menigkuti moyangnya, Daud. Raja Asa membuang segala persembahan berhala, patung-patung dan dewa-dewa asing daripada bangsa Yehuda. Ia bahkan tidak sungkan untuk menurunkan neneknya sendiri dari pangkat ibu suri, sebab neneknya membuat patung Asyera.

Jadi apa yang menentukan seorang raja melakukan apa yang benar di mata Tuhan? Semuanya adalah pilihan masing-masing. Mereka semua tahu akan kebaikan dan kebesaran Tuhan oleh karena cerita dari nenek moyang mereka yang ceritakan turun temurun. Sisanya adalah pilihan dan keputusan mereka untuk mengikuti jalan yang benar, yakni mengikuti Tuhan atau mengikuti jalan yang jahat. Begitu juga dengan kita. Kita telah banyak mendengar Firman Tuhan, mendengar khotbah-khotbah, kesaksian-kesaksian akan kebenaran, kebesaran dan kemuliaan Tuhan. Sisanya tinggal apa yang kita pilih untuk kita hidupi dan ikuti setiap harinya. Apakah kita mengikuti dunia serta mayoritas dan segala jalannya yang jahat atau kita mengikuti Tuhan dan Firman-Nya?

Biarlah kita memilih untuk ikut Tuhan setiap harinya, sebab akhir yang akan kita alami ditentukan oleh pilihan-pilihan kita setiap harinya.


English:

Bible Reading: 1Kings 15-16

If we look at the lives of the kings of Israelites and Judah from one king to the next, most of then followed the wrong path and the evil way before the Lord and only a few that choose to live according to the ways of the Lord. After David and Solomon, the only king that followed the righteous path of the Lord is King Asa. King Asa, did not followed his father or grandfather, but his ancestor David. King Asa threw away all the idol images and altars of other gods from Judah. He even did not hold back from stripping the authority and position of his grandmother as the queen mother because she built idol image of Asherah.

So what determines a king to do what is right before the Lord? All of it is their own choices. They all know about God's goodness and greatness because of the stories passed down from generation to generation. The rest is their own choice and decision to follow the righteous path, that is to follow the Lord, or to follow what is evil. The same thing applies to our lives too. We have heard a lot of the Word of God, listened to a lot of sermons, testimonies of the truth, greatness and glory of the Lord. The rest is dependent upon what we choose to live and follow everyday. Do we follow the world along with the majority and their wicked ways, or do we follow the Lord and His Words?

Let us choose to follow the Lord everyday, because the end of what we will experience is determined by our choices everyday.

Saturday, October 29, 2011

Bersaksi Bagi Tuhan | Testifying For The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 21

Pada saat kita menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat kita, hidup kita bukan lagi milik kita sendiri tetapi milik Kristus. Sebab hidup kita yang seharusnya berjalan menuju neraka tidak lagi mengarah ke neraka tetapi mengarah kepada kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus karena darah-Nya. Hidup kita yang tadinya terikat oleh dosa dan kutuk, tidak lagi terbelenggu tetapi semua dosa telah dihapuskan dan kutuk telah dipatahkan oleh karena darah-Nya. Oleh karena itu hidup kita bukan lagi milik kita, tetapi sudah sepatutnya kita menghidupi hidup kita ini untuk Tuhan Yesus Kristus, Penyelamat dan Penebus hidup kita.

Sebab bila ktia mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka apa yang kita lakukan, apa yang kita perbuat dan di dalam segala situasi dan kondisi, hidup kita ini memuliakan dan mencertiakan serta bersaksi akan Tuhan Yesus Kristus. Walaupun mungkin kita akan dibenci, dimaki-maki, diejek, beberapa mungkin mengalami penindasan atau penganiayaan, tetapi Tuhan yang akan memberikan kepada kita hikmat untuk dapat berkata-kata di dalam situasi-situasi seperti itu sehingga kita dapat ditentang. Tetapi yang perlu ada di hati dan pikiran kita bukanlah untuk kita dapat lepas dari semua itu, tetapi agar kita dapat bersaksi tentang Tuhan Yesus Krsitus. Sebab Tuhan selalu membukan kesempatan-kesempatan agar kita dapat bersaksi, tetapi hanya bila kita memiliki pikiran dan hati untuk bersaksi bagi Tuhan dalam setiap waktu, barulah kita dapat melihat kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita setiap harinya.

Oleh karena itu, marilah kita hidup untuk Tuhan Yesus Kristus. Bukan hanya di mulut, tetapi dalam hati, pikiran dan segenap kehidupan kita. Ingatlah, hidup kita telah dibayar penuh oleh Tuhan Yesus Kristus, oleh karena itu, hidup kita bukan lagi milik kita, tetapi milik Tuhan dan untuk Tuhan. Jadi, biarlah kita bersaksi bagi Tuhan dalam setiap kesempatan yang Tuhan telah berikan kepada kita.


English:

Bible Reading: Luke 21

When we received the Lord Jesus Christ as our only Lord and Saviour, our lives is no longer ours but it is Christ's. Because our lives that were walking towards hell is no longer heading to hell but it is heading toward eternal life with the Lord Jesus because of His blood. Our lives that were bound by sins and curses, are no longer bound by them but all sins are washed away and curses are broken because of His blood. Therefore, our lives is no longer ours but we should live this life for our Lord Jesus Christ, our Saviour and Redeemer.

For if we follow the Lord with our whole heart, then, whatever we do, whatever we act upon and in all situation and condition, our lives glorifies, tells and testify about our Lord Jesus Christ. Maybe we will be hated, scolded, mocked, some may be experiencing persecution, but the Lord is the one who will give us wisdom to speak in those situations so that they would not be able to resist us. But what we need to have in our hearts and minds are not how we can be free from all these, but it is so that we can testify and be a witness for the Lord Jesus Christ. For the Lord always opens up opportunities so that we can testify, but only if we have the mind and the heart to want to testify for the Lord in every moment that we can see these opportunities that the Lord gave to us every day.

Therefore, let us live our lives for the Lord Jesus Christ. Not only in our mouths, but in our hearts, minds and all of our lives. Remember that our lives has been paid in full by the Lord Jesus Christ, therefore, our lives is no longer ours but it is the Lord's and for the Lord. So, let us testify for the Lord in every opportunities that the Lord had given ti us.

Friday, October 28, 2011

Mengikuti Peintah Tuhan | Following God's Command

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 13-14

Bila kita melihat kisah kehidupan yang singkat dari abdi Allah yang menyampaikan Firman Tuhan kepada Yeroboam, kita dapat belajar sesuatu daripadanya. Abdi Allah ini mendapatkan Firman dari Tuhan untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada Yeroboam dan juga agar ia tidak makan atau minum dari tempat itu ataupun berjalan balik melalui jalan yang sama. Ia melakukan hal yang Tuhan perintahkan sampai pada saat di mana ada seorang nabi tua yang datang menghampiri dia dan berbohong kepadanya soal datang ke rumah nagi tua itu untuk makan dan minum. Akibatnya abdi Allah ini melanggar titah Tuhan dan mati mengenaskan.

Seringkali kita melakukan kesalahan yang sama dengan abdi Allah ini. Kita memang taat kepada Tuhan,tetapi bila ada seseorang yang kita kenal sebagai orang yang mengenal Tuhan dan bahkan hamba  Tuhan, kita langsung mengikuti apa yang dikatakannya hanya karena ia seorang hamba Tuhan. Padahal yang perlu dilakukan pada saat itu adalah menanyakan hal itu kepada Tuhan. Sebab Tuhan tidak memberikan Firman yang kontradiksi. Bila abdi Allah itu dititahkan oleh Tuhan untuk tidak makan dan minum, maka seharusnya ia tidak mempertanyakan atau melanggar titah Tuhan itu, walaupun yang meminta ia untuk makan dan minum itu hamba Tuhan juga. Bila memang berkontradiksi, maka kita perlu untuk kembali kepada Tuhan untuk mempertanyakannya dan bukan langsung menyetujuinya.

Jadi, marilah kita selalu bersandar kepada Tuhan dalam segala hal dan bila kita mendapatkan pesan-pesan yang berbeda-beda, biarlah kita kembali kepada Tuhan untuk meminta pewahyuan akan jalan yang Tuhan ingin kita tempuh. Sebab manusia masih dapat melakukan kesalahan tetapi bila Roh Kudus yang berbicara maka tidak ada kesalahan. Ingatlah bahwa Tuhan no. 1 di kehidupan kita dan bukan manusia, jadi apapun perintah Tuhan, itu adalah mutlak dan patut kita taati dengan setia sampai akhirnya dan tidak berhenti di tengah jalan.


English:

Bible Reading: 1Kings 13-14

If we look at the short story of the man of God who passed on the Word of God to Jeroboam, we can learn something from him. This man of God received a Word from the Lord to pass on to Jeroboam and also so that he would not eat nor drink and would go back through a different route. He did all this until there was a prophet who came to him and lied to him about coming to his house to eat and drink. As a consequence, this man of God died terribly.

Many times we do the same mistake as this man of God. We may be obedient to the Word of God, but if there is a person that we know as someone who know God personally and even a servant of God, we tend to immediately follow what that person says. While what we need to do at that moment is to raise the matter to the Lord and asks of Him. Because the Lord do not give Words that contradicts. If the man of God was commanded to not eat nor drink, then he shouldn't have to questioned or disobeyed the command of the Lord, even though the one who asks him to eat and drink is also a servant of God. If it is contradicting, then we should come back to the Lord and asks of Him and not to immediately agree.

So, let us always rely on the Lord in all things and if we receive different messages, let us come back to the Lord to ask of His revelation on the path He wants us to take. Because men can still make mistake but if the Holy Spirit speaks, then there is no mistake. Remember that the Lord is no.1 in our lives and not men, so whatever command that comes from the Lord, it is absolute and should be obeyed with faithfulness until the end.

Thursday, October 27, 2011

Mengakui Kelemahan-Kelemahan Kita | Admitting Our Weaknesses

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 11-12

Kita telah melihat betapa besarnya hikmat dan berkat yang Tuhan curahkan kepada Salomo, tetapi Salomo memiliki kelemahan terhadap wanita-wanita asing sehingga ia sampai memiliki 700 istri dan 300 gundik. Salomo lebih mengasihi wanita-wanita daripada Tuhan dan akibatnya, Salomo menjadi jauh daripada Tuhan dan bahkan sampai mempersembahkan korban bakaran kepada dewa-dewa isstri-istrinya. Dari awalnya Tuhan telah memperingatkan kepada Israel agar mereka tidak bergaul dengan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, sebab mereka akan membuat Israel jauh daripada Tuhan. Tetapi Salomo tidak taat akan Firman Tuhan dan ia memilih untuk menyenangkan hasratnya untuk para wanita-wanita itu dan akhirnya istri-istrinya mencondongkan hatinya untuk menjauh dari Tuhan.

