Friday, February 28, 2014

Gerutu Ayub | Job's Complaint

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 24

Pada jamannya Ayub saja, kejahatan di dunia sudah banyak dan banyak dari kejahatan itu mash kita lihat sekarang ini. Ayub melihat semua kejahatan ini dan dibandingkan dengan apa yang ia lakukan dalam hidupnya, ia bertanya akan mengapa Tuhan tidak melakukan sesuatu juga untuk mereka yang hidupnya jahat. Di sini Ayub mempertanyakan keadilan Allah yang banyak dari kita juga bertanya-tanya, yakni, mengapa banyak orang yang jahat yang tidak menerima hukuman dan terlihat sepertinya Tuhan tidak adil.  Tetapi bila kita perhatikan di akhir dari pasal ini, Ayub berkata bahwa mereka hanya sementara saja, bahwa hidup mereka tidak terjamin dan mereka ditinggikan sebentar lalu hilang dan ditundukkan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Ayub tahu bahwa bersama Tuhan, walaupun sepertinya tidak mudah dan tidak mulus jalannya, akhirnya ia memiliki hidup yang kekal bersama Tuhan, sedangkan mereka yang hidupnya jahat sebenarnya mereka telah menerima hukuman yang paling berat, yakni tidak mendapat bagian dari kehidupan kekal. Jadi, walaupun Ayub seperitnya mempertanyakan keadilan Tuhan, sebenarnya di dalam lubuk hatinya Ayub tahu bahwa Tuhan itu adil dan bahwa hidup bersama Tuhan itu jauh lebih baik, tetapi karena emosi dan juga karena terus menerus dituduh oleh teman-temannya, maka ia juga menjadi frustasi dan ingin membela dirinya. Biarlah kita belajar dari Ayub ini, bahwa jika kita mengikuti Tuhan, maka kita tahu sebenarnya bahwa kita telah mendapatkan kehidupan yang kekal bersama Tuhan, bila kita tetap setia dan bahwa mereka yang hidupnya jahat, walaupun terlihat lebih senang-senang di banding kita, mereka telah menerima hukuman mereka dengan tidak mendapat bagian dari kehidupan kekal bersama Tuhan. Jadi, janganlah kita iri, janganlah kita menggerutu, justru kita perlu membagikan berita tentang kehidupan kekal itu kepada mereka, agar hidup mereka diubahkan oleh Tuhan Yesus Kristus dan mendapatkan kesuksesan yang sebenarnya, yakni kehidupan kekal bersama Tuhan.


English

Bible Reading: Job 24

In Job's era, the world was already full of wicked deeds that we still see today as well. Job saw all the wickedness and compared to what he has done in his life, he is questioning as to why the Lord did not do something to them who lives wickedly. Job is questioning whether God is just or not and many of us also asks this questions, because why there are a lot of wicked people who do not receive punishment and it seems as if God is unjust. But if we look carefully at the end of this chapter, Job said that they are only temporary, that their lives has no assurance and they are only exalted for a little while, then they are brought low and gone. This shows that in truth, Job knows that with GOd, even though it seems that it is not easy and it is not smooth sailing, in the end he has eternal life with God, while they who lives wickedly, they have already received their punishment, that they do not receive an eternal life with God. So, even though Job seems like was questioning whether or not God is just, in reality, deep in his heart, Job knows that the Lord is just and that life with God is far better, but because of emotions and because he was being condemned all the time by his friends, he became frustrated and wanted to defend himself. Let us learn from Job, that if we follow the Lord, we know that we have received eternal life with the Lord, if we stayed faithful and that they who lives wickedly do not receive eterna life with God,. So, do not be jealous of their lives, do not grumble, but in fact, we need to share the good news about eternal life to them, so that their lives may be changed by the Lord Jesus Christ and receive true success, that is eternal life with God.

Thursday, February 27, 2014

Teguran Elifas | Eliphaz's Rebuke

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 22-23

Elifas menegur Ayub dan memintanya untuk bertobat dari kejahatannya. Walaupun kita tahu bahwa Ayub tidak berbuat seperti apa yang teman-temannya katakan, apa yang Elifas katakan tetaplah benar tentang Tuhan. Bila kita telah jauh dari Tuhan, atau kembali untuk hidup dalam dosa, atau kita jarang meluangkan waktu untuk Tuhan secara pribadi sehingga kita jadi tidak intim dengan Tuhan, maka biarlah kita terima teguran yang Elifas katakan itu bagi diri kita. Tuhan adalah adil dan benar, Ia mengenal segalanya dan Ia tahu gerak gerik kita. Oleh sebab itu biarlah kita mendengarkan ajaran-Nya, biarlah kita taruh Firman-Nya di dalam hati kita dan biarlah kita bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Janganlah kita bersikeras hati atau merasa bahwa kita selalu benar, sebab itu adalah kesombongan dan Tuhan akan merendahkan yang angkuh dan menyelamatkan mereka yang menundukkan kepalanya. Jadi, biarlah kita terima teguran Elifas sebagai teguran bagi diri kita, agar kita memeriksa kehidupan kita sehari-harinya sehingga kita selalu diingatkan akan Firman Tuhan dan berjalan sesuai dengan Firman itu.


English

Bible Reading: Job 22-23

Eliphaz rebuked Job and asked him to repent from his wickedness. Even though we know that Job did not did what his friends thought he did, what Eliphaz said about the Lord is still true. If we have been far from the Lord, or have gone back to living in sin, or we rarely spend personal time with the Lord such that we are not intimate with God, then let us receive the rebuke of Eliphaz for ourselves. The Lord is just and righteous, He knows all and knows our moves. Therefore, let us listens to His teachings, let us put His Words in our hearts and let us repent and humble ourselves before the Lord, Do not be stubborn and hard-hearted or feel that we are always right, because that is being prideful and the Lord will make the haughty fall and save the humble. So, let us receive the rebuke of Eliphaz for our own lives, so that we would introspect our lives everyday such that we would be reminded of the Word of God and walk in that Word of God.

Wednesday, February 26, 2014

Lapar & Haus Akan Tuhan | Hungry & Thirsty For God

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 10

Kornelius adalah seorang romawi yang tidak mengenal kebenaran Tuhan, namun ia dengan sungguh-sungguh mencari dan berbuat apa yang benar di hadapan Tuhan. Dan pada akhirnya Tuhan mengirimkan Petrus untuk melayaninya agar Kornelius serta seisi rumahnya dapat menerima keselamatan yang ada pada Yesus Kristus. Bukan hanya itu saja, mereka juga dipenuhi oleh Roh Kudus. Hal ini membuktikan bahwa mereka yang sungguh-sungguh mencari Tuhan, yang lapar dan haus akan Tuhan akan dipuaskan dan Tuhan akan membuka jalannya. Bagaimana dengan kita? Seberapa hausnyakah kita akan hadirat Tuhan? Seberapa laparnyakan kita akan Firman-Nya? Ataukah kehidupan kita sebagai murid Kristus hanya menjadi salah satu hal yang kita lakukan dan tidak ada gairah untuk sungguh-sungguh mencari Tuhan? Biarlah kita ambil waktu sejenak dan lihat kepada diri kita sendiri. Biarlah kita belajar dari Kornelius yang walaupun tidak diajari, walaupun tidak ada bimbingan, tetap haus dan lapar mencari Tuhan tanpa lelahnya. Biarlah kita benar-benar lapar dan haus akan Tuhan, hadirat-Nya dan kebenaran-Nya di dalam hidup kita.


English

Bible Reading: Acts 10

Cornelius is a Romans who does not know the way of the righteousness of God, but he kept on seeking with his whole heart and does what is right before the Lord. And in the end the Lord sent Peter to minister to him so that Cornelius and his whole household can receive salvation in Jesus Christ. More over, they were also filled with the Holy Spirit. This shows that they who earnestly seek the Lord, who are hungry and thirsty for God will be satisfied and the Lord will open the way. What about us? How thirsty are we for the presence of God? How hungry are we for the Word of God? Or is our lives as Christ's disciples just became another thing that we do and there are no more passion to earnestly seek the Lord? Let us take a bit of time to introspect ourselves. Let us learn from Cornelius who wasn't taught and had no guidance, still was thirsty and hungry in seeking the Lord without giving up hope. Let us really be hungry and thirsty for the Lord, for His presence and His righteousness in our lives.

Tuesday, February 25, 2014

Kelebihan Dalam Tuhan | Advantage In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 21

Kita melihat bahwa Ayub menantang kembali perkataan Zofar dan teman-temannya sebab ia melihat bahwa orang-orang fasik tetap hidup dan menjadi tua. Dengan kata lain, Ayub tidak melihat keadilan yang sesuai dengan apa yang ada dipikirannya. Seringkali kita juga berpikiran seperti Ayub. Mengapa orang yang tidak berjalan menurut kebenaran Tuhan justru sepertinya sangat sukses dan kita yang mengikuti Tuhan menderita? Tetapi yang ada di pikiran kita itu hanyalah asumsi manusia dan bukan apa yang ada di pikiran Tuhan. Memang bila dilihat secara mata manusia, mereka yang menipu uang, hidup dengan enak karena mereka kaya, tetapi apakah mereka memiliki harapan yang kekal dan mengalami kash yang kekal dari Tuhan? Apakah mereka memiliki sukacita yang berlimpah-limpah dari Tuhan? Apakah mereka juga hidup dengan menyerahkan kekhawatiran mereka kepada Tuhan? Jawabannya adalah tidak. Tidak ada dari mereka yang mengalami semuanya itu, kecuali anak-anak Tuhan yang berharap, bersandar dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Dan yang lebih lagi, kita tahu bahwa kita memiliki hidup yang kekal sedangkan mereka yang hidupnya jahat memiliki kematian kekal pada akhirnya. Tentunya tidak berarti bahwa semua anak-anak Tuhan akan menderita, tetapi masing-masing memiliki waktu dan bagiannya masing-masing. Kita lihat bahwa Abraham sangat sukses, Ishak juga sukses dan Yakubpun sukses walaupun harus mulai dari awal lagi. Tuhan akan menjaga kebutuhan kita dan kita tidak akan kekurangan, seringkali kita hanya iri kepada hal-hal yang orang lain miliki atau apa yang kita ingini melebihi apa yang kita butuhkan sehingga kita merasa kekurangan. Jadi, biarlah kita mulai ubah cara pandang dan cara pikir kita. Ketahuilah dengan pasti bahwa kita memiliki hal-hal yang orang fasik tidak miliki di dalam Tuhan dan biarlah kita tidak mencari apa yang fana, tetapi apa yang kekal dan bila berkenan di hadapan Tuhan, maka Ia akan memberikan apa yang menjadi kerinduan hati kita.


