Thursday, October 31, 2013

Berdoa | Praying

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 22

Yesus berkata kepada urid-murid-Nya, "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam percobaaan". Walaupun ini hanyalah satu kalimat, apa yang Yesus katakan ini sangatlah dalam maknanya. Bila kita perhatikan di dalam Alkitab dan sejarah Israel, saat berdoa, seharusnya mereka semua datang ke hadapan Tuhan dengan rendah hati, lalu mereka melihat ke langit (sebagai tanda melihat kepada Tuhan yang di Surga) dan mengangkat tangan mereka sebagai tanda bahwa mereka menyerahkan persembahan, yakni hidup mereka, keluh kesah, masalah, kekurangan dan sebagainya kepada Tuhan. Dan pada saat itu, semua pikiran hanya terfokus kepada Tuhan dan bukan hal-hal lainnya. Sayangnya sekarang ini berdoa sudah tidak lagi dilakukan secara khusyuk seperti pada jaman dahulu. Banyak yang berdoa dengan pikiran yang melayang kemana-mana. Jadi, bila kita berdoa, sebenarnya kita menaruh hidup kita di posisi di mana kita membuang segala kesombongan dan datang kepada Tuhan dengan rendah hati. Kita juga melepaskan segala hal yang mengikat kita dan menyerahkannya kepada Tuhan. Kita juga fokus hanya kepada Tuhan dan bukan kepada masalah atau tantangan yang kita hadapi. Jadi, bila ketika ktia berdoa, kita tidak memiliki rendah hati, bila kita hanya sekedar minta dan menyuruh-nyuruh kepada Tuhan, bila kita masih tetap ingin pegang kendali akan apa yang kita doakan dan tidak fokus kepada Tuhan, maka kita tidak benar-benar berdoa. Sebab Tuhan tidak suka akan keangkuhan, Tuhan tidak akan dapat memberikan kepada kita kelegaan bila kita tidak melepaskan, Tuhan tidak akan dapat pegang kendali dan membawa kita kepada jalan keluar bila kita masih ingin pegang kendali dan bila kita tidak fokus kepada Tuhan, mana bisa kita mendengar atau mendapatkan jawaban dari Tuhan. Bila kita benar-benar berdoa, maka kita tidak akan jatuh ke dalam pencobaan, sebab fokus kita kepada Tuhan dan Tuhan yang pegang kendali. Jadi, biarlah kita benar-benar berdoa kepada Tuhan.


English

Bible Reading: Luke 22

Jesus said to His disciples, "Pray so that you will not fall into temptation". Even though this is only a short sentence, what Jesus said here is very deep. If we notice in the Bible and history of Israel, when praying, they all should come before the Lord with humility, then they look up to the sky (as a sign of looking to the Lord who dwells in the heavenlies) and lift up their hands as a sign that they are giving an offering, that is their lives, their distraught, problems, weaknesses and the like, to the Lord. And at that time, all their minds are focused on the Lord and not other things. Unfortunately nowadays praying is no longer being done in such a devout way. Many prays with their minds elsewhere. So, if we really pray, we are actually putting our lives in a position where we throw away all haughtiness and come to the Lord with humility. We are also letting go of the things that binds us and giving it to the Lord. We are also focusing only to the Lord and not to the problems or challenges that we face. So, if when we pray we do not have a humble heart, if we only asking and commanding the Lord, if we still want to hold the steer of what we pray for and not focusing on the Lord, then we are not really praying. Because the Lord dislike haughtiness, the Lord cannot give us rest and relief if we do not let go, the Lord also cannot take control and take us to the way out if we still wants to be in control and if we are not focused on the Lord, how can we listen and get His answer. If we really pray, then we would not fall into temptation because our focus in on the Lord and He holds the control. So, let us really pray to the Lord.

Wednesday, October 30, 2013

Di Saat Masa Kelam | In Dark Times

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 19-20

Ketika Elia mendengar bahwa Izebel mengincar nyawanya dan belum ada perintah dari Tuhan untuk apa yang harus ia lakukan atau ke mana ia harus pergi, maka larilah Elia dari Izebel. Elia pergi menuju guinung Tuhan, gunung Horeb untuk mencari petunjuk Tuhan. Dan dalam perjalanannya, ia dijaga oleh Tuhan dan diberi makan dan minum dua kali agar ia dapat kekuatan untuk berjalan 40 hari 40 malam. Tetapi sebagai manusia, Eliapun sebenarnya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi, sebab ia telah melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan nyawanya sekarang terancam. Maka dari itu, Elia berkata kepada Tuhan agar Tuhan mengambil nyawanya saja, daripada ia mati dibunuh oleh Izebel. Tetapi Tuhan malah menyuruh Elia makan dan berjalan selama 40 hari 40 malam. Setelahnya ia sampai di gunung Horeb, Tuhan tidak memberikan kata-kata yang membangun atau menghibur seperti yang mungkin kita pikirkan. Tuhan membiarkan Elia mengeluarkan keluh kesahnya dan kemudian Tuhan memberikan Elia perintah baru, yakni memberikan kepada Elia sebuah tujuan yang baru. Dengan adanya perintah yang baru, Elia tahu bahwa waktunya belum selesai dan bahwa Tuhan masih ada tugas bagi Elia, oleh sebab itu Elia dapat membuang pikirannya yang mau mati dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Bila kita menemui jalan buntu, atau saat di mana sepertinya kita ada di ujung jurang, purus asa, tidak ada yang mengerti, lihatlah perjalanan Elia dan belajarlah dari Elia. Carilah Tuhan dan bila kita tidak mendapat kata-kata yang menghibur atau membangun seperti, "Aku bersamamu", atau "Jangan takut" dan sebagainya, kita seharusnya sudah tahu bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan selalu bersama kita. Bila Tuhan justru memberikan perintah, itu berarti Tuhan masih memiliki tugas buat kita, bahwa hidup kita berarti bagi Tuhan. Dan itu cukup bagi Elia sebagai penghiburan dan penguatan imannya. Jadi, biarlah kita selalu percaya dan beriman kepada Tuhan dalam segala situasi dan keadaan, sebab Firman-Nya selalu ada dan setia.


English

Bible Reading: 1Kings 19-20

WHen Elijah heard that Jezebel wanted to kill him and there were no other commands from the Lord as to what he must do or where he must go, Elijah ran from Jezebel. Elijah went to Mount Horeb, the mountain of God to seek the guidance of the Lord. And through his journey, he was taken care of by God and was given food and drink twice so that he would have the strength to walk 40 days and 40 nights. But as a man, Elijah was facing a dead end and did not know what else to do, for he had done all that the Lord has commanded and now his life is in danger. That is why Elijah said to the Lord for Him to take his life, rather than him being killed by Jezebel. But the Lord told Elijah to eat and walk 40 days 40 nights. After he arrived at Mount Horeb, the Lord did not gave him words of encouragement or comfort as we might thought He would. The Lord let Elijah let out his frustration and then the Lord gave Elijah a new command, that is a new purpose. By having a new purpose, Elijah knows that his time is not yet up and that the Lord still has tasks for him and that is why Elijah threw away his thoughts of dying and did what the Lord commanded him to. When we fave a dead end, or when it seems that we are at the edge of a cliff, have no hope and no one understand, look at Elijah's journey and learn from him. Seek the Lord and if we do not get words of comfort or encouragement such as, "I am with you", or "don't be afraid" or the like, we should already know that the Lord never leaves us and will always be with us. If the Lord gave us a command instead, then it means that the Lord still has plans for us, that our lives is meaningful for Him. That was enough for Elijah as a comfor and to strengthen his faith. So, let us always believe and have faith in the Lord in all situations and circumstances, for His Word is always there and faithful.

Tuesday, October 29, 2013

Sikap Seperti Janda Di Sarfat | Attitude Like The Widow In Zarephath

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 17-18

Elia adlah nabi Tuhan yang diurapi dan yang hidup taat dan setia kepada Tuhan. Kemanapun ia pergi, Tuhan menyertainya. Walaupun tidak ada hujan dan kelaparan di mana-mana, Elia tetap dapat minum dan makan di manapun Tuhan mengirimnya. Inilah kesetiaan Tuhan dan kemurahan Tuhan atas umat-Nya yang taat dan setia kepada-Nya, yang melakukan Firman-Nya. Tetapi janda yang dimintai oleh Elia untuk memberi dia minum dan makan itu juga ikut terberkati karena ketaatannya dan sikapnya yang mendahulukan abdi Allah. Janda itu bisa saja menoak Elia, sebab memang bahan untuk makanan baginya dan anaknya pun tidak cukup, apalagi bila harus membagikannya kepada orang ketiga. Tetapi karena kerelaannya berkorban bagi abdi Tuhan dan ketaatannya, janda itu ikut terberkati dan tepung serta minyak yang dimilikinya tidak berkurang selama Elia tinggal di sana. Biarlah kita juga belajar dari janda ini untuk taat kepada Frman Tuhan, untuk berani berkorban dalam menaati Firman Tuhan. Sebab bila tidak ada pengorbanan dari pihak kita, maka tidak akan ada iman, sebab semuanya itu masih masuk di akal. Tetapi justru hal-hal yang diluar akal pikiran manusia, itulah yang memerlukan ketaatan dan iman kepada Tuhan. Jadi, biarlah kita belajar untuk rela berkorban, taat dan memiliki iman kepada Tuhan yang Maha Kuasa.


English

Bible Reading: 1Kings 17-18

Elijah is an anointed prophet of God who lived in obedience and faithfulness to the Lord. Whereever he goes, the Lord is with Him. Even though there are no rain and famine are everywhere, Elijah was still able to drink and eat whereever the Lord sents him. This is the faithfulness and mercy of the Lord upon His people who are obedient and faithful to Him, one who does His Word. But the widow who was asked by Elijah to give him drink and food was also blessed because of her obedience and attitude of putting the servant of God before her. The widow can reject Elijah, for what she had for food was not even enough for her and her son, and it'll be even less if they have to share it with a third person. But because of her willingness to sacrifice for the servant of God and her obedience, the widow was also blessed and the flour alongwith her oil never ran out while Elijah lived there. Let us also learn from this widow to obey to the Word of God, to be willing to sacrifice in obeying the Word of God. Fir if there are no sacrifice on our part, then there is no faith, because everything still makes sense. But the things that is beyond our minds, those are the things that needs obedience and faith to the Lord. So, let us learn to be willing to sacrifice, obey and have faith to the Lord Almighty.