Mari kita lihat kehidupan kita. Adakah hal yang kita sukai sedemikian rupa sehingga itu dapat menjadi kelemahan kita, yakni menjadi suatu hal yang dapat membawa kita menjauh dari Tuhan? Mungkin itu hobi seperti menonton filem/bioskop, main game, shopping, atau mungkin juga itu suatu hal yang kita kejar, seperti uang, wanita/pria, kekayaan, ketenaran. Apapun itu, tidaklah salah untuk kita memiliki suatu hobi atau kesukaan, tetapi bila kita lebih mementingkan hal itu daripada Tuhan, lebih mencintai hal itu daripada Tuhan, maka kita sudah terjerat akan hal-hal itu dan itu akan membawa kita jauh daripada Tuhan. Sama seperti Salomo yang jadi jauh dari Tuhan karena istri-istrinya, begitu juga kita bila kita lebih mengasihi suatu hal atau seseorang lebih daripada Tuhan, maka itu dapat membuat kita jauh dari Tuhan. Sebab bila kita mencintai sesuatu atau seseorang, maka kita akan lebih banyak meluangkan waktu melakukan hal itu atau dengan orang itu. Dan dengan begitu, secara otomatis, waktu yang kita luangkan untuk Tuhan akan makin sedikit karena kita ada prioritas yang lain.

Oleh sebab itu, marilah kita periksa hati kita. Adakah Tuhan di tempat no. 1 di hati kita? Adakah Tuhan yang kita cintai lebih dari hal-hal atau orang-orang di sekitar kita? Biarlah kita belajar untuk jujur kepada Tuhan, mengaku kelemahan kita dan meminta kekuatan daripada Tuhan, sebab bila kita memakai kekuatan kita, kita tidak akan sanggup, tetapi bila kita mengaku, berserah dan meminta kekuatan Tuhan, maka Tuhan yang akan berikan dan menguatkan kita. Terpujilah Tuhan Allah yang mengasihi dan menguatkan umat-Nya!


English:

Bible Reading: 1Kings 11-12

We have seen how great the wisdom and blessings that the Lord had poured out upon Solomon, but Solomon had a weakness against women that he had 700 wives and 300 concubines. Solomon loved these women more than the Lord and as a consequence, Solomon became distant with the Lord and he even sacrificed burnt offering to the idols that his wives worship. From the beginning the Lord had warned the Israelites to not intermarry with nations who do not believe in the Lord because they will turn Israelites hearts away from the Lord. But Solomon did not obey the Word of God and he chose to fulfill his desires for women and in the end his wives turned him away from the Lord.

Let us look at our lives. Are there things that we like/loved so much that it may become our weakness, that is something that turns us away from the Lord? Maybe its a hobby such as watching film/movie, playing games, shopping or maybe it is also something that we chase after such as money, women/men, wealth, fame. Whatever it is, it is not wrong for us to have a hobby or a desire, but if we put those things above the Lord, loving them more than the Lord, then we are bound  by them and they will turn us away from the Lord. Because if we love something or someone, we will spend more time with them or doing those things. And if it is so, automatically the time that we have for the Lord will diminish because we have other priorities.

Therefore, let us check our hearts. Is the Lord no. 1 in our hearts? Do we love the Lord more than other things or people around us? Let us learn to be honest to the Lord, admitting our weaknesses and ask for strength from the Lord, because if we use our own strength then we will not be able to, but if we admit, surrender and ask the strength of the Lord, then the Lord will give them and strengthen us. Blessed be the Lord God who loves and strengthens His people!

Wednesday, October 26, 2011

Hidup Untuk Memberkati & Untuk Kemuliaan Tuhan | Living To Bless & ForThe Glory Of The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 9-10

Salomo diberkati Tuhan dengan limpah secara harta dan juga secara hikmat. Dan karena hikmatnya dan harta yang dimilikinya, banyak orang yang datang membawa persembahan-persembahan kepada Salomo dan mereka semua yang datang mendengarkan hikmat Salomo dan mereka semua memuji Tuhan yang telah memberikan semua itu kepada Salomo. Pada saat itu, kehidupan Salomo menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dan bukan hanya untuk Israel dan menjadi kemuliaan bagi Tuhan. Sebab setiap orang yang datang kepadanya bukan hanya mendapatkan hikmat, tetapi juga mendapatkan suatu persembahan pula. Dan karena itu Tuhan makin memberkati Salomo sehingga ia menjadi raja yang terbesar di jaman itu.

Dari kehidupan Salomo pada saat itu, kita dapat belajar beberapa hal yang dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita bersama dengan Tuhan di dunia ini.
- Salomo memakai harta dan hikmatnya untuk memberkati bangsa-bangsa dan untuk kemuliaan Tuhan
- Salomo memberkati orang-orang yang datang kepadanya

Hal yang sama dapat kita aplikasikan, yakni kita dapat memakai harta dan talenta kita untuk memberkati orang-orang dan untuk kemuliaan Tuhan. Kita dapat memakai berkat jasmani dan rohani kita untuk membawa orang-orang mengenal siapa Tuhan itu melalui kehidupan kita. Dan juga Salomo memberkati orang-orang yang datang kepadanya untuk dilayani, sedangkan sering dari kita menantikan berkat dari orang yang kita layani. Marilah kita belajar untuk memberkati orang-orang dan tidak mengharapkan berkat dari manusia, sebab bila Tuhan berkenan, maka Tuhan yang akan memberikannya kepada kita. Jadi, biarlah kita pakai kehidupan kita ini untuk menceritakan kebesaran dan kemuliaan Tuhan dengan memakai segala hal yang jasmani dan rohani yang Tuhan telah berikan.


English:

Bible Reading: 1Kings 9-10

Solomon was blessed by the Lord abundantly in terms of wealth and also wisdom. And because of his wisdom and the wealth that he has, many people comes to bring offerings to Solomon and they all who came heard the wisdom of Solomon and they all praised the Lord who has given it all to Solomon. At that time, the life of Solomon became a blessing to nations and not only for the Israelites and for the glory of the Lord. Because everyone who came not only received his wisdom, but also an offering. And because of that the Lord kept on pouring out His blessing upon Solomon that he became the greatest king of that time.

From the life of Solomon at that time, we can learn a few things that we can apply to our lives with the Lord in this earth.
- Solomon used his wealth and wisdom to bless nations and for the glory of the Lord
- Solomon blessed those who comes to him

We can also apply the same thing, that is, we can also use our wealth and talents to bless others and for the glory of the Lord. We can use the physical and spiritual blessings to bring people to know who the Lord is through our lives. And also Solomon blessed those who comes to him to be served, while many times we expect a blessing from those whom we serve. Let us learn to bless others and not expect blessings from men, because if the Lord is willing, the He will give it to us. So, let us use our lives to tell of the greatness and the glory of the Lord by using all the physical and spiritual blessing that the Lord had given to us.

Tuesday, October 25, 2011

Kebun Anggur & Hasilnya | The Vineyard & Its Fruits

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 20

Seperti perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan tentang kebun anggur yang disewakan kepada penggarap-penggarap, begitu juga Tuhan memberikan kepada kita masing-masing sebuah kebun anggur, yakni kehidupan kita. Tuhan ingin agar hidup kita ini berbuah seperti kebun anggur, berbuah dengan limpah. Buah-buah ini termasuk berkat jasmani seperti uang, pekerjaan, bisnis, kesuksesan dan juga hal-hal seperti damai sejahtera, sukacita, karakter yang dibentuk oleh Tuhan, talenta-talenta, jiwa-jiwa baru untuk Tuhan. Bila Tuhan berikan kebun anggur kepada kita, maka Tuhan mempercayakan kepada kita masing-masing sebuah tanggung jawab untuk memeliharanya sehingga berbuah lebat. Oleh sebab itu marilah kita terus pelihara hidup kita sesuai dengan Firman Tuhan, ditaburi dengan Firman Tuhan, disirami setiap hari dengan Roh Kudus dan memotong bagian-bagian yang perlu dipotong, menggarap tanah yang perlu di garap dan sebagainya.

Tetapi tidak berhenti sampai di sana. Tuhan Yesus berlanjut dengan mengatakan bahwa ketika Ia meminta sebagian dari hasil yang kita dapatkan, kita tidak mau memberikannya kepada-Nya. Seringkali kita berlaku demikian. Berkat yang kita terima kita anggap milik kita sendiri dan kita tidak rela untuk memberikannya kepada Tuhan. Hal ini bukan hanya uang, atau talenta, tetapi juga termasuk anak yang Tuhan percayakan kepada kita, jiwa-jiwa yang Tuhan percayakan kepada kita, pelayanan-pelayanan, pekerjaan, bisnis dan sebagainya. Kita harus belajar untuk melepaskan dan mengerti bahwa apa yang kita miliki, itu semua dari Tuhan dan Tuhan yang percayakan kepada kita untuk sementara waktu. Bila sudah tiba waktunya untuk Tuhan meminta kembali atau ingin dilepaskan dari tangan kita, maka kita perlu rela untuk melepaskan. Jadi, mari kita lihat apa saja yang masih kita pegang erat-erat di dalam hidup kita ini. Bila Tuhan memintanya daripada kita, saat ini, hal-hal apa saja yang kita masih akan tidak rela melepaskan dan bahkan bernegosiasi dengan Tuhan? Biarlah kita ubah pikiran kita sehingga kita tidak menganggap bahwa itu hanya milik kita, tetapi ingatlah bahwa semuanya daripada Tuhan.

Jadi, biarlah kita perlihara kebun anggur, yakni, kehidupan kita ini dan segala hal-hal yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dan biarlah kita berikan hasilnya, yakni, bagian yang Tuhan inginkan, sebab kita hanyalah pekerja-pekerja-Nya.


English:

Bible Reading: Luke 20

Just like the parable that the Lord Jesus taught about the vineyard that was rented to farmers, the Lord also gave each one of us a vineyard, that is our lives. The Lord wants our lives to be fruitful like the vineyard, be fruitful in abundance. These fruits includes physical blessings such as money, work, business, successes and also things like peace, joy, character that is shaped by the Lord, talents, souls for the Lord. If the Lord gave to us a vineyard, the Lord is entrusting us with a responsibility to take care of it so it would bear much fruits. Therefore let us keep on taking care of our lives according to the Word of God, be sown by the Word of God, be watered by the Holy Spirit and trimming the parts that needs to be trimmed, working the soil that needs to be worked upon and etc.

But it did not stop there, the Lord Jesus continues by saying that when He asks for a part of the fruits that we obtained, we do not want to give it to Him. Many times we are like that. The blessings that we receive we took it as our own and we are not willing to give it to the Lord. These things are not only money and talents, but also includes our children that the Lord has entrusted to us, souls that the Lord has entrusted to us, ministries, work, businesses and others. We need to learn to let go and understand that what we have comes from the Lord and the Lord is entrusting it to us for a period of time. If the time comes for the Lord to ask it back of want to be release from our hands, then we need to be willing to let it go. So let us look at the things that we are still holding on tightly in our lives. If the Lord asks of us right now, what are the things that we still are not willing to let go and even negotiate with the Lord? Let us change our mindset so that we would not think that it is only ours, but remember that all of it comes from the Lord.