English

Bible Reading: Job 21

We can see that Job challenge the words of Zophar and his friends because he saw that the wicked still lives a long life. In other words, Job did not see justice that is according to what he had in mind. Many times we think the same as Job. Why do the people who do not walk in the righteousness of God seems to be more successful and us who follows the Lord suffer? But what is in our minds are only assumptions and not what is in the Lord's mind. If we look at the world through men's eyes, they who cheat do have money and rich, but do they have eternal hope and experience ultimate love from the Lord? Do they have the overflowing joy from the Lord? Do they also surrender their worries to the Lord? The answer is no. None of them experience any of the above, except for the children of God who hoped, relied and have faith in the Lord Jesus Christ. And more over, we know that we have eternal life while they who lives wickedly have eternal death in the end. Of course this does not mean that all children of God will suffer, but everyone has their own time and portion. We see that Abraham was very successful, Isaac too and Jacob as well even though he has to start from scratch. The Lord will take care of our needs and we would never lack, many times we are just jealous of what we do not have or we want more than what we need such that we feel that we are lacking. So, let us change our mindset and perspective. Know for sure that we have things that the wicked do not, in the Lord, and let us not seek for temporary things, but seek what is eternal and if it is pleasing to the Lord, then He will give our heart's desires.

Monday, February 24, 2014

Menabur & Menuai | Sowing & Reaping

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 20

Zofar berkata-kata soal kehidupan orang yang tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan, yakni mereka yang hidupnya penuh dengan kejahatan. Dan inti dari apa yang Zofar katakan adalah bahwa mereka yang hidupnya penuh dengan kejahatan, kesenangan mereka hanyalah sementara dan pada akhirnya mereka akan binasa. Apa yang Zofar katakan ini dapat bermula dari prinsip dan ajaran yang Firman Tuhan ajarkan bahwa apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai juga. Jadi, bila kita menabur lebih banyak dalam hal yang bertentangan dengan kebenaran dan yang jahat, maka kita juga akan menuainya pada akhirnya. Tetapi bila kita menabur kebenaran, kasih, dan segala yang baik menurut Firman Tuhan, maka kita akan menuai apa yang kekal dan baik. Tetapi kita juga harus ingat bahwa apa yang kita tabur, tidak dapat kita tuai dengan segera, oleh sebab itu Zofar katakan bahwa kesenangan orang fasik hanya sementara, sebab bila apa yang ditabur sudah matang, barulah kebinasaan akan mereka tuai. Begitu juga dengan kita yang menabur kebenaran Tuhan, kita perlu untuk sabar menunggu waktunya Tuhan untuk kita menuainya, tetapi janganlah sampai kita lalai menabur hanya karena kita belum melihat tuaian itu matang. Jadi, biarlah kita terus menabur kebenaran Tuhan dan hal-hal yang sesuai dengan Firman Tuhan, sehingga kita dapat menuai apa yang berkenan di hadapan Tuhan dan bukan kebinasaan yang kita tuai.


English

Bible Reading: Job 20

Zophar talks about the lives of those who lives wickedly and not according to the righteousness of God. And the essence of the message is that they who lives wickedly, their joy will only be temporary and in the end they will perish. What Zophar said may sprout from the same principle and teaching of the Word of God, where we are taught that what we sow is what we reap. SO, if we sow more on the things that is against the righteousness of God and what is wicked, then we will also reap the same in the end. But if we sow righteousness, love and all that is good according to the Word of God, then we will reap what is eternal and good. But we need to remember that what we sow cannot be immediately reaped, that is why Zophar said that their joy will be for a moment, because if what is sown has ripen, then they will reap their end. The same is expected when we sow righteousness of God, we need to wait patiently for the time of God for us to reap, but do not be lazy to sow just because we have not seen the harvest ripen. So, let us keep on sowing righteousness of God and things that are in accordance to the Word of God, so that we may reap what is pleasing to the Lord and not eternal death.

Sunday, February 23, 2014

Tuhan Tidak Berubah | God Remains The Same

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 19

Ayub banyak mengeluarkan kesusahan yang ada di hatinya. Ia mengeluarkan kepedihan hatinya dan kekesalan hatinya. Sama seperti bila kita sedang merana, kesal, atau marah, kita juga dapat mengeluarkan semuanya itu. Tetapi jangan sampai kita mengutuki orang atau Tuhan. Kita perlu mengeluarkan segala kekesalan dan kepedihan dan menyerahkannya kepada Tuhan daripada disimpan di dalam hati dan yang akhirnya menjadi akar kepahitan. Dan Ayub melakukan satu hal lagi, walaupun keadaannya terpuruk dan hatinya kesal, ia tetap percaya kepada Tuhan. Walaupun ia sepertinya berkata bahwa Tuhan yang menyebabkan kesusahannya, ia tetap berharap kepada Tuhan untuk melepaskannya. Sedangkan, sebagai manusia, sudah wajar dan sangat umum bagi kita untuk meninggalkan Tuhan di saat-saat seperti ini, atau bahkan menyalahkan Tuhan, memaki serta mungkin mengutuki Tuhan karena apa yang kita alami. Inilah yang dapat kita pelajari dari Ayub. Kita dapat tetap mengeluarkan segala keluh kesah kita, tetapi semua itu tidak merubah karakter dan kepribadian Tuhan. Tuhan adalah tetap Allah yang adil, yang setia dan yang benar dan hanya kepada Tuhanlah kita dapat berharap. Jadi, biarlah kita tidak menjauh dari Tuhan, sebab dalam situasi apapun, Tuhan tetap sama dan tidak berubah. Oleh karena itu kita dapat terus berharap dan menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Job 19

Job let out many things that is troubling his heart, he let out his pain and anger in his heart. It is the same with us when we are in suffering, frustration or anger, we can also let them out. But do not curse others or God. We need to let these frustrations and hurts out and surrender them to the Lord rather than keeing it deep inside our hearts where it will become the root of bitterness. And Job did one more thing, in spite of his dire situation and angry heart, he still believed in the Lord. Even though it seems as if he is saying that the Lord is the one who causes his suffering, he still hoped in the Lord to deliver him. While, as human, it is common for us to leave God in these situations, or even blaming God, blaspheming and cursing God because of what we go through. THis is what we can learn from Job. We can still let all our hurts, and hearts out, but all of that does not change the character of God. The Lord still stays the same, He is a just God, faithful and righteous and we can only hope in the Lord. So, let us not draw away from God, because in any situation, the Lord remains the same and does not change. Therefore, let us keep on having hope and believe in the Lord Jesus Christ.

Saturday, February 22, 2014

Jangan Menghakimi & Menuduh | Do Not Judge & Condemn

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 17-18

Ayub sudah putus asa dan menyerah akan apa yang terjadi terhadapnya, sehingga apa yang ia katakan itu sepertinya ia sudah tinggal menunggu mati saja. Tetapi sayangnya teman-temannya Ayub tetap bersikeras mengatakan hal yang sama. Kali ni Bildad mengatakan hal yang sama dengan apa yang sudah dikatakan oleh teman-teman lainnya berulang kali. Bildad berkata bahwa orang yang hidupnya tidak benar pasti binasa dan itu tetap ditujukan kepada Ayub. Dari sini kita melihat bahwa teman-teman Ayub menghakiminya dan terus menuduhnya. Teman-teman seperti ini perlu untuk kita jauhi, sebab mereka tidak memberi nasihat yang membangun kita dalam hal yang dapat kita ubah dengan kasih. Melainkan mereka hanya dapat menghakimi dan menuduh kita akan kesalahan-kesalahan yang secara tidak langsung menganggap bahwa diri mereka benar dan lebih baik dari kita. Bila kita bayangkan diri kita berada di dalam posisi Ayub, bukankah kita memerlukan teman-teman yang membangun, yang tidak menghakimi dan yang tidak menganggap kita jauh lebih buruk dan tidak benar di banding mereka? Dan begitu jugalah kita perlu untuk menjadi teman yang tidak menghakimi, yang tidak menganggap diri kita jauh lebih benar di banding mereka. Sebab dengan kita menganggap diri kita benar, maka apa yang kita katakan akan menganggap rendah orang lain, akan menghakimi daripada menegur dengan kasih dan kita akan menjadi sombong. Maka dari itu, biarlah kita belajar agar tidak seperti teman-teman Ayub, tetapi juga janganlah dengarkan teman-teman yang seperti Bildad, agar kita tidak terus merasa putus asa karena tidak mendapat dukungan yang membangun.


English

Bible Reading: Job 17-18

Job was at the end of his line and he gave up on what he was facing such that what he said is basically he is just waiting for death. Unfortunately his friends still said the same thing. This time Bildad said the same thing that has been said many times by the others. Bildad said that the wicked shall be punished and this is pointed at Job. Here we can see that Job's friends kept on judging and condemning him. We need to get away from these kinds of friends, because they do not give encouraging advice in things that we can change, with love. Instead they only judge and condemn us of the things we may have done wrong and in a way they think that they are better and more righteous than us. If we imagine ourselves in Job's shoes, wouldn't we want friends who encourages us, who does not judge or condemn, and who does not think of themselves higher and more righteous than us? And so we shoudl be that kind of friend, one who does not judge or condemn and one who does not think of ourselves better or more righteous than others. Because by thinking that we are more righteous, then what we say would undermine others and will be more judging rather than rebuking with love and we will become boastful. Therefore, let us learn not to be like Job's friends, but also do not listen to friends who are like Bildad, so that we would not keep on feeling down and felt like giving up because we do not get encouraging support.

Friday, February 21, 2014

Hanya Tuhan Saja | Only The Lord

Indo

Pembacaan ALkitab: Ayub 16

Dapat dikatakan bahwa Ayub sudah muak dengan segala perkataan yang teman-temannya katakan sebab tidak ada satupun yang membangun dan membantu dia dalam meredakan atau menyelesaikan apa yang sedang dihadapinya. Pada akhirnya yang dapat dipercaya dan yang diharapkan adalah Tuhan. Ayub berseru kepada Tuhan untuk turut camput, untuk  memutuskan perkara antara Allah dan manusia dan antara sesama manusia. Sebab manusia hanya dapat memberikan jawaban, bantuan dan hiburan yang terbatas, tetapi Tuhanlah yang empunya segalanya  dan yang dapat memberikan jawaban, harapan dan hiburan yang kekal dan selalu tepat. Jadi, baik kita yang membutuhkan ataupun yang memberikan hiburan, pada akhirnya kita tetap perlu bersandar kepada Tuhan, sebab yang dapat melepaskan kita, yang dapat mengubah manusia dan mengubah ratapan menjadi tarian adalah Tuhan. Jadi,  bila kita yang berada di posisi seperti Ayub, janganlah kita berharap kepada manusia, tetapi berharap kepada Tuhan. Bila kita yang memberikan hiburan dan nasihat, janganlah kita bersandar kepada pengertian manusia, tetapi biarlah kita meminta hikmat Tuhan dan selalu ingatkan teman kita untuk bersandar kepada Tuhan.


 English

Bible Reading: Job 16

It can be said that Job was sick of all the words of his friends because none of them are encouraging or helping him in letting go or overcome what he was facing. In the end the only one he can hope for is the LOrd. Job cried out to the Lord to intervene, between man and God and between men. Because men can only give a limited answer, help and comfort, but the Lord is the one who have everything and can give anwers, hope and comfort that is eternal and always right. So, whether we are the one who needs the comfort or giving them, in the end we need to rely on the Lord, for the only one who can deliver us, who can change men and change sorrow into dancing is the Lord. So, if we are in Job's position or similar, do not hope in men, but hope in the Lord. If we are the one who gives comfirt and advice, do no rely on our own understanding, but let us ask for the wisdom of God and always remind our friends to rely on God.

