Tuesday, January 31, 2012

Menghargai & Menghormati | Honour & Respect

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 12

Sebagai bagian dari pertobatan mereka, orang Israel juga mempersembahkan persepuluhan dan persembahan khusus yang diperintahkan oleh Tuhan. Persembahan-persembahan ini adalah untuk orang Lewi dan untuk para imam dan umat Israel dengan sukacita memberi persembahan-persembahan ini karena tugas yang dilakukan oleh orang Lewi dan para imam. Umat Israel begitu menghargai dan menghormati orang Lewi dan para imam, yang memimpin mereka dalam ibadah, dalam pujian dan penyembahan dan dalam berhubungan dengan Tuhan.

Bagaimana dengan kita?  Sebagai manusia kita condong untuk tidak mudah puas dan akhirnya kita lebih sering komplain daripada mengucap syukur dan membangun. Tetapi biarlah ktia belajar juga dari Israel untuk hargai dan hormati mereka yang melayani rumah Tuhan dan yang memimpin kita di dalam ibadah, pujian dan penyembahan dan juga dalam pengenalan akan Tuhan. Marilah kita dukung, bangun, hargai dan hormati mereka yang melayani kita dan rumah Tuhan.


English:

Bible Reading: Nehemiah 12

As part of their repentance, the Israelites also gave tithes and offerings which the Lord had commanded. These offerings are for the Levites and the priests and the Israelites gave them with joy because of the ministry that the Levites and the priests did. The Israelites honour and respect the Levites and the priest so much because the Levites and the priests leads them in congregation, praise and worship and in building relationship with the Lord.

What about us? As men, we have the tendency to not be satisfied easily and in the end we tend to complain more than giving thanks and encouraging. But let us learn also from the Israelites to honour and respect those who ministers in the house of the Lord and those who leads us in congregation, praise and worship and also in knowing the Lord.. Let us support, encourage, honour and respect those who minister us and the house of the Lord.

Monday, January 30, 2012

Bersatu | United

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 11

Melalui pembuangan yang terjadi atas Israel sampai kepada pembangunan rumah Tuhan dan Yerusalem, kita dapat melihat bahwa Israel yang tadinya terpecah-pecah kembali menjadi satu. Mereka bahkan sampai menentukan bahwa sepersepuuh dari orang yang ada untuk menetap di Yerusalem, walaupun tiap bani memiliki tanah pusaka masing-masing. Bila bukan karena kesatuan dan rasa tanggung jawab terhadap rumah Tuhan, maka mereka tidak akan ada yang melakukan hal demikian.

Sayangnya, banyak sekali orang percaya yang hanya akan bersatu bila mengalami suatu musibah besar seperti apa yang Israel alami. Tetapi biarlah kita belajar dari sini untuk kita bersatu dan bersama-sama berjalan menuju Tuhan. Setiap orang, suku, bangsa, bahasa, denominasi dan gereja memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Justru itu, dengan bersama-sama melakukan kehendak Tuhan, kita dapat menyenangkan Tuhan dan mengharumkan nama-Nya. Seperti Israel yang tinggal di Yerusalem tanpa perduli akan tanah pusaka miliknya sendiri, marilah kita semua fokus kepada Tuhan, kerajaan dan kebenaran-Nya. Biarlah kita lebih mementingkan Tuhan daripada diri kita sendiri. Dengan begitu, kita memiliki tujuan, hati dan Tuhan yang sama, sebab setiap dari kita hidup untuk Kristus dan akan memancarkan kehidupan Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: Nehemiah 11

Through the events where the Israelites were oppressed by other nations until the building of the house of the Lord and Jerusalem, we can see that the Israelites who were all broken up became united again. They even decided that a tenth of the people should stay in Jerusalem even though every tribe has their own land. If it is not because of unity and accountability towards the house of the Lord, they would not have done this.

Unfortunately, many believers only able to become united through great troubles like what the Israelites experienced. But let us learn from here to be united and to walk together towards the Lord. Every tribe, nation, tongue, denomination and church has their own weaknesses and strengths. That is why, by doing the Will of God together, we are able to please the Lord and to make His name fragrant. Just like the Israelites who lived in Jerusalem without care of their own land, let us focus on the Lord, His kingdom and truth. Let us put the Lord first above ourselves. That way, we have the same goal, heart and Lord, because every one of us lives for Christ and will reflect the life of the Lord Jesus Christ.

Kehidupan Baru | A New Life

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 10

Apa yang orang Israel alami di jaman ini sama seperti seseorang yang diberi kesempatan untuk berubah dan memperbaiki kehidupannya. Misalnya, seseorang yang mungkin tercatat sebagai orang yang pernah membunuh atau lakukan kejahatan dan catatan itu dihapus bersih oleh hukum sehingga ia dapat memulai kehidupan yang baru. Orang Israel setelah bertobat oleh pimpinan Nehemia dan Ezra, mereka seperti memulai kehidupan yang baru. Yang perlu kita contoh adalah bagaimana mereka memulai kehidupan baru mereka. Mereka benar-benar membuang yang jahat dari kehidupan lama mereka dan mereka melakukan hal yang benar sesuai dengan Firman Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Ketika kita menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat pribadi kita, bagaimana kita memulai kehidupan baru kita? Apakah kita benar-benar membuang semua kehidupan yang lama kita? Ataukah kita kadang masih suka kembali kepada kehidupan yang lama? Marilah kita hargai kesempatan untuk mulai kehidupan baru yang Tuhan berikan. Biarlah kita benar-benar tinggalkan yang lama dan menghidupi lembaran yang baru setiap hari bersama dengan Tuhan.

English:

Bible Reading: Nehemiah 10

What the Israelites experienced in this era is like one who was given a secong chance to change and to fix his life. For example, one who has been convicted as murderer or have done other wicked thing and this criminal record was wiped clean so that he can start his new life. After the Israelites repented under the leadership of Nehemiah and Ezra, they are like one who started their new life what we need to follow is how thewy started their new life. They threw away all thw wicked ways of their old lifes and they did what was right according to the Word of God.

What about us? Whne we received Jesus Christ as our only personal lord and Saviour, how did we start our new life? Have we really throw away all the old lives? Or do we sometimes still like to go back to that old lives? Let us honour the second chhance that the lord gave. Let us really leave behind the old and start a new leaf every day with the Lord.
Blessings,

Maruli Saputra

Saturday, January 28, 2012

Beriman & Bertindak | Fauth & Action

Indo:

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 3

Di sini kita dapat lihat secara langsung kuasa Tuhan yang bekerja ketika diimani dan disertai dengan tindakan. Ketika Petrus berkata kepada orang lumpuh itu untuk berjalan di dalam nama Yesus Kristus, mujizat itu terjadi ketika orang lumpuh itu bertindak untuk berdiri dengan bantuan Petrus. Jika orang lumpuh itu tidak mau berdiri, yakni bertindak sesuai dengan iman, maka ia tidak akan mengalami kuasa Tuhan.

Jika kita perhatikan mujizat yang Yesus lakukan ketika Ia di bumi, maka kita akan menemui hal yang sama. Jadi, bila kita ingin hidup dengan kuasa Kristus di dalam kehidupan kita setiap hari, maka kita perlu untuk beriman kepada kuasa-Nya dan bertindak dengan iman itu.


English:

Bible Reading: Acts 3

Here we can see clearly the power of God at work when it is believed in faith and is supported by action. When Peter told the lame person to walk in the name of Jesus Christ, the miracle happened when the lame took an action to stand with the help of Peter. If the lame person did not want to stand, that is to act according to his faith, then he will not experience the power of God.

If we look carefully of the miracle that Jesus did when He was on earth, then we will find the same principle. So if we want to live with the power of Christ in our lives daily, then we need to have faith in His power and act according to that faith.

Blessings,

Maruli Saputra

Friday, January 27, 2012

Pertobatan Israel Di Jaman Nehemia | Repentance of Israelites In Nehemiah's Generation

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 9

Bangsa Israel berdoa meminta pengampunan kepada Tuhan dengan sangat detil. Mereka mengingat akan pertama kali Tuhan memanggil Abraham, segala kebaikan, penyertaan dan kuasa tangan Tuhan atas bangsa Israel dan bagaimana nenek moyang mereka hidup dengan angkuh, bersitegang leher dan keras kepala. Angkatan Israel di jaman Nehemia ini belajar dari kesalahan nenek moyang mereka di mana nenek moyang mereka selalu melupakan Tuhan ketika mereka mulai merasa aman. Dan mereka bertobat dengan mengaku bahwa Tuhanlah yang benar dan merekalah yang fasik. Dengan pikiran seperti ini, mereka mengikat perjanjian dengan Tuhan untuk hidup benar di hadapan Tuhan.

Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita seperti nenek moyang Israel yang hanya ingat Tuhan ketika di dalam kesusahan dan melupakan Tuhan ketika sudah aman? Ataukah kita seperti Israel di jaman Nehemia yang sadar bahwa Tuhanlah yang benar dan kitalah yang perlu berubah sehingga kita bertobat dari semua keangkuhan, ketegar-tengkukan dan keras kepala kita. Yang penting untuk menjadi langkah pertobatan yang benar adalah bahwa ktia menyadari kesalahan dan kekurangan kita, menyadari kebesaran dan kebenaran Tuhan dan bertindak untuk mengikuti yang benar. Oleh karena itu, marilah kita berhenti hanya mencari Tuhan saat kita butuh saja, tetapi biarlah kita mencari Tuhan setiap hari sebab kehidupan yang kita miliki setiap harinya datang dari Tuhan.

English:

Bible Reading: Nehemiah 9

The Israelites asked for forgiveness to the Lord in detail. They remembered the first time the Lord called Abraham, all the goodness, the guidance and power of the Lord's hands over the Israelites and how their ancestors lived with boastfulness, are stiffnecked and hard-headed. The Israelites of the generation of Nehemiah learn from the mistakes of their ancestors where their ancestors always forget the Lord when they feel safe. And they repented by admitting that the Lord is true and they are wicked. With this mindset, they made a promise to the Lrod to live righteously before the Lord.

What about our lives? Are we living like the ancestors of the Israelites who only remembers the Lord in times of trouble and forgets the Lord when it is safe? Or are we like the Israelites of the generationof Nehemiah who realise that the Lord is true and right and we are the one who needs to change from all boastfullness, stiffnecked and hard-headed attitude. What's important to the step of repentance is the realisation of our lacking and weakness, realising the Lord's greatness and truth and act according to what is true. Therefore, let us stop seeking the Lord only when we need, but let us seek the Lord everyday, because our daily lives comes from the Lord.



Thursday, January 26, 2012

Api Kita | Our Fire

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 7-8

Orang Israel berlaku seperti orang yang baru pertama kali bertobat sehingga apapun yang mereka dengar dari Firman Tuhan, mereka laksanakan dengan sungguh-sungguh dan mereka meresponi Firman Tuhan dengan segenap hati mereka. Kebanyakan dari kitapun ketika pertama kali kita bertobat berlaku demikian. Kita sangatlah berapi-api, semangat dan sungguh-sungguh terhadap Firman Tuhan dan segala hal yang berhubungan dengan Tuhan. Tetapi bagaimana dengan sekarang?