So, let us take care of the vineyard, that is, our lives and all the things that the Lord has entrusted to us and let us give its fruits, that is the parts that the Lord wants, because we are just His workers.

Monday, October 24, 2011

Berseru-Seru Kepada Tuhan Bagi Kemuliaan-Nya | Crying Out To The Lord For His Glory

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 8

Salomo berdoa kepada Tuhan setelah rumah Tuhan itu jadi. Salomo meminta kepada Tuhan agar Ia mendengarkan doa-doa dan seruan bangsa Israel maupun orang asing yang datang kepada rumah Tuhan atau yang berdoa menghadap rumah Tuhan, agar nama Tuhan dimuliakan di bumi. Apapun keadaannya, apapun yang dihadapi, Salomo meminta agar Tuhan mendengarkan dan menjawab doa-doa dan seruan orang-orang.

Tetapi pada jaman sekarang ini, tidak ada lagi rumah Tuhan yang Salomo bangun, yang ada hanyalah reruntuhan. Tetapi Tuhan Yesus Kristus telah mati untuk kita semua dan dengan kematian dan kebangkitan-Nya Ia menjadi Mediator dan Penyelamat kita. Oleh karena itu kita dapat menaikkan doa-doa dan seruan kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Sama seperti apa yang Salomo doakan, yakni apapun keadaan kita, apapun yang kita hadapi, bila kita datang kepada Tuhan dan berdoa, berseru kepada-Nya, maka Ia akan mendengarkan dan menjawab kita. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan ijinkan hal-hal yang kita alami terjadi agar kita mencari Tuhan seperti yang Salomo doakan. Dan juga semua itu agar melalui kehidupan kita yang bersandar dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dapat dimuliakan di atas bumi dan agar semua orang mengenal kebesaran dan kemuliaan-Nya.

Oleh karena itu, marilah kita tidak berhenti-hentinya berdoa dan berseru-seru kepada Tuhan dalam segala hal. Bukan hanya agar masalah kita terselesaikan, tetapi agar kita makin dekat dengan Tuhan dan agar melalui kehidupan kita kemuliaan-Nya terpancarkan.


English:

Bible Reading: 1Kings 8

Solomon prayed to the Lord after the house of the Lord was completed. Solomon asked the Lord so that He would hear the prayers and cries of Israelites and other nations who comes to the house of the Lord or who prays towards the house of the Lord, so that the name of the Lord be glorified on earth. Whatever the circumstances, whatever that they are facing, Solomon asks so that the Lord would hear and answer the prayers and cries of the people.

But nowadays, the house of the Lord is no more, what's left are only rubble. But the Lord Jesus Christ has died for us all and through His death and resurrection, He became our Mediator and Saviour. So, we can lift up our prayers and cries to the Lord Jesus Christ. Just like what Solomon prayed, that is, whatever our circumstances, whatever it is that we are facing, if we come tot he Lord and pray, cries out to Him, then He will listen and answers us. But remember that the Lord allowed the things we are facing to happen so that we would seek the Lord just as Solomon prayed. And all of that is also so that through our lives that relies and believes in the Lord Jesus Christ, the Lord may be glorified on earth and so that everyone may know His greatness and glory.

Therefore, let us not stop praying and crying out to the Lord in all things. Not only so that our problem is solved, but so that we would grow closer to the Lord and that through our lives His glory is reflected.

Sunday, October 23, 2011

Buang Kekhawatiran Kita | Throw Away Our Worries

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-raja 7

Dengan melihat dari barang-barang dan perkakas-perkakas istana Salomo dan rumah Tuhan, kita dapat melihat bahwa Salomo memiliki kekayaan yang luar biasa banyaknya. Dari kayu yang dipakainya, batu-batu yang dipakainya, dan juga semua perlengkapan rumah Tuhan yang terbuat dari emas murni, perak dan tembaga. Tuhan benar-benar menjaga Salomo dan memberikan kepadanya kemampuan untuk dapat membangun rumah Tuhan dan membangun kerajaan yang kokoh seperti yang Tuhan janjikan kepada Daud dan juga kepada Salomo. Tuhanlah yang mengirimkan orang-orang dan bahan-bahannya kepada Salomo.

Melihat semua itu, perlukah kita khawatir akan hidup kita bila kita memiliki iman yang penuh di dalam Tuhan Yesus Kristus? Bukankah Tuhan yang akan menjaga kehidupan dan keperluan kita untuk sehari-harinya dan juga untuk memenuhi panggilan, visi dan misi yang Ia telah berikan kepada kita? Marilah kita belajar untuk bersandar penuh kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan yang akan bertanggung jawab akan hal-hal yang Ia telah perintahkan kepada kita. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan akan memenuhi bila kita melakukan bagian kita dengan taat dan setia, yakni untuk kita mengikuti Firman Tuhan dengan setia, menghidupinya, merenungkannya siang dan malam dan juga beriman penuh. Jadi, biarlah kita buang segala kekhawatiran hidup, dan biarlah kita hidup dengan iman dalam kesetiaan dan ketaatan di dalam Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: 1Kings 7

By looking at the things of Solomon's palace and the house of the Lord, we can see that Solomon had great riches. From the wood that he uses, the stones and also all the things of the house of the Lord which are made form pure gold, silver, and bronze. The Lord really took care of Solomon and gave him the ability to be able to build the house of the Lord and to build a strong kingdom as the Lord promised David and Solomon. The Lord is the one who sends all the people and materials to Solomon.

Looking at all that, do we need to be worried over our lives if we have faith wholly in the Lord Jesus Christ? Is it not the Lord who will take care of our lives and needs everyday and also to fulfil the calling, vision and mission He gave to us? Let us learn to fully rely upon the Lord, believing that the Lord will be responsible upon the things He has commanded to us. But remember that the Lord will fulfill if we do our part faithfully and with obedience, that is to follow the Word of God faithfully, living in it, meditating it day and night and to have faith. So, let us throw away all our worries in life and let us live by faith in faithfulness and obedience in the Lord Jesus Christ.

Saturday, October 22, 2011

Tinggal Di Dalam Tuhan & Tuhan Di Dalam Kita | Abiding In The Lord & The Lord In Us.

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-raja 5-6

Tuhan sekali lagi datang kepada Salomo dan berkata bahwa jika ia hidup sesuai dengan ketetapan-ketetapan-Nya, melakukan peraturan-Nya, mengikuti perintah-Nya dan tidak nenyimpang dari Firman Tuhan, maka Tuhan akan selalu tinggal bersama-sama dengan Israel dan tidak akan pernah meninggalkannya, Ini jugalah yang Tuhan inginkan dari kita semua. Tuhan rindu agar kita berjalan sesuai dengan Firman Tuhan di setiap langkah kita, Ia rindu agar kita tinggal di dalam-Nya dan Firman-Nya dan Ia akan tinggal di dalam kita semua. Tuhan sedang menunggu agar kita mau hidup di dalam Dia, sehingga Ia dapat hidup di dalam kita.

Marilah kita periksa kehidupan kita setiap hari. Biarlah Firman Tuhan benar-benar menjadi cermin yang menunjukkan kepada kita hal-hal yang masih perlu kita buang, kita ubah, kita perbaiki dan menunjukkan kepada kita sikap hati, dan kehidupan yang Tuhan inginkan. Biarlah kita makin dikikis dan diubah sehingga apa yang tinggal adalah Firman Tuhan dan kasih Tuhan di dalam hidup kita. Dengan begitu maka kita tinggal di dalam Dia dan Dia akan tinggal di dalam kita. Jadi, marilah kita datang kepada-Nya dan marilah kita buang segala yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan dan kenakanlah Firman Tuhan sebagai kehidupan kita.


English:

Bible Reading: 1Kings 5-6

The Lord once again came to Solomon and said that if he lives according to His statutes, doing His laws, following His commandments and not turning left or right fro, His Word, then the Lord will always dwell in Israel and will not leave them. This is also what the Lord wants from all of us. The Lord longs for us to walk according to the Word of God in our every step. He longs for us to abide and live in Him and His Words and He will dwell in all of us.

Let us check our lives everyday. Let the Word of God really become a mirror that shows us the things that we still need to throw away, change, fix and showing us a heart attitude and life that the Lord wants for us. Let us be shaped and changed so that what's left is the Word of God and His love in our lives. That way, we abide in Him and He will abide in us. So, let us come to Him and let us throw away all that is not according to the Word of God and put on His Words as our lives.

Friday, October 21, 2011

Bertanggung Jawab Kepada Tuhan | Accountable To The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 19

Seperti perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan, yakni akan seorang bangsawan yang memberikan sepuluh mina kepada sepuluh hambanya, begitu juga Tuhan berikan kepada kita masing-masing sebuah talenta atau tugas yang Tuhan telah percayakan kepada kita untuk kita bertanggung jawab atasnya. Tetapi Tuhan tidak berikan kepada kita hanya untuk kita simpan atau hanya untuk dipajang, tetapi Tuhan berikan kepada kita agar kita memakainya untuk menghasilkan untung yang lebih banyak lagi, yakni, Tuhan ingin agar kita berbuah.

Misalnya, Tuhan telah berikan keselamatan kepada kita dan kita telah menerimanya dengan iman. Seperti hati Tuhan yang berkata bahwa Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang dan seperti Firman-Nya untuk kita pergi dan jadikan semua bangsa murid-Nya(Matius 28:18-20), begitu juga Tuhan ingin agar keselamatan yang Ia telah berikan kepada kita, dipakai untuk menghasilkan lebih banyak lagi orang yang diselamatkan. Tuhan ingin agar kita berbuah dan dari satu mina, kita dapat menghasilkan beberapa mina lagi. Tuhan ingin agar kita bertanggung jawab akan apa yang Tuhan telah berikan kepada kita sehingga itu berbuah dan tidak hanya disimpan. Jadi, marilah kita bertanggung jawab kepada Tuhan akan apa yang Ia telah percayakan kepada kita. Baik dalam hal keselamatan, talenta, berkat, dan sebagainya, biarlah kita berbuah bagi Tuhan.


English:

Bible Reading: Luke 19

Just like the parable that the Lord Jesus gave, that is about a man of noble birth who gave ten minas to his ten servants, the Lord also gave to each and every one of us a talent or a duty that the Lord had entrusted us with for us to be accountable for. But the Lord did not give us so that we could just keep it or display it, but the Lord gave it to us so that we can use it to produce more, in essence the Lord wants us to be fruitful.

For example, the Lord had given to us salvation and we all have received it by faith. Just like the heart of the Lord who says that He comes to seek and save the lost and just like His Word that tells us to go and make the nations His disciples (Matthew 28:18-20), the Lord wants so that the salvation that He has given to us can be used to produce more people who are saved. The Lord wants us to be fruitful and from one mina we can produce more. The Lord wants us to be accountable upon what the Lord had given to us so that it would be fruitful and not just being kept. So, let us be accountable tot he Lord upon what He has entrusted us with. May it be in terms of salvation, talents, blessings etc, let us be fruitful for the Lord.

