Monday, September 30, 2013

Mengasihi Musuh Kita | Loving Our Enemies

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 3-4

Di dalam hati Daud sama sekali tidak ada dendam terhadap Saul ataupun keluarganya. Daud malahan menghukum mereka yang membunuh keluarga Saul atau yang mendukung Saul dengan sembarangan, khususnya karena ingin menjilat kepada Daud, seperti Baana dan Rekhab, atau juga yang memiliki dendam pribadi seperti Yoab dan Abisai. Dan dari sini kita dapat melihat hati Daud yang penuh dengan kasih dan juga kebijakan. Ia melakukan apa yang Yesus katakan, yakni untuk mengasihi musuh kita. Walaupun tidak mudah, tetapi bagi Daud, mereka adalah saudara dan keluarga dari yang diurapi Tuhan. Dalam kehidupan kita, mungkin situasi kita berbeda dengan Daud, tetapi kita juga pasti mengalami saat-saat di mana ada orang-orang yang menjahati kita, baik untuk menjatuhkan pekerjaan, nama baik, perusahaan kita, atau juga karena iri, karena mereka ingin menjadi yang nomor satu dan sebagainya. Di saat-saat seperti inilah kita perlu ingat akan apa yang Daud lakukan dan akan apa yang Yesus katakan. Kita perlu ingat bahwa kita perlu mengasihi musuh kita. Memang tidak mudah, tetapi justru karena hal itu tidak mudah, kita perlu kekuatan dari Tuhan, kita perlu damai dari Tuhan dan pengampunan dari Tuhan. Bila kita mengerti bahwa pengampunan yang Tuhan beri kepada kita jauh lebih besar dari apa yang harus kita lepaskan bagi orang lain, maka kita akan lebih mudah untuk melepaskan pengampunan bagi orang lain. Jadi, biarlah kita bersandar kepada Tuhan agar kita selalu diingatkan untuk mengasihi musuh kita, selain dari mengasihi sesama kita. Mintalah kekuatan, kesabaran dan pengampunan dari Tuhan agar kita dapat melakukan perintah-Nya.


English

Bible Reading: 2Samuel 3-4

In the heart of David, there is no trace of resentment towards Saul or his family. Daud actually punished them who killed Saul or his supporter, expecially if they wanted to suck up to Daivd like Baanah and Rechab, or someone who has a personal vendetta like Joab and Abishai. And we can see here that the heart of David is full of love and wisdom. He did what Jesus said, that is to love our enemies. Even though it's not easy, but for David they are still his brethren and a family of the aninted one. In our lives, we may face different situations compared to David's, but we would also have faced situations where there are people who does wicked and bad things to us to bring us down in our work, business or our reputation, or because of jealousy, or they wanted to be number one or many other reasons. In this times, we need to be reminded of what David did and what Jesus said. We need to remember that we need to love our enemies. It is not easy, but because it's hard, we need the strength from God, we need His peace and forgiveness. If we understand that the forgiveness that the Lord gave to us is far greater than what we have to give to others, then we will find it easier to release forgiveness for others. So, let us lean on the Lord so that we will always be reminded to love our enemies, other than our friends. Ask for strengths, patience, and forgiveness from the Lord so that we will be able to do His commandments.

Sunday, September 29, 2013

Apakah Yang Kita Kejar? | What Do We Chase After?

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Samuel 1-2

Kita dapat melihat salah satu perbedaan antara Saul dan Daud. Saul adalah orang yang mengejar hormat dan posisi, sehingga ia melakukan yang salah di mata Tuhan hanya karena ia ingin tetap dihormati oleh rakyat. Tetapi Daud tidak mengejar kehormatan ataupun tahta, ia hanya mencari kehendak Tuhan. Bahkan ketika Saul telah mati, Daud tidak bersorak-sorai karena ia akhirnya dapat menjadi raja, ia meratapi Saul dan Yonatan. Daud juga bertanya kepada Tuhan dahulu apakah ia dpat pergi ke salah satu kota di Yehuda atau tidak. Bila kita lihat akan kehidupan Saul dan Daud, lalu melihat kepada kehidupan kita sendiri, bertanyalah kepada diri kita sendiri: Apakah yang kita kejar dalam hidup ini? Apakah itu posisi dan kehormatan seperit Saul? Ataukah hal-hal lainnya seperti kekayaan, ketenaran, uang, tubuh dengan otot yang kekar, hidup yang berfoya-foya dan lain-lain. Ataukah kita mengejar kehendak Tuhan seperti Daud? Pilihan ada di tangan kita setiap harinya.


English

Bible Reading: 2Samuel 1-2

We can see one of the differences between Saul and David. Saul is a man who is after respect and position, such that he did displeasing things before God just so that he would still be respected by the people. But David did not chase after respect or throne, he was only after God's will. Even when Saul died, David did not rejoice because he can finally take the throne, he mourn for Saul and Jonathan. David also asked the Lord whether he should go to one of the cities of Judah or not. If we look at the lives of Saul and David, then looking at our own lives, let us ask ourselves this question: What do we chase after in this life? Is it position and respect like Saul? Or is it other things like wealth, fame, money, moscled body, party life, and others? Or do we chase after God's will, like David? The choice is in our hands, everyday.

Saturday, September 28, 2013

Jangan Bertindak Dalam Emosi | Do Not Act Rashly Based On Emotion

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 30-31

Daud ditemukan dalam keadaan yang terjepit, sebab ketika Ia kembali ke Ziklag, Ziklag telah dikalahkan dan dijarah oleh orang Amalek dan juga istri-istri Daud termasuk ke dalam orang-orang yang dirampas oleh orang Amalek. Dan karena kejadian ini rakyat Ziklag ingin melempari Daud dengan batu. Disamping mengalami kehilangan, Daud juga diancam dan dipojoki oleh rakyat. Tetapi dalam keadaan yang terjepit ini, Daud masih dapat berpikiran dingin dan tidak membuat keputusan yang terbawa emosi. Daud tidak langusng pergi mengejar orang Amalek, tetapi ia bertanya dahulu kepada Tuhan. Daud datang kepada Tuhan dan meminta petunjuk dan karena Tuhan berkata bahwa Daud akan berhasil dalam pengejarannya, maka barulah Daud pergi. Seringkali bila kita berada di dalam keadaan dan situasi seperti Daud, kita akan bertindak dengan amarah, atau memutuskan sesuatu dengan terbawa emosi dan pada umumnya, hasilnya tidaklah baik dan tidak bijak. Kita perlu untuk belajar seperti Daud yang masih terus bertanya kepada Tuhan apapun situasi yang dihadapinya, dengan begitu ia berserah penuh kepada Tuhan. Jad, biarlah kita tidak bertindak dalam emosi, tetapi biarlah kita selalu kembali kepada Tuhan untuk memimpin langkah-langkah kita.


English

Bible Reading: 1Samuel 30-31

David was found in a tigt situation, because when he came back to Ziklag, Ziklag has been defeated and taken captive by the Amalekites and David's wives were also taken captive. Because of this, the people of Ziklag wanted to kill David with stones. Other than experiencing loss himself, David was also threatened to be killed. But in this tight situation, David was still able to think with a cool head and did not make a rash decision based on emotion. David did not immediately went after the Amalekites, but he asked the Lord first. David came to the Lord and asked for guidance and because the Lord said that he will be able to catch up with them, then David went and chased after them. Many times, if we are in a situation like David, we would act raqshly based on anger or decide on things based on emotion and usually the result wouldn't be good and it is unwise. We need to learn to be like David who kept on asking the Lord in whatever situation he faces, that way he is surrendering to the Lord. So, let us not act rashly based on emotion, but let us always comes back to the Lord to guide our steps.

Friday, September 27, 2013

Berbuah | Being Fruitful

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 13

Tuhan Yesus memberikan perumpmaan akan pohon yang tumbuh dan selama tiga tahun Tuhan datang mencari buah tetapi tidak ada buahnya dan pohon itu ingin ditebangnya karena menyia-nyiakan hidupnya di tanah itu. Ini adalah peringatan kepada kita semua bahwa kita hidup memiliki tujuan dan bukan hanya untuk main-main dan hidup dengan percuma. Sama seperti sebuah pohon ara yang seharusnya menghasilkan buah ara, begitu juga setiap dari kita ada hal-hal yang dapat kita raih yang telah direncanakan oleh Tuhan. Dan juga seperti sebuah pohon tidak dapat berbuah bila tidak ada makanan, kondisi dan tanah yang baik, begitu juga kita tidak akan dapat berbuah bagi Tuhan bila kita tidak memberi makan diri kita dengan kebenaran Tuhan, tidak merombak dan membuang yang jelek dalam hidup kita agar tanah kita subur. Jadi, bila kita sudah lama mengikuti Tuhan, tetapi tidak ada perubahan dalam hidup kita, tidak ada hati untuk membagikan kabar keselamatan, mungkin tanah kita perlu dicangkul dan kita perlu lebih untuk dipupuki. Biarlah kita menjadi orang-orang yang berbuah, yang memiliki tujuan dan yang melakukan kehendak Tuhan.


English

Bible Reading: Luke 13

The Lord Jesus gave a parable of a tree that has grown and for three years the Lord came and tried to find fruits but there was none and that tree wanted to be cut down because it is wasting its life on the land. This is a reminder for all of us that we have a purpose in life and not only to play around and living aimlesly. The same as the fig tree that suppose to bear figs, so is every single one of us has things that we can achieve that has been planned by God. And just like the tree cannot bear fruits if it has no food, the right condition and a good soil, we also cannot be fruitful to God if we do not give ourselves food of the truth of God, if we do not work the soil and get rid of all the bad things so that we our soil will be good. So, if we have been following Christ for a long time, but there are no changes in our lives, no heart to share the good news, maybe our soil needs to be dug and need to be fertilised. Let us become people who bear fruits, who has a purpose and who does the will of God.