Monday, October 28, 2013

Integritas | Integrity

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 15-16

Setelah Daud, belum ada lagi raja yang taat dan hidup benar di hadapan Tuhan, sampai kepada raja Asa. Salomopun pada akhirnya tidak taat dan mengikuti istri-istrinya dalam menyembah berhala. Raja Asa hidup benar di hadapan Tuhan dan bahkan ia berani memecat neneknya dari pangkat ibu suri karena neneknya itu membuat patung Asyera. Untuk Asa memecat neneknya dari pangkatnya sebagai ibu suri, tentulah bukan hal yang mudah dilakukan. Bukan hanya itu keluarga, tetapi tentunya ia juga sangat di sayang oleh neneknya seperti para kakek- nenek yang menyanyangi dan bahkan mungkin memanjakan cucunya. Tetapi kebenaran Tuhan, bagaimanapun juga, tetap menjadi nomor 1 dan harus dijunjung tinggi melebihi segalanya. Tetapi bila kita perhatikan, hanya disebut bahwa Asa memecat neneknya dari pangkatnya, tidak berarti bahwa Asa mengucilkan neneknya, atau mengusirnya, atau juga menghukumnya. Tetapi Asa memecatnya agar ia tidak lagi mempengaruhi para rakyat untuk memberontak kepada Tuhan dengan pangkatnya itu. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita berani menjunjung tinggi kebenaran Tuhan melebihi segalanya? Tentunya tanpa kitapun berdosa dengan tidak menghormati mereka yang lebih tua, atau merendahkan mereka yang lebih muda. Apakah kita berani berdiri dalam kebenaran yang kita percayai dan memiliki integritas di dalam hidup kita? Biarlah kita belajar dari raja Asa.


English

Bible Reading: 1Kings 15-16

After David, there was no obedient king who lived righteously before the Lord, until king Asa. Even Solomon was not faithful in the end and he followed his wives to worship idols. King Asa lived righteously before the Lord and he even dared to deposed his grandmother from her position as queen mother because his grandmother build an idol of Asherah. For Asa to deposed his grandmother, it must not have been an easy task. Not only she is family, but of course he must have been really loved by his grandmother just like any grandparents who loves their grandchildren and may even dote their grandchildren. But the righteousness of God still is number 1 and has to be lifted up above all. If we notice as well, it is only mentioned that he deposed his grandmother of her position, does not mean that Asa kicked her out or put her in isolation or punished her. But Asa deposed her from her position so that she would stop influencing the people to rebel against the Lord using her position. The question now is, do we dare to lift up the righteousness of God above all? Of course without us sinning by still honouring those who are older and younger. Are we brave enough to stand in righteousness that we believe and have the integrity in our lives? Let us learn from Asa.

Sunday, October 27, 2013

Taat & Setia | Obedient & Faithful

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 21

Tuhan Yesus ingin agar kita semua selalu waspada di dalam kehidupan kita, sebab kerajaan Tuhan sudah dan segera datang. Melalui kematian, kebangkitan, pengangkatan Tuhan Yesus Kristus dan turunnya Roh Kudus atas mereka yang menantikan dan memintanya dari pada Bapa di Surga, kerajaan Tuhan telah datang di tengah-tengah kita. Tetapi kesudahannya, kesempurnaan dari kerajaan Tuhan hanya akan terjadi ketika Tuhan Yesus datang kembali ke dunia untuk kedua kalinya. Oleh sebab itulah Tuhan mengajarkan agar kita berdoa untuk kehendak Tuhan terjadi di bumi seperti di surga. Oleh sebab itu jugalah Tuhan mengajarkan kita agar kita selalu waspada, sebab waktunya sudah dekat dan bila kita tidak ditemukan taat dan setia pada akhir hidup kita atau pada saat Tuhan datang kembali, maka keselamatan itu tidak ada pada kita. Maka dari itu, biarlah kita hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, melakukan Firman-Nya yang memerintahkan agar kita menjadikan seluruh bangsa murid-murid-Nya, membaptis mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dan untuk mengasihi Tuhan dengan seluruh hidup kita, serta mengasihi sesama kita. Agar, kapanpun dan di manapun, kita ditemukan setia dan taat di hadapan Tuhan.


English

Bible Reading: Luke 21

The Lord Jesus wants us to always be alert in all of our lives, for the kingdom of God has and is coming. Through the death, resurrection, ascension of the Lord Jesus Christ and the pouring out of Holy Spirit to those who waits and asks of the Father in Heaven, the kingdom of God has come in our midst. But the completion of hte kingdom of God will only happen when the Lord Jesus comes back to earth the second time. That is why the Lord taught us to pray for His will be done on earth as it is in heaven. That is also why the Lord taught us to always be alert, for the time is near and if we are not found obedient and faithful at the end of our lives or when the Lord comes back, then that salvation is not with us. Therefore, let us live in obedience and faithfulness to the Lord, doing the Word of God which commanded us to make disciples of all nations, baptising them in the name of the Father, Son and Holy Spirit and to love the Lord with all of our lives as well as loving others. So that, whenever and whereever, we will be found obedient and faithful to the Lord.

Saturday, October 26, 2013

Tetap Berdosa Atau Bertobat? | Keep On Sinning Or Repenting?

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 13-14

Setelah Salomo mati dan kerajaannya terpecah menjadi dua, raja-raja yang meneruskan Daud dan Salomo tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Raja Yerobeam dan raja Rehabeam sama-sama melakukan yang jahat di mata Tuhan. Bahkan setelah ditegurpun mereka masih melakukan yang tidak benar di mata Tuhan. Bagaimana dengan kita? Bila kita melihat bahwa ada yang melakukan hal yang tidak benar, apakah kita akan belajar dari kesalahan mereka, ataukah kita malah mengikutinya? Bagaimana bila kita juga telah ditegur akan tindakan kita yang salah itu, apakah kita akan bertobat, ataukah kita akan tetap melakukannya? Mungkin kita tidak berpikir panjang akan akibat dari perbuatan-perbuatan kita, mungkin kita hanya berpikir bahwa selama masih dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan hati kita, maka kita akan melakukannya. Tetapi dampaknya hanya akan terlihat setelahnya, seperti halnya dengan Yerobeam dan Rehabeam. Tetapi sekarang bila kita tahu bahwa apa yang kita lakukan sekarang akan memberi dampak yang buruk pada akhirnya, terutama terhadap Tuhan dan terhadap hubungan kita dengan Tuhan, apakah kita akan tetap melakukannya? Ataukah kita akan bertobat dan kembali berjalan di dalam jalan Tuhan? Pilihan ada di tangan kita.


English

Bible Reading: 1Kings 13-14

After Solomon died and his kigndom was separated into two, the kings who continued the reign of David and Solomon did not do what was right before God. King Jeroboam and Rehoboam both did what was evil in the eyes of God. Even after they were rebuked, they still did what was wrong before God. What about us? If we see someone who did something wrong, will we learn from them or will we follow them? What if we have been rebuked as well of our wrongdoings, will we repent or will we keep on doing it? Maybe we do not think ahead of the consequences of our actions, maybe we only think that as long as we still can, we will do what pleases us. But the consequences will only be seen afterwards, just like for Jeroboam and Rehoboam. But now, if we know that what we do now will bring a bad impact in the end, especially to God and to our relationship with Him, will we stil do it? Or will re repent and reconcile back to the path of God? The choice is in our hands.

Friday, October 25, 2013

Apa Yang Membuat Kita Berontak Terhadap Tuhan? | What Makes Us Rebel Against The Lord?

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 11-12

Raja Salomo mencintai wanita-wanita lebih daripada ia mencintai Tuhan. Oleh karena itu, Salomo hatinya telah menjauh dari Tuhan dan mengikuti istri-istrinya dengan menyembah dewa-dewa dan allah-allah lain. Singkat kata, Salomo berontak terhadap Tuhan. Kemudian, Yerobeam, yang diangkat Tuhan sebagai raja atas suku Israel yang bukan tinggal di Yerusalem, telah diberitahukan agar ia berjalan mengikuti ketetapan-ketetapan Tuhan. Tetapi ia takut kehilangan kekuasaanya dan ia membuat patung-patung untuk Israel sembah dan dengan begitu ia juga memberontak kepada Tuhan. Dua hal ini adalah contoh dari banyak hal yang dapat kita cari lebih dari Tuhan, yang akhirnya membuat kita berontak kepada Tuhan. Mari kita periksa diri kita, kehidupan kita dan lihat apakah ada hal-hal yang menarik hati kita lebih daripada Tuhan? Adakah hal-hal yang kita takuti yang dapat membuat kita berontak kepada Tuhan? Mungkin itu uang, kekayaan, karir, takut disakiti, takut dibenci sehingga menyenangkan manusia lebih dari Tuhan, atau sebagainya. Biarlah kita periksa dan bertobat dari semua itu, agar kita tidak berontak kepada Tuhan seperti Salomo atau Yerobeam.


English

Bible Reading: 1Kings 11-12

King Solomon loved women more than he loved God. That is why, Solomon's heart has turned away from the Lord and followed his wives by worshiping idols and other gods. In short, Solomon has rebelled against God. Then, Jeroboam, who has been elected by God to be king over Israel who are not part of Jerusalem, has been told to walk according to the statutes of God. But he was afraid to lose his power to rule that he created idols for Israel to worship and that way he has also rebelled against the Lord. These two things are just examples of many things that we tend to seek more than God, which at the end makes us rebel against God. Let us introspect ourselves, our lives, and see if there are any thing that draws our hearts more than God? Are there things that we are afraid of that will make us rebel against God? Maybe it's money, wealth, career, afraid to get hurt, afraid to be hated that we please men rather than God, or others. Let us check and repent from all that, so that we would not rebel against God just like Solomon and Jeroboam.