Thursday, October 20, 2011

Meminta Apa Yang Tuhan Kehendaki | Asking For What The Lord Willed

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-raja 3-4

Tuhan berkata kepada Salomo, "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." Dan Salomo meminta hikmat untuk dapat menjalan panggilannya dalam menjalankan hukum dan memerintah atas Israel, dan Tuhan memberikan kepada Salomo hikmat yang luar biasa. Bahkan Tuhan langsung menunjukkan kuasanya dengan membiarkan dua orang ibu yang bertengkar akan anak siapakah yang masih hidup itu. Sungguh Tuhan itu besar dan penuh kasih karunia-Nya cukup bagi kita. Tuhan bukan hanya berkata bahwa Ia akan berikan apa yang Salomo minta, tetapi Ia langsung buktikan agar Salomo diteguhkan akan janji Tuhan dan akhirnya kita tahu bahwa tidak ada raja yang memiliki hikmat sebesar Salomo.

Tetapi mari kita lihat lebih dalam lagi akan apa yang Tuhan katakan kepada Salomo, yakni, "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.". Di sini, Tuhan tidak berkata kepada Salomo untuk meminta apapun, maka akan diberikan. Tetapi ada sesuatu yang Tuhan telah siapkan bagi Salomo dan Tuhan ingin agar Salomo meminta hal itu, yakni meminta kehendak Tuhan, isi hati Tuhan yang memang sudah disediakan bagi Salomo. Tuhan ingin agar Salomo meminta akan apa yang ada di hati-Nya untuk Salomo agar ia dapat menyelesaikan panggilan yang Tuhan berikan. Marilah kita juga meminta hal yang sama, yaitu apa yang Tuhan telah siapkan dan hendak berikan kepada kita. Kita tahu bahwa Tuhan telah menyiapkan segalanya yang kita perlukan untuk kita, kita hanya perlu meminta dengan iman kepada Tuhan dan dalam waktu-Nya yang tepat, Ia akan berikan. Tetapi bila kita tidak mengenal Tuhan dan tidak mengenal panggilan dan rencana-Nya untuk kita, maka yang kita minta dari Tuhan hanyalah apa yang kita kehendaki dan bukan apa yang Tuhan kehendaki. Oleh sebab itu, marilah kita terus bangun hubungan yang erat dengan Tuhan agar kita mengenal panggilan dan kehendak-Nya bagi kita sehingga kita dapat meminta apa yang hendak Ia berikan kepada kita dan bukan apa yang kita kehendaki.


English:

Bible Reading: 1Kings 3-4

The Lord said to Solomon, " Ask what I shall give you" (ASV). And Solomon ask for wisdom to be able to fulfill his calling in executing law and judging Israel and the Lord gave Solomon a great wisdom. The Lord even went and proved it by letting two women who are arguing about who's baby is the one who is still alive. Truly the Lord is great and His grace is enough. The Lord not only says that He will give what Solomon asks for, but He also proved it straight away so that Solomon is strengthen upon His promises and in the end we know that there is no other king who has the kind of wisdom that he had.

But let us look closely upon what the Lord said to Solomon, that is, "Ask what I shall give you". Here, the Lord did not say to Solomon to ask for whatever he wants and that the Lord will give it to him. But there is something that the Lord had prepared for Solomon and the Lord wanted Solomon to ask for that thing, that is to ask for the Lord's will, His heart that has been prepared for Solomon. The Lord wants Solomon to ask for what He has in His heart for Solomon so that he may fulfill the calling the Lord had given to him. Let us also ask for the same thing, that is what the Lord had prepared and wants to give to us. We know that the Lord had prepared everything that we need for us, we only have to ask with faith and in due time He will give it. But if we do not know the Lord and do not know His plans and calling for us, then what we ask for is what we want and not what the Lord wills. Therefore, let us keep on building an intimate relationship with the Lord so that we would know His calling and Will for us so that we would ask for what He will give to us and not what we want.

Wednesday, October 19, 2011

Kesempatan-Kesempatan Dari Tuhan | Opportunities From The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-raja 2

Raja Daud berpesan kepada Salomo tentang orang-orang yang masih belum menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatan jahat yang mereka lakukan. Dan mengenai orang-orang ini, Tuhan membukakan kesempatan-kesempatan agar Salomo dapat memenuhi janjinya kepada Daud ayahnya dan agar orang-orang ini mendapatkan hukuman yang seharusnya oleh karena perbuatan mereka yang jahat. Tetapi bukan hanya itu saja, dengan begitu, Tuhan juga mengokohkan kerajaan Salomo karena orang-orang yang jahat dan yang dapat merusak kerajaan telah dibuang dari kehidupan Salomo.

Yang dapat kita pelajari dari Salomo di sini adalah bahwa ia mendengarkan perintah ayahnya dan juga ia terbuka akan kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan untuk melaksanakan perintah-perintah ayahnya. Sekarang, mungkin kita tidak dapat menghukum orang karena memang hukuman ada di tangan Tuhan, tetapi kita masih dapat belajar untuk melihat dan meresponi kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita. Mungkin kesempatan-kesempatan itu untuk membawa kita naik di dalam pekerjaan atau bisnis kita, atau juga kesempatan untuk membagikan Injil keselamatan atau juga untuk bersaksi kepada teman-teman dan orang-orang di sekitar kita. Marilah kita bukan mata kita, jasmani dan rohani dan meminta agar Roh Kudus memimpin kita sehingga kita tidak ketinggalan akan kesempatan-kesempatan yang Tuhan telah berikan kepada kita untuk mengalami kebesaran Tuhan lebih lagi di dalam hidup kita.


English:

Bible Reading: 1Kings 2

King David gave Solomon a command regarding the people who have not yet received their punishment according to their wicked deeds. And with regard to these people, the Lord opens up opportunities for Solomon to fulfill his promises to David, his father and so that these people would receive their punishment due to their wicked deeds. But not only that, the Lord also strengthen Solomon's reign by getting rid of all the people who can ruin and wreck the kingdom under Solomon's reign.

What we can learn from Solomon here is that he listens to his father's command and also he is open to the opportunities that the Lord gave to him to fulfill the commands of his father. Now, maybe we do not punish people because punishment belongs to the Lord, but we can still learn to see and respond to opportunities that the Lord gave to us. Maybe they are opportunities to bring us up in our work or business, or may be opportunities to share the gospel of salvation or to testify our friends the people around us. Let us open our physical and spiritual eyes and ask the Holy Spirit to guide us so that we would not miss the opportunities that the Lord had given to us to experience more of His greatness in our lives.

Tuesday, October 18, 2011

Yang Meninggikan Diri Akan Direndahkan | Those Who Boasts Of Himself Will Be Humbled

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 1

Adonia, yang adalah anak tertua dari Daud karena Absalom telah mati. Secara umur, tentunya Adonialah yang seharusnya menjadi raja setelah Daud. Tetapi Daud belum berkata apa-apa kepada orang banyak tentang siapa yang akan menjadi raja menggantikannya. Sedangkan Adonia ini meninggikan dirinya dan menginginkan tahta untuk dirinya sendiri sehingga ia menyembelih  lembu-lembu tambun dan mengadakan pesta untuk kenaikannya menjadi raja. Ia membuat-buat sendiri akan kenaikannya tanpa ada persetujuan raja dan para penasihatnya ataupun imam dan nabi yang dekat dengan raja Daud. Dan akhirnya ia sendiri dipermalukan oleh karena ia telah meninggikan dirinya sendiri.

Betullah Firman Tuhan yang mengatakan bahwa mereka yang meninggikan diri akan direndahkan oleh Tuhan. Marilah kita belajar dari Adonia ini agar kita tidak menjadi sombong ataupun meninggikan diri kita sendiri di hadapan orang banyak. Tetapi biarlah kita seperti Salomo yang tetap tenang samapi waktunya tiba untuk Tuhan sendiri yang mengangkat dirinya menjadi raja. Mari kita buang segala harga diri yang tinggi, gengsi, kesombongan dan tinggi hati yang masih ada di dalam hati dan hidup kita dalam segala aspek kehidupan kita. Sehingga kita benar-benar mengecil sehingga Tuhan yang ditinggikan dan bertahta atas hidup kita.


English:

Bible Reading: 1Kings 1

Adonijah is the oldest son of David because Absalom is dead. By age, of course Adonijah is next in line for kingship after David. But David has no said anything to his people about who will become king after him. While Adonijah lifted himself up and wanted the throne for himself that he went and sacrificed fattened calves to have a celebration of his rise as king. He created those himself without the agreement from the king and his advisors or priest or prophets who are close to king David. And in the end, he is made humbled because he has lifted himself up.

The Word of God is true that said that those who boasts of himself will be humbled by the Lord. Let us learn form Adonijah so that we would not boasts of ourselves or lift our selves up above others. But let us learn to be like Solomon who stayed calm until it is time for the Lord to lift him up as king. Let us throw away all pride, boastfulness in our hearts and lives in all aspects. So that we would really become small and the Lord be lifted high and reign in our lives.

Monday, October 17, 2011

Tidak Jemu-Jemunya Berdoa | Never Give Up Praying

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 18

Tuhan ajarkan kepada kita agar kita tidak berhenti berdoa kepada-Nya. Dalam hal apapun yang kita doakan, biarlah kita tekun, taat dan setia dalam terus berdoa dan menantikan jawaban Tuhan. Bukan hanya itu saja, tetapi terkadang seperti orang yang buta, kita perlu untuk menerobos orang banyak yang menghalangi dia untuk bertemu dan mendapatkan jawaban dari Yesus. Mungkin kita telah berdoa untuk suatu hal selama satu bulan, atau mungkin 6 bulan, atau satu tahun, bahkan mungkin sampai belasan atau puluhan tahun. Yesus ajarkan agar kita tidak berhenti berdoa. Sebab mungkin saja memang belum waktunya dan mungkin saja ketika kita berhenti berdoa, sebenarnya besoklah waktu yang telah ditentukan Tuhan untuk jawaban dari doa kita, oleh sebab itu janganlah kita jemu-jemunya berdoa dengan tekun kepada Tuhan.

Jadi, marilah kita latih iman, kepercayaan, ketekunan dan kesetiaan kita kepada Tuhan dengan tidak jemu-jemunya berdoa. Ingatlah bahwa waktu Tuhan bukan waktu kita, rencana Tuhan bukan rencana kita. dan tentunya waktu dan rencana Tuhanlah yang jauh leibh baik, oleh sebab itu biarlah kita menunggu akan waktu dan rencana Tuhan terjadi di dalam kehidupan kita dengan tidak jemu-jemunya berdoa.