Marilah kita ambil waktu sejenak untuk melihat kehidupan kita kembali. Sudah berapa lama sejak kita pertama kali bertobat dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi kita? Adakah kita masih memiliki semangat yang sama ketika kita pertama kali mengenal Tuhan? Apakah kita masih memiliki kerinduan untuk mengenal Tuhan lebih lagi? Apakah kita juga masih memiliki hati untuk mau melakukan apapun untuk Tuhan seperti saat pertama? Bila tidak, marilah kita kembali kepada semangat, hati dan kerinduan yang bergebu-gebu untuk Tuhan, bukan hanya untuk sementara, tetapi setiap harinya. Biarlah api kita terus menyala bagi Tuhan dan makin hari makin besar.

English:

Bible Reading: Nehemiah 7-8

The Israelites here acts as people who have just repented such that whatever they hear from the Word of God, they respond and do it with their whole heart. Many of us are also like that when we first repented. We were on fire, full of energy and are serious about the Word of God and all things related to the Lord. But what about now?

Let us take some time to look at our lives. How long has it been since the first time we repented and received the Lord Jesus Christ as our personal Lord and Saviour? Do we still have the same energy as the first time we know the Lord? Do we still have the same desire to know the Lord more? Do we also still have the heart to want to do anything for the Lord just like our first time repenting? If not, let us come back to the energy, heart and desire that is on fire for the Lord, not only for short period of time, but every day. Let our fire keep on burning for the Lord and let it grow every day.

Wednesday, January 25, 2012

Fokus Kita | Our Focus

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 5-6

Ketika Nehemia dan orang Israel sedang membangun tembok Yerusalem, banyak sekali gangguan yang menyerang mereka untuk membuat mereka berhenti membangun. Ada cercaan, ejekan, ancaman, gosip dan juga rencana pembunuhan serta jebakan untuk membuat Nehemia takut dan berdosa. Serangan-serangan ini datang untuk mengubah fokus orang Israell agar mereka tidak lagi fokus kepada pembangunan tembok Yerusalem, tetapi fokus kepada diri mereka sendiri.

Hal yang sama juga terjadi di dalam kehidupan kita. Ketika kita sedang melakukan suatu hal untuk kerajaan Tuhan, seringkali banyak hal yang datang menyerang atau mengganggu kita sehingga foksu kita berubah. Banyak hal yang mungkin datang bertubi-tubi sehingga kita tidak lagi fokus kepada apa yang Tuhan ingin kita kerjakan, tetapi kita menjadi fokus akan diri kita sendiri, karena ketakutan, kekhawatiran yang muncul oleh karena serangan dan gangguan itu. Oleh karena itu, marilah kita belajar seperti Nehemia yang selalu fokus kepada Tuhan. Apapun yang datang, marilah kita tetap percaya kepada Tuhan dan memiliki iman bahwa Tuhan yang akan memimpin dan menjaga kita. Jagalah hati dan pikiran kita juga sehingga kita tidak mudah terbawa oleh ancaman, ketakutan, kekhawatiran ataupun gosip dan kabar-kabar yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Jadi,l biarlah kita tidak hilang fokus karena sekitar kita, tetapi biarlah kita tetap taat, percaya dan berpegang teguh kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab Dialah Allah yang besar!

English:

Bible Reading: Nehemiah 5-6

When Nehemiah and the Israelites was building the wall of Jerusalem, there were a lot of distractions that attacked them to make them stop building. There were jeering, mocking, threats, gossips, assassination plan and traps to make Nehemiah afraid and sinned. These attacks comes to change the focus of the Israelites so that they are no longer focusing on building the wall of Jerusalem but their focus is on themselves.

THe same thing also happens in our lives. When we are doing something for the kingdom of God, many times there are a lot of things that comes and attacks or distracts us that our focus changes. Many things may come one by one so that we are no longer focus on what the Lord wants us to do, but we becomes focus on ourselves because of fear and worries that comes because of those attacks and distractions. Therefore, let us learn to be like Nehemiah who was always focus on the Lord and have faith that the Lord will lead and protects us. Guard our hearts and minds so that we would not be dragged by threats, fears, worries, or gossips and other news which might traps us to sin. So, let us not lose focus because of our surroundings, but let us be obedient, believe and hold on true to the Lord Jesus Christ because He is a great God.


Tuesday, January 24, 2012

Pewahyuan & Pengertian | Revelation & Understanding

Indo:

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 2

Setelah Roh Kudus turun atas murid-murid Yesus, kita lihat bagaimana Simon Petrus yang adalah seorang nelayan dapat berkhotbah tentang Yesus dan menjelaskan akan nubuatan-nubuatan Yesaya dan Daud. Banyak dari orang Yahudi yang tahu akan nubuatan-nubuatan atau firman yang ada di dalam kitab Yesaya dan juga mazmur-mazmur Daud. Tetapi tidak ada dari mereka yang mengerti artinya. Tetapi karena Roh Kudus, maka Petrus dan para murid lainnya mendapatkan pewahyuan dan pengertian sehingga Petrus dapat berkata-kata seperti yang kita lihat.

Sesungguhnya, kitapun dapat mengalami hal yang sama seperti murid-murid Yesus dan juga seperti Petrus. Dengan kuasa Roh Kudus, kita mendapatkan pewahyuan, pengertian akan Firman Tuhan dan juga keberanian karena kita berpegang kepada Firman. Oleh karena itu, marilah kita bersekutu setiap hari dengan Roh Kudus dan biarlah kita membuka hati kita, pikiran kita untuk Roh Kudus turun, memenuhi, mengajar, memberikan pengertian dan pewahyuan kepada kita setiap harinya. Dan biarlah kita juga memberanikan diri untuk membagikan tentang Yesus karena iman kita kepada-Nya.

English:

Bible Reading: Acts 2

After the Holy Spirit came down upon the disciples, we can see how Simon Peter who was a fisherman can preach about Jesus and explain about the prophecies of Isaiah and David. Many of the Jews knows about the prophecies and the words of David. But non of them understood the meaning. But, because of the Holy Spirit, Peter and the disciples receives revelation and understanding such that Peter is able to say things as we can see.

Truly, we can also experience the same thing. With the power of the Holy Spirit, we can also receive revelation, understanding of the Word of God and boldness because we hold on to the Word of God. Therefore, let us have relationship with the Holy Spirit every day and let us open our hearts and minds for the Holy Spirit to come, fill, teach, gives revelation and understanding to us everyday. And let us also be bold to share about Jesus because of our faith in Him.

Monday, January 23, 2012

Bekerja Sama | Working Together

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 3-4

Bila kita lihat akan pekerjaan pembangunan Yerusalem, kita dapat melihat bahwa semua orang ikut serta dan bergotong royong untuk membangun kembali kota mereka. Dari para imam, orang Lewi, dan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda seperti tukang emas, juru campur rempah-rempah, para pedagang dan sebagainya. Kita dapat lihat bagaimana setiap orang sama-sama bekerja untuk pembangunan kota mereka yang Tuhan telah pilih. Tidak ada orang yang berkata ini bukan bagianku untuk membangun, sehingga ia tidak melakukan apa-apa untuk membangun kembali kota Yerusalem. Tetapi semuanya mengambil bagian walaupun mereka bukanlah ahlinya.

Terkadang, kita masih belum dapat bersama-sama melakukan pekerjaan Tuhan atau membangun gereja Tuhan. Bila ada yang dapat kita lakukan, tetapi bukanlah keahlian kita, kadang kita tidak melakukannya dengan memakai alasan bahwa itu bukanlah keahlian kita atau panggilan kita atau segala macam alasan. Biarlah kita belajar dari umat Israel yang di dalam pembuangan ini. Mereka tidak perduli akan apa keahlian mereka dan panggilan mereka, tetapi mereka semuanya sama-sama mengambil bagian untuk membangun kembali Yerusalem. Jadi, marilah kita ambil bagian yang dapat kita lakukan dalam pembangunan gereja atau pekerjaan Tuhan, bila memang dibutuhkan tenaga dan bantuan. Janganlah kita anggap bila kita tidak ada keahlian kita lebih baik tidak melakukan apa-apa, sebab Tuhan yang memberi kemampuan dan bila kita memiliki hati, Tuhan yang akan memampukan kita untuk kemuliaan-Nya. Jadi, marilah kita belajar untuk bersatu dan bergotong royong dalam apapun yang perlu dilakukan di dalam rumah Tuhan. Biarlah kita meminta Roh Kudus untuk memampukan dan memberi hikmat agar kita dapat melakukannya dengan baik, sehingga nama Tuhan dimuliakan.

English:

Bible Reading: Nehemiah 3-4

If we see the work to build Jerusalem back, we can see that everyone are involved and worked together to build back their city. From the priests, Levites, and those who have their own expertise such as the goldsmiths, perfumers, merchants and others. We can see how ever man work together to build their city which the Lord has chosen. None of them said that this is not my part to build, such that he does not do a thing to build back Jerusalem. But everyone took a part even though it is not their expertise.

Sometimes, we still cannot work together for the work of the Lord or to build the church of God. If there is something that we can do, even though it is not our expertise, sometimes we do not do it with an excuse that it is nto our expertise or not our calling or other excuses. Let us learn from the Israelites. They do not care of what their expertise or calling are, but they work together to take part to build Jerusalem back. So let us take part in what we can do for the building of the church of God or the work of God, if help was needed. Do not think that if we do not have any expertise that we better not do anything, because the Lord is the one who gives ability and if we have the heart, the Lord will enable us for His glory. So, let us learn to be united and work together in anything that is needed for the house of the Lord. Let us ask the Holy Spirit to enable us and gives us wisdom so that we may do it well such that the name of the Lord be glorified.



Sunday, January 22, 2012

Berdoa & Bertindak | Prayer & Action

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 1-2

Nehemia, sama seperti Ezra, hidup di jaman pembuangan di saat rumah Tuhan dan Yerusalem mau di bangun kembali. Nehemia, juga sama seperti Ezra yang berdoa bagi bangsanya di hadapan Tuhan. Nehemia berdoa mengaku dosa dan meminta pengampunan Tuhan atas bangsa Israel yang telah berlaku tidak setia terhadap Tuhan. Nehemia juga mengatakan janji Tuhan dalam doanya di mana bila umat-Nya berbalik kepada Tuhan dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buangannya ada di ujung langit, akan dikumpulkan kembali dan akan dibawa ke tempat yang telah dipilih untuk membuat nama Tuhan diam di sana. Walaupun Nehemia bukanlah seorang imam, tetapi Nehemia memiliki hati yang rindu melihat bangsanya pulih kembali dan dengan mengaku dosa dan berdoa bagi bangsanya, itulah awal dari pemulihan. Tetapi diperlukan juga suatu tindakan yang mengikuti doa itu, dan Nehemia melakukan hal itu.