Thursday, February 20, 2014

Menghibur & Mendukung Orang | Comfort & Support Them

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 15

Elifas berkata bahwa mereka yang hidupnya tidak benar, mereka yang hidupnya jauh dari kebenaran Tuhan akan binasa, dan perkataan ini ditujukan kepada Ayub yang dianggapnya selalu membenarkan dirinya. Dari percakapan antara Ayub dan teman-temannya dari awal, terlihat bahwa mereka tidak ada yang benar-benar menghibur atau mendukung Ayub dalam kesusahannya. Justru mereka malahan langsung mencari kesalahan Ayub dan menuduhnya ini dah itu sehingga Ayub bukannya terhibur dan dapat berpikir dengan tenang, ia malah berasa diserang. Bila kita menghadapi situasi seperti ini, yakni ada teman kita yang sedang dalam kesulitan, janganlah kita langsung menuduh atau mencari-cari kesalahannya. Mulailah dengan memberi dukungan, hiburan dan menenangkannya lebih dahulu. Baru kemudian di ajak bercerita akan apa yang terjadi, mendengarkan keluh kesah dan apa yang dialaminya. Baru kemudian dengan pimpinan Roh Kudus, dan hikmat, kita menasihati, memberi masukan, memberi teguran bila perlu. Dengan begitu orang yang sedang dalam kesulitan pun tidak akan merasa diserang, tetapi didukung dan dan ia tahu bahwa kita mengatakan apa yang kita katakan untuk kebaikannya. Jadi, biarlah kita selalu bertindak dengan hikmat dalam memberi dukungan, memberi hiburan kepada teman-teman kita yang membutuhkannya dan jangan kita menghakimi atau menuduh.


English

Bible Reading: Job 15

Eliphaz said that they who lives a folly lives, they who are far from the righteousness of God will perished and this was said towards Job whom he thought was always defending and self-righteous. From the conversations of Job and his friends since the beginning, it can be seen that none of them really comforted or supported Job in his difficult times. What they did was actually searched for what Job did wrong and accuses him of this and that such that Job did not felt comforted and calmed down but he felt attacked. If we face this kind of situations, that when a friend is in a difficult time, do not straight away blame oor accuse of things. Start by giving support, comfirt and calm them first. Then start asking them to tell their stories, what happened, listen to them. Then, being led by the Holy Spirit and with wisdom, we can start giving advice, inputs, rebuke if needed. That way our friends would not feel attacked, but feel supported because they know that what we said were for their own good. So, let us always act with wisdom in giving support and comfort to our friends who need them, and do not judge or accuse them.

Wednesday, February 19, 2014

Yesus, Harapan Kita | Jesus, Our Hope

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 14

Ayub meneruskan seruan hatinya di dalam pasal ini dan dalam pasal ini kita dapat melihat bahwa memang manusia itu tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Apa yang Ayub katakan ada benarnya. Yakni, siapakah yang dapat mentahirkan yang najis, dan bila Tuhan telah menetapkan segalanya, siapakah yang dapat membantah? Semua ini menunjukkan kelemahan manusia, bagaimana manusia tidak sanggup untuk hidup dengan kekuatan sendiri. Oleh karena itu Ayub juga berkata bahwa ia berharap kepada Tuhan, bahwa Tuhan menjaga, bahwa Tuhan memperhatikan, bahwa Tuhan akan rindu kepada buatan tangan-Nya dan akan melepaskannya. Sekali lagi, pada saat itu belum ada Yesus yang mati untuk menghapus dosa dan membenarkan kita di hadapan Tuhan. Tetapi sekarang kita tahu bahwa memang dengan kekuatan manusia, kita tidak akan sanggup. Oleh sebab itulah Tuhan Yesus mati, bangkit, diangkat dan mengirimkan Roh Kudus kepada kita semua. Agar melalui darah-Nya kita bersih, tahir dari dosa dan dibenarkan kembali di hadapan Tuhan. Melalui kebangkitannya kita menang atas dosa. Dan melalui Roh Kudus-Nya kita mendapatkan kekuatan tiap hari bila kita bersandar kepada-Nya. Jadi, apa yang Ayub katakan ini adalah peringatan bagi kita bahwa kita tidak dapat berjalan sendirian, tetapi kita perlu untuk berjalan bersama Tuhan. Hal ini juga mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus yang menguduskan kita dan Roh Kudus yang memimpin kita, jadi asalkan kita tinggal di dalam-Nya dan Ia di dalam kita, serta dipimpin oleh Roh Kudus, maka dengan iman kita dapat berkata bahwa kita benar di hadapan Tuhan. Jadi, janganlah kita mau ditipu iblis dengan menuduh bahwa kita tidak layak sehingga kita tidak berani menghadap Tuhan, tetapi juga janganlah menganggp enteng anug'rah yang Tuhan berikan sehingga kita bermain-main dengan dosa. Hiduplah taat dan setia kepada Tuhan, sebab hanya Ia yang dapat membersihkan, menguduskan dan membenarkan kita.


English

Bible Reading: Job 14

Job kept on pouring out his heart in this chapter and we can see that human is nothing before God. What Job said is true. That is, who is able to make somehting clean from something that is unclean, and if the Lord has set everything, who can go against Him? All of this shows the weaknesses of human, how human cannot bear to live with their own strength. That is why Job also said that he put his hope in God, that the Lord protects, the Lord cares and the Lord desires His creations and will deliver. Once again, at that time Jesus has not died to wash our sins and to make us righteous before God. But now we know that with just the strength of human, we are not able. That is why the Lord Jesus died, rose again, ascended and sent His Holy Spirit to us all. So that through His blood we are cleanse from sins and be made righteous before God. Through His resurrection we have won against sins. And through His Holy Spirit we receive strengths every day if we rely on Him. So, what Job said is a reminder for us that we cannot walk alone, but we need to walk with God. This also reminds us that the Lord Jesus is the one who sanctifies us and Holy Spirit leads us, so as long as we live in Him and He in us, as well as being led by the Holy Spirit, then we can say by faiht that we are righteous before God. So, do not be deceived by the devil who condemns us that we are not worthy such that we dare not come to God, but also do not take the grace of God lightly and for granted such that we keep on playing around with sins. Live obediently and faithfully to Gpd, for He is the only one who can sanctify and make us righteous.

Tuesday, February 18, 2014

Mengasihi Seperti Kristus | Loving Others Like Christ

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 9

Terkadang kita suka takut atau juga berpikiran negatif atau tidak percaya ketika ada seseorang yang awalnya sangat menentang Tuhan Yesus menjadi orang percaya dan mau didoakan dan dilayani agar dapat melayani Tuhan. Hal yang sama terjadi terhadap Saulus, banyak yang tidak percaya bahwa ia sudah berubah dan menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Tetapi Barnabas dengan langsung menerima Saulus sebab ia tahu bahwa Tuhan telah mengubah hatinya dan Saulus telah mengalami Tuhan secara pribadi. Begitu jugalah kita perlu menerima siapapun yang mau datang kepada Tuhan Yesus. Baik orang itu terlihat gahar, penuh dengan tato dan anting-anting seperti orang geng, atau memang kehidupan lamanya jahat atau apapun juga. Kita perlu untuk tetap waspada dan bertindak bijak, tetapi kita lebih perlu lagi untuk menunjukkan kasih Tuhan terhadap mereka, sebab mereka justru memerlukan bimbingan, dukungan dan didikan agar mereka dapat memulai kehidupan yang baru tanpa ada yang menghakimi. Sebagai manusia, sangat mudah untuk kita menghakimi, tetapi justru itulah mengapa kita perlu untuk selalu penuh dengan kasih Tuhan agar kita dapat belajar mengasihi siapapun juga, sehingga kita makin hari makin dilatih menjadi seperti Tuhan Yesus Kristus. Jadi, janganlah kita menghakimi orang atau membatasi kasih kita, tetapi biarlah kita seperti Kristus yang mengasihi seluruh umat manusia dan seperti Barnabas yang memberi kesempatan untuk orang bertobat dan berubah tanpa dihakimi.


English

Bible Reading: Acts 9

Sometimes we are afraid or have negative thoughts or do not believe it when someone who were against the Lord Jesus became a believer and wanted to be prayed and served so that s/he can serve the Lord. The same thing happened to Saul, many did not believed that he has changed and has believed in the Lord Jesus. But Barnabas immediately received Saul because he knows the Lord has changed his heart and that Saul has experienced the Lord personally. That is how we should also received anyone who wants to come to the Lord Jesus. That person may look rough, full of tattoes and piercings like a gang member, or that their old lives were wicked or anything at all. We need to be alert and act wisely, but more than than, we need to show the love of the Lord towards them, because they need support, guidance and discipline so that they can start a new life without judgment. As human, it is easy for us to judge, but that is why we need to always be filled with the lord of the Lord so that we would learn to love anyone, such that we would be more and more like the Lord Jesus Christ everyday. So, do not judge others or limit our love, but let us be like Christ who loves all mankind and be like Barnabas who gave chances for people to repent and be changed without being judged.

Monday, February 17, 2014

Tetap Berharap Kepada Tuhan | Keep On Putting Hope In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 13

BIla kita pernah mengalami saat di mana sepertinya Tuhan diam, dan sepertinya Tuhan tidak hadir dalam hidup kita dan segalanya kacau balau, maka kita akan mengerti keadaan hati Ayub pada saat ini. Sebab ia masih tidak mengerti salah apa yang telah ia lakukan sehingga Tuhan sembunyi daripadanya, sehingga hal-hal in terjadi. Oleh karena itu Ayub berseru kepada Tuhan, ia tetap berharap bahwa Tuhan akan menjawabnya dan melepaskannya dari semua ini. Pada saat itu Ayub tidak tahu bahwa Tuhan akan melepaskannya, bahwa Tuhan sebenarnya percaya akan kesetiaan Ayub dan kita tahu akan hal-hal ni karena kesaksian hidup Ayub ditulis untuk kita pelajari. Jadi, bila kita ada saat-saat seperti Ayub, yang sepertinya Tuhan tidak hadir, jauh, atau juga tidak menjawab, ingatlah bahwa sebenarnya mata Tuhan selalu melihat kepada kita. Kita hanya perlu tetap bertahan dalam iman dan pengharapan bahwa Tuhan akan melepaskan kita. Tetapi juga tetap rendah hati untuk membiarkan Tuhan merubah apa yang masih tidak berkenan di hadapan Tuhan, sebab di mata manusia, kita mungkin sudah baik, tetapi di mata Tuhan, semuanya itu berbeda. Jadi, tetaplah beriman dan berharap kepada Tuhan, walaupun sepertinya Tuhan tidak ada. Justru itulah yang disebut iman, yakni pengharapan akan apa yang belum terlihat dan belum terjadi. Percayalah bahwa Tuhan selalu ada di sisi kita dan tidak akan pernah terlambat menolong dan melepaskan kita.