English:

Bible Reading: Luke 18

The Lord teaches us so that we would not stop praying to Him. In all things what we pray for, let us persevere, obedient and faithful in always praying and waiting upon the Lord's answers. Not only that, but many times, like the blind man, we need to break through the crowd who are hindering us to meet and get answer to our prayers from Jesus. Maybe we have prayed for one thing for one month, or maybe 6 months, or maybe 1 year or even more. Jesus teaches us so that we would not stop praying. Because maybe it is not time yet and maybe when we stop praying, it turned out that tomorrow is the appointed day that the Lord answers our prayers, therefore do not give up praying with perseverance to the Lord.

So, let us train our faith, belief, perseverance and faithfulness to the Lord by not giving up in praying. Remember, the Lord's time and not our time, the Lord's plan and not our plan and of course the Lord's time and plan is far better, therefore let us wait upon the Lord's time and plan to be done in our lives by never giving up in praying.

Sunday, October 16, 2011

Bertobat & Lakukan Kehendak Tuhan | Repent & Do The Lord's Will

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 23-24

Ketika Daud berdosa kepada Tuhan karena ia menjadi sombong dan ingin menghitung seberapa besar kekuatan yang dimiliki orang Israel di bawah kuasanya, Daud sungguh-sungguh bertobat dan Tuhan memberikan pilihan kepada Daud akan hukuman yang Tuhan akan lakukan. Daud memilih agar tangan Tuhan yang menimpa mereka daripada tangan orang lain dan alhasil, banyak dari orang Israel yang mati, tetapi Tuhanpun tidak tahan meihat umat-Nya mati sehingga Ia menyuruh malaikat berhenti. Lalu Daudpun melihat apa yang telah menimpa Israel dan ia pun sadar bahwa mereka tidak bersalah melainkan ia sendiri yang bersalah, maka Daudpun sekali lagi di sadarkan dan bertobat. Dan Tuhan juga memberikan jawaban kepada Daud akan bagaimana ia dapat menghentikan malapetaka itu. Sungguh Tuhan kita itu, Tuhan yang berbicara kepada kita dan juga memberikan kepada kita jalan keluar ketika kita dengan sungguh-sungguh bertobat, agar kita dapat kembali ke jalan yang benar.

Oleh sebab itu, marilah kita sungguh-sungguh bertobat dari segala kesalahan, dosa dan hal-hal buruk yang kita lakukan dan yang telah disadarkan oleh Roh Kudus. Dan biarlah juga kita mencari Tuhan untuk mengetahui aoa bagian kita sehingga kita dapat terus berjalan di jalan yang benar, yang menyenangkan hati Tuhan. Kita tahu bahwa Tuhan mendengar dan menjawab, maka dari itu, biarlah kita sungguh-sunguh bertobat, mencari kehendak-Nya dan jalan-Nya sehingga kita berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Dan tentunya, seperti Daud yang membayar ladang untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan, ada harga yang harus kita bayar untuk mengikuti kehendak Tuhan. Terpiujilah Tuhan yang mendengar dan menjawab doa-doa kita!


English:

Bible Reading: 2Samuel 23-24

When David sinned against the Lord because he became proud and want to count on the amount of power he has under him, David repented and the Lord gave him choices on his punishment. David chose so that they would fall under His hands and not others and the result is many Israelites died, but the Lord could not stand it and told the angel to stop. Then David saw what happened to Israelites and realised that they were not wrong but it was him who was wrong, so David was made to realise his mistake and repented again. And the Lord also gave an answer to David on how he can stop that plague. Our Lord truly is the Lord who speaks to us and gives us a way our when we really repent, so that we would come back to the righteous path.

Therefore, let us repent with our whole heart from all iniquities, sins and all bad things that we do and made to realise it through the Holy Spirit. Let us seek the Lord to know our part so that we may keep on walking in the righteous path and pleasing the Lord. we know that the Lord hears and answers, therefore, let us repent with our whole heart, seek His will and Path so that we would walk according to His will. And of course, just like David who paid for the field to offer up burnt offerings to the Lord, there is a price that we have to pay to follow His will. Blessed be the Lord who hears and answers our prayers!

Saturday, October 15, 2011

Kesaksian Hidup | Life Testimony

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 21-22

Daud telah merasakan betapa luar biasanya pimpinan, penjagaan, penyertaan, kuasa dan kasih Tuhan di sepanjang hidupnya. Dan ia menceritakannya kepada orang banyak dalam ucapan syukur dengan menyanyikannya. Di dalam nyanyian itu kita dapat melihat betapa bersyukurnya Daud kepada Tuhan. Kita juga dapat melihat betapa luar biasanya pengalaman yang Daud miliki bersama dengan Tuhan dan itu menunjukkan bahwa Tuhan itu nyata. Singkatnya, Daud menjadi saksi bagi Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya untuk Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita penuh dengan ucapan syukur karena apa yang telah kita alami dengan Tuhan dan karena apa yang telah dijanjikan-Nya dan pengorbanan-Nya? Apakah kita memceritakan kepada orang banyak akan apa yang telah kita alami bersama dengan Tuhan? Adakah kita bersaksi bagi Tuhan akan kebesaran, kemuliaan, kuasa dan kasih-Nya terhadap kita? Marilah kita belajar seperti Daud yang bersaksi kepada orang banyak dengan ucapan syukur. Biarlah hidup kita menjadi saksi bahwa Tuhan itu nyata dan hidup, sehingga orang-orang di sekitar kita dapat mengenal Tuhan dan mencari Tuhan. Marilah kita bersaksi melalui kehidupan kita untuk kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: 2Samuel 21-22

David had experiences how amazing the leadership, guidance, protection, power and love of the Lord throughout his life. And he testified about this to many people in thanksgiving by singing it. In the song, we can see how grateful David is to the Lord. We can also see how amazing is his experience with the Lord and it shows that the Lord is real. In short, David became a witness to Israelites and other nations for the Lord.

What about us? Are we full of thanksgiving because of what have experience with the Lord and because of what He has promised and His sacrifice? Do we tell others of what we have experienced with the Lord? Do we testify for the Lord of His greatness, glory, power and love? Let us learn to be like David who testifies to many people with thanksgiving. Let our lives be a living testimony that the Lord is real and alive, so that people around us may know the Lord and start seeking the Lord. Let us testifies through our lives for the glory of the Lord Jesus Christ.

Friday, October 14, 2011

Di Saat Bersedih | When We Are Sad

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 19-20

Walaupun Daud penuh dengan kasih dan pengampunan karena ia masih dapat menangisi anaknya Absalom yang ingin membunuh dia, tetapi tindak lakunya sebagai raja dalam meratapi Absalom, membuat orang-orang yang mengikutinya menjadi merasa kecil dan bersalah. Sebab orang-orang yang mengikutinya pergi untuk membela rajanya dan agar rajanya dapat kembali bertahta, tetapi justru ketika mereka memenangkan peperangan, raja malah berkabung. Sehingga para pengikut Daud kembali seperti tentara yang malu karena lari. Oleh karena kesedihannya Daud lupa akan tanggung jawab dan panggilan yang Tuhan telah berikan kepadanya sebaga raja yang memimpin rakyat.

Terkadang kita dapat seperti Daud yang terliputi oleh kesedihan sehingga kita tidak perduli akan orang-orang yang ada disekitar kita. Kita mungkin tidak sadar bahwa itu mempengaruhi orang-orang yang disekitar kita dan bahkan dapat membawa mereka turun dalam iman. Tetapi untuk itulah Tuhan menaruh orang-orang seperti Yoab di samping Daud dan di samping kita. Tuhan menaruh orang-orang yang berani menegur kita sehingga kita dapat melakukan hal yang benar walaupun kita dilingkupi kesedihan.

Marilah kita belajar agar kita tidak melupakan tanggung jawab dan panggilan kita, karena kesedihan kita. Jangan sampai emosi dan kesedihan kita memberikan pengaruh yang negatif kepada orang-orang di sekitar kita. Biarlah kita datang kepada Tuhan dengan kesedihan kita dan biarlah kita serahkan kepada Tuhan dan meminta Tuhan pengertian, sukacita dan damai. Dan bila ada yang menegur kita seperti Yoab menegur Daud, biarlah kita menerima dan jangan ditolak, sebab mungkin memang Tuhan memakai orang itu untuk menegur kita. Terpujilah Tuhan yang menjaga umat-Nya.


English:

Bible Reading: 2Samuel 19-20

Even though David is full of love and forgiveness because he can still mourn for his sone Absalom who tried to kill him, but his actions as a king when he mourns for Absalom made the people who follows him felt small and have done something wrong. Because these people went to defend their king so that their king can get his throne back, but when they won the battle, their king was not rejoicing,but was mourning. This made the people to comes back like a defeated army. Because of his sadness, David forgot of his responsibility and calling that the Lord had given to him as king over the people.

Some times we are like David who is shrouded by sadness that we do not care of our surroundings. We also do not realise that it is affecting the people around us and it can even bring their faith down. But that is why the Lord put people like Joab next to David and us. The Lord had put people who dares to rebuke us so that we would do the right thing even though we are shrouded by sadness.

Let us learn so that we would not forget our responsibility and calling, because of our sadness. Do not let our emotion and sadness gives a negative impact to the people around us. Let us come to the Lord with our sadness, and let us surrender it to the Lord and ask for understanding, joy and peace. And if there are people who rebukes us like Joab rebukes David, let us receive it and do not reject it, because maybe the Lord is using that person to correct us. Blessed be the Lord who takes care of His people.

Thursday, October 13, 2011

Tambahkan Iman Kami | Increase Our Faith

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 17

Tuhan mengajarkan kepada rasul-rasul untuk mengampuni orang yang bersalah kepada mereka bahkan jika sampai tujuh kali dalam sehari. Dan para rasul meresponi Firman Tuhan Yesus itu dengan meminta agar iman mereka ditambahkan. Sebab tanpa iman kita tidak akan dapat mengampuni. Tanpa iman, kita tidak akan memiliki kasih Tuhan. Tanpa iman, kita tidak akan percaya bahwa Tuhan itu ada dan bahwa Tuhan itu Lasih. Tanpa iman, kita tidak akan dapat melihat bahwa orang yang bersalah kepada kita telah berubah. Oleh karena itu para rasul meminta agar iman ditambahkan kepada mereka.

Marilah kita juga terus meminta agar Roh Kudus menambahkan iman di dalam kehidupan kita. Dan marilah kita bersiap-siap, sebab iman hanya akan tumbuh bila kita terus menerus melatihnya dan memakainya setiap hari. Jadi, bila kita meminta agar iman kita ditambahkan, janganlah kita menggerutu ketika kita menghadapi masalah atau tantangan, sebab melalui masalah dan tantangan, iman dan lepercayaan, serta penyerahan kita kepada Tuhan dilatih dan diuji. Oleh karena itu, marilah kita terus hidup di dalam Firman, mempercakapkan Firman dan mendengarkan Firman agar iman kita terus bertumbuh dan biarlah kita meminta pimpinan Roh Kudus untuk membukakan pewahyuan dan pengertian akan Firman sehingga kita dapat terapkan dalam kehidupan kita untuk iman kita makin bertumbuh. Terpujilah Tuhan Guru kita yang Besar!