Thursday, October 24, 2013

Senangkan Tuhan & Bukan Manusia | Please the Lord & Not Men

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 9-10

Ketika kita fokus kepada panggilan Tuhan dan kepada apa yang Tuhan berikan kepada kita untuk dapat memenuhi panggilan-Nya itu, maka orang-orang akan tertarik kepada Tuhan yang ada di dalam kita. Hal ini terjadi kepada Salomo. Setelah Salomo meminta hikmat untuk dapat melakukan tugas dan panggilannya sebagai raja, ia tetap fokus kepada Tuhan, membangun rumah Tuhan dan berita tentang kebijakannya dan apa yang Tuhan lakukan melalui Salomo tersiar kemana-mana. Sampai-sampai Ratu dari negeri Syeba datang mengunjungi dia dan bersaksi bahwa apa yang di dengar tidak sampai setengah dari apa yang ia dapat lihat. Jadi, biarlah kita fokus kepada Tuhan, menyenangkan hati-Nya dan bukan fokus kepada apa yang orang-orang inginkan. Biarlah kita senangkan Tuhan dan bukan menyenangkan manusia. Fokuslah kepada Tuhan, latihlah apa yang Tuhan telah berikan untuk dapat memenuhi panggilan-Nya di dalam kita dan biarlah kasih dari dan untuk Tuhan yang menjadi motivasi kita. Dengan begitu orang-orang akan secara otomatis melihat Tuhan dalam hidup kita dan mencari tahu.


English

Bible Reading: 1Kings 9-10

When we focus on the calling of the Lord and what the Lord has given to us to fulfill His calling, then people will be pulled to God who is inside us. This happened to Solomon. After Solomon asked for wisdom to be able to fulfil his duty and calling as a king, he stayed focus on the Lord, building the Lord's house and the news of his wisdom and what the Lord did through Solomon travels far. It also reaches the Queen of Sheba who came to visit him and even testify that what she heard was not even half of what she has seen. So, let us focus on the Lord, pleasing His heart, and not focusing on what men wants. Let us please God and not men. Focus on the Lord, train what the Lord has given to us to fulfill His calling in us and let love of and for God becomes our motivation and drive. That way, people will automatically see God through our lives and want to find out more.

Wednesday, October 23, 2013

Meminta Hikmat | Asking For Wisdom

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 20

Yesus mengalami banyak cobaan dan serangan dari orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya dan orang-orang yang iri kepada-Nya. Dapat kita lihat juga bahwa mayoritas orang yang iri dan tidak percaya kepada Yesus adalah orang-orang dalam, orang-orang Farisi yang mempelajari Firman Tuhan. Dari sini kita dapat belajar agar bersandar kepada Tuhan dan meminta hikmat-Nya agar kitapun dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada kita seperti Yesus dipertanyakan. Sebab kita hanyalah penyampai pesan dan pemberita kabar baik dan soal pertanyaan dan tantangan yang datang, itu ditujukan kepada Tuhan dan bukan kita. Oleh karena itu kitapun perlu kembali kepada Tuhan untuk meminta jawaban-Nya. Kita juga dapat belajar agar kita tidak menjadi seperti orang-orang Farisi yang iri kepada Yesus. Kita tidak perlu iri kepada siapapun yang terlihat sukses atau di sebut sebagai hamba Tuhan yang besar, sebab setiap orang memiliki bagian-bagiannya masing-masing. Lagipula kita tidak seharusnya mencari kemuliaan bagi diri kita sendiri, tetapi bagi Tuhan. Jadi, biarlah kita selalu mencari Tuhan, meminta hikmat-Nya dan menghidupi kebenaran dan Firman Tuhan dan bukan sekedar hanya pengetahuan yang akhirnya membuat kita sombong seperti orang Farisi.


English

Bible Reading: Luke 20

Jesus faced a lot of temptations and attacks from the people who did not believe in HIm and who are jealous of Him. We can see that majority of the people who are jealous ro did not believe in Him are insiders, the Pharisees who studies the Word of God. We can learn from this so that we would rely on God and ask for wisdom so that we would be able to answer the questions thrown at us just like Jesus answered them. For we are only the messenger and the bearer of good news and with regards to questions and challenges that comes, they are directed towards the Lord and not us. Therefore, we need to come back to the Lord for answer. We can also learn so that we would not be like the Pharisees who are jealous of Jesus. We do not need to be jealous of anyone who seems successful or are called as a great servant of God, for everyone has his/her own parts. Moreover, we should not seek for our own glory, but for the Lord. So, let us always seek the Lord, ask for His wisdom and live the truth and Word of God and not just leaving it as knowledge which might make us boastful like the Pharisees.

Tuesday, October 22, 2013

Meminta Kepada Tuhan | Asking From The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 8

Salomo meminta kepada Tuhan agar siapapun yang berdoa dan berseru kepada Tuhan dengan memandang kepada Rumah Tuhan, didengarkan oleh Tuhan. Rumah Tuhan dapat juga melambangkan Tuhan sendiri sebab disitulah kemuliaan Tuhan turun dan termanifestasi pada waktu itu. Dari doa Salomo, yang terpenting adalah bila kita mencari Tuhan, mencari wajah-Nya, hadirat-Nya dan kemuliaan-Nya, maka apa yang kita doakan akan didengarkan oleh Tuhan. Tetapi Salomo juga berdoa bahwa apa yang didengarkan itu untuk kemuliaan Tuhan dan agar orang-orang mengenal nama Tuhan. Sebab apa yang diminta bukanlah untuk kesenangan pribadi, tetapi untuk keperluan bangsa dan kebutuhan hidup. Begitu jugalah bila kita berdoa, biarlah kita mencari wajah, hadirat dan kemuliaan Tuhan, biarlah kita meminta hal-hal yang akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan, yang akan membuat orang-orang mengenal nama Tuhan melalui kehidupan kita. Tetapi yang terpenting adalah untuk kita mencari wajah Tuhan, datang kepada hadirat-Nya dan bukan sekedar meminta apapun seperti kita meminta kepada pesuruh atau pekerja kita. Kita harus ingat bahwa kita sedang meminta kepada Raja segala raja dan itu perlu dilakukan dengan hormat.


English

Bible Reading: 1Kings 8

Solomon asked from the Lord so that anyone who prayed or cried out to the Lord by facing to the House of the LOrd, God will hear. The House of the Lord represents the Lord Himself, because the glory of God came down and manifested there at that time. From Solomon's prayer, the most important thing when we seek the Lord is to seek His face, His presence and glory, then whatever we pray for wil be heard. But solomon also prayed that what should be heard are the things that brings glory to the Lord and so that others owuld know His name. For what were asked were not for personal pleasuer but for the need of the nation and life. So should we, when we pray, let us seek His face, presence and glory, let us ask for things that brings glory to His name, that makes others know the name of the Lord through our lives. But the most important is that we seek the face of the Lord, come to His presence and not just asking as if we are asking our workers or slaves. We have to remember that we are asking to the King of kings and we need to do it with respect and honour.

Monday, October 21, 2013

Berani Berkorban | Dare To Sacrifice

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 7

Dalam membangun Bait Allah, rumah Tuhan, banyak diperlukan dana dan tenaga serta keahlian-keahlian masing-masing. Ada yang ahli soal-kayu-kayunya dan pembangunannya, ada yang ahli dalam hal tembaga, emas,perak dan membuat alat-alat dan perkakas dari semua itu. Juga dibutuhkan tenaga kerja yang banyak  dan terus menerus sampai selesai semuanya selama bertahun-tahun. Danapun diperlukan untuk segala alat-alat dan bahan yang dipakai, juga untuk membayar orang-orang yang bekerja untuk pekerjaan ini. Jadi, bila dilihat, pengorbanannya sangatlah besar dan banyak. Dalam kita membangun rumah Tuhan di dalam gereja, yakni persekutuan yang erat, persekutuan yang membangun dan mendidik, itu juga memerlukan dana dan tenaga serta para ahli dalam berbagai macam hal. Sayangnya tidak semuanya ikut serta dalam pembangunan persekutuan di dalam rumah Tuhan, tidak semua orang berani mengorbankan dana, tenaga dan keahliannya selama bertahun-tahun untuk Tuhan. Jadi, biarlah kita berani mengorbankan apa yang kita miliki untuk Tuhan, agar ada kesatuan dan kasih Tuhan dalam gereja, dan juga agar kasih itu terpancar dan merangkul orang-orang di sekitar kita.


English

Bible Reading: 1Kings 7

In building the Temple of God, the house of the Lord, it needed a lot of resources and energy along with skills. There are those who are skilled in building and in the woods used, there are those who are skilled in bronze, silver, gold and to make things out of them. It also needed energy and labour that is intensive and continuous for many years, until it's all done. Resources were also needed for all the tools and materials used, to pay for the people who worked the job. So, it can be seen that the sacrifice is great and a lot in building the house of God. For us, in building the house of God in church, that is to build a strong fellowship, an edifying and discipling fellowship, it takes a lot of resources, energy and various skills. Unfortunately not everyone is involved in the building of the fellowship in the church, not all are willing or dare to sacrifice their resources, labour and skills for many years for God. So, let us be daring and willing to sacrifice what we have for God, so that there will be unity, love of God in the church and so that love may shine and reach out for the people around us.