Thursday, September 26, 2013

Jangan Tolak Bagian Kita Dalam Tuhan | Do Not Reject Our Part In God

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 28-29

Saul pada awalnya dipilih dan direncanakan menjadi raja atas Israel, tetapi karena ketidak-taatannya kepada Tuhan yang berulang kali, bagiannya diambil oleh Tuhan dan diberikan kepada Daud. Dengan begitu Saul tidak lagi mendapat bagian dalam rencana Tuhan yang besar dan apa yang seharusnya ia lakukan dan raih, yakni menang atas Filistin, dan mengokohkan kerajaan Israel, akan diberikan kepada Daud dan keturunannya. Begitu juga dapat terjadi terhadap kita. Tuhan memiliki rencana bagi setiap dari kita untuk mendapatkan bagian dari rencana-Nya yang besar. Tetapi bila kita terus menolak rencana Tuhan itu, seperti Saul, maka bagian kita akan diberikan kepada orang lain untuk dikerjakan. Serupa seperti bila kita bekerja di dalam sebuah perusahaan, pekerjaan yang kita tolak, atau kasus-kasus dan proyek yang kita tolak akan diberikan kepada orang lain yang menginginkannya atau yang layak menerimanya. Jadi, bila kita tetap ingin berada dalam rencana Tuhan, ingin tetap mendapat bagian dan ikut serta dari rencana Tuhan yang besar, biarlah kita belajar untuk taat seperti Daud. Biarlah kita kerjakan dan ikuti perintah Tuhan, rencana Tuhan bagi kita. Mintalah petunjuk dan pewahyuan dari Tuhan akan rencana-Nya bagi kita dan bagian kita dan sabarlah menunggu seperti Daud menunggu.


English

Bible Reading: 1Samuel 28-29

In the beginning, Saul was chosen to be king over Israel, but because of his disobedience to God again and again, his part was taken by God and was given to David. That way, Saul no longer has a part in the big plan of God and what he was supposed to do and achieve, that is winning over the Phillistines and establishing Israel as a strong kingdom, will be given to David and his descendants. The same thing can also happen to us. The Lord has plans for every single one of us to take part in His great plan. But if we keep on rejecting the plan of God, like Saul did, then our part will be given to other people to be done. Similar to if we are working in a company, the work load that we reject, the projects and cases that we reject will be given to other people who wants it or deserves it. So, if we still want to be in the plan of God, still want to take part and be involved in the plan of God, then let us learn to be obedient like David. Let us do and follow the command of God, His plans for us. Ask for guidance and revelation from the Lord of His plans for us and our parts and wait patiently like David.

Wednesday, September 25, 2013

Akankah Kita Mengambil Kesempatan Itu Tanpa Berpikir Dahulu? | Will We Jump Into Opportunities Without A Second Thought?

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 26-27

Dua kali Daud berada di dalam situasi di mana ia dapat membunuh Saul dengan mudah tanpa ada yang menghalangi atau tanpa Saul memberontak. Kesempatan seperti ini sangatlah jarang di dapat dan menurut mata manusia, ini adalah kesempatan yang sangat bagus, langka dan harus di ambil. Begitulah yang dipikirkan oleh anak buah Daud. Namun, Daud tidak membunuh Saul dalam dua kesempatan yang ia hadapi ini. Daud tidak membunuh orang yang diurapi Tuhan, walaupun ia ingin membunuh Daud, melainkan Daud membiarkannya hidup dan membiarkan pembalasan di tangan Tuhan. Dapat dikatakan hal ini adalah sebuah tes bagi karakter Daud. Bila dalam dua kesempatan ini Daud turun tangan dan membunuh Saul, maka di mata Tuhan Daud telah bersalah karena membunuh orang yang diurapi Tuhan dan juga berarti bahwa ia tidak percaya akan janji dan waktu Tuhan yang akan membuat Daud menjadi raja. Tetapi justru Daud dengan sabar menunggu waktu Tuhan untuk mengangkat Daud menjadi raja. Dalam kehidupan kita, kita mungkin akan menghadapi saat-saat seperti Daud, di mana kita di sodorkan kesempatan-kesempatan langka yang dapat membuat kita membalas dendam, atau meraih apa yang kita ingin raih. Tetapi bila kita tidak bersandar kepada Tuhan, tidak memakai hikmat Tuhan dan mengambil keputusan hanya karena kita melihat bahwa kesempatan ini sangat langka ditemukan, maka kita mungkin berjalan dalam jalan yang salah. Lebih baik kita meminta petunjuk Tuhan lebih dahulu dan tidak mengambil keputusan hanya karena kesempatan itu langka, sebab itu justru yang dapat juga menjadi jerat bagi kita karena kita akhirnya tidak bersandar kepada Tuhan dan hanya berasumsi bahwa Tuhan yang berikan kesempatan itu untuk diambil. Biarlah kita belajar dari Daud, agar kita selalu bersandar dan bertanya kepada Tuhan, baik apa yang kita hadapi itu buruk ataupun baik rupanya. Sebab yang terbaik adalah waktunya Tuhan dan bukan waktu kita.


English

Bible Reading: 1Samuel 26-27

David has been in a situation where he could have killed Saul easily without hindrance or struggle from Saul, twice. These kinds of opportunities are rare and in the eyes of men, these are really good opportunities, rare and need to be taken. That was what David's subordinates thought of. But David didnot kill Saul in these two opportunities that he faced. David did not kill the man anointed by God, even though he wanted to kill David, instead David let him live and let the revenge be in the hands of God. It can be said that this is some kind of a test for David's character. If within these two opportunities David jumped in and killed Saul, then in the eyes of God, David has sinned by killing an anointed man and would also mean that David do not believe in the promise and time of God that will make him king. But David in fact waited for the time of God to raise him up as king. In our lives, we maybe faced with situations like David, where we are faced with rare opportunities that may allow us to take revenge or to reach what we want to achieve. But if we do not rely on God, not using the wisdom of God and take that opportunity just because we see it as a rare opportunity, then we may be walking in the wrong path. It is better for us to ask for the guidance of the Lord first and do not take that opportunity just because it is rare, in fact, those opportunities may be a trap that makes us do not rely on God and just assuming that God gave it to us without asking. Let us learn from David, so that we would always rely on God and ask of Him, whether what we face are bad or good. Because the best is still in God's time and not our own.

Tuesday, September 24, 2013

Istri & Suami | Wife & Husband

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 25

Dalam kisah antara Daud, Nabal dan Abigail, terlihat bahwa Abigail adalah seorang istri yang bijak, yang berpikir dan bertindak cepat dan yang melakukan apa yang ia dapat untuk menjaga keluarganya. Dapat juga kita lihat betapa besarnya pengaruh dan dampak baik yang dilakukan oleh Abigail.  Karena kebijakannya dan kerendah-hatiannya, ia mencegah Daud untuk memulai perang darah dan ia menyelamatkan suaminya dan sanak saudaranya dari kematian yang mengenaskan. Bila kita pelajari dari sini, seorang istri itu memiliki dampak yang luar biasa terhadap suaminya dan keluarganya dan sikap serta karakter seperti Abigail inilah contoh seorang istri yang baik, yang patut dicontoh. Jadi, posisi seorang istri itu tidaklah lebih rendah dari suami, justru mereka berdiri di dalam satu tingkatan dan saling mendukung, hanya saja suami yang memimpin sebab suami mendapat otoritas dari Tuhan untuk memimpin keluarga. Oleh karena itu, janganlah para istri merasa kecil atau tidak berguna, tetapi justru ada dampak baik yang luar biasa yang dapat dilakukan sebagai pendamping dan partner dari suaminya, tetapi jangan lupa untuk tetap hormat, sebab otoritas Tuhan dalam keluarga ada pada suami. Dan juga seorang suami janganlah seperti Nabal yang bebal, tetapi hargailah dan sayangilah istri sebab tanpa dukungan dan kerjasama mereka seorang suami tidak sempurna. Dan bagi para laki-laki dan wanita yang masih belum beristri atau bersuami, biarlah kita belajar lebih dahulu akan karakter-karakter ini agar kita mengerti serta memuliakan Tuhan dalam keluarga kita nantinya.


English

Bible Reading: 1Samuel 25

In the story of David, Nabal and Abigail, it can be seen that Abigail is a wise wife, who think and act quickly and who did what she could to take care of her family. The good and great impact of Abigail can also be seen here. Because of her wise actions and humility, Abigail stopped David from starting a war and she saved her husband and all her family from death. If we take lessons from here, a wife have a great impact towards her husband and family and attitude along wth character like Abigail is an example of a good wife that we can learn from. So, a position of a wife is not lower than her husband, in fact they stand at the same level, supporting each other, the only difference is that the husband leads, because the Lord has given authority to him to lead his family. Therefore, to all the wives, do not feel small or of no use, in contrast, wives have a great impact that can be done as a supporter and partner of her husband, but do not forget to still respect and honour, because authority of the Lord in a family is upon the husband. And a husband, do not be like Nabal who is stiff-necked, but love and appreciate your wife, for without their support and partnership a husband is not complete. And for all the men and women who are not yet married, let us learn in advance of these characters so that we owuld understand and able to glorify the Lord in our family later on.

Monday, September 23, 2013

Keluar Dari Gelap Menuju Terang | Out From The Darkness Into The Light

Indo

Pembacaan Alkitab:  Lukas 12

Dalam pasal ini Yesus banyak mengajar kebenaran kepada murid-murid-Nya dan juga kepada orang banyak. Tetapi dalam semua yang di ajari-Nya dalam pasal ini, banyak yang memiliki satu nada. Yakni, agar kita tidak lagi berada di bawah kuasa kegelapan dunia dan mulai berbalik kepada terang Tuhan Yesus Kristus. Ia memberi pengajaran akan kemunafikan kita, agar kita tidak takut akan dunia dan jadinya tidak berani mengaku kepercayaan kita kepada Tuhan. Yesus juga memberi pengajaran agar kita tidka kuatir, tidak tamak, tidak dikuasai oleh hawa nafsu dunia, tetapi dapat hidup dengan iman bahwa Tuhan pasti mencukupkan. Ada juga pengajaran agar kita tidak menumpuk harta di dunia tetapi perlu untuk menumpuk harta di sorga. Jadi, biarlah kita belajar dari pengajaran-pengajaran yang Tuhan ajarkan ini. Marilah kita keluar dari belenggu kuasa gelap dan standar dunia yang sudah gelap dan biarlah masuk ke dalam terang Tuhan yang mulia. Biarlah pikiran kita tidak lagi didikte oleh apa yang dunia katakan, tetapi diterangi oleh kebenaran Firman Tuhan.