English:

Bible Reading: Luke 17

The Lord taught the apostles to forgive others who have wronged them and even if they do it seven times a day. And the apostles responded to the teaching of the Lord Jesus by asking so that their faith may be increased. Because without faith we can never forgive. Without faith, we would not have the love of God. Without faith, we would not believe that there is a God and that He is Love. Without faith we will not be able to see that the people who wronged us have changed. That is why the apostles asked for their faith be increased.

Let us also keep on asking the Holy Spirit to increase our faith in our lives. And let us be ready, because faith only grows if we keep on using it and training it everyday. So, if we ask for our faith to be increased, do not grumble or complain when we face troubles or challenges, because through troubles and challenges, our faith, belief and surrender to the Lord are tested and trained. Therefore, let us always live in the Word, speak it and listen to the Word, so that our faith may increase and let us ask the Holy Spirit to guide us, to opened up revelation and understanding of the Word so that we may apply it in our lives for our faith to grow. Blessed be the Lord our Great Teacher!

Wednesday, October 12, 2011

Hati Yang Penuh Kasih | A Heart Full Of Love

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 17-18

Salah satu sifat dan sikap hati Daud yang dapat kita pelajari dan yang tidak ada di dalam raja sebelumnya, yakni raja Saul adalah hati yang mengampuni dan penuh dengan kasih. Daud yang telah dikhianati oleh anaknya sendiri, dan bahkan sampai dikejar dan mau dibunuh oleh anaknya sendiri tidak membenci, tidak ada kepahitan dan tidak menyimpan dendam terhadap anaknya Absalom itu. Tetapi justru ia mengasihi dan mengampuni anaknya itu. Sungguh luar biasa sikap hati Daud yang rela mengampuni dan penuh dengan kasih. Tentunya ini hanya bisa didapatkan karena hidupnya yang dekat dengan Tuhan dan yang telah mengalami kasih Tuhan yang sempurna.

Bagaimana dengan kita? Seberapa sering kita menjadi benci, dendam dan menyimpan kepahitan di dalam hati kita oleh karena hal-hal kecil? Bila dibandingkan dengan Daud, yang dikhianati, dikejar, dipermalukan dan juga mau dibunuh, apalah artinya hal-hal yang kita alami? Biarlah kita buang segala kepahitan, dendam, benci, dan sikap tidak mau mengampuni bila memang kita masih ada. Biarlah kita belajar seperti Daud yang dekat dengan Allah sehingga ia memiliki kasih dan kekuatan untuk memiliki sikap hati yang murni dan mau mengampuni. Terpujilah Tuhan Yesus Kristus yang adalah Kasih!


English:

Bible Reading: 2Samuel 17-18

One of the attitude of David which we can learn and is not in the previous king, who is Saul, is a heart that is willing to forgive and full of love. David who was betrayed by his son, and was chased to be killed by his own son, did not hate, nor is thee any bitterness and there is no vengeance towards his son, Absalom. But he loved and forgave his son. How amazing is David's heart attitude who is willing to forgive and full of love. Of course, this can only be obtained because he lives close with the Lord and have experienced the perfect love of the Lord.

What about us? How many times do we hate, have vengeance, and bitterness in our hearts because of small things? If we compare with David, who was betrayed, made ashamed, chased, and wanted to be killed, what we face is nothing. Let us throw away all bitterness, vengeance, hate and the heart that is not willing to forgive. Let us learn to be like David who is close to the Lord that he has love and strength to have a pure heart and is willing to forgive. Blessed be the Lord Jesus Christ who is Love!

Tuesday, October 11, 2011

Uang vs Tuhan | Money vs God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 16

Tuhan Yesus mengajarkan kepada orang banyak agar mereka tidak menjadi hamba uang, tetapi justru Tuhan ajarkan agar uang yang menjadi hamba mereka. Tuhan membiarkan adanya uang di dunia bukan untuk mengikat kita, tetapi agar kita dapat mempergunakannya untuk menjalankan hidup dan untuk menjalin persahabatan. Jadi, bukan kita yang menjadi hamba uang, tetapi uang yang menjadi hamba kita. Lebih lagi, Tuhan mengajarkan agar kita setia terhadap hal-hal yang kecil dan terutama kepada soal uang, sebab jika kita tidak setia soal uang, maka kita tidak akan dapat setia soal kerajaan Allah.

Tuhan Yesus tahu bahwa banyak orang yang terikat oleh uang dan karena itu Ia menegur dan mengajarkan kita soal uang. Maka dari itu, marilah kita periksa hati dan kehidupan kita. Apakah kita terikat akan uang dan kita menjadi hamba uang, ataukah kita yang mempergunakan uang dan uang yang menjadi hamba kita? Apakah kita setia dalam hal uang? Yakni, apakah kita jujur dalam menangani uang? Apakah kita setia dalam memberikan perpuluhan, pesembahan sulung dan sebagainya? Apakah kita rela memberikan segalanya bila Tuhan memintanya? Bila kita tidak rela, maka kita masih menjadi hamba uang, dan kita menyembah mamon. Sedangkan Tuhan ajarkan bahwa kita tidak dapat menyembah dua tuan. Bila kita menyembah mamon, maka kita tidak menyembah Tuhan dan sebaliknya. Oleh karena itu, marilah kita setia akan hal uang, jadikan uang hamba kita dan bukan tuan kita dan biarlah Tuhan yang menjadi Tuan atas hidup kita. Sembahlah Tuhan Yesus Krsitus dan bukan yang lain-lainnya.


English:

Bible Reading: Luke 16

The Lord Jesus taught the crowd so that they would not be a slave to money, but the Lord taught them to make money their slave. The Lord let money be in this world, not so that we would be bound by it, but so that we may use it to live and to make friends. So it is not us who becomes the slave of money, but it is money that becomes our slave. Moreover, the Lord taught us to be faithful in little things, especially about money, because if we are not faithful about money, how can we be faithful about the kingdom of God?

The Lord Jesus knows that many people are bound by money and because of that He rebukes and teaches us about money. Therefore, let us check our hearts and lives. Are we bound by money and becomes the slave of money, or do we use money and money is our slave? Are we faithful with regard to money? That is, are we honest when we handle money? Are we faithful in giving tithes, first fruit offering and others? Are we willing to give all of it if the Lord asks? If we are not willing, then we are still slave to money and we are worshiping mammon. The Lord teaches us that we cannot worship two gods. If we worship mammon, then we do not worship the Lord and vice versa. Therefore, let us be faithful with regard to money, make money our slave and not our god and let the Lord be our God over our lives. Worship the Lord Jesus Christ and not others.

Monday, October 10, 2011

Akibat Dosa | Consequences of Sin

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 15-16

Absalom mencuri hati Israel dan menjadi raja dengan cara yang licik serta mempermalukan Daud dengan cara menghampiri gundik-gundik Daud di depan Israel dan Daud melarikan diri dari Absalom. Bila kita ingat akan pasal-pasal sebelumnya, ketika Daud berdosa dengan menghampiri Batsyeba yang bukan istrinya saat itu, Tuhan menjatuhkan hukuman atas Daud melalui nabi Natan. Dan inilah yang harus dlewati oleh Daud karena dosanya yang dilakukannya itu.

Mungkin ada kejadian yang buruk yang terjadi di dalam kehidupan kita, atau suatu kemalangan yang muncul. Ada beberapa alasan mengapa hal itu terjadi. Salah satunya adalah karena akibat dari perbuatan dosa kita. Jadi, biarlah kita selalu memeriksa hati dan kehidupan kita setiap saat sebab bila memang semua itu dikarenakan oleh dosa yang kita perbuat, maka biarlah kita berdoa meminta petunjuk Roh Kudus untuk kita bertobat dan dapat melewatinya. Sebab mudah untuk kita menyalahkan iblis, sedangkan seirngkali itu akibat dari dosa-dosa kita. Marilah kita juga belajar seperti Daud yang tetap bersandar kepada Tuhan dan berserah kepada-Nya walaupun keadaannya sulit. Daud tetap rendah hati dan tahu bahwa hidup matinya ada di tangan Tuhan dan bila Tuhan memang menghendaki, maka Tuhan yang akan jadikan apapun itu. Daud hanya dapat berserah karena Tuhanlah yang empunya hidup. Jadi, mari kita bersandar kepada Tuhan apapun situasi dan kondisi kita dan tetaplah miliki kerendahan hati dan mau diubah seperti Daud.


English:

Bible Reading: 2Samuel 15-16

Absalom stole the heart of the people of Israel and became king shrewdly and he also made David ashamed by sleeping with David's concubines in front of Israel and David ran away from Absalom. If we remember in the previous chapters, when David sinned by sleeping with Bathsheba who was not his wife at that time, the Lord sent down punishment upon David through the prophet Nathan. And this is what David has to go through because of his sins.

Maybe there are bad things happening in our lives, or a disaster. There are a few reasons why it happened. One of then is because it is the consequences of our sins. So, let us always check our hearts and lives every time because if it is because of our sins, then let us pray for the guidance of the Holy Spirit for us to repent and to go through it. Because it is easy to blame it all on satan, while many times it is the consequences of our sins. Let us also learn from David, who still is relying on the Lord and surrendering to Him even though its in a difficult time. David kept a humble heart and know that life and death is in the hands of the Lord and if the Lord wills it then He will do it whatever it is. David only surrendered because the Lord is the holder of life. So, let us rely on the Lord whatever our situations may be and keep a humble heart and want to be changed like David.

Sunday, October 9, 2011

Raja, Pemimpin & Bapa | A King, A Leader & A Father

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 13-14

Dalam kejadian antara Amnon, Tamar dan Absalom, tidak ada dari Amnon atau Absalom yang datang kepada Raja Daud untuk meminta pertolongan ataupun petunjuk. Ketika Amnon jatuh citna kepada Tamar, ia memiliki pilhan untuk pergi menghadap Daud dan meminta petunjuk atau nasihat terhadap apa yang ia hadapi atau mendengarkan nasihat Yonadab yang salah. Bahkan ketika Tamar mengingatkannya lagi untuk mencari Daud dan meminta petunjuk darinya, Amnon menghiraukannya. Begitu juga dengan Absalom, karena bencinya terhadap Amnon yang telah memperkosa dan menodai adiknya, Tamar, ia tidak mencari keadilan dari Daud, tetapi ia mengambil keputusan di tangannya sendiri dan akhirnya ia menodai tangannya dengan membunuh Amnon. Amnon dan Absalom memiliki seorang raja , pemimpin dan bapa yang dapat menasihati, memberikan petunjuk dan jalan keluar, tetapi mereka mengandalkan pikiran sendiri dan merasa dapat menanganinya sendiri. Tetapi akhirnya mereka berdua berdosa dan melakukan hal yang menyedihkan hati Daud, raja, pemimpin dan bapa mereka. Dan kesalahan yang Amnon dan Absalom sama-sama lakukan adalah bahwa mereka mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan emosi mereka pada saat itu, Amnon yang diliputi oleh hawa nafsu dan Absalom yang dipenuhi oleh kebencian.