Sunday, October 20, 2013

Pelajaran Dari Salomo | Lesson From Solomon

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 5-6

Bila kita perhatikan apa yang dilakukan oleh Salomo untuk memnangun rumah Tuhan, dapat kita lihat bahwa itu memakan waktu yang lama karena Salomo membuat rumah Tuhan dengan sangat teliti. Pembangunan rumah Tuhan memakan waktu tujuh tahun dan 4 bulan dan setiap dimensi, sudut, ukiran, bahan dan lapisan yang di pakai sangatlah tepat dan yang terbaik. Tetapi Salomo bukan hanya memakai apa yang Tuhan berikan di Israel, tetapi juga koneksi yang ia miliki dengan raja lain untuk dapat membangun rumah Tuhan. Kita dapat belajar dari Salomo agar kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan kemuliaan-Nya, bukan dikerjakan dengan sembarangan, tetapi dengan sungguh-sungguh dan yang terbaik. Kita juga dapat belajar dari Salomo agar kita tidak mengurung diri dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, justru kita perlu untuk membuat koneksi agar kita dapat memancarkan kemuliaan Tuhan kepada mereka melalui kehidupan kita. Kita juga dapat mengikutsertakan mereka untuk ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan secara keahlian yang mereka miliki. Dengan begitu kita dapat menunjukkan bahwa keahlian mereka dapat digunakan untuk suatu hal yang jauh lebih besar dari apa yang mereka pikirkan dan akhirnya kita dapat mengenalkan mereka kepada Tuhan Yesus Kristus dan kasih-Nya.


English

Bible Reading: 1Kings 5-6

If we see what Solomon did to build the house of the Lord, we can see that it took a long time because Solomon made the house of God with such details. The building of the house of the Lord took 7 years and 4 months and every dimension, corner, carving, materials and finishing that were used was very precise and were the best. But Solomon did not just used the resources given by the Lord in Israel, but he also used his connection with other king to be able to build the house of the Lord. We can learn from Solomon so that we would give the best for God and His glory, not to be done half-heartedly, but with an earnest heart and the best that we can do. We can also learn from Solomon so that we would not hide ourselves from other people who does not know God, instead we need to make connection so that we may reflect God's glory to them through our lives. We can also involve them in the work of the Lord using their abilities and talents. That way we can show them that their talents and abilities can be used for far greater purpose than what they thought and in the end we can introduce them to the Lord Jesus Christ and His love.

Saturday, October 19, 2013

Hidup seperti Yesus Atau Farisi? | Living A Life Like Jesus Or The Pharisees?

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 19

Yesus memiliki sesuatu yang orang Farisi dan para ahli Taurat tidak miliki. Dan karena suatu hal itu, orang banyak mengikuti Yesus, dan Ia membuat seluruh rakyat terpikat dan ingin mendengarkan Dia. Sedangkan kepada orang Farisi dan para ahli Taurat, orang-orang mendengarkan mereka hanya karena mereka memiliki posisi dan patut dihormati. Ada suatu perbedaan yang jelas antara Yesus dan orang Farisi atau para ahli Taurat. Perbedaan itu adalah hidup yang memancarkan Firman Tuhan dan hidup yang hanya menghafalkan Firman Tuhan. Hidup Yesus adalah hidup yang penuh dengan Firman Tuhan, dalam tindakan, perkataan dan juga kasih-Nya yang nyata. Sedangkan hidup orang Farisi dan para ahli Taurat hanya penuh dengan pengetahuan dan Firman yang tertulis saja, tetapi tidak ada di dalam tindakan dan kasih mereka dan bahkan mereka menghakimi orang-orang, padahal mereka seharusnya mengasihi orang-orang. Dan bila kita ingin seperti Yesus, maka kita perlu untuk membiarkan FIrman Tuhan hidup melalui hidup kita, bukan hanya sebagai pengetahuan di dalam pikiran dan ingatan kita saja, tetapi sebagai kasih yang nyata dan tindakan yang nyata. Dengan begitu kita akan memiliki suatu daya tarik yang dapat membawa lebih banyak lagi orang kepada pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus. Jadi, manakah yang kita pilih: hidup seperti Yesus atau hidup seperti orang Farisi atau para ahli Taurat?


English

Bible Reading: Luke 19

Jesus has something that the Pharisees and the teachers of the law does not. And because of this, the crowd followed Jesus and He made the people attracted to listen to Him. While to the Pharisees and the teachers of the Law, people listen to them only because they have position and should be respected. There is a clear difference between Jesus and the Pharisees or the teachers of the Law. That difference is in the life that reflects the Word of God and a life that is only memorising the Word of God. The life of Jesus is a life that is full of the Word of God, in actions, words and in love that is substantial. While the life of the Pharisees and the teachers of the Law are only full of knowledge and written Word of God, but there was none in action or love and they even judge others where they should have loved. And if we want to be like Jesus, then we need to let the Word of God live through us, not just as a knowledge in our minds and memories, but as a substantial love and real actions. That way, we will have a magnetic pull that could bring more people to the realisation of knowing the Lord Jesus Christ. So, which one will we choose: life like Jesus or like the Pharisees or the teachers of the Law?

Friday, October 18, 2013

Meminta Apa Yang Berkenan Di Hadapan Tuhan | Ask For What Is Pleasing To The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 3-4

Ketika Tuhan datang kepada Salomo dalam mimpi dan bertanya kepada Salomo apa yang ia inginkan dari Tuhan, Salomo tidak meminta yang macam-macam. Ia tidak meminta agar menjadi raja yang ditakuti oleh raja-raja lain, ia tidak meminta kekayaan atau kuasa, ia tidak meminta umur panjang, ia juga tidak meminta untuk menjadi pemimpin seluruh bumi. Hanya satu yang ia minta, yakni hati yang memiliki pengertian akan yang baik dan jahat agar dapat menghakimi rakyatnya. Apa yang Salomo minta itu baik di hadapan Tuhan, sebab ia tidak meminta untuk kesenangan hidupnya, tetapi untuk dapat memenuhi panggilan yang diberikan oleh Tuhan. Dan karena itu Tuhan memberikan apa yang ia butuhkan untuk dapat menjadi raja yang baik, seperit yang ia minta, dan juga diberikan kekayaan yang berlimpah-limpah sebagai bonusnya. Biarlah kita juga belajar dari Salomo agar kita tidak meminta untuk kesenangan kita sendiri, tetapi biarlah kita meminta apa yang kita butuhkan untuk dapat memenuhi panggilan Tuhan bagi kita, sebab itulah yang berkenan di hadapan Tuhan.


English

Bible Reading: 1Kings 3-4

When the Lord came to Solomon in a dream and ask of what Solomon wants from the Lord, Solomon did not asked for many things. He did not asked to be king that is feard by other kings, he did not asked for wealth and power, he did asked for long life, he also did not asked to be the leader of the world. Only one thing that he asked, that is to have a heart full of understanding of good and evil so that he may judge the people. What Solomon asked was good in the eyes of the Lord, for he did not asked for his own pleasure, but to be able to fulfill his calling that God gave. And that is why the Lord gave him what he need to be a good king, just like he asked and also exceeding wealth was given as an extra. Let us learn from Solomon to not ask for our pleasure, but to ask for what we need to fulfill our calling in the Lord, for that is pleasing to the Lord.

Thursday, October 17, 2013

Memiliki Hati Yang Teguh | Having A Stedfast Heart

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 2

Salomo mendapatkan pesan terakhir dari Daud akan beberapa hal tentang mereka yang memberontak terhadap Daud dan Salomo. Dan Salomo mengikuti apa kata Daud, ayahnya itu dan melenyapkan mereka yang berontak kepada Daud dan Salomo. Dengan demikian, Salomo mengokohkan kerajaannya. Begitu juga seharusnya dengan kehidupan kita, yakni, bila kita ingin kebenaran Tuhan kokoh di dalam hidup kita, maka kita perlu untuk menyingkirkan segala yang bertolak dengan kebenaran Tuhan. Biarlah kita memisahkan diri kita dari dosa dan hal yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan. Hal ini tidak berarti bahwa kita akan dapat hidup sempurna tanpa dosa, tetapi ada bedanya antara hidup dalam dosa dan jatuh dalam dosa. Godaan dan serangan mungkin datang dan membuat kita jatuh dalam dosa, tetapi dengan segera kita bertobat, berbalik dan kembali berjalan di jalan Tuhan. Tetapi bila kita hidup dalam dosa, maka kita masih terus bermain-main dan mencari-cari dosa. Tetapi bila kita fokus kepada kebenaran Tuhan maka kita tidak akan bermain-main dalam dosa. Jadi, marilah kita isi kehidupan kita dengan Firman Tuhan, dengan kebenaran Tuhan, pisahkan diri dari dosa agar kebenaran Tuhan kokoh di dalam hidup kita, memberikan kekuatan dan menambahkan iman setiap harinya agar hati kita teguh dalam Tuhan.


English

Bible Reading: 1Kings 2

Solomon receveid David's last message of a few things regarding those who rebelled against David and Solomon. And Solomon followed David's message and got rid of those who rebelled against David and Solomon. By doing so, Solomon is establishing and strengthening his kingdom. The same way applies to our lives, that is, if we want the righteousness of God to be established and strengthened in our lives, then we need to get rid of all that is agaisnt the righteousness of God. Let us separate ourselves from sin and the things that are against the righteousness of God. This does not mean that we can live perfectly without sin, but there is a difference in living in sin and falling into sin. Temptations and attacks may come and make us fall into sin, but we immediately repent, turn back and come back to walk in the God's way. But if we live in sin, we still play around and seeks sin. However, if we focus on the righteousness of God, then we would not be playing around with sin. So, let us fill our lives with the Word of God, with the righteousness of God, set ourselves apart from sin so that the righteousness of God is strengthened in our lives, giving us strength and adding ot us faith everyday so that our hearts would be steadfast in the Lord.

Wednesday, October 16, 2013

Mendidik Anak-Anak | Disciplining Children

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 1

Walaupun Daud adalah seorang yang memiliki hati yang lembut dan yang mengasihi Tuhan, tetapi Daud pun memiliki kekurangan sebagai manusia. Dari hidup Daud, sampai menjelang ajalnya, kita dapat melihat bahwa anak-anak Daud pada terlantar dan ia terlalu memanjakan anak-anaknya dengan tidak mendisiplin dan menegur mereka. Dari kasihnya kepada Amnon, Absalom dan juga Adonia kita melihat bahwa Daud tidak pernah mendisiplin anaknya dan mengajarkan mereka di jalan yang benar. Seringkali sebagai orang tua, secara jasmani ataupun rohani, kita mungkin terlalu sibuk seperti raja Daud terlalu sibuk mengurusi peperangan dan kerajaannya. Mungkin kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita, usaha kita, pelayanan kita dan bahkan dengan gereja sehingga kita tidak memiliki waktu untuk anak-anak kita, untuk mengajar dan mendidik mereka. Kita perlu untuk belajar lebih memakai waktu dengan baik dan dengan seimbang. Ada waktu untuk bekerja, ada juga waktu untuk mendidik dan mengajarkan anak dan ada waktu untuk beristirahat. Maka dari itu, biarlah kita tidak melalaikan bagian kita dalam mendidik anak-anak kita, baik secara jasmani, ataupun terhadap orang-orang yang dipercayakan kepada kita secara rohani untuk dibimbing dan dimentor. Janganlah kita seperti mengambil kejelekan Daud yang tidak mendidik anak-anaknya, tetapi belajarlah dari kehidupannya.