English

Bible Reading: Job 13

If we have experienced a time where it seems that the Lord is quiet, and it seems that the Lord is not present at all in our lives and where everything is just out of place, then we will understand Job's heart condition at that time. Because he still did not understand what wrong he had done such that the Lord has hid His face from him, such that bad things happened. That is why Job cried out to the Lord, he still have hope that the Lord will answer and deliver him. At that time Job did not know that the Lord will deliver him, that the Lord actually believed in Job's faithfulness and we know all these because the testimony of Job has been written for us to learn from. So, if we do face times as Job did, where it seems that the Lord is not present, far away, or not answering, remember that the Lord's eyes is always upon us. We just need to keep on holding on to that hope and faith that the Lord will deliver us. But also keep being humble and let the Lord change the things that are still displeasing to the LOrd, because in the eyes of men, we might be good, but in the eyes of the Lord everything is different. So, keep on having faith and hope in the Lord though it seems as if He is not present. In fact, that is faith, having hope on things that has not yet seen or happened. Believed that the Lord is always besides us and He will never be late to help and deliver us.

Sunday, February 16, 2014

Jadilah Saksi | Be A Witness

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 11-12

Dalam pembicaraan antara Zofar dan Ayub, kita dapat melihat bahwa Zofar mencoba untuk menegur Ayub. Tetapi Ayub berkata kepadanya bahwa Ayub juga tahu apa yang dikatakan oleh Zofar, ia bahkan tahu lebih banyak dari Zofar akan kekuasaan Tuhan. Hal ini juga karena Zofar berkata bahwa Ayub seharusnya lebih sengsara dari sekarang, sebab Tuhan belum menghitung segala kejahatannya. Ayub kemudian menjawab bahwa Zofar dapat berkata-kata seperti itu karena ia belum berada di posisi Ayub, ia belum pernah mengalami apa yang dialami Ayub sehingga apa yang ia katakan tidak benar-benar mengena dan tidak tepat. Inilah mengapa Tuhan Yesus Kristus berkata agar kita bersaksi ke seluruh dunia dan menjadikan bangsa-bangsa murid-Nya ketika Ia diangkat ke Surga. Sebab bila hanya teori, hanya teologi, maka semua itu hanyalah perkataan, dan tidak ada bukti yang kuat yang mendukungnya. Tetapi bila kita bersaksi, kita berkata-kata dari pengalaman kita sendiri. Baik itu dalam membangun iman seseorang, dalam menegur, dalam mengajar, mendidik ataupun menginjil dan memberitakan tentang Yesus. Sebab bagi manusia, tidak ada yang lebih mengena di hati atau di pikiran seseorang selain dari pengalaman pribadi. Maka dari itu, apa yang kita lewati dalam hidup, apapun yang kita lalui dan alami, itu semua dapat menjadi kemuliaan bagi Tuhan, sebab kita dapat bersaksi akan kuasa Tuhan ketika kita mengalami semuanya itu, dan itu yang akan membuat orang-orang terbuka akan Yesus, sebab ada bukti nyata. Jadi, biarlah kita mulai bersaksi daripada hanya membagikan teori. Biarlah kita mulai lebih banyak rindu untuk mengalami Tuhan dalam segala aspek, agar kita dapat juga bersaksi kepada orang-orang. Dan ketika kita mengalami keadaan yang sulit, tantangan, cobaan dan sebagainya, biarlah kita bersyukur, sebab apa yang kita lalui akan dapat menjadi berkat bagi orang lain dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Tetapi kita juga perlu untuk terus memberi makan hidup kita dengan Firman Tuhan dan pengajaran-pengajaran Firman Tuhan agar kita dapat mengalaminya dan kemudian bersaksi.


English

Bible Reading: Job 11-12

In the conversation between Zophar and Job, we can see that Zophar tried to rebuke Job. But Job saidt o him that Job knows what he said, he even knows more than Zophar about the power of God. This is also because Zophar said that Job should be worse than he is, because the Lord has not count all of his wrongdoings. Job then answered that Zophar can say what he said because he has never been in Job's situation, he has not experienced what Job experienced, such that what he said did not touch the right place and was not accurate. This is why the Lord Jesus Christ sent us to be witness of God and make nations His disciples when He ascended to Heaven. Because if it is only theory, only theology, then all of them are just words, and there are no solid proof that supports it. But if we become a witness and testify, we are sharing based on ouf own experience. May it be when we are encouraging people, in rebuking, in teaching, disciplining or evangelising and sharing about Jesus. Because for human, there is nothing speaks mroe clearly than a personal experience. Therefore, what we go through in life, it can all be used for the glory of God, because we can testify of the power of God through it all instead of just sharing theory. Let us start to long more to experience God in all aspect, sot aht we may be able to testify to others. And when we experience difficult times, challenges, trials and so on, let us be grateful, because what we go through will be able to become a blessing for others and will bring glory to the Lord's name. But we also need to keep on feeding ourselves with the Word of God its teaching so that we may experience them and then testify.

Saturday, February 15, 2014

Perantara | Mediator

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 9-10

Bila kita baca keluh kesah Ayub dalam dua pasal ini, kita dapat melihat dilema yang dialami oleh Ayub. Di satu sisi, Ayub tahu bahwa Tuhan Maha Kuasa dan Ia yang kuat. Di sisi lain, Ayub, sebagai manusia biasa, berseru kepada Tuhan, tetapi ia tahu bahwa dirinya tidak ada apa-apa dan bagaimana seorang manusia biasa dapat berbincang-bincangvdengan Allah yang kuasa. Ayub tahu bahwa Tuhan yang membentuk dirinya, manusia, bahwa Allah yang pegang kuasa dan Ayub juga sadar bahwa tidak ada  Pengantara antara Allah dan manusia yang dapat memohon belas kasihan dan melenyapkan batasan antara Allah dan manusia yang membuat manusia merasa tidak sanggup untuk dapat benar di hadapan Allah karena Ia Allah dan kita hanyalah manusia. Pernahkah kita merasakan dilema yang seperti Ayub? Pernahkah kita merasa bahwa seberapa banyaknya kebaikan yang kita lakukan, tidak akan dapat benar-benar merasa bersih? Atau pernahkah kita merasa bahwa jarak antara Allah dan manusia terlalu jauh sehingga kita merasa bahwa tidak ada artinya kita berdoa atau berseru kepada Allah? Inilah yang dirasakan Ayub karena pada saat itu belum ada Yesus atau nabi-nabi-Nya yang menjadi perantara.  Tetapi sekarang kita memiliki Yesus,  Perantara antara manusia dan Allah, yakni Anak-Nya sendiri yang tunggal. Melalui Yesus, kita tidak perlu lagi takut karena jarak antara manusia dan Tuhan tidak lagi jauh, karena Yesus kita telah dibersihkan oleh darah-Nya, dan karena Yesus kita tahu bahwa Tuhan mendengarkan seruan kita dan menjawab. Jadi bila kita berada di dalam keadaan seperti Ayub yang memiliki dilema dalam iman kepada Tuhan, ingatlah bahwa kita memiliki Yesus yang sempurna dan yang telah mati dan bangkit bagi kita.

 

English

Bible Reading: Job 9-10

If we look at the outcry of Job, in these two chapters,  we can see that Job faces a dilemma. On one side, Job knows that the Lord is Almighty and strong. On another side, as human, Job cried out to the Lord but knows that he is nothing and how can a human can chat with a mighty God. Job knows that God is the one who created him, mankind,  that God is the one who hold lives and that there is no Mediator between the Lord and human, who can ask for mercy and get rid of the rift between God and human that makes human feels unable to be righteous before God, simply because He is God and we are just mere humans. Have we ever felt this dilemma that Job had? Have we ever felt that no matter how much good we do, we can never really feel clean? Or have we ever felt that the distance between the Lord and humans is just too vast that we felt that it is useless to pray or cry out to Him? This is what Job felt because at that time there were no Jesus or His prophets who mediates for them. But now we have Jesus, Mediator between human and God, His only begotten Son. Through Jesus we no longer need to be afraid because of the distance between God and human that He is no longer far away, that because of Jesus we are cleansed by His blood and that through Jesus, we know the Lord hears and answers us. So if we are in a situation like Job, who had a dilemma in his faith in God, remember that we have Jesus who is perfect and who died and rose again for us.

Friday, February 14, 2014

Simon Si Penyihir Atau Orang Etiopia? | Simon The Sorcerer Or The Ethiopian Man?

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 8

Bila kita lihat sikap dari Simon si penyihir dan orang Etiopia, kedua-duanya menjadi percaya dalam nama Tuhan Yesus, tetapi Simon si penyihir itu menginginkan kuasa Roh Kudus agar ia juga makin terkenal seperti para rasul karena mujizat yang dibuat para rasul. Sedangkan orang Etiopia ini mengusulkan sendiri untuk dibaptis ketika ia melihat ada kesempatan di baptis, sebab ia percaya dan ingin melakukan Firman Tuhan. Kita dapat memilih sikap seperti apa yang kita ambil dalam kehidupan kita sehari-hari. Apakah kita seperti Simon si penyihir yang ikut Tuhan karena kita melihat jadi hamba Tuhan dapat mendapatkan banyak pengikut dan menjadi tenar? Ataukah kita seperti orang Etiopia yang ingin melakukan Firman Tuhan dan mengambil kesempatan yang ada untuk melakukan Firman Tuhan, hanya karena ia percaya kepada Tuhan? Pilihan ada di tangan kita, dan biarlah kita tidak mencari ketenaran, tetapi carilah kebenaran Tuhan.


English

Bible Reading: Acts 8

If we look at the attitude of Simon the sorcerer and the Ethiopian man, both believed in the name of the Lord Jesus, but Simon the sorcerer wanted the power of Holy Spirit so that he would become more famous like the apostles because of the miracles that apostles have done. While the Ethiopian man suggested himself to be baptised when he saw the opportunity to be baptised, because he believed and simply wanted to do the Word of God. We can choose what kind of attitude we have daily. Is it more like Simon the Sorcerer who followed God because we see that being a servant of God we can get a lot of followers and be famous? Or is it like the Ethiopian man who wanted to do the Word of God and took the opportunity that came up to do the Word of God, just becuase he believed in God? The choice is in our hands, and let us not seek fame, but seek the truth of God.