Marilah kita belajar dari Nehemia. Bila kita ingin melihat keluarga kita, gereja kita, bangsa kita dan bumi in ipulih, marilah kita belajar dari Nehemia untuk berdoa mengaku dosa dan meminta pengampunan Tuhan. Biarlah kita mulai dengan doa yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Lalu ketika tiba saatnya Tuhan berikan kesempatan untuk kita bertindak, maka kita siap dan dapat berkata-kata dan bertindak dengan hikmat Tuhan untuk melihat apa yang kita doakan mulai terlaksanakan dan sampai selesai. Bila kita semua berdoa bagi keluarga kita, gereja dan bangsa kita, serta bertindak sesuai dengan Firman Tuhan dan hikmat-Nya, maka kita akan melihat kuasa Tuhan bekerja dan pemulihan Tuhan mulai terlaksana. Jadi, marilah kita berdoa dan bertindak bagi orang-orang dan bangsa yang Tuhan telah taruh di hati kita.

English:

Bible Reading: Nehemiah 1-2

Nehemiah, as it is with Ezra, lived as casts away when the house of the Lord and Jerusalem was to be build again. Nehemiah, also act the same way as Ezra where he prayed for his nations before the Lord. Nehemiah prayed for confession of sin and ask for forgiveness from the Lord for Israelites who has been unfaithful to the Lord. Nehemiah also declared the promised of the Lord in his prayer where if His people comes back to the Lord and follow His commands and do them, then even though they are scattered they will be gathered back and will be brought to the place where the name of the Lord will stay. Even though Nehemiah is not a priest, but Nehemiah had a heart that longs to see his nations be restored and by confession of sin and praying for his nations, that is the start of the restoration. But an action was also needed to follow the prayer, and Nehemiah did that too.

Let us learn from Nehemiah. If we long to see our families, our church, nation and this earth be restored, let us learn from Nehemiah to pray confession of sin and to ask for forgiveness from the Lord. Let us start by praying earnestly to the Lord. Then when the time comes where the Lord opens up opportunity for us to act, we are ready and can say and act with the wisdom of the Lord to see what we pray for starts to take place and be completed. If we all pray for our families, church and nations, and also act according to the Word of God and His wisdom, then we will see the power of the Lord at work and the restoration of the Lord will take place. So, let us pray and act for the people and nations that the Lord has placed in our hearts.


Saturday, January 21, 2012

Saksi Tuhan | The Lord's Witness

Indo:

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 1

Tuhan Yesus berkata bahwa setelah Roh Kudus turun, kita akan menerima kuasa dan akan menjadi saksi-Nya. Di sini, kita dapat kenal dengan jelas peranan Roh Kudus selain daripada penghibur. Melalui Roh Kudus kita mendapatkan kuasa yang Tuhan Yesus janjikan kepada kita. Dan melalui Roh Kudus pula kita akan menjadi saksi.

Seorang saksi adalah seseorang yang ada pada suatu kejadian dan sama-sama melihat apa yang terjadi. Terkadang saksi itu juga mengalami dan bukan hanya melihat. Bila kita adalah saksi Kristus, berarti kita melihat kuasa Kristus di kehidupan kita dan juga mengalaminya. Dan dari apa yang Yesus katakan, melalui Roh Kudus dan kuasa-Nya, kita dapat melihat kuasa, pekerjaan dan janji Tuhan. Jadi, untuk kita dapat menjadi saksi Kristus, kita perlu kuasa Roh Kudus.


English:

Bible Reading: Acts 1


The Lord Jesus said that after the Holy Spirit comes, we will receive power and will be His witnesses. Here we can know clearly the role of the Holy Spirit other than as a comforter. Through the holy Spirit we receive the power that the Lord Jesus promised us. And through the Holy Spirit we become witnesses.

A witness is one who is there during an event and saw what happen. Sometimes a witness do not only see but also experience the event. If we are witnesses of Christ, it means we see the power of Christ in our lives and we also experience it. And from what Jesus said, through the Holy Spiritwe can see power, work of God and promise of God. So for us to be able to become Christ's witness, we need the power of the Holy Spirit.

Blessings,

Maruli Saputra

Friday, January 20, 2012

Meneladani Ezra | Following The Example of Ezra

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ezra 9-10

Ezra yang adalah imam, memiliki tugas sebagai perantara antara Tuhan dan umat-Nya. Ia memiliki tanggung jawab dalam melakukan ibadah dan juga mempersembahkan korban-korban untuk Tuhan termasuk korban penebusan dosa. Tetapi kita dapat lihat di sini bahwa Ezra melakukan lebih dari itu. Ketika Ezra mendengar bahwa rakyat masih banyak yang tidak setia dalam melaksanakan Firman Tuhan, maka ia mengoyakkan bajunya, berkabung dan mewakili bangsanya berdoa kepada Tuhan meminta pengampunan. Ezra tidak hanya berdoa saja, tetapi ia mengumpulkan orang Israel, menegur mereka, mengajak mereka berubah dan membuang segala yang tidak berkenan. Ezra, sebagai imam dan perantara antara Tuhan dan umat-Nya, berdoa dan melakukan yang ia bisa untuk membawa bangsanya kembali kepada Tuhan.

Apa yang Ezra lakukan dapat kita teladani di dalam kehidupan kita. Kita dapat berdoa bagi keluarga atau teman-teman kita yang belum mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan mereka pribadi atau juga berdoa bagi mereka yang berubah setia kepada Tuhan. Kita juga dapat membantu mereka melihat kebenaran Tuhan melalui kesaksian hidup kita ataupun juga dengan membagikan Firman Tuhan. Kita dapat juga lakukan hal ini di dalam gereja, keluarga atau suatu perusahaan atau usaha. Khususnya bila kita adalah pemimpin, yakni imam, maka kita memiliki tanggung jawab untuk berdoa bagi mereka yang kita pimpin, untuk mengajar, menegur, membimbing dan menasihati mereka. Oleh karena itu, marilah kita teladani Ezra dan biarlah kita belajar merendahkan diri dan berdoa bagi orang-orang yang kita pimpin dan yang di sekitar kita. Marilah kita juga meminta hikmat Tuhan dan pimpinan Roh Kudus untuk dapat memimpin mereka dengan baik dan sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan begitu, Tuhan dimuliakan di tengah-tengah umat-Nya.

English:

Bible Reading: Ezra 9-10

Ezra, who is a priest, has the duty as the mediator between God and His people. He has the responsibility in holding a service and offering sacrifices for the Lord, including the sin offering. But we can see here that Ezra did more than that. When Ezra heard that the people still are unfaithful in doing the Word of God, he tore his clothes and represented his nation to pray to the Lord for forgiveness. Ezra did not only pray, but he also gathered Israelites, rebuked them, ask them to change and throw away all the things which are not according to the Word of God. Ezra, as a priest and mediator between God and His people, prayed and did what he can to bring his nation back to the Lord.

What Ezra did, we can follow as an example in our lives. We can pray for our families and friends who has not yet known the Lord Jesus Christ as their personal Saviour and Lord or also praying for them who have become unfaithful to the Lord. We also can help them to see the truth of the Lord through our life testimonies or by sharing the Word of God. We can also do this at church, in our families, companies or businesses. Especially if we are the leader, that is the priest, then we have the responsibility to pray for those whom we lead, to teach, to rebuke, guide and advise them. Therefore, let us follow the example of Ezra and let us learn to humble ourselves and pray for the people whom we lead and those around us. Let us also ask for wisdom and guidance from the Holy Spirit to be able to lead them according to the Word of God. That way, the Lord will be glorified in the midst of His people.



Thursday, January 19, 2012

Memuliakan Bapa | Glorifying The Father

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 21

Yohanes, pada akhir dari kitab yang ditulisnya berkata bahwa jika seluruh perbuatan Yesus ditulis maka terlalu banyak kitab yang harus ditulis oleh karena banyaknya perbuatan Yesus itu. Jika kita bayangkan, Yesus yang melayani setiap hari selama 3.5 tahun tanpa henti, maka ada banyak hal yang Yesus telah lakukan. Sebab kita tahu bahwa Yesus bukan hanya menyembuhkan, Ia juga mengajar, menegur, mengusir setan, berdoa dan sebagainya. Intinya adalah, bahwa Yesus hidup setiap saat untuk kemuliaan Bapa dan Ia memakai seluruh waktu-Nya yang ada di dunia sebagai manusia untuk memuliakan Bapa.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita melakukan dan hidup dengan cara Yesus yang sama? Yesus telah menjadi teladan bagi kita agar kita mengikuti jejak Yesus dan diubahkan menjadi seperti Kristus dalam karakter dan kehidupan. Jika Yesus hidup setiap saat untuk memuliakan Bapa, apakah kita juga hidup setiap saat untuk kemuliaan Bapa, ataukah kita masih hidup untuk diri kita sendiri? Hal ini tidak berarti bahwa kita meninggalkan keluarga, sekolah dan pekerjaan atau usaha kita untuk pergi melayani orang-orang seperti Yesus, sebab setiap orang memiliki ladang yang berbeda-beda dan keluarga, sekolah, pekerjaan dan usaha kita itulah ladang di mana kita dapat memuliakan Bapa. Apapun yang kita lakukan di ladang yang Tuhan telah tempatkan kita, biarlah kita memiliki sikap yang fokus kepada Tuhan dan ingin memuliakan Bapa dan bukan untuk membuat nama bagi diri kita sendiri.

Oleh sebab itu, marilah kita belajar untuk melakukan segala sesuatu untuk Tuhan Yesus Kristus dan bukan untuk diri kita sendiri. Jadi, apa yang tidak memuliakan Bapa, janganlah kita lakukan, tetapi apa yang membuat nama Tuhan harum di kehidupan kita, lakukanlah itu. Dengan demikian kita belajar untuk meneladani Tuhan Yesus Kristus.

English:

Bible Reading: John 21

John, at the end of his book, said that if every single thing that Jesus had done were to be written, then there would be too many books on it because Jesus did so much. If we imagine, Jesus who served everyday for 3.5 years without a break, then there are so many things that He did. For we know that Jesus did not only heal, but He also taught, rebukes, casting out the devil, pray and many more. The point is that Jesus lived every moment for the glory of the Father and He used every single second of His time on the earth as man to glorify the Father.

The question now is, do we do and live the same way Jesus did? Jesus has become an example for us to follow and be changed to be like Jesus in character and life. If Jesus lived every moment to glorify the Father, have we lived the same way or do we still life for ourselves? This does not mean that we leave our families, studies, work or business to go and serve people like Jesus did, because every man has his own field and families, studies, work and businesses are our fields where we can glorify the Father. Whatever we do in the field that the Lord has placed us in, let us have the attitude that is focused on the Lord and wanting to glorify the Father and not to make a name for ourselves.

Therefore, let us learn to do every thing for the Lord Jesus Christ and not for ourselves. So, whatever things that does not glorify the Father, do not act on it, but whatever things that makes His name fragrant in our lives, do it. That way, we are learning to follow on the example of the Lord Jesus Christ.


