Thursday, June 30, 2011

Pengaruh Yang Baik | Good Influence

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 19-20

Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa mereka yang najis oleh karena apapun, mereka akan tetap najis sampai ada korban penghapus dosa dan apapun yang mereka pegang atau sentuh akan juga menjadi najis. Tentunya sekarang kita tidak lagi perlu sampai ada korban penghapus dosa sebab Tuhan Yesus Kristus sudah mati sekali untuk selamanya bagi kita semua, untuk menghapus dosa-dosa kita. Jadi bila kita berdosa atau berbuat kesalahan apapun terhadap Tuhan dan Firman-Nya, maka kita perlu untuk bertobat dan kembali kepada Yesus agar darah-Nya yang menyucikan kita dan mentahirkan kita sehingga kita tidak lagi najis dan dengan begitu kita dapat menghadap Tuhan. Dan oleh karena itu kita perlu untuk sungguh-sungguh bersyukur kepada Tuhan atas pengorbanan-Nya di kayu salib.

Tetapi ada satu hal yang perlu juga kita perhatikan, yaitu bahwa saat kita najis, apapun yang kita pegang akan menjadi najis. Yang di maksud di sini bukan berarti bila kita sedang berada di dalam dosa atau setelah melakukan dosa dan kita memegang orang lain dan orang lain itu juga turut menjadi najis. Tetapi yang teraplikasikan di jaman ini adalah bila hidup kita penuh dengan dosa, atau ada dosa, dan bila kita tidak segera bertobat dan membuangnya dari kehidupan kita, maka orang-orang di sekitar kita akan melihat dan merekapun mungkin terpengaruhi dan akan juga berdosa. Mungkin dengan dosa yang sama, atau juga karena terbawa rohnya sebab mungkin lebih lemah imannya atau masih belum begitu kuat imannya. Jadi apa yang kita lakukan bukan hanya mempengaruhi secara jasmani, yang dapat dilihat orang, tetapi secara roh juga itu mempengaruhi sekitar kita. Maka dari itu, marilah kita segera bertobat bila kita sadar bahwa kita telah berdosa. Janganlah sampai karena kelalaian kita atau ketegar-tengkukan kita mengakibatkan orang-orang di sekitar kita juga jadi ikut berbuat dosa. Tetapi juga, biarlah kitapun terus mengisi kehidupan kita dengan Firman Tuhan, terus melatih diri dalam iman sehingga kita tidak mudah digoyahkan atau terbawa oleh orang-orang di sekitar kita, agar kita tetap kuat di dalam Tuhan walaupun orang-orang di sekitar kita penuh dengan dosa atau kejahatan-kejahatan.

Singkatnya, hidup kita ini mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitar kita dan kitapun dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita. Oleh sebab itu, marilah kita terus bersandar hanya kepada Tuhan, Firman-Nya dan Roh Kudus-Nya untuk memimpin, mengingati, menyadarkan,menegur dan mengajarkan kita setiap harinya. Biarlah kita waspada akan langkah-langkah kita dan juga makin berakar dan teguh di dalam Tuhan agar kita menjadi contoh dan pengaruh yang baik dan bukan yang jahat.


English:

Bible Reading: Numbers 19-20

The Lord has clearly spoken that those who are unclean because of anything, will be unclean until there is a sin offering and whatever thing that they touch will also be unclean. Of course nowadays we do not need sin offering anymore because the Lord Jesus Christ has died once and for all for us, to wash away all of our sins. So if we sinned or have done any wrong doings against the Lord and His Word, then we need to repent and go back to Jesus so that His blood cleanses and sanctifies us so that we are no longer unclean and that way, we can come before the Lord. And because of that, we need to really lift up our thanskgiving to the Lord for His sacrifice on the cross.

But there is another thing that we need to be aware of, that is when we are unclean, whatever thing that we touch will become unclean. This does not mean that when we sin or have sinned and we touch other people that they also become unclean. But what can be applied in these age is that if we live in sin or have sinned, and if we do not immediately repent and throw it away from our lives, then the people around us will see and they too might be influenced to sin too. Maybe with the same sin or maybe because their spirit are influenced to sin because they have smaller faith or that their faith is not too strong yet. So whatever we do do not only affect the physical things, what can be seen, but also spiritually it affect those around us. Therefore, let us always immediately repent if we realise that we have sinned. Do not let our delay and our stubbornness causes others around us to also sin. But also, let us always fill ourselves with the Word of God, train ourselves in faith so that we would not be easily shaken or influenced by those around us, so that we may stay strong in the Lord although the people around us are full of sins or wickedness.

In short, our lives affect and influence others around us and we too are affected and influenced by others around us. Therefore, let us always rely only in the Lord, His Word and His Holy Spirit to lead, remind, convict, rebuke and teach us every day. Let us be wary on our ways and also let us be rooted deeper and be firmer in the Lord so that we may be a good example and influence and not the bad one.

Wednesday, June 29, 2011

Saling Melengkapi | Completing Each Other

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 17-18

Seperti yang telah kita ketahui sebelum-sebelumnya, Tuhan mengkhususkan suku Lewi untuk pekerjaan Keman Pertemuan dan adalah milik Tuhan. Begitu juga dengan Harun dan keturunannya yang adalah Imam. Tuhan berkata bahwa mereka tidak akan mendapatkan milik pusaka di antara bangsa Israel, sebab mereka hidup hanya untuk melayani Tuhan dan umat-Nya. Hidup mereka adalah milik Tuhan dan Tuhan adalah milik mereka. Tetapi kita mungkin bertanya dan berpikir, bagaimana mereka dapat hidup setiap harinya bila mereka hanya mengerjakan tugas kemah pertemuan dan tidak bercocok tanam atau menggembalakan domba atau pekerjaan-pekerjaan lainnya? Di sinilah kita dapat melihat kebesaran Tuhan.

Tuhan memerintahkan agar persembahan persepuluhan yang bangsa Israel harus berikan kepada Tuhan diberikan kepada suku Lewi. Yakni, 10% dari semua hasil dari 12 suku Israel diberikan kepada suku Lewi yang hanya satu suku dan bukanlah yang terbanyak. Lalu untuk para imam, yaitu keturunan Harun, 10% dari apa yang suku Lewi dapat akan diberikan kepada Harun dan keturunannya. Dengan begitu suku Lewi beserta Harun dan keturunannya tidak akan pernah kekurangan dalam apapun, sebab ada 12 suku Israel lainnya yang mendukung kehidupan mereka. Dan sebagai gantinya, suku Lewi beserta Harun dan keturunannya bekerja keras untuk mewakili umat Israel di hadapan Tuhan. Sungguh luar biasanya Tuhan kita itu. Apa yang diaturnya sangatlah sempurna. Setiap orang memiliki bagiannya masing-masing dan tugasnya masing-masing dan mereka saling melengkapi. Suku Lewi dan para imam melengkapi sisi rohani dari kehidupan Israel dan suku-suku Israel melengkapi sisi jasmani dari kehidupan suku Lewi.

Oleh sebab itu, marilah kita juga mencari hati Tuhan agar kita tahu bagian kita yang perlu kita lakukan untuk saling melengkapi di dalam satu Tubuh Kristus ini. Biarlah kita hidup untuk Tuhan dan biarlah apa yang kita lakukan di dalam hidup ini adalah apa yang Tuhan telah tetapkan dan rencanakan bagi kita.


English:

BIble Reading: Numbers 17-18

As we have known from before, the Lord separates the Levites for the work of the Tabernacle and belong to the Lord. So is with Aaron and his descendants who are priests. The Lord said that they will not get an inheritance in the midst of the Israelites because they live only to serve the Lord and His people. Their lives belong to the Lord and they have the Lord as their inheritance. But we may ask or think, how would they live daily if they only doing the work of the tabernacle and do not plant or tend the flock or other jobs? From here, we can see the greatness of the Lord.

The Lord commanded that the Israelites gives tithe, that is a tenth of what the work of their hands, to the Lord to give to the Levites. That is 10% of all the produce of 12 tribes of Israel are given to the Levites who is only one tribe and not the one with the most number of people. Then for the priests, that is the descendants of Aaron, 10% of what the Levites received will be given to them. That way, the Levites along with Aaron and his descendants will never lack because there is 12 tribes of Israel who supports their lives. And as an exchange for that, the Levites along with Aaron and his descendants work hard to represents Israelites before the Lord. How amazing our Lord is. Whatever that He has planned is perfect. Everyoen has their own parts and duties and they complete each other. The Levites and the priest complete the spiritual side of the Israelites and the Israelites complete the physical side of the Levites.

Therefore, let us also seek the heart of the Lord so that we may know our parts to do to complete each other in one Body of Christ. Let us live for the Lord and let whatever we do in this life is what the Lord has set and planned for us.

Tuesday, June 28, 2011

Jangan Seperti Herodes | Do Not Be Like Herod

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 6

Raja Herodes pada jaman Yesus dan Yohanes pembaptis hidup seperti raja-raja lainnya yang berpesta pora dan melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya, seperti mengambil isteri yang adalah isteri saudaranya. Ia pun pernah ditegur oleh Yohanes mengenai hal ini. Tentang Herodes di katakan bahwa setiap kali ia mendengar Yohanes berbicara, yakni akan teguran dan kebenaran, maka hatinya terombang ambing, namun merasa senang juga. Ia terombang ambing karena teguran-teguran yang mengena kepadanya dan juga senang karena ada bagian dari dirinya yang rindu akan kebenaran.

Apakah hal ini menggambarkan kita? Sebab banyak orang percaya yang seperti Herodes. Kita mengenal kebenaran, kita tahu apa yang benar, tetapi kehidupan ktia tidak mencerminkan hal itu. Kita masih juga suka hidup dikelilingi oleh apa yang menyenangkan kedagingan tetapi mematikan kerohanian kita. Sehingga ketika kita mendengar Firman Tuhan, ketika kita ditegur, hati kita terombang ambing karena kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah dosa dan tidak menguntungkan bagi kehidupan rohani kita. Tetapi karena ada bagian dari diri kita yang masih percaya kepada Tuhan, kita juga merasa senang mendengarkan Firman Tuhan. Kehidupan yang mendua inilah yang Tuhan katakan sebagai suam-suam kuku, di mana kita tidak sungguh-sungguh percaya dan mengikuti Tuhan dan kebenaran-Nya dan kita juga tidak benar-benar 100% menolak Tuhan dalam kehidupan kita. Dan jika kita seperti ini, maka Tuhan akan memuntahkan kita (Wahyu 3:16).

Oleh sebab itu, marilah kita periksa kehidupan kita. Apakah kita masih senang berada di dalam kesenangan dunia? Apakah kita tahu akan kebenaran tetapi tidak melakukannya sebab kita masih ingin memuaskan keinginan daging kita? Apakah kita seperti Herodes? Bila memang ada bagian dari diri kita yang masih seperti Herodes, marilah kita bertobat sekarang juga. Jangan sampai kita terjerumus seperti Herodes yang akhirnya harus membunuh Yohanes pembaptis, dan dengan demikian tidak ada lagi yang menegur dan memberitahukan kepadanya kebenaran. Jangan sampai kitapun terlalu terjerumus dalam kehidupan yang mendua ini sehingga kita tidak lagi mau mendengarkan Firman dan teguran-teguran atau kita sudah terbawa terlalu jauh sehingga kita tidak lagi dapat mendengarkan Firman Tuhan. Marilah kita bertobat dan kembali kepada Tuhan. Marilah kita hidup untuk Tuhan dan jauhkanlah segala hal yang dapat membuat kita kembali ke kehidupan yang lama, yang mendua. Biarlah hidup kita benar-benar untuk Tuhan.

English:


Bible Reading: Mark 6

King Herod in the times of Jesus and John the baptist lived like all the other kings who likes parties and doing things that are not meant to be done, such as taking his brother's wife as his own wife. He has been rebuked by John regarding this matter. About Herod it was said that every time he hears John the baptist talk, that is of rebuke and the truth, then his heart is swayed but he also is glad. He is swayed because the rebukes that got him and he is also glad because there is a part of him that longs for the truth.