Thursday, February 13, 2014

Menjadi Teman Yang Membangun | Being A Friend Who Encourages

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 7-8

Melihat apa yang terjadi terhadap Ayub dan kemudian apa yang Ayub katakan, dua dari teman Ayub menegurnya dengan inti yang sama, yakni bahwa Tuhan tidak akan menghukum  yang benar dan tidak akan berbuat tidak adil. Dengan demikian dua teman Ayub ini secara tidak langsung berkata bahwa kesalahan ada pada Ayub, pasti dia ada berbuat sesuatu yang melanggar perintah Tuhan, yang tidak berkenan di mata Tuhan. Sayangnya, tidak ada dari teman Ayub yang benar-benar bertanya akan apa sebenarnya yang terjadi kepadanya dan keluarganya. Tidak ada yang benar-benar mendengarkan atau perduli akan hal apa yang dilakukan Ayub sebelum semua ini menimpanya. Melainkan, kedua temannya itu langsung menuduh bahwa Ayub pasti ada berbuat salah walaupun mereka tidak benar-benar tahu duduk perkaranya dan secara tidak langsung teman-teman Ayub menghakiminya. Sayangnya sifat teman-teman Ayub ini sangatlah normal di jaman sekarang ini. Bila ada teman kita yang sepertinya terimpa musibah, atau terlihat sepertinya tidak ada penjagaan Tuhan, biasanya kita pasti langsung menghakiminya di dalam hati dan pikiran kita bahwa dia pasti telah melakukan sesuatu yang salah di hadapan Tuhan. Mungkin kita langsung berpikir bahwa ia pasti kembali lagi ke kehidupan lamanya yang buruk. Bila kita berpikiran demikian, maka kita tidak beda dengan teman-teman Ayub yang tidak perduli akan Ayub, tetapi hanya dapat menunjukkan bahwa Ayub pasti ada salahnya. Biarlah kita belajar dari sini, agar kita tidak langsung menghakimi, tetapi biarlah kita benar-benar menjadi teman, yakni seseorang yang mendengarkan keluh kesah, mendengarkan ceritanya seluruhnya, yang memberi kata-kata hikmat dan membangun serta mendoakan dan membantunya sebisa kita. Sebab bila kita yang sedang dalam keadaan yang terpuruk seperti itu, kitapun memerlukan seseorang yang mau mendengarkan cerita kita, keluh kesah kita dan yang membangun iman serta harapan kita di hadapan Tuhan dan ditegur bila memang perlu ditegur, tetapi tidak dihakimi tanpa mengetahui duduk perkaranya. Jadi, biarlah kita menjadi teman yang membangun dan bukan menghakimi atua menjatuhkan.


English

Bible Reading: Job 7-8

Looking at what happened to Job and then what Job said, two of his friends rebuked him with the same message that the Lord would not punish the righteous and would not act unjustly. Indirectly Job's friends were saying that Job is at fault, that he must have done something that crosses the Lord and displeasing to the Lord. Unfortunately none of Job's friends really asked him what really happened to him and his family. None of them really listened or cared about what Job did before it all happened. Instead, two of his friends immediately blame Job that he must have done somethign wrong even though they didn't really know what happened and indirectly they are judging him. Unfortunately this attitude is not uncommon nowadays. If we hav ea friend who experiencing troubles, or seems that there is no protection of God, usually we would jump to conclusion and judge our friend in our minds and hearts that our friends must have done something wrong before God. Maybe we would think that s/he must have gone back to his/her old life. If we think that way, then we are no different than Job's friends who did not care about Job at all, but, who only pointed out that Job must have done something wrong. Let us learn from this, so that we would not jump to conclusion or judge, but let us be a true friend, someoe who would listen to the problem, the burden of the heart, listening to the whole story, who gives words of wisdom and encouragement, as well as praying and helping as much as we can. Because if we are in that situation, we too would need someone who would want to listent o our story, to our heart's cry and to build our faith and hope before God and be rebuked if have to, but not judged without knowing what really happened. So, let us be a friend who builds and not one who judges or discourages.

Wednesday, February 12, 2014

Memiliki Tujuan Dalam Hidup | Having A Purpose In Life

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 5-6

Terkadang ketika kita dalam keadaan yang sangat terpuruk, kita dapat merasakan apa yang Ayub rasakan. Ayub berkata bahwa lebih baik bila Tuhan sekalian mengambil nyawanya, sebab hidupnya sudah tidak ada artinya lagi dan kekuatannya sudah tidak kuat lagi. Dalam hal ini Ayub yang dikatakan orang yang saleh dan benar di hadapan Tuhan, juga dapat menyerah seperti ini. Tetapi ini dikarenakan Ayub tidak memiliki visi atau tujuan dalam hidupnya, sehingga ketika ia kehilangan segalanya, yakni anak-anaknya, istrinya, rumah, kekayaannya dan bahkan terkena penyakit, ia kehilangan arti hidup. Dan banyak dari kita yang juga seperti Ayub, tidak memiliki tujuan. Yang kita tahu adalah bahwa kita sayang dengan keluarga kita dan hidup bagi keluarga kita, atau hdup demi bisnis atau pekerjaan kita agar kita dapat hidup enak dan sebagainya. Bila kita seperti Ayub, di mana kita mungkin kehilangan apa yang kita kejar itu, yakni hal-hal yang tidak kekal, maka kita akan kehilangan tujuan hidup kita juga. Tetapi bila kita lihat akan ajaran Paulus, Paulus mengajarkan agar kita mengarah pada tujuan, agar kita tidak memukul angin, tetapi memiliki tujuan dalam hidup, yakni untuk memuliakan Allah. Maka bila kita juga memiliki tujuan yang sama, yakni dengan kehidupan kita, kita memuliakan Yesus, maka walaupun mungkin keluarga kita meninggalkan kita, kehilangan bisnis atau pekerjaan, atau sebagainya, kita tetap memiliki Tuhan, kita tetap dapat hidup bagi Tuhan dan tidak akan seperti Ayub yang berkata bahwa tidak ada lagi arti hidupnya. Jadi, biarlah kita hidup dengan memiliki tujuan, yakni untuk mengenal Tuhan Yesus Kristus dan menyenangkan-Nya, maka dalam situasi apapun, kita tetap ada arti hidup yang akan memberikan kekuatan bagi kita untuk menang atas apapun yang kita hadapi.


English

Bible Reading: Job 5-6

Sometimes when we are in a very low situation in our lives, we can feel what Job felt. Job said that it is better for God to take his life, because his life has no meaning anymore and his strength are no longer strong enough. In this matter, Job, who was said as a righteous man and faithful, still can give up like this. But this is because Job had no vision or purpose in his life, such that, when he lost everything, his kids, wife, house, wealth and even was struck by a sickness, he lost the meaning of his life. And many of us are like Job, we do not have a purpose. What we know is that we love our family and live for them, or live for our business or work so that we can live a comfortable life and so on. If we are like Job, where if we lose everything that we chase for, that is the uneternal things, then we will lose our purpose in life as well. But if look at the teaching of Paul, Paul teaches us to go towards a goal, so that we would not punch the wind, but to have a purpose in life, that is to glorify the LOrd. If we have the same purpose of glorifying Jesus with our lives, then even though we lost our faimily, business or work or other things, we still have God and we are still able to live for God and not like Job who said that he has no more meaning in his life. So, let us live with a purpose, to know the Lord Jesus Christ and to please Him, then in any situation we are in, we would still have a meaning in life and that will give us strength to overcome anything that we face.

Tuesday, February 11, 2014

Tuhan Tidak Berjanji Hidup Yang Mulus | God Did Not Promise A Smooth Sailing Life

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 4

Elifas, salah seorang teman Ayub berkata dan mengkhotbahi Ayub bahwa orang yang benar pasti hidupnya sukses dan tidak menderita sedangkan mereka yang berdosa pasti menderita. Tetapi bila kita baca sejarah orang israel dan juga pasal-pasal sebelumnya hal ini tidaklah benar secara keseluruhannya. Pada akhirnya, ya, yang hidupnya benar akan mendapati hidup kekal bersama Tuhan di mana tidak ada kesengsaraan, dan mereka yang hidupnya berdosa, pada akhir hidup mereka mereka mendapati kematian kekal di mana penuh dengan kesengsaraan. Tetapi dalam kehidupan di atas bumi, Tuhan tidak pernah berjanji akan kehidupan yang selalu mulus, tetapi Tuhan berjanji bahwa Ia akan beserta kita. Hal ini menunjukkan bahwa Elifas tahu sedikit akan kebenaran Tuhan, tetapi tidak secara keseluruhannya. Seringkali kita juga berpikir seperti Elifas, yakni bahwa bila kita percaya kepada Tuhan, maka kehidupan kita akan mulus, kita akan selalu diberkati secara kekayaan dan akan makmur. Hal ini tidaklah sepenuhnya benar, ya memang betul Tuhan akan memberkati kita, tetapi tidak selalu berupa uang atau kekayaan. Tuhan dapat memberkati kita dengan memberikan kita hidup yang cukup, atau kesehatan yang baik, damai, sukacita dan harapan di hati dan hidup. Sayangnya banyak yang menghubungkan berkat dengan kekayaan, sedangkan berkat Tuhan tidaklah terbatas seperti itu. Berkat Tuhan jauh melebihi kekayaan, berkat-Nya mencakupi seluruh kehidupan kita dan yang terpenting adalah harapan, kasih dan iman yang membuat kita kuat dan dapat melalui apapun yang kita hadapi bersama dengan Tuhan. Hubngan dengan Tuhanlah berkat yang sejati. Jadi, janganlah kita mau tertipu oleh iblis yang membuat kita buta dari kebenaran secara keseluruhannya. Ingatlah, Tuhan tidak pernah berjanji akan hidup yang selalu mulus, tetapi Ia berjanji bahwa Ia mendengarkan seruan kita, bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan kita. Peganglah akan harapan dan janji Tuhan itu.


English

Bible Reading: Job 4

Eliphas, one of Job's friends said and preached to Job that the righteous will always be successful and will not suffer, while they who sins will definitey suffer. But if we read the history of the Israelites and the previos chapters, we know that this is not entirely true. At the end of our lives, yes, those who lives righteously will receive eternal life with the Lord where there is no suffering, and those who sins, at the end of their lives they receive eternal death where there are sufferings. But about life on earth, God never promised a smooth sailing life, but the Lord promised that He will be with us. This shows that Eliphas knows a little about the truth of God but not in its entirety. Many times we think like Eliphas too, that if we believe in GOd, then our lives will be smoth sailing, that we will be blessed in riches and will be wealthy. This is not entirely true, yes God blesses us, but it does not always come in a form of money or wealth. THe Lord can bless us by giving us a sufficient life, or a good health, peace, joy and hope in our hearts and lives. Unfortunately there are many that connects blessings with riches, while the blessing of God is not so little and limited as that alone. The blessings of God goes beyond riches, His blessings covers our whole lives and the most important is hope, love and faith that makes us strong and able to go through anything with the Lord. Relationship with the Lord is the true blessing. So, do not be deceived by the devil who makes us blind from the entirety of the truth. Remember that the Lord never promised a smooth sailing life, but He promised that He will listen to our cries, that He will never leave us. Hold on to that hope and promises of God.