Wednesday, January 18, 2012

Turut Campur Tuhan | God's Involvement

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ezra 6-8

Kita dapat melihat bagaimana raja Darius dan raja Artahsasta sangat mendukung pembangunan rumah Tuhan dan juga dalam memenuhi segala perintah dan hukum Allah yang ada tertulis di dalam Taurat Tuhan. Mereka bukan hanya mendukung secara memberikan kebebasan, tetapi mereka justru memberikan perintah agar semua itu dilaksanakan dan agar apapun yang dibutuhkan dalam memenuhi hukum Taurat itu diberikan, baik tiu emas, perak ataupun segala macam ternak untuk korban persembahan. Sungguh bila bukan pekerjaan tangan Tuhan dan Tuhan yang menggerakkan hati raja Darius dan Artahsasta, maka semua ini tidak akan terjadi.

Melalui kejadian ini, kita dapat melihat bahwa bila Tuhan sedang bekerja untuk memenuhi janji-Nya, tidak ada yang dapat menghalanginya. Tuhan akan menggerakan hati orang-orang agar rencana Tuhan terlaksana. Bila bukan dari raja yang satu, maka dari raja selanjutnya. Hal ini juga menunjukkan kepada kita kebesaran Tuhan yang tidak dapat dipungkiri manusia. Bayangkan seorang raja yang tidak menyembah Tuhan, tetapi rela memberikan segala apa yang dimiliki oleh kerajaannya dan rakyat untuk membangun rumah Tuhan dan menjalankan ibadah untuk Tuhan. Sungguh Tuhan itu luar biasa dan bila Tuhan sudah turut campur, maka kemuliaanlah yang kita lihat.

Jadi, biarlah kita ikut-sertakan Tuhan di dalam kehidupan kita, sehingga Tuhan yang beracara dan turut campur di hidup kita. Agar kemuliaan, perlindungan dan perkenanan Tuhan serta manusia mengikuti kita senantiasa guna menyelesaikan rencana Tuhan dalam hidup kita. Biarlah kita rindu agar apa yang Ezra dan Israel alami bersama Tuhan juga dapat kita alami di kehidupan kita.

English:

Bible Reading: Ezra 6-8

We can see how king Darius and king Artaxesxes supports fully the building of the house of the Lord and also in fulfilling all the laws of the Word of God. They did not only support in terms of freedom to do things, but they also gave commands so that everything can be done and so that whatever is needed will be given, such as gold, silver or flocks for offerings. Truly, if it is not the work of the hands of the Lord and if it is not the Lord who moved the heart of king Darius and Artaxesxes, all of these would not happen.

Through this event we can see that if the lord is working to fulfill His promise, there is no one who can stop Him. The Lord will move the hearts of the people so that His plans would be done. If it is not from one kings, it can be the next. This also shows us the greatness of the Lord which cannot be denied by men. Imagine a king who do not worship the Lord, but is willing to give everything that his kingdom and his people has to build the house of the Lord and to fulfill the duty to worship the Lord. Truly, the Lord is amazing and if the Lord has intervene and is involved, then we will see glory.

So, let us involve the Lord in our lives, so that the Lord is the one who do and works in our lives. So that the glory, protection and favour of the Lord and men follows us always to fulfill the plans of the Lord in our lives. Let us long for what Ezra and Israelites experienced with God so that we may experience it too in our lives.


Tuesday, January 17, 2012

Iman Kepada Yesus | Faith in Jesus

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 20

Setelah Yesus bangkit dari kubur, Ia menunjukkan diri kepada para murid-murid-Nya, tetapi Tomas pada saat itu tidak ada di sana dan ketika para murid yang lainnya cerita kepadanya akan Yesus, Tomas tidak percaya kecuali bila ia melihat Yesus dengan mata kepalanya sendiri. Di dunia ini, ada orang yang percaya sebelum melihat tetapi ada juga yang hanya akan percaya bila mereka melihat dahulu. Tetapi Yesus berkata bahwa berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya. Inilah iman, yakni untuk percaya akan hal-hal yang belum kita lihat. Dan oleh imanlah kita percaya kepada Yesus dan menerima keselamatan Tuhan Yesus Kristus.

Tetapi janganlah kita berhenti hanya dengan menerima saja. Tetapi seperti Yohanes yang menulis kitab ini, ia menulis agar kita percaya kepada Yesus yang adalah Mesias, sehingga kita memperoleh keselamatan karena iman. Marilah kita juga pakai kehidupan kita, kesaksian kita, pengalaman kita bersama Yesus dan juga Firman Tuhan untuk diberitakan kepada orang-orang lain sehingga merekapun dapat percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab walaupun mereka belum melihat Yesus, mereka dapat melihat kehidupan kita yang berubah karena Yesus. Oleh sebab itu, marilah kita terus hidup oleh iman dan belajar seperti Yohanes yang memakai kehidupannya untuk membuat orang dapat percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dengan iman dan memperoleh keselamatan Tuhan Yesus Kristus.

English:


Bible Reading: John 20

After Jesus rose from the dead, He showed Himself to His disciples, but Thomas was not there at that time and when the other disciples told him, he would not believe unless he has seen Jesus himself. In this world, there are people who believes without seeing and there are those who will only believe once they have seen it. But Jesus said that blessed are those who have not seen and yet have believed. This is faith, that is to believe in the things we have not yet seen. And by faith we have believed in Jesus and received the salvation of the Lord Jesus Christ.

But let us do not stop at just believing. But as John who wrote this book, he wrote this book so that we would believe in Jesus who is the Messiah, so that we may receive salvation because of faith. Let us also use our lives, our testimonies, our experience with Jesus and the Word of God to share to others so that they may also believe in the Lord Jesus Christ, because even though they have not seen Jesus, they can see our lives which have been changed because of Jesus. Therefore, let us continue to live in faith and learn to be like John who used his life to bring others to believe in the Lord Jesus Christ by faith and receives the salvation of the Lord Jesus Christ.

Monday, January 16, 2012

Perlawanan | Opposition

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ezra 3-5

Di dalam pembangunan rumah Tuhan setelah perintah diberikan oleh Raja Koresh, ada perlawanan dan pertentangan yang datang hingga pembangunan rumah Tuhan itu terhentikan. Tetapi hal itu tidaklah untuk selamanya, sebab Tuhan akan membuka jalan agar pembangunan rumah Tuhan dapat berjalan kembali. Perlawanan dan pertentangan datang menyerang karena lawan takut akan kuasa Tuhan dan mereka tahu bahwa jika Israel kembali kepada Tuhan dan beribadah dengan sungguh-sungguh, maka tidak akan ada yang dapat mengalahkan Israel. Oleh sebab itu perlawanan dan serangan datang menyerang dan memberhentikan pembangunan rumah Tuhan.

Hal yang sama juga terjadi di dalam kehidupan kita di masa ini. Bila kita sungguh-sungguh beribadah dan mencari Tuhan di dalam kehidupan kita setiap harinya, maka iblis tidak akan senang, sebab iblis tahu betapa besarnya kuasa yang akan mengikuti kita dan betapa besarnya pengaruh kita terhadap orang-orang di sekitar kita untuk membawa jiwa-jiwa menerima keselamatan dan masuk ke dalam kerajaan Allah. Oleh karena itu, di saat kita mulai sungguh-sungguh, serangan, perlawanan dan pertentangan datang menghalangi kita dan mencoba memberhentikan kita untuk membangun rumah Tuhan, yakni kehidupan kita bersama dengan Tuhan. Dengan mengetahui hal ini, marilah kita menguatkan hati kita, terus bersandar dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga ketika serangan, perlawanan dan pertentangan itu datang, kita tidak menjadi goyah. Justru kita akan makin gencar mencari Tuhan, karena tanpa kuasa Tuhan yang memimpin, kita tidak akan dapat melewati dan mengalahkan perlawanan dari iblis.

Jadi, marilah kita kuatkan hati kita, cari Tuhan dengan segenap hati, kekuatan, jiwa dan roh agar kita tidak goyah tetapi tetap berdiri dan berakar kuat di dalam Tuhan Yesus Kristus.

English:

Bible Reading: Ezra 3-5

In building the house of the Lord after the command was given by Cyrus, there was opposition that came and stopped the building of the house of the Lord. But it did not last long, because the Lord opened up the way so that the building of the house of the Lord may be continued. Attacks, oppositions comes because the enemies are afraid of the power of the Lord and they know that if the Israelites comes back tot he Lord and worships Him with their whole heart, then there will be no one that can defeat the Israelites. Therefore attacks and oppositions comes and stopped the building of the house of the Lord.

The same thing also applies in our lives today. If we truly worships and seek the Lord with our whole heart in our lives every day, then satan will not be happy, because satan knows how powerful the power that follows us and how great the impact that we will have to those around us to bring souls to salvation and into the kingdom of God. Therefore, when we started to get serious with God, attacks, oppositions comes to hinder us and will try to stop us from building the house of the Lord, that is our lives with the Lord. Knowing this, let us strengthen our hearts, keep on relying and trusting the Lord Jesus Christ so that when attacks and oppositions come, we would not be moved. But we will become even more zealous in seeking the Lord, because without the power of the Lord leading us, we would not be able to overcome the oppositions from satan.

So, let us strengthen our hearts, seek the Lord with our whole hearts, strengths, souls and spirits so that we would not be moved and will keep on standing and strongly rooted in the Lord Jesus Christ.





Sunday, January 15, 2012

Ikuti Kegerakan Tuhan | Following God's Movement

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ezra 1-2

Di sini dikatakan bahwa Tuhan menggerakkan hati Koresh untuk menggenapi Firman Tuhan, yakni untuk membangun kembali rumah Tuhan di Yerusalem. Dikatakan juga bahwa mereka yang kembali untuk membangun rumah Tuhan di Yerusalem, hatinya digerakkan oleh Tuhan. Jadi, Tuhanlah yang bekerja dan dapat mengubah hati manusia dan menggerakkannya. Tetapi yang perlu kita ingat adalah bahwa keputusan untuk melakukan seperti apa yang Tuhan gerakkan atau tidak, itu tetap jatuh di tangan manusia sebab Tuhan tidak dapat memaksa. Jadi, sesungguhnya, Tuhan yang memulai dengan menggerakkan hati Koresh dan umat-Nya, tetapi mereka yang menanggapi panggilan Tuhan itulah yang melakukan seperti apa yang Tuhan rencanakan dan merekalah yang mendapatkan bagian dari rencana Tuhan. Tetapi bagi mereka yang tinggal diam saja dan tidak ikut-serta, maka mereka tidak masuk ke dalam jalan dan rencana Tuhan dan akan ketinggalan.