Does this represents us? Because many believers are like Herod. We know the truth, we know what is true, but our lives do not reflect that. We also still like to be surrounded by what is desirable for the flesh but is deadly for our spiritual lives. So that when we hear the Word of God, when we are rebuked, our hearts sways because we know that what we've done and are doing is sin and is not useful for our spiritual life. But because of a part in us that still believes in the Lord, we also are glad to hear the Word of God. This double life is what the Lord says as lukewam, where we do not seriously believe and follow the Lord and His truth and we are also not 100% rejecting the Lord in our lives. And if we are like this, the Lord will vomit us our of His mouth (Revelation 3:16).

Therefore, let us check our lives. Do we desires to live in the desires of the world? Do we know that truth and yet do not apply it because we still want to satisfy our fleshly desires? Are we like Herod? If a part of us is still like Herod, let us repent now. Do not allow ourselves to be dragged deeper like Herod who had to kill John the baptist in the end and thus there will no longer be anyone who can rebuke or tell the truth. Do not let ourselves be dragged down in this double life that we no longer want to hear the Word of God or rebukes or that we are being dragged too far that we no longer can hear the Word of God. Let us repent and turn back to the Lord. Let us live for the Lord and stay away from the things that could take us back to our old lives, the double life. Let our lives be for the Lord.

Monday, June 27, 2011

Menjaga Mata, Hati & Pikiran | Guard The Eyes, Heart & Mind

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 15-16

Dalam pasal 15, Tuhan memeringati Israel agar mereka tidak mengikuti keinginan hati mereka atau mata mereka sendiri yang salah, tetapi agar mereka hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi di pasal berikutnya, kita lihat Korah, Datan dan Abiram yang datang memberontak kepada Musa dan Harun beserta 250 orang pemimpin dan orang banyak. Mereka berontak karena mereka ingin menjadi lebih terhormat dan ingin menjabat jabatan yang lebih tinggi, yakni jabatan imam. Tetapi akibatnya adalah mereka semua binasa karena pemberontakan mereka.

Dari kejadian ini kita dapat melihat bahwa sangatlah penting untuk kita tidak ikuti keinginan hati atau mata kita yang jahat, tetapi agar kita menjaga hati, mata dan pikiran kita dengan Firman Tuhan. Sebab hal-hal jahat yang kita ingini melalui mata dan hati kita biasanya dikarenakan hawa nafsu atau keinginan-keinginan yang ditimbulkan oleh karena sikap hati yang salah seperti kesombongan atau iri hati. Oleh sebab itu, Tuhan memberikan Firman-Nya agar kita selalu diingatkan untuk ikuti Firman Tuhan dan bukan yang lainnya. Sebab jika kita tidak jaga hati, mata dan pikiran kita dengan Firman Tuhan, maka sebuah keinginan yang jahat akan berbuahkan kebinasaan seperti Korah, Datan dan Abiram. Mungkin hanya di mulai dari iri hati, lalu ada kesombongan dan timbul keinginan untuk menjabat jabatan yang lebih tinggi yang bukan milik mereka, lalu berteruskan kepada pemberontakan terhadap pemimpin dan akhirnya kepada persembahan yang bukan milik mereka untuk dipersembahkan. Semua ini adalah dosa yang terus menerus membawa mereka kepada dosa demi dosa. Dari sikap hati yang tidak benar, berbuahkan keinginan yang salah, yang menginginkan milik orang lain, lalu berbuahkan dosa pemberontakan dan kemudian berbuahkan dosa akan mempersembahkan persembahan kepada Tuhan yang bukan milik mereka.

Maka dari itu, marilah kita bertobat saat kita sadar bahwa kita telah berdosa. Janganlah kita terus mengeraskan hati kita sehingga kita makin terjerumus di dalam dosa. Tetapi biarlah kita jaga mata, hati dan pikiran kita dengan Firman Tuhan senantiasa, agar kita hidup menyenangkan hati Tuhan.


English:

Bible Reading: Numbers 15-16

In chapter 15, the Lord reminded the Israelites so that they won't follow the harlotry of the heart and eyes, but to follow and live according to the Word of God. But in the next chapter, we can see Korah, Dathan and Abiram rebelled against Moses and Aaron along with 250 leaders and some of the children of Israel. They rebelled because they want to become more honoured and want a higher position as priest. But the consequence is that they all died because of their rebellion.

From this incident we can see that it is important for us not to follow the harlotry of our hearts or eyes, but for us to guard our hearts, eyes and minds with the Word of God. Because the harlotry that we want from our eyes and hearts usually comes from lust or desires that comes because of the wrong attitude of the heart such as proud, boastfulness or jealousy. That's why the Lord gave His Words so that we can always be reminded to follow the Word of God and not other things. Because if we do not guard our hearts, eyes and minds with the Word of God, then an evil desire will result in death like Korah, Dathan and Abiram. Maybe i only started as jealousy, then pride or boastfulness and then a desire to have a higher position that is not theirs to own, then it continues on to rebellion towards their leaders and in the end towards an offering that is not theirs to offer. All of these are sin that continues to another sin. From the wrong attitude of the heart, it bore the wrong desires which wants what others have, then it bore the fruit of rebellion and then the wrong offering to the Lord which weren't theirs.

Therefore, let us repent when we realise that we have sinned. Do not harden our hearts that we continues to fall deeper into sin. But let us always guard our eyes, hearts and minds with the Word of God so that our lives will be pleasing to the Lord.

Sunday, June 26, 2011

Melihat Melalui Mata Iman | Seeing Through The Eyes Of Faith

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 14

Seringkali, kita dapat berrelasi dengan bangsa Israel karena apa yang kita lakukan serupa dengan apa yang mereka lakukan. Bangsa Israel suka bersungut-sungut terhadap Tuhan, Musa dan Harun akan segala hal yang tidak enak bagi mereka. Dalam hal ini, mereka memberontak dan bersungut-sungut kepada Tuhan karena melihat satu hal yang tidak mungkin bagi manusia dihamparkan di depan mereka, padahal hal itu mungkin bagi Tuhan dan mereka yang percaya kepada-Nya. Kita juga sering berlaku yang sama. Jika kita melihat suatu hal yang tidak mungkin, kita condong untuk bersungut-sungut, menggerutu, marah, kesal, dan mempertanyakan Tuhan. Sedangkan kita melupakan hal-hal ajaib yang Tuhan telah lakukan di kehidupan kita sebelumnya. Kita lupa bahwa Tuhan adalah Tuhan yang maha besar dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Oleh sebab itu, marilah sekarang kita sadar dan bertobat dari kebiasaan kita yang selalu hanya melihat sisi buruk dari suatu situasi atau kejadian. Marilah kita mulai melihat segala sesuatu dengan iman bahwa Tuhan adalah Tuhan yang melakukan hal-hal yang mustahil.

Tetapi Israel tidak berhenti di sana dan kitapun seringkali melakukan kesalahan yang sama pula. Ketika mereka ditegur dan diberitahukan akan akibat yang mereka harus tanggung, mereka tidak taat. Mereka berpikir bahwa ini karena mereka tidak melakukan apa yang Tuhan mau, yaitu maju berperang dan karena itu mereka berpikir bahwa jika mereka maju berperang sekarang, maka mereka tidak perlu mengalami akibat dari pemberontakan mereka sebelumnya. Seringkali kita mencoba "berdamai" dengan Tuhan dengan cara melakukan apa yang Tuhan suruh lakukan sebelumnya, padahal waktunya sudah lewat dan mungkin Tuhan sudah memberikan kita tugas yang lainnya. Kita perlu tahu bahwa jika Tuhan ingin dan mendorong kita melalui Roh Kudus-Nya untuk melakukan sesuatu dan kita malahan menggerutu, berontak dan tidak melakukannya, kita telah ketinggalan waktu Tuhan dan jika kita mencoba "berdamai" dengan Tuhan dengan cara melakukan apa yang tadi didorong oleh Roh Kudus, itu tidak selalu menyenangkan Tuhan, sebab kita sudah ketinggalan waktu-Nya. Seperti Israel yang sok pintar dan sok kuat dengan maju berperang walaupun sudah diperingati bahwa mereka sudah ketinggalan waktunya dan bahwa Tuhan tidak bersama mereka, begitu juga kita, jika kita mencoba melakukan apa yang tadinya didorong oleh Roh Kudus. Kita akan kalah dan bukannya menang, sebab kita tidak berjalan bersama dengan Tuhan dan mencoba melakukannya sendiri. Oleh sebab itu, marilah kita bertobat dari ketidak-taatan kita. Biarah kita tidak bersungut-sungut atau menunda-nunda apa yang Tuhan ingin dan dorong kita untuk lakukan agar kita tidak ketinggalan waktu Tuhan.

Jadi, marilah kita berjalan dengan iman dan melihat segala situasi melalui mata iman dan biarlah kita taat dan setia kepada Tuhan dan pimpinan Roh Kudus.


English:

Bible Reading: Numbers 14

Many times, we can relate with the Israelites because what we do is similar to what they have done. The Israelites likes to grumble against the Lord, Moses and Aaron of the uncomfortable things for them. In this case, they rebelled and grumbled against the Lord because they saw what is impossible being laid before them, but it was possible for the Lord and those who believes in Him. We also do the same thing. When we see something that is impossible, we tend to grumble, get angry and questioning the Lord. Meanwhile, we forget of the miracles the Lord has done in our lives. We forget that the Lord is the Almighty God and that nothing is impossible for Him. Therefore, let us now realise and repent from our habit of always seeing the negative and bad side of things. Let us start to see things through the eyes of faith that the Lord is able to do the impossible.

But the Israelites did not stop there and many times, we too have done the same mistake. When they were rebuked and told of the consequences of their actions, they did not obey. They thought that  this is because they have not done what the Lord wants, that is to go to battle and that's why they thought that if they go now to battle then, they do not have to bear the consequences from their previous rebellion. Many times we try to "make peace" with the Lord by doing what the Lord wants us to do in the past, even though the time has passed and maybe the Lord has given us another task. We need to know that if the Lord wants and urges us through His Holy Spirit to do something and we ended up grumbling, rebelling and not doing it, we have missed the Lord's time and if we try to "make peace" with the Lord by doing what was urged by the Holy Spirit, it might not please the Lord, because we have missed His time. As the Israelites who acted strong by moving forward to battle even though they have been warned that they have missed the time and that the Lord is no longer with them, so it is with us if we try to do what was urged by the Holy Spirit. We will lose and not win, because we are not walking with the Lord and tried to do it on our own. Therefore, let us repent from our disbobedient. Let us not grumble or delay what the Lord wants or urges us to do so that we won't miss the Lord's time.

So, let us walk with faith and see things through the eyes of faith and let us be faithful and obedient to the Lord and the guidance of the Holy Spirit.

Saturday, June 25, 2011

Pelajaran Dari Miryam & Harun | Lessons From Miriam & Aaron

Indio

Pembacaan Alkitab: Bilangan 12-13

Miryam dan Harun berdosa dengan mengatai Musa yang adalah orang pilihan Tuhan sebagai perantara antara Tuhan dan umat-Nya. Dan akibatnya adalah Miryam terkena kusta. Tetapi karena mereka bertobat, maka oleh perantaraan Musa dan doanya, Tuhan sembuhkan Miryam setelah ia dikucilkan selama tujuh hati. Dari kejadian ini kita dapat belajar beberapa hal.

Yang pertama, kita perlu untuk hormat dan tunduk kepada pimpinan yang Tuhan telah pilih atas kita. Sebab pimpinan yang telah Tuhan pilih disertai dan ada urapan Tuhan atasnya dan bila kita berontak kepada pimpinan kita, maka ktia juga berontak kepada Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita tunduk dan hormat kepada pimpinan kita.

Yang kedua, seringkali penyakit yang kita alami adalah dikarenakan oleh dosa dan bukan karena serangan roh-roh jahat. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk kita selalu memeriksa diri kita dahulu dan bertobat sehingga kita mengalami anugrah Tuhan dan menjadi sembuh.

Yang ketiga adalah untuk kita segera bertobat jika kita sadar bahwa kita telah berdosa. Seperti Miryam, bila ia dan Harun tidak langsung bertobat, maka Miryam akan mengalami kusta lebih lama dan pelan-pelan ia dapat kehilangan bagian-bagian tubuhnya dan akhirnya ia meninggal. Oleh sebab itu marilah kita bertobat dengan segera bila ktia telah disadari bahwa kita berdosa. Janganlah biarkan dosa itu masih ada di dalam kita.