Seringkali kita juga melakukan hal yang sama terhadap Raja, Pemimpin dan Bapa kita yang di Surga. Ia selalu ada untuk mendengarkan, siap memberi nasihat dan petunjuk, tetapi kita tidak datang kepada-Nya untuk membincangkan hal yang kita sedang hadapi. Kita lebih sering untuk mengambil keputusan sendiri yang tidak bijak dan penuh dengan emosi. Mungkin kita sedang marah, atau ada kebencian, kepahitan, hawa nafsu dan sebagainya, dan hal-hal itu mempengaruhi keputusan dan tindakan kita. Mari kita belajar dari Amnon dan Absalom. Mari kita belajar untuk menenangkan diri dan tidak mengikuti emosi kita. Tetapi biarlah kita selalu datang kepada Tuhan untuk meminta petunjuk, nasihat akan hal-hal yang kita hadapi. Janganlah kita berpikir bahwa Tuhan tidak akan sempat atau bahwa ktia sanggup menanganinya sendiri, sebab dengan begitu kita tidak lagi merasa bahwa kita membutuhkan Tuhan dan hilanglah iman kita.

Jadi, biarlah kita datang kepada Tuhan akan segala hal yang kita hadapi untuk meminta petunjuk dan nasihat, sebab Tuhan Yesus Kristus adalah Raja, Pemimpin dan Bapa yang perduli dan mengasihi kita.


English:

Bible Reading: 2Samuel 13-14

In the incident between Amnon, Tamar and Absalom, none from Amnon or Absalom who came to King David to ask for help or guidance. When Amnon fell in love with Tamar, he had a choice to go to David and ask for guidance and advice or listen to the advice of Jonadab which is the wrong advice. Even when Tamar remind him again to speak to David, he ignnored it. The same thing also with Absalom, because of his hatred towards Amnon who had raped his sister, Tamar, he did not seek justice from David but took matters in his own hand and in the end he tainted himself by killing Amnon. Amnon and Absalom had a king, a leader and a father who can give advice, guidance and way out, but both of them relied on their own thinking and felt that they could handle it alone. But inthe end they both sinned and did something that saddened David's heart. And the mistake that Amnon and Absalom made is that they acted based on their emotion at that moment, Amnon who is shrouded by lust and Absalom who is shrouded by hatred.

Many times we also do the same thing towards our Heavenly King, Leader and Father. He is always there to listen, ready to give advice and guidance, but we do not come to Him to talk about the things we are facing. We tend to our own decision which are not wise and full of emotion. Maybe we are angry, or there's a hatred, bitterness, lust and etc, and these things affect our decisions and actions. Let us learn from Amnon and Absalom. Let us learn to calm ourselves down and not to follow our emotion. But let us always come to the Lord to ask for guidance and advice on things that we are facing. Do not think that the Lord will not have the time or that we can handle it on our own, because that way, we will no longer feel that we need the Lord and our faith will fade away.

So, let us come to our Lord on the things that we are facing to ask for guidance and advice, because the Lord Jesus Christ is our King, Leader and Father who cares and loves us.

Saturday, October 8, 2011

Jangan Menutup-nutupi Dosa | Do Not Try To Cover Sins

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 11-12

Daud menjadi kalang kabut ketika mendengar bahwa Batsyreba mengandung. Ia menjadi takut dan mulai memikirkan segala cara untuk menutupi dosa yang telah dilakukannya itu. Ia memangil Uria, suami Batsyeba, kembali dari perang dan mencoba membujuknya untuk kembali ke rumahnya dan itdur dengan istrinya dan dengan begitu Daud mencoba untuk menutupi dosa percabulannya. Ketika itu tidak berhasil, Daud memilih jalan terakhir, yaitu bahwa Uria harus mati dan Daud merencanakan sedemikian rupa agar Uria mati di medan perang.

BIle kita lihat perbuatan Daud yang kalang kabut mencoba menutupoi kesalahannya, apakah kita melihat diri kita yang juga seringkali menjadi panik dan kalang kabut ketika kesalahan kita hampir ketahuan orang atau mulai terlihat dan hampir terbongkar? Bila kita melakukan hal yang sama, maka itu tidak akan membuahkan apa yang baik, tetapi justru akan menuju kepada dosa yang lainnya lagi. Maka dari itu, marilah kita bertobat daripada mencoba menutupi kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa kita. Biarlah kita jangan makin terjerumus ke dalam dosa karena kita merasa malu atau ingin menjaga nama baik kita di hadapan orang. Biarlah kita bertobat dengan segera setelah kita sadar kita melakukan dosa, seperti Daud yang bertobat setelah ditegur oleh nabi Natan. Ingatlah agar kita langsung bertobat dan jangan menutupi kesalahan dan dosa kita dengan kesalahan dan dosa yang  berbeda. Bila kita berdosa, maka kita juga harus berani menanggung akibatnya, tetapi bila kita bertobat maka kita akan dapat meminta kekuatan untuk melewati tanggungan dari dosa itu. Terpujilah Tuhan yang masih mau menegur kita ketika kita berbuat dosa.


English:

Bible Reading: 2Samuel 11-12

David became frantic when he heard that Bathsheba is pregnant. He became afraid and start to thing of ways to cover and hide his sin. He called Uriah, the husband of Bathsheba, coming back from war and tried to persuade him to go back home and sleep with his wife and so David is trying to cover his sin of adultery. When it did not work, David went to the last resort that Uriah must die and David planned it so that Uriah will die at war.

If we see when David went frantic and did things to cover up his wrong-doings, do we see ourselves who also many times, goes frantic when our wrong-doings are started to be seen and almost found out? If we have done the same thing, then it would not produce what is good, but it will keep on leading to more sins. Therefore, let us repent instead of trying to cover up our wrong-doings and sins. Do not let ourselves be drawn or fall into more sins because we feel ashamed and have to cover up or want to keep a good reputation amongst your community. Let us repent immediately after we realise that we have sinned, just like David who repented immediately when the Lord rebuked him through Nathan. Remember to always immediately repent and do not cover up our wrong-doings and sins with more wrong-doings and more sins. If we sinned, we must also want to take then consequences, but if we repent, we will be able to ask for strength to go through the consequences. Blessed be the Lord who still wants to rebuke and correct us then we sinned.

Friday, October 7, 2011

Tuhan Menunggu | The Lord Waits

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 15

Seperti seorang ayah di dalam perumpamaan anak yang hilang, Tuhan menunggu kita semua untuk datang dan kembali kepada-Nya. Tuhan selalu menantikan kita dan siap untuk menyambut dan memeluk kita ketika kita berbalik kepada-Nya. Tetapi seringkali kita yang tidak sadar bahwa kita perlu kembali kepada Tuhan. Seringkali kita inginnya kalau kita yang dihampiri oleh Tuhan baru kita mau bertobat dan percaya. Sedangkan Tuhan ingin agar kita sadar bahwa hidup kita ini sia-sia dan kita butuh untuk kembali kepada Tuhan.

Maka dari itu, marilah kita sadar akan keadaan kita yang mungkin jauh daripada Tuhan, atau sedang dalam keadaan yang buruk atau apapun juga, Tuhan sedang menunggu untuk kita mengambil langkah untuk mencari dan berbalik kepada-Nya. Sebab Tuhan telah leibih dahulu mengambil langkah pertama dengan memberikan nyawa-Nya di kayu salib. Sisanya tinggal kita yang perlu untuk mengambil langkah untuk mencari dan kembali kepada Tuhan. Maka dari itu, marilah kita datang kepada Tuhan, mencari dan kembali kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab Ia sedang menunggu kita.


English:

Bible Reading: Luke 15

Just like the father in the parable of the lost son, the Lord waits for all of us to come and go back to Him. The Lord always waits on us and ready to receive, welcome and embrace us when we come back to Him. But many times, we do not realise that we need to go back to the Lord. Many times we want the Lord to come to us, then we will repent and believe. While the Lord wants us to realise that our lives is in vain and that we need to go back to the Lord.

Therefore, let us realise of our situation that might be far from the Lord, or is experiencing a difficult time of anything, the Lord is waiting for us to take the step to seek and come back to Him. Because the Lord had taken the first step by giving us His life on the cross. The rest is up to us to take the step to seek and come back to the Lord. So, let us come to the Lord, seek and come back to the Lord Jesus Christ for He is waiting on us.

Thursday, October 6, 2011

Tuhan Pembela Kita | The Lord, Our Defender

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 9-10

Dalam kisah peperangan melawan bani Amon, Daud bukanlah yang memilau peperangan, tetapi sebaliknya, Daud menunjukkan kasihnya kepada bani Amon karena raja mereka meninggal pada waktu itu. Tetapi justru bani Amon yang memiliki pikiran jahat dan negatif sehingga mereka mempermalukan orang suruhan Daud dan mengakibatkan perang dengan Israel. Dan dari peperangan mereka kita dapat melihat bahwa Tuhan membela Daud yang tidak melakukan kesalahan tetapi justru melakukan kebenaran, dan karena Tuhan membela maka Israel menang atas bani Amon dan bala bantuan mereka.

Jadi, bila di dalam kehidupan kita, kita merasa bahwa kita telah melakukan hal yang benar, tetapi justru hal yang jahat menimpa kita, biarlah kita berpaling kepada Tuhan dan biarkan Tuhan menjadi pembela kita. Tetapi sebelumnya, mari kita benar-benar periksa hati dan motivasi dari apa yang kita lakukan. Bila ada unsur untuk kesenangan dan kepentingan sendiri, maka hal itu belum benar. Tetapi bile memang yang kita lakukan itu berdasarkan kebenaran Tuhan, maka Tuhan akan membela kita. Jadi, biarlah kita melakukan yang benar di hadapan Tuhan dan biarlah kita percaya kepada Tuhan bahwa Ia yang akan membela kita bila kita berada di dalam kebenaran-Nya.


English:

Bible Reading: 2Samuel 9-10

In the story of the war against Amonites, David was not the one who started the war, but he was the one who showed love towards the Amonites because their king had just died. But it was the Amonites who had wicked and negative thoughts that they make David's men to be greatly ashamed and causes war with Israelites. And from the war we can see that the Lord defended David who did not do the wrong thing but actually did the right thing and because the Lord defended them, the Israelites won against the Amonites and their help.

So, if in our lives we feel that we have done the right thing but there are bad things that happens because of that, let us come to the Lord and let the Lord be our defender. But before that, let us check our hearts and motivation in doing what we do thoroughly. If there is a factor of doing it for our own desires and selfishness, then it wasn't the righteous thing to do. But if we have done it based on the truth of the Lord, then the Lord will be our defender. So, let us do the righteous things before the Lord and let us believe that the Lord is the one who will defend us if we stand in His truth.