Bila kita aplikasikan apa yang kita lihat di atas ke dalam kehidupan kita, marilah kita lihat berapa sering, kita mengikuti apa yang Roh Kudus taruh di hati kita atau apa yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk kita lakukan? Apakah kita masih ragu melakukannya ataukah kita berani mengambil langkah iman untuk berjalan sesuai dengan apa yang Roh Kudus gerakkan? Bila kita ingin mengambil bagian dari rencana Tuhan, maka kita perlu ikut serta dalam apa yang Ia telah siapkan bagi kita. Bila Tuhan menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu, mengatakan sesuatu, baik itu menegur, membangun, atau menasihati, biarlah kita taat dan setia. Bila kita benar-benar rindu dan meminta Tuhan meminpin kita, maka Roh Kudus akan memimpin kita dari hal yang kecil dan akan terus membimbing kita sampai kita memenuhi rencana-Nya bagi kita di dunia ini. Jadi, walaupun Tuhan menaruh sesuatu di hati kita, kita tetap perlu untuk memilih untuk mengikuti apa yang Tuhan taruh untuk kita dapat masuk ke dalam rencana dan mengikuti kegerakan-Nya. Maka dari itu, marilah kita berani untuk mengambil langkah iman dan taat kepada Tuhan dan pimpinan Roh Kudus.

English:

Bible Reading: Ezra 1-2

It was said here that God stirred up the spirit of Cyrus to fulfil the Word of God, that is to build the house of the Lord in Jerusalem. It was also said that those who came back to build the house of the Lord in Jerusalem, their spirits was moved by the Lord. So, the Lord is the one who works and can change the hearts of men and to stir it up. But what we need to realise is that the decision to do according to what God has stirred up is still in the hands on men, because the Lord cannot force men. So, in fact, the Lord is the one who started by stirring up the spirits of Cyrus and His people, but only those who responds to His calling are the ones who did according to what the Lord has planned and they are the one who takes part in the Lord's plan. But for those who stayed still and did not take part, they do no enter the path and the plan of the Lord and will miss out.

If we apply what we have seen above into our lives, let us check how often do we follow what the Holy Spirit has put in our hearts or what He has stirred up in us to do? Do we still doubt it or do we dare to take the step of faith to walk according to what the Holy Spirit has stirred up in us? If we want to take part in the Lord's plan, then we need to be involved in what He has prepared for us. If the Lord moved us to do something, to say something, may it be words of rebuke, encouragement, or advice, let us obey and be faithful. If we really long for it and ask the Lord to lead us, then the Holy Spirit will lead us from the small things and will keep on guiding us until we fulfill His plans for us on this earth. So, even though the Lord is the one who stirs our spirits and hearts, we still need to take the decision to follow what the Lord has put in us for us to enter His plan and follow His movement. Therefore, let us be courageous to take the step of faith and obey the Lord and the guidance of the Holy Spirit.

Saturday, January 14, 2012

Kuasa Dari Tuhan | Power From The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 19

Pilatus berkata kepada Yesus bahwa ia memiliki kuasa untuk membebaskan Yesus dan menyalibkan Yesus. Tetapi Yesus berkata kepadanya bahwa ia tidak memiliki kuasa apapun kalau kuasa itu tidak diberikan kepadanya dari atas, yakni dari Tuhan sendiri. Yesus dengan jelas berkata bahwa tidak ada kuasa yang dimiliki seseorang bila bukan Tuhan yang berikan kepadanya.

Jadi, kuasa yang kita miliki di dalam kehidupan kita, semuanya itu atas seijin dan pemberian Tuhan. Kuasa di sini lebih condong akan kuasa yang kita miliki di posisi di mana kita berada. Bila kita adalah seorang pemimpin, tentu kuasa yang kita miliki melebihi mereka yang kita pimpin. Jadi, Tuhan berkata bahwa posisi yang kita miliki ini, baik di dalam rumah tangga, keluarga, pekerjaan atau gereja, semua itu adalah pemberian Tuhan. Dan bila Tuhan memberikannya kepada kita, bukanlah dengan sembarangan, tetapi Tuhan telah mempercayakannya kepada kita untuk dipakai bagi kemuliaan-Nya.

Oleh sebab itu, apapun posisi kita di dalam aspek apapun di kehdiupan kita, biarlah kita bersandar dan mencari Tuhan agar kita mengenal apa yang Tuhan ingin kita lakukan bagi kemuliaan-Nya dengan posisi dan kuasa yang Tuhan berikan kepada kita.


English:

Bible Reading: John 19


Pilate told Jesus that he has the power to free and to crucify Jesus. But Jesus said to him that he has no power unless that power was given from above, that is from the Lord Himself. Jesus clearly says that there is no power that one has that is not because the Lord who gave it to that person.

So the power that we have in our lives, all of it are given by the Lord. Power here talks about the power that comes with position. If we are a leader, of course we have more power than those whom we leads. So the Lord is saying that that the position that we have, may it be in our household, family, work or church are all given by the Lord. And if the Lord gives it to us, it is not without purpose, but the Lord has entrusted it to us to be used for His glory.

Therefore, whatever position we have in whatever aspect of our lives, let us rely and seek the Lord so that we know what the Lord wants us to do for His glory through the position and power that He gave to us.

Blessings,

Maruli Saputra

Friday, January 13, 2012

Tegar Tengkuk & Keras Hati | Stiffneck & Hardened Heart

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 34-36

Kehancuran daripada kerajaan Yehuda dan Israel adalah ketegar-tengkukan mereka dan kekerasan hati mereka terhadap teguran dan ajaran Tuhan. Tuhan banyak mengirimkan hamba-hamba-Nya untuk menegur, menasihati dan membawa mereka kembali kepada jalan Tuhan yang benar, tetapi mereka tetap tegar tengkuk, keras kepala, keras hati, tidak mau di ajar dan tidak mau diubah, sehingga akhirnya seluruh umat Israel masuk ke dalam pembuangan dan penjajahan raja Persia.

Kita dapat belajar dari pengalaman bangsa Israel sehingga kita tidak tegar tengkuik dan keras hati terhadap Tuhan dan ajaran-Nya. Biarlah saat ini kita periksa kehidupan kita masing-masing. Adakah ketegar-tengkukan atau kekerasan hati di dalam kehidupan kita? Misalnya, bila kita mendengarkan firman yang menegur, apakah kita langsung introspeksi diri kita ataukah kita langsung memikirkan bahwa teguran ini cocok untuk orang lain yang kita kenal? Bila kita mendengarkan ajaran dari Firman Tuhan, apakah kita menerima dan mulai melihat apa yang pelru kita buang dan apa yang masih dapat kita perbaiki dan bangun, ataukah kita hanya sekedar menganggap ajaran itu bagus dan tidak mengaplikasikan kepada diri kita sendiri? Sebagai manusia, kita memiliki kecondongan untuk menimpakan kesalahan kita kepada orang lain dan mengalihkan perhatian kepada orang lain dalam hal teguran. Untuk itu, marilah kita benar-benar introspeksi diri kita dan marilah kita ingat bahwa setiap Firman yang kita dengar, bukanlah dengan kebetulan kita dengar, tetapi Tuhan berbicara kepada kita untuk mengubah, mengajar, menasihati dan menegur kita. Hanya bagaimana kita menanggapinya itulah bagian kita.

Oleh karena itu, marilah kita buang ketegar-tengkukan dan kekerasan hati yang ada di dalam hidup kita. Marilah kita terima Firman Tuhan untuk diri kita, untuk mengubah, mengajar, menasihati dan menegur kita lebih dahulu, baru kita bagikan juga kepada orang-orang di sekitar kita sebagai kesaksian yang hidup oleh karena kita telah mengalaminya atau kita sedang menjalaninya. Terpujilah Tuhan Allah yang selalu setia kepada umat-Nya.

English:

Bible Reading: 2Chronicles 34-36

The fall of the kingdoms of Judah and Israel are because of their stiffnecked and hardened heart attitude towards the rebuke and teaching of the Lord. The Lord has sent many of His servant to rebuke, advice and bring them back to the righteous path of the Lord, but they are stiffnecked, hard-headed, hard-hearted, do not want to be taught and changed, that all Israelites are casts out and were under oppression.

We can learn from the experience of the Israelites so that we are not stiffneck and hard-hearted towards the Lord and His teaching. Let us check our lives right now. Is there any stiffneck attitude or hardened hearts in our lives? For example, if we hear the Word of God that rebukes and corrects, do we immediately introspect our lives or do we immediately think of how this rebuke is good for others whom we know? If we listen to the teaching of the Lord, do we receive it and start to see what we need to throw away and what can be improved and edified, or do we just consider it as a good teaching but do not apply it to our lives? As men, we have the tendency to place our fault on others and to change direction or attention to others in terms of rebuke and correction. Therefore, let us really introspect ourselves and let us remember that every Word of God that we hear, are not by coincidence, but the Lord is speaking to us to change, teach, advise and rebuke us. How to respond to it, is our part.

Therefore, let us throw away all stiffneck and hard-hearted attitude in our lives. Let us receive the Word of God for ourselves to change, teach, advise and rebuke us first, then we can share it to others around us as a testimony because we have experience it or are in the process of walking on it. Blessed be the Lord God who is faithful to His people!

Thursday, January 12, 2012

Kesombongan & Keangkuhan | Pride & Boastfulness

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 32-33

Kejatuhan utama dari raja-raja dan banyak orang adalah kesombongan dan keangkuhan oleh karena berkat yang diterima dari Tuhan. Raja Hizkia adalah salah satu contoh dari banyak orang yang jatuh karena sombong dan angkuh. Oleh karena kekayaan, kejayaan dan keagungan kerajaannya yang diberikan oleh Tuhan, Hizkia lupa bahwa Tuhanlah yang memberikan semuanya itu kepadanya dan ia mulai membanggakan dan menyombongkan dirinya serta kekuatannya sendiri.

Untuk itu sangatlah penting untuk kita belajar dari kesalahan-kesalahan kebanyakan orang. Bila kita mengalami kebaikan Tuhan, anugrah, berkat dan kemenangan dari Tuhan, ingatlah bahwa semua itu adalah dari Tuhan dan bukan karena kekuatan kita sendiri. Ingatlah bahwa yang kita alami dan miliki adalah karena anugrah dan adalah pemberian dengan cuma-cuma dari Tuhan. Bila Tuhan ingin mengambilnya kembali, Ia dapat mengambilnya dengan sekejap. Oleh karena itu, marilah kita selalu rendahkan hati kita setiap hari di hadapan Tuhan, buang semua rasa sombong dan angkuh yang masih kita miliki, dalam hal apapun di kehidupan kita. Jangan sampai sedikitpun dari kesombongan itu masih ada di dalam kehidupan kita, tetapi biarlah kita hidup dengan mengingat bahwa semua karena Tuhan dan anugrah-Nya dan bukan karena kita.

English:

Bible Reading: 2Chronicles 32-33

The main fall of many kings and men are pride and boastfulness because of the blessings which were received from the Lord. King Hezekiah is one of the examples of many men who fell because of pride and boastfulness. Because of the riches, fame and glory of his kingdom which was given by the Lord, Hezekiah forgot that the Lord is the one who gave it all to him and he started to become proud of himself and boasts of himself and his own strength.