Jadi, biarlah kita aplikasikan hal-hal ini sehingga kita ditemukan setia dan taat di hadapan Tuhan.


English:

Bible Reading: Numbers 12-13

Miriam and Aaron sinned by speaking against Moses who is chosen by the Lord as mediator between the Lord and His people. And the consequence is that Miriam was turned a leper. But because they repented, then, through Moses and his prayer as mediator, the Lord healed Miriam after seven days of banishment from the camp. Through this incident we can learn a few things.

THe first one, is that we need to honour and submit to our leaders whom are appointed by the Lord over us.. Because the leaders are chosen, accompanied by the Lord and has the anointing of the Lord and if we rebel against our leaders, then we are also rebelling against the Lord. Therefore, let us submit and honour our leaders.

The second one, is that many times, our sicknesses is because of sin and not because of the attacks of the evil spirit. Therefore, it is important for us to always check ourselves first and repent so that we will experience God's grace and be healed.

The third one is that we need to immediately repent if we realise that we have sinned. Just as Miriam, if she and Aaron did not immediately repent, then Miriam would have been a leper for a longer period of time and slowly she will lose parts of her body and in the end she will die. Therefore, let us repent immediately when we realise that we have sinned. Do not let that sin dwell in us.

So, let us apply these things so that we are found faithful and obedient before the Lord.

Friday, June 24, 2011

Iman Kepada Tuhan | Faith In The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 5

Melalui kejadian dan mujizat yang kita baca tentang Yesus dan mereka yang mengalami mujizat-mujizat itu, kita dapat lihat bahwa jika kita ingin mengalami Tuhan di dalam kehidupan kita, kita perlu untuk memiliki iman. Bukan hanya sekedar beriman akan hal-hal yang kecil, tetapi kita perlu untuk memiliki iman yang besar di dalam Tuhan, iman yang kuat, tidak lemah dan yang percaya akan terjadinya hal-hal yang tak mungkin menjadi mungkin di dalam kehidupan kita. Sebab inilah iman-iman yang Yesus lihat, yang kita baca dan yang dimiliki oleh orang-orang yang mengalami Tuhan Yesus.

Dalam pasal ini kita dapat melihat bahwa seorang wanita yang pendarahan memiliki iman yang besar dan itu mungkin dikarenakan keadaannya yang sudah parah dan tidak ada lagi yang dapat menyembuhkannya. Bagi wanita itu, tidak ada lagi jalan kesembuhan dan ia sangatlah memerlukannya. Jadi ketika ada pengharapan datang, ia benar-benar percaya dan akhirnya ia sembuh. Dengan kepala rumah ibadat, Yairus, ia juga sudah pasrah dan tahu bahwa ia tidak dapat lakukan apa-apa dan ia perlu kuasa Tuhan.

Dari dua contoh ini kita dapat lihat bahwa mereka memiliki iman yang besar karena mereka sadar bahwa mereka sudah tidak bisa apa-apa lagi. Mereka sudah mengalami dan tahu bahwa kekuatan manusia tidak ada gunanya dan apapun yang mereka coba tidak berguna. Mereka sadar bahwa hanya dengan kuasa Tuhan mereka dapat melewati masalah dan tantangan yang mereka alami. Begitu juga kita memerlukan iman yang besar setiap harinya. Dan untuk itu kita perlu tahu, sadar bahwa dengan kekuatan kita atau kekuatan siapapun atau apapun di dunia ini kita tidak akan mampu dan tidak akan ada gunanya. Kita perlu tahu dan sadar bahwa hanya dengan Tuhanlah kita dapat dan mampu melihat, mengalami dan bahkan melakukan mujizat. Tentunya seperti kita perlu iman setiap hari, kita perlu untuk hidup setiap hari dengan kesadaran ini agar kita tidak lagi bersandar kepada kekuatan sendiri atau orang lain atau dunia, tetapi hanya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Marilah kita beriman teguh di dalam Tuhan Yesus Kristus, sebab tidak ada lagi yang dapat memberikan keselamatan selain daripada Tuhan Yesus Kristus. Dan biarlah melalui iman, kita mengalami Tuhan lebih lagi di dalam hidup kita.


English:

Bible Reading: Mark 5

Through what's happening and the miracles that we read about Jesus and those who experienced the miracles, we can see that if we want to experience the Lord in our lives, we need to have faith. Not just faith on the small things, but we need to have a big faith in the Lord, a strong and firm faith, and believes on seeing the impossible become possible in our lives. Because this is the kind of faith that Jesus saw and that was owned by those who experienced the Lord Jesus.

In this chapter, we can see that the woman who had twelve years of flow of blood had a big faith and this was made possible because of her condition and that none can heal her. For that woman, there is no healing and she's desperate. So when hope came, she really believed and had faith and she is healed. With ruler of the synagogue, Jairus, he is also desperate and know that he can't do a thing and he need the power of the Lord.

From these two examples, we can see that they had big faith because they realise that they can't do a thing anymore. They had experienced and know that the power of men is of no use and anything that they try is of no use. They realise that only through the power of the Lord they can overcome their problems and challenges. So it is with us, we need to have big faith everyday..and for that to happen, we need to know and realise that with our own strength or others or anything in this world, we can't and will of no use. We need to know and realise that only with the Lord we can and able to see,m experience and even perform miracles. OF course we need to have faith every day and for that we need to live daily with this realisation so that we would no longer rely on our own strength or others or the world's but only in the Lord Jesus Christ.

Let us have firm and strong faith int he Lord Jesus Christ, because there is no other who can give salvation other than the Lord Jesus Christ. Let it be through faith that we experience the Lord more in our lives.

Thursday, June 23, 2011

Berbagi Tanggung Jawab | Sharing the Responsibility

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 10-11

Pada awalnya Tuhan memilih Musa untuk menjadi pemimpin bangsa Israel dan untuk bertanggung jawab sebagai perantara antara Tuhan dan umat-Nya. Tetapi setelah sekian lama maka Musa merasa tanggung jawab ini tidak daapt ditanggung sendiri. Oleh sebab itu Tuhan meminta Musa untuk mengumpullkan para tua-tua untuk membantu Musa menangani umat Israel dan Tuhan menaruh Roh-Nya atas mereka sehingga mereka kepenuhan Roh Tuhan.

Sebuah pekerjaan yang besar seperti Musa, tidak dapat di tanggung sendiri dan untuk itulah Tuhan mengirimkan orang-orang untuk berbagi beban dan tanggung jawab untuk tujuan yang sama. Begitu juga dengan gereja, organisasi dan segala bisnis. Semua ini tidak dapat dilakukan sendirian, tetapi perlu di tanggung oleh beberapa orang. Tentunya bukan hanya jumlah orang yang diperlukan, tetapi mereka juga perlu untuk memiliki tujuan yang sama, bila tidak maka tidak akan dapat berjalan dengan baik. Dan yang terpenting adalah untuk Tuhan sendiri yang memimpin dan bukan manusia. Oleh sebab itu Tuhan menaruh Roh-Nya kepada para tua-tua Israel.

Jadi, biarlah kita yang ada di dalam gereja, atau organisasi atau bisnis, mengambil bagian dan tanggung jawab kita untuk meringankan beban pemimpin kita dan bila kita adalah pemimpin, biarlah kita meminta pimpinan Tuhan dalam memilih orang-orang yang dipilih Tuhan untuk bersama-sama menanggung tanggung jawab yang Tuhan berikan. Dan biarlah kita hidup selalu penuh dengan Roh Allah yang memimpin dan memenuhi kita, sebab bila dari Tuhan, maka kita perlu Tuhan yang pimpin dan jadi Raja.


English:

Bible Reading: Numbers 10-11

At the start, the Lord chose Moses to be the leader of the Israelites and to be responsible as the mediator between the Lord and His people. But after some time, Moses felt that the responsibility was too great to bear alone. That's why the Lord asked Moses to gather the elders to help Moses take care of Israelites and the Lord put His Spirit upon then that they are filled with the Spirit of the Lord.

A big job like Moses's, cannot be handle alone and that is why the Lord sends people to share the load with for the same goal. The same goes with churches, organisations, and all businesses. All of this cannot be done alone but need to be bore by a few people. Of course the amount of the people is not the only thing we need, but they also need to have the same purpose, if not then they would not be able to do it. And the most important is for the Lord Himself to lead and not men. That's why the Lord placed His Spirit upon the elders of the Israelites.

Therefore, let us who are in church, organisations or business, take our part and responsibility to lighten the load of our leader and if we are the leaders, let us ask the Lord to lead us to choose His chosen people to share the responsibility the Lord gave, together. And let us be filled with the Holy Spirit who leads and fills us, because if it is from the Lord, then we need the Lord to lead and become King.

Wednesday, June 22, 2011

Berjalan Dalam Pimpinan Tuhan | Walking In The Lord's Guidance

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 8-9

Tuhan memimpin bangsa Israel hari demi hari dan Israel mengikuti pimpinan Tuhan. Bila awan Tuhan berjalan, maka mereka berjalan, bila awan itu berhenti, mereka berhenti. Baik itu pagi, siang atau malam, bila Tuhan bergerak, maka mereka juga bergerak. Betapa luar biasanya Tuhan yang memimoin setiap langkah mereka, yang membawa mereka dari satu tempat ke tempat lain. Dan jika Tuhan berhenti, maka Israel berhenti berjalan dan masing-masing mengerjakan tugas dan bagian mereka masing-masing. Jadi, bila Tuhan berhenti, tidak berarti bahwa mereka juga berhenti bekerja, tetapi selama Tuhan masih ingin mereka di tempat itu, mereka tetap melakukan kegiatan mereka setiap harinya.

Begitu juga seharusnya dengan kehidupan kita. Tuhan memimpin kita setiap hari dan ke manapun Ia ingin membawa kita. Walaupun kita tidak ada awan dan tiang api yang ada di atas kita  selalu, tetapi Tuhan Yesus Kristus telah mengirimkan Roh Kudus-Nya untuk memimpin kita. Mungkin juga tanpa kita sadari pada awalnya, tetapi makin kita mengenal Tuhan, maka makin perlu untuk kita banyak bersekutu dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan agar kita tidak ketinggalan pimpinan Roh Kudus-Nya. Mungkin Tuhan memimpin kita dari kota ke kota yang lain, atau dari pekerjaan ke pekerjaan yang lain atau juga dari bisnis ke bisnis yang lain. Apapun bentuknya, Tuhan membawa setiap dari kita ke jalan yang Ia inginkan sampai kita mengenal Tuhan dan dapat membuat pilihan untuk terus mengikuti Tuhan atau kita ingin berjalan sendiri. Jadi, marilah kita terus bangun hubungan yang intim dengan Roh Kudus dan biarlah Ia yang memimoin setiap langkah di dalam hidup kita. Dan seperti Tuhan berhenti di suatu tempat untuk sekian lama dan di tempat lain lebih sebentar atau lebih lama, begitu juga Tuhan membiarkan kita tinggal di satu tempat atau jalan lebih lama di banding yang lain. Satu hal yang kita tahu adalah, Tuhan memiliki rencana dan di setiap tempat Ia ingin kita berhenti, maka ada sesuatu yang Ia ingin ajarkan pada kita, ada juga hal-hal yang perlu kita lakukan. Sebab Israelpun tidak diam saja ketika berhenti di suatu tempat, mereka tetap melakukan bagian mereka yang Tuhan telah tetapkan bagi mereka. Begitu juga kita perlu lakukan apa yang Tuhan telah tetapkan bagi kita di manapun Tuhan tempatkan kita.

Jadi, marilah kita mencari Tuhan lebih lagi dan biarlah kita meminta Roh Kudus-Nya untuk memimpin langkah-langkah kita, agar kita tidak ketinggalan atau juga agar kita tidak memilih jalan kita sendiri. Biarlah kita seperti bangsa Israel, yang berjalan dan berkemah bila Tuhan mengatakannya dan mengingininya.


English:

Bible Reading: Numbers 8-9

The Lord leads the Israelites day by day and the Israelites follow the Lord's guidance. If thee cloud of the Lord is moving, then they will move too, if it stops, they also stop. May it be inthe morning, at noon or at night, if the Lord moves, then they will also move. How amazing our Lord is who leads their every step, who brings them from oen place to another. If the LOrd stops, then the Israelites stop moving and each continues to do their own part everyday.