English

Bible Reading: Luke 12

In this chapter, Jesus taught a lot of truth to His disciples and to the crowd. But in all that He teaches in this chapter, many has one note. That is, for us to no longer be under the power of darkness of the world and start turning back to the light of the Lord Jesus Christ. He taught of our hypocrisy, so that we would not be afraid of the world such that we dare not proclaim our faith to the Lord. Jesus also taught so that we would not worry, not be greedy, not be driven by the lust of the world, but to live in faith that the Lord will provide our needs. There was also teaching of how we should not collect treasure on earth, but in heaven. So, let us learn from all these teachings of the Lord. Let us get out of the hold of darkness and the world's standard that has darkened and let us enter into the glorious light of the Lord. Let our minds  no longer be dictated by what the world says, but it is enlightened by the truth of the Word of God.

Sunday, September 22, 2013

Bertanya Kepada Tuhan | Asking God

Indo

Pembacaan Alkitab:1Samuel 23-24

Ketika Daud dalam pelarian menjauhi Saul yang mengejarnya untuk membunuhnya, ia masih tetap menolong mereka yang diserang oleh bangsa Fiistin. Tetapi ia juga tidak melakukannya karena kesombongan dan karena kemampuan yang ia miliki. Tetapi ia melakukannya karena memang memiliki kasih. Dan yang membuat Daud berbeda dengan Saul adalah, bahwa Daud bertanya dahulu kepada Tuhan, apakah ia akan menang atau tidak. Dan Tuhan menjawab Daud dan memberikan kemenangan. Sikap seperti inilah yang perlu kita miliki, yakni sikap yang hormat kepada Tuhan, yang tahu bahwa Tuhanlah yang memegang kendali hidup kita. Jadi, biarlah kita biasakan diri untuk selalu bertanya kepada Tuhan akan jalan yang kita tempuh. Biarlah kita tanyakan apakah jalan yang akan kita pilih itu jalan Tuhan atau bukan. Bila bukan, biarlah kita bertanya akan jalan mana yang Tuhan telah siapkan bagi kita. Sehingga kita tidak salah jalan, tetapi tetap berada di dalam jalan Tuhan.


English

Bible Reading: 1Samuel 23-24

When David was running away from Saul who wanted to kill him, he still helped others who were attacked by the Phillistines. But he did not do it because of pride and his ability. But he did it because he has love. And what made David different than Saul is that David asked God first, whether he will win or not. The Lord answered David and gave him victory. This kind of attitude is what we need to have, an attitude that is respectful to the Lord and knows that the Lord is the one who holds the steer in our lives. So, let us accustom ourselves to always ask God about the path we take. Let us ask whether the path we want to choose is the one God wants or not. If not, then let us ask of which path is the one He has planned for us. So that we would not walk in the wrong path but in the path of God.

Saturday, September 21, 2013

Terobsesi Akan Tuhan | Obsession To God

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 21-22

Kita dapat melihat bahwa Saul sangat terobsesi untuk membunuh Daud dan ia tidak lagi berpikir jernih. Siapapun yang mendukung Daud atau yang tidak mendukung dirinya dianggap sebagai musuhnya. Dan sampai-sampai ia berani untuk membunuh imam Ahimelekh beserta keluarganya 85 orang. Karena obsesi Saul untuk membunuh Daud, ia selalu marah, selalu emosi dan karena itu pula ia tidak dapat berpikiran jernih. Dan juga hatinya penuh dengan hal-hal yang jahat sebab ia ingin membunuih Daud. Padahal masih ada musuh-musuh yang sebenarnya, yang perlu diperangi agar Israel bebas dari tekanan bangsa lainnya. Dengan kata lain, Saul kehilangan tujuan hidup yang diberikan oleh Tuhan dan ia hanya perduli akan dirinya sendiri. Terkadang hal yang sama juga dapat terjadi kepada kita bila kita sangat terobsesi akan hal-hal lain yang menyimpang dari rencana Tuhan bagi kita. Karena obsesi itu, kita jadi tidak dapat berpikir dengan jernih, emosian, membawa pengaruh buruk kepada orang-orang di sekitar kita dan kehilangan tujuan hidup yang pada awalnya Tuhan berikan kepada kita. Saat hal-hal seperti ini terjadi, biarlah kita ingat bahwa segala sesuatu itu dari Tuhan, untuk Tuhan, bagi Tuhan. Bila kita ingin terobsesi akan sesuatu, biarlah kita terobsesi akan Tuhan, akan kasih-Nya, anug'rah-Nya dan keseluruhan-Nya.


English

Bible Reading: 1Samuel 21-22

We can see that Saul is very obsessed to kill David and he no longer can think straight. Whoever supports David or do not support Saul is considered as enemy. His obession is so great that it reaches a point where he dares to kill Ahimelech the priest and his family, 85 in total. Because of Saul's obsession to kill David, he is always angry, emotional, and cannot think straight. And his heart was also full of evil things because he wants to kill David. While there are still real enemies out there that needs to be fought so that Israel would be free from the oppression from other nations. In other words, Saul has lost his true purpose of life that God has given to him and he only cares for himself. Sometimes the same thing can happen to us if we are obsessed about things that makes us stray away from the plan of God. Because of that obsession, we cannot think straight, we are emotional, bringing bad impact to those around us and we have lost our purpose of life given by God. When this happens, let us remember that everything is from God, for God and to God. If we want to be obsessed of somehting, let us be obsessed to God, to His love, grace and His whole being.

Friday, September 20, 2013

Tuhan No. 1 | The Lord Is No. 1

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 19-20

Saul mementingkan posisi dan kedudukannya sebagai raja lebih daripada Tuhan, sehingga ia mau membunuh Daud agar Daud tidak dapat menjadi raja. Semua ini dilakukannya agar ia tetap dapat menduduki posisi raja Israel. Saul yang tadinya hanyalah seorang dari suku Benyamin, seorang yang berkata bahwa ia tidak layak karena ia dari bangsa yang terkecil, sekarang menjadi seorang yang sombong dan gila akan kekuasaan. Terkadang kita juga berlaku seperti Saul yang mementingkan posisi lebih daripada Tuhan. Dan akibatnya kita akan juga jatuh seperti Saul yang rela melakukan apapun asal posisinya tetap berada di atas. Oleh karena itu, janganlah biarkan apapun yang dunia tawarkan menjadi lebih penting daripada Tuhan bagi kita. Sebab hal itu yang akan menjadi allah kita dan yang akhirnya dapat menjadi jerat bagi hidup kita, yang merusak moral dan segala yang baik yang ada di dalam kita. Biarlah Tuhan menjadi no. 1 di dalam hidup kita.


English

Bible Reading: 1Samuel 19-20

Saul put forth his position and standing as king more important than the Lord, such that he wants to kill David so that David would not become king. All of these are done so that he may stay in his position as King of Israel. Saul who was just a man from the tribe of Benjamin, a man who said that he is not worthy to be king because he is from the smallest tribe, now has become someone who is full of pride and craving for power. Sometimes we also act like Saul by putting forth position as more important than the Lord. Consequently, we will also fall like Saul who was willing to do anything as long as his position stays at the top. Therefore, do not let anything that the world offer to be more important for us, than the Lord. For that will become our god and will become our own downfall in the end, the one that will corrupt our moral and all that is good in us. Let the Lord be no. 1 in our lives.

Thursday, September 19, 2013

Ajaran Yesus Dalam Berdoa | Jesus' Teaching On Prayer

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 11

Ketika murid-murid-Nya meminta diajari bagaimana berdoa, Tuhan Yesus mengajarkan mereka "Doa Bapa Kami". Dalam doa ini kita diajarkan untuk mengaku siapa Tuhan itu dengan memanggil-Nya sebagai Bapa, lalu memuji nama-Nya dan memproklamasikan kehendak-Nya, yakni untuk kerajaan-Nya datang. Lalu kita baru meminta untuk kebutuhan kita, bukan untuk hal-hal yang berlebihan dan yang hanya untuk kesenangan belaka, tetapi kita diajarkan untuk meminta secukupnya. Lalu kita meminta pengampunan dan kitapun parlu melepaskan pengampunan itu pula kepada orang lain dan agar Tuhan yang memimpin jalan kita. Setelahnya Tuhan Yesus juga mengajarkan agar kita tidak takut meminta kepada Tuhan, sebab Ia adalah Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya. Ia juga ajarkan agar kita meminta Roh Kudus dicurahkan kepada kita oleh Bapa agar kita dapat dipimpin oleh Roh Kudus. Beginilah kita perlu berdoa kepada Tuhan, yakni kita mengaku siapa Tuhan itu bagi kita, memuji nama-Nya, meminta akan kehendak-Nya, lalu menaikkan permohonan kita akan kebutuhan kita dan bukan apa yang kita ingini lalu meminta pengampunan dan pimpinan Tuhan. Dengan begitu setiap hari kita diingatkan bahwa Tuhanlah Bapa kita, Tuhanlah pemimpin kita dan kita hdup bagi Tuhan. Kita juga diingatkan akan anugrah-Nya'bahwa pengampunan ada di tangan-Nya dan kitapun patut mengampuni orang lain. Jadi, biarlah kita belajar berdoa seperti yang Yesus ajarkan.