Monday, February 10, 2014

Tuhan, Bapa Kita | The Lord, Our Father

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 2-3

Sekali lagi iblis menantang Tuhan soal Ayub. Dan kali ini bukan hanya berkat jasmani, tetapi kesehatan dan tubuhnya diminta oleh iblis untuk dilepas Tuhan. Melalui hal ini kita dapat melihat bahwa iblis tidak pantang menyerah dan ia akan selalu menyerang kita sampai kita benar-benar habis dan akhirnya menghujat atau meninggalkan Tuhan. Tetapi satu hal yang Tuhan tetap pegang dan tidak biarkan iblis ganggu adalah nyawa kita. Sebab hidup datang dari Tuhan dan hanya Tuhan saja yang menentukan kapan akhir hidup seseorang. Jadi, walaupun iblis mungkin terus menyerang kita dari segala sisi, kita tahu dapat tetap bertahan karena kita tahu nyawa kita masih di tangan Tuhan. Kita tahu bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Banyak orang berkata bahwa jika kita melewati saat-saat seperti Ayub, maka itu seperti sedang ulangan di mana kita sendirian menghadap ulangan-ulangan itu, tetapi sebenarnya kita tidak sendirian, sebab Tuhan ada di samping kita, Tuhan tetap menujukan mata-Nya pada kita. Jadi, bukannya kita sedang menghadapi ulangan, tetapi hal ini lebih seperti seorang anak yang belajar berjalan menghampiri ayahnya, ketika anak itu jatuh, maka ayahnya akan memberikan semangat, dan membantunya berdiri lagi agar dapat kembali berjalan menghampiri ayahnya. Dan anak itu mungkin berasa tidak sanggup, sebab masih belajar berjalan, jadi masih melatih kekuatan kakinya, tetapi anak itu juga tahu bahwa jika ia sampai kepada ayahnya, ia akan aman dan tahu bahwa ayahnya tetap akan menolong bila diperlukan dan menanti di garis akhir untuk merangkulnya. Jadi, ubahlah sudut pandang kita, ketika kita menghadapi segala macam cobaan atau tantangan, janganlah fokus kepada masalah atau sakitnya, tetapi fokuslah kepada Tuhan yang tetap setia menunggu kita dan yang akan menolong kita bila kita perlu. Tuhanlah Bapa kita yang setia dan yang mengasihi kita.


English

Bible Reading: Job 2-3

Once more, the devil challenged God about Job. And this time it was not only the blessings, but his health and his body was asked of the devil. Through this we can see that the devil does not give up and he will keep on attacking us until we are really spent and finally give in to blaspheme God or leave God. But one thing that God still holds is our lives. Because life came from God and only God decides when is the end of one's life. So, even though the devil might keep on attacking us from all sides, we know and can hold on because we know that our lives are in the hands of the Lord. We know that the Lord does not leave us and will never leave us. Many people say that when we go through these times, it's like when we have exams where we will face them alone, but we are not alone, because God is with us, God is always fixed on us. So, it's not like when we have exams, but it's more like when a child is learning to walk towards his father, when the child falls, then the father will give encouragement and help the child to stand so the child can continue on walkign towards the father. And the child might feel unable because the child still is learning to walk and strengthening the legs, but this child also knows that when the child arrives at the father, the child is safe and knows that the father will help when needed and is waiting at the end of the line ready to embrace the child. So, change our mindset and perspective, when we face all kinds of temtpations and challenges, do not focus on the problem or the hurt, but focus on th Lord who is faithfully waiting for us and will help us when we needed it. The Lord is our Father who is faithful and loves us.

Sunday, February 9, 2014

Kepercayaan Tuhan Atas Kita | God's Faith In Us

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 1

Kita semua tahu akan cerita bagaimana Ayub dicobai oleh Iblis agar ia menghujat Allah. Tetapi biarlah kita lihat dari sisi lain pada hari ini. Bila kita perhatikan iblis mengatakan bahwa Tuhan yang memagari kehidupan Ayub, Tuhan yang memberkati segala milik Ayub, sehingga Ayub menjadi orang yang terkaya di sebelah timur. Melalui kejadian Ayub ini kita dapat melihat bahwa Tuhanlah yang pegang kendali dan Tuhanlah yang memegang kehidupan kita. Sebelumnya kita mungkin hanya sekedar tahu bahwa Tuhan mendengarkan seruan kita, tetapi ini dengan jelas iblis berkata bahwa Tuhan yang memagari dan memberkati, berarti tangan Tuhan selalu berada di atas Ayub dan yang menjaga kehidupan Ayub dari segala hal yang buruk. Begitu juga Tuhan memagari kehidupan kita dan memberkati kita. Walau demikian, iblis tidak senang dan ia akan mencoba untuk membuat kita jauh dari Tuhan dengan menantang Tuhan seperti ia menantang Tuhan soal Ayub. Tuhan berkata kepada iblis bahwa Ayub akan tetap setia kepada Tuhan walaupun semua itu tidak ada, sebab Tuhan mendukung Ayub dan memiliki kepercayaan bahwa Ayub akan tetap setia walaupun tidak ada berkat jasmani. Hal in imenunjukkan bahwa Tuhan benar-benar percaya kepada umat-Nya. Begitu juga dengan kita, Tuhan membiarkan iblis menggangu kehidupan kita, mencobai kita, bukan karena Tuhan jahat, atau karena Tuhan ingin menghukum kita, tetapi karena Tuhan percaya kepada kita, karena Tuhan yakin bahwa kita pasti akan tetap setia walaupun tidak ada berkat jasmani, walaupun segalanya sepertinya kacau balau. Sebab yang Tuhan inginkan adalah hubungan yang intim dengan Tuhan dan bukan karena berkat atau perlu saja. Ambillah sejenak untuk berpikir akan hal ini: bayangkan, Tuhan Pencipta seluruh alam semesta, menaruh kepercayaannya kepada kita bahwa kita akan tetap setia. Dapat dikatakan bila iblis dan Tuhan bertaruh, Tuhan selalu mendukung kita  untuk menang. Nah, bila Tuhan begitu mempercayai kita, apakah kita akan membuang kepercayaan-Nya kepada kita begitu saja dengan selalu menggerutu, mengaduh, tidak puas, selalu ingin lebih dan bahkan menyalahkan Tuhan bila kita tidak mendapatkan berkat jasmani atau ketika semuanya kacau balau? Bila memang begitu, maka hubungan kita dengan Tuhan bukanlah yang sesungguhnya, tetapi hanya karena kita mau berkat Tuhan saja dan dengan begitu kita telah membuat Tuhan malu dan kita telah mengkhianati kepercayaan Tuhan kepada kita. Jadi, biarlah kita mengerti bahwa ketika kita menghadapi masalah, atau cobaan dari iblis, Tuhan sebenarnya masih menjaga kita dan Ia bahkan menyorak-nyorakan kita agar kita tetap setia dan menang atas cobaan-cobaan itu. Melalui inilah kita tahu apakah hubungan kita dengan Tuhan hanya karena kita perlu berkat-Nya, atau memang kita mengasihi Tuhan.


English

Bible Reading: Job 1

We all know the story of hos Job was tested by the devil so that he would blaspheme God. But today, let ys look at it from a different perspective. If we notice, the devil said that the Lord is the one who put fences around Job and the Lord is the one who blesses Job such that he became the richest man in the East. Through the story of Job we can see that the Lord is the one who holds the control of life and He holds our lives. Before, maybe we know that the Lord hears our cries, but here the devil clearly say that the Lord put fences and blesses Job, meaning that the hand the of the Lord is always upon Job and He protects Job from all bad things. The Lord does the same thing to us, He put fences around us and blesses us. Even so, the devil is not happy and he will try to draw us away from the Lord by challenging the Lord just like he challenged God about Job. The Lord said that Job will always be faithul eventhough there are no physical blessings. This shows that the Lord really have faith in His peple. God does the same thing for us too, He let the devil tempt and test our lives, not because the Lord is evil or that He wants to punish us, but because the Lord have faith in us, because the Lord is sure that we will always be faithful even though there is no physical blessings, even though things seems like a shipwrecked. Because what the Lord wants is an intimate relationship and not because of blessings of just because we need something from Him. Take a while to think about this: imagine, the Lord Creator of the whole universe, has His faith on us that we will always be faithful. It  can be said that if the devil and the Lord put on a wager, the Lord will back us up to win. Now, if the Lord have so much faith in us, will we cross that faith so easily by always grumbling, complaining, not being content, always want more physical blessings and even blame God if we do not receive any blessings or when things just a mess? If so, then our relationship with God is not true, but it's just because we want His blessings alone and by doing so, it's liek we are slapping Him in the face and betraying His trust and faith in us. So, let s understand that when we face troubles, or temptation from the devil, the Lord is still with us protecting us and He is actually rooting for us to stay faithful and win over those temptations. Through this we will know whether our relationship with God is just because we want His blessings or because we love Him.

Saturday, February 8, 2014

Kenakan Kerendahan Hati | Put On Humility

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 7

Ketika Stefanus di tuduh dan disidang di hadapan Makamah Agama, Stefanus memberikan pembelaan terhadap dirinya yang berupa cerita dari awal Tuhan memanggil Abraham sampai kepada jaman di mana mereka tinggal. Stefanus memakai cerita itu untuk menegur semua orang yang ada di sana karena mereka keras hati dan tidak mau menerima Yesus dan juga Roh Kudus. Terlebih dari itu, apa yang Stefanus katakan membuat mereka menjadi panas hati dan tertusuk, sebab Stefanus berkata bahwa mereka sama seperti nenek moyang mereka yang keras hatinya yang juga menganiaya para nabi. Dengan begitu para Makamah Agama dapat beranggap bahwa Stefanus mengangap dirinya adalah nabi, yang lebih besar dari pada mereka, padahal mereka adalah Makamah Agama. Bila kita lihat dari sudut pandang ini, maka ego para Makamah Agama sebagai pemimpin dan posisi yang mereka banggakan itu ditantang oleh teguran Stefanus dan mereka langsung tertusuk hatinya dan melempari Stefanus dengan batu. Seringkali sebagai orang percaya yang sudah lama bergereja, sudah lama membaca dan bahkan mungkin tahu banyak akan Firman Tuhan, ada kecenderungan untuk kita menjadi seperti para Makamah Agama, yang tidak lagi melihat bahwa hubungan dengan Tuhan yang lebih penting, tetapi melihat bahwa ego kita dan apa yang kita banggakan, yakni posisi dalam gereja, ataupun pengetahuan kita akan Firman Tuhan itu jauh lebih penting. Sehingga bila ada yang menegur kita, atau ada yang berkata-kata akan kebenaran yang belum kita lakukan walaupun kita tahu akan kebenaran itu, maka ego kita terasa terserang dan kita dapat menjadi sakit hati. Yang perlu kita perhatikan adalah agar kita tidak menjadi sombong karena kita banyak tahu Firman Tuhan, atau karena kita telah lama bergereja, atau juga karena kita memiliki posisi dalam gereja. Tetapi biarlah kita terus rendah hati, terus mau di ajar, mau belajar, mau ditegur dan mau mendengarkan Firman Tuhan dari siapapun, baik dari pemimpin, dari jemaat ataupun mereka yang kita pimpin. Janganlah sampai ego dan kesombongan membuat kita buta dari kebenaran Tuhan seperti para Makamah Agama. Jadi, buanglah ego dan kesombongan dalam hal apapun, kenakanlah kerendahan hati seperti Yesus.


English

Bible Reading: Acts 7

When Stephen was falsely accused and was brought to the council for judgment, Stephen gave his address in a form of a short summary of the beginning of God's call to Abraham until that era where they are. Stepehn used this summary to rebuke the people there because they are stiff-nekced people and do not want to receive Jesus and the Holy Spirit. More over, what Stephen said made them furious and were cut to the heart, because Stephen said that they are the same as their ancestors, stiff-necked people who also persecute prophets of the Lord. Through this the council probably thought that Stephen consider himself as a prophet who is a greater man than them, while they are teh council. If we look at it from this point of view, then the ego of the council as leaders and their pride of their position are challenged by Stephen's words of rebuke and they were cut to the heart and stoned Stephen to death. Many times as believers who have been to church for a long time, who have read and maybe know a lot about the Word of God, there might be a tendency for us to be like the council who did not see the Lord as the first priority and utmost importance, but making our own ego and pride of maybe our position at church or knowledge of the Word of God, as far more important than the Lord Himself. Such that if there are people who rebukes us, or people who mentioned the truth that we have not done even though we know of that truth, then we feel that our ego and pride is being attacked and we may feel hurt and bitter. What we need to be careful of is not to be haughty and boastful just because we know a lot of the Word of God, or just because we have been going to church for many, many years, or just because we have a position at church. But let us be humble, willing to learn and be taught, willing to be rebuked and want to listen to the Word of God from anyone, may it be from leaders or congregation or those whom we lead. Do not let our ego and pride blinds us from the truth of God like it did for the council. So, throw away our ego and pride in anyt hing, and put on humility like Jesus did.

Friday, February 7, 2014

Allah Atas Kemustahilan | God Of The Impossible

Indo

Pembacaan Alkitab: Ester 9-10

Bila kita lihat cerita sejarah kitab Ester, maka kita melihat bagaimana Tuhan mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang baik bagi umat-Nya. Kita dapat melihat bagaimana orang-orang Israel tetap berada di dalam situasi yang buruk, namun ada hikmat dan kuasa Tuhan yang membuat mereka dapat membela diri mereka dan membalikkan keadaan sehingga bukan lagi mereka yang takut untuk dibunuh, melainkan orang-orang takut akan orang Israel. Inilah kuasa Tuhan yang nyata. Bila kita hidup bersandar kepada Tuhan, hidup dipimpin oleh Tuhan, maka dukacita diubahkan menjadi sukacita, apa yang terlihat buruk diubahkan menjadi sesuatu yang baik dan Tuhan yang akan membela kita ketika kita diserang. Memang semua itu tidak terjadi dalam sekejap, tetapi bila kita tetap memegang kepada harapan dan janji Tuhan dan setia sampai kita melihat hasilnya, maka semua yang dilewati tidaklah seberapa dibanding dengan hasil yang akan kita terima dari Tuhan nantinya. Jadi, biarlah kita ikut-sertakan Tuhan dalam hidup kita. Biarlah kita tetap berpegang kepada janji dan harapan yang dari Tuhan, sebab Ia yang sanggup membuat yang mustahil menjadi mungkin.


English

Bible Reading: Esther 9-10

If we look at the history of the book of Esther, we can see how the Lord changed what was bad into something that was good for His people. We can see how the Israelites still was in a bad circumstances, but there is wisdom and power of God to allow them to defend themselves and completely turn the situation around such that no longer they are afraid of getting killed, but the people are afraid of the Israelites. This is the real power of God. If we rely on God, led by God, then our sorrows will be turned into joy, what seems bad will be turned into somehting good and the Lord will defend us  when we are attacked. It's true that it won't happen in an instant, but if we kept on holding to that hope and promise of God and faithful until we see the result, then all that we go through are worth the results that we receive from God. So, let us involve God in our lives. Let us keep on holding on to that promise and hope from God, for He is able to make the impossible become possible.

Thursday, February 6, 2014

Kepenuhan Roh Kudus | Holy Spirit-Filled


Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 6

Ketika para rasul perlu untuk membagikan tugas untuk pelayanan meja, yakni pelayanan di jalan kepada orang-orang yang membutuhkan, mereka berkata agar dipilih orang-orang yang penuh Roh dan hikmat untuk melayani. Pada saat itu sudah ada banyak orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tetapi tidak semua orang hidup dengan kepenuhan Roh Kudus. Dan ini adalah situasi yang sama pada jaman sekarang ini. Ada banyak orang-orang percaya yang tidak hidup kepenuhan dan dipimpin oleh Roh Kudus. Sehingga dalam kehidupan mereka tidak ada kuasa Roh Kudus. Para rasul memilih orang yang kepenuhan Roh Kudus dan hikmat agar ketika mereka melayani, mereka melayani dengan kuasa dan hikmat Roh Kudus dan bukan kekuatan atau akal budi manusia.  Di tambah dengan iman, maka mujizat akan terjadi ketika kita melayani. Oleh karena itu, biarlah kita selalu meminta agar Tuhan memenuhi kita dengan Roh Kudusnya. Baik kita melayani atau tidak , biarlah kehidupan kita sehari-harinya penuh dengan Roh Kudus dan dipimpin agar kita hidup dengan kuasa Tuhan. Lebih lagi bila kita melayani Tuhan dan umat-Nya, kita memerlukan kuasa Roh Kudus dan hikmat-Nya, sebab sebagai manusia kita penuh dengan dosa dan kelemahan, tetapi dengan Roh Kudus, maka orang-orang akan melihat kuasa Tuhan dan kita sendiripun makin terbangun imannya karena Roh Kudus yang bekerja melalui kita walaupun kita banyak dosa dan kelemahan. Jadi, kejarlah kehidupan yang kepenuhan dengan Roh Kudus, sebab Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa Ia akan mengirimkan Roh Kudus kepada umat-Nya.


English

Bible Reading: Acts 6

When the apostles wanted to share the task of ministering in the daily needs, that is to serve them who are in needs on the streets, they said that they should choose someone who is full of the Holy Spirit and wisdom to serve. At that time there were a lot of people who believed in the Lord Jesus but not all are full with the Holy Spirit. And this is the same situation that we face in this era. There are a lot of believers who do not live a life full of the Holy Spirit and led by the Holy Spirit. Such that their lives has no power of the Holy Spirit. The apostles chose them who are full of the Holy Spirit and wisdom so that when they minister, they minister with the power and wisdom of Holy Spirit and not the power and minds of men. Then adding faith to that, miracles will happen when we minister. Therefore, let us always ask for the Lord to fill us with the Holy Spirit. Whether we are ministering or not, let our daily lives be filled with the Holy Spirit and be led by Him so that we live with the power of God. Moreover, if we ministering to God and His people, then we need the power of Holy Spirit and His wisdom, because as human we are full of sin and weaknesses, but with the Holy Sprit, people will see the power of God and our faith will also increase because we witness the Holy Spirit who works through us even though we are full of sins and weaknesses. So, chase after a Holy Spirit-filled life, because the Lord Jesus Himself said that He will send Holy Spirit to His people.

Wednesday, February 5, 2014

Kuasa Tuhan Menyertai Umat-Nya | The Power Of God Is Upon His People

Indo

Pembacaan Alkitab: Ester 7-8

Melalui kejadian dengan Haman ini, Tuhan bukan hanya menunjukkan kepada umat-Nya bahwa Ia menjaga mereka dan mendengar seruan mereka. Tetapi orang Israel menjadi ditakuti oleh orang banyak, walaupun mereka adalah orang buangan. BIla kita lihat, orang Israel yang adalah buangan dapat menjadi ratu, kemudian Mordekhai menyelamatkan raja dan ia dihormati di hadapan banyak orang. Lalu setelah Haman digantung, dan perintah diberikan atas titah raja agar orang Israel dapat membela nyawanya, banyak orang yang menjadi takut akan orang Israel. Dengan begitu, walaupun orang Israel adalah orang buangan, tetapi mereka tetap ditakuti dan dikenal oleh banyak orang. Lihatlah akan betapa luar biasanya Tuhan kita itu. Di dalam situasi yang burukpun, Ia menjaga dan bahkan meninggikan Israel. Oleh karena itu, bila kita mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka hidup kita ada di tangan Tuhan dan janji-Nya akan membuat kita menjadi kepala dan bukan ekor, bukanlah hanya janji palsu, tetapi segala perkataan-Nya adalah benar dan nyata. Maka dari itu, walaupun keadaan kita sepertinya terpuruk, janganlah kita putus asa, tetapi berserulah kepada Tuhan seperti Israel yang berpuasa dan berdoa selama tiga hari tiga malam. Bersandarlah kepada-Nya dan kuasa-Nya akan menyertai kita.


English

Bible Reading: Esther 7-8

Through the incident with Haman, the Lord did not only show His people that He takes care of them and heard their cries. But the Israelites were also feared by many, even though they were in exile. If we look at it, Israelites who were in exile dan become a queen, then Mordecai saved the king and he was honoured amongst the crowd. Then after Haman was hanged, a command was given by the king to allow Israelites to defend themselves from attacks and many people feared the Israelites. That way, even though Israelites are in exile, they were still feared and known by many people. Look at how amazing our God is. Even in bad situations, He takes care and even lift Israel up amongst others. Therefore, if we earnestly follow the Lord, then our lives are in His hands and His promises to makes us heads and not tails are not just empty promises, but all His Words are true and real. Thus, even though our situations may seem at the lowest, do not give up, but cried out to the Lord like the Israelites who fasted and prayed for three days three nights. Rely on the Lord and His power will be upon us.

Tuesday, February 4, 2014

Pekerjaan Tangan Tuhan | The Work Of The Hands Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Ester 5-6

Bila kita lihat cerita sejarah antara Mordekai, Ester, Haman dan raja Ahasyweros, maka kita melihat pekerjaan tangan Tuhan ada bersama-sama dengan umat-Nya. Yang pertama, ratu Ester mendapat karunia ketika menghadap kepada raja tanpa dipanggil oleh raja, bahkan raja rela memberikan setengah dari kerejaannya kepada Ester karena ia mengasihi Ester. Kemudian, ketika Haman bersiasat untuk menggantung Mordekai, Tuhan membuat raja gelisah, tidak bisa tidur sehingga ia memeriksa pencatatan sejarah dan membaca akan apa yang Mordekai telah lakukan bagi raja. Sehingga apa yang Haman rencanakan bagi Mordekai tidak terjadi, malahan Mordekai ditinggikan dan dihormati. Dan ini hanyalah awal dari nyatanya pekerjaan tangan Tuhan. Ini semua dikarenakan umat-Nya yang bersungguh-sungguh berseru kepada Tuhan dan berdoa dan berpuasa kepada Tuhan. Inilah cara Tuhan menjaga kita, ini adalah bukti-bukti dan kesaksian-kesaksian akan bagaimana tangan Tuhan menoong umat-Nya. Begitu juga Tuhan pasti menjaga dan menolong kita, asalkan kita hidup taat dan setia kepada Tuhan. Dan bila kita dengan sungguh-sungguh berdoa dan berpuasa, maka kita menekan keinginan dan kesenangan tubuh kita dan memakai seluruh kehidupan kita untuk fokus kepada Tuhan dan bila kita berseru kepada Tuhan, Ia pasti mendengar dan menjawabnya. Jadi, biarlah kita percaya bahwa Tuhan pasti menolong dan tangan-Nya yang kuat ada beserta kita, umat-Nya. Oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir, tetapi kita dapat tetap beriman kepada-Nya.