This is how it should also be with our lives. The Lord leads us everywhere and whereever He wants to take us. Even though we do not have the pillar of clouds and fire above us, but the Lord Jesus Christ has sent His Holy Spirit to lead us. Maybe even without us realising it in the beginning, but as we grow to know the Lord, then we will need to have more intimate relationship with the Lord so that we would not miss out His guidance. Maybe the Lord is taking us from one city to another, or from one job to another, or from one business to another. Whatever it may be, the Lord brings us to the path that He wants until we meet and know Him and are able to make the choices to keep on following Him or our own way. Therefore, let us keep on building an intimate relationship with the Holy Spirit so that He leads every path in our lives. And just as the Lord stops at one place for a longer or shorter period of time, the Lord is also letting us stay on one place for a longer or shorter period. One thing that we know is that the Lord has plans and in every pit stop in our lives, there is something that He wants to teach s and things that we need to do. Because the Israelites did not become idle when they stop at one place, they kept on doing their part which was appointed by the Lord as theirs. The same thing applies to us, we need to do what the Lord has appointed us to do whereever He places us.

So, let us seek the Lord more and let us ask His Holy Spirit to lead our every step so that we won't miss out or also so that we won't be choosing our own way. Let us be like the ISraelites who moves and stops if the Lord says so or wants so.

Tuesday, June 21, 2011

Jangan Memberi Dengan Sombong | Do Not Give With A Boastful Heart

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 7

Pada hari pentahbisan kemah suci, bangsa Israel mempersembahkan persembahan atas keinginan mereka sendiri dan bukan hanya itu saja, mereka semua dari masing-masing suku memberikan persembahan yang sama. Walaupun ada yang lebih sedikit jumlah orangnya dan ada yang lebih banyak, begitu juga dengan harta milik mereka, tetapi mereka memberikan persembahan  yang sama banyaknya mewakili setiap suku.

Dari hal ini kita dapat melihat betapa sehatinya mereka dan terutama tidak ada dari mereka yang menyombongkan diri antara satu dan yang lain. Bila semua dapat memberikan yang sama, maka yang memiliki lebih tidak perlu unjuk diri dengan memberikan lebih, tetapi justru ia menghormati saudara-saudaranya yang lain dengan memberikan jumlah yang sama. Seringkali kita tidak berlaku demikian. Memang betul jika kita memiliki lebih dan dapat memberikan lebih, tidak ada salahnya kita memberikan lebih untuk pekerjaan Tuhan. Tetapi seingkali kita memberikan lebih dengan motivasi agar dihormati, dijunjung tinggi dan diketahui oleh orang banyak bahwa kita mampu. Bila kita memiliki motivasi yang salah itu, maka kita sombong. Dan jika kita memiliki rasa unjuk hati itu dan rasa sombong itu, marilah kita bertobat. Jika kita memang diberikan oleh Tuhan lebih dan jika kita ingin memberikan lebih, biarlah itu tidak kita lakukan di deoan semua orang sehingga kita menyombongkan diri dan akibatnya juga merendahkan orang lain.

Jadi, biarlah kita buang segala kesombongan yang ada di dalam hati kita. Bila kita ingin memberi lebih banyak, biarlah itu karena kita ingin membangun kerajaan Tuhan dan bukan untuk kemashyuran diri sendiri.


English:

Bible Reading: Numbers 7

On the day of the consecration of the tabernacle, the Israelites gave an offering out of their own will and not only that, each tribe gave the same offering. Even though there are some who has less people and some more and the same with their wealth, but they gave the same offering from each tribe.

From this, we can see how they all are united in one heart and especially none of them are trying to be proud and lifts themselves up above the others. If all can give the same offering, then those who has more does not need to lift themselves us above others by giving more, but they honour their brethrens by giving the same. Many times we do not do this. It is true that if we give more and can give more, it is not wrong to give more for the work of the Lord. But many times when we give more, we have the wrong motivation of wanting to be honoured, lifted high, and be known by the crowd that we are wealthy. If we have that wrong motivation, we are proud. And if we have that pride to lift ourselves us above others, let us repent. If we are given more by the Lord, and we want to give more, let us not do it in front of a crowd so that we can boast ourselves and consequently degrade others.

So, let us throw away all pride and boastfulness in our hearts. If we want to give more, let it be because we want to build the kingdom of God and not for our own glory.

Monday, June 20, 2011

Dengarlah | Listen

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 4

Tuhan Yesus berkata: "Barang siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar" Tuhan mengajarkan banyak hal kepada orang banyak dan juga para pegikut dan murid-murid-Nya. Marilah kita perhatikan dengan seksama perumpamaan tentang penabur benih dan biarlah kita mendengarkan Firman yang Tuhan sampaikan.

Ada 4 macam orang yang menerima Firman Tuhan yang Tuhan Yesus ajarkan pada kita. Yang pertama, adalah mereka yang mendengarkan Firman tetapi langsung diambil oleh iblis. Ini adalah orang-orang yang hanya mendengarkan Firman tetapi yang hidupnya masih terus penuh dengan dosa dan tidak bertobat sehingga Firman itu hilang. Yang kedua adalah mereka yang mendengar dan menerima Firman dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Ini adalah mereka yang menerima Firman tetapi tidak mengolah atau melakukannya setiap hari sehingga mereka tidak berakar dan tidak memiliki fondasi yang kuat. Maka dari itu, bila ada penganiayaan dan tindasan datang, mereka murtad. Yang ketiga adalah mereka yang mendengar dan menerima Firman, mereka bertumbuh, tetapi mereka tidak berbuah karena mereka masih terpengaruhi oleh kekuatiran dunia, tipu muslihat kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal-hal yang tidak berguna bagi iman kita. Orang-orang yang ketiga ini lebih giat bertumbuh dalam Tuhan di banding yang pertama dan kedua, tetapi yang ketiga ini masih memegang kepada hal-hal dunia dan tidak memiliki iman bahwa Tuhanlah penyedia segalanya. Yang keempat adalah mereka yang mendengarkan Firman, menerimanya dan berbuah berkali-kali lipat. Ini adalah mereka yang menerima Firman Tuhan, lakukannya setiap hari dan juga bekerja sehingga dapat berbuah. Mereka juga bertumbuh dalam iman dan bukan hanya pengetahuan dan disertai dengan perbuatan, maka berbuahlah mereka. Iman itu timbul dari pendengaran dan pendengaran akan Firman Tuhan, oleh sebab itu Tuhan mengajarkan pada kita untuk kita mendengarkan Firman Tuhan, tetapi juga perlu disertai dengan perbuatan agar kita berbuah.

Jadi, biarlah kita belajar dari perumpamaan ini dan biarlah kita tinggalkan dosa-dosa kita dan bertobat, biarlah kita tidak hanya mendengarkan, tetapi kita juga melakukannya, merenungkannya siang dan malam. Biarlah kita juga tumbuh dalam iman oleh karena Firman Tuhan, sehingga kita tidak kalah atau dihimpit oleh segala kekuatiran atau tipu muslihat kekayaan di dunia. Biarlah kita beriman penuh kepada Tuhan bahwa Ia yang akan memenuhi dan menjaga kehidupan kita. Biar kita semua mendengar, menerima Firman dan berbuah berkali-kali lipat.

English:

Bible Reading: Mark 4

The Lord Jesus said, "He who has ear to hear, let him hear." The Lord taught a lot of things to the crowd and also to His followers and disciples. Let us learn in depth about the parable of the sower and let us listen to the Word of God.

There are 4 kinds of people who hears the Word of God. The first one are those who hear the Word of God but it was taken from them straight away by the devil. This is those who only hear the Word of God but whose lives are still full of sin and does not repent, that the Word of God is gone. The second are those who hear and receives it with joy, but they do not have roots. This is those who receives the Word of God but do not work on it or apply it everyday that they do not have roots and do not have strong foundation. Therefore, when tribulation and persecution arrives, they stumble. The third are those who listens, and receives the Word of God, they grow but they do not bear fruit because they are still influenced by the wprries of the world, the deceitfulness of riches and the desires for things not beneficial for our faith. The third one has done more to grow in the Lord than the first and the second, but the third one still holds to the worldly things and do not have faith that the Lord provides. The fourth one are those who listens to the Word of God, receives it and be fruitful. This is those who receives the Word of God and do it every day and also work so that they may be fruitful. They also grow in faith and not only in knowledge and also with action so that they are fruitful. Faith comes from hearing and hearing of the Word of God, that's why the Lord taught us to hear the Word of God, but also need to be followed by action so that we may be fruitful.

Therefore let us learn from this parable and let us leave behind our sins and repent, let us not only listen, but do it, meditate on it day and night. Let us also grow in faith because of the Word of God, so that we would not lose or be crushed by the worries or deceitfulness of the riches of the world. Let us have faith wholly in the Lord that He will provide and takes care of our lives. Let us all listen, receives the Word of God and be fruitful.

Sunday, June 19, 2011

Berkat Tuhan | The Lord's Blessing

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 5-6

Tuhan memberitahukan kepada Israel melalui Musa beberapa cara untuk menangani kasus-kasus yang dapat terjadi di tengah-tengah Israel sehingga mereka tetap kudus di hadapan Tuhan. Mereka yang melanggar kekudusan akan membayar harganya sesuai dengan apa yang Tuhan tetapkan. Tetapi Tuhan tidak hanya berikan akibat dan cara menangani kasus-kasus yang melanggar kekudusan Allah, tetapi Tuhan juga memberitahukan kepada Harun dan para imam bagaimana mereka memberkati bangsa yang mereka pimpin.

Tuhan itu memberkati dan melindungi, Ia menyinari dengan wajah-Nya dan memberi kasih karunia, Ia menghadapkan wajah-Nya dan memberi damai sejahtera dan nama-Nya di atas kehidupan Israel sehingga Tuhan memberkati mereka. Tuhan itu Tuhan yang memberkati umat-Nya, Wajah-Nya selalu menghadap kita dan melihat kita. Dengan sinar wajah-Nya dan tatapan-Nya, kita akan mendapatkan damai dan kasih karunia. Oleh sebab itu marilah kita selalu menghadap kepada Tuhan setiap hari, memandang wajah-Nya dan membuat nama-Nya bertahta di atas kehidupan kita sehingga kita dapat mengalami kasih karunia, damai sejathera dan kehadiran Tuhan setiap harinya.

Jadi, biarlah kita ketahui bahwa Tuhan kita bukanlah Tuhan yang memberikan peraturan-peraturan yang tak berguna, tetapi setiap peraturan yang diberikan-Nya itu berguna untuk mengubah dan membawa kita kepada kekudusan yang Ia ingini dan juga Ia adalah Allah yang memberkati umat-Nya asalkan mereka mencari wajah-Nya. Maka dari itu, marilah kita mencari wajah-Nya setiap pagi agar nama Tuhan ada di atas kehidupan kita dan agar kasih karunia, damai sejahtera dan berkat Tuhan mengikuti kita sepanjang hari.


English:

Bible Reading: Numbers 5-6

The Lord, through Moses,  gave Israelites ways to handle a few cases that might happen in the midst of Israelites so that they can maintain their holiness before the Lord. They, who defile the holiness will have to pay the consequences according to what the Lord has set. But the Lord do not only give consequences to our actions and ways to handle cases that defiles the holiness of God, but the Lord also told Aaron and the priest how to bless the nation that they led.

The Lord bless and protects, He shines His face and gives grace, He lifts up His countenance and gives peace and His name is above the lives of the Israelites so that the Lord will bless them. Our Lord is the Lord who blesses His people. His face is always upon us, watching us. With the shine of His face and His countenance, we receive peace and grace. Therefore, let us always look unto the Lord everyday, seeing His face and make His name reign upon our lives so that we can experience grace, peace and His presence everyday.

So, let us acknowledge that our Lord is not the Lord who gave useless statutes, but every statutes given are useful to change and bring us to the holiness that He wants and also He is the Lord who blesses His people as long as they seek His face. Therefore, let us seek His face everyday so that His name is upon our lives and so that the grace, peace and blessings of the Lord follows us everyday.

