Tuesday, April 30, 2013

Melawan Arus Dunia | Going Against The Stream of The World

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 23-24

Tuhan mengajarkan bahwa kita perlu hidup sesuai dengan kebenaran, dengan standar moral yang tinggi dan yang pasti juga berlawanan dengan khalayak ramai di dunia ini. Tuhan berkata agar kita jangan ikuti banyak orang yang melakukan hal-hal yang tidak benar, yang penuh dengan dusta dan sebagainya. Dan inilah yang akan kita alami bila kita mengikuti Tuhan, yakni bahwa kita akan melawan arus dunia. Jika kita benar-benar mengikuti Tuhan dan segala perintah-Nya seperti yang dikehendaki-Nya, maka kita akan menemukan diri kita melakukan hal-hal yang berlawanan dengan apa yang dianggap normal bagi banyak orang, dan orang-orang akan melihat perbuatan kita dan terheran-heran karena kita berbeda dari mereka. Ada yang akan menerimanya, ada juga yang akan mengejek perbuatan-perbuatan kita yang sesuai dengan kebenaran. Jika hal itu terjadi, yakni banyak orang meanganggap kita aneh, maka janganlah kita mundur dari kebenaran. Tetapi biarlah kita tetap kuat di dalam iman kita kepada Tuhan dan teguh berdiri  di dalam kebenaran Tuhan, sebab yang normal adalah kebenaran Tuhan dan dunia ini sudah menjadi gelap sehingga apa yang seharusnya normal menjadi tidak normal dan yang tidak normal menjadi normal. Jadi, janganlah kita mengikuti khalayak ramai, tetapi ikuti Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Exodus 23-24

The Lord teaches that we need to live according to the truth, with the high moral standard and of course also will be going against the crowd in the world. The Lord said so that we won't follow the crowd in doing the wrong things, full of deceptions and many more. This is what we will experience if we follow the Lord, that we will go against the stream of the world. If we really follow the Lord and all His commandments, as He desires, then we will find ourselves going against what is considered as normal by the crowd and people will see our actions and will see that we are different from them. Some will accept and some will jeer at out actions which is according to the truth. If it happens, that is if many think we are weird, then do not withdraw from the truth. But let us be strong in our faith in the Lord and stand firm in the truth of God, for normal is the truth of the Lord and this world has become dark that what is supposed to be normal is no longer considered as normal and what is not normal has become the norm. So, do not follow the crowd, but follow the Lord Jesus Christ.

Monday, April 29, 2013

Kejarlah Kesempurnaan | Chase After Perfection

Indo

Pembacaan Alkitab: Matius 19

Ketika ada seorang muda yang kaya bertanya kepada Yesus akan bagaimana memperoleh hidup yang kekal, Yesus menjawab bahwa dengan menuruti segala Firman Tuhan, ia dapat memperoleh kehidupan kekal. Kemudian Yesus juga berkata bahwa jika ia ingin sempurna, maka ia perlu menjual segala miliknya, berikan kepada orang-orang miskin, dan mengikuti Yesus. Yang dapat kita pelajari di sini adalah, jika kita hanya ingin selamat, yakni menerima keselamatan dari Tuhan, kita hanya perlu mengaku dan percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat kita dan kita perlu melakukan Firman Tuhan setiap hari agar kita selalu berada di dalam kebenaran dan tidak kembali kepada jalan yang lama. Tetapi bila kita ingin memiliki hidup yang sempurna di dalam Tuhan, yakni hidup yang memenuhi tujuan semula yang Tuhan telah berikan bagi setiap dari kita, maka kita perlu menyerahkan seluruh kehidupan kita dan mengikuti Yesus. Jadi, kita memiliki pilihan, apakah kita hanya ingin selamat, ataukah kita benar-benar ingin sempurna, melakukan kehendak-Nya yang Tuhan memang telah rencanakan sejak awalnya? Tentunya makin dalam kita ingin mengenal dan mengikuti Yesus, maka makin besar pengorbanan yang harus kita berikan. Janganlah kita puas hanya dengan menerima keselamatan, tetapi kejarlah kesempurnaan di dalam Yesus, kejarlah panggilan yang Tuhan telah siapkan dan taruh di dalam hidup kita, agar hidup kita ini memiliki tujuan dan visi dan selalu fokus kepada Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Matthew 19

When a rich young man asked Jesus of how to have eternal life, Jesus answered, that by obeying the Word of God he is able to receive eternal life. Then Jesus also said that if he wants to be perfect, then he needs to sell all his possessions, give it to the poor and follow Jesus. What we can learn here is that if we just want to be saved, that is to receive salvation from the Lord, we just need to confess and believe that the Lord Jesus Christ is our personal Lord and Saviour and we need to do the Word of God daily to keep us always be in the truth and not going back to the old lives. But if we want to have a perfect life in the Lord, that is a life that is fulfilling the original plan that the Lord has given for each and everyone of us, then we need to surrender all of our lives and follow Jesus. So, we have a choice, do we just want to be saved, or do we really want to be perfect, doing the Will of God which was planned since the beginning? Of course, the more we want to know and follow Jesus, the bigger the sacrifice. Do not be satisfied with just receiving salvation, but chase after perfection in Jesus, chase the calling that the Lord has prepared and given to each of our lives, so that we would have a purpose and vision and always focus on the Lord Jesus Christ.

Sunday, April 28, 2013

Menjadi Umat Tuhan | Becoming God's People

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 22

Israel adalah bangsa yang belum pernah hidup dengan pemimpin sendiri dan mereka selama ini hidup sebagai budak. Dan oleh karena itu Tuhan memberikan peraturan-peraturan bagaimana hidup dengan sesamanya sebagai umat Tuhan. Dari peraturan-peraturan ini Tuhan ajarkan tanggung jawab, bagaimana berlaku satu dan yang lain, bagaimana berlaku sebagai umat Tuhan, bagaimana caranya berlaku terhadap mereka yang lebih miskin, mereka yang janda dan yatim. Tuhan ajarkan bagaimana mereka dapat menjadi rakyat yang rukun dan menjadi bangsa yang berbeda dengan bangsa lain karena ada Tuhan di tengah-tengah mereka. Begitu juga Alkitab ini Tuhan ijinkan ada agar menjadi panduan bagi kita akan bagaimana kita seharusnya hidup, bertindak dan berlaku sebagai umat Tuhan. Melalui Alkitab dan peraturan-peraturan yang Tuhan katakan, kita dapat melihat bedanya standar manusia dan standar Tuhan dan oleh karena itulah kita perlu mengikuti standar Tuhan. Jadi biarlah kita terus belajar dari Firman Tuhan ini akan bagaimana kita seharusnya hidup sebagai umat Tuhan yang memancarkan kemuliaan-Nya. Bila Tuhan mengajarkan agar kita tidak menindas mereka yang lemah, maka janganlah kita tindas dan masih banyak lagi contoh lainnya. Ikutilah Firman Tuhan, sebab itu adalah hidup dan apa yang tertulis itu untuk menaikkan standar hidup kita, terutama moral, tanggung jawab dan kasih kita satu terhadap yang lain. Agar kita memancarkan kemuliaan Tuhan melalui kehidupan kita


English

Bible Reading: Exodus 22

Israel  is a nation that has not lived with its own leader and they have lived their lives as slaves so far. And because of that, the Lord gave them rules on how to live with each other as God's people. From these rules the Lord teaches responsibility, how to act towards each other, how to act as God's people, how to act towards them who are poor, widowed and orphaned. The Lord teaches them how to be a people who are in harmony with each other and become a different nation than other nations because God is with them. And so is the Bible written and allowed by the Lord so that it becomes our guidance on how we should live and act as God's people. Through the Bible and rules that the Lord said, we can see the different standards of men and God's and that is why we need to follow God's standard. So, let us continue to learn from the Word of God on how we should live as God's people who reflect His glory. If the Lord teaches us to not oppress the weak then do not oppress them and there are many other examples. Follow the Word of God, for it is life and what is written is to lift up our living standards, especially in morale, responsibility, accountability and love towards one another. All so that we may reflect God's glory through our lives.

Saturday, April 27, 2013

Berlaku Adil | Act Justly

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 21

Tuhan memberikan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan memiliki budak. Dalam peraturan ini Tuhan memerintahkan agar budak itu hanya terikat selama 6 tahun dan pada tahun ketujuh budak itu diijinkan bebas dengan apa yang ia bawa bersama dengannya waktu ia menjadi budak. Tetapi bila budak itu sendiri yang memilih untuk tetap tinggal dengan tuannya, maka budak itu akan ditindik di hadapan Tuhan sebagai tanda bahwa ia telah memberikan hidupnya kepada tuannya selamanya. Kita dapat melihat bahwa Tuhan adalah Tuhan yang adil. Bukan hanya soal budak ini saja, tetapi akan peraturan-peraturan lainnya yang terurai di dalam pasal ini, kita dapat melihat Tuhan yang adil. Dari sini kita melihat satu karakter dari Tuhan kita, yakni Hakim yang adil. Dan ini jugalah yang perlu kita terapkan di dalam hidup kita. Agar kita belajar seperti Tuhan untuk bertindak dengan adil dan juga tetap menghargai orang yang bekerja dengan kita dan tidak menindas mereka. Jadi, biarlah kita bertindak adil seperti Tuhan kita, sebab kita patut memancarkan Tuhan di dalam kehidupan kita.


English

Bible Reading: Exodus 21

The Lord gave rules about slaves. In these rules, the Lord commanded that slaves are only bound for 6 years and on the seventh year, they are allowed to go free. But if that slave chose for him/herself to stay with his/her master, then that slave will be pierced before the Lord as a sign that the slave has given his/her life wholly for the master. We can see how just our Lord is. Not only about slaves, but also in regards to other rules and guidelines in this chapter. We can see one character of God from all this, that is a just Judge. This is also what we need to apply in our lives. For us to learn to be like the Lord to act justly and to still appreciate the people who works for us and not to oppress them. So, let us act justly as our Lord, for we ought to reflect the Lord in our lives.

Friday, April 26, 2013

Takut Akan Tuhan | Fear Of The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 19-20

Untuk menyambut kedatangan Tuhan ke tengah-tengah umat-Nya, Tuhan memerintahkan agar umat-Nya menguduskan diri selama tiga hari lebih dahulu. Oleh karena kekudusan-Nya, setiap orang yang menghadap kepada Tuhan harus sangat waspada dan kudus, sebab bila tidak mereka akan mati karena telah melanggar kekudusan Allah. Sekarang ini , oleh darah Tuhan Yesus Kristus atas kita, kita tidak lagi perlu demikian. Tetapi satu hal yang kita tetap perlu miliki adalah rasa takut akan Tuhan. Bayangkan bila kita di posisi Israel pada waktu itu, bukankah kita juga akan takut akan Tuhan, sehingga kita tidak berani berdosa di hadapan-Nya? Tetapi sekarang banyak dari kita yang tidak sadar bahwa sebenarnya kita selalu berada di hadapan Tuhan dan mata Tuhan selalu melihat segala hal yang kita lakukan. Bila kita sadar akan hal ini dan bila kita memiliki takut akan Tuhan, maka kita akan dapat memilih untuk mengikuti Firman Tuhan daripada berdosa. Jadi, biarlah kita miliki rasa takut akan Tuhan, serta sadari dan selalu ingat bahwa Tuhan selalu ada di sisi kita dan mata-Nya selalu melihat kepada kita. Oleh karena itu, hiduplah yang kudus dan yang tidak melanggar kekudusan Tuhan.


English

Bible Reading: Exodus 19-20

To welcome the presence of God in the midst of His people, the Lord commanded His people to sanctify and purify themselves for three days first. Because of His holiness, every one that comes to God will have to be careful and holy, for if not, they will die because they have transgressed the holiness of God. Now, because of the blood of the Lord Jesus Christ over us, we are no longer required to do the same. But one thing that we still need to have is the fear of the Lord. Imagine if we are in Israel's position then, would we not also fear the Lord, such that we do not dare to sin before Him? But now there are many of us who do not realise that we are always before the Lord and His eyes are always on us, seeing everything that we do. If we realise of this and if we have the fear of the Lord, then we would choose to follow the Word of God rather than sinning. So, let us have the fear of the Lord, as well as the realisation and always remember that the Lord is always beside us and His eyes on us. Therefore, live a holy life and do not transgressed the holiness of God.

Thursday, April 25, 2013

Pengikut Yesus | Jesus' Follower

Indo

Pembacaan Alkitab: Matius 18

Tuhan mengajarkan kepada kita semua bagaimana kita harus bersikap satu terhadap yang lain. Terutama akan hal pengampunan di dalam pasal ini. Tuhan berkata bahwa bila Ia telah mengasihani kita, bila Ia telah menghapus dosa dan kesalahan kita, maka kitapun patut berlaku yang sama terhadap sesama kita. Yakni kita patut mengasihani mereka dan juga menghapus segala kesalahan mereka terhadap kita. Tuhan ingin agar kita menjadi orang yang memancarkan kemuliaan-Nya, umat yang di mana bila orang lain lihat, mereka dapat melihat Tuhan di dalam kita. Oleh karena itu apa yang Tuhan telah tunjukkan kepada kita, apa yang Tuhan telah lakukan untuk kita, kita juga patut tunjukkan dan lakukan bagi orang-orang di sekitar kita. Misalnya, bila Tuhan mengampuni dosa dan kesalahan kita, kita juga patut mengampuni dosa dan kesalahan orang lain terhadap kita. Bila Tuhan dapat mengasihi kita kembali saat kita bertobat, maka kita juga patut belajar mengasihi kembali mereka yang telah bertobat. Bila Tuhan dapat mengasihi mereka yang menjahati-Nya, kita juga patut mengasihi mereka yang menjahati kita. Bila Tuhan tidak pernah sombong, tetapi selalu dengan rendah hati rela berkorban dan melayani, maka kita juga perlu lakukan hal yang sama. Jadi, kita perlu lakukan apa yang Tuhan telah lakukan terhadap kita. Jadi, bila ada suatu kejadian, biarlah kita anggap bahwa kita sedang berada di posisi orang lain itu dan Tuhan di posisi kita, dan pikirkan akan apa yang Tuhan akan lakukan dan seperti itu jugalah kita patut berlaku di dalam situasi itu. Ada suatu perkataan yang dapat membantu kita melakukan apa yang Tuhan lakukan kepada kita, "What Would Jesus Do?" (Apa Yang Yesus Akan Lakukan?). Bila kita berpikir akan hal ini dahulu sebelum kita bertindak, dan tentunya bersandar kepada Firman Tuhan dan Roh Kudus, maka kita hidup memancarkan Tuhan. Jadilah pengikut Yesus dalam segala hal.


English

Bible Reading: Matthew 18

The Lord teaches how we should act towards one another. Especially about forgiveness here. The Lord said that if He has shown us compassion, if He has wiped away our sins and iniquities, then we should do the same to our neighbours. That is, we should have compassion on them and also wipe away their wrong doings towards us. The Lord wants us to be a person who reflects His glory, His people where when people see, they can see the Lord in us. Therefore, what ever the Lord has shown to us, whatever the Lord has done for us, we should show and do the same to others around us. For example, if the Lord has forgiven our sins and iniquities, then we should also forgive the sins and iniquities of others towards us. If the Lord can love us back when we repent, then we should learn to love others back when they repent. If the Lord loves those who does evil to Him, so should we love those who does evil to us. If the Lord is never proud and boastful, but always with humility willing to sacrifice and serve others, then we should do the same. So, we need to do whatever the Lord has done for us. So, if there is a situation, let us consider ourselves in the other's position and the Lord in our position and think about what the Lord will do and so that is how we should act in that situation. There is a saying that could help us in doing what the Lord did for us, "What Would Jesus Do?". If we think about this first before we act, and of course by relying on the Word of God and Holy Spirit, then our lives will reflect the Lord. Become the follower of Jesus in all things.

Wednesday, April 24, 2013

Penyediaan Tuhan | God's Providence

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 16-18

Ketika Israel bersungut-sungut akan makanan, Tuhan mendengarkan dan mengirimlan burung puyuh pada siang hari dan roti manna pada pagi hari. Tuhan juga perintahkan bahwa setiap orang hanya mengambil secukupnya untuk keluarganya sebab setiap pagi Tuhan akan menyediakan roti itu. Tetapi ada yang tidak mendengarkan Tuhan dan mengambil lebih dari apa yang ia butuhkan sehingga pada esok paginya, sisa-sisa roti itu berulat dan berbau busuk. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa orang yang tidak percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Mereka mengambil lebih dari apa yang dibutuhkan seisi rumahnya karena menganggap bahwa mereka perlu menyimpan untuk esok hari. Padahal Tuhan telah berfirman bahwa akan disediakan-Nya setiap hari. Dan untuk hari Sabat, Tuhan memerintahkan mereka untuk mengambil porsi dua hari dan esok harinya roti itu tidak berulat dan tidak bau busuk. Dari sini kita bisa belajar bahwa penyediaan Tuhan itu selalu cukup dan tidak pernah kurang. Hanya saja kita perlu memiliki iman dan kepercayaan yang penuh terhadap Tuhan. Ada orang yang terlalu pelit sehingga ia tidak dapat menikmati berkat yang Tuhan berikan kepadanya, dan ada juga yang terlalu maruk sehingga selalu kekurangan. Jadi, biarlah kita tidak berfoya-foya, tetapi juga tidak hidup terlalu pelit yang sepertinya Tuhan tidak sanggup mencukupi. Tetapi biarlah kita hidup berkecukupan, percaya penuh bahwa Tuhan akan menyediakan apa yang kita butuhkan dan bila kita taat dan setia, maka apa yang kita inginkan, bila berkenan akan diberikan-Nya pula. Percayalah kepada penyediaan Tuhan yang selalu baru dan selalu cukup bagi kita.


English

Bible Reading: Exodus 16-18

When Israel grumbled about food, the Lord heard and sent quails at noon and bread of manna in the morning. The Lord also commanded that every one would take just enough for their household because the Lord will give the bread every morning. But there are some who did not listen and took more than what they need such that the next morning those bread bred worms and stank. This shoes that some do not believe fully in the Lord. They took more than what they need because they thought that they need to keep some for tomorrow. While the Lord has said that He will provide it everyday. And for Sabbath, the Lord told them to take portions for two days and the next day those bread did not bred worms nor stank. We can learn here that the providence of the Lord is always enough and never lacking. It is us who needs to have faith and believe in the Lord wholly. Some are too stingy that they cannot enjoy the blessings that the Lord has given to them, and some are too wasteful that they are always lacking. So, we need to not be wasteful but also not too stingy as if the Lord is not able to fulfil our needs. But let us live in sufficiency and content, believe wholly that the Lord will provide what we need and if we are faithful and obedient, what we want, if it pleases Him will be given too. Believe in the providence of the Lord that is always new and enough for us.

Tuesday, April 23, 2013

Jangan Jadi Batu Sandungan | Do Not Become A Stumbling Block

Indo

Pembacaan Alkitab: Matius 17

Ketika Yesus di tanya soal membayar bea dan pajak di Bait Allah, Yesus memperjelas dahulu akan peraturan yang ada saat itu, bahwa bea dan pajak seharusnya hanya untuk orang asing. Tetapi karena memang sudah menjadi adat untuk mereka juga membayarnya, maka Yesuspun tetap membayarnya dengan cara yang ajaib. Perkataan Yesus inilah yang perlu kita ambil dan terapkan di dalam kehidupan kita: "Supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka". Dengan prinsip inilah kita pelu menghidupi kehidupan kita, yakni agar kita tetap taat dan mengikuti Firman Tuhan dan juga agar kita tidak menjadi btu sandungan bagi roang-orang lain. Hal ini berarti kita perlu perhatikan tingkah laku kita, sikap kita, perkataan dan perbuatan kita, agar kita menjunjung tinggi kebenaran Tuhan dan juga mengerti situasi, keadaan, adat istiadat sehingga kita tidak jadi batu sandungan. Jadi, biarlah kita bukan hanya taat kepada Firman Tuhan, tetapi juga mengerti akan sekitar kita agar kita tidak jadi batu sandungan.


English

Bible Reading: Matthew 17

When Jesus was asked about paying taxes in the temple, firstly, Jesus clarified the law at that time that the taxes are from strangers only. But because it was the custom there, then Jesus also paid them through a miracle. These words of Jesus is what we need to take and apply in our lives, "Lest we offend them" (in Indonesian version it is translated, "Lest we become a stumbling block"). With this principle, we need to live our lives, that is, we would obey the WOrd of GOd and also not become a stumbling block. This means we need to be wary of our actions, attitude, words and deeds, so that we lift high the truth of God and also understand the situation, circumstances, customs so that we would not offend or become a stumbling block. So, let us not only obey the Word of God, but also understand our surroundings so that we would not become a stumbling block.

Monday, April 22, 2013

Hidup Dalam Anugrah | Living In Grace

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 14-15

Tuhan tidak berhenti membuat mujizat dan menunjukkan kuasaNya di tengah-tengah Israel. Dari pertama kali Musa dipanggil, sampai pada waktu Musa dan Harun datang kepada Israel untuk membawa mereka keluar dari Mesir, dan sampai pada waktu mereka menyeberangi laut Merah. Inilah anugrah Tuhan atas Israel yang mereka sendiripun tidak sadar akan hal ini. Begitu juga dengan kehidupan kita sekarang ini. Tuhan selalu ada di sisi kita, menunjukkan kuasa-Nya, membela dan menjaga kita. Hanya saja kita tidak sadar bahwa itu semua dari Tuhan. Misalnya,  nafas kita adalah satu bukti yang mutlak. Contoh lain lagi, untuk kita dapat sekolah, bekerja, memiliki kepintaran dan kreativitas, itu semua karena Tuhan yang memberikannya kepada kita, Tuhan yang memberikan kesehatan dan otak yang berfungsi dengan baik. Dan setiap dari kita pasti pernah mengalami anugrah Tuhan yang di mana memang tanpa Tuhan maka kita tidak akan sanggup. Oleh karena itu, biarlah kita terus bersyukur dan setia kepada Tuhan yang telah mencurahkan anugrah-Nya kepada kita. Berhentilah menggerutu dan ambillah sedikit waktu untuk dapat melihat bahwa kita hidup penuh dengan anugrah Tuhan. Dengan begitu kita akan mendapatkan kekuatan untuk terus bertumbuh di dalam iman kepada Tuhan dan terus berjalan bersama Tuhan.


English

Bible Reading: Exodus 14-15

The Lord has never stop making miracles and manifesting His power in the midst of the Israelites. From the first time Moses was called, to when Moses and Aaorn came to the Israelites to bring them out of Egypt and up to the time when they crossed the Red Sea. This is the grace of God over Israel that they themselves do not realise. Such is the same with our own lives now. The Lord is always on our side, manifesting His powers, defending and protecting us. Unfortunately we do not realise that all of it is from God. For example, our breath is an absolute prove. Another example, for us to be able to go to school, work, have the intelligence and creativity, are all because the Lord gave it to us, the Lord is the one who gave health and a functioning brain. Everyone of us also has definitely experience the grace of God where without the Lord we will not be able to handle it. Therefore, let us keep on giving thanks and be faithful to the Lord who has poured out His grace to us. Stop grumbling and take a little time to see that our lives are full of the grace of God. That way, we will be able to have the strength to keep on growing in faith to the Lord and keep on walking with God.

Sunday, April 21, 2013

Pemikiran Manusia Vs Pemikiran Tuhan | Thoughts of Men Vs Thoughts of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Matius 16

Pertama kali Yesus memberitahukan akan sengsara yang harus Ia lalui, Petrus menegur Yesus akan hal ini. Apa yang Petrus lakukan muncul dari pemikiran manusia yang memiliki maksud baik, tetapi bukanlah apa yang Tuhan rencanakan. Secara manusia, Petrus mengharapkan agar Yesus menjadi Raja atas Israel, seperti yang dinubuatkan. Tetapi yang Petrus tidak ketahui adalah bahwa rencana Tuhan itu bukan seperti itu, tetapi Yesus harus mati bagi dosa manusia dahulu, bangkit dari kematian dan mengalahkan maut dan baru bila waktunya tiba Ia akan turun kembali sebagai Raja. Jadi, karena apa yang ada di pikiran dan bayangan Petrus berbeda dengan apa yang ada di pikiran Tuhan, maka sesuatu yang terlihat jelek dan tidak sesuai dianggapnya suatu hal yang buruk dan tidak seharusnya terjadi dan oleh karena itulah Petrus menegur Yesus. Seringkali kitapun berlaku seperti Petrus, yang di mana kita memiliki pemikiran dan bayangan kita sendiri akan bagaimana hal-hal seharusnya terjadi atau berjalan. Sehingga bila itu tidak cocok, tidak sesuai, atau bahkan sama sekali bertolak belakang, kita langsung menganggapnya sebagai sesuatu yang jahat dan bukan dari Tuhan. Tetapi dalam keadaan seperti itu, seringkali kita hanya membandingkannya dengan apa yang ada di pikiran kita, yakni pikiran manusia. Tetapi kita belum mencernanya dan membandingkan dengan Firman Tuhan, belum menanyakannya kepada Tuhan, yakni dibandingkan dengan pemikiran dan rencana Tuhan. Inilah mengapa Tuhan berfirman dalam Yesaya 55:8-9 bahwa rancangan Tuhan bukan rancangan kita, jalan Tuhan dan bukan jalan kita, sebab jalan Tuhan jauh lebih tinggi dari jalan kita begitu juga rancangan-Nya dari rancangan kita. Untuk itu, biarlah kita berhati-hati untuk tidak langsung loncat kepada kesimpulan yang muncul dari perbandingan dengan pemikiran dan bayangan kita sendiri. Sebab seperti Petrus, walaupun terlihat baik apa yang ia lakukan, tetapi itu bertolak belakang dari apa yang Tuhan Firmankan dan pikirkan. Sebab nubuatan-nubuatan tentang Anak Manusia, Anak Domba Allah sudah jelas bahwa Ia akan disiksa dan mati dan bangkit lagi demi penebusan umat manusia. Jadi janganlah kita mau tertipu oleh Iblis yang sangat licik, tetapi biarlah kita selalu bandingkan dengan Firman Tuhan dan bukan pemikiran kita sendiri. Biarlah kita selalu bertanya kembali kepada Tuhan untuk menguji segala roh yang ada dan apa yang kita terima itu. Agar kita tidak seperti Petrus yang walauoun memiliki maksud baik, tetapi tertipu oleh iblis untuk mengatakan hal yang bertentangan dengan Tuhan dan Firman-Nya. Inilah salah satu dari hal yang perlu kita jaga ketika Tuhan berkata agar kita berjaga-jagalah dan berwaspadalah.


English

Bible Reading: Matthew 16

The first time Jesus mentioned about the suffering He has to go through, Peter rebuked Jesus of this matter. What Peter did sprung up from the thoughts of men who has good intentions, but not what the Lord planned. As human, Peter hoped that Jesus would reign as King over Israel, as prophesied. But what Peter did not know is that the plan of God is not like that, but Jesus has to die for the sins of men first, raised from the dead and defeating death and then when the time comes He will come as King. So, because what's in the thoughts and imagination of Peter is different to what in the thoughts of God, then what seems bad and not in accordance is considered as a bad thing and should not happen and this is why Peter rebuked Jesus. Many times we do the same thing as Peter, where we have our own thoughts and imagination of how things should happen or be done. Such that if it is not in accordance to that, or even completely the opposite of it, we quickly take it as something that is bad and not from God. But in this situation, often we only compare it to what is in our minds, that is the thoughts of men. But we have not yet digest it and compare it with the Word of God, we have not asked the Lord, to compare it with the thoughts of God and plan of God. This is why the Lord said in Isaiah 55:8-9 that it is His thoughts and not our thoughts, His ways and not our ways and that His thoughts are far higher than ours and so is His plans compared to ours. Therefore, let us be wary so that we would not jump into conclusion that sprung up from the comparison of our own thoughts and imagination. For just like Peter, even though what he did seems good, but it is the opposite of what the Lord has said and thought of. Because the prophecies about the Son of Man and the Lamb of God is clear that He has to suffer, died and rose again for the redemption of mankind. So, do not be deceived by the devil who is very sly, but let us always compare it with the Word of God and not with our own thoughts. Let us always ask back to the Lord to test every spirit that is there and what we receive. So that we would not be like Peter, who had good intention, but was deceived by the devil to say what is against the Lord and His Words. This is one of the things we need to be wary of when the Lord told us to be alert and be wary.

Saturday, April 20, 2013

Jangan Bertele-Tele | Do Not Be Slow

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 12-13

Apa yang terjadi di sini adalah paskah pertama bagi Israel. Dan paskah ini dilakukan untuk mengingat bahwa Tuhan melewatkan bangsa Israel dari hukuman oleh karena darah anak domba pada tiang pintu rumah masing-masing. Dan Tuhan memerintahkan agar mereka membuang segala ragi selama tujuh hari dan agar mereka makan roti tak beragi selama tujuh hari itu. Tuhan juga memerintahkan agar mereka makan dengan berikat pinggang, berkasut dan tongkat di tangan. Bila kita bayangkan apa yang terjadi pada saat itu dan dengan apa yang Tuhan perintahkan, orang Israel semuanya perlu siap-siap pergi bila waktunya tiba. Mereka makan roti tak beragi sebab tidak ada waktu untuk membiarkan ragi bekerja di roti dan membuat roti itu mengembang dan empuk. Mereka berikat pinggang dan berkasut karena mereka perlu langsung berangkat ketika Firaun mengusir mereka. Jadi apa yang Tuhan perintahkan adalah agar Israel siap siaga dan tidak berlama-lama atau bertele-tele atau bersanti-santai ketika keluar dari Mesir, dari perbudakan. Jadi ada pengorbanan yang harus dilaksanakan bila ingin keluar dari perbudakan dan tidak bisa kita bersantai-santai saja. Memang roti dengan ragi itu jauh lebih enak karena tidak keras, dan lebih empuk, tetapi bila Israel bersantai-santai dengan menunggu roti yang beragi, maka mereka akan ketinggalan akan waktunya Tuhan untuk melepaskan mereka dari perbudakan Mesir. Begitu juga sebenarnya perlu kita lakukan ketika kita keluar dari perbudakan dosa, dari kehidupan lama kita. Yakni agar kita tidak bersantai-santai, tidak bertele-tele, tetapi kita harus berani berkorban untuk dapat benar-benar keluar dari tanah perbudakan itu dengan cepat. Memang lebih enak bila kita pelan-pelan membuang segala yang tidak baik di mata Tuhan, segala kebiasaan yang sudah lazim bagi kita untuk kita lakukan. Tetapi untuk kita benar-benar bebas dan dapat mengikuti Tuhan dengan segenap hati, maka kita perlu keluar dari kenyamanan kita dan berani berkorban agar kita dengan cepat meninggalkan kebiasaan dan kehidupan kita yang lama, yang masih dalam perbudakan dosa. Jadi, janganlah kita terus membuat alasan dalam membuang kebiasaan lama kita, dalam meninggalkan kehidupan lama kita. Tetapi biarlah kita bersegera dan cepat meninggalkan tanah perbudakan dan kehidupan perbudakan itu dan ikuti Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Exodus 12-13

What happened here is the first passover for Israel. And this passover is done to commemorate that the Lord has passed by Israel from punishment of death by the blood of the lamb on the door posts of each house. And the Lord commanded them to throw away all yeast for seven days and so that they would eat unleavened bread for seven days. The Lord also commanded them to eat while their cloak tucked in to their belt, sandals on their feet and staff in their hands. If we imagine what happened on that day with what the Lord commanded, the Israelites all have to be ready to go when the time comes. They do not eat bread with yeast because there is no time to let the yeast work in the bread and to make the bread rise and become soft. They have their belt and sandals on their feet because they need to go straight after Pharaoh sent them off. So what the Lord commanded are to prepare the Israelites so that they would not be slow, not delaying or be lazing around. It is true that bread with yeast taste much better because it is soft and not hard and tough, but if the Israelites were to wait around for the yeast to rise in the bread, then they would miss the time God has set for them to be released from the slavery in Egypt. And so we should also do the same when we get out of the slavery of sin, form our old lives. That is we shall not be lazing around, not be slow, but we need to dare to sacrifice to really get out from that land of slavery quickly. It is true that it is easier to go slower at throwing away all the things that is not pleasing to the Lord, all the bad habits that are common for us. But for us to really be free and be able to follow God with all of our hearts, then we need to get out of our comfort zone and dare to sacrifice by quickly leave behind all our bad habits and old lives that are still in the slavery of sin. So, do not keep on making excuses in throwing away all our old habits, in gettin rid of our old lives. But let us be quick about it and in haste leave behind the land of slavery and our old slavery lives and follow the Lord Jesus Christ.

Friday, April 19, 2013

Hidup Sebagai Saksi | A Life As A Witness

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 11

Kita dapat melihat bahwa Tuhan membuat perbedaan antara Israel dan Mesir dengan tulah-tulah yang Tuhan kirimkan bagi Firaun. Dan ini agar Firaun pun melihat dan mau sadar bahwa Tuhan berkuasa, dan bahwa bila Tuhan ingin, maka sebenarnya tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Tetapi sayangnya Firaun memang keras hatinya sehingga walaupun begitu banyak mujizat yang terjadi, dan walaupun sudah jelas perlindungan Tuhan atas Israel, ia masih tidak mau berubah. Inilah yang perlu kita minta dari Tuhan di dalam hidup kita. Bila kita hidup taat bersama Tuhan, ada perbedaan antara kita yang percaya Tuhan dan orang-orang di sekitar kita yang tidak percaya Tuhan. Sehingga mereka dapat melihat bahwa ada perkenanan Tuhan di dalam hidup kita dan mereka jadi sadar, mengaku dan menerima bagi diri mereka sendiri bahwa Yesus Kristuslah Tuhan dan satu-satunya Allah yang hidup. Tetapi bila hidup kita belum dapat memancarkan kemuliaan Tuhan dan tidak ada perbedaan ini, biarlah kita periksa kehidupan kita. Apakah kita telah melakukan yang terbaik bagi Tuhan? Apakah kita taat kepada Firman yang telah kita ketahui dan baca atau dengar? Ataukah kita masih hanya taat kepada hal-hal yang membawa keuntungan yang jelas dan langsung kepada kita saja? Bila kita hidup taat, tetapi juga masih belum melihat perbedaan yang seharusnya ada, biarlah kita juga jangan putus asa, tetapi terus meminta dan menunggu waktu Tuhan yang tepat dan yang tidak pernah terlambat. Biarlah kita sendiripun memiliki iman bahwa hidup di dalam Tuhan dengan kuasa Tuhan, tidak ada yang mustahil dan oleh karena itu, Tuhan harus nyata di dalam hidup kita agar kita menjadi kesaksian dan dapat bersaksi kepada orang-orang di sekitar kita.


English

Bible Reading: Exodus 11

It is apparent that the Lord made a difference between the Israelites and the Egyptians with the plague that He sent for Pharaoh. And this is so that Pharaoh would see and realise that the Lord is powerful and that if the Lord wills, then nothing is impossible for Him. Unfortunately Pharaoh's heart is hard such that, even though many miracles has happened, and even though the protection of the Lord over Israel is very clear, he still does not want to change. This is what we need to ask from the Lord in our lives. If we live obediently with the Lord, there is a difference between us as believers and those around us who does not believe in the Lord. Such that they can see that there is a favour of God upon our lives and they realise, confess and accept for themselves that Jesus Christ is Lord and the only living God. But if we do not reflect the glory of the Lord and see this difference yet in our lives, let us introspect our lives. Have we done the best for the Lord? Have we been obedient tot he Word of God that we know and read or hear of? Or do we still only obey those which brings us immediate blessings? If we live in obedience, but still have not seen this difference yet, let us not give up, but keep on asking and waiting for the Lord's time which is always on time and never late. Let us also have faith that living in the Lord and with the power of God, there is nothing that is impossible and therefore, the Lord has to be apparent in our lives so that we may be a testimony and witness to those around us.

Thursday, April 18, 2013

Meresponi Tuhan | Responding To God

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 9-10

Firman Tuhan berkata bahwa Firaun mengeraskan hatinya terus menerus walaupun sudah melihat begitu banyak kuasa tangan Tuhan. Dan sebelum semua itu terjadi, Tuhanpun telah berfirman kepada Musa bahwa Ia akan mengeraskan hati Firaun. Hal ini bukan karena Tuhan jahat, tetapi justru karena Tuhan tahu bahwa Firaun hatinya keras dan jahat bahwa ia akan terus menerus tidak mau tunduk kepada Tuhan sampai benar-benar ia mengakui kuasa Tuhan. Apakah kita seperti Firaun yang terus menerus bandel dan keras hatinya? Biarlah kita buka mata kita dan melihat apa yang Tuhan sedang lakukan di tengah-tengah kita. Mungkin selama ini kita berdoa menunggu jawaban Tuhan, padahal sebenarnya Tuhan telah menjawabnya, hanya saja jawaban-Nya tidak datang seperti yang kita duga atau inginkan sehingga kita tidak menanggapnya. Atau juga, Tuhan terus menerus menegur kita melalui orang-orang di sekitar kita, melalui khotbah-klhotbah, dan juga melalui Firman Tuhan sendiri, tetapi kitanya yang masih mengeraskan hati dan tidak mau berubah. Apakah perlu sampai apa yang terjadi terhadap Firaun terjadi terhadap kita, untuk kita bertobat dan berubah? Banyak hal yang Tuhan ijinkan terjadi di hidup kita, agar kita mencari Tuhan, agar kita merendahkan hati, mengikuti rencana-Nya dan berjalan bersama-Nya. Oleh sebab itu, biarlah kita buka hati terhadap Tuhan lebih lagi, jangan hanya berikan sebagian dari hidup kita, tetapi berikan seluruhnya bagi Tuhan. Janganlah sampai apa yang terjadi terhadap Firaun terjadi kepada kita, bila Tuhan memanggil, memberikan tanda-tanda, atau beribacara dengan kita, biarlah kita meresponinya dengan hati yang terbuka dan rendah hati.


English

Bible Reading: Exodus 9-10

The Word of God said that Pharaoh kept on hardening his heart even though he has seen a lot of miracles and power of God. And even before all of this happened, God has said that He will hardened Pharaoh's heart. It is not because the Lord is wicked, but because the Lord knows that Pharaoh's heart is hardened and wicked that he would not bow down to the Lord until he really has experience and admit the power of God. Are like Pharaoh who kept on being stubborn and have hardened heart? Let us open our eyes and see that the Lord is doing in our midst. Maybe we have been praying for an answer while the Lord has answered it, it;s just that the answer did not come in the way that we thought and expected, such that we ignore it. Or maybe, the Lord kept on rebuking us through the people around us, through sermons and through the Word of God, but our hearts ares till hardened and do not want to change. Do we have to wait until what happened to Pharaoh happened to us so that we may repent and change? There are many things in life that the Lord allowed to happen, so that we may seek the Lord, so that we may be humble, follow His plans and walk with Him. Therefore, let us open our hearts to the Lord even more, do not just give a part of our lives, but give all of it for the Lord. Do not let what happened to Pharaoh happen to us, if the Lord calls, gives signs or speaks to us, let us respond with an open hearts and a humble heart.

Wednesday, April 17, 2013

Pelayanan Yesus, Pelayan Kita | Jesus' Ministry, Our Ministry

Indo

Pembacaan Alkitab: Matius 15

Pelayanan Yesus banyak berfokus kepada orang-orang yang membutuhkan, orang-orang yang ditolak oleh orang Farisi, orang-orang yang putus harapan, orang-orang yang sakit dan tidak bisa sembuh, orang-orang janda, miskin, dan mereka yang ditolak oleh masyarakat. Sayangnya sampapi sekarang, orang-orang seperti ini masih banyak yang terlantar dan masih banyak yang memerlukan kasih Tuhan. Dan inilah bagian kita sebagai orang-orang percaya, yakni untuk melayani mereka yang hilang, mereka yang tertolak, sakit, membutuhkan dan sebagainya, seperti Yesus. Bila kita buka mata kita  dan melihat sekitar kita, kita dapat melihat bahwa Tuhan menaruh orang-orang yang dapat kita layani. Oleh karena itu, janganlah lagi kita hanya fokus kepada diri kita sendiri, kepada kesuksesan yang ingin kita raih sehingga kita lupa dan tidak perduli akan orang-orang yang membutuhkan kasih dan penebusan Tuhan. Biarlah kita mulai melihat dan melayani orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan Yesus.


English

Bible Reading: Matthew 15

The ministry of Jesus is quite focused on the people who are in need, people who are rejected by the Pharisees, people who have lost hope, who are sick and cannot be healed, widows, poor, and those who are rejected by the community. Unfortunately until now, there are still a lot of these people are still left alone and need the love of God. And this is our part as believers, to serve those who are lost, those who are rejected, sick, in need and many more, just like Jesus did. If we open our eyes and see our surroundings, we can see that the Lord has placed people around us whom we can serve. Therefore, do no only focus on ourselves, on what kind of success we are trying to reach that we forget and do not care of the people who needs the love and redemption of the Lord. Let us start to see and minister to the people around who needs Jesus.

Tuesday, April 16, 2013

Kuasa Tuhan Vs Kuasa Iblis | Power of God Vs Power of Devil

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 7-8

Dari kejadian di Mesir antara Musa dan Haurn melawan Firaun, serta ahli-ahli sihirnya, kita dapat melihat bahwa iblispun dapat melakukan mujijat yang serupa dengan apa yang Tuhan lakukan. Apa yang dilakukan oleh ahli-ahli sihir Firaun hanyalah meniru apa yang dilakukan oleh Tuhan melalui Musa dan Harun. Tetapi kuasa Tuhan jauh leibh besar, sehingga tongkat yang menjadi ular dari ahli-ahli sihir ditelan oleh ularnya Musa dan Harun. Ini menunjukkan bahwa kuasa Tuhan jauh lebih besar dan bahwa iblis hanya dapat meniru apa yang Tuhan lakukan. Satu bukti lagi bahwa kuasa iblis dibawah kuasa Tuhan dan bahwa ia hanya meniru Tuhan adalah ketika tulah pertama dan tulah kedua diturunkan Tuhan. Para ahli sihir hanya menunjukkan bahwa mereka dapat juga mengubah air menjadi darah dan memunculkan katak dari air. Bila memang kuasa iblis lebih besar, tentunya ia dapat mengubah darah itu kembali menjadi air dan membinasakan segala katak yang keluar dari air itu. Tetapi para ahli sihir itu tidak dapat dan pada akhirnya selalu Tuhan yang turun tangan untuk mengembalikan segalanya kepada semula. Dari kejadian-kejadian ini dapat kita lihat bahwa memang kuasa iblis itu nyata di dunia dan di jaman kini makin merajalela. Oleh karena itu kita perlu waspada dan selalu bersandar kepada Firman Tuhan dan pimpinan Roh Kudus agar kita tidak tertipu dan tidak goyah. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa kuasa Tuhan jauh lebih besar dari kuasa iblis dan bahwa iblis telah dikalahkan oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Exodus 7-8

From the events in Egypt between Moses and Aaron against Pharaoh and his magicians, we can see that the devil is also capable of doing miracles similar to what the Lord did. What was done by Pharaoh's magician only a copy of what the Lord did through Moses and Aaron. But the power of God is far greater, that the rods of the magician that became snakes were eaten by the snake of Moses and Aaron. This shows that the power of God is greater than the power of the devil and that the devil can only imitate what God did. One more proof that the power of the devil is inferior to the power of God and that he only imitates the Lord is when the first and second plague was passed down. The magicians only showed that they too can turn water into blood and bring forth frogs from the waters. If the power of the devil is greater, then he should be able to turn blood back to water or to get rid of all the frogs. But the magicians could not and in the end the Lord is the One who return everything to what it was before. From these events we can see that the power of the devil is real and it is growing in this era. Therefore we need to be alert and always rely on the Word of God and the guidance of the Holy Spirit so that we would not be deceived or waver. And one thing that we need to remember is that the power of God is far greater than the power of the devil and that the devil has been defeated by the death and resurrection of the Lord Jesus Christ.

Monday, April 15, 2013

Karakter-Karakter Allah | Characters Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 6

Ada suatu kalimat yang menarik yang Tuhan katakan di sini kepada Musa. Tuhan katakan bahwa Ia telah menunjukkan diri-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah yang Maha Kuasa. Tetapi Ia belum menyatakan diri-Nya dengan nama-Nya, TUHAN. Dan Tuhan akan menunjukkan diri-Nya sebagai TUHAN, melepaskan dan menebus Israel dari perbudakan dan menjadikan mereka umat-Nya dan Ia, TUHAN, Allah mereka. Di sinilah pertama kalinya Tuhan menunjukkan diri-Nya dengan nama TUHAN dan bukan hanya sebagai Allah yang Maha Kuasa. Dan yang menarik adalah bahwa Israel selama ini mengenal Tuhan hanya sebagai Allah dan sekarang mereka akan mengenal-Nya sebagai Tuhan. Bagi manusia, Allah adalah suatu sosok yang disembah, ditakuti, dipuji dan disenangkan. Tetapi seorang Tuan, yakni arti dari kata Tuhan, adalah seorang majikan, seseorang yang patut ditaati, dituruti sebab Ia memberi perintah dan ada komunikasi  antara Tuan dan pekerjanya. Jadi, Tuhan menunjukkan suatu sisi dari karakter-Nya bahwa Ia bukan hanya Allah yang jauh, yang perlu ditakuti, tetapi Ia juga seorang Tuhan yang berbicara, memberikan perintah dan memiliki tugas bagi kita untuk kita lakukan. Dan kita tahu bahwa Ia juga adalah seorang Teman, Bapa, Penghibur, Penasihat dan sebagainya. Tetapi di dalam hidup kita, bagaimana Tuhan telah menyatakan diri-Nya? Apakah kita telah mengalami Tuhan sebagai Allah yang Maha Kuasa? Atau sebagai Tuhan, sebagai Teman, Bapa, Penghibur, Penyembuh? Alamilah Tuhan dan biarlah Tuhan menunjukkan diri-Nya kepada kita pada waktu-Nya seperti yang dikehendaki-Nya. Dengan begitu kita akan makin mengenal siapa Tuhan kita itu, bahwa Ia bukan hanya Allah yang jauh, tetapi kita dapat mengenal-Nya dari karakter-karakter yang ditunjukkan-Nya kepada kita.


English

Bible Reading: Exodus 6

There is an interesting sentence that the Lord said here to Moses. The Lord said that He has shown Himself to Abraham, Isaac and Jacob as God Almighty. But He has not revealed Himself as LORD. And the Lord will reveal Himself as LORD, deliver and redeem Israel from their slavery and make them His people and Him, the LORD, their God. This is the first time the Lord showed Himself with the name LORD and not only as God Almighty. For men, God is a being who is worshiped, feared, praised and made pleased. But a Lord, is a master, someone who should be obeyed because he gave commands and there is communication between the Lord and his workers. So, the Lord showed one side of His characters that He is not only God who is far, who needs to be feared, but He is also the Lord who speaks, who gave commands and have duties for us to do. And we know that He is also a Friend, Father, Comforter, Counselor, and many more. But in our lives, how have the Lord revealed Himself? Have we experienced the Lord as God Almighty? Or as Lord, as Friend, Father, Comforter, Healer? Experience the Lord and let the Lord shows Himself to us in His own time as He will. That way we will know more about who our Lord is, that He is not just some far away God, but we can know Him from His characters that He revealed to us.

Sunday, April 14, 2013

Berhenti Membuat Alasan | Stop Making Excuses

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 4-5

Di dalam hidup kita ini, kita seringkali berlaku seeprti Musa di hadapan Tuhan. Seringkali bila Tuhan memberikan kepada kita suatu perintah, atau ketika Tuhan menaruh suatu belas kasihan untuk suatu hal di hati kita untuk kita lakukan, ada banyak alasan yang muncul dan yang kita pikirkan agar kita tidak perlu melakukannya. Musa awalnya mencoba mengelak dari tanggung jawab yang Tuhan berikan dengan berkata bahwa bagaimana orang-orang akan percaya kalau ia utusan Allah, lalu ia kembali memberikan alasan bahwa bagaimana jika tidak ada yang percaya. Kemudian ia juga beralasan bahwa ia tidak pandai berbicara. Kita juga sering berlaku demikian di hadapan Tuhan, yakni memberikan sejuta alasan untuk mengelak dari tanggung jawab yang Tuhan berikan. Tetapi yang kita tidak sadar adalah ketika kita membuat alasan-alasan seperti itu, kita bukan hanya menolak apa yang Tuhan ingin berikan kepada kita, tetapi kita juga merendahkan Tuhan secara tidak sadar. Sebab Tuhan juga berkata kepada Musa, siapakah yang membuat lidah manusia, siapa yang membuat orang bisu atau tuli dan sebagainya. Tuhan marah kepada Musa karena Musa memandang rendah Tuhan, di mana sepertinya Tuhan tidak ada kuasa untuk memberikan apa yang diperlukan dan Tuhan tidak ada kuasa untuk melakukan yang mustahil. Biarlah kita belajar dari Musa. Biarlah kita hormati Tuhan kita dan percaya kepada-Nya 100%. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bila kita berkata bahwa kita tidak pandai bicara, Tuhan dapat berikan kata-kata di mulut kita. Bila kita berkata bahwa orang tidak akan percaya kepada kita, maka Tuhan akan melakukan mujijat melalui hidup kita. Jadi, alasan apapun yang kita berikan, Tuhan memiliki jawabannya dan bila Tuhan berfirman, lebih baik kita menuruti Firman-Nya. Jadi, berhentilah membuat alasan-alasan, tetapi biarlah kita mulai menerima dan meminta kuasa Tuhan untuk menyertai kita agar apa yang Tuhan rencanakan terjadi seperti yang Ia kehendaki.


English

Bible Reading: Exodus 4-5

In our lives, many times we do what Moses did before God. Many times if the Lord gave us a commandment, or when the Lord puts compassion for something in our hearts to do, there are many excuses that comes up and we thought of so that we do not have to do it. In the beginning, Moses tried to escape from the responsibility that the Lord wants to give by questioning how can the people believe that he is sent by God, then he comes back with another questioning of what if no one believed. Thereafter he gave another excuse that he is not eloquent and is slow in speech and tongue. We too, have done so before God, that is giving a million excuses just to escape from the responsibility the Lord wants to give. But what we do not realise is that when we make excuses like that, we do not only reject what the Lord wants to give to us, but we also look down on the Lord. For the Lord also said to Moses, who made the tongue, who makes them deaf or mute and other examples. The Lord was angry at Moses because he looked down on the Lord, wherein it seems that the Lord has no power to give what is necessary and that the Lord has no power to do the impossible. Let us learn from Moses. Let us honour our Lord and believe in Him 100%. For nothing is impossible for the Lord. IF we say that we  are not eloquent with words, the Lord will put words in our mouths. If we say that the people won't believe us, then the Lord will do miracles through our lives. So whatever excuses we come up with, the Lord has an answer for every single one and if the Lord speaks, it is better to obey His Word. So, stop making excuses, but let us receive and ask power from the Lord to be with us sot hat what He planned happens as He wills it.

Saturday, April 13, 2013

Waktu Untuk Melayani, Waktu Untuk Sendiri | Time To Minister, Time For Self

Indo

Pembacaan Alkitab: Matius 14

Setelah Yesus mendengar berita bahwa Yohanes Pembaptis telah dipenggal, maka Yesuspun ingin menyendiri untuk sementara. Yesus bukan hanya Tuhan, tetapi pada waktu itu Ia juga seorang manusia dan ketika sepupunya meninggal, tentunya Ia sedih. Tetapi ketika Yesus ingin menyendiri, Ia melihat orang banyak mengikuti dan rindu mendengarkan-Nya dan untuk dilayani oleh Yesus. Yesuspun tergerak hati-Nya oleh belas kasihan dan akhirnya melayani mereka terlebih dahulu. Terkadang di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya yang melayani orang-orang, kita mungkin merasa capai, atau ingin menyendiri untuk sementara waktu. Hal ini tentunya tidak salah, sebab Yesus sendiripun merasakannya dan memerlukannya. Tetapi ada kala di mana kebutuhan untuk melayani orang banyak jauh lebih penting, sehingga kita perlu untuk mengesampingkan kelelahan kita, kebutuhan kita untuk menyendiri sebentar agar kita dapat melayani mereka yang membutuhkan lebih dahulu. Apa yang Yesus lakukan di sini dapat kita teladani dan dapat memberikan kita kekuatan bahwa Yesuspun telah melalui apa yang kita lalui dan Ia telah menanggung segalanya bagi kita. Tentunya Ia akan memberikan kepada kita kekuatan bila kita membutuhkannya dan memintanya kepada Tuhan. Tetapi satu hal yang perlu kita perhatikan juga, setelah itu, Yesus tetap menyendiri dan mengambil waktu bagi diri-Nya seperti yang diperlukannya. Jadi, kita juga perlu dapat memiliki keseimbangan antara waktu melayani dan waktu untuk diri kita sendiri. Ketika memang ada orang banyak yang perlu dilayani, dan bila Roh Kudus menggerakkan hati kita dengan belas kasihan untuk dapat melayani mereka, maka biarlah kita ikuti dorongan Roh Kudus dan layani mereka dan barulah setelah itu kita mengambil waktu untuk kita luangkan bersama Tuhan. Biarlah kita belajar dari Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Matthew 14

After Jesus heard the news about the death of John the Baptist, Jesus wanted to be left alone for a while. Jesus is not only God, but at that time He was also a man and when his cousin died, of course He mourns. But when Jesus wanted to have a time for Himself, He saw a crowd following Him and longing to hear Him and to be served by Jesus. Jesus was moved and had compassion on them and ended up serving them first. Sometimes in our lives as beleivers who serves otehrs, we may feel tired, or want to have time for ourselves for a while. This is not wrong, for Jesus Himself felt the need for it. But there are times where the need to serve others outweighs it, such that we need to put aside our tiredness, our need to be left alone for a while so that we can serve them first. What Jesus did here we can take example from and can give us strength that Jesus has gone through what we are going through and has bore it all for us. Of course He will give us strength if we need it and if we ask for it. But one thing that we also need to take notice is that, afterwards, Jesus still took time for Himself for a while as He needed. So, we too need to have a balance of time to serve and time for ourselves. When where are many people who needs to be served and if the Holy Spirit moves us with compassion to serve them, then let us follow the push of the Holy Spirit and serve them and then afterwards we can take time for ourselves with God alone. Let us learn from the Lord Jesus Christ.

Friday, April 12, 2013

Musa-Musa Jaman Kini | Moses Of This Age

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 2-3

Tuhan memanggil Musa untuk pergi dan memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir untuk menyembah Tuhan. Tetapi karena apa yang terjadi di masa lalu, di mana Musa ditolak oleh bangsanya sendiri karena dianggap inign menjadi hakim dan pemimpin atas Israel, maka Musa sedikit takut untuk kembali ke Mesir. Tetapi Tuhan tetap memberikan perintah-Nya kepada Musa. Maukah kita menjadi Musa-Musa di jaman kini? Yakni orang-orang yang mau dan rela memberikan hidupnya untuk membawa orang-orang keluar dari Mesir, dari perbudakan dosa dan dari belenggu iblis. Mungkin kita takut karena kita sendiri hidupnya masih tidak benar, atau bahwa kita pernah ditolak oleh orang ketika berbicara tentang keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus dan sebagainya. Tetapi  yang perlu kita ketahui adalah bahwa Tuhan tetap memanggil kita seperti Ia memanggil Musa. Apapun yang telah kita lakukan, semuanya itu telah dihapuskan oleh darah Yesus. Oleh karena itulah kita perlu memberitakan kabar baik ini kepada saudara-saudara kita, teman-teman kita dan sekitar kita agar merekapun dapat mengenal Tuhan Yesus Kristus dan keluar dari perbudakan dan belenggu iblis. Tuhan juga berkata bahwa tuaian sudah menguning dan banyak tetapi pekerjanya sedikit (Lukas 10:2). Oleh karena itu, ini pilihan kita: Apakah kita ingin mendengarkan panggilan Tuhan untuk membawa bangsa-bangsa mengenal dan menyembah Tuhan Yesus Kristus, ataukah kita tidak berani untuk membagikan kabar baik Tuhan?


English

Bible Reading: Exodus 2-3

The Lord called Moses to go and lead the Israelites to go out of Egypt to worship the Lord. But because of what happened in the past, where Moses was rejected by his own nation because they thought that he wanted to be judge and leader of them all, then Moses was a bit afraid to go back to Egypt. But the Lord kept on giving him His commands. Do we want to be the Moses of this age? That is, people who wants and are willing to give their lives to bring people out of Egypt, out of the slavery of sin and from the hold of the devil. Maybe we are afraid because our lives is still is not righteous, or we have been rejected before when we talk about salvation in the Lord Jesus Christ and so on. But what we need to know is that the Lord still calls us as He calls Moses. Whatever things we have done, all has been wiped clean by the blood of Jesus. This is why we need to share this good news to our families, our friends and those around us so that they may know the Lord Jesus Christ and get out of the slavery and hold of the devil. The Lord also said that the harvest is ready, but the workers are few (Luke 10:2). Therefore, this is our choice: Do we want to listen to the call of God to bring nations to know and worship the Lord Jesus Christ, or are we afraid to share about the good news of God?

Thursday, April 11, 2013

Jangan Tertipu | Do Not Be Deceived

Indo

Pembacaan Alkitab: Keluaran 1

Orang-orang Mesir takut melihat jumlah Israel yang makin banyak dan yang makin besar. Dan karena mereka takut akan apa yang Israel dapat lakukan nantinya, yakni takut akan potensi yang ada di dalam bangsa Israel, maka mereka menekan dan menjahati orang Israel sehingga mereka takut kepada orang Mesir. Hal ini dilakukan juga agar orang Israel tidak sadar akan potensi mereka dan agar mereka hidup di dalam ketakutan terhadap orang Mesir sehingga mereka tidak akan pernah berontak kepada orang Mesir. Dengan hal yang sama iblis mengintimidasi dan menekan kita orang-orang percaya yang sungguh-sungguh. Sejak kita lahir, kita telah berdosa dan kita hidup di dunia yang penuh dengan dosa dan iblis menaruh ketakutan di dalam hati kita, ketakutan yang membuat kita tidak dapat melihat potensi hidup yang Tuhan telah taruh di dalam hidup kita. Dan ketika kita percaya kepada Tuhan, maka iblis akan makin menekan dan menjahati kita agar kita tetap hidup dalam ketakutan, agar kita yang sebenarnya sudah bebas masih berpikir bahwa kita masih terbelenggu. Sayangnya banyak dari kita yang tertipu oleh iblis dan termakan oleh siasat iblis ini. Banyak dari kita yang jadi takut, atau hilang imannya, atau makin kecil imannya karena melihat apa yang terjadi di dalam hidup kita, karena badai hidup yang menerpa kita. Inilah yang iblis ingin raih, yakni agar kita tidak melihat potensi yang Tuhan taruh di dalam kita, agar kita hidup dalam ketakutan, kekhawatiran yang akan membawa stress dan depresi dan akhirnya kepada sakit penyakit. Tetapi, biarlah kita sadar dan jangan mau lagi diintimidasi oleh iblis, ditipu dan ditekan olehnya. Jangan biarkan ketakutan dan kekhawatiran akan hidup membuat kita tidak dapat maju dan melihat potensi yang Tuhan telah taruh di dalam hidup kita. Marilah kita pandang Yesus dan biarlah iman kita tumbuh dengan Firman Tuhan dan persekutuan dengan Roh Kudus. Agar kita dapat lakukan apa yang Firman Tuhan katakan di dalam Yakobus 4:7-8, agar kita tunduk kepada Allah, lawan iblis dan mendekat kepada Allah. Jadi, tunduklah kepada Tuhan, lawanlah iblis dan sadarilah bahwa oleh darah Tuhan Yesus Kristus, kita telah bebas dan tidak lagi hidup sebagai hamba dosa.


English

Bible Reading: Exodus 1

The Egyptians were afraid if the numbers of Israel who kept on increasing. And they were afraid of what the Israelites are capable of in the future, that they oppressed and be harsh to them so that they would be afraid of the Egyptians. This is also done so that the Israelites do not realise of their potential and so that they would live in fear of the Egptians such that they would never rebel against the Egyptians. With the same method the devil intimidates and oppressed us believers./ Ever since we were born we have sinned and we live in a world that is full of sin and the devil puts fear in us, fear that makes us cannot see the potential that the Lord has put in our lives. And when we believe in the Lord, then the devil will increase the oppression and intimidation so that we would still live in fear, so that we who has been set free still thinks that we are still in bondage. Unfortunately, many of us are deceived by the devil and falls into his trap. Many of us are afraid, or lose faith or losing faith because of what is happening in our lives, because of the storms in our lives. This is what the devil wants to achieve, so that we would not see the potential God has put in us, so that we would live in fear and anxiety which would lead to stress and depression and then to sicknesses. But, let us realise and no longer want to be intimidated, deceived and oppressed by the devil. Do not let the fear and worries of the world stops our lives from moving forward and seeing the potential God has put in us. Let us look upon Jesus and let our faith grow with the Word of God and the fellowship with the Holy Spirit. So that we would do what the Word of God says in James 4:7-8, that we should submit to the Lord, resist the devil and get close to the Lord. So, let us submit to the Lord, resist the devil and realise that by the blood of the Lord Jesus Christ, we have been set free and no longer is a slave to sin.

Wednesday, April 10, 2013

Larilah! | Flee!

Indo

Pembacaan Alkitab: Kejadian 49-50

Dapat kita perhatikan bahwa Ruben yang adalah anak sulung, yang berhak mendapatkan hak kesulungan dan berkat sulung dan yang adalah pemimpin tidak lagi menjadi yang utama dan pemimpin. Hak kesulungannya diambil darinya dan diberikan kepada Yehuda. Dan semua ini dikarenakan ia berbuat mesum dan tidur dengan istri ayahnya. Dapat kita lihat bahwa dosa seksual yang sangat tidak bermoral itu memiliki dampak yang luar biasa. Oleh karena itu Firman Tuhan berkata bahwa bila kita menghadapi godaan seksual, larilah (1Korintus 6:18). Sama seperti Yusuf yang lari dari godaan istri Potifar, itulah yang perlu kita lakukan. Jadi, janganlah kita kompromi dengan dosa seksual. Tetapi biarlah kita memiliki integritas dan menjaga batas-batas yang ada sehingga kita tidak berlaku mesum. Biarlah kita datang kepada Tuhan dan biarkanlah kita mendapatkan kekuatan dari Tuhan dan Firman-Nya dan janganlah kita hiraukan bisikan dan dorongan Roh Kudus.


English

Bible Reading: Genesis 49-50

Reuben is the firstborn and has the right to the birthright of a firstborn and its blessings and who was a leader, no longer is the leader. His birthright of a firstborn has been taken away from him and given to Judah. And this is all because he did sexual immoral acts and slept with his father's wife. It is clear from here that sexual immorality has a great consequences. That is why the Word of God says that if we face sexual temptations, flee (1Corinthians 6:18). Just like Joseph who ran away from the temptation of Potiphar's wife, that is what we must do too. So, do not compromise with sexual sin. But let us have the integrity and guard the lines so that we would not fall into sexual immoral acts. Let us come to the Lord and let us receive strengths from the Lord and His Words and do not ignore the whisper of the Holy Spirit.

Tuesday, April 9, 2013

Apa Yang Menghalangi? | What Hinders Us?

Indo

Pembacaan Alkitab: Matius 13

Ketika Yesus kembali ke tempat asal-Nya di Nazaret, banyak orang di sana yang menolak Yesus karena mereka tahu akan siapa dia, yakni anak seorang tukang kayu, yang memiliki saudara-saudara yang ada di tengah-tengah mereka. Dan karena apa yang mereka ketahui inilah mereka tidak memiliki iman kepada Yesus. Seringkali kitapun berlaku seperti orang-orang di Nazaret. Seringkali apa yang kita ketahui, pengetahuan yang kita miliki, menutup mata kita dan pikiran kita untuk dapat beriman kepada Tuhan secara sepenuh hati. Misalnya, kita tahu bahwa orang yang memiliki kanker stadium 4 tidaklah memiliki banyak harapan, dan seringkali karena fakta ini, kita susah untuk memiliki iman bahwa Tuhan dapat tetap menyembuhkan. Atau hal-hal lainnya, yang di mana fakta, pengetahuan dan apa yang masuk di akal membuat kita jadi tidak dapat beriman kepada kuasa dan mujizat Tuhan. Jadi, biarlah kita leibh mendengarkan Firman Tuhan daripada fakta-fakta yang ada di dunia ini. Janganlah kita biarkan pengetahuan kita menghalangi kita untuk memiliki iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tetapi biarlah kita percaya akan kuasa-Nya, bahwa dengan pimpinan Roh Kudus dan karunia-karunia yang diberikan-Nya, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Jad, apakah yang sekarang menghalangi, membutakan atau menutupi kita untuk beriman dan percaya akan kuasa mujizat Tuhan? Apapun itu, percayalah dan yakini bahwa Tuhan sanggup mengadakan mujizat di hidup kita.


English

Bible Reading: Matthew 13

When Jesus went back to his hometown, Nazareth, many people there rejected Jesus because they know who He is, a son of a carpenter and has siblings who are in the midst of them. And because of their knowledge, they do not have faith in Jesus. Many times we also acts the same way as the people in Nazareth. Many times what we know, our knowledge, hinders our eyes and minds to be able to have faith in the Lord wholeheartedly. For example, we know that a person who has stage 4 cancer do not have much hope and many times because of this fact, we find ourselves a bit difficult in having faith that the Lord can still heal. Or other things, where facts, knowledge and what makes sense makes us cannot have faith in the power and miracles of the Lord. So, let us listen more to the Word of God than the facts of the world. Do not let our knowledge hinders us to have faith in our Lord Jesus Christ. But let us believe in His power, that by the guidance of Holy Spirit and His spiritual gifts, then nothing is impossible with God. So, what hinders, or blinds us to have faith in the power of miracles of God? What ever it is, believe and be convinced that the Lord is able to do miracles in our lives.

Monday, April 8, 2013

Memancarkan Kemuliaan Tuhan | Reflecting God's Glory

Indo

Pembacaan Alkitab: Kejadian 47-48

Dengan hikmat yang dari Tuhan, Yusuf memimpin dan mengatur Mesir dan makanan yang ada sehingga seluruh tanah Mesir dan orang-orang di Mesir menjadi milik Firaun. Yusuf menjadi berkat bukan hanya untuk mereka yang di sekitarnya, tetapi kepada siapa ia bekerja, yakni kepada Firaun, ia membawa berkat yang sangat besar, begitu jugalah kita seharusnya. Bila kita memiliki Tuhan yang maha kuasa dan maha tahu ada di pihak kita dan di dalam kita, maka apapun yang kita kerjakan akan berhasil dan membawa berkat bagi perusahaan di mana kita bekerja. Dan semuanya ini untuk memuliakan Tuhan dan menunjukkan bahwa karena tangan Tuhanlah semuanya ini dapat terjadi. Dan melalui itu, orang-orang di sekitar kita akan melihat dan mengaku bahwa Tuhan lah Allah yang hidup. Jadi, biarlah kehidupan kita menjadi kesaksian dan memancarkan kemuliaan Tuhan. Biarlah kita bersandar kepada Roh Kudus, memandang kepada Yesus di dalam apapun yang kita lakukan dan seperti yang Firman Tuhan katakan, lakukanlah pekerjaan kita seperti kita melakukannya untuk Tuhan (Kolose 3:23).


English

Bible Reading: Genesis 47-48

With the wisdom from the Lord, Joseph was able to lead and manage Egypt in such a way that all the land in Egypt and all the people became the possession of Pharaoh. Joseph did not only became a blessing to those around him, but to those whom he works for, that is Pharaoh, he brings abundant blessings, and so should we. If we have the Lord almighty and all-knowing on our side and in us, then what ever er do will be successful and will bring blessings to the company where we work. And all of it are to glorify the Lord and to show that because of the hands of the Lord that this all happened. And through this, people around us will see and admit that the Lord is the living God. So, let our lives be a testimony and reflect the glory of the Lord. Let us rely on the Holy Spirit, look unto Jesus in all that we do and as the Word of God said, do our work as if we are doing it for the Lord (Colossians 3:23).

Sunday, April 7, 2013

Berpegang Teguh Kepada Pengharapan | Holding Fast To Hope

Indo

Pembacaan Alkitab: Kejadian 45-46

Dapat kita bayangkan apa yang Yusuf rasakan ketika ia membukakan segalanya di depan saudara-saudaranya. Selama 22 tahun Yusuf tidak ada bersama dengan keluarganya. Tentunya ia sangat rindu kepada keluarganya. Dan Yusuf berkata bahwa bukan saudara-saudaranya yang menempatkan Yusuf di Mesir, tetapi Tuhanlah yang menempatkan dia di sana untuk mendahului keluarganya agar keluarganya dapat bertaham selama 7 tahun musim kelaparan itu. Untuk Yusuf melihat mimpinya menjadi kenyataan, 22 tahun telah berlalu. Waktu Abraham menunggu janji Tuhan akan anak dari Sara, ia menunggu selama 25 tahun. Dari sini kita dapat melihat bahwa Tuhan memiliki waktu-Nya sendiri. Terkadang bila kita dijanjikan sesuatu, kita condong untuk mengharapkan akan janji itu dengan segera atau secepatnya dipenuhi. Tetapi Tuhan tidak demikian, Ia tahu kapan waktu yang terbaik, Ia tahu kapan waktu yang tepat. Tetapi juga Tuhan ingin melatih kita agar kita tetap berpegang teguh kepada pengharapan yang ada di dalam-Nya. Bila Tuhan tidak memberikan kepada Yusuf mimpinya itu, maka Yusuf tidak akan punya harapan yang ia pegang untuk dapat melalui apa yang ia lalui. Tetapi karena ada pengharapan itu, pengharapan bahwa Tuhan telah berjanji akan suatu masa depan yang baik, maka Yusuf dapat bertahan apapun yang ia lewati. Begitu juga kita perlu belajar dari Yusuf. Biarlah kita berpegang teguh kepada pengharapan yang ada di dalam Tuhan. Dengan adanya janji dan pengharapan dalam Tuhan, kita akan dapat memiliki kekuatan untuk terus maju dan berjalan bersama Tuhan menuju akhirnya. Jadi, janganlah kita menuntut Tuhan untuk ikuti jalan dan waktunya kita, tetapi biarlah kita belajar untuk mengikuti waktu-Nya Tuhan, pegang teguh pengharapan yang ada di dalam-Nya.


English

Bible Reading: Genesis 45-46

We can only imagine what Joseph felt when he revealed himself to his brothers. For 22 years Joseph was not around wit his family. Of course he really misses them. And Joseph said to his brothers that they are not the ones who placed him there, but the Lord placed him in Egypt so that his family can survive the 7 year famine. For Joseph to see his dream came true, it took 22 years. When Abraham was waiting on the promise of God for a son from Sarah, he waited for 25 years. We can see here that the Lord has His own pace and time. Sometimes, when we are being promised something, we tend to hope that it will be fulfilled immediately or as soon as possible. But the Lord is not like that, He knows when is the best time and when is the right time. But the Lord also wants to train us so that we would hold fast to the hope that we have in Him. If the Lord did not gave Joseph his dreams, then Joseph would not have hope that he can hold on to to go through what he went through. And so we should learn from Joseph. Let us hold fast tot he hope we have in the Lord. By having a promise and hope in the Lord, we can have strength to keep on moving forward and walking with God towards the end. So, do not demand the Lord to follow our way and time, but let us learn to follow His time and hold fast to the hope we have in Him.

Saturday, April 6, 2013

Yesus Menanggung Semuanya | Jesus Bears Everything

Indo

Pembacaan Alkitab: Kejadian 43-44

Tindakan Yehuda untuk menjaminkan dirinya sebagai ganti Benyamin serupa dengan tindakan Yesus bagi kita. Yehuda rela menanggung nyawa dan hidupny a Benyamin agar apapun yang terjadi, biarlah Benyamin tetap hidup tetapi Yehudalah yang akan menanggung segala yang harus ditimpakan kepada Benyamin. Begitu pulalah Tuhan Yesus telah menanggung segala yang harus kita tanggung, baik itu akibat dosa, sakit, kutuk dan bahkan kematian. Jika kita tahu bahwa Tuhan telah melakukan semua ini untuk kita, telah menanggung segalanya ganti kita, apakah respon kita terhadap Tuhan? Apakah kita akan sekedar berterima kasih dan hidup seenaknya kita saja? Ataukah kita akan benar-benar mengucap syukur dan memberikan hidup kita berbakti kepada Tuhan? Biarlah kita selalu ingat akan apa yang Tuhan Yesus telah lakukan bagi kita, dengan begitu kita akan berpikir dua kali sebelum kita melakukan hal yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Biarlah kita sadar dan selalu ingat bahwa kita hidup karena anugrah Tuhan dan karena kemurahan-Nya atas kita, dengan begitu kita akan lebih termotivasi untuk hidup sesuai dengan Firman-Nya.


English

Bible Reading: Genesis 43-44

The action of Judah to put himself in place of Benjamin similar to the action that Jesus did for us. Judah was willing to give his life so that Benjamin is able to live on and that no matter what happen, Benjamin need to be alive and let Judah bear all the consequences that has to fall upon Benjamin. This is the same as what the Lord Jesus did for us, that He bears all of the things we need to bear, may it be the consequences of sin, sicknesses, curses and even death. If we know that the Lord did this for all of us, that He has bore all in our place, what is our response to the Lord? Will we only say thank you and then lived as we like? Or will we really are grateful and devote ourselves to the Lord? Let us always remember what the Lord Jesus did for us, that way we will think twice before we do anything that is unpleasing before Him. Let us realise and always remember that we live because of God's grace and mercy, so that we will be motivated to live according to His Words.

Friday, April 5, 2013

Hukum Vs Kasih | Laws Vs Love

Indo

Pembacaan Alkitab: matius 12

Orang-orang Farisi lebih mementingkan hukum daripada kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan. Hal ini sangatlah jelas dari perbuatan dan perkataan mereka. Orang-orang Farisi lebih suka akan dilihat orang bahwa mereka orang kudus daripada benar-benar melayani mereka yang memerlukan. Dan hal ini lah yang ditegur oleh Tuhan Yesus, bahwa mereka dari luar terlihat baik dan kudus, tetapi dalamnya, hati mereka, itu tidak baik dan bahkan busuk. Dan melihat hal ini, biarlah kita juga menjaga kehidupan kita agar kita tidak menjadi seperti orang Farisi. Agar kita tidak mementingkan hukum dan tata cara melebihi yang tindakan-tindakan yang memancarkan kasih dan kemuliaan Tuhan. Tuhan ingin agar kita tidak hanya tahu akan Firman Tuhan, tetapi melakukannya juga dan belajar seperti Tuhan Yesus sendiri yang datang ke dunia untuk melayani dan bukan untuk dilayani. Jadi, biarlah kita periksa hidup kita agar tidak terlalu mati mengikuti hukum sehingga kita lupa akan kasih dan anugrah Tuhan yang mengatasi segalanya.


English

Bible Reading: Matthew 12

The Pharisees put more importance over the law rather than life that is pleasing to the Lord. This is apparent in their actions and words. The Pharisees like to be seen by people as holy people rather than really minister to those who needs it. And to this, Jesus rebuked them, that they looked good and holy from the outside, but inside, their hearts, are not good and rotten. Let us learn from this, so that we would guard our lives so that we would not be like the Pharisees. So that we would not put law and rituals above the actions that shows the love and glory of God. The Lord wants us to not only know the Word of God, but to do them and learn to be like the Lord Jesus who came to the earth to serve and not to be served. So, let us check our lives so that we would not follow the law in such a way that we forget about the love and grace of God that overcome all.

Thursday, April 4, 2013

Rencana Bagi Kita | Plans For Us

Indo

Pembacaan Alkitab:  Kejadian 41-42

Setelah sekian lama Yusuf menunggu, Yusuf akhirnya dapat melihat mimpinya menjadi kenyataan. Yakni mimpinya yang di mana, gandum saudara-saudaranya menyembah gandum milik Yusuf. Perjalanan Yusuf untuk mencapai apa yang Tuhan janjikan tidaklah mudah. Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya, ia dikucilkan, dijahati, ingin dibunuh, dijual, lalu ia bekerja sebagai budak, difitnah, dipenjarakan dan akhirnya baru ia naik kepada posisi kedua dari Mesir. Seirngkali bila kita melihat kesuksesan orang-orang, baik yang disebut di dalam Firman Tuhan maupun orang-orang percaya di dunia ini, kita tidak melihat sengsara dan jalan yang mereka lalui. Kita hanya dapat melihat akhirnya saja. Dan biasanya kita condong untuk iri hati, atau merasa bahwa kita tidak akan pernah dapat menjadi seperti itu. Tetapi yang perlu kita ingat adalah bahwa Tuhan memilliki rencana bagi setiap dari kita. Ia tidak membentuk kita sekedar karena tidak ada kerjaan, tetapi Tuhan membentuk kita dengan suatu tujuan yang mulia. Dan setiap orang memiliki tujuannya masing-masing. Biarlah kita belajar dari Yusuf, yang selalu setia kepada Tuhan, tidak berontak, tetapi dengan taat dan setia menunggu waktu dan rencana Tuhan. Janganlah kita putus asa bila kita sedang mengalami hal-hal buruk. Bila kita merasa tidak sanggup, lihatlah kembali kepada perjalanan Yusuf, atau juga Yakub, yang dipergunakan oleh Laban, dan ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dan Ia tetap setia. Asalkan kita tetap setia dan memilih jalan-Nya, kita akan berada di dalam kasih dan rahmat-Nya. Jadi, nantikanlah janji Tuhan dan teruslah kita mengikuti pimpinan Tuhan di dalam hidup kita.


English

Bible Reading: Genesis 41-42

After waiting for such a long time, Joseph finally can see his dream comes true. This dream of his where the wheat sack of his brothers bowed down to his wheat sack. Joseph's journey to reach what the Lord promised was not easy. Joseph was hated by his brothers, he was an outcast, was bullied, wanted to be killed, sold, then he worked as a slave, was framed, put in jail and finally he was raised to a position which is second in the whole Egypt. Many times, if we look at the success of others, may it be in the Bible or believers in the world, we do not see their pain and journey. We only see the end result. And usually we tend to become jealous, or feel that we would never be able to be like that. But what we need to remember is that the Lord have plans for each and every one of us. He did not formed us just because He had nothing to do, but the Lord formed us for a glorifying purpose. And every one has their own purpose. Let us learn from Joseph, who was always faithful to the Lord, did not rebel, but obediently and faithfully waited for the time and plan of God. Do not give up if we are facing bad things in life. When we feel that we are not strong enough, look back to the journey of Joseph, or Jacob who was being used by Laban, and remember that the Lord never leaves us and He is faithful. As long as we are faithful and choose His ways we will experience His love and mercy. So, wait on the promise of God and let us keep on following His guidance in our lives.

Wednesday, April 3, 2013

Kuk Kita | Our Yoke

Indo

Pembacaan Alkitab: Matius 11

Tuhan Yesus berkata bahwa tidak seorangpun yang dapat mengenal Anak selain Bapa dan tidak ada seorangpun yang dapat mengenal  Bapa selain Anak dan kepada siapa Anak itu berkenan menyatakannya. Tuhan Yesus dengan jelas berkata kepada kita semua bahwa bila kita ingin mengenal Allah Bapa, kita perlu mengenal-Nya melalui Anak, yakni Tuhan Yesus sendiri dan siapa yang berkenan di hati-Nya, kepada merekalah akan dinyatakan dan dibukakan pengenalan akan Allah Bapa. Dan mereka yang berkenan kepada Tuhan disebutkan oleh Tuhan Yesus di kalimat selanjutnya, yakni mereka yang datang kepada-Nya, mereka yang berbeban berat, tetapi yang rela dan mau datang kepada Tuhan. Tetapi tidak hanya datang begitu saja, mereka perlu untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan agar Ia dapat mengangkat beban itu agar kita mendapatkan kelegaan. Lalu Tuhan juga telah menyiapkan bagi kita kuk yang memang untuk kita. Dengan singkat, Tuhan ingin agar kita meletakkan kehidupan kita di hadapan Tuhan, segala impian, cita-cita yang ingin di raih dan segala beban kehidupan, agar kita tidak memikul apa yang bukan bagian kita, tetapi Tuhan akan memberikan kepada kita kuk yang memang bagian kita. Dan karena itu sudah dibuat sedemikian rupa untuk kita secara pribadi, maka kuk itu enak dan bebannya ringan. Tuhan ingin agar kita berhenti mengerjakan dan mengejar apa yang menurut kita baik, dan mulai berserah dan mengerjakan serta mengejar apa yang Tuhan telah rencanakan bagi kita. Jadi, biarlah kita datang kepada Tuhan dengan segala kehidupan kita, dan biarlah Tuhan angkat beban kita dan berkan kepada kita kuk yang memang bagian kita untuk kita pikul.


English

Bible Reading: Matthew 11

The Lord Jesus said that no one can know the Son except the Father and that no one knows Father except the Son and to those whom the Son wills to reveal Him. The Lord Jesus clearly states to us all that if we want to know God the Father, we need to know Him through the Son, who is the Lord Jesus Himself and who is pleasing in His heart, the knowledge of God the Father will be revealed. And those who are pleasing to Him is written in the next sentence, that is those who come to Him, those who are weary and heavy laden, but willing to come tot he Lord. But, do not only come, we need to surrender all to the Lord so that He is able to take that burden from us so that we would find rest. Then the Lord has also prepared for us the yoke which is made for us. In short, the Lord wants us to lay down our lives before the Lord, our dreams, what we want to achieve and all burdens in life, so that we would no longer take up yokes which are not ours and the Lord will give us our yoke, which is ours to bear. And it has been made in such a way that the yoke is easy the burden is light. The Lord wants us to stop doing things and chasing after things which we think is right, and start to surrender and do as well as chasing after what God has planned for us. So, let us come tot he Lord with all of our lives, and let the Lord take our burden and give us our yoke for us to bear.

Tuesday, April 2, 2013

Hidup Diberkati | Blessed Life

Indo

Pembacaan Alkitab: Kejadian 39-40

Yusuf masih sangat muda ketika ia dijual kepada orang Ismael dan dibeli oleh Potifar. Walaupun demikian, Yusuf tetap setia kepada Tuhan dan Tuhan menyertainya ke manapun dan apapun yang dikerjakannya. Segala yang diperbuatnya berhasil dan ia dipercayai oleh Potifar dan juga oleh kepala penjara, ketika ia dipenjara. Inilah berkat Abraham, Ishak dan Yakub dan yang turun kepada Yusuf ini. Walaupun ia berada di tempat orang asing, dan bahkan sebagai budak belian, ia tetap menjadi berkat di manapun ia berada. Dan ia menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitarnya bahwa Tuhan itu maha kuasa. Begitu jugalah seharusnya kehidupan kita sehari-hari. Di manapun Tuhan tempatkan kita, apapun yang kita kerjakan, bila Tuhan menyertai kita, maka semuanya itu pasti berhasil dan ada anugrah Tuhan di atas kita sehingga orang-orang dapat mempercayakan kepada kita tanggung jawab yang besar karena ada kuasa Tuhan dipihak kita. Bila kita belum mengalami apa yang Abraham, Ishak, Yakub dan Yusuf alami, biarlah kita terus hidup setia dan taat kepada Tuhan, bersekutu erat dengan-Nya dan bersandar kepada kuasa Tuhan dan bukan kekuatan kita sendiri. Percayalah bahwa kuasa hikmat Tuhan ada dengan kita dan Ia akan membuat kita berhasil. Terimalah janji Tuhan, percaya, katakan dan hiduplah sesuai dengan janji dan Firman-Nya.


English

Bible Reading: Genesis 39-40

Joseph was still young when he was sold to an Ishmaelites and then bought by Potiphar. Even so, Joseph stayed faithful to the Lord and the Lord was with him where ever he goes and what ever he does. All that he did was successful and he was trusted by Potiphar and also by the keeper of the prison, when he was in prison. This is the blessing of Abraham, Isaac and Jacob which passed down to Joseph. Even though he was in a foreign land and lived as a slave, he still became a blessing where ever he goes. And he became a testimony to those around him that the Lord is almighty. This is how our everyday lives should be. Where ever the Lord placed us, what ever we do, if the Lord is with us, then everything will be successful and there is a favour of God upon us such that people will trusts us and entrust us with greater responsibilities, because the power of God is with us. If we have not yet experience what Abraham, Isaac, Jacob and Joseph experienced, let us keep on living a faithful and obedient life before the Lord, building an intimate relationship with the Lord and rely on His power and not on our own. Believe that His power and wisdom is with us and that He will make us successful. Receive the promises of God, believe, speak of it and live according to the promise and Word of God.

Monday, April 1, 2013

Standar Moral Kita | Our Moral Standards

Indo

Pembacaan Alkitab: Kejadian 38

Melaui kejadian antara Yehuda dan Tamar menantunya, kita dapat melihat bagaimana buruknya hal-hal yang ada di luar dari Tuhan. Langkah pertama yang salah dari Yehuda adalah bahwa ia meninggalkan saudara-saudaranya dan ia pergi dan mengambil bagi dirinya perempuan Kanaan. Inilah mengapa Tuhan juga tidak menginginkan kawin campur antara orang Israel dengan bangsa-bangsa lain, sebab banyak sekali hal-hal yang tidak bermoral di lakukan di antara bangsa-bangsa lain pada saat itu. Bukti ini dapat kita lihat dari kejadian bahwa Yehuda dapat berjalan di tengah kota dan melihat perempuan yang terlihat perempuan sundal dan dapat menghampirinya dengan begitu saja. Bukankah hal ini menunjukkan bahwa Kanaan memiliki standar moral yang rendah sekali dan bahkan bertentangan dengan Firman Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita belajar dari kejadian ini. Janganlah kita mengikuti standar moral dunia yang sudah hancur dan bobrok yang terdapat tindakan immoral di mana-mana. Tetapi biarlah kita hidup dengan integritas dalam kebenaran Firman Tuhan. Walaupun kita terlihat aneh oleh orang-orang lain, tetapi kita tahu bahwa di hadapan Tuhan kita benar. Jadi, jauhkanlah segala hal yang immoral yang ada di sekitar kita, dan janganlah kita seperti Yehuda yang keluar dair persekutuan dengan saudara-saudaranya. Justru kita perlu untuk selalu berada di dalam komunitas orang percaya yang sama-sama berdiri dalam standar moral yang benar yang sesuai dengan Firman Tuhan. Jadi, biarlah kita hidup dengan integritas, sesuai dengan standar moral Tuhan dan bukan dunia atau manusia.


English

Bible Reading: Genesis 38

Through the incident with Judah and his daughter in law, Tamar, we can see how the things outside of God is so bad. The first wring step that Judah did was to leave his brothers and he want to take for himself a Canaanite woman as a wife. This is why the Lord does not allow mixed marriage between Israel and other nations, for at that time, there are many immoral acts being done in other nations at that time. This prove can be seen from the incident that Judah can just walk in the midst of the city, come up to a woman that looks like a harlot and sleeps with her. Doesn't this shows that Canaan had a very low moral standard and even against the Word of God. Therefore, let us learn to live in integrity in the truth of the Word of God. Even though others may see us as being weird, but we know that before God we are right. So, keep away from immoral things around us, and do not be like Judah who went out from the fellowship of his brothers. In fact, we need to always be in the community of believers who stand firm in the same moral standard that is true and in accordance to the Word of God. SO, let us live with integrity, according to the moral standard of God and not the world or of men.