English

Bible Reading: 1Kings 1

Even though David is a man of a gentle heart and loved God, David still has weaknesses as human. In the life of David until near his death, we can see that David's children are left alone and doted so much by not disciplining or rebuking them. From his love towards Amnon, Absalom and Adonijah, we can see that David has never disciplined his children or taught them the right way. Many times as parents, physically or spioritually, we are too busy like king David busy in battles and his kingdom. Maybe we are too busy with our work, our business, ministry and even church that we do not have time for our children, to teach them and discipline them. We need to learn to use our time wisely and in balance. There are times for work, there are also times for disciplining and teaching and there are times for resting. Therefore, let us not be lacking in our part in disciplining our children, may it be physically, or towards the people God has entrusted us wtih spiritually to be led and mentored. Do not take the weaknesses of David who did not discipline his children, but let us learn from it.

Tuesday, October 15, 2013

Yesus Untuk Semua | Jesus For All

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 18

Dalam pelayanan Yesus, ada beberapa kejadian yang di mana para murid Yesus dan orang-orang yang mengikuti Yesus mengucilkan orang-orang yang terlihat tidak penting. Misalnya, dalam pasal ini, para murid-Nya mengusir anak-anak kecil yang datang kepada Yesus. Lalu orang banyak menyuruh oranb buta yang berseru kepada Yesus untuk diam. Dari sini, terlihat adanya suatu diskriminasi bahwa Tuhan Yesus bukan untuk semua orang. Tetapi justru Yesus ingin menjangkau mereka juga, Ia memanggil anak-anak kecil itu kepada-Nya. Ia juga lalu berhenti dan meminta orang membawa orang buta itu kepada-Nya. Sayangnya, masih ada juga diskriminasi seperti itu di dalam gereja-gereja. Terkadang mungkin dengan tidak kita sadari, kita menganggap bahwa mereka yang tidak penting tidak perlu dibagikan Firman, atau tidak perlu untuk mengenal Yesus. Terutama, orang-orang yang di sekitar kita, sebab mungkin ada yang berpikir bahwa bila kita membawa orang yang kaya, terhormat, penting dan sukses kepada Tuhan, maka kita juga akan membangun hubungan yang baik dengan orang itu dan itu akan membawa keuntungan bagi hidup kita. Hal ini sangatlah salah dan egois. Justru Tuhan itu datang untuk semua orang, besar, kecil, tua, muda, kaya, miskin, sehat, sakit dan dari segala bangsa. Oleh karena itu biarlah kita belajar dari Yesus untuk tidak memilih siapa yang kita doakan atau bawa kepada Tuhan, sebab orang-orang yang Tuhan taruh di sekitar kita dapat kita doakan dan kita bawa kepada Tuhan sampai mereka memilih sendiri inign mengikuti Tuhan atau tidak, setelah mengenal kebenaran Tuhan. Biarlah kita buka mata kita kepada sekitar kita dan mulailah doakan orang-orang yang Tuhan taruh dalam hidup dan lingkungan kita agar mereka dapat mengenal siapa itu Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Luke 18

In the ministry of Jesus, there are a few incidents where the disciples of Jesus and the people following Jesus ignored the people who seems unimportant. For example, in this chapter, the disciples rebuked the little children who comes to Jesus. Then the crowd told the blind man who cried out to Jesus to be quiet. We can see here that there is a discrimination that Jesus is not for all. But in truth, Jesus wanted to reach out to them too, He called the little children to Him. He also stop and asked for the blind man to be brought to Him. Unfortunately this kind of discrimination exists in the church. Sometimes without us realising, we think that they who are unimportant do not need to hear the Word of God, or do not need to know Jesus. Especially the people around us, because, maybe there are some who think that id we bring rich, honourable, important and successful people to the Lord, then we will also build a good relationship with that person and it will bring benefit to our lives. This is wrong and selfish. The Lord comes for all, big, small, old, young, rich, poor, healthy, sick and from all nations. Therefore let us learn from Jesus to now choose who we pray for or bring to the Lord, because the people the Lord has placed around us can be prayed for and brouhg to the Lord until they choose themselves to follow Jesus or not, after hearing the truth of God. Let us open our eyes to our surroundings and start praying for the people God has placed in our lives and around us so that they may know who the Lord Jesus Christ is.

Monday, October 14, 2013

Pemimpin Yang Menghasilkan Pemimpin | Leaders Who Produces Leaders

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 23-24

Di balik dari seorang raja dan kerajaan yang kuat, ada terdapat orang-orang yang kuat dan hebat yang mendukung raja itu. Daud memiliki banyak orang-orang yang kuat, yang berani, yang memiliki dedikasi penuh bagi raja dan bagi bangsa Israel. Jadi kehebatan raja Daud bukanlah miliknya seorang diri, tetapi ia mempengaruhi banyak pemimpin di bawahnya yang akhirnya juga memiliki dedikasi dan hati yang serupa dengannya, sehingga ia memiliki pendukung-pendukung yang kuat dalam kerajaannya. Begitu juga di dalam gereja maupun sebuah organisasi. Tidak ada yang dapat berjalan sendirian, tetapi di balik dari seorang pemimpin yang hebat, selalu ada sekumpulan orang-orang yang mendukung, yang memiliki dedikasi yang sama, hati yang sama. Oleh sebab itu biarlah kita jangan mengamil kemuliaan bagi diri kita sendiri, sebab kita tahu bahwa itu bukan karena kekuatan kita saja, tetapi karena dukungan yang kita miliki, yang Tuhan berikan kepada kita. Dan biarlah kita juga belajar dari Daud agar kita dapat memberikan pengaruh yang baik kepada para pemimpin di bawah kita dan di sekitar kita agar merekapun memiliki hati yang setia kepada Tuhan dan kepada umat-Nya. Biarlah Tuhan yang menjadi pemimpin kita yang mengajarkan kita dan biarlah kita juga mengajarkan apa yang Tuhan ajarkan kepada para pemimpin di bawah kita sehingga merekapun dapat bersandar kepada Tuhan dan juga melanjutkannya dengan mengajarkan lagi kepada generasi-generasi baru. Dengan begitu kita akan terus membangun pemimpin-pemimpin yang kuat yang memiliki satu hati dan kesetiaan kepada Tuhan.


Englsih

Bible Reading: 2Samuel 23-24

Behind a great king and a strong kingdom, there are strong people who supports the king. David had a lot of strong people who are courageous, have full dedication for the king and for Israelites. So, the greatness of David is not his own, but he influences many leaders under him who, in the end, also have similar dedication and heart as him, such that he has great supporters in his kingdom. That same thing applies to the church or an organisation. None is able to walk alone, but behind a great leader, there is always a group of leaders who supports, who have the same dedication and heart. Therefore, let us not take the glory for ourselves, for we know that it is not by our own strengths, but it is because of the support we have which the Lord gave to us. And let us also learn from David so that we would give good impact to the leaders under us and around us so that they too, would have the same faithful heart to the Lord and to His people. Let the Lord becomes our leader who teaches us and let us teach what the Lord taught us to the leaders under us so that they too may rely on God and continue the work by teaching the new generations. That way we will keep on building strong leaders who has one heart and faithfulness to the Lord.

Sunday, October 13, 2013

Nyanyian Syukur Bagi Tuhan | Thanksgiving Praises For The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 21-22

Bila kita perhatikan akan nyanyian Daud untuk Tuhan, kita dapat melihat betapa luar biasanya pimpinan tangan Tuhan atas Daud. Tuhan memilih Daud, melatih Daud agar dapat berperang, dapat memimpin rakyat, yakni dapat memenuhi panggilannya dalam Tuhan. Tuhan juga yang memimpin setiap langkah Daud, yang melepaskan dia dari segala yang menyerang dia, memberikan damai, sukacita, dan jalan keluar bagi Daud. Tidakkah kita juga inign memiliki apa yang Daud miliki dengan Tuhan? Tidak usah kita jauh-jauh mencari atua dengan susah payah meminta, sebab sebenarnya kita juga memiliki apa yang Daud miliki. Tuhan memilih kita, Tuhan juga yang melatih kita agar kita dapat memenuhi panggilan kita sampai pada akhir hidup kita. Tuhan juga yang menyelamatkan kita, yang memimpin kita bila kita berseru kepada-Nya, bila kita bersandar kepada-Nya. Jadi, sebenarnya kita juga berada di dalam persekutuan dengan Tuhan. Hanya saja, mungkin kita seringkali lupa untuk bersandar kepada Tuhan, atau kita tidak sabar menunggu waktu Tuhan, atau juga kita tidak berseru minta tolong, malahan kita selalu menyalahkan Tuhan. Padahal sebenarnya Tuhan sedang melatih kita, agar kita makin kuat imannya, agar kita selalu mencari Tuhan dalam segala hal di setiap waktu. Oleh karena itu, biarlah kita juga nyanyikan pujian bagi Tuhan seperti Daud, sebab Tuhan selalu ada di sisi kita.