English

Bible Reading: Luke 11

When His disciples asked Him to teach them how to pray, the Lord Jesus taught them, "The Lord's Prayer". In this prayer we are taught to confess who He is by calling Him Father, then to praise His name and proclaim His will, that is for His kingdom to come. Then we ask for our needs, not for extravagant things and just for pleasure, but we are taught to ask in sufficiency. Then we ask for forgiveness and we also need to release forgiveness unto others and so that the Lord will lead our path. Afterwards, the Lord also taught us to not be afraid to ask from the Lord, for He is a Father who loves His children. He also taught us to ask for Holy Spirit to be poured out by the Father so that we may be led by the Holy Spirit. This is how we should pray to the LOrd, that is, we confess who the Lord is for us, praise His name, ask for His will, then lift up our supplications for our needs and not what we want, then ask for forgiveness and His guidance. That way we are reminded everyday that the Lord is our Father, the Lord is our leader and we live for the LOrd. We are also reminded by His grace that forgiveness is in His hands and we also need to forgive others. So, let us learn to pray as Jesus taught.

Wednesday, September 18, 2013

Hidup Dalam Perkenanan | Living A Favoured Life

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 18

Segala yang dilakukan oleh Daud, berhasil dan sukses. Di manapun ia dikirim untuk berperang, Daud selalu menang. Ke manapun ia pergi, orang-orang mengasihinya. Hanya Saul yang membencinya sebab Roh Tuhan tidak lagi bersama Saul tetapi bersama Daud dan Saul iri akan hal itu. Tetapi dari sini kita dapat melihat bahwa Daud adalah orang yang dikasihi oleh Tuhan dan orang-orang di sekitarnya. Dapat dikatakan bahwa Daud mendapat perkenanan Tuhan dan orang-orang disekitarnya. Hal ini karena sifatnya yang jujur, benar dan setia. Seperti tertulis pada Amsal 12:2 yang berkata, "Orang baik dikenan Tuhan, tetapi si penipu dihikum-Nya". Dan juga seperti tertulis dalam Amsal 14:9 (terjemahan bebas dari New King James Version) yang berkata, "Orang bodoh mencemooh akan dosa, tetapi di antara orang benar ada perkenanan." Tentunya juga Daud adalah seorang yang diurapi Tuhan, yang hidup benar di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, bila kita ingin mengalami apa yang Daud alami, yakni agar kita mengalami perkenanan Tuhan dan orang-orang di sekitar kita, maka biarlah kita hidup benar di hadapan Tuhan, hidup sesuai dengan Firman-Nya, dan jalinlah hubungan yang erat dengan Tuhan setiap harinya.


English

Bible Reading: 1Samuel 18

In all that David did, he was successful. Whereever he was sent to for battle, David always win. Whereevver he went, people love him. Only Saul hates him because the Spirit of God has left Saul and is with David and Saul was jealous of that. But we can see here that David is a man who is loved by God and the people around hi, It can be saud that David is favoured by the Lord and by men. This is because his honest, upright, righteous and faithful characters. As it is written in Proverbs 12:2 which says, "A good man obtains favor from the Lord, but a man of wicked intentions He will condemn." And also as written in Proverbs 14:9 which says, "Fools mock at sin, but among the upright there is favor". Of course, David was also an aointed man who lived righteously before the Lord. Therefore, if we want to experience what David experience, that is to experience the faour of the Lord and the people around us, then, let us live righteously before the Lord, live according to His Words and build a relationship with the Lord everyday.

Tuesday, September 17, 2013

Iman Seperti Daud | Faith Like David

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 17

Ketika Israel di tantang oleh Goliat, orang Filistin yang memiliki perawakan seorang raksasa dan menakutkan, Israel fokus kepada apa yang di depan mata mereka dan mereka menjadi takut. Tetapi ketika Daud datang dan melihat semuanya itu, Daud tidak takut kepada Goliat. Daud melihat jauh lebih luas daripada orang Israel lainnya. Daud melihat bahwa Tuhan yang bersama mereka tidak akan membiarkan mereka kalah kepada orang Filistin yang menghina dan menghujat Tuhan. Daud tahu bahwa Tuhan itu kuasa dan satu-satunya Tuhan yang hidup dan yang berperang bagi umat-Nya oleh karena itulah Daud memiliki iman kepada Tuhan dan tidak takut kepada Goliat. Sikap dan iman seperti dapat kita pelajari dari Daud. Apapun yang kita hadapi di dunia ini, bila Tuhan beserta kita, tentunya kuasa-Nya akan bersama kita dan memberikan kemenangan dalam hidup kita. Biarlah kita belajar untuk fokus kepada Tuhan seperti Daud, dan jangan fokus kepada masalah yang di depan kita, seperti Israel. Biarlah kita sadar dan yakin bahwa kuasa Tuhan yang ada di dalam kita jauh lebih besar dari kuasa apapun dan bahwa Tuhan yang akan menjaga umat-Nya. Jadi, biarlah kita miliki iman yang kuat seperti Daud, kepercayaan penuh kepada Tuhan, bahwa Ia yang akan memberikan kemenangan dan kelepasan.


English

Bible Reading: 1Samuel 17

When Israel was challenged by Goliath, the Phillistine who is a giant and terrifying, Israel focused at what's in front of them and they became afraid. But when David came and saw all of what's happening, David was not afraid of Goliath. David saw a far broader view than what the other Israelites did. David saw that the Lord who is with them wil lnot let them lose to the Phillistine who mocked and blasphemed the Lord. David knows that the Lord is powerful and the only living God and the one who fights for His people, that is why David had faith in the Lord and was not afraid of Goliath. The attitude and faith lke this are what we can learn from David. Whatever we face in this world, if the Lord is with us, His power will be with us too and it will bring vicotires in our lives. Let us learn to focus on the Lord like David and not focused on the problem, like Israel. Let us realise and be certain that the power of God in us is greather than any other power and that the Lord will take care of His people. So, let us have faith like David, a full trust in the Lord, that He will give us victories and deliverance.

Monday, September 16, 2013

Ketaatan | Obedience

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 15-16

Saul kembali berdosa di hadapan Tuhan. Dan kali inipun, ia melakukan hal yang sama. Yakni, ia tidak taat kepada perintah Tuhan dan bukannya langsung bertobat ketika ditegur. Tetapi Saul malah menyalahkan rakyatnya dan ia juga memakai alasan kalau itu untuk mempersembahkan korban bagi Tuhan, yakni Saul membenarkan diri di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, Saul ditolak menjadi raja dan tidak lama setelah itu Tuhanpun mengurapi Daud sebagai raja untuk menggantikan Saul. Dan dari Daud, Tuhan melihat hatinya yang setia dan taat kepada Tuhan. Dari sini kita belajar, bahwa ketaatan kepada Tuhan jauh lebih penting daripada segala perbuatan yang kita pikir akan menyenangkan hati Tuhan. Oleh sebab itu, biarlah kita belajar untuk taat kepada Tuhan dalam segala hal. Segala perbuatan baik kita itu memang baik, tetapi ketaatan kepada Tuhan jauh lebih penting dan menyenangkan hati Tuhan.


English

Bible Reading: 1Samuel 15-16

Saul sinned again before the Lord. And this time, he did the same thing. That is, he disobeyed God and did not repent when rebuked. Instead, he blamed his people and even used the reason of wanting to offer sacrifices for God as an excuse, Saul is basically justifying his action again. That is why Saul is rejected as king and not long after, God anointed David as king. And from David, the Lord looked at his heart who is faithful and obedient. We can learn from them, that obedience to the Lord is far more important than all the good deeds we do what we think, will please the Lord. Therefore, let us learn to obey the Lord in all aspects of our lives. All our good deeds are indeed good, but obedience to the Lord trumps that and pleases the Lord.

Sunday, September 15, 2013

Nama Kita Tercatat Di Sorga | Our Names Are Written In Heaven

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 10

Ketika Yesus mengutus tujuh puluh murid-murid-Nya untuk memberitakan tentang kerajaan Allah, Tuhan juga berikan kepada mereka kuasa atas iblis. Setelahnya mereka kembali, mereka bersaksi akan kuasa Tuhan dan kuasa nama-Nya. Tetapi Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka tidak bersukacita karena iblis takluk kepada mereka, tetapi karena nama mereka tercatat di sorga. Di sini Tuhan ingatkan kita agar kita tidak menyombongkan mujizat atau pelayanan kita, yang sebenarnya terjadi hanya karena anug'rah dan kuasa Tuhan. Melainkan Tuhan ingin agar kita sellau ingat dan selalu menjaga agar nama kita tercatat di sorga. Sebab tidak ada yang lebih penting dari keselamatan jiwa-jiwa. Jaid, biarlah kita selalu bertobat, periks hati dan diri, terus besekutu dengan Tuhan agar kita pasti bahwa nama kita tercatat di sorga. Tetapi jangan sampai kita lupa untuk melayani juga, sebab dalam pelayanan kita, kita membawa jiwa-jiwa ke dalam kerajaan sorga.


English

Bible Reading: Luke 10

When Jesus sent seventy of His disciples to preach about the kingdon of God, the Lord also gave them power over satan. After they came back, they testified of the powe of God and His name. But the Lord reminded them to not rejoice because satan are subject to them, but becaue their names are written in heaven. The Lord is reminding us not to be boastful of miracles or ministries that we do, which are only happening because of the grace and power of God. But the Lord wants us to remember and take care that our names are written in heaven. Because there is nothing that is more important than the salvation of souls. So let us always repent, check our hearts and lives, keep on having intimate fellowhsip with the Lord so that are sure that our names are written in heaven. But do not forget to minister, because in our ministries, we bring souls to the kingdom of God.