Saturday, June 18, 2011

Anug'rah Kekudusan | Grace Of Holiness

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 4

Setelah Tuhan memisahkan bangsa Lewi dari Israel untuk khusus melayani di kemah pertemuan, Tuhanpun membagi-bagikan tugas kepada masing-masing puak, dari Gerson, Kehat dan Merari. Masing-masing bertanggung jawab akan hal-hal yang berbeda dari kemah pertemuan dan bani Kehat bertanggung jawab akan perkakas-perkakas yang maha kudus. Di jaman Israel, Tuhan benar-benar menunjukkan kekudusan-Nya dan tidak ada yang dapat menodainya, oleh sebab itu siapapun yang datang ke hadapan Tuhan dengan tidak kudus akan mati. Maka dari itu sebelum bani Kehat mengangkat perkakas-perkakas maha kudus, para imam perlu untuk menutupi perkakas-perkakas itu dengan kain-kain dan juga dengan kulit lumba-lumba dan di angkat melalui kayu-kayu pengungsung dan mereka tidak boleh melihat atau memegang perkakas yang maha kudus itu. Bila kita ingat, pada jaman itu, hanyalah Imam Besar yang dapat masuk ke dalam tabut perjanjian untuk bertemu dengan Tuhan dan itupun setelah melakukan korban persembahan untuk menguduskan imam itu. Maka dari itu tidak ada orang yang dapat memegang atau melihat perkakas-perkakas maha kudus selain dari pada para imam yang telah dikuduskan sebelum masuk ke dalam kemah. Inilah salah satu contoh bahwa Tuhan sangat kudus dan kita sebagai manusia tidak dapat meraihnya.

Sesungguhnya kita di jaman sekarang ini sudah sepatutnya kita sangat bersyukur karena pengorbanan Tuhan Yesus Kristus yang menguduskan kita senantiasa, sehingga kita dapat menjadi kudus di hadapan Tuhan dan tidak perlu lagi mengalami apa  yang Israel alami. Tetapi juga, janganlah kita menganggap enteng anugrah yang telah kita terima ini. Ketahuilah bahwa Tuhan kita itu kudus dan janganlah kita sembarangan dengan Tuhan. Marilah kita belajar untuk menghormati Tuhan dan kekudusan-Nya di dalam kehidupan kita. Bayangkan jika kita kembali ke dalam jaman Israel masa itu, melihat sajapun kita tidak dapat.

Jadi, marilah ktia bersyukur senantiasa kepada Tuhan akan anugrah yang diberikan-Nya. Untuk kita dapat bernafas saja dan dapat berdoa kepada Tuhan dalam nama Yesus itu merupakan suatu anugrah jika kita tidak mati. Marilah kita sadar bahwa kita hidup hanya oleh karena anugrah Tuhan dan oleh karena darah-Nya yang telah tercurah untuk menguduskan kita. Terpujilah Tuhan yang Maha Kudus!


English:

Bible Reading: NUmbers 4

After the Lord separates the Levites from the Israelites to specially serve the tent of meeting,the Lord also gave each of the clan, the Gershonites, the Kohathites and the Merarites, duty for each clan. Each are responsible for different things of the tent of meeting and the Kohathites are responsible for the holy things of the tent of meeting. In this time of the Isrealites, the Lord really shows His holiness and no one can defile it, therefore whoever comes to the Lord without holiness will die. Therefore before the Kohathites come and carry the holy things, the priests needs to cover them with cloths and covering of durable leather and carry them with poles and they cannot see nor touch the holy things. If we remember, in those times, only the High Priest is able to come to the tabernacle to meet the Lord and even that is after they have done offering to cleanse and purify the priest.Therefore no one can touch or see theholy things except for the priests who have been purified before entering the tent. This is one example that shows how holy our Lord is and us as human cannot reach it.

Truly, us who are living in this era should be very thankdu because of the sacrifice of the Lord Jesus Christ who sanctifies us, so that we can become holy in the Lord and do not have to experience what the Israelites experienced. But also, do not take this grace lightly. Know that the Lord is holy and do not act rudely to the Lord. Let us learn to honour the Lord and His holiness in our lives. Imagine if we go back to the days of the Israelites, we can't even see the holy things.

So, let us always give thanks to the Lord for His grace. For us to even breathe and can pray to the Lord in the name of Jesus is a grace if we do not die. Let us realise that we live only by grace of the Lord and by His blood that poured down to make us holy. Blessed be the Most Holy Lord!

Friday, June 17, 2011

Ada Yang Melayani Di Rumah Tuhan, Ada Yang Bekerja | Some Are Serving In The House of The Lord, Some Are Working

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 3

Tuhan mengambil suku Lewi sebagai ganti anak-anak sulung dari seluruh bangsa Israel untuk melayani di Kemah Pertemuan. Dapat juga dikatakan bahwa suku Lewi mewakili seluruh bangsa Israel untuk melayani di Kemah Pertemuan. Tentunya hal ini sangatlah masuk akal, karena jika semua orang melayani di Kemah Pertemuan, maka siapakah yang akan bercocok tanam, menggembalakan ternak dan bekerja untuk menambah kemakmuran bangsa Israel? Begitu juga dengan gereja Tuhan di jaman sekarang. Tidak semua orang percaya melayani di rumah Tuhan, tetapi setiap orang memiliki bagiannya masing-masing dalam bekerja, berbisnis, atau melayani di rumah Tuhan secara penuh seperti suku Lewi.

Seperti suku Lewi mewakili seluruh bangsa Israel, begitu juga setiap pelayan di rumah Tuhan mewakili jemaat yang ada di gereja itu. Oleh karena itu, biarlah kita yang melayani di rumah Tuhan benar-benar menjaga kehidupan kita agar kudus di hadapan Tuhan. Sebab Tuhan adalah kudus dan mereka yang melayani di rumah Tuhan juga dikuduskan karena-Nya, maka dari itu janganlah ada perbuatan kita yang mencemari kekudusan Allah. Tetapi biarlah kita jaga hati dan pikiran kita senantiasa sehingga kita tidak hidup di dalam dosa, tetapi bila jatuh kita dapat secara langsung bertobat dan kembali kepada Tuhan. Jadi, bila kita melayani di rumah Tuhan, ingatlah bahwa kita mewakili jemaat Tuhan untuk datang menghadap dan melayani Tuhan. Oleh sebab itu, janganlah kita anggap remeh atau enteng pekerjaan rumah Tuhan, tetapi biarlah kita lakukannya dengan segenap hati kita.

Biarlah kita yang melayani lakukan bagian kita dalam memimpin, mewakili dan memberi teladan yang baik bagi saudara-saudari seiman kita. Biarlah kita yang diberikan tugas oleh Tuhan untuk berbisnis maupun bekerja, lakukan bagian kita dengan penuh semangat dan tujuan yang benar, yaitu untuk Tuhan.


English:

Bible Reading: Numbers 3

The Lord took the tribe of Levi to replace the first born of all Israelites to serve in the Tent of Meeting. It can also be said that the Levites represents the whole Israelites to serve in the Tent of Meeting. Of course this makes perfect sense, because if everyone serves in the Tent of Meeting, then who will be out there planting crops or herding animals and working to add wealth to the Israelites? So is the same with the church of God nowadays. Not every believer serves in the house of the Lord, but everyone has their own part in working, business or serving wholly in the house of the Lord like the Levites.

Like the Levites representing the whole Israelites, so is every believer that serves in the house of the Lord representing the church. Therefore, let us all who serves in the house of the Lord take care of our lives so that it may be holy before the Lord. Because the Lord is holy and they who ministers in the house of the Lord are also made holy because of Him, therefore do not let our actions defile the holiness of the Lord. But let us always guard our hearts and minds so that we would not live in sin, but if we do fall, we can immediately repent and go back to the Lord. So, if we are serving in the house of the Lord, remember that we are representing he church to come and serve the Lord. Therefore, do not take the ministries in the house of the Lord lightly, but let us do it with our whole hearts.

Let us who ministers do our part in leading, representing and giving good example to our brothers and sisters in faith. Let us who have been given a duty to do business or work, do our part with excitement and the right purpose, that is for the Lord.

Thursday, June 16, 2011

Tubuh Kristus | Body Of Christ

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 3

Tuhan Yesus memberikan suatu pengajaran akan kerajaan yang akan terpecah belah bila yang di dalamnya saling berontak. Di sini, Tuhan Yesus mengajarkan hal ini karena Ia dituduh memakai kuasa roh jahat untuk mengusir kuasa roh jahat. Tetapi hal ini juga pengajaran bagi gereja-gereja-Nya. Gereja-gereja-Nya, adalah satu Tubuh Kristus. Tetapi bagaimana Tubuh Kristus dapat bertahan dan berdiri dengan tegak dan teguh bila anggota-anggotanya saling berontak satu dan yang lain?

Tuhan ingin agar gereja-gereja menjadi satu, satu dalam tujuan, satu dalam visi, satu dalam Tuhan. Hal ini dapat dimulai dari tujuan hati dan motivasi kita dalam mencari Tuhan. Bila kita semua memiliki tujuan yang sama dalam mencari Tuhan, yakni untuk menyenangkan hati Tuhan dan melakukan kehendak-Nya, maka gereja-gereja pasti dapat saling membantu, saling menutupi kekurangan masing-masing sehingga lengkaplah dan sempurnalah Tubuh Kristus itu karena semuanya melakukan bagiannya masing-masing dengan tujuan menyenangkan hati Tuhan yang adalah Kepala.

Jadi, marilah kita bersatu hati dan mulai periksa hati dan motivasi kita dalam mencari Tuhan. Apakah itu hanya untuk kepentingan kita sendiri? Apakah untuk lakukan apa yang kita mau? Atau untuk senangkan hati Tuhan? Biarlah kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk senangkan hati Tuhan dalam apapun yang kita lakukan, sehingga kita dapat menjadi satu Tubuh Kristus yang utuh dan yang tidak terpecah-belah.


English:

Bible Reading: Mark 3

The Lord Jesus taught about a kingdom that is divided because the people inside are rebelling against one another. In this case, the Lord Jesus taught this because He was accused of using the power of satan to drive out satan. But this is also a teaching for His churches. His churches are one Body of Christ. But how can the Body of Christ stands firm if the members rebel against each other?

The Lord wants His churches to become one, one in goals, in vision and in the Lord. This can start by having the right motivation and purpose in seeking the Lord. If we all have the same purpose in seeking the Lord, that is to please the Lord's heart and to do His will, then churches will be able to help each other, cover each other's weaknesses so that the Body of Christ is whole and perfect because all members are doing their parts with the purpose of pleasing the Lord, who is the Head.

Therefore, let us unite our hearts and start checking our hearts and motivation in seeking the Lord. Is it for our own benefits? Is it to do what we want? Or is it to please the Lord's heart? Let us all have the same purpose to please the Lord's heart in all that we do, so that we may become one Body of Christ that is whole and not divided.

Wednesday, June 15, 2011

Berkat Yang Mengalir | Blessings That Flows

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 1-2

Melalui kedua pasal ini kita dapat melihat jumlah orang-orang yang sanggup berperang dari tiap-tiap suku Israel. Dan jika kita perhatikan jumlah masing-masing dar tiap suku, kita dapat melihat bahwa mereka yang diberkati lebih limpah oleh Yakub memiliki jumlah yang lebih. Dalam keduabelas anak Yakub, Yehudalah yang yang di angkat menjadi yang utama di antara saudara-saudaranya. Jika kita kembali melihat Kejadian 49, Yakub memberkati Yehuda sebagai suku yang di mana tongkat kerajaan akan terus ada bersama dengannya dan bahwa saudara-saudaranya akan tunduk kepadanya. Mengenai hal anak-anak Yusuf, Manasye dan Efraim, walaupun Manasye adalah yang sulung, tetapi berkat sulung diberikan kepada Efraim oleh Yakub (Kejadian 48). Jika kita bandingkan dengan jumlah dari tiap-tiap suku, kita dapat melihat bahwa Yehudalah yang paling besar jumlahnya di antara bangsa Israel. Begitu juga halnya dengan Manasye dan Efraim, Efraim memiliki jumlah yang lebih besar di bandingkan oleh Manasye.

Hal ini menunjukkan pada kita betapa pentingnya berkat yang turun dari orang tua kepada anak-anaknya, yakni berkat yang turun dari Tuhan sendiri ke atas orang tua dan yang diteruskan kepada anak-anaknya. Oleh sebab itulah hukum pertama yang berhubungan dengan sesama manusia, Tuhan menaruh hukum untuk hormat kepada orang tua sebagai yang pertama. Jadi, biarlah kita belajar untuk terus hormat kepada orang tua kita dan juga sebagai orang tua, biarlah kita belajar untuk menjaga kata-kata kita terhadap anak-anak kita, sehingga kita tidak mengutuk anak-anak kita. Tetapi biarlah yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata berkat. Sebab Tuhan telah memberkati kita bukan untuk disimpan sendiri saja, tetapi untuk dibagikan dan salah satunya adalah untuk dibagikan kepada keturunan kita.Tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada orang tua sangatlah besar dan besar pulalah kuasa dan otoritas yang mengikutinya, jadi janganlah kita menyalah-gunakan kuasa dan otoritas yang Tuhan berikan itu. Tentunya hal ini bukan hanya berlaku kepada orang tua jasmani, tetapi sebagai pemimpin, yaitu orang tua rohani, kita juga bertanggung jawab akan berkat rohani yang turun ke atas mereka yang kita pimpin.

Oleh sebab itu, janganlah kita anggap enteng perkataan-perkataan kita dan janganlah kita anggap enteng pula jabatan yang Tuhan berikan sebagai orang tua, pemimpin maupun anak. Tetapi biarlah kita hidup sesuai dengan perintah-Nya dan sesuai dengan kebenaran-Nya, sehingga kita menurunkan berkat yang dari Tuhan dan bukan kutuk.


English:

Bible Reading: Numbers 1-2

Through these two chapters, we can see the numbers of people who are able to go to war from each tribe of the Israelites. And if we look at it carefully the numbers from each tribe, we can see that those who are blessed more by Jacob has more. Within the twelve children of Jacob, Judah is the one who was raised above all the others. If we look back to Genesis 49, Jacob blessed Judah as a tribe who will have kings and kingdom and that all the others will bow down to him. With regard to Joseph's sons, Manasseh and Ephraim, although Manasseh was the firstborn, the firstborn blessings was given to Ephraim by Jacob (Genesis 48). If we compare it with the numbers of each tribe, we can see that Judah had the most within the Israelites. The same with Manasseh and Ephraim, Ephraim had more compared to Manasseh.

This shows to us of how important it is the blessings that comes from the parents to their children, that is the blessings that comes from God Himself upon the parents and being passed down to their children. That;s why the first commandments that has relationship with men, the Lord put the law to honour our parents as the first. Therefore, let us learn to always honour our parents and also as parents, let us learn to be careful of our words towards our children, so that we would not curse our children. But let us be that what comes out from our mouths are words of blessings. Because the Lord blessed us not to keep it to ourselves but to be shared and one of them is to our children. The responsibility that the Lord gave to parents are great and so is the power and authority that follows, therefore do not misuse this power and authority that the Lord gave. Of course this not only applies to biological parents, but also to leaders, who are spiritual parents, we are also responsible for the spiritual blessings that flows to those whom we lead.

Therefore, let us not take our words lightly and also do not treat the role that the Lord has entrusted to us as parents, leaders or children lightly. But let us live according to His commandment and truth, so that we would pass down the blessings that comes from the Lord and not curses.

Tuesday, June 14, 2011

Pelajaran Dari 4 Orang Teman | Lesson From 4 Friends

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 2

Ketika Tuhan melihat 4 orang yang membantu temannya yang lumpuh diturunkan dari atap, dikatakan bahwa Tuhan Yesus melihat iman mereka. Dari kejadian ini kita dapat belajar beberapa hal yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita. Awalnya ke-4 orang ini mencoba masuk melalui pintu depan, tetapi karena khalayak ramai maka mereka tidak dapat masuk. Tetapi mereka tidakmenyerah begitu saja, mereka mencari akal dan mereka menemukannya melalui atap. Tidaklah mudah untuk mengangkat seorang ytang lumpuh ke atas atap rumah. Terlebih lagi, untuk menurunkannya melalui atap mereke membutuhkan tali atau suatu alat dan jika mereka dapat menurunkan orang lumpuh itu, maka terbukti bahwa mereka sudah siap sedia sejak awal. Dan tentunya mereka juga beriman bahwa Yesus dapat menyembuhkan orang lumpuh ini. Dalam perjalanan hidup kita mencari Yesus dan untuk mengenal DIa, tidaklah mudah, tetapi ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari ke-4 orang ini.

Kita tahu bahwa mereka telah siap sedia dari awalnya jika memang harus melalui atap. Mereka pasti tahu bahwa akan banyak orang yang mencari Yesus, sehingga pasti tidak mudah untuk masuk melalui pintu depan, oleh sebab itu mereka sudah siap sedia. Begitu juga dengan kita, kita perlu siap sedia dalam hati, pikiran dan juga kekuatan kita untuk mencari Tuhan. Kita tahu bahwa di tengah-tengah kesibukan kita tidaklah mudah untuk mencari Tuhan, tetapi kita perlu untuk mempersiapkan waktu untuk mencari Tuhan. Jika kita tidak mempersiapkan waktu, maka ktia tidak akan ada waktu untuk cari Tuhan, kita akan terhalangi oleh kesibukan kita seperti ke-4 orang ini terhalangi oleh khalayak ramai. Lalu kita juga perlu untuk pantang menyerah, terus giat sampai kita mendapatkan jawaban di dalam doa maupun persekutuan kita setiap hari dengan Tuhan. Dan tentunya kita perlu iman untuk dapat melihat Tuhan dan melihat pekejaan tangan-Nya.

Maka dari itu, marilah kita lakukan hal-hal ini agar kita dapat mengalami Tuhan lebih lagi di dalam kehidupan kita. Mari kita siapkan waktu untuk mencari Tuhan, pantang menyerah dan beriman teguh di dalam Tuhan.

English:

Bible Reading: Mark 2

When the Lord saw 4 people who helped their friend who's lame, to be lowered down from the roof, it is said that the Lord Jesus saw their faith. From this we can learn a few things which we can apply to our lives. In the beginning these 4 people tried to come in through the front door, but because of the crowd they can't. But they did not give up just like that, they looked for another way in and they found it through the rooftop. It is not easy to lift up a lame person to the rooftp. Moreover, to lower him down from the rooftop they would need a means such as ropes, therefore it is proven that they are ready from the start. And of course they also have the faith that Jesus will be able to heal the lame person. In our lives in seeking Jesus and to know Him, it is not easy, but there are a few things that we can learn from these 4 people.

We know that they have readied themselves from the start if they have to go from the rooftop. They must know that there will be a crowd following Jesus, that it would not be easy for them to come from the front door, that's why they were ready. So it is with us, we have to be ready in heart, mind and strength to seek the Lord. We know that in the midst of our busyness, it is not easy to seek the Lord, but we need to prepare a time beforehand to seek the Lord. If we do not prepare any time beforehand, then we would not have the time to seek the Lord and we will be hindered by the busyness of our daily lives just like the 4 people who are hindred by the crowd. Then we also need to have the character of not giving up, but keep on seeking until we receive answers in our prayers and our daily relationship with the Lord. And of course we also need to have faith to be able to see the Lord and to see the work of His hands.

Therefore, let us do these things so that we can experience God even more in our lives. Let us prepare a time to seek the Lord, not giving up and having firm faith in the Lord.

Monday, June 13, 2011

Dikhususkan Bagi Tuhan | Devoted To The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Imamat 27

Di dalam pasal ini Tuhan berbicara akan peraturan-peraturan mengenai hal-hal yang dikhususkan atau dikuduskan bagi Tuhan. Orang Israel dapat memberikan secara khusus dirinya melalu nazar, atau hal-hal lainnya dengan dikuduskan bagi Tuhan seperti, seekor hewan, rumah atau ladang. Tuhan memberikan kepada orang Israel peraturan bahwa segala hal yang dikhususkan bagi Tuhan, baik itu orang, ladang, hewan, rumah atau segala milik orang itu, tidak boleh ditebus kembali, semua itu adalah milik Tuhan dan segala yang dikhususkan adalah maha kudus bagi Tuhan. Tetapi hal-hal yang hanya dikuduskan, masih dapat ditebus.

Jika kita perhatikan ada bedanya antara dikuduskan dan dikhususkan bagi Tuhan. Jika sesuatu dikuduskan, maka orang atau benda itu kudus, tetapi bukan berarti bahwa orang atau benda itu hanya untuk Tuhan. Tetapi hal-hal yang dikhususkan bagi Tuhan, orang atau benda itu hanya dipakai untuk Tuhan, oleh sebab itu segala yang dikhususkan adalah maha kudus bagi Tuhan. Misalnya, ketika kita bertobat dan saat Tuhan Yesus Kristus masuk ke dalam kehidupan kita, maka kita mejadi kudus karena Tuhan Yesus yang ada di dalam diri kita, tetapi hidup kita masih milik kita sendiri. Tetapi bila kita bernazar, atau memberikan kehidupan kita untuk dikhususkan bagi Tuhan, maka kita tidak hanya kudus, tetapi kita juga menjadi milik Tuhan secara penuh dan apa yang kita lakukan hanyalah untuk Tuhan. Tentunya Tuhan ingin agar kita hidup bagi Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita lihat yang manakah kita? Apakah kita hanya dikuduskan oleh karena Tuhan Yesus Kristus, atau kita mengambi langkah selanjutnya untuk memberikan hidup kita dikhususkan bagi Tuhan?

Biarlah kita berikan kehidupan kita untuk dikhususkan bagi Tuhan, karena Tuhan telah membeli kehidupan kita dengan darah-Nya dan kita menjadi milik-Nya. Maka dari itu, sudah selayaknya hidup kita ini dikhususkan bagi Tuhan. Jadi, marilah kita jaga kehidupan kita dan biarlah kita hidup hanya untuk Tuhan dan bukan untuk diri kita sendiri atau untuk orang lain.

English:

Bible Reading: Leviticus 27

In this chapter, the Lord speaks about statutes of things to be dedicated as holy and things to be devoted to the Lord. The Israelites can give their lives through a vow, or other things by dedicating it to the Lord such as animals, house, or land. The Lord gave Israelites statutes that all things which are devoted to the Lord may it be a person, animal, house or all that person has, cannot be redeemed nor sold, all of it belongs to the Lord and all things which are devoted is most holy to the Lord. But things which are only dedicated as holy may be redeemed.

If we notice, there's a difference between dedicating things as holy and being devoted to the Lord. If something is dedicated to be holy, that person or thing is holy, but does not meant hat the person or the thing is only for the Lord. But things which are devoted to the Lord, that person or thing is used only for the Lord, that's why all things which are devoted to the Lord is most holy. For example, when we repent and when the Lord Jesus Christ came into our lives, we are holy because of the Lord Jesus Who is in us, but our lives is still our own. But if we took a vow to devote ourselves to the Lord, then we are not only holy, but we belong to the Lord as a whole and what we do is only for the Lord. Of course the Lord wants us to live for Him. Therefore, let us look at ourselves, which one are we? Are we only dedicated to be holy because of the Lord Jesus Christ, or do we take that extra step to devote our lives for the Lord?

Let us give our lives to be devoted to the Lord, because the Lord has bought our lives with His blood and we are His. Therefore, it is only fair if our lives is devoted to the Lord. So, let us take care of our lives and let us live a life only for the Lord and not for ourselves or others.

Sunday, June 12, 2011

Akibat Dari Kelakuan Kita | Consequenxes Of Our Actions

Indo:

Pembacaan Alkitab: Imamat 26

Tuhan dengan jelas mengatakan kepada Israel akan akibat dari tindakan dan kehidupan mereka. Bila mereka mengikuti Firman Tuhan dan tidak melakukan dosa, maka mereka akan diberkati dengan limpah dalam segala hal. Tetapi bila mereka tidak mengikuti Firman Tuhan dan jika mereka terus hidup di dalam dosa, maka mereka akan mengalami hukuman dari Tuhan secara bertahap. Jika dalam hukuman pertama mereka tidak bertobat, Tuhan akan datangkan hukuman yang lebih berat lagi dan seterusnya. Tetapi hukuman ini bertujuan untuk membuat mereka bertobat. Hal-hal inipun berlaku untuk kita, orang percaya. Bila kita taat, setia, dan mengikuti dan laksanakan Firman Tuhan dan tidak hidup di dalam dosa, maka kita akan melihat pekerjaan tangan Tuhan yang akan membawa kesuksesan dalam kehidupan kita. Tetapi bila kita berpaling dari Tuhan, tidak setia, tidak ikuti dan tidak laksanakan Firman Tuhan dan hidup di dalam dosa, maka hukuman yang datang dari Tuhan akan turun menimpa kita agar kita bertobat. Pertama akan mulai dari hal yang ringan dan bila kita tidak juga bertobat, maka yang lebih berat lagi akan menimpa kita dan seterusnya.

Dari sini kita daoat melihat kemurahan Tuhan, yaitu bahwa Ia telah memeringati kita akan akibat-akibat dari tindak laku kita. Tuhan juga beritahu bahwa semua ini dilakukan agar kita dapat bertobat dan agar keinginan hatinya terjadi, yakni agar Tuhan hadir di tengah-tengah kehidupan kita, menjadi Tuhan kita dan kita menjadi umat-Nya. Jadi, bila kita mengalami suatu masalah dalam kehidupan kita, salah satu alasan mengapa hal itu terjadi atas kita, mungkin karena dosa kita. Maka dari itu, marilah kita periksa hidup kita setiap hari, bertobat dari segala kesalahan dan dosa kita. Marilah kiita ikuti Frman Tuhan dengan taat dan setia agar Tuhan hadir di tengah-tengah kita dan menjadi Tuhan kita dan kita umat-Nya.


English:

Bible Reading: Leviticus 26

The Lord has said it clearly to the Israelites about the consequences of their actions and lives. If they follow the Word of God and do not sin, they will be blessed abundantly in all things. But if they do not follow the Word of God and if they kept on living in sin, then they will receive punishment from the Lord in stages. If in their first stage of punishment they do not repent, then the Lord will punish them more  and so on. But these punishment has the purpose of letting them know so that they could repent. These things also applies to us, believers. If we obey, faithful, follow and do the Word of God and do not live in sin, then we will see the work of the Lord which will bring success in our lives. However, if we turn from God, being unfaithful, not following and not doing the Word of God and kept on living in sin, then the punishment of the Lord will come upon us so that we will repent. It will start with a lighter punishment, but if we do not repent, then a more severe one will be upon us and so on.

Here, we can see the Lord's mercy, which is the fact that He warned us first of the consequences of our actions. The Lord also told us that all these things He will do so that we would repent and so that His heart's desire will come true, which is for the Lord to come and dwell in our midst where He will become our Lord and us, His people. So, if we experience a problem in our lives, one of the reasons why it happens in our lives may be because of our sins. Therefore, let us check our lives everyday, repent from all wrong and sins. Let us follow the Word of God with obedience and faithfulness so that the Lord may dwell in our midst and become our Lord and us His people.

Saturday, June 11, 2011

Tuhan Yang Bertanggung Jawab | The Responsible Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Imamat 25

Seperti pada hari ketujuh ada hari Sabat, hari beristirahat dan hari kudus bagi Tuhan, begitu juga dengan tanah yang akan diberikan Tuhan kepada Israel. Pada tahun yang ketujuh, tanah itu perlu untuk diistirahatkan dan tidak boleh menabur atau dituai pula. Tentunya Tuhan tidak akan membiarkan Israel kelaparan selama tahun ketujuh itu, tetapi Tuhan akan mencukupkannya. Tuhan telah mengatur segalanya dengan rapi dan Ia akan memberikan jatah tiga tahun kepada Israel pada tahun yang ke-enam, supaya dapat makan di tahun yang ketujuh, dan juga pada tahun yang kedelapan ketika mereka baru mulai lagi menabur dan sampai dapat menuai hasilnya di tahun yang kesembilan.

Sungguh Tuhan kita itu, Tuhan yang luar biasa, adil dan penuh pengertian. Jika Tuhan memberikan suatu perintah dalam kehidupan kita, maka Tuhan juga yang akan bertanggung jawab untuk memampukan kita. Apapun yang kita butuhkan untuk dapat melakukan dan melaksanakan perintah Tuhan, pasti Tuhan akan memenuhinya. Oleh sebab itu, janganlah kita takut dlam melaksanakan perintah Tuhan. Tetapi biarlah kita beriman dan percaya kepada Tuhan bahwa Ia akan menuntun dan memimpin kita sehingga kita dapat melaksanakannya, asalkan kita mau.


English:

Bible Reading: Leviticus 25

Just like the seventh day is a Sabbath, a day of rest, a holy day for the Lord, so is the land which the Lord will give to the Israelites. On the seventh year, the land needs to rest and no sowing or reaping may be done. Of course the Lord will not let Israelites  go hungry on the seventh year, but the Lord will fulfill. The Lord has organise all of it well and He will give three years worth of food in the sixth year, so that they can have food for the seventh year and also for the eighth year where they just started to sow again and enough food until they can reap again on the ninth year.

Truly, our Lord is an amazing Lord, just and full of understanding. If the Lord gave a commandment in our lives, the Lord will also be responsible to make us able. Whatever it is that we need to do and finish the Lord's command, the Lord will fulfill. Therefore, do not be afraid to do the commandment of the Lord. But, let us have faith and believe in the Lord that He will guide and lead us so that we are able to fulfill it if we want.

Friday, June 10, 2011

Yohanes Pembaptis Jaman Kini | John The Baptist of This Age

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 1

Yohanes Pembaptis dikatakan sebagai utusan yang mempersiapkan jalan bagi Yesus untuk membawa berita keselamatan. Dan sekarang, jalan itu telah ada, jalan menuju kehidupan kekal, yakni Tuhan Yesus Kristus. Tetapi itu belumlah kesudahan dari segalanya, Tuhan masih akan datang untuk kedua-kalinya dan kali ini kita, orang-orang percaya adalah yohanes-yohanes pembaptis di jaman ini. Sebagai orang percaya, Tuhan meminta agar kita memberitakan Injil-Nya sehingga semua orang mengenal Tuhan, karena Tuhan datang untuk menyelamatkan semua orang. Jadi tugas kita sebagai yohanes-yohanes pembaptis jaman sekarang adalah untuk mempersiapkan diri dan dunia sebagai mempelai yang siap menyambut Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Lelaki yang datang menjemput umat-Nya, gereja-Nya. Bagaimanakah kita dapat lakukan hal ini?

Caranya adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan di dalam Matius 28:18-20, yakni untuk kita pergi, memberitakan Injil keselamatan, menjadikan bangsa-bangsa murid Tuhan, membaptis mereka di dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, serta mengajarkan mereka akan perintah-perintah Tuhan. Dengan kita membagikan kesaksian kita akan apa yang kita alami dan lewati bersama dengan Tuhan Yesus Kristus, kita juga dapat membawa jiwa-jiwa kembali kepada Pencipta mereka. Kita juga dapat mengambil contoh kehidupan para rasul yang bersekutu setiap hari, melayani Tuhan, menginjil di segala tempat akan Yesus.

Oleh sebab itu, marilah kita lakukan bagian kita sebagai yohanes-yohanes pembaptis di jaman kini. Marilah kita persiapkan diri kita dan juga gereja-Nya sebagai mempelai yang siap menyambut Sang Mempelai Lelaki, yakni Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: Mark 1

John the Baptist is said to be the messenger sent forth to prepare the way for Jesus to bring the news of salvation. Now, the way is prepared, the way to eternal life, that is the Lord Jesus Christ. But this is not the end of it, the Lord will come for the second time and this time, we as believers are john the baptist of this age. As believers, the Lord wants us to spread His Gospel so that all men may know the Lord, because the Lord came to save all men. So our duty as john the baptist of this age is to prepare ourselves and the world as a bride who is ready to welcome the Lord Jesus Christ as the Groom who comes to take His people, His church. How can we do this?

The way is to do what the Lord commanded us to do in Matthew 28:18-20, that is for us to go, spread the Gospel of Salvation, make the nations His disciples, baptise them in the name of the Father, the Son and the Holy Spirit, also teaching them of the commandments of God. By sharing our testimonies on what we experienced and go through with the Lord Jesus Christ, we can also bring souls to go back to their Creator. We can also take the examples of the lives of the apostles who had fellowships daily, serving the Lord, preaching in all places about Jesus.

Therefore, let us do our part as john the baptists of this age. Let us prepare ourselves and also His church as bride who is ready to welcome the Groom, who is the Lord Jesus Christ.

Thursday, June 9, 2011

Setiap Harinya | Every Day

Indo:

Pembacaan Alkitab: Imamat 23-24

Tuhan memberikan kepada bangsa Israel ketetapan-ketetapan akan perayaan-perayaan yang ada dan dari setiap perayaan-perayaan itu, ada waktu di mana mereka mempersembahkan korban, ada juga waktu di mana mereka tidak boleh melakukan pekerjaan apapun dan hanya beribadah dan menyembah Tuhan. Ada juga waktu di mana mereka perlu mempersembahkan hasil pertama mereka di tanah perjanjian. Ada juga persembahan-persembahan lainnya. Tetapi yang setiap hari mereka harus lakukan adalah untuk menyiapkan minyak zaitun tumbuk yang tulen untuk minyak lampu kemah pertemuan agar lampu-lampu itu tetap menyala dan juga untuk mempersembahkan roti yang baru setiap hari. Mengapa lampu itu perlu di isi dengan minyak zaitun murni dan perlu untuk terus menyala? Dan mengapa perlu ada roti yang baru setiap hari?

Di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, lampu di kemah pertemuan ini melambangkan api Roh Kudus yang ada di dalam kehidupan kita. Dan Tuhan ingin agar kita api Roh Kudus terus menyala di dalam kehidupan kita. Tuhan meminta dengan spesifik untuk mengisi dengan minyak zaitun yang tulen, yang murni. Di dalam perjanjian lama, minyak zaitun itu di pakai sebagai minyak urapan oleh para imam dan ini berarti bahwa untuk kita dapat mengisi minyak lampu di dalam kehidupan kita, kita perlu untuk mengisinya dengan minyak urapan yang daripada Tuhan, yakni kita perlu untuk meminta Tuhan yang mengisi kita setiap hari dengan Roh Kudus agar api Roh Kudus kita terus menyala setiap hari. Sebab tanpa adanya Roh Kudus di dalam kita, maka kita tidak akan dapat mengenal Tuhan, sebab Tuhan adalah Roh. Bila tidak ada api Roh Kudus di dalam hidup kita maka kita juga tidak akan dapat menjadi terang seperti yang Tuhan inginkan. Begitu juga halnya dengan roti yang baru setiap hari. Roti itu melambangkan Firman Tuhan dan Tuhan sendiri. Jadi Tuhan ingin agar kita mengisi kehidupan kita setiap hari dengan Firman Tuhan dan juga dengan persekutuan dengan Tuhan. Sebab bila kita tidak memiliki Firman Tuhan dan hubungan dengan-Nya setiap hari, maka ktia tidak memiliki fondasi yang kuat dan kita tidak memiliki kesempatan untuk mengenal Tuhan.

Oleh sebab itu, marilah kita isi setiap hari kehidupan kita dengan minyak urapan Roh Kudus sehingga api Roh Kudus terus menyala di dalam kehidupan kita, memimpin dan menerangi kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita. Mari juga kita luangkan waktu untuk Tuhan dan Firman-Nya agar itu yang memimpin kita setiap harinya.

English:

Bible Reading: Leviticus 23-24

The Lord gave to the Israelites statutes and days of celebrations dan during those days of celebrations, there are days when they have to give offerings, sacrifices and days when they have to rest and do no work and just to have fellowship with God and worshiping God. There are also days when they need to give their first fruit offering. Also other offerings to give. BUt what they need to do everyday is to prepare olive oil for the lamp of the tabernacle of meeting and to bring new breads everyday. Why do the lamps needed to be filled with olive oil everyday and to be kept burning all the time? Why do we need new bread everyday?