English

Bible Reading: 2Samuel 21-22

If we took notce of David's song to God, we can see how amazing the guidance of God is upon David. The Lord chose David, trained him so that he can go to battle, can lead the people, can fulfill the calling of God in him. The Lord also led his every step, the one who delivers him from all things that attacked him, gave peace, joy, and way out for David. Don't we want what David had with the Lord? We do not have to look far for it, or asking for it until our tongu are numb, in truth, we actually have what David had with the Lord. The Lord chose us, He also trained us so that we may fulfill the calling He has for us until the end of our lives. The Lord also saves us, leads us if we cry out to Him, if we rely on Him. So, we are in fact in a relationship with the Lord. It's just that maybe sometimes we forgot to rely on the Lord, or we are not patient enough to wait for the time of the Lord, or we do not cry out to Him for help and might even blame Him for everything. While in reality, the Lord is actually trainig us, so that we may grow stronger in faith, so that we always seek the Lord in all things in every moment. Therefore, let us also sing praises to the Lord like David, for He is always by our side.

Saturday, October 12, 2013

Satu Tubuh | One Body

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 19-20

Ketika Daud kembali ke Yerusalem sebagai raja karena Absalom telah mati, orang Israel beserta suku Yehuda berperang mulut. Sebab orang Israel merasa bahwa suku Yehuda merendahkan mereka dan tidak menganggap mereka hanya karena raja berasal dari suku Yehuda. Orang Israel iri kepada suku Yehuda dan sebenarnya ingin mengiringi raja. Mareka melakukan hal ini karena mereka memerlukan sesuatu yang nyata bahwa mereka juga termasuk dari rakyat raja, khususnya setelah mereka mendukung Absalom dan bukan raja Daud. Padahal sebenarnya mereka tahu bahwa bagaimanapun juga mereka tetap rakyat raja Daud dan sebenarnya tidak perlu berperang mulut dan akhirnya membuat perpecahan antara suku-suku Israel. BIla kita perhatikan, kita juga sering berlaku seperti itu. Terkadang karena iri hati dan juga kepercayaan diri yang rendah, kita merasa bahwa kita bukan bagian dari gereja atau umat Tuhan hanya karena kita tidak melayani di depan, atau karena kita tidak sering bergaul dengan orang-orang yang "penting", yakni orang-orang yang melayani di depan. Padahal sebenarnya kita semua sama, kita sama-sama anak-anak Tuhan, sama-sama umat Tuhan hanya saja setiap dari kita memiliki bagian kita masing-masing di dalam tubuh Kristus. Sama saja seperti ilustrasi yang Paulus berikan di dalam 1Korintus 12:12-31, bahwa terkadang kaki ingin menjadi tangan, atau telinga ingin menjadi mata karena mereka tidak merasa termasuk bagian dari tubuh. Ini adalah pemikiran yang salah. Oleh karena itu, biarlah kita tahu, ingat dan sadar bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus, apapun bagian kita. Hanya satu hal yang membuat kita tidak menjadi bagian dari tubuh, yakni bila kita sendiri yang mundur dan menjauh dari persekutuan umat Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita tidak ragukan posisi dan status kita sebagai anak-anak Tuhan dan umat Tuhan, tetapi ketahuilah bahwa kita semua adalah bagian dari satu tubuh, yakni tubuh Kristus.


English

Bible Reading: 2Samuel 19-20

When David came back to Jerusalem as king because Absalom has died, the Israelites fought with their words with the tribe of Judah. Because the Israelites felt that the tribes of Judah look down on them and do not consider them as part of David's people because the king is from Judah. The Israelites were jealous of the tribe of Judah and really wanted to be there with the king for his homecoming trip. They did this because they needed something substantial to ensure that they are still part of the people of the king, especially after they rebelled agaisnt king David by supporting Absalom. The truth is, they know that they are still the king's people and there was no need for a fight which resulted in disunity between the tribes of Israel. If we took notice, we also have done the same in some way or another. Sometimes, because of jealousy or low self-esteem, we feel that we are not part of the church or the people of God just because we do not minister in front, or because we do not hang around with those who are "imporant", that is the people ministering in front. WHile in reality we are all the same, we are all the children of God and the people of God, only that each one of us has our own part in the body of Christ. The same with the illustration given by Paul in 1Corinthians 12:12-31, that sometimes the feet want to be the hands or the ears want to be the eyes because they do not feel like part of the body otherwise. This is the wrong mindset. Therefore, let us know, remember and realise that we are part of the body of Christ, what ever our part is. Only one thing that makes us not part of the body, that is if we, withdraw ourselves and move away from fellowship of the people of God. Therefore, let us not doubt our position and status as the children of God and people of God, but let us realise that we are all part of one body, that is the body of Christ.

Friday, October 11, 2013

Satu Dari Sepuluh | One Out Of Ten

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 17

Dalam peristiwa sepuluh orang kusta yang sembuh karena Tuhan, hanya satu dari mereka yang kembali kepada Tuhan untuk memuliakan Tuhan. Dalam hal ini, Tuhan menyembuhkan mereka dengan menyuruh mereka pergi kepada imam untuk menunjukkan diri mereka. Karena mereka taat dan mengikuti perkataan Tuhan Yesus, maka mereka sembuh. Tetapi dari sepuluh orang kusta yang sembuh itu, hanya satu yang mau kembali kepada Tuhan dan percaya, sedangkan yang sembilan kembali kepada hidup mereka masing-masing. Ini berarti bahwa hanya satu dari sepuluh orang itu yang selamat, yang menerima keselamatan, sebab hanya kepada dialah Tuhan Yesus berkata, "ïmanmu telah menyelamatkan engkau". Tanpa kita sadari banyak orang, termasuk kita yang berkata bahwa kita orang percaya, yang menerima kesembuhan, tetapi tidak mau benar-benar percaya kepada keselamatan yang datang daripada Tuhan Yesus Kristus. Oleh sebab itulah Tuhan memerintahkan agar kita tidak mencari berkat atau mujizat, sebab sepuluh orang mengalami kuasa penyembuhan Tuhan, tetapi hanya satu yang mau mengenal dan memuliakan Tuhan. Oleh sebab itu, berhati-hatilah kita agar kita tidak menjadi seperti sembilan orang itu, yang mau mengalami mujizat, tetapi tidak mau mengenal dan memuliakan Tuhan.


English

Bible Reading: Luke 17

In the event of the ten lepers who were healed because of the Lord, only one of them came back to the Lord to glorify the Lord. In this case, the Lord healed them by telling them to show themselves to the priest. Because they obeyed and followed the word of the Lord Jesus, then they were healed. But out of ten lepers who were healed, only one who is willing to come back to the Lord and believe, while the other nine goes back to their lives. This means that only one out of ten is saved, who received salvation, because only to him the Lord Jesus said, "your faith has saved you" (direct translation from Indonesian). Without us realising, many people, including us who says that we are believers, we received healing, but do not really want to believe in the salvation that comes in the Lord Jesus Christ. That is why the Lord commanded us to not seek for blessings or miracles, because ten people experienced the healing power of God, but only one is willing to know and glorify the Lord. Therefore, let us be careful so that we would not be like the nine, who wants the miracles, but do not want to know and glorify the Lord.

Thursday, October 10, 2013

Hati Yang Baik | A Good Heart

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 17-18

Hati Daud itu sangatlah lembut dan penuh dengan kasih. Walaupun Absalom adalah anaknya, Absalaom juga yangmembunuh salah satu anaknya, yang  memberontak kepada Daud, menghasut rakyatnya untuk tidak mendukung Daud, mempermalukan Daud dengan meniduri gundik-gundiknya di depan Israel dan juga yang inign membunuh Daud. Tetapi Daud tetap tidak membenci Absalom dan hanya ingin anaknya tetap selamat. Ketika kabar tentang kematian Absalom sampai kepada Daud, Daud pun menangis dan bahkan berkata bahwa lebih baik bila ia dapat menggantikan Absalom, yakni Absalom tetap hidup dan dia yang mati. Hati seperti inilah hati yang memancarkan kasih Tuhan. Sebab Tuhan pun berlaku demikian, walaupun kita banyak berontak kepada Tuhan, menjahati Tuhan, dan sebagainya, Tuhan tetap mengasihi kita dan Ia mati ganti kita dengan menanggung semua dosa kita. Biarlah kita juga miliki hati seperti Daud dan Tuhan. Hati yang penuh dengan kasih dan bukan dendam atau benci.


English

Bible Reading: 2Samuel 17-18

The heart of David was very gentle and full of love. Even though Absalom was his son, Absalom was also  the one who killed one of David's son, who rebelled against David, stole his people, bringing shame to David's name by sleeping with his concubines in front of Israel and also wanted to kill David. But David did not hate Absalom and only wants him to be safe. When the news of Absalom's death reached David, he wept and even said that it is better if he had died instead of Absalom. This is the kind of heart that reflects GOd's love. Because the Lord did the same thing, even though we rebeleed against God, did evil to Him and many more, the Lord still loves us and He died in our place by taking the weight and consequences of our sins. Let us also have the heart like David and the Lord. A heart full of love and not hate or grudge.

Wednesday, October 9, 2013

Setia Dalam Perkara Kecil | Faithful In The Little Things

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 16

Tuhan memberikan pengajaran agar kita semua belajar untuk setia terhadap perkara-perkara kecil lebih dahulu, agar kita dapat dipercayakan dengan hal-hal yang lebih besar. Tuhan juga menyambungkannya dengan hal uang, yakni agar kita setia terhadap hal-hal yang berhubungan dengan uang. Hal ini termasuk, memakai uang dengan bijak, tidak menipu orang lain soal uang, tidak mencintai uang lebih daripada yang mempercayakan uang itu kepada kita. Dalam hal ini Tuhan juga sedang berkata-kata akan kita. Tuhan telah mempercayakan uang di tangan kita untuk dapat membeli kebutuhan kita, tetapi bila kita menyalah-gunakan uang itu, maka kita berlaku tidak setia dengan apa yang dipercayakan kepada kita. Dan bila kita tidak dapat setia kepada Tuhan dengan perkara kecil, maka bagaimana Tuhan akan mempercayakan kepada kita dengan perkara yang lebih besar? Jadi, biarlah kita jangan mencintai uang dan melupakan Tuhan yang mempercayakan uang itu kepada kita. Biarlah juga kita tidak menyalah-gunakan uang yang Tuhan percayakan kepada kita, sebab Tuhan memberkati kita untuk menjadi berkat bagi orang lain juga. Belajarlah setia dalam hal-hal kecil lebih dahulu, maka Tuhan akan mempercayakan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari.