Saturday, September 14, 2013

Menjaga Langkah-Langkah Kita | Taking Care Of Our Walk

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 14

Walaupun Saul telah berdosa di hadapan Tuhan, Saul tetaplah raja yang Tuhan telah pilih, yang telah diurapi-Nya. Oleh karena itu Tuhan tetap akan menyertai apa yang dilakukannya bagi Tuhan, bagi umat-Nya. Yakni dalam peperangan, Tuhan akan tetap memberikan peperangan, sebab yang berdosa adalah Saul seorang diri dan bukan umat-Nya. Hal ini juga dapat terjadi pada jaman sekarang ini. Yakni, seorang yang dipanggil Tuhan untuk melayani umat-Nya, masih dapat berdosa dan tetap melayani dan bahkan jiwa-jiwa diselamatkan. Hal ini karena dosa yang dilakukan orang itu adalah urusan dia dengan Tuhan pribadi dan Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya sengsara dan tidak terselamatkan hanya karena itu. Tetapi tentunya bila orang itu telah ditegur dan tidak juga bertobat, maka ia akan menanggung akibatnya. Dan justru karena hal inilah kita perlu selalu menjaga langkah-langkah kehidupan kita. Sebab kita dapat melayani Tuhan dan umat-Nya tanpa ada hati dan motivasi yang benar. Hasil tetap ada, karena ada yang lain yang mendoakan dan juga hidup benar, tetapi hubungan antara kita dengan Tuhan menjadi rusak karena dosa kita dan lama-lama kita juga akan mulai tidak benar pelayanannya. Jadi, biarlah kita selalu miliki motivasi yang benar di hadapan Tuhan, biarlah kita selalu periksa hati kita, dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Jangan biarkan kesombongan, ketenaran, kekayaan atau apapun membuat motivasi dan hati kita miring dari Tuhan. Sebab kita yang melayani juga perlu untuk melayani dengan teladan.
 

English

Bible Reading: 1Samuel 14

Even though Saul has sinned before the Lord, Saul was still the king that the Lord chose, the one He anointed. That is why He will still be with whatever Saul does for the Lord, for His people. For example, in battle, the Lord will still give victories, because the one who sinned is Saul and not His people. This also happens today. That is, a man who is called by God to minister His people, can still sinned and minister and souls are even saved. This is because the sin that he did is his personal business with him and God and the Lord will not let His people suffer and not saved just because of that. But of course if that person has been rebuked and still does not want to repent, he will bear the consequences. Because of this, we need to be careful in our walk. Because we can minister to the Lord and His people wtihout the right motivation and heart. The result will still be there, because there are other people who prays and also lived in righteousness, but our relationship with the Lord will be ruined because of our sin and sooner or later what we do will start to experience a landslide. So, let us always have the right motivation before the Lord, let us always check our hearts and live according to the Word of God. Do not let pride, fame, wealth or anything sways our motivation and heart away from God. Because we who serves and minister need to serve and minister by leading an example.

Friday, September 13, 2013

Pelajaran Dari Kehidupan Saul | Lessons From Saul's Life

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 13

Saul baru memerintah selama 2 tahun sebagai raja, namun ia telah melakukan suatu hal yang menentang Tuhan dan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Saul pada saat itu baru saja memukul kalah sedikit dari orang Filistin yang ada di Geba, tetapi ia menggembar-gemborkannya dengan meniup sangkakala. Kemudian, ketika Israel terjepit, dan menunggu Samuel untuk datang dan mempersembahkan korban kepada Tuhan bagi Israel, Saul tidak sabar menunggu Samuel sehingga ia sendir yang mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan. Ini adalah bagian Samuel dan bukan hak atau otoritas yang Saul dapat lakukan. Ketika ditegur, Saul bukannya bertobat, tetapi juustru ia membuat alasan untuk membenarkan perbuatannya. Oleh karena hal-hal inilah Tuhan telah memilih orang lain sebagai raja dan Saul tidak lagi berkenan kepada Tuhan. Ada tiga hal yang dapat kita pelajari dari Saul. Yang pertama, janganlah kita sombong akan apa yang kita raih sebab sebenarnya itupun karena anugrah Tuhan. Kedua, biarlah kita sabar menunggu waktunya Tuhan, sebab Ia tidak pernah terlambat. Dan yang ketiga, biarlah kita bertobat ketika kita ditegur dan bukannya membuat berbagai macam alasan untuk membenarkan perbuatan kita. Sebab bila kita berdosa terhadap Tuhan, apapun alasannya, kita tetap memilih untuk berdosa, jadi lebih baik bila kita belajar dari kesalahan kita, bertobat dan tidak melakukannya lagi. Lagipula, bila kita mencoba membenarkan dosa kita di hadapan Tuhan, maka kita mempertanyakan otoritas Tuhan, mempertanyakan kebenaran Tuhan dan juga mempertanyakan keselamatan yang ada pada-Nya. Jadi, biarlah kita belajar dari kesalahan Saul dan biarlah kita tetap hidup setia di hadapan Tuhan.


English

Bible Reading: 1Samuel 13

Saul just reigned over Israel for 2 years as king, yet he has done something that is against God and that is not pleasing before the Lord. At that time Saul just defeated a small number of army of Philistines in Geba, but he made a big deal out of it by sounding the trumpet. Then, when Israel was cornered and was waiting for Samuel to offer sacrifice to the Lord for Israel, Saul couldn't wait for Samuel that he offered the sacrifice himself. This is Samuel's portion and not under the rights and authority of Saul to do. When he was rebuked, Saul did not repent, but instead, he made excuses to justify what he did. Because of these things, the Lord has chosen another to be king and Saul was no longer pleasing to the Lord. There are three things that we can learn from Saul. Firstly, do not be prideful of what we have achieved, for in truth, it is all by the grace of God. Seondly, let us wait patiently for the Lord's timing for He is never late. And thirdly, let us repent when we are rebuked and not make a lot of excuses to justify ourselves. For if we sinned against God, whatever the reasons are, we still chose to sin, so it is better for us to learn from oru mistake, repent and not do it again. Furthermore, if we tryt o justify our sins before the Lord, then we are questioning the authority of God, His righteousness and His salvation. So, let us learn from the mistake of Saul and let us live faithfully before the Lord.

Thursday, September 12, 2013

Kita Sanggup Di Dalam Tuhan | We Are Able In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 11-12

Saul adalah seorang yang berasal dari suku Benyamin, suku terkecil dari semua suku Israel. Tetapi Tuhan telah memilihnya dan mengurapinya sebagai raja atas Israel. Dan ketika didengar oleh mereka dan oleh Saul bahwa Yabseh-Gilead di serang oleh bani Amon, maka Roh Allah berkuasa atas Saul. Pada waktu itu, Roh Allah hanya hinggap dan ada kepada mereka yang diurapi oleh Tuhan dan tidak seperti sekarang di mana Roh Kudus telah dicurahkan di atas kita dan dapat diterima oleh siapapun yang percaya. Dengan melihat Saul, kita dapat melihat bagaimana seorang yang kecil di masyarakat menjadi seorang raja karena pimpinan dan kuasa Tuhan. Dan setiap daripada kita memiliki panggilan dan tanggung jawab masing-masing di hadapan Tuhan. Mungkin kita selalu merasa kecil dan tidak sanggup, tetapi dengan kuasa Tuhan tidak ada yang mustahil. Justru dengan kita merasa tidak sanggup dan akhirnya tidak melakukan apa yang Tuhan inginkan, kita mengecilkan Tuhan dan tidak percaya kepada kuasa Tuhan. Tetapi juga, jangan sampai kita menjadi sombong dan merasa kita dapat melakukan segalanya tanpa Tuhan. Yang diperlukan adalah keseimbangan, yakni kita tahu bahwa kita tidak sanggup bila kita berjalan sendiri, tetapi dengan kuasa Tuhan, kita sanggup dan dapat. Jadi, janganlah lagi kita merasa diri kita kecil di dalam Tuhan, sebab Tuhan kita itu besar.


English

Bible Reading: 1Samuel 11-12

Saul is a man from the tribe of Benjamin, the smallest tribe in all the tribes of Israel. But the Lord chose and anointed him as king over Israel. And when Israel and Sail hard about how Jabsh Gilead was attacked by the Ammonites, then the Spirit of the Lord came powerfully upon Saul. At that time, the Spirit of God only comes to those who are anointed by God and not like nowadays where the Holy Spirit has been poured out upon us and able to be received by anyone who believes. By looking at Saul's life, we can see how a small person in the community can become king because the leadership and power of God. And everyone of us has a calling and responsibility of our own before the Lord. Maybe we always feel small and not capable, but with the power of God nothing is impossible. In fact, if we feel incapable and ended up not doing what the Lord desires, we are downsizing God and do not believe in His power. But be careful to also not feel prideful that we think we can do anything without God. What we need is a balance, that s, we know that we are not able if we walk alone, but with the power of God, we are able. So, do not feel small in God, because our God is big.

Wednesday, September 11, 2013

Berseru & Berdoa Kepada Tuhan | Crying Out & Praying To The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 9-10

Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan memperhatikan sengsara umat-Nya. Lalu karena teriakan umat-Nya sampai kepada-Nya, Ia melakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka. Inilah Tuhan kita, Tuhan yang perduli, yang memperhatikan dan yang menolong umat-Nya. Tetapi, walaupun Ia mengetahui segalanya, memperhatikan, sayang dan perduli, bila kita tidak berseru minta tolong kepada-Nya, maka Ia tidak akan bertindak dan akhirnya memaksakan kehendak-Nya terhadap umat-Nya. Tetapi karena umat-Nya berseru kepada-Nya, berteriak minta tolong, maka Tuhan menolong mereka. Bisa di anggap seperti ini, Tuhan itu selalu siap untuk menolong, dan sudah memiliki segala yang dibutuhkan untuk menolong kita, tetapi tidak dapat memberikannya kepada kita sampai kita memintanya atau ada orang lain yang memintanya dari Tuhan. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi kita untuk berdoa kepada Tuhan, untuk kita meminta apa yang dikehendaki-Nya, untuk kita berdoa bagi keselamatan orang-orang disekitar kita, bagi bangsa dan negara kita. Sebab Tuhan memperhatikan sengsara umat-Nya dan siap menolong, tetapi tidak ada yang memintanya dari-Nya. Jadi, biarlah kita berseru kepada Tuhan, biarlah kita berdoa kepada Tuhan, bukan hanya untuk apa yang kita lalui, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita, bagi bangsa dan negara kita.