Therefore, it is important for us to learn from the mistakes of many people. If we experience God's goodness, grace, blessings and victories, remember that all of it are from the Lord and are not of our own strength.  Remember that what we experience and have are because of grace and are freely given to us by the Lord. If the Lord wants to take it all back, He can take it in a flash. Therefore, let us always humble ourselves before the Lord every day, throw away all pride and boastfulness that we still have in any aspect of our lives. Do not let a little bit of that pride and boastfulness to have a place in our lives, but let us live remembering that all is because of the Lord and His grace and not because of us.

Wednesday, January 11, 2012

Hati Yang Rela Berkoirban | Heart That Is Willing To Sacrifice

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 18

Di sini dikatakan bahwa lebih baik satu orang mati untuk seluruh bangsa. Dan inilah yang Yesus jalani, yakni bahwa Ia mati untuk umat manusia. Tuhan tahu bahwa manusia tidak dapat selamat bila Ia sendiri tidak turun dan menyelamatkan manusia. Inilah kasih yang Yesus miliki dan yang Ia ingin kita miliki juga. Bila kita lihat di pasal sebelumnya bahwa doa Yesus adalah agar hidup kita memancarkan hidup Yesus, maka kita juga memerlukan kasih Yesus ini. Yakni, kasih yang rela berkorban bagi sesama kita agar mereka dapat menerima keselamatan Kristus.

Salah satu contohnya adalah rasul Paulus yang rela menukarkan keselamatannya untuk keselamatan orang banyak. Mungkin kita tidak akan sampai harus mati untuk memberitakan keselamatan, tetapi selalu ada harga yang dibayar. Pertanyaannya adalah, apakah kita memiliki kasih Kristus di dalam kita sehingga kita rela berkorban dalam hal apapun agar orang-orang dapat menerima keselamatan Kristus? Mungkin yang perlu kita korbankan adalah waktu, tenaga, uang, barang milik kita pribadi dan sebagainya. Yang Tuhan inginkan adalah hati yang penuh dengan kasih yang rela berkorban seperti hati Tuhan Yesus Kristus. Jadi, mari kita periksa hati kita, apakah kita hidup untuk diri kita sendiri ataukah kita hidup untuk Tuhan Yesus Kristus?


English:

Bible Reading: John 18

It is said here that it is better for one man to die for the whole nation. And this is what Jesus did, He died for the whole mankind. The Lord knows that men cannot be saved unless He Himself comes down and saved mankind. This is the love that Jesus has and the love that He wants us to have. If we look at the previous chapter that Jesus' prayer was for our lives to reflect His life, then we also need to reflect His love. That is, sacrificial love, willing to sacrifice for others to receive salvation of Jesus Christ.

One of the example is apostle Paul who is willing to sacrifice his own salvation for the salvation of others. Maybe we won't have to die to preach salvation, but there are always prices to pay. The question is, do we have the love of Christ in us that we are willing to sacrifice anything for others to receive Christ's salvation? Maybe what we need to sacrifice are time, effort, money, our belongings and others. What the Lord wants is a heart that is full of sacrificial love like the hrart of the Lord Jesus Christ. So, let us check our hearts, do we live for ourselves or do we live for the Lord Jesus Christ?
Blessings,

Maruli Saputra

Tuesday, January 10, 2012

Berkat Yang Mengalir | Blessings That Flows

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 30-31

Raja Hizkia bukan hanya membawa bangsa Yehuda untuk kembali kepada Tuhan, tetapi ia juga mengajak seluruh Israel untuk bersama-sama kembali mencari Tuhan. Tentunya ada yang menanggapinya dan ada yang tidak. Mereka yang menanggapinya pergi dan melakukan Firman Tuhan. Mereka membuang segala yang kotor dan najis dan mereka melakukan apa yang difirmankan Tuhan. Ketika umat Tuhan mulai melakukan Firman Tuhan dan memberikan persembahan sulung, perpuluhan dan sebagainya, berkat Tuhan mengalir sehingga para imam dan orang Lewi pun berkelimpahan oleh karena persembahan-persembahan itu.

Dari sini kita dapat melihat bahwa berkat itu mengikuti mereka yang mencari dan hidup sesuai dengan dan melakukan Firman Tuhan. Bagi mereka yang mencari berkat, maka berkat itu tidak akan didapatkan, tetapi bagi mereka yang mencari Tuhan, berkat itu akan mengikuti mereka. Sebab Tuhan adalah sumber segalanya, ketika kita mencari, berjalan sesuai dengan Firman-Nya dan tinggal di dalam Dia, maka kita akan mengalami Tuhan di dalam seluruh aspek kehidupan kita. Bukan hanya itu saja, tetapi kita juga dapat belajar dari Hizkia untuk mengajak saudara-saudara dan teman-teman kita untuk sama-sama mencari Tuhan dan mengenal-Nya. Ada yang akan menertawakan, mengolok, tetapi akan ada juga mereka yang mau menerima berita itu. Jadi, biarlah kita hidup mencari Tuhan dan beritakan Firman Tuhan kepada mereka yang di sekitar kita dengan begitu berkat akan mengalir dengan sendirinya tanpa kita cari-cari.

English:

Bible Reading: 2Chronicles 30-31

King Hezekiah not only brought Judah to come back to the Lord, but he also asked the whole Israelites to come back to the Lord. Some received it well, some don't. They who received it well, went and did the Word of God. They throw away all the unclean things and they did what was commanded by the Lord. When the people of the Lord starts to do the Word of God and starts to give first fruits offerings, tithes, and others, the blessings of the Lord flows that the priests and the Levites were blessed abundantly because of those offerings.

From here we can see that blessings follows those who seeks and lives according to and doing the Word of God. For them who seeks blessings, then they would not receive blessings, but for those who seeks the Lord, blessings will follow. Because the Lord is the source of all, when we seek, walk according to His Word and lives in Him, then we will experience the Lord in all aspects of our lives. Not only that, but we can also learn from Hezekiah to bring our brethren and friends to also seek the Lord and know Him. Some may mock, laugh, but some will receive it. SO, let us live by seeking the Lord and sharing the Word to them around us, that way blessings will flow by itself without us seeking for it.






Monday, January 9, 2012

Doa Yesus | The Prayer Of Jesus

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 17

Bila kita perhatikan, Tuhan Yesus sendiri berdoa bagi kita semua di hadapan Bapa. Tuhan berdoa bagi kita yang mengenal Dia, dan bagi mereka yang akan percaya oleh karena pemberitaan kita. Dan dapat kita lihat bahwa doa Tuhan Yesus adalah agar kita hidup di dalam Dia seperti Bapa di dalam Yesus, agar kemuliaan-Nya terpancar seperti kemuliaan Bapa di dalam Yesus, agar kasih-Nya terpancar seperti kasih Bapa di dalam Yesus dan agar kita menjadi satu dengan Bapa seperti Yesus dan Bapa adalah satu. Dapat disimpulkan bahwa Tuhan Yesus berdoa agar kita menjadi serupa dengan-Nya. Inilah kerinduan Tuhan Yesus di dalam hidup kita.

Oleh karena itu, biarlah kita terus mencari wajah Yesus, membaca, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan agar kita makin mengenal Tuhan kita dan untuk rajin dan tekun berdoa, bersaat teduh untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus Kristus melalui Roh Kudus yang memimpin dan membukakan pewahyuan, sehingga kita makin mengenal Tuhan kita. Agar kita makin kecil dan Tuhan makin besar dan agar hidup kita makin diubahkan seperti kehidupan Yesus. Jadi, marilah kita berjalan menuju kesatuan bersama Tuhan Yesus Kristus seperti yang dirindukan-Nya.


English:

Bible Reading: John 17

If we take notice, the Lord Jesus Himself prays for us before the Father. The Lord prayed for us who knows Him and for those who will come to know Him because of our testimonies. And we can see that the prayer of the Lord Jesus is for us to live in Him as He lives in the Father, for His glory to shine through as the Father's glory in Jesus, for His love to be reflected in us as the Father's love in Jesus and for us to become one with the Father as Jesus and the Father are one. It can be concluded that the Lord Jesus prayed so that we would become like Him. This is His desire in us.

Therefore, let us keep on seeking His face, reading, meditating and doing the Word of God so that we may come to know the Lord more and for us to diligently pray, have a quiet time and to build a relationship with the Lord Jesus Christ through theguidance and revelations of the Holy Spirit, so that we may know our Lord. So that we may become smaller and Him bigger and so that our lives may be changed like the life of Jesus. So, let us walk towards unity with the Lord Jesus Christ as He desires.

Blessings,

Maruli Saputra

Sunday, January 8, 2012

Pilihan Kita | Our Choice

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 28-29

Raja Ahas dan raja Hizkia adalah sepasang ayah dan anak. Tetapi sikap dan cara mereka menjalani kerajaan Yehuda sangatlah berbeda. Raja Ahas menyembah berhala, meninggalkan Tuhan dan bahkan sampai mengorbankan anaknya sendiri sebagai korban bakaran. Sedangkan raja Hizkia hidup sesuai dengan Firman Tuhan, membuang segala yang jahat dari Yehuda dan melakukan pembersihan serta pengudusan rumah dan umat Tuhan. Kedua raja ini berlaku sangat berbeda padahal mereka memiliki sejarah dan pengetahuan yang sama akan apa yang Tuhan telah lakukan bagi umat-Nya.

Jadi apa yang membuat mereka dapat berjalan di dua arah yang begitu berbeda? Semua ini adalah pilihan masing-masing orang. Bila kita telah melihat dan mendengar banyak akan perbedaan antara hidup bersama Tuhan dan hidup tidak bersama dengan Tuhan, marilah kita benar-benar ambil keputusan untuk hidup bersama Tuhan. Janganlah kita setengah-setengah, tapi biarlah kita belajar seperti raja Hizkia yang dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan. Marilah kita bersihkan kehidupan kita dari segala hal yang masih keji atau tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Marilah kita benar-benar buang sampai tidak ada lagi berhala di dalam hidup kita ini. Sebab bila kita tidak sungguh-sungguh dan tidak membuang semua yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, maka percumalah, sebab dosa tetap dosa dan dosalah yang memisahkan kita dengan Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita terus memeriksa kehidupan kita akan hal-hal yang masih perlu kita buang dan mintalah agar Roh Kudus yang menunjukkan pada kita hal-hal yang masih tersembunyi yang perlu kita buang. Hingga kita benar-benar membersihkan hidup kita seperti Hizkia membersihkan rumah Tuhan.

Jadi, marilah kita memilih untuk sungguh-sungguh kepada Tuhan seperti raja Hizkia.


English:

Bible Reading: 2Chronicles 28-29


King Ahaz and king Hezekiah are father and son. But their attitude and way of ruling are different. King Ahaz worships idols, left the Lord and even sacrificed his own children as burnt offering. While king Hezekiah lived according to the Word of God, throwing away all that is evil from Judah and did a cleansing and sanctification of the house of the Lord and His people. Both of these kings act differently even though they have the same history and knowledge of what the Lord did for His people.