In our lives as believers, the lamp in the tabernacle of meeting represents the fire of the Holy Spirit in our lives. And the Lord wants the fire of the Holy Spirit to keep on burning inour lived. The Lord specifically asks for pure olive oil. In the Old Testament, olive oil is used as an anointing oil by the priests and this means that for us to fill the lamp in our lives, we need to fill it with the anointing oil of the Lord, that is we need to askt he Lord to fill us everyday with Holy Spirit, so that the fire will keep on burning in us. Because without the Holy SPirit in us, we cannot know our God, because God is Spirit. If we do not have the fire of the Holy Spirit in us, we also cannot be a light as the Lord desires. The same thing too with the new bread everyday. The bread represents the Word of God and the Lord Himself. Therefore the Lord wants us to fill our lives with the Word of God and relationship/fellowship with the Lord everyday. Because if we do not have the Word of God and relationship with Him everyday, then we do not have the strong foundation and we do not have the opportunity to know who our God is.

Therefore, let us fill our lives everyday with the anointing oil of the Holy Spirit so that the fire will keep on burning in us, leading and giving light in our lives and unto those around us. Let us also spend time for the Lord and His Words so that we are led everyday by it.

Wednesday, June 8, 2011

Keselamatan Bagi Bangsa-Bangsa & Bagian Kita | Salvation For All Nations & Our Part

Indo:

Pembacaan Alkitab: Matius 28

Pesan Yesus kepada para murid-murid-Nya dan kita semua setelah Ia bangkit dari mati adalah agar kita pergi dan jadikan bangsa-bangsa murid Tuhan, baptis mereka dan ajar mereka.

Sebagai murid-murid-Nya, para rasul telah diajarkan dan mengenal Firman Tuhan dan mereka diperintahkan untuk pergi dan menjadikan bangsa murid Kristus dan membaptis dan ajarkan mereka. Langkah pertama kita sebagai orang percaya adalah untuk menjadi murid dahulu, yakni untuk kita mau diajar akan kebenaran, mau mencari kebenaran Firman Tuhan dan mengenalnya. Lalu kita perlu untuk pergi dan memberitakan Injil Kristus, tentang keselamatan kekal yang ada dalam Tuhan Yesus Kristus. Tentunya dengan pengalaman kita sendiri dan pengetahuan akan Injil Kristus, kita dapat membawa orang-orang yang mau percaya untuk menerima Yesus Kristus dalam hidupnya dan mau di baptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Tetapi tugas kita tidak berhenti sampai di sini saja dan banyak dari orang percaya yang berhenti di sini. Tidaklah cukup untuk kita hanya membawa orang-orang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, tetapi kita juga bertanggung jawab untuk mengajarkan kepada mereka akan kebenaran-kebenaran Kristus yang kita ketahui. Tuhan berkata agar kita mengajarkan apa yang telah diajarkan dan diperintahkan kepada kita. Kita perlu menjadikan mereka murid. Semua ini agar roda pertobatan terus berputar dan orang-orang percaya terus membawa lebih banyak orang percaya masuk ke dalam kehidupan kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Sehingga setiap orang percaya, baik baru maupun sudah lama membawa jiwa-jiwa baru ke dalam kerajaan Allah. Dengan demikian kita berbuah dan gereja beserta kerajaan Allah terus bertumbuh dan bertambah banyak jiwa-jiwanya. Dan inilah yang Tuhan inginkan, yakni agar semua bangsa mengenal Dia dan dapat diselamatkan.

Jadi, marilah kita lakukan bagian kita, yaitu agar kita mau diajar dan mau belajar akan Firman dan Kebenaran Tuhan sehingga kita dapat membawa orang-orang kepada Kristus dan dapat juga mengajarkan mereka akan kebenaran agar merekapun dapat pergi dan membawa orang-orang kepada Kristus dan mengajarkan orang-orang itu. Biarlah kita ambil bagian dari rencana Tuhan untuk membawa bangsa-bangsa kepada kehidupan kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus


English:

Bible Reading: Matthew 28

The message of Jesus to His disciples and us when He rose from the dead is for us to go and make disciples of all nations, baptise them and teach them.

As His disciples, the apostles have been taught and knew the Word of God and they are commanded to go and make disciples of all nations and baptise them and teach them. Our first step as a believer is to be a disciple first, that is for us to want to be taught and want to learn about the truth, want to seek the truth of the Word of God and know it. Then we need to go and share the Gospel of Christ, about salvation in the Lord Jesus Christ. Of course with our own experience and the teaching about the Gospel of Christ, we can bring more people who wants to believe to receive Jesus Christ in their lives and want to be baptised in the name of the Father, the Son and the Holy Spirit. However, our duty does not end there and many believers stops here. It is not enough for us to just bring people to be a believer in the Lord Jesus Christ, but we are also responsible to teach them about the truth and Word of God that we know. The Lord said that we ought to teach them what's been taught to us and commanded to us. We need to make disciples out of them. All this is so that the wheel of repentance keeps on rolling and believers can keep on bringing more new believers into the eternal life in the Lord Jesus Christ. So that all believers, may they be new or been along time believer, may bring new souls to the kingdom of God. That way, we bear fruits and the church along with the kingdom of God keeps on growing and adding more souls. This is what the Lord wants, that is for all nations to know Him and be saved.

Therefore, let us do our part, that is to want to be taught, want to learn the Word and Truth of God so that we can bring people to Christ and can also teach them about the truth so that they too can go and bring more people to Christ and teach them. Let us take part in the Lord's plan to bring all nations to eternal life in the Lord Jesus Christ.

Tuesday, June 7, 2011

Persembahan Yang Kudus | Holy Sacrifices & Offerings

Indo:

Pembacaan Alkitab: Imamat 22

Tuhan bukan hanya ingin agar kita saja yang kudus. Tetapi persembahan-persembahan yang kita naikkan kepada Tuhan juga perlu kudus, yakni tak bercacat cela. Persembahan-persembahan ini berupa korban bakaran seperti korban sukarela atau penebus dosa atau nazar dan sebagainya. Sekarang ini, persembahan-persembahan ini dapat berupa pelayanan kita dalam berbagai macam bidang, sumbangan tenaga, sumbangan dana, dan sebagainya. Semua ini tentunya dapat sebagai persembahan sukarela atau nazar.

Tetapi ingat, bahwa persembahan-persembahan ini pun perlu kudus, yakni tak bercacat cela dan dipisahkan untuk Tuhan. Contoh yang paling mudah adalah jika kita mempersembahkan dana. Dari berkat yang Tuhan berikan, perlu kita pisahkan sepersepuluh untuk Tuhan sebab memang itu milik-Nya, tetapi juga sebagai persembahan sukarela dan persembahan lainnya, janganlah kita asal memberikan apa yang sisa di dompet kita, tetapi pisahkanlah dari awal bagian yang kita ingin berikan kepada Tuhan. Begitu juga berlaku bagi kita yang mempersembahkan talenta kita dalam melayani. Kita perlu pakai talenta itu untuk Tuhan dan kita perlu juga pisahkan waktu dan tenaga agar talenta itu dapat dilatih untuk Tuhan dan dipakai untuk Tuhan. Misalnya, bila kita melayani di dalam tim musik, biarlah kita pisahkan waktu, tenaga dan talenta kita (baik itu suara atau instrument kita) untuk bernyanyi atau bermain musik menyembah Tuhan. Bukan hanya di gereja saja, tetapi setiap harinya. Ini hanyalah beberapa contoh, tetapi biarlah kita lihat apa yang kita persembahkan kepada Tuhan dan biarlah itu kudus bagi Tuhan.

Jadi, marilah kita mempersembahkan bagi Tuhan persembahan-persembahan yang kudus, yang tak bercacat cela dan yang dipisahkan atau dikhususkan bagi Tuhan.


English:

Bible Reading: Leviticus 22

The Lord do not only wants us to be holy. But our sacrifices and offerings that we lift up to the Lord also need to be holy, that is without blemish. These sacrifices are in a form of burnt offerings for sins, or freewill offering or for a vow and etc. Nowadays, these sacrifices may be in a form of our ministries in all kinds of field, our effort/energy, our money and resources and etc. All of these of course may be a freewill offering or to fulfill a vow.

But remember that these sacrifices need to be holy, that is without blemish and separated for the Lord. an easy example is when we offer up money. From the blessings the Lord gave, we need to separate a tenth for the Lord for it is His, but as a freewill offering or other offerings, do not just give what is left or what we can find in our wallet, but separate a part from the beginning how much we want to give to the Lord. The same also applies to those who offers their talents in ministering. We need to use those talents for the Lord and we also need to separate time and energy so that those talents may be trained and used for the Lord. For example, if we serve in the music team, let us separate our time, energy and talents (may it be our voice or instruments) to sing or play music worshipping the Lord. Not only at church, but every day. These are only a couple of examples, but let us look at what we can offer to the Lord and let that be holy for Him.

Therefore, let us offer up to the Lord holy sacrifices and offerings, without blemish and separated or set apart for the Lord.

Monday, June 6, 2011

Standar Tuhan | The Lord's Standard

Indo:

Pembacaan Alkitab: Imamat 21

Tuhan memiliki standar yang tinggi dan itu setinggi langit dari bumi bila dibandingkan dengan standar kita. Di sini, Tuhan memberikan ketetapan-ketetapan kepada anak-anak Harun yang adalah keturunan para imam dan yang melayani di mezbah Tuhan, mereka yang mempersembahkan korban bagi Tuhan, mereka yang menjadi perantara antara Tuhan dan umat-Nya. Terutama yang menjadi imam besar, Tuhan ingin agar menjadi yang terkudus sebab ia yang datang menghadap Tuhan.

Siapakah yang dapat memenuhi standar Tuhan yang begitu tinggi? Tentunya hanya satu, yaitu Tuhan sendiri. Maka dari itu Yesus datang ke dunia, mati bagi kita dan Ia juga berperan sebagai Imam Besar kita, yang menjadi perantara kita untuk menghadap Tuhan. Jadi dapat di bilang, kita yang melayani Tuhan adalah para imam, seperti anak-anak Harun. Jadi, kita perlu untuk ada hubungan yang dekat dengan Tuhan dan ada pertobatan setap hari sehingga bukan lagi kita, tetapi Yesus yang hidup dalam kita. Untuk kita yang melayani Tuhan, Tuhan ingin agar hidup kitapun kudus dan memenuhi standar Tuhan. Tetapi Tuhan memberikan kepada kita kelonggaran bagi keluarga kita. Tuhan berkata bahwa para imam tidak boleh menajiskan diri dengan dekat kepada orang mati, kecuali kepada kerabatnya yang terdekat. Dari sini, kita dapat melihat bahwa Tuhan menjunjung tinggi keluarga dan Ia ingin agar kita tetap menjaga keluarga kita dan tentunya juga menjaga kekudusan dan kehidupan kita agar dapat seperti yang Tuhan inginkan.

Kita sudah belajar apa itu arti dari dikuduskan, dan biarlah kita yang melayani lebih giat dan sungguh-sungguh lagi agar menjadi teladan dan contoh bagi saudara-saudari kita seiman. Bagian Tuhan telah dilakukan-Nya, yakni menjadi Imam Besar yang tak bercacat sebagai Perantara yang Kudus, maka dari itu marilah kita lakukan bagian kita untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan, yakni memenuhi standar Tuhan.


English:

Bible Reading: Leviticus 21

The Lord has a very high standard and it is as high as the heavens compared to our standards.  Here, the Lord gives statutes to the sons of Aaron who are the priests and who serves in the Lord's tabernacle of meeting, who offers sacrifices for the Lord, who are the mediator between the Lord and His people. Especially the one who became the high priest, the Lord wants him to be the most holy one because he is the one who come before the Lord.

Who can fulfil this high standard of the Lord? Of course only one, that is the Lord Himself. That's why Jesus came to the world, died for us and He also acts as our High Priest, who becomes our Mediator to come before the Lord. So, it can be said that we who are serving the Lord are priests, just like the sons of Aaron. So, we need to have an intimate relationship with the Lord and there has to be daily repentance so that it is no longer us, but Jesus lives in us. For us to serve the Lord, the Lord wants us to live a holy life dan up to the Lord's standard. But the Lord gave us flexibility for our families. The Lord said that the priest cannot make himself ceremonially unclean because of his people who are dead except for his close relatives. From here, we can see that the Lord respects families and He wants us to take care of our family and of course to take care of our holiness and our lives so that we can be as He desires.

We have learned about holiness, and let us who serve, be more vigilant and serious so that we may be examples for our brothers and sisters in Christ. The Lord has done His part to be the High Priest who is the most holy as the Holy Mediator, therefore, let us do our part to live according to the Word of God, that is up to the Lord's standard.