English

Bible Reading: 1Samuel 9-10

The Word of God here said that the Lord looked at the suffering of His people. Then because their cries has reached out to Him, He did something to save them. This is our Lord, a caring God, who looked upon us, and saves His people. But, even though He knows all, looked upon us, loves and cares, if we do not cry out to Him for help, then He won't move so that He won't force His will upon His people. But because His people cried out to Him, the Lord moved to save them. It can be said to be like this, the Lord is always ready to help and has everythig that is needed to deliver us, but could not give it to us untl we ask for it or other people ask for it. Therefore, it is important for us to pray to the Lord, to ask what He desires, for us to pray for salvation of people around us, for our nation and country. Because the Lord looked upon the suffering of His people and is ready to deliver, but no one has asked from Him. So, let us cry out to the Lord, let us pray to the Lord, not only for what we are going through, but also for the people around us, for our nation and country.

Tuesday, September 10, 2013

Jangan Ikuti Orang Lain | Do Not Follow Others

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 7-8

Orang Israel meminta agar seorang raja diurapi atas mereka. Mereka ingin agar dapat seperti bangsa-bangsa lain yang memiliki raja yang memimpin dan maju berperang bersama mereka. Dengan begitu juga mereka menolak Tuhan sebgai Raja mereka dan mereka mengikuti apa yang khalayak ramai lakukan di sekitar mereka. Bila kita lihat kehidupan jaman sekarang, tidak ada bedanya dengan jaman Israel pada waktu itu. Yakni banyak dari kita yang merasa bahwa kita harus menjadi seperti orang lain sehingga kita tidak melihat rencana Tuhan bagi kita. Kita melihat kalau orang lain sukses karena hal ini dan itu dan kita mau mengikutinya tanpa meminta petunjuk Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita perhatikan hidup kita, biarlah kita bersandar kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan yang memimpin hidup kita dan bukan apa yang orang lain lakukan. Jangan sampai kita terbawa oleh arus dunia, tetapi biarlah kita terus mengikuti rencana Tuhan dalam hidup kita.


English

Bible Reading: 1Samuel 7-8

The people of ISrael asked for a king to be anointed over them. They want to become like the other nations who has kings to lead and go to war with them. That way, they rejected the Lord to be their King and they followed what the crowd did around them. If we look at the lives today, there's not much difference to the Israel at that time. Many of us feel that we have to be like other people such that we do not see the plan of God for us. We see that others are successful because of this and that and we want to follow them without even asking the Lord's guidance. Therefore, let us look at our lives, let us rely on the Lord alone and let GOd leads us and not what other people are doing. Do not be drifted away by the current of the world, but let us keep on following the plan of God in our lives.

Monday, September 9, 2013

Hidup Penuh Kuasa | Living With Power

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 9

Dalam pasal ini, kita dapat melihat bahwa Tuhan memberikan kuasa kepada murid-murid-Nya untuk pergi, memberitakan tentang kerajaan Allah dan juga untuk menguasai setan-setan dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Tuhan Yesus lakukan ini agar mereka memiliki pengalaman dan menghidupi apa yang selama ini mereka telah pelajari dari Tuhan Yesus dan berguna untuk mempraktekkan iman mereka juga. Inilah kehidupan yang perlu kita contoh, yakni hidup penuh dengan kuasa. Sebab bila Tuhan ada bersama kita, bila Roh Kudus-Nya beserta kita dan bila Yesus tinggal di dalam kita, maka kita juga turut serta di dalam kuasa Tuhan. Dan ketika kita menghidupi Firman Tuhan, memberitakan kerajaan Allah, berjalan dengan iman, maka kuasa Tuhan akan beserta dengan kita. Jadi, janganlah kita mau tertipu dengan segala macam pikiran atau perkataan yang membuat kita tidak percaya bahwa mujizat dan kuasa Tuhan itu nyata. Tetapi biarlah kita jalin hubungan yang erat dengan Tuhan, bersekutu dengan Roh Kudus-Nya dan Firman-Nya setiap hari, dan jalankan dengan iman, maka kita akan melihat kuasa Tuhan bekerja di dalam hidup kita.


English

Bible Reading: Luke 9

In this chapter, we can see that the Lord gives power to His disciples to go, preach about the kingdom of God and to have power and authority over demons and to cure diseases. The Lord Jesus did this so that they would have experience and live a life that they have learnt from the Lord Jesus and this is also useful to practice their faith. This is the kind of life we should take example from, that is a life full of power. Because, if the Lord is with us, if His Holy Spirit is within us and if Jesus abides in us, then we also take part in His power. And when we life the Word of God, preaching about His kingdom, walking in faith, then the power of God will be with us. So, do not be deceived by all kinds of thoughts or words that makes us do not beieve that miracles and the power of God is real. But let us build that relationship with the Lord, have fellowship with the Holy Spirit and His Word, everyday, and walk in faith, then we will see the power of God works in us.

Sunday, September 8, 2013

Jangan Terus Bandel | Do Not Keep On Rebelling

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 5-6

Ketika Tabut Allah, yang melambangkan hadirat Tuhan pada waktu itu, direbut oleh orang Filistin dan ditaruh di sisi Dagon, allah orang Filistin, Dagon itu ditemukan jatuh dua kali dan yang terakhir sampai hancur. Bukan hanya itu saja, tetapi kuasa Tuhan juga menekan mereka sebab Tuhan adalah kudus dan kehidupan mereka penuh dengan hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan. Kita dapat melihat bahwa iblis itu tahu siapa Tuhan dan ia takut dan tunduk kepada otoritas dan kuasa Tuhan. Tetapi sayangnya orang Filisitin yang menyaksikan hal itu, melalui kejadian dengan Dagon, bukannya bertobat dan mulai menyembah Tuhan, tetapi mereka malah menjauhkan Tabut Allah itu jauh-jauh dari mereka. Sayangnya juga, banyak dari kita yang berlaku seperti ini. Kita tahu bahwa ada hal-hal yang memang tidak berkenan di hadapan Tuhan, tetapi bukannya kita singkirkan hal-hal itu dan menyembah Tuhan, tetapi kita malah menjauh dari Tuhan agar kita dapat melakukan hal-hal itu tanpa rasa bersalah. Terkadang kita menjauh dari persekutuan dengan orang-orang percaya. Terkadang kita mulai malas dan membuat banyak alasan untuk tidak membaca Firman Tuhan. Terkadang kita juga mulai malas berdoa. Tetapi, biarlah hari ini kita sadar. Lihatlah, iblis pun tersungkur di hadapan Tuhan, janganlah kita terus bandel, tetapi biarlah kita buang perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan dan biarlah kita tunduk kepada kuasa dan otoritas Tuhan.


English

Bible Reading: 1Samuel 5-6

When the ark of God, which represents the presence of the Lord at that time, was taken away by the Philistines and places at the side of Dagon, the gods of the Philistines, Dagon was found on the floor twice and the last time Dagon was found broken in pieces. Not only that, the power of God was also afflicted them because God is holy and their lives were full of things that are agaisnt the Lord. We can see that the devil knows who the Lord is and he fears and submits to the authority and power of God. Unfortunately the Philistines who witnessed that, through the incident with Dagon, did not repent and start worshiping the Lord, but instead they took the ark of God far away from them. Another unfortunate thing, many of us are doing the same thing. We know that there are things that are not pleasing to the Lord, but instead of getting rid of them and worshiping God, we tend to steer away from God so that we may do those things without guilt. Sometimes we start to stay away from the fellowship of believers. Sometimes we start to get lazy and makes a lot of excuses to not read the Word of God. Sometimes we also start to get lazy to pray. But, let us wake up today. Look, even the devil fall before the Lord, do not keep on rebelling, but let us get rid of the unpleasing things and let us submit to the power and authority of God.

Saturday, September 7, 2013

Dibimbing & Membimbing | Being Mentored & Mentoring

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 3-4

Ketika Samuel masih kecil, ia belum mengenal Tuhan dan belum terlatih untuk berjalan bersama Tuhan. Dan ketika Tuhan memanggilnya, ia belum mengenal kalau itu suara Tuhan.  Dan imam Eli lah yang mengajarkan Samuel bagaimana menanggapi dan meresponi suara Tuhan. Bagi Samuel, imam Eli adalah mentornya yang mengajarkan Firman Tuhan, sampai ia sendiri mulai mendalami Firman Tuhan dan dipakai Tuhan sebagai nabi. Di dalam kehidupan rohani kita, kita perlu adanya mentor seperti ketika Samuel kecil. Kita perlu adanya seseorang yang membimbing dan mengajarkan Firman Tuhan kepada kita agar kita tumbuh dewasa. Dan ketika kita sudah tumbuh dewasa rohaninya, kita juga perlu untuk meneruskannya dengan membimbing dan mengajarkan Firman Tuhan kepada orang-orang lain yang juga baru mengenal Tuhan. Dengan begitu setiap orang yang mengenal Tuhan ada yang bimbing dan juga terus bertumbuh dengan belajar untuk membimbing orang. Jadi, di manapun kita berada, kita dapat terus bertumbuh, karena kita terus dibimbing oleh mentor kita dan kita juga belajar untuk membimbing orang sampai orang itupun dapat membimbing orang lain. Jadi, janganlah kita berdiam diri saja, tetapi biarlah kita aktif dan terus bertumbuh dalam Tuhan. Carilah mentor untuk membimbing kita dan biarlah kita juga berdoa agar Tuhan berikan orang untuk kita bimbing dalam mendalami dan menjalani Firman Tuhan.


English

Bible Reading: 1Samuel 3-4

When Samuel was small, he has not yet known the Lord and were not yet trained to walk with God. And when the Lord called him, he has not recognised that it is the Lord. And Eli was the one who taught Samuel on how to respond to the call of God. To Samuel, Eli was a mentor who taught him the Word of God, until he himself start to study the Word of God and being used by God as a prophet. In our spiritual life, we need a mentor just like when Samuel was small. We need someone who can guide and teach us the Word of God so that we may grow to be mature. And when we have matured spiritually, we also need to continue the cycle by mentoring and teaching the Word of God to others who only just knew the Lord. That way every one who received the Lord are mentored and keep on growing by learning to mentor others as well. So, where ever we are, we can always grow, because we are mentored and also learn to mentor until that person also able to mentor others. So, do not just stay still, but let us be active and keep on growing in the Lord. Find a mentor to guide us and let us also pray to the Lord to give to us people whom we can mentor in studying and applying the Word of God.

Friday, September 6, 2013

Semua Untuk Tuhan | All For God

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 1-2

Apa yang dialami oleh Hana, mungkin pernah kita alami juga. Tetapi hal ini tidak hanya soal menunggu anak, apa yang dialami oleh Hana adalah cemooh dari orang lain yang lebih sukses atau memiliki apa yang tidak kita miliki walaupun kita telah bekerja keras. Salah satu contohnya, yakni memiliki anak. Contoh lainnya, bila kita sedang belajar dan kita lakukan sebisa kita tetapi sepertinya tidak ada pertolongan Tuhan atau sepertinya tetap saja biasa-biasa ataupun jelek sehingga kita diejek orang. Atau juga dalam pekerjaan kita, mungkin kita menunggu promosi, atau dalam bisnis kita menunggu suatu hal yang dapat membawa kita jauh lebih berhasil, tetapi sepertinya orang lain lebih cepat mendapatkannya dan mungkin juga terlihat tidak adil di mata kita. Bila kita pernah mengalami hal-hal seperti ini, atau yang serupa, maka kita akan mengerti akan apa yang Hana rasakan pada saat ia berdoa kepada Tuhan. Apa yang dilakukan Hana, itu jugalah yang perlu kita lakukan, yakni berdoa kepada Tuhan, menaikkan permintaan kita kepada Tuhan, menyampaikan keluh kesah kita, bersikap jujur dan terbuka di hadapan Tuhan, tetapi tidak menyalahkan Tuhan. Justru dari apa yang Hana lalui, kita dapat melihat dan diingatkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, seharusnya dilakukan dengan sikap dan tujuan untuk memuliakan Tuhan. Bila kita belajar, sekolah, bekerja dan berbisnis, biarlah kita lakukan itu untuk Tuhan dan bukan untuk menyenangkan orang tua, atasan, ataupun partner bisnis kita. Bila kita menunggu anak, maka kita harus ingat bahwa itu semua karunia dan pemberian Tuhan dan bagi Tuhan. Jadi, biarlah kita tetap teguh dan setia menanti waktunya Tuhan seperti Hana. Biarlah juga kita bertindak jujur dan terbuka di hadapan Tuhan, tetapi tidak menyalahkan Tuhan. Dan biarlah kita ingat agar kita lakukan apa yang kita lakukan dengan tujuan memuliakan dan bagi Tuhan.


English

Bible Reading: 1Samuel 1-2

Maybe we have also experienced what Hannah experienced. But this is not just about wanting a child, what was experienced by Hannah was discouragement from others who are more successful or has what we don't even though we have worked so hard. One example is wanting to have a child. Another example, if we are studying and we have done our best but it seems there is no help from the Lord or it seems that the result is not good such that we are being mocked by others. Or in our work, maybe we are waiting for a promotion, or in our business we are waiting for that one thing that will boost the business, but it seems that others gets them more easily and it may also seems unfair to us. If we have experienced these things or similar, then we would understand what Hannah felt when she prayed to the Lord. We should also do what Hannah did, that is to pray to the Lord, lifting up our supplications to the Lord, being honest and open to the Lord, but do not blame God. In fact, from what Hannah went through, we can see and are being reminded that all things that we do, it should be done with the attitude and purpose of glorifying the Lord. If we study, go to school, work and doing business, let us do it for God and not to please our parents, boss, or business partner. If we are waiting for a chid, then we have to remember that it is all by grace of God and for God. So, let us keep being strong and faithful in waiting for God's time, like Hannah. Let us also be honest and open before the Lord, but not blaming God. And let us also remember so that we do what we do for God and to glorify God.

Thursday, September 5, 2013

Mengetahui Rahasia-Rahasia Kerajaan Allah | Knowing The Secrets Of The Kingdom Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 8

Ketika Tuhan Yesus mengajarkan perumpamaan tentang seorang penabur, tidak ada yang mengerti apa yang Ia maksudkan. Murid-murid-Nya pun tidak sehingga mereka bertanya kepada Yesus akan maksud dari perumpamaan itu. Dan Yesus berkata bahwa kepada mereka diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, sedangkan kepada orang-orang lain, hanyalah sebuah perumpamaan. Inilah bedanya antara murid Kristus yang memberikan segalanya untuk mengikuti Tuhan Yesus dan khalayak ramai yang hanya mengikuti apapun yang sedang diikuti banyak orang saat itu. Kepada murid-murid Yesus telah diberikan karunia untuk mengetahui rahasia-rahasia kerajaan Allah, tetapi mereka tetap perlu bertanya. Sama seperti kita, bila kita ingin mengetahui rahasia-rahasia kerajaan Allah, hikmat-Nya, Firman-Nya, maka kita perlu menjadi murid Kristus, yakni orang yang rela meninggalkan segalanya untuk mengikuti Tuhan dan bukan mengikuti Tuhan hanya karena mengikuti apa yang dilakukan oleh banyak orang. Dan setelah kita menjadi murid Tuhan dan bukan hanya ikut-ikutan, biarlah kita bertanya kepada Tuhan akan maksud dari Firman-Nya bagi kita, akan apa yang Ia ingin ajarkan kepada kita. Biarlah Roh Kudus yang mengajarkan dan membukakan pewahyuan kepada kita agar kita mengerti dan tahu akan rahasia-rahasia kerajaan Allah. Jadi, hikmat dan pewahyuan bukan hanya diberikan kepada mereka yang memiliki posisi seperti pendeta atau pastur atau para pemimpin, tetapi kepada setiap orang percaya yang adalah murid Kristus dan yang memintanya kepada Tuhan Yesus Kristus. Maka dari itu, biarlah kita mulai hidup sebagai murid Kristus, baca, renungkan, dalami Firman Tuhan dan bertanya kepada Tuhan akan pewahyuan dan pengajaran.


English

Bible Reading: Luke 8

When the Lord Jesus taught the parable of a sower, no one understood what He meant. Even His disciples did not understand such that they went to asked Jesus of the meaning. And Jesus said to them that the knowledge of the secret of the kingdom of God has been given to them, while to the others, it is only a parable. This is the difference between disciples of Christ who gave everything to follow the Lord and the crowd who only follows what the majority is following at that time. To the disciples of Christ has been given the knowledge of the secrets of the kingdom of God, but they still has to ask. It is the same with us, if we want to know the secrets of teh kigndom of God, His wisdom, His Word, then we need to be disciples of Christ, that is one who is willing to let go of everything to follow the Lord and not one who follows the Lord just because following what the crowd is doing. And after  we become the disciples of Christ and not just following the trend, let us ask the Lord of the meaning of His Words for us, of what He wants to teach us. Let the Holy Spirit teaches and opens revelations to us so that we may understand and know the secrets of the kingdom of God. So, wisdom and revelation are not only given to those in position such as pastors, priest or leaders, but to every believer who is a disciple of Christ and who asks of them to the Lord Jesus Christ. Therefore, let us start living as the disciples of Christ, read, meditate, study the Word of God and ask of the Lord for revelation and teaching.

Wednesday, September 4, 2013

Warga Negara Kerajaan Allah | Citizens Of The Kingdom Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Rut 3-4

Dalam kisah Rut, kita dapat melihat bawah Rut, yang masih muda, yang masih dapat mencari suami baru yang muda dan kaya, tidak melakukan hal itu. Tetapi Rut justru mengikuti adat istiadat Israel, yang asing baginya, dan ia menuruti kata-kata Naomi ibu mertuanya. Walaupun Rut adalah orang Moab, tetapi ia benar-benar mengadopsi kehidupan sebagai orang Israel. Dan dari perilakunya orang-orang akan berkata bahwa ia orang Israel dan bukan orang Moab. Begitu juga seharusnya dengan kita yang percaya kepada Tuhan, yakni, kita menjadi warga negara kerajaan Allah dan bukan lagi warga negara kerajaan gelap. Dan bila demikian, maka perbuatan kita, cara hidup kita, perkataan kita perlu menunjukkan bahwa kita memang warga negara kerajaan Allah. Kita perlu buang segala adat istiadat, cara hidup, kebiasaan, perbuatan dan perkataan yang dari kehidupan lama kita dan mengadopsi yang baru berdasarkan kebenaran Firman Tuhan sebagai warga negara kerajaan Allah. Kita dapat tetap berkata bahwa ktia orang percaya, tetapi bila perilaku dan tindakan kita tidak sesuai dengan kerajaan Allah, maka orang tidak akan percaya bahwa kita adalah warga negara kerajaan Allah. Dan bila orang tidak percaya, maka bagaimana kita dapat memberitakan kabar baik akan keselamatan kepada mereka? Jadi, biarlah kita benar-benar menjadi warga negara kerajaan Allah dari dalam dan luar.


English

BIble Reading: Ruth 3-4

In the life story of Ruth, we can see that Ruth who was still young, who was still able to find a new husband who is young and rich, did not do it. Instead, Ruth followed the tradition of Israel, which is foreign to her,  and she obeyed the words of Naomi, her mother in law. Even though Ruht is a Moabite, but she really adopted the life of an Israelite. And from her actions, people will be able to say that she is an Israelite and not a Moabite. This is what we should also do as believers of God, that is, we are citizens of the kingdom of God and are no longer citizens of the kingdom of darkness. And if it is so, then our actions, our lifestyle and our words need to show that we are citizens of the kingdom of God. We need to get rid of all cultures, lifestyle, habits, actions and words from our old lives and adopt a new one based on the righteousness of the Word of God as citizens of the kingdom of God. We can say that we are believers, but if our attitudes and actions are not in accordance to the kingdom of God, then people would not believe that we are citizens of the kingdom of God. And if people do not believe, then how can we share the good news of salvation to them? So, let us really become the citizens of the kingdom of God, inside and out.

Tuesday, September 3, 2013

Loyal Kepada Tuhan | Loyal To The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Rut 1-2

Kisah tentang Rut yang meninggalkan tanah kelaiharannya dan pergi mengikuti ibu mertuanya ke tanah Israel telah kita ketahui. Ada beberapa hal yang dapat kita pelaajari dari Rut, tetapi biarlah kita lihat kepada satu karakter Rut yang begitu menonjol: Loyalitas. Apa yang Rut lakukan menunjukkan bahwa ia loyal dan setia kepada ibu mertuanya. Ia tahu bahwa ketika ia menjadi menantu Naomi, ia telah menjadi satu bangsa dengan Naomi dan ia memiliki tanggung jawab kepada ibu mertuanya. Sebab selama sepuluh tahun mereka hidup sebagai mertua dan menantu sebelum suami Rut meninggal, dan setelahnya Rut tetap loyal untuk mengikuti Naomi ke manapun ia pergi. Keloyalitasan Rut dapat kita ambil dan adopsi dalam kehidupan kita. Untuk memiliki loyalitas terhadap seseorang, ia harus percaya, mengasihi, hormat, memiliki tanggung jawab dan rela memberikan hidupnya terhadap orang itu. Itulah yang perlu kita miliki terhadap Tuhan. Mungkin kita berkata bahwa kita mengasihi Tuhan, tetapi apakah benar kita mengasihi Tuhan ataukah kita mengasihi berkat Tuhan? Kita dapat berkata bahwa kita percaya kepada Tuhan, tetapi apakah kita percaya ketika kita membutuhkan saja, ataukah kita juga percaya ketika kita senang-senang dan tidak membutuhkan apa-apa? Apakah kita memiliki tanggung jawab terhadap Tuhan atau malah kita berpikir bahwa hanya Tuhan yang bertanggung jawab atas kita? Seringkali kita lupa bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk membagikan kabar keselamatan, untuk memancarkan terang dan kasih Tuhan dan menganggap bahwa itu semua tanggung jawab Tuhan dan bukan kita. Dan bila kita tidak memiliki semua ini, maka kita sebenarnya tidak loyal kepada Tuhan, tetapi kita hanya mendekat dan mencari hanya kalau ada perlunya saja. Maka dari itu, biarlah kita periksa hati kita, kehidupan kita: apakah kita benar-benar loyal kepada Tuhan?


English

Bible Reading: Ruth 1-2

The story of Ruth who left her home country and went to follow her mother in law to Israel is known. There are a few things that we can learn from Ruth,but let us look into one character of Ruth that is so strong: Loyalty. What Ruth did showed that she is loyal and faithful to her mother in law. She knows that when she became the daughter in law, she has become one nation with Naomi and has the responsibility and accoutnability towards her mother in law. For they lived together for 10 years before Ruth's husband died and afterwards, Ruth stayed loyal to follow Naomi where ever she goes. We can take and adopt the loyalty of Ruth into our lives. To have loyalty towards someone, we need to have trust, love, respect, have responsibility and accountability and willing to give our lives for that person. That is what we need to have towards the Lord. May be we say that we love the Lord, but do we really love the Lord, or do we love His blessings? When we say that we trust in the Lord, do we only trust in Him when we need something, or do we still trust in Him when we have everything and are having fun? Are we accountable to the Lord or do we only think that He is responsible for us? Many times we forget that we are accoutnable to Him and have the responsibility to share the good news of salvation, to let His light and love shines through and we think that it's all His responsibility and not ours. But if we don't have all these, then we are not loyal to the Lord, but we only get close to Him and seek Him only when we need Him. Therefore, let us check our hearts and lives: Are we loyal to the Lord?

Monday, September 2, 2013

Memiliki Kebenaran Tuhan | Possesing God's Righteousness

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 21

Sepanjang sejarah Israel setelah Yosua meninggal sampai kepada masa yang diceritakan pada pasal ini, Israel tidak memiliki pemimpin dan oleh karena itu mereka melakukan sesuka hati mereka dan menurut apa yang mereka pandang benar. Sayangnya apa yang mereka anggap benar itu sudah terkorupsi dengan dosa yang mereka lakukan, dosa nenek moyang yang turun kepada mereka dan juga dosa yang ada di sekitar mereka. Dan sayangnya juga mereka tidak mencari kebenaran Tuhan dan Firman Tuhan untuk dapat membedakan yang benar dan yang tidak. Memang pada waktu itu mereka tidak memiliki salinan Firman Tuhan seperti kita memiliki Alkitab pada hari ini. Tetapi mereka diberikan perintah agar Firman itu dibacakan kepada mereka dan mereka patut perkatakan siang dan malam dan juga diperkatakan di dalam rumah agar anak-anak mereka juga mendengar dan dapat memperkatakannya kemudian di dalam keluarga mereka sendiri. Tetapi bila di lihat dari kelakukan mereka, hanya sedikit dari mereka yang mengingat akan Firman Tuhan. Jadi, biarlah kita belajar dari mereka. Biarlah kita memiliki seorang pemimpin di dalam hidup kita yang dapat membawa kita kepada kebenaran. Janganlah kita sembarang memilih pemimpin, tetapi biarlah Tuhan yang menjadi pemimpin utama kita. Lalu kepala rumah tangga, pendeta atau pastur menjadi pemimpin kita di dunia yang dapat mendidik kita dalam jalan kebenaran. Sehingga apa yang kita anggap benar itu sesuai dengan Firman Tuhan dan bukan seperti apa yang Israel anggap benar. Jadi, biarlah Tuhan jadi pemimpin utama kita dan biarlah Firman-Nya yang menjadi panduan bagi kita untuk membedakan yang benar dan yang salah.


English

Bible Rading: Judges 21

Along the history of Israel from the day Joshua died until the times of this chapter, Israel did not have a leader and because of that, they did what they think as right. Unfortunately what they consider as righteous have been corrupted by the sins that they did, the sind of their ancestors that is passed down, and also the sins around them. And it's a shame that they did not seek the righteousness of God and the Word of GOd to be able to distinguish between what is right and what isnot. It is true at that time that they did not have a copy of the Word of God like we have the Bible today. But they were given instructions that the Word of God isread to them and they should say and meditate it day and night and also say it at home so that their children may hear it and able to say it themselves in their own family later on. But if we look at the results, only a few of them remember of the Word of God.  So, let us learn from them. Let us have a leader in our lives who can bring us to the righteousness. Do not just choose any leader, but let the Lord be our main leader. Then the head of the family, our pastors or priests be our leaders in this world, who can teach us in the way of righteousness. So that what we consider as righteous is in accordance to the Word of God and not as what Israel considered as righteous. So, let the Lord be our main leader and let the Word of God be our guide to distinguish between right and wrong.

Sunday, September 1, 2013

Sadar Akan Dosa-Dosa | Realisation Of Sins

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 7

Seorang perempuan berdosa yang menyeka kaki Yesus, menciumnya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu melakukan hal itu karena ia sadar bahwa ia banyak dosanya, dan bahwa Tuhan mengampuninya. Tuhan juga menyatakan perumpamaan agar orang-orang melihat bahwa mereka yang sadar bahwa dosanya yang banyak telah di hapus akan lebih berterima kasih di banding mereka yang menganggap dirinya tidak memiliki banyak dosa. Sayangnya ini adalah perangkap yang sangat nyata di antara umat manusia. Seringkali kita menganggap bahwa hidup kita baik, banyak melakukan kebajikan, banyak melakukan perbuatan amal, banyak membantu orang, dan sebagainya. Tetapi belum tentu seluruh kehidupan kita sesuai dengan Firman dan kehendak Tuhan. Dan sayangnya juga, banyak yang tidak sadar bahwa kita ada banyak dosa di hadapan Tuhan. Sebab banyak dari kita yang menganggap bahwa dosa itu hanya hal-hal yang benar-benar bejat seperti membunuh, selingkuh, sedangkan hal-hal seperti membenci, mendendam dan sebagainya seringkali kita lupakan bahwa itu juga dosa. Masih banyak lagi hal-hal lainnya, tetapi yang pasti adalah banyak dari kita yang tidak sadar akan dosa-dosa kita dan itulah yang membuat kita kurang berterima kasih kepada Tuhan dan masih dapat hidup dalam dosa atau bolak-balik dari dosa ke Tuhan lalu dosa lagi dan Tuhan lagi. Oleh karena itu, biarlah kita buka hati kita, mata kita, telinga kita, dan rendahkan hati kita. Lalu mintalah agar Tuhan, melalui Roh Kudus-Nya dan Firman-Nya membukakan dan menunjukkan kepada kita hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, yakni menunjukkan dosa-dosa kita. Sehingga kita sadar dan dapat bertobat dari dosa-dosa itu. Periksalah kehidupan kita dan biarlah ada pertobatan setiap harinya agar kita makin hari makin cinta Tuhan dan makin terus diubahkan seperti yang Tuhan ingini.


English

Bible Reading: Luke 7

A sinful woman who wiped Jesus'feet, kissed it and anointed it with perfume did it because she realised that she has a lot of sin, and that the Lord has forgiven them. The Lord also uses parable so that people would see that those who realises that his/her many sins have been fogiven will be more grateful compared to those that they do not have many sins. Unfortunately this is a very real trap amongst us as humans. Many times we think that our lives are good, we have done a lot of good deeds, helpting others, giving to charity and others. But that does not mean that our whole lives are in accordance to the Word and will of God. Unfortunately, many of us do not realise that we have many sins before the Lord. For many of us think that sins are only the really wicked ones like murder and adultery, while things like hatred, grudges and the like are forgotten and not considered as sin. There are many other examples, but what's certain is that many of us do not realise of our sins that what makes us less grateful to the Lord and can still live in sin or going back and forth form sin to God and then sin again and God again. Therefore, let us open our hearts, eyes, ears and humble ourselves. Then as the Lord, through His Holy Spirit and His Word, to reveal and show to us things that are not pleasing to Him, that is to show us our sins. So that we would realsie and able to repent from those sins. Check our lives and let there be repentance everyday so that we we would love the Lord more each day and keep on being change to what He desires.