So what made them walk in two different directions? All of this is of their own personal choice. If we have heard and seen many about the difference between living with God and without, let us take a firm choice to live with God. Do not be half-hearted, but let us learn like Hezekiah who earnestly sought God. Let us cleanse our lives from all things which are evil or are not according to the Word of God. Let us really throw it that there are no longer idols in our lives. Because if not, it is useless, for sin is still sin and sin is the one that separates us from God. Therefore let us check our lives of the things we still need to throw away in our lives and ask the Holy Spirit to show us of the hidden things we still need to throw away. So that our lives will be cleansed completely like the house of the Lord which was cleansed completely under Hezekiah's rule.
So, let us choose to earnestly and whole-heartedly seek God just like king Hezekiah.

Blessings,

Maruli Saputra

Saturday, January 7, 2012

Roh Kudus | Holy Spirit

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 16

Tuhan Yesus sendiri yang telah mengatakan bahwa Ia akan mengirimkan Roh Kudus untuk menggantikan Dia setelah Ia naik ke Surga. Tuhan Yesus berkata bahwa melalui Roh Kuduslah orang-orang dapat diinsafkan dari dosa, kebenaran dan penghakiman. Roh Kudus jugalah yang akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Jadi jika pada perjanjian lama Bapa sendiri yang beracara di tengah-tengah umat-Nya dan bila pada jaman Yesus, Yesus Kristus yang lahir sebagai manusia yang beracara di tengah-tengah umat-Nya, pada jaman sekarang ini, Roh Kuduslah yang beracara di tengah-tengah kita.

Mengetahui hal ini, marilah kita minta agar hidup kita dipenuhi oleh Roh Kudus setiap harinya dan marilah kita bersekutu erat dengan Roh Kudus. Dalam segala hal yang kita lakukan, baik itu membaca Firman Tuhan, memuji, menyembah, bersaksi, memberitakan Injil, melayani, bekerja, mengurus rumah tangga, biarlah kita bersandar dan meminta Roh Kudus untuk memimpin kita di dalam seluruh kebenaran. Dan bila Roh Kudus yang bekerja, ingatlah bahwa bukan karena kekuatan kita, tetapi apa yang kita lakukan, buah yang kita hasilkan semua karena Roh Kudus. Jadi, biarlah kita selalu bersekutu dengan Roh Kudus.


English:

Bible Reading: John 16

The Lord Jesus Himself has said that He will send the Holy Spirit to take His place after He ascends to heaven. The Lord Jesus said that the Holy Spirit is the One who will convict us from sin, truth and judgment. The Holy Spirit is also the One who will lead us into the whole truth. So if in the old testament the Father Himself is the One who works in the midst of His people and in the times of Jesus, Jesus Christ who was born as man who works in the midst of His peoiple, in this era, the Holy Spirit is the One who works in our midst.

Knowing this, let us ask so that our lives be filled with the Holy Spirit everyday and let us have an intimate relationship with the Holy Spirit. In all things that we do, may it be reading the Bible, praising, worshiping, testifying, preaching the Gospel, ministering, working, taking care of household things, let us rely and ask the Holy Spirit to lead us in the whole truth. And if the Holy Spirit Who works, remember that it is not by our strength, but what we do, the fruits we bear are all because of Holy Spirit. So let us always communicate with the Holy Spirit.

Blessings,

Maruli Saputra

Friday, January 6, 2012

Mengarahkan Hidup Kepada Tuhan | Focusing Our Lives To The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 25-27

Melalui kehidupan raja-raja Yehuda, dengan jelas kita dapat simpulkan bahwa hanya mereka yang hidupnya terarah kepada Tuhan yang mengalami kuasa, kemenangan dan penuh dengan anugrah Tuhan. Dan bagi mereka yang berubah setia, yang meninggalkan Tuhan, maka mereka keluar dari perlindungan Tuhan dan dari anugrah Tuhan, sehingga mereka mengalami kekalahan, kehancuran dan sakit penyakit. Hal-hal ini Tuhan biarkan tertulis agar kita dapat memilih sendiri jalan mana yang ingin kita tempuh.

Di dalam hidup kita ini, kita perlu adanya sebuah visi atau gol yang membuat hidup kita ini terarah kepada suatu tujuan. Tetapi banyak dari kita yang memiliki visi, gol atau tujuan yang bersifat sementara. Mari kita belajar dari raja-raja Yehuda. Marilah kita arahkan hidup kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Biarlah kita berjalan menuju Tuhan sehingga kita dapat hidup bersama dengan Tuhan dan mengalami kuasa, kemenangan dan anugrah Tuhan. Arahkanlah pandangan kita kepada Tuhan Yesus Kristus dan bukan kepada hal-hal lainnya.


English:

Bible Reading: 2Chronicles 25-27

Through the lives of the kings of Judah, it is clear that we can conclude that those whose lives are focused on the Lord experienced power, victory and grace. And those who became unfaithful and leave the Lord, they went out of the path of the Lord, His protection and grace that they experience defeat, destruction and sicknesses. These things are written so that we may choose for ourselves which path we want to walk in.

In our lives, we need to have a vision or goal which makes our lives focused to something. But many of us have a temporary vision or goal. Let us learn from the kings of Judah. Let us focus our lives to the Lord Jesus Christ. Let us walk towards the Lord that we may live with the Lord and experience power, victory and grace of God. Place our focus on the Lord Jesus Christ and not on other things.

Blessings,

Maruli Saputra

Thursday, January 5, 2012

Sahabat Tuhan | Friend Of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 15

Tuhan Yesus di sini mengatakan dan mengajarkan dengan jelas bahwa kita perlu untuk tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan beserta Firman-Nya di dalam kita. Sebab bila tidak, maka kita tidak akan berbuah dan akan dipotong serta dicampakkan ke dalam api. Tetapi bila kita tinggal di dalam Tuhan dan berbuah, kita akan dipangkas agar kita makin berbuah lagi. Dan ketika kita tinggal di dalam Tuhan dan Forman Tuhan di dalam kita, kita akan makin mengenal Tuhan dan jika kita taat mengasihi dan melakukan perintah-perintah-Nya, maka Tuhan tidak lagi memanggil kita hamba tetapi sebagai sahabat. Bukankah kita semua ingin menjadi sahabatnya Tuhan?

Untuk kita dapat menjadi sahabat Tuhan, kita perlu untuk mengenal-Nya. Dan untuk kita mengenal-Nya, maka kita perlu untuk tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita. Dan semakin kita mengenal serta taat melakukan Firman dan perintah-Nya, maka kita akan makin mengenal Tuhan, sifat-Nya, hati-Nya dan kerinduan-Nya. Ketika kita makin mengenal isi hati-Nya dan melakukannya, maka kita bukan lagi hamba yang hanya mengerjakan apa yang diperintahkan, tetapi kita adalah seorang sahabat yang mengenal Tuhan dan rela untuk memberikan nyawa kita bagi Tuhan, sahabat kita. Yakni, karena kita mengasihi Tuhan dan mengenal isi hati-Nya, kita rela memberikan hidup kita ini untuk melihat isi hati-Nya terjadi. Sama seperti Tuhan yang telah memberikan nyawa-Nya bagi kita, biarlah kita juga berikan hidup kita bagi Dia.

Jadi, biarlah kita terus hidup di dalam Tuhan dan Tuhan beserta Firman-Nya di dalam kita agar kita makin mengenal Tuhan setiap harinya sampai kita disebut sebagai sahabat dan bukan lagi hamba. Ingatlah, seorang sahabat mengenal sedangkan seorang hamba hanya menaati. Biarlah kita memiliki hati seorang hamba yang selalu rendah hati, tetapi juga biarlah kita mau mengenal hati Tuhan dan menjadi sahabat-Nya.


English:

Bible Reading: John 15

The Lord Jesus here says it and teaches it clearly that we need to abide in the Lord and the Lord alongwith His Words in us. If not, then we would not bear fruits and will be cut and thrown into the fire. But if we abide in the Lord and bear fruit, we will be prune so that we would bear more fruits. And when we abide in the Lord and His Words in us, we will come to know the Lord more and if we obediently love and do His commands, then the Lord will no longer calls us us servant, but friend. Don't we all want to be His friends?

For us to be able to become friend of God, we need to know Him. And for us to know Him, we need to abide in Him and Him in us. And the more we know and obediently do His Words and commands, the more we will know the Lord, His characters, His heart and desires. When we know more of His heart and desires and do them, then we are no longer His servant who only do what is commanded, but we are a friend who knows the Lord and is willing to give our lives to the Lord as our friend. That is, because we love the Lord and know His heart's desires, we are willing to give our lives to see His heart's desirwes come true. Just as the ord had given His life for us, let us also give our lives to Him.

So, let us continue to abide in the Lord and the Lord alongwith His Words in us so that we would come to know the Lord everyday until we are called a friend of God and no longer servant. Remember that a friend is one who knows while a servant is one who only obeys. Let us have a heart of a servant who is always humble, but also let us want to know the heart's desires of the Lord and become a friend of God.

Blessings,

Maruli Saputra

Wednesday, January 4, 2012

Bergantung Kepada Tuhan | Relying On The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 23-24

Raja Yoas adalah raja yang termuda ketika ia menjadi raja, yakni pada saat ia berumur tujuh tahun. Dan imam Yoyadalah yang pada saat itu menjadi semacam penasihat dan pendukung Yoas. Oleh karena imam Yoyada, Yoas dapat menjadi raja dan Yehuda hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi ketika imam Yoyada meninggal, maka Yoas tidak lagi mengingat akan apa yang telah dilakukan oleh imam Yoyada dan apa yang telah diajarkannya mengenai hidup bersama Tuhan. Yoas meninggalkan Tuhan dan mulai menyembah berhala-berhala. Hal ini tidak hanya terjadi pada jaman raja Yoas saja, tetapi seringkali umat Tuhan meninggalkan Tuhan ketika tidak ada pemimpin yang mencari Tuhan. Inilah kelemahan dan tindak laku yang salah, yakni bergantung kepada manusia dan bukan kepada Tuhan.

Sayangnya, banyak dari orang percaya juga berlaku sama dengan Israel, di mana kita menjadi terlalu bergantung kepada pemimpin kita hingga bila sudah tidak ada lagi pemimpin itu, maka kita mulai meninggalkan Tuhan. Misalnya, bila kita pindah ke kota atau negara lain, atau bila pemimpin kita yang pindah ke tempat lain, maka banyak dari kita yang condong untuk tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan dan lama-kelamaan kita akan meninggalkan Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita belajar untuk bergantung kepada Tuhan dan bukan manusia. Jadi, bila memang ada saat di mana pemimpin kita sudah tidak ada, atau jatuh, atau melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, kita tidak jadi kecewa atau tidak meninggalkan Tuhan.

Jadi, janganah kita bergantung kepada manusia, tetapi marilah kita bergantung hanya kepada Tuhan Yesus Kristus dan kebenaran-Nya.