English

Bible Reading: Esther 5-6

If we look at the history between Mordecai, Esther, Haman and king Ahasuerus, then we can see the work of the hands of God upon His people. Firstly, queen Esther was granted grace when she came to the king without being called by the king, morover, the king was willing to give half of his kingdom to her for he loved her. Then, when Haman was planning to hang Mordecai, the Lord made the king troubled and could not sleep that he checked the book of records of the chronicles and found what Mordecia did for the king. Such that the plan that Haman had for Mordecai did not happen, instead Mordecia was lifted up and honoured. This was only the beginning of the work of the hands of the Lord. And this is all because of His people who earnestly cried unto the Lord and prayed and fasted to the Lord, This is how the Lord takes care of us, this is proof and testimonies of how the hands of the Lord helped His people. The Lord also helps us and takes care of us as He did for Israel, as long as we live in obedience and faithfulness to the Lord. And if we earnestly pray and fast, then we wil suppress our fleshly desires and pleasures and use all of our lives to focus on the Lord, and if we cried out to the Lord, He will surely hears and answers us. So, let us believe that the Lord will help and His strong hands are with us. THerefore, we do not need to worry, but we can have faith to the Lord.

Monday, February 3, 2014

Semua Ada Maksudnya | All Has A Purpose

Indo

Pembacaan Alkitab: Ester 3-4

Kita semua tahu akan sejarah tentang Ester, Mordekai dan Haman, di mana Haman mencoba memusnahkan seluruh bangsa Israel dan Mordekai serta Ester mencoba memberhentikannya. Walaupun pada awalnya ketika Mordekai meminta Ester menghadap raja, Ester menjawab bahwa bila menghadap raja tanpa dipanggil, amak hukumannya adalah hukuman mati, tetapi Mordekai menjawab Ester dengan berkata bahwa posisi di mana ia berada sekarang ini bukanlah kebetulan tetapi justru diperlukan untuk saat-saat seperti ini. Dengan kata lain, Mordekai berkata bahwa Ester tidak menjadi ratu hanya untuk dirinya sendiri, tetapi ada rencana Tuhan di balik semuanya itu. Begitu juga dengan kita, di manapun kita berada, di perusahaan apapun kita bekerja, lingkungan di manapun kita tinggal, itu semuanya ada dalam rencana Tuhan dan Tuhan memiliki maksud untuk kita ada di sana. Jadi, biarlah kita terus hidup berserah kepada Tuhan dan dekat kepada-Nya, agar kita mencari apa bagian kita di dalam tempat kerja kita, di tengah-tengah lingkungan kita, di gereja yang kita datangi dan sebagainya. Apapun rencana Tuhan, ada satu hal yang tetap dapat kita lakukan, yakni bersaksi bagi nama Tuhan, untuk memberitakan kasih Tuhan dan kesaksian hidup kita agar orang-orang mau percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Jadi, janganlah anggap bahwa pekerjaan kita atau di mana kita tinggal itu semua hanya kebetulan, tetapi semua itu ada maksudnya dan kita perlu mencari tahu dan memenuhi maksud Tuhan.


English

Bible Reading: Esther 3-4

We all know the history of Esther, Mordechai and Haman, where Haman tried to kill all Israelites and Mordechai along with Esther tried to stop him. Even though in the beginning whwen Mordechai asked Esther to see the king, Esther answered that if no one is called to see the king and came to see him, the punishment is death, but Mordechai said to Esther that her position is not a coincidence but it is for this situation. In other words, Mordechai was saying that Esther became queen not for her own benefit only, but there is a plan of God behind it. It is also the same with us, whereever we are, in whatever company we work for, in whatever neighbourhood we live in, all is in the plan of God and God has a purpose for us there. So, let us keep on surrendering to God and be close to Him, so that we would seek what is our part in our workplaces, in the midst of our suroundings, in the church we go to and many more. Whatever God plan is, there is one thing that we can always do, to testify for the name of the Lord, to share the love of God and our life testimonies so that people would want to believe in the Lord Jesus Christ. So, do not think that our work or where we live are just coincidence, but everything has a purpose and we need to find out that purpose and fulfil the purpose of God.

Sunday, February 2, 2014

Jangan Kompromi | Do Not Compromise

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 5

Ketika para rasul di tangkap dan disidang lagi oleh para imam dan orang Farisi, mereka kembali di ancam dan ditekan untukl tidak memberitakan tentang Yesus. Kali ni pun Tuhan membela umat-Nya sebab para rasul juga tetap setia kepada Tuhan. Para rasul tetap berkata bahwa mereka lebih baik taat kepada Tuhan daripada manusia dan pada akhirnya setelah mereka dilepas, para rasul justru senang, bukan hanya karena Tuhan melepaskan mereka, tetapi karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Tentunya hal ini terdengar sangat aneh, mengapa para rasul senang menderita karena nama Yesus? Mereka senang karena bila mereka menderita penghinaan karena nama Yesus, maka mereka hidup untuk Yesus dan menjalani apa yang Yesus ajarkan ketika Yesus masih di tengah-tengah para rasul dan belum diangkat ke Surga. Justru bila mereka tidak menerima penghinaan karena nama Yesus, maka mereka mungkin kompromi dengan pemberitaan mereka akan Yesus atau kompromi dengan kehidupan mereka. Misalnya, bila mereka percaya Yesus tetapi tidak pernah memberitakan Yesus dan hanya disimpan sendiri saja karena takut akan penghakiman dari orang banyak, maka ini adalah kompromi terhadap iman mereka kepada Tuhan. Nah, hal inilah yang perlu kita hindari dari kehidupan kita, yakni hidup yang berkompromi dengan Firman Tuhan dan kebenaran-Nya. Firman Tuhan adalah Ya dan Amin dan kita tidak dapat mengikutinya setengah-setengah saja. Tetapi apa yang kita sudah mengerti, kita perlu terapkan dan jalankan di dalam kehidupan kita agar kita tidak kompromi dengan Firman dan kebenaran Tuhan. Para Rasul adalah contoh dari orang percaya yang tidak kompromi, apa kata Firman Tuhan, mereka lakukan tanpa takut akan manusia, sebab mereka lebih takut akan Allah daripada manusia. Oleh karena itu, biarlah kita belajar untuk tidak kompromi, belajar untuk menghidupi dan memberitakan Firman Tuhan dan kebenaran-Nya sehari-harinya. Jangan biarkan ketakutan akan penghakiman dari manusia membuat kita tidak taat kepada Tuhan, tetapi biarlah kita lebih takut akan Allah daripada manusia.


English

Bible Reading: Acts 5

When the apostles was captured and was trialed again by the priests and the Pharisees, they were threatened again to not speak of Jesus. This time, the Lord also helped them because they were also faithful to the Lord. The aposltes still said that it is better for them to obey the Lord than men and in the end when they were released, the apostles was happy, not just because the Lord has set them free, but because they were deemed worthy to suffer for Jesus'' name. This sure sounds weird, why would the apostles be happy to suffer for Jesus' name? They were happy because if they suffer shame because of Jesus'name, then they are living for Jesus and doing what Jesus taught them when Jesus was still in their midst, before He ascended to Heaven. If in fact, they did not suffer shame because of Jesus'name, then maybe they compromised with their message of Jesus or compromise their lives. For example, if they believe in Jesus but never shared about Jesus and only kept it to themselves because they were afraid of the judgment of the people, then this is a compromise to their faith to the Lord. This is what we need to avoid in our lives, that is a live that is compromising with the Word of God and His righteousness. The Word of God is Yes and Amen, and we cannot just follow some parts of it. But what we have understood, we need to apply it and walk it in our lives so that we would not compromise with the Word of God and His righteousness. The Apostles are example of believers who do not comrpomise, what the Word of God said, they did it without being afraid of men, because they fear God more than men. Therefore, let us learn to not compromise, learn to live and share the Word of God and His righteousness every day. Do not let the fear of judgment of men make us disobey God, but let us fear the Lord more than men.

Saturday, February 1, 2014

Teladan Yang Baik | A Good Role Model

Indo

Pembacaan Alkitab: Ester 1-2

Ketika Raja Ahasyweros memerintahkan agar ratu Wasti datang dan memperlihatkan keelokannya di hadapan raja, para pembesar dan rakyat, ratu Wasti menolak sehingga raja sangat geram kepadanya. Hal ini menjadi suatu pemberontakan dari ratu Wasti terhadap raja Ahasyweros dan itu menjadi contoh yang tidak baik bagi rakyat bila tidak ditangani dengan bijak. Dan akhirnya setelah didiskusikan dengan para penasihat raja, maka ratu Wasti tidak diperbolehkan menemui raja lagi dan dipecat dari kedudukannya sebagai ratu. Ini menunjukkan seberapa besar dampaknya dari pemberontakan terhadap raja, terutama bila datang dari mereka yang dekat dengan raja. Hal yang sama dapat kita lihat dalam kehidupan orang-orang percaya, yakni jika ada seseorang yang memberontak terhadap Tuhan, atau yang hidupnya tidak sungguh-sungguh benar di hadapan Tuhan, atau yang hidupnya masih bermain-main dengan dosa walaupun ia sudah melayani di gereja, atau mungkin menjadi pemimpin di gereja atau juga berkhotbah di depan mimbar, maka dampaknya sangat besar. Bukan hanya orang-orang percaya akan menjadi lemah karena melihat mereka yang sudah melayani dengan hebat saja bisa jatuh dalam dosa, tetapi banyak orang yang masih suka hidup dalam dosa tetapi ingin berkat Tuhan akan memakai mereka sebagai contoh untuk diikuti dan sebagai alasan untuk tetap berdosa. Satu dampak lagi adalah bahwa orang-orang yang belum percaya akan tidak mau percaya kepada Tuhan sebab mereka tidak melihat teladan yang baik. Jadi, oleh karena itu, biarlah kita hidup dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Biarlah kita menjaga kehidupan kita dengan Firman Tuhan dan kebenaran-Nya disertai oleh Roh Kudus yang selalu mengingatkan dan membimbing kita, agar kita dapat menjadi teladan yang baik dan tidak memberontak kepada Tuhan.


English

Bible Reading: Esther 1-2

When king Ahasuerus commanded for queen Vashti to come and show her beauty in front of the king, high officials  and the people, queen Vashti refused to come and made the king angry. This is a rebellious act from queen Vashti towards king Ahasuerus and it became a bad role model for the people if it was not handled wisely. And after much discussion with his counsellors, queen Vashti was no longer allowed to see the king and was stripped of her title as queen. This shows how great the impact is of the rebellion against the king, especially if it comes from someone who is close to the king. The same effect can be found in the lives of believers, for example, if there is someone who rebelled against God, or whose life are not truly righteous before the Lord, or whose life are still playing around in sin even though s/he has ministered at church or even became a leader, or preached in front of the congregation, then the effect is great. Not only the believers will be weaken because they see that even someone who has ministered so great can fall into sin, but people who still loves to live in sin but also wants the blessing of God, they will use this example as an excuse to keep on sinning. Another effect is that the people who have not yet believed in the Lord wil not want to believe because they did not see a good role model. Therefore, let us live whole-heartedly for God. Let us guard our lives with the Word of God and His righteousness alongside the Holy Spirit who will remind and guide us, so that we can be a good role model and do not rebel against God.