English

Bible Reading: Luke 16

The Lord taught us to learn to be faithful in the little things first, so that we may be entrusted with greater things. The Lord also connects that with money, so that we would be faithful in things that involves money. This includes, using money wisely, not cheating money from other people, not loving money more htan the one who entrusted that moeny to us. In this matter, the Lord is talking about us. The Lord has entrusted money in our hands to buy what we need, but if we misuse that money, then we are unfaithful with what is entrusted to us. And if we are unfaithful to the Lord with the small matters, then how can the Lord trust us with the bigger matters? So, do not love money and forget about God who entrudted that money to us. Let us learn not to misuse that moeny that the Lord entrust to us, for the Lord blessed us so that we may be a blessing unto others. Learn to be faithful in small matters, the Lord will entrust us with bigger things in the future.

Tuesday, October 8, 2013

Akibat Dari Dosa | Consequences Of Sin

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 15-16

Oleh karena dosa Daud yang di mana ia telah berzinah dan membunuh Uria, suami Batsyeba, hukuman Tuhan turun atasnya. Walaupun ia telah bertobat dan kembali kepada Tuhan, hukuman yang Tuhan katakan tetap terlaksanakan. Dan hukuman itu tergenapi ketika Absalom anaknya berontak kepada Daud dan menduduki tahta Daud dan meniduri gundik-gundik Daud di depan Israel. Terkadang ketika kita berdosa lalu bertobat, kita berharap bahwa hukuman atau akibat dari dosa kita itu juga hilang seperti kita telah diampuni oleh Tuhan. Tetapi kebenarannya adalah bahwa akibat dair perbuatan kita, dari apa yang kita tabur, akan tetap kita tuai. Tetapi di dalam Tuhan kita akan mendapatkan kekuatan untuk dapat menghadapi segala akibat dari dosa kita di masa lampau. Jadi, janganlah kita meminta kepada Tuhan agar semua itu dijauhkan, tetpai mintalah kekuatan daripada Tuhan, mintalah pimpinan Tuhan, sebab justru melalui semua ini kita dapat belajar untuk lebih dekat lagi kepada Tuhan dan lebih bersandar kepada Tuhan dalam segala hal.


English

Bible Reading: 2Samuel 15-16

Because of David's sin when he committed adultery with Bathsheba and killed Uriah, her husband, the Lord's punishment came down upon him. Even though he has repented and came back to the Lord, the punishment that the Lord has said will still happen. And this is fulfilled when Absalom rebelled against David his dad and sat on his throne and slept with his concubines before Israel. Sometimes when we sin and then repented, we hope that the consequences of sin will also be gone just like how w are forgiven by God. But the truth is that the consequences of sin, from what we sow, we will also reap. But in the Lord we have the strength to overcome all consequences of our sin inthe past. So, do not ask the Lord to get rid of the consequences, but ask for strength, for guidance, because through all of this we can learn to be closer to the Lord and to rely on the Lord in all aspects.

Monday, October 7, 2013

Sahabat Yang Baik | A Good Friend

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 13-14

Amnon memang berlaku salah dengan memperkosa adiknya Tamar, dari berbeda ibu. Tetapi ada faktor lain juga yang membuat Amnon jadi berdosa seperti itu, yaitu bahwa ia mengikuti nasihat temannya, Yonadab, yang salah. Nasihat dari Yonadab adalah untuk menipu raja dan Tamar agar ia dapat sendiri dengan Tamar dan dapat memperkosanya. Terkadang kita juga dapat seperti Amnon yang mendengarkan nasihat yang salah di dalam hidup kita. Oleh karena itu kita perlu benar-benar seleksi teman-teman yang dekat dengan kita yang dapat kita dengarkan nasihatnya. Janganlah dengarkan nasihat yang selalu menyetujui hawa nafsu kita, tetapi carilah nasihat yang membawa kita kepada jalan yang benar. Sebab ada tertulis juga dalam 1Korintus 15:33 bahwa pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Jadi, biarlah kita jaga dan seleksi pergaulan kita. Sebab sahabat yang baik, tidak akan membiarkan kita berbuat salah dan dosa, tetapi akan menegur kita bila kita salah.


English

Bible Reading: 2Samuel 13-14

Amnon was wrong to rape his sister from another mother. But there is also another factor that made Amnon sinned like this, that is, the advice of his friend, Jonadab, which was wrong. The advice from Jonadab was to trick the king and Tamar so that he may be alone with Tamar and able to rape her. Sometimes we are like Amnon where we listen to the wrong advice in our lives. Therefore, we really have to be selective of our close friends to whom we can listen to their advices. Do not listen to advices that satisfies our lust, but seek advices that bring us to the right path. For it is also written in 1Corinthians 15:33 that bad company corrupts good habits. So, let us be careful and be selective of our circle of friends. For a good frind would not let us do what is wrong and sin, but will rebuke us if we are wrong.

Sunday, October 6, 2013

Mengakui Dosa Kita | Confessing Our Sins

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 11-12

Ketika Daud berdosa kepada Tuhan dengan ia meniduri istri Uria dan bersiasat agar Uria mati, sehingga ia dapat mengambil Batsyeba sebagai istrinya, Ia dapat jatuh karena pilihannya sendiri. Pilihan yang pertama yang membuat ia menuju jalan yang penuh dengan godaan adalah ketika ia memilih untuk tidak ikut berperang bersama-sama dengan tentaranya. Yang kedua adalah ketika ia melihat Batsyeba mandi, ia bukannya berpaling, justru ia memanggil orang untuk mencari tahu siapa dia. Yang ketiga adalah, walaupun ia telah salah, ia bukannya bertobat, tetapi justru mencoba menutupi perbuatannya yang salah itu. Di sini, Daud berhenti melakukan tugasnya dalam memimpin peperangan bagi rakyatnya, lalu ia tidak lari dari godaan dosa perzinahan dan lagi, ia mencoba menutupi dosa itu. Tetapi ketika ia ditegur, ia langsung bertobat dan mencari Tuhan serta kembali ke medan perang setelah mendengar kabar perang lagi. Kita dapat belajar banyak dari hidup Daud dan dalam pengalamannya yang satu ini, kita belajar bahwa bila kita berhenti melakukan tugas kita yang Tuhan percayakan, maka kita membuka diri kita kepada banyak godaan dan hal-hal yang membuat kita jauh dari Tuhan, sebab fokus kita berubah. Dan biarlah kita lari dari godaan dosa perzinahan dan biarlah kita tidak mencoba menutup-nutupi dosa kita, tetapi biarlah kita langsung bertobat ketika kita sadar atau ketika kita ditegur. Sebab sebagai manusia, kita memiliki ego yang tinggi dan kita malu untuk mengakui dosa-dosa kita sehingga kita selalu mencoba menutup-nutupi dosa kita. Justru itu salah dan yang harus dilakukan adalah mengakuinya di hadapan Tuhan, bertobat dari dosa itu. Jadi, biarlah kita selalu fokus kepada apa yang Tuhan telah berikan kepada kita, dan biarlah kita tidak menutup-nutupi dosa kita, tetapi akui, bertobat dan kembali kepada Tuhan.


English

Bible Reading: 2Samuel 11-12

When David sinned against the Lord by sleeping with Uriah's wife and put on a strategy to kill Uriah, so that he can take Bathsheba as his wife, he fell because of his own choices. The first choice that made him walked towards the path full of temptations is when he chose not to go to war with his army. The seond is when he saw Bathsheba taking a bath, he did not turned away, instead he called someone to find out who she is. The third is when he was wrong, hr did not repent, but he tried to cover up his sin. At this time, David stopped doing his part in leading the war for his people, then he did not run from sexual immorality and he also tried to cover up his sin. But when he was rebuked, he immediately repented, seek the Lord and went back to battle right after he got the latest update on the war. We can learn a lot from David's life and in this experience, we can learn that if we stop doing our part that the Lord has given to us, then we are opening ourselves to many temptations and things that makes us go astray from the Lord, because our focus changes. And let us run from sexual immorality and let us not try to cover up our sins, but let us immediately repent when we realise or when we are rebuked. Because as human we have a very high ego and we are ashamed to confess our sins, such that we always try to cover up our sins. This is actually wrong, and we needs to be doen is to confess that sin before the Lord and repent from it. So, let us always focus on what the Lord has given to us, and let us not cover up our sins, but confess it, rep[ent and come back to the Lord.

Saturday, October 5, 2013

Warisan Tuhan | Inheritance from God

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 15

Dalam cerita anak yang hilang, anak yang bungsu meminta dibagikan hak warisnya, secara tidak langsung, anak yang bungsu berkata kepada ayahnya bahwa leibh baik bila ayahnya mati. Dan kebenarannya adalah, Bapa kita yang di Surga telah mati bagi kita. Ia telah meninggalkan warisan-Nya kepada kita, keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus. Tetapi banyak dari kita yang mengharapkan kekayaan, ketenaran dan kesuksesan yang diwariskan oleh Bapa Surgawi kita. Kita terus meminta akan segala hal yang menyenangkan daging kita agar kita dapat bersenang-senang di dunia ini. Tetapi kita lupa akan warisan terbesar yang diberikan Tuhan, yakni untuk meneruskan bisnis-Nya. Bisnis Tuhan yang diwariskan kepada kita adalah bisnis menyelamatkan jiwa-jiwa, bukan kita yang menyelamatkan jiwa-jiwa, tetapi kita dapat membawa mereka kepada pengenalan akan Yesus dan kepada keselamatan kekal. Jadi, sebagai ahli waris Tuhan, biarlah kita teruskan pekerjaan-Nya untuk menyebarkan berita keselamatan kepada banyak orang.


English

Bible Reading: Luke 15

In the story of the lost child, the younger son asked for his part of the inheritance, by doing this, he indirectly saying that his dad is better dead than alive to him. The truth is, our Heavenly Father did die for us. He has left us His inheritance, that is salvation through the Lord Jesus Christ. But many of us expect riches, fame and success as inheritance. We kept on asking for things that pleases our flesh so that we may live in lustful pleasures on this earth. But we forget about the greatest inheritance that the Lord left for us, that is to continue His business. The business of the Lord is to save souls, but it is not us who saves them, but we can bring them to know Jesus and to the salvation. So, as the heir to the Lord, let us continue His work to share the news of salvation to others.

Friday, October 4, 2013

Bertindak Bijak & Tetap Mengasihi | Acting Wisely & Still Love Others

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 9-10

Para pemuka raja Hanun, raja bani Amon beranggapan bahwa Daud mengirimkan pegawai-pegawainya untuk mengintai dan menyelidiki kota mereka dan bukan untuk menyampaikan pesan turut berdukacita. Pada masa perang, tentulah hal ini sudah biasa, yakni untuk orang bertindak dan berpikir buruk atas seseorang. Sebab banyak dari raja-raja yang berperang dan ingin menguasai kota sebanyak-banyaknya untuk menjadi yang terhebat. Sayangnya sikap seperti ini sampai sekarang masih terus ada dan memang ada yang memiliki udang di balik batu, tetapi ada juga yang memang tulus seperti Daud. Yang menjadi masalah adalah kita hidup dan tumbuh dewasa dengan pikiran bahwa tidak ada orang yang berbuat baik tanpa sebab dan hal itu membuat kita, sebagai orang percaya pun sulit untuk dapat tidak berpikiran buruk akan seseorang. Dengan pikiran seperti ini kita tidak akan dapat memancarkan kasih Tuhan atau mengasihi sesama kita seperti Tuhan mengasihi kita dan mereka. Oleh karena itu, janganlah biarkan apa yang umum bagi khalayak ramai membuat kasih Tuhan tidak terpancarkan melalui kehidupan kita. Jangan biarkan iblis mengkorupsi pikiran kita dan hati kita dengan membuat kita selalu curiga atas orang-orang. Tetapi biarlah kita juga bertindak bijak, meminta petunjuk Tuhan, meminta nasihat dari para pemimpin kita dan tetap mengasihi mereka yang mungkin memiliki maksud lain atau tidak.


English

Bible Reading: 2Samuel 9-10

The princes of King Hanun, king of the Amonites thinks that David sent his servants to scout the city and not to really give his condolences. In those war times, it is expected for one to think of others in the worse way possible. Because many kings who wages war to obtain as many cities as possibles to be the greatest. Unfortunately this attitude is still here today and it is true that there are some people who have hidden agendas, but there are also those who are sincere like David. THe problem is that we live and grew with the mindset that there is none who does good without wanting something in return and this makes us, as believers, very difficult to not think bad of a person. With this kind of thinking, we would not be able to shine the love of God through or to love others as the Lord loves us and them. Therefore, do not let what is norm for the crowd makes the love of God could not shine through our lives. Do not let the devil corrupt our mindset and heart so that we are always sceptical of others. But let us act wisely, asking guidance from the Lord, advices from our leaders and still love them who may or may not have a hidden agenda.

Thursday, October 3, 2013

Memikirkan Tuhan | Thinking About God

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 7-8

Kita dapat melihat salah satu bagian dari hati Daud dalam pasal-pasal ini. Belum pernah ada orang yang memikirkan untuk mendirikan rumah bagi Tuhan dan Daudlah yang pertama kali memikirkan hal itu. Untuk Daud dapat memikirkan rumah bagi Tuhan, ia pasti sangat mengasihi Tuhan dan memiliki Tuhan dalam pikirannya setiap harinya. Bila Daud tidak memikirkan akan Tuhan, maka ia tdak mungkin berpikir untuk membangun rumah bagi Tuhan. Sikap seperti ini adalah sikap di mana Daud selalu berpikir untuk menyenangkan hati Tuhan dan bagaimana ia dapat membalas perbuatan baik Tuhan atas dirinya. Hal ini berarti Daud memiliki hati yang penuh dengan rasa terima kasih kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki Tuhan dalam pikiran kita setiap harinya? Apakah kita berpikir akan bagaimana kita dapat membalas kasih-Nya ataukah kita justru berpikir apalagi yang dapat kita minta dari Tuhan? Marilah kita ubah cara kita berpikir dan belajar dari Daud. Milikilah hati yang penuh dengan rasa terima kasih dan selalu memikirkan bagaimana kita dapat menyenangkan dan membalas kasih Tuhan.


English

Bible Reading: 2Samuel 7-8

We can see one part of Daivd's heart in these chapters. There has been no one who ever thought about building a house for the Lord and David was the first. For David to think about building a house for the Lord, he must really love God and have God in his mind everyday. If David did not think of God, then he would never though about building a house for God. This kind of attitude is the kind of atitude where David always think of how to please God and how to repay His kindness. This means that David has a very grateful heart. What about us? Do we have God in our thoughts everyday? Do we think about how we can repay His love or do we think about what we should ask next from God? Met us change the way we think and learn from David. Have a heart that is grateful and always think about how we can please and repay His love.

Wednesday, October 2, 2013

Apa Yang Lebih Penting Bagi Kita? | Which One Is More Important For Us?

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 5-6

Terkadang apa yang kita lakukan bagi Tuhan terlihat sangat bodoh dan bahkan memalukan bagi mata dunia. Tetapi seperti yang Daud katakan, ia tidak malu untuk menari-nari seperti orang gila di hadapan orang banyak, bila perlu bahkan ia rela melakukan hal yang lebih hina dan memalukan, bagi Tuhan. Hati dan sikap seperti inilah yang kita perlukan di dalam hidup kita. Yakni bahwa di hadapan Tuhan tidak ada harga diri, tidak ada yang lebih tinggi atau tidak ada yang lebih rendah. Walaupun kita dapat hidup bijak dengan tidak membiarkan orang-orang menginjak-nginjak kita dan mempermalukan kita , tetapi dalam segala hal yang kita lakukan bagi Tuhan, harga diri tidak ada artinya. Yang berarti bagi Tuhan hanyalah hati yang dengan sungguh-sungguh mengasihi Tuhan tanpa syarat. Bila dibandingkan dengan keselamatan jiwa, apa yang kita anggap sebagai berharga di bumi ini, apa yang khalayak ramai anggap sebagai penting, tidaklah penting dan berharga. Jadi, kembali kepada kita, apakah kita beranggapan seperti khalayak ramai ataukah kita rela melepaskan semua itu untuk keselamatan jiwa-jiwa orang di sekitar kita? Bila kita harus  menanggung penghinaan sementara, tetapi dapat membawa jiwa kepada keselamatan di dalam Tuhan yang kekal, apalah artinya penghinaan yang sementara itu. Sebab yang kekallah yang perlu kita kejar bukan yang fana, yang sementara. Biarlah kita belajar seperti Yesus yang rela dihina untuk keselamatan manusia. Tidaklah mudah, tetapi biarlah kita sama-sama mengejar yang kekal di dalam Tuhan, yang berkenan di mata-Nya dan bukan yang sementara.


English

Bible Reading: 2Samuel 5-6

At times, what we do for God may seem foolish and sometimes shameful in the eyes of the world. But as David said, he was not ashamed to dance like a crazy person in the midst of many people, and if he can he was willing to do even more shameful things, for the Lord. This kind of heart and attitude is what we need in our lives. That is, before the Lord there is no pride, no one is higher, or no one is lower. Even though we may live wisely and not letting people use and make a fopol out of us, but in all things that we do for God, pride and ego has no meaning. What's meaningful for God is a heart that truly loves God without condition. If compared to salvation of a soul, what we consider as precious in the earth, what the crowd thinks as important, are not important and precious. So, it comes back to us, do we perceive things like the crowd or are we willing to let go of all that for the salvation of souls around us? If we have to bear a temporary mocking, but able to bring a soul to salvation in the Lord that is eternal, that mock which is temporary is nothing. For we should chase unto what is eternal and not what is temporary. Let us learn to be like Jesus who is willing to be mocked for the salvation of men. It is not easy, but let us chase for the eternal things in the Lord, what is pleasing in His eyes and not what is temporary.

Tuesday, October 1, 2013

Harga Mengikuti Yesus | The Price of Following Jesus

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 14

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa bila kita ingin menjadi murid-Nya, maka kita perlu untuk mendedikasikan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan. Kita perlu untuk menanggung beban tanggung jawab yang datang bersama dengan posisi sebagai murid Yesus. Yesus memberikan contoh bagaimana seseorang yang berperang pasti menimbang kekuatannya dahulu dan seorang yang membangun sebuah menara akan menimbang apakah ia memiliki dana yang cukup atau tidak dan begitulah untuk kita mengikuti Yesus kita perlu melepaskan segalanya dan memberikan seluruh kehidupan kita. Hal in berarti harga untuk mengikuti Yesus, bila ditimbang-timbang, sama dengan seluruh kehidupan kita, dalam segala hal yang kita lakukan. Dan bila kita ingat bahwa Yesuspun telah memberikan seluruh hidup-Nya bagi kita, maka sudah sepatutnya bila kita ingin menjadi murid Yesus dan mengikuti langkah-langkah-Nya, kita juga berikan seluruh kehidupan kita bagi Yesus. Jadi, pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita rela membayar harganya untuk mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya atau tidak? Relakah kita berikan seluruh kehidupan kita bagi Tuhan?


English

Bible Reading: Luke 14

The Lord Jesus taught us that if we want to be HIs disciples, then we need to dedicate our lives wholly to the Lord. We need to bear the burden of responsibilities that comes with that position as the disciples of Jesus. Jesus gave an example of how, as a man who goes to war, he must weigh his strength first and how a man in building a tower would calculate his cost and weigh it against his resources and so if we want to follow Jeuss we need to let go of everything and give our lives wholly to Him. This means that the price of following Jesus, if weighed, is the same as our whole lives, in everything that we do. And if we remember that Jesus Himself has given His whole life for us first, then we ought to also give our whole lives for Jesus if we want to be His disciples and follow His footsteps. So, the question now is, are we willing to pay the price to follow Jesus and becomes His disciples, or not? Are we willing to lay down our whole lives for the Lord?