English:

Bible Reading: 2Chronicles 23-24

King Joash was the youngest king, who became a king when he was 7 years old. And priest Jehoiada was the one who became some kind of an advisor and supporter for Joash. Because of Jehoiada, Joash became king and Judah lived according to the Word of God. But when Jehoiada died, then Joash no longer remembers what Jehoiada has done and what Jehoiada has taught with regard to live with the Lord and he started to worship idols. This did not happened only in the times of Joash, but many times, the people of the Lord left the Lord when there was no leader who seeks the Lord. This is a weakness and thr wrong act, that is to rely on men and not on the Lord.

Unfortunately, many believers act the same way, where we becomes too reliant upon our leader that when s/he is no longer there, we started to leave the Lord. For example, when we moved to another city or country or when our leader move to another place, then many of us tend to no longer have the heart to seek the Lord and as time goes by we will leave the Lord. Therefore, let us learn to rely on the Lord and not on men. So when there are times whrer our leader is no longer there, or fall into sin, orhave done things which is not we had hoped for, we do not become disappointed and bitter or leave the Lord.

So, do not rely upon men, but let us rely only onto the Lord Jesus Chirst and His truth.

Blessings,

Maruli Saputra

Tuesday, January 3, 2012

Percaya & Mengasihi Tuhan | Believing & Loving The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 14

Tuhan Yesus dengan jelas berkata bahwa mereka yang percaya kepada-Nya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya dan bahkan lebih besar. Hal ini Tuhan Yesus katakan sebab Ia akan meninggalkan dunia tidak lama lagi dan akan naik ke Surga dan akan mengirimkan seorang Penolong bagi kita. Tetapi, Tuhan ingin agar tetap ada yang meneruskan pekerjaan-Nya di dunia. Sama seperti seorang bapa atau raja yang ingin anak-Nya dapat meneruskan bisnis atau kerajaan-Nya, begitu juga Tuhan Yesus ingin agar ada yang meneruskan pekerjaan-Nya di dunia ini. Oleh sebab itu, bagi kita yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita adalah anak-anak-Nya dan sudah sepatutnya kita meneruskan pekerjaan Bapa kita. Tuhan bahkan berjanji bahwa kita akan melakukan hal yang lebih besar, sebab kita memiliki jauh lebih banyak waktu dan dengan adanya Penolong, yakni Roh Kudus yang Tuhan kirim untuk tinggal di dalam kita, maka kita akan dapat meneruskan pekerjaan Tuhan dan bahkan jauh lebih besar.

Tuhan tidak berhenti di situ saja, tiga kali Tuhan Yesus mengatakan bahwa mereka yang mengasihi Tuhan akan menuruti dan melakukan perintah-Nya. Singkatnya, dari yang pertama Tuhan katakan tentang meneruskan pekerjaan-Nya bila kita mempercayai-Nya dan yang satu ini di mana bila kita mengasihi Tuhan, maka kita akan menuruti perintah-Nya, Tuhan sebenarnya meminta agar kita tidak hanya asal bicara saja. Tetapi apa yang kita katakan, percayai itu terbukti nyata di dalam kehidupan kita melalui perbuatan-perbuatan kita juga. Dengan begitu Bapa dimuliakan melalui kehidupan anak-Nya. Sama seperti orang tua yang bangga dan dipuji-puji ketika anaknya sukses, berhasil dan taat, begitu juga Tuhan akan bangga dan dimuliakan bila kita anak-anak-Nya hidup memancarkan kehidupan Tuhan Yesus dan bahkan melakukan hal-hal yang jauh lebih besar dari apa yang Tuhan Yesus pernah lakukan di bumi sebagai manusia.

Jadi, biarlah kita buktikan kepercayaan dan kasih kita kepada Tuhan agar dunia melihat dan Bapa dimuliakan melalui kehidupan kita.


English:

Bible Reading: John 14

The Lord Jesus clearly said that those who believes in Him will do His works and greater works. This is said because Jesus will be leaving the earth very soon and will ascend to Heaven and will send a helper. But the Lord wants to have people to continue His works on earth. Just like a father or a king who wants His children to continue running the business or kingdom, the Lord Jesus also wants to have His children to continue His works on earth. Therefore, for us who believes in the Lord Jesus Christ, we are His children and it should be our honour to continue the work of our Father. The Lord even promised that we will do greater works, because we have more time and with the Helper, who is Holy Spirit whom the Lord has sent to live in us, then we will be able to do the works of the Lord and even greater works.

The Lord did not stop there, three times the Lord Jesus says that those who loves the Lord will obey His commands and do it. In short, from the first one, where the speaks about continuing His works if we believe in Him and this one where if we love the Lord, then we will follow His commands, the Lord actually wants us to not only say things. But what we say and believe in are proven to be true and real in our lives through our deeds and actions too. That way, the Father is glorified through the lives of His children. Just like parents who are proud and are praised when their children are successful and obedient, the Lord is also proud and will be glorified if His children reflects the life of the Lord Jesus and doing even greater works than what the Lord Jesus had done on earth as a man.

So, let us prove our believe and our love to the Lord so that the world may see and the Father may be glorified through our lives.

Blessings,

Maruli Saputra

Monday, January 2, 2012

Siapa Yang Kita Percayai | Who Do We Trust

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 21-22

Jika kita lihat sejarah dari raja Ahazia, raja Yehuda, kita dapat melihat bahwa karena orang-orang yang dipercayai oleh raja Ahazia adalah orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, maka kehidupannyapun tidak mengikuti kebenaran Tuhan. Karena nasihat-nasihat yang diberikan mereka sama sekali menentang Firman Tuhan, sehingga kehidupan raja Ahazia melawan Firman dan kebenaran Tuhan.

Dari sini, biarlah kita perhatikan orang-orang yang kita percayai dalam hidup kita. Karena kita mengenal Firman Tuhan, biarlah Apa yang mereka katakan perlu kita bandingkan dengan kebenaran Tuhan, sehingga kita tidak menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan. Biarlah kita mencari lingkungan orang-orang yang kenal kebenaran Firman Tuhan sebagai orang-orang yang dapat kita percayai untuk memberikan kita nasihat yang sesuai dengan Firman Tuhan. Sebab orang-orang yang kita percayai sangat mempengaruhi kehidupan kita. Jadi, marilah kita dengan Firman Tuhan menerima nasihat-nasihat yang sesuai dengan Firman Tuhan dan tidak mengikuti nasihat yang tidak sesuai. Bila memungkinkan, biarlah kita memiliki kakak-kakak rohani, atau seorang mentor, atau pemimpin yang mengenal kebenaran Firman Tuhan sebagai penasihat-penasihat dan orang-orang yang kita percayai, sehingga kita menjaga agar hidup kita tidak menyimpang dari Firman Tuhan.

Englihs:

Bible Reading: 2Chronicles 21-22

If we look at the history of king Ahaziah, king of Judah, we can see that because of his trusted people who do not believe in the Lord, Gof of Abraham, Isaac and Jacob, his life is walking down the path that do not follow the truth of the Lord. Because of the advices of these people which go against the truth of God, the life of King Ahaziah was also against the Word and truth of God.

From here, let us take a closer look at the people whom we trust in our lives. Because we know the Word of God, let what they say be compared to the truth of God, so that we won't go astray from the Word of God. Let us seek an environment full of people who knows the truth of God as people whom we can trust to give us advices which is in accordance to the Word of God. Because the people we trust really affects our lives. So, let us with the Word of God, receive advices which is in accordance to the Word of God and do not follow those which is against. If possible, let us have spiritual brethrens or a mentor or leader who lknows the Word of God as our advisor and people whom we trust, so that we take care our lives to not go astray from the Word of God.

Blessings,

Maruli Saputra

Sunday, January 1, 2012

Kuasa Doa & Puasa | Power Of Prayer & Fasting

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 19-20

Ketika raja Yosafat mengalami dilema dan masalah karena ia diserang oleh bani Moab dan Amon, ia tidak lari mencari kekuatan manusia, tetapi ia mencari Tuhan. Dan ia tidak hanya sendirian mencari Tuhan, tetapi ia mengajak seluruh Yehuda sama-sama berpuasa dan berdoa mencari Tuhan di masa sulit ini. Dan dari kejadian ini kita dapat lihat akan kuasa dari doa dan puasa secara bersama-sama.

Karena seluruh bangsa Yehuda sama-sama berdoa dan puasa mencari Tuhan, Tuhan menjawab mereka dengan memberikan kemenangan yang dashyat di mana mereka tidak perlu berperang dan hanya menaikkan pujian bagi Tuhan. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari saat seluruh bangsa Yehuda berdoa dan puasa mencari Tuhan. Mereka bersatu dalam hati, jiwa dan roh untuk mencari Tuhan dan pertama-tama memuji dan membesarkan Tuhan, mendeklarasikan janji Tuhan, lalu mereka mengaku akan kelemahan dan ketidak-bsanggupan mereka, lalu meminta pertolongan Tuhan. Dan pada akhirnya Tuhan menjawab dengan dashyat.

Marilah kita juga belajar seperti Yehuda dalam berdoa dan puasa bersama atau secara individu. Marilah kita satukan hati kita dalam satu roh dan mulai dengan memuji dan menyembah Tuhan, lalu mendeklarasikan janji dan Firman Tuhan di hidup kita, lalu merendahkan hati dan mengaku kelemahan dan ketidak-mampuan kita dan barulah kita meminta turut campur Tuhan di hidup kita. Dengan begitu kita benar-benar mencari Tuhan dan merendahkan diri kita di hadapan Tuhan. Dan hasilnya akan dapat kita alami bila kita dengan sungguh-sungguh berdoa, berpuasa dan mencari Tuhan. Berdoa dan puasa itu besar kuasanya. Marilah kita lakukan dengan sungguh-sungguh.

English:

Bible Reading: 2Chronicles 19-20

When king Jehoshaphat faced a dillema and a problem when the Moabites and the Amonites attacked him, he did not run to seek the strength of men, but he sought the Lord. And he wasn't alone, but he asked the whole Judah to pray and fast together with him to seek the Lord in this difficult time. And from this we can see the power of corporate prayer and fasting.

Because the whole Judah prayed and fasted together to seek the Lord, the Lord answered them by giving them an amazing victory where they did not have to battle but only sing praises to the Lord. There are a few things which we can learn when the whole Judah pray and fasted to seek the Lord. They united in one heart, soul and spirit in seeking the Lord and firstly they praised and glorified the Lord, declaring the promise of God, then they admit and confessed their weaknesses and inability and then they asked for the Lord's help. And in the end, the Lord answered with power.

Let us also learn to be like Judah in praying and fasting whether individually or together. Let us unite our hearts in one spirit and start with praising and worshiping the Lord, then declare the promise and the Word of God in our lives, then humble ourselves and admit/confess our weaknesses and inability and then we ask for the Lord's hand to intervene in our lives. That way, we really are seeking the Lord and humbling ourselves before the Lord. And the result will be able to be experienced if we really pray and fasted to seek the Lord. Praying and fasting is powerful. Let us do it with a steadfast heart.

Blessings,

Maruli Saputra