Wednesday, October 5, 2011

Hati Yang Bersyukur | A Thankful Heart

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 7-8

Daud memang memiliki hati yang berbeda dengan Saul dan raja-raja sesudahnya. Di sini kita dapat lihat bahwa Daud memiliki hati yang ingin menyenangkan Tuhan. Ia melihat bahwa ia tinggal di tempat yang mewah sedangkan Tabut Perjanjian Allah adanya hanya di dalam kemah dan Daud ingin agar Tuhanoun dapat tinggal di tempat yang mewah pula. Masakan Daud yang adalah ciptaan-Nya tinggal di tempat yang lebih indah di bandingkan dengan Tabut Perjanjian Allah yang melambangkan Allah sendiri? Bukan hanya itu saja, tetaoi ketika Tuhan memberitahukan kepada Daud akan rencana-Nya untuk mengkokohkan keturunannya sebagai raja atas Israel turun temurun, maka Daud benar-benar penuh ucapan syukur. Dari ucapan syukur Daud kita dapat melihat bahwa Daud sebenarnya sudah merasa lebih dari cukup akan apa yang Tuhan telah berikan dan lakukan terhadap hidupnya, tetapi sekarang Tuhan masih mau melakukan hal yang lebih besar lagi. Inilah sikap hati yang kita juga perlu belajar dari Daud. Yakni sikap hati yang penuh dengan ucapan syukur kepada Tuhan akan segala sesuatunya, baik itu terlihat baik atau buruk, sebab kita tahu bahwa tanpa Tuhan, maka kita hiduppun tak dapat.

Bagaimana dengan sikap hati kita? Apakah kita merasa sangat bersyukur kepada Tuhan karena kita masih ada hari ini? Ataukah kita merasa bahwa Tuhan masih belum memberikan cukup untuk kita? Apakah kita sadar bahwa tanpa Tuhan hiduppun kita tidak dapat? Ataukah kita merasa hidup ini seharusnya semuanya baik dan sesuai dengan apa yang kita mau? Biarlah kita sadar dan miliki sikap hati seperti Daud, yang penuh dengan ucapan syukur dan rasa terima kasih kepada Tuhan, yang tahu dan sadar bahwa nafaspun dipegang dan diberikan oleh Tuhan. Jadi, biarlah kita hidup setiap hari dengan hati yang bersyukur kepada Tuhan dan ingin menyenangkan hati Tuhan.


English:

Bible Reading: 2Samuel 7-8

David truly has a heart that is different than Saul or the kings after him. From here we can see that David has a heart that wants to please the Lord. He saw that he lives in a luxurious place while the Ark of God dwell only in tents and David wants so that the Lord can live in a luxurious place as well. Why is David who is His creation lives in a place that is more beautiful compared to the ark of God which represents God Himself? Not only that, but when the Lord told David of His plan to make his descendants kings over Israel until the end, then David really is full of thanksgiving. From his thanksgiving we can see that David felt that what he had was more than enough from what the Lord had given to him, but now the Lord still wants to do even more. This is the kind of heart attitude that we can also learn from David. That is a heart attitude that is full of thanksgiving to the Lord upon everything, may it seems bad or good, because we know that without the Lord, we can't even breathe.

What about our hearts attitude? Do we feel thankful to the Lord because we still have today? Or do we feel that the Lord has not given enough for us? Do we realise that without the Lord we can't even live? Or do we feel that this life should all be good and according to what we want? Let us realise and have the heart attitude like David, who is full of thanksgiving and gratitude towards the Lord, who knows and realise that even breath itself is at the palm of the Lord. So, let us live everyday with a thankful heart and wants to please the Lord.

Tuesday, October 4, 2011

Radikal Bagi Tuhan | Being Radical For God

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 5-6

Raja Daud berani untuk meloncat-loncat dan menari-nari bagi Tuhan dengan sekuat tenaganya di depan orang banyak. Walaupun hal ini sepertinya sangat merendahkan dirinya yang adalah raja dan terlihat memalukan dan hina, Daud tidak perduli akan hal-hal itu. Bahkan ketika Mikhal melihatnya, memandang rendah dan menegur Daud, Daud tidak memperdulikan semua itu. Daud tidak memperdulikan kehormatan, kenamaan dan ia rela merendahkan diri, menghinakan diri untuk Tuhan. Inilah sikap hati yang pada jaman sekarang ini sulit ditemukan.

Marilah kita melihat diri kita. Apakah harga diri, rasa malu dan takut dihina leibh tinggi dibandingkan dengan kasih kita kepada Tuhan sehingga kita tidak berani untuk melakukan hal-hal yang sepertinya gila atau terlalu radikal untuk Tuhan? Bila dibandingkan dengan Daud, tidak ada dari kita yang dapat sebanding dengannya bila kita melihat dari sisi posisi dan nama, tetapi Daud tidak takut dipermalukan untuk Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita takut dipermalukan untuk Tuhan, karena nama Tuhan?

Marilah kita buang segala kesombongan, harga diri, dan kenamaan di hadapan Tuhan, sebab di hadapan Tuhan semua manusia adalah sama, ciptaan-Nya dan dikasihi-Nya. Oleh sebab itu janganlah biarkan standar dunia atau standar hidup kita menghalangi kita untuk dapat lebih mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita belajar seperti Daud yang radikal bagi Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: 2Samuel 5-6

King David dared to jump and dance for the Lord with all his might in front of a crowd. Even though this seems to really lower himself down and seems shameful, David did not care. Even when Michal saw him, despised him and rebuke him, David did not care. David did not care about honour or name and he is willing to lower himself down, be undignified for the Lord. This is the kind of heart attitude that is difficult to find these days.

Let us check ourselves. Is pride, being ashamed and afraid of being scorned higher than our love towards the Lord, that we dare not to do things that is radical for the Lord? If we compare ourselves with David, none of us are comparable if we see from position or honour or name, but David was not afraid to be called shameful for the Lord. What about us? Are we ashamed of the Lord, because of the name of the Lord?

Let us throw away all our pride, boastfulness and name before the Lord, because before the Lord, all man are the same, His creations and are loved. Therefore, do not let the standard of the world or our own standard stops or hinders us from being able to love the Lord Jesus Christ even more. Let us learn to be like David who is radical for the Lord Jesus Christ.

Monday, October 3, 2011

Harga Menjadi Murid | Price To Be A DIsciple

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 14

Tuhan Yesus dengan jelas mengajarkan kepada kita akan harga yang harus kita bayar untuk menjadi murid Dia. Kita perlu untuk memikul salib dan untuk mengasihi Tuhan bahkan melebihi orang tua kita sendiri. Tuhan juga ajarkan bahwa jika kita tidak melepaskan semuanya untuk mengikuti Tuhan, maka kita tidak akan dapat menjadi murid-Nya. Yakni kita perlu untuk menanggalkan kehidupan lama kita, kehidupan yang masih bertujuan untuk kesenangan daging yang sementara, yang sia-sia dan yang tidak membawa kita masuk ke dalam kerajaan Surga. Segala hal di kehidupan kita yang tidak membangun kehidupan rohani kita dan tidak membina hubungan kita dengan Tuhan lebih baik kita tinggalkan agar kita mulai berfokus kepada hal-hal yang Tuhan telah berikan kepada kita.

Oleh karena itu, marilah kita memeriksa kehidupan kita dan biarlah kita buang segala hal yang masih kita lakukan yang sia-sia. Biarlah kita meletakkan segalanya untuk Tuhan Yesus Kristus!


English:

Bible Reading: Luke 14

The Lord Jesus has taught us clearly on the price we have to pay to be His disciples. We need to carry our cross and to love the Lord more than we love our parents. The Lord also taught us, that if we do not let go of all that we are and have to follow the Lord, then we would not be able to become His disciples. That is, we need to lay down and leave behind our old lives, the lives that still has the purpose for fleshly desires that are temporary, useless and do not bring us into the kingdom of heaven. All things in our lives that is not building up our spiritual lives and do not build our relationship with the Lord, its better for us to leave it all behind so that we may focus on the things the Lord has given to us.

Therefore, let us check our lives and let us throw away all of the things that we still do that is useless. Let us lay it all down for the Lord Jesus Christ.

Sunday, October 2, 2011

Tempat Pelatihan | Training Ground

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 3-4

Semakin hari, semakin kita melihat karakter-karakter Daud yang memang layak untuk menjadi seorang raja atas Israel. Walaupun memang jalan yang harus ditempuhnya itu tidaklah mudah, tetapi Daud memang memiliki hati yang benar dan kuat sehingga ia dia durapi dan dipilih oleh Tuhan untuk menjadi raja atas Israel. Karakter-karakter dan sifat-sifat Daud yang dapat kita pelajari adalah hati yang teguh di dalam kebenaran. Kita dapat lihat bahwa di hati Daud tidak ada benci, dan hanya ada kebenaran Tuhan dan prinsip-prinsio kehidupan yang adil. Hal ini Tuhan telah melihat bahwa Daud memiliki sifat dan sikap hati seperti ini. Daud juga melewati banyak hal seperti ini agar ia dilatih untuk memenuhi panggilannya sebagai raja. Bukan hanya sifatnya yang benar itu muncul, tetapi ia juga diajarkan untuk menjadi raja yang Tuhan senangi.

Demikian juga, Tuhan mengenal siapa kita sebenarnya dan Tuhan menaruh kita di tempat kita masing-masing agar kita dapat mengenal siapa kita di dalam Tuhan dan juga agar kita dilatih untuk memenuhi panggilan-Nya di dalam hidup kita. Segala yang kita lewati itu untuk mengeluarkan apa yang Tuhan telah taruh di dalam hidup kita untuk memenuhi panggilan Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita terus memiliki hati yang benar dan adil sesuai dengan Firman Tuhan. Biarlah kita tidak melihat situasi kita sebagai beban, tetapi biarlah kita melihatnya sebagai tempat pelatihan untuk memenuhi panggilan-Nya di dalam kehidupan kita.


English:

Bible Reading: 2Samuel 3-4

We came to see more of David's character that are fit as a king over Israel. Even though his journey is not easy, but David had the right and just heart that he s anointed and chosen by the Lord to be king over Israel. The characters and attitudes of David that we can learn is to have a strong heart in truth. We can see that in David's heart there is no hate and only the truth of the Lord and the principles of a just life. The Lord sees this and David also had gone through many things to be trained to fulfill his calling as king, Not only his right attitude came out, but he is also taught how to be the king that the Lord is pleased with.

The same applies in our lives, the Lord knows who we are and the Lord has placed us each in our own places so that we may know who we are in the Lord and so that we may be trained to fulfill His calling in our lives. All that we go through is to release what the Lord has put in our lives to fulfill His calling. Therefore, let us keep on having the righteous and just heart according to the Word of God. Let us not see the situation that we're in as a burden but as a training ground for us to fulfill His calling in our lives.