Wednesday, October 31, 2012

Memimpin Dengan Teladan | Leading By Example

Indo

Pembacaan Alkitab: Titus 1

Paulus memberikan kepada Titus tugas untuk memilik penatua-penatua untuk setiap kota. Yakni agar setiap kota memiliki pemimpin yang takut akan Tuhan yang dapat mereka hampiri bila ada keperluan dan bantuan. Paulus ingin agar para penatua yang dipilih bukan sembarangan orang, tetapi orang-orang yang memiliki reputasi yang bagus dan kehidupan yang benar. Sebab setiap pemimpin perlu untuk hidup dan memimpin dengan teladannya. Jadi, bila ia tidakmelakukan kebenaran, bagaimana ia dapat mengajarkan kebenaran, bila ia tidak mempraktekkan Firman Tuhan, bagaimana ia dapat mengajarkan dan menasihati orang akan kebenaran Firman Tuhan dan sebagainya. Oleh karena kita harus memimpin dengan teladanlah Paulus ingin agar para penatua memiliki hdup yang benar di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita selalu periksa kehidupan kita setiap harinya agar kita hidup dengan integritas dan belajar untuk memimpin dengan teladan, sama seperti Tuhan Yesus Kristus sendiri yang telah menjadi teladan bagi kita untuk kita ikuti. Jadi, pimpinlah dengan teladan hidup kita.


English

Bible Reading: Titus 1

Paul gave instruction to Titus to choose elders for every city. So that every city would have a leader who fears God and whom the people can come to if they have needs or help. Paul wants every elders who is chosen to be not just anybody, but people who have good credentials and reputation and live in righteousness. For every leaders need to live and lead by example. So, if he does not do the truth, how can he teach the truth, if he does not do the Word of God, how can he teach and advise other people on the truth of the Word of God and many more. Because we need to lead by example, that is why Paul wants the elders to have a life that is righteous before God. Therefore, let us always introspect our lives daily so that we would live with integrity and learn to lead by example, as the Lord Jesus Christ Himself who has become an example for us to follow. So, lead by example of our lives.

Tuesday, October 30, 2012

Pemimpin | Leaders

Indo

Pembacaan Alkitab: Yeremia 22-23

Melalui Yeremia, Tuhan menegur para gembala dan raja-raja, yakni para pemimpin umat Tuhan. Tuhan menegur mereka sebab mereka tidak melakukan bagian mereka yang telah dipercayakan oleh Tuhan. Seorang pemimpin rakyat diberikan oleh Tuhan kuasa dan otoritas untuk memimpin rakyat itu dalam kehidupan yang sesuai dengan Firman Tuhan, kebenaran Tuhan, yang adil, benar, tidak menindas, tidak memeras dan juga tidak membiarkan orang melakukan hal-hal yang jahat. Tetapi justru banyak dari para raja-raja di Israel dan Yehuda yang hidup jauh daripada Tuhan dan membawa rakyat juga jauh dari Tuhan dan melakukan hal-hal yang jahat, sehingga para yatim, orang asing dan janda terlantarkan, dan umat Tuhan tidak lagi mencari Tuhan dan kebenaran Tuhan tidak ada di tengah-tengah umat-Nya. Sayangnya juga, pemimpin di jaman ini juga banyak yang tidak melakukan bagian mereka yang Tuhan telah percayakan kepada mereka. Baik itu pemimpin negara, organisasi, kelompok kecil, provinsi, kabupaten, maupun rumah tangga dan gereja. Dan setiap dari kita dipanggil untuk menjadi kepala, yakni pemimpin di dalam hidup kita. Oleh sebab itu, biarlah kita terima teguran Tuhan kepada Israel dan Yehuda bagi diri kita sendiri juga. Periksalah kehidupan kita, cara kita memimpin dan terutama terhadap orang-orang yang Tuhan percayakan kepada kita. Biarlah kita tegakkan kebenaran Tuhan di tengah-tengah kita dan bawalah orang-orang yang kita pimpin untuk hidup makin dekat dengan Tuhan. Dan marilah juga kita sama-sama berdoa bagi pemimpin yang di atas kita yang belum menjalanakan kepemimpinannya dengan adil dan benar sesuai dengan Firman Tuhan. Baik mereka pemimpin kota, kabupaten, provinsi, negara ataupun rumah tangga dan gereja. Janganlah kita menunggu agar pemimpin kita berubah dahulu baru kita berubah, Atau juga janganlah menunggu agar kita memiliki beberapa pengikut yang juga sudah berubah dahulu baru kita mau berubah dan melakukan kebenaran Tuhan di tengah-tengah orang-orang yang kita pimpin. Tetapi bila Tuhan menegur kita, biarlah kita yang berubah dahulu, baru kita dapat menjadi kesaksian bagi mereka yang kita pimpin ataupuin juga bagi mereka yang memimpin kita. Dan yang penting juga agar kita terus mendoakan para pemimpin kita dan mereka yang kita pimpin. Marilah kita belajar untuk menjadi pemimpin dan gembala yang Tuhan inginkan.


English

Bible Reading: Jeremiah 22-23

Through Jeremiah, the Lord rebuked shepherds and kings, that is leaders of the people of God. The Lord rebuked them because they have not done their part that the Lord has entrusted to them. A leader of the people is given power and authority by the Lord to lead the people to live according to the Word of God, truth of God that is just and righteous, do not oppress, do no wrong against the people and do not let the people do wicked things. But many of the kings of Israel and Judah lived far away from God and brought the people to also be far away from God and do wicked things, that the orphans, foreigners and widows are left behind and not taken care of, and that the people of God no longer seeks the Lord and the truth of God no longer exist in the midst of the people. Unfortunately, the leaders of this era also do not do their part that the Lord has entrusted to them. May it be leaders of countries, organisations, small groups, provinces, cities or families and churches. And every one of us are called to be leaders in our lives. Therefore, let us take the rebuke of the Lord for us too. Introspect our lives, the way we lead and especially to the people that the Lord has entrusted us with. Let us make firm the truth of God in our midst and bring the people that we lead to live closer to the Lord. And let us also pray together for our leaders above us who have not yet done their leadership with justice and righteousness according to the Word of God. May it be leaders of a city, suburb, state or household and churches. Do not wait for our leaders to change first then we change. Or do not also wait for a few people who follows us to change first then we change and do the righteousness of God in the midst of the people we lead. But if the Lord rebukes us, let us change first, then we can be a testimony to those whom we lead or leading us. And it is also important for us to keep on praying for our leaders and those whom we lead. Let us learn to be a leader and shepherd that the Lord desires.

Monday, October 29, 2012

Injil Yang Sepenuhnya | The Full Gospel

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Timotius 4

Pesan terakhir Paulus kepada Timotius sangatlah penting dan sangatlah berlaku bagi kita sekarang ini. Jadi, apa yang Paulus katakan di sini berlaku untuk kita juga. Paulus bepesan agar kita selalu siap memberitakan Firman, menyatakan kebenaran, menegur orang, menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran dalam waktu yang baik ataupun tidak baik. Sebab banyak yang mulai yang susah diajar dan hanya ingin mendengar apa yang mereka ingin dengarkan saja, yakni yang enak di telinga. Hal ini sedang terjadi di mana-mana, yakni bahwa orang-orang hanya mencari Firman dan khotbah yang enak di telinga, yang tidak keras, yang selalu membawa berkat jasmani dan sebagainya. Sudah jarang orang mencari Firman dan khotbah yang benar-benar berdasarkan kebenaran Tuhan, yang penuh dan utuh, yakni yang membangun jiwa, membangun rohani dan jasmani kita juga. Janganlah kita tertipu dan menganggap bahwa kehidupan mengikuti Tuhan itu seharusnya lancar dan selalu enak. Justru Tuhan sendiri mengatakan bahwa bila kita mau mengikuti Tuhan, kita perlu untuk memikul salib (Matius 10:38). Dan bila kita perhatikan, segala sesuatu yang berharga, segala kesuksesan, besar harga yang harus dibayar untuk meraihnya. Untuk kita menerima keselamatan, kita hanya perlu percaya di dalam hati dan mengaku dengan mulut bahwa Yesuslah Tuhan dan Juru Selamat kita. Tetapi untuk mengikuti Tuhan dan segala jalan-Nya, besarlah harga yang harus kita bayar, karena itu jauh lebih berharga dari kesuksesan apapun yang ada di dunia ini. Seperti kehidupan Paulus yang menganggap semuanya tidak penting dan tidak berharga bila dibandingkan dengan kemuliaan yang tersedia bersama Kristus, biarlah kita juga mulai mengerti dan melihat dari sudut pandang yang Paulus lihat. Jadi, janganlah kita mencari yang enak di telinga saja dan tidak mau diajar, atau ditegur. Tetapi biarlah kita benar-benar mencari kebenaran Firman Tuhan yang mutlak, Injil Tuhan sepenuhnya dan memberitakan yang sama dalam segala waktu.


English

Bible Reading: 2Timothy 4

The last message from Paul to Timothy is very important and very much applicable to us now. So, what Paul said here applies to us too. Paul says that we need to be ready to share the Word of God, to correct, rebuke and encourage with great patience and teaching in all season whether it is good or bad. For many have become hard to be taught and only want to listen to what they want to listen, that is, what is good to their ears. This is happening everywhere, that people only see the Word of God and sermons that is pleasing to their ears, that is not hard, that always brings physical blessings and etc. There are few people only who seek the Word and sermons that is based on the sound doctrine of the Truth of God that is full and whole, which builds the souls, spirit and physical too. Do not be deceived into thinking that following the Lord should be smooth running and easy. In fact, the Lord Himself says that if we want to follow the Lord, we need to bear our cross (Matthew 10:38). And if we notice, everything that is of value, al success, has a great price to be paid to achieve it. For us to receive salvation, we only need to believe in our hearts and confess with our mouth that Jesus is our Lord and Saviour. But for us to follow the Lord and all His ways, the price to pay is great for it is far more precious and has more worth than any success in the world. Just like the life of Paul who considers everything as loss and not important when compared to the glory prepared with Christ, let us also start to understand and see from Paul's perspective. So, do not seek what is pleasing to our ears only that we do not want to be taught or rebuked. But let us really seek the truth of the absolute Word of God, the full Gospel of the Lord and preach the same in all season.

Sunday, October 28, 2012

Kesabaran Tuhan | God's Patience

Indo

Pembacaan Alkitab: Yeremia 20-21

Kita semua tahu bahwa setiap orang memiliki batas kesabaran dan Tuhan pun juga sama. Walaupun Tuhan itu panjang sabar, tidak berarti bahwa sabarnya Tuhan tidak ada batasnya. Dan juga batas dari kesabaran Tuhan adalah untuk kebaikan kita, ykani agar kita bertobat dan kembali ke jalan Tuhan yang benar. Israel dan Yehuda seringkali mencobai Tuhan, berbalik dari jalan Tuhan dan berbuat hal-hal yang jahat di mata Tuhan walaupun mereka tahu apa yang benar dan apa yang jahat. Dan setelah lama Tuhan berpanjang sabar, tiba waktunya untuk Tuhan menghukum Israel dan Yehuda. Bukan untuk membinasakan, tetapi untuk membawa mereka kepada pertobatan. Jadi, walaupun Tuhan itu penuh kasih, rahmat dan anugrah, tidak berarti bahwa Tuhan juga selalu sabar dan tidak pernah marah. Justru Tuhan kita itu Tuhan yang seimbang, adil dan setia, dan Ia tahu kapan saatnya untuk tetap bersabar dan kapan saatnya untuk menghukum dan kemudian mencurahkan kasih dan rahmat-Nya agar kita mau kembali kepada-Nya. Di sinilah perbedaan antara Tuhan dan manusia, bila manusia, setelah habis sabarnya, maka setiap kali kita berbuat salah atau menyinggung sedikit saja, pasti orang itu akan langsung marah. Tetapi Tuhan tidaklah demikian. Setelah Tuhan menurunkan hukuman-Nya atas kita dan kita bertobat, Tuhan akan kembali bersabar terhadap kita dan bila kita terus-menerus hidup bandel, maka tentunya Tuhan akan menghukum kita lagi agar kita bertobat kembali. Tetapi kasih Tuhan tidak pernah habis dan Ia akan selalu mengasihi kita sepanjang masa. Jadi, janganlah kita mencobai Tuhan, tetapi biarlah kita mengasihiNya, menaati-Nya dan hidup terus dipimpn oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan.


English

Bible Reading: Jeremiah 20-21

We all know that every one has a limit to their patience and the Lord too. Even though the Lord is very patient and long suffering, it does not mean that His patience has no limit. And also the limit of His patience is for our own good, so that we would repent and go back to the right path of God. Israel and Judah tried the Lord many times, going away from the Lord and does evil things before the Lord even though they know what is right and what is evil. And after some time of His patience, it is time for the Lord to punish Israel and Judah. Not to destroy, but to bring them to repentance. So, even though the Lord is full of love, mercy and grace, it does not mean that He is also always patient and never angry. But the Lord is just and balance and He knows when is the right time to keep on being patient and when is the right time to punish and then pour out His love and mercy so that we would come back to Him. This is the difference between the Lord and men, if men has reached his patience limit, then every time we do something wrong or hurt that person a little, then that person will immediately get angry. But the Lord is not like that. After the Lord pour out His punishment and then we repent, the Lord will still be patient with us and if we keep on being naughty, then the Lord will surely punish us again so that we would come back to Him. But His love never ends and He will always loves us. So, do not try the Lord, but let us love Him, obey Him and live being guided by the Holy Spirit and the Word of God.

Saturday, October 27, 2012

Rahasia Kehidupan: Firman Tuhan | Secret of Life: Word Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Timotius 3

Paulus mengingatkan kepada Timotius rahasia untuk dapat hidup diperlengkapi untuk segala perbuatan baik. Dan rahasia itu, yakni rahasia untuk kita dapat hidup di dalam Tuhan, adalah untuk mengenal Firman Tuhan. Sebab Firman Tuhan adalah perkataan dari Tuhan sendiri, perkataan yang diilhamkan oleh Tuhan untuk kita. Ini adalah benar-benar seperti Tuhan sendiri yang berbicara dan bercerita kepada kita dan apa yang dikatakan-Nya tidak pernah sia-sia atau dengan tidak ada maksudnya. Tetapi setiap Firman Tuhan memiliki maksud dan arti sendiri. Sebab Firman Tuhanlah yang memberikan kita hikmat, mengajarkan kita akan keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus dan menuntun kita kepada keselamatan itu. Firman Tuhan juga mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik di dalam kebenaran. Dapat dikatkan bahwa Firman Tuhan seperti orang tua, guru, pembimbing dan mentor kita di dalam hidup bersama Tuhan. Tetapi untuk kita benar-benar mengalami apa yang Paulus katakan ini, kita perlu untuk mengenal Firman Tuhan. Yakni, kita perlu untuk meluangkan waktu untuk membaca, merenungkan Firman Tuhan, lalu introspeksi diri sendiri dan baru kemudian melakukannya dan membagikannya. Sama seperti kita hanya belajar dari orang tua, guru, pembimbing atau mentor kita ketika kita bersama dengan mereka, begitu juga kita baru akan belajar dan mengalami Firman Tuhan bila kita meluangkan waktu bersama Firman Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita luangkan waktu lebih lagi bagi Tuhan dan untuk Firman Tuhan. Janganlah baca Firman Tuhan seperti membaca koran atau artikel-artikel yang hanya sekeda lewat dan menjadi pengetahuan, tetapi mulailah untuk benar-benar ambil waktu, membaca, merenungkan, introspeksi diri, lakukan dan bagikan Firman Tuhan. Maka kita akan melihat kuasa Firman Tuhan yang akan mengubah hidup kita dan memperlengkapi kita untuk perbuatan baik yang Tuhan sudah rencanakan bagi kita.


English

Bible Reading: 2Timothy 3

Paul reminded Timothy of the secret to live being equipped for all good work. And that secret, that is the secret for us to live in the Lord, is to know the Word of God. For the Word of God is the Word that comes out from the Lord Himself, words that is inspired by the Lord Himself, for us. This is as if the Lord Himself is speaking and telling us stories and whatever He says is never in vain or with no meaning. But eery Word of God has a meaning and a purpose. For the Word of God is the one who gave us wisdom, teaches us of salvation in the Lord Jesus Christ and guides us to that salvation. the Word of God also teaches, reproof, corrects and instructs in righteousness. It can be said that the Word of God is like our parents, teachers, guide and mentors in life with God. But for us to really experience what Paul said, we need to know the Word of God. That is, we need to spend time to read, meditate the Word of God, then introspect ourselves and then do and share them. The same with our parents, teachers, guides or mentors that we only learn when we are with them, so we will only learn and experience the Word of God if we spend time with the Word of God. Therefore, let us spend time more for the Lord and the Word of God. Then we will see the power of the Word of God that can change our lives and equips us for all good work that the Lord has planned for us.

Friday, October 26, 2012

Bejana | A Vessel

Indo

Pembacaan Alkitab: Yeremia 18-19

Kehidupan kita di dalam Tuhan seperti tanah liat di tangan tukang periuk, yakni kita dibentuk sendiri oleh tangan Tuhan. Bila kita tidak setia dan terus menerus menolak Tuhan, maka kita seperti tanah liat yang susah dibentuk. Bila kita tidak setia namun bertobat dan kembali kepada Tuhan, maka kita seperti bejana yang sedang dibuat yang rusak dan kemudian di bentuk kembali dari awal menjadi bejana lain menurut apa yang baik di mata Tuhan. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari gambaran yang Tuhan berikan ini.

Pertama-tama, Tuhan sendiri yang membentuk kita dan itu adalah suatu hal yang luar biasa dan adalah kehormatan yang sangat tinggi yang kita dapat. Bayangkan, Allah semesta alam, yang dapat menciptakan segalanya hanya dengan berfirman, membuat kita dengan tangan-Nya sendiri. Sungguh Tuhan kita itu Tuhan yang luar biasa.

Kedua, setiap tanah liat akan dibentuk untuk menjadi suatu bejana menurut apa yang dipandang Tuhan baik, yakni setiap dari kita unik dan berbeda-beda dan Tuhan akan terus membentuk kita sampai kita meraih apa yang Tuhan lihat.

Ketiga, kita semua dibentuk menjadi bejana, yakni suatu tempat untuk menampung sesuatu, untuk diisi dan kemudian dipakai. Tuhan akan memenuhi kita dengan Roh Kudus yang akan terus membimbing kita berjalan bersama Yesus. Tuhan juga akan mengisi kehidupan kita dengan urapan Roh Kudus agar kita dapat memenuhi panggilan kita masing-masing dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.

Bila kita lihat dari ketiga hal ini, sungguh Tuhan itu Tuhan yang sangat baik sehingga Ia memberikan kepada kita kehormatan ini. Jadi, pertanyaannya adalah, apakah kita sudah menjadi bejana yang Tuhan inginkan? Apakah kita mengisi kehidupan kita dengan Roh Kudus, dengan urapan-Nya untuk memberkati dan membawa jiwa-jiwa kepada kerajaan Tuhan? Apakah kita sadar bahwa kita adalah ciptaan yang unik dan bila kita anggap kita tidak ada apa-apanya, bukankah itu menghina Tuhan yang menciptakan kita? Jadi, marilah kita hidup taat dan setia kepada Tuhan, memenuhi panggilan yang Tuhan berikan kepada setiap dari kita dan janganlah takut atau malu untuk melakukan Firman Tuhan, sebab kita adalah milik Tuhan dan diciptakan untuk suatu tujuan yang mulia.


English

Bible Reading: Jeremiah 18-19

Our lives in the Lord is like a clay in the potter's hand, that is, we are made by the Lord Himself. If we are not faithful and keep on rejecting the Lord, we are like a clay that is hard to shape. If we are not faithful but repented and come back to the Lord, then we are like a vessel in the making that was broken and then was made again from the beginning into a different vessel according to what is good in the eyes of the Lord. There are a few things that we can learn from this illustration that the Lord gave.

Firstly, the Lord Himself created us and that is a high privilege and an amazing thing. Imagine, God of all the universe, who can create things by His Word alone, created us by His own hands. Truly, our Lord is amazing.

Secondly, every clay will be made into a vessel according to what seems good to the Lord, that is, every one of us are unique and different and the Lord will keep on moulding us until we reach what God sees.

Thirdly, we all are created as a vessel, that is a place to hold something, to be filled and then used. The Lord will fill us  with the Holy Spirit who will always guide us to walk with Jesus. The Lord will also fill us with the anointing of the Holy Spirit so that we would be able to fulfill the calling that each of us has and to be a blessing for those around us.

If we look at these three things, truly, the Lord is good that He gave us this privilege. So the question is, have we become the vessel that the Lord wants? Have we filled our lives with the Holy Spirit, with His anointing to bless and bring souls to the kindgom of God? Have we realised that we are a unique creation and if we think that we are nothing, wouldn't that be an insult to the Lord who created us? So, let us live faithfully and obediently to the Lord, fulfilling the calling that the Lord has given to each one of us and do not be afraid or ashamed to do the Word of God, for we are His and created for a majestic purpose.

Thursday, October 25, 2012

Komunitas | Community

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Timotius 2

Paulus memberikan nasihat yang sangat bagus untuk Timotius dan sangat bagus untuk kita semua yang adalah orang percaya. Paulus katakan agar kita lari dari hawa nafsu dan kejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai. Tetapi bukan sendirian kita mengejar hal-hal itu, tetapi Paulus berkata agar kita mengejar hal-hal itu, bersama-sama dengan orang percaya lainnya. Paulus tahu betapa pentingnya untuk kita memiliki komunitas orang percaya di manapun kita berada. Paulus mengerti dengan maksud amsal Salomo yang berkata bahwa tali tiga lembar tak mudah diputuskan (Pengkhotbah 4:12). Dalam kita menghidupi kehidupan kita sebagai orang percaya, dalam kita lari dari hawa nafsu dan mengejar kebenaran Tuhan, kita perlu orang-orang yang juga bersama-sama dengan kita berjuang untuk lari dari hawa nafsu, menjauhkan diri dari hal yang jahat dan mengejar kebenaran. Dengan begitu kita akan saling menegur, saling membangun, saling mendorong bila ada yang mulai salah jalan atau mulai lemah. Sayangnya banyak dari kita yang merasa bahwa kita perlu untuk menjadi kuat sehingga kita dapat berdiri sendiri, sehingga kita tidak memiliki komunitas yang dapat kita biarkan untuk menopang kita. Justru untuk kita dapat pada akhirnya tetap berdiri di dalam kebenaran Tuhan kita memerlukan orang-orang yang akan membantu kita bertumbuh sampai kita dewasa. Dan bila kita sudah dewasapun, kita masih tetap memerlukan komunitas untuk mendukung kita. Oleh karena itu, janganlah pernah anggap bahwa kita tidak perlu komunitas, atau menganggap remeh betapa pentingnya sebuah komunitas itu. Tetapi biarlah kita masukkan diri kita ke dalam suatu komunitas bila kita belum ada. Bila kita sudah memiliki suatu komunitas, apakah kita benar-benar saling mendukung, saling mendorong, saling menegur saling mendoakan agar kita sama-sama tetap lari dari hawa nafsu, menjauhi yang jahat dan mengejar kebenaran Tuhan? Bila belum, mulailah kita aktif dalam komunitas kita, sebab kita diberkati untuk memberkati.


English

Bible Reading: 2Timothy 2

Paul gave a very good advice to Timothy and also very good for all of us who are believers. Paul said that we should flee from youthful lusts and pursue righteousness, faith, love and peace. But not alone by ourselves that we pursue those, but Paul said taht we should pursue them together with those who are also believers. Paul knows the importance of having a community of believers where ever we are. Paul understand the meaning of Solomon's wisdom which said that a threefold cords is not quickly broken (Ecclesiastes 4:12). In facing this life that we live as a believer, in us fleeing the youthful lusts and chase after the truth of the Lord, we need people who are also fighting the same fight to flee from youthful lusts, staying away from the wicked things and pursuing righteousness. That way we will rebuke one another, edify one another, encouraging one another when there are some who are starting to walk in a different direction or starting to get weak. Unfortunately, many of us feels that we need to be strong enough so that we may stand by ourselves, that we don't have a community where we can rely on to support us. In fact, for us to be able to still stand in the truth until the end, we need people to help us grow until we are mature. And if we mature, we still need a community to support us. Therefore, do not ever think that we do not need a community, or take lightly the importance of a community. But let us plunge ourselves into a community if we haven't/ If we have, do we really support one another, or rebuke one another, encourage one another, praying for one another, so that we would together flee from youthful lusts, staying away from wicked things and pursue righteousness of God? IF not, let's get active in our community for we are blessed to bless.

Wednesday, October 24, 2012

Terus Mengandalkan Tuhan | Keep On Relying On God

Indo

Pembacaan Alkitab: Yeremia 15-17

Tuhan mengirimkan malapetaka terhadap bangsa ISrael karena ketidaksetiaan dan pemberontakan mereka. Tetapi di tengah-tengah itu semua, Tuhan juga memberikan kepada mereka nasihat, yakni prinsip untuk dapat hidup kembali di hadapan Tuhan. Prinsip ini adalah: Jangan mengandalkan manusia atau kekuatannya sendiri atau jauh hatinya daripada Tuhan. Tetapi, andalkanlah Tuhan dan berharaplah kepada-Nya. Firman Tuhan berkata bahwa mereka yang mengandalkan kekuatannya sendiri atau kekuatan manusia akan terkutuk dan mereka yang mengandalkan Tuhan dan berharap kepada-Nya akan terberkati dengan luar biasa. Tuhan tidak berkata bahwa akan secara langsung diberkati dengan buah, tetapi seperti pohon yang tidak pernah kering dan akan selalu berbuah. Ingatlah bahwa pohonpun perlu untuk terus bertumbuh dan bila sudah cukup dewasa, maka ia akan menghasilkan buah. Inilah janji Tuhan, bahwa bila kita terus andalkan Tuhan dan berharap kepada-Nya, maka kita akan tidak pernah kering, akan terus tumbuh sehingga pada saatnya kita akan menikmati buah-buah dari kesetiaan kita kepada Tuhan. Jadi, janganlah putus asa, janganlah menyerah bila kita belum melihat hasil dari mengandalkan Tuhan, tetapi teruslah berharap dan mengandalkan Tuhan dan janganlah andalkan manusia atau kekuatan sendiri. Sebab bila kita tidak lalai, kita akan menuai pada waktunya.


English

Bible Reading: Jeremiah 15-17

The Lord sends troubles to the Israelites due to their unfaithfulness and rebellion. But in the midst of all that, the Lord also gave them advice, that is also a principle on how to live before the Lord. This principle is: Not to rely on men, or own strength or far away from God. But rely on the Lord and hope in Him. The Word of God says that those who rely on their own strength or on the strength of men are cursed and those who rely on God and hope ion Him will be blessed abundantly. The Lord did not say that we will immediately blessed with fruits, but we will be as a tree that will never thirst and will always bear fruits. Remember that trees need to grow and when it is mature enough then it will bear fruits. This is the promise of God, that if we keep on relying on the Lord and hope in Him, then we will never run dry, and will keep on growing and when the time comes, we will enjoy the fruits from our faithfulness to the Lord. So, do not lose hope, do not give up if we have not seen the fruits from relying on God yet, but keep on putting our hope in the Lord and relying on Him and do not rely on men or own strength. For if we are diligent, we will reap when the time comes.

Tuesday, October 23, 2012

Bukan Roh Penakut | Not Spirit Of Fear

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Timotius 1

Banyak dari kita yang mungkin pernah didoakan tentang karunia, panggilan, arah,  tujuan, kekuatan atau urapan Roh Kudus yang Tuhan sediakan bagi kita, setidaknya sekali oleh pastur, pemimpin di gereja atau hamba-hamba Tuhan lainnya di gereja. Seperti Timotius, tidak masalah apakah kita pernah di doakan atau tidak, tetapi kita semua memiliki karunia, talenta dan panggilan masing-masing yang Tuhan telah berikan kepada kita oleh karena anugrah-Nya. Tetapi seringkali kita takut atau malu untuk menggunakan karunia, talenta atau panggilan yang Tuhan telah beri, dengan iman. Untuk itulah kita perlu Roh Kudus untuk membimbing kita. Sebab Tuhan tidak memberikan kepada kita roh penakut, tetapi kuasa, kasih dan ketertiban. Dan Roh Kuduslah yang tinggal di dalam kita dan membantu dan mengingatkan kita akan kebenaran dan jalan Tuhan. Jadi, biarlah kita bersekutu dengan Roh Kudus yang memberikan kita kekuatan, kasih dan ketertiban dan buanglah segala roh penakut yang ada di dalam kita. Pakailah dan kerjakanlah karunia yang Tuhan telah berikan karena anugrah kepada kita, sehingga kita memberikan kesaksian bagi Tuhan dan melakukan kehendak-Nya.


English

Bible Reading: 2Timothy 1

Many of us may have been prayed about gifts, calling, direction, goals, strengths or anointing of Holy Spirit that the Lord has prepared for us all, at least once by a pastor, leaders at church or other servants of God. Just like Timothy, it does not matter whether we have been prayed or not, we all have our own gifts, talents and calling that the Lord has given to us by His grace. But many times we are afraid or ashamed to use that gifts, talents and calling that the Lord gave, with faith. Therefore, we need the Holy Spirit to guide us. For the Lord did not give us a spirit of fear, but of power, love and sound mind. And Holy Spirit is the one who dwells in us, helping and reminding us of the truth and path of God. So, let us have fellowship with the Holy Spirit who gave us power, love and sound mind and throw away all spirit of fear taht is in us. Use and work the gifts that the Lord has given to us because of His grace, so that we would give testimony for the Lord and do His will.

Monday, October 22, 2012

Tinggal Dekat Pada Tuhan | Staying Close To God

Indo

Pembacaan Alkitab: Yeremia 12-14

Tuhan memakai contoh sebuah ikat pinggang untuk menegur Israel. Tetapi bukan hanya teguran dan nubuatan akan hukuman yang akan dialami oleh Israel, Tuhan juga sebenarnya mengungkapkan kerinduan-Nya kepada Israel. Seperti ikat pinggang diikatkan pada seseorang, Tuhan mengumpulkan dan mengikatkan umat-Nya kepada-Nya. Inilah kerinduan Tuhan bagi umat, ciptaan-Nya, yakni untuk kita dapat tinggal di dalam-Nya, dekat dengan-Nya dan selalu bersama dengan-Nya. Sayangnya banyak sekali dari kita yang masih menganggap bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang jauh, yang hanya kita hampiri saat susah, atau saat membutuhkan. Padahal sebenarnya Tuhan ingin kita menghampiri-Nya setiap hari, berada di dekat-Nya setiap saat, bersekutu dengan-Nya selalu. Biarlah roh kita selalu berhubungan dengan Tuhan, biarlah jiwa kita fokus kepada-Nya dan tubuh kita melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Janganlah lagi kita membuat Tuhan menunggu atau memperlakukan-Nya seperti Jin yang hanya mengabulkan permintaan kita. Marilah kita dekat dengan-Nya seperti sahabat karib, intim seperti suami dan istri, hormat dan gentar seperti terhadap raja!


English

Bible Reading: Jeremiah 12-14

The Lord used an example of a belt to rebuke Israel. But it was not only to rebuke and of prophecy of what to come for Israel, the Lord is actually also expressing His heart's desire to Israel. Like a belt which is bound to the waist, the Lord gathers and bound His people to Him. This is the Lord's desire for His people, that is for us to be able to live in Him, close to Him and always with Him. Unfortunately there are many of us who still thinks of God as a far away God, who we only see when we are in trouble or in need. While the truth is that the Lord wants us to come to Him everyday, be close to Him every second and have fellowship with Him always. Let our spirit always connects with the Lord, let our soul focuses on Him and our body does what He desires. Do not make the Lord wait any longer, or do not treat Him like a Genie who only grant wishes. Let us come close to Him like a best friend, intimate like husband and wife, respect and fear like to a king!

Sunday, October 21, 2012

Tuhan Vs Uang | The Lord Vs Money

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Timotius 6

Firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang. Banyak yang salah mengerti sehingga menganggap kalau uang itu jahat dan dapat membawa kita terjerat ke dalam dosa, sehingga ada yang sampai mengalami dilema dengan uang. Sedangkan sebenarnya uang tidaklah jahat, tetapi cinta akan uang, itulah yang jahat dan yang akan membawa kita terjerat ke dalam dosa. Tuhan tahu bahwa untuk kita dapat hidup di dunia, kita perlu uang, oleh karena itu, Tuhan tidak melarang kita untuk memiliki uang ataupun untuk memiliki banyak uang. Justru bila kita memiliki banyak uang, kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang yang membutuhkan. Jadi, biarlah kita benarkan pemikiran kita dahulu, uang bukanlah masalahnya. Tetapi sikap hati kita terhadap uang yang menjadi masalah, cinta akan uang adalah masalah. Sebab bila kita cinta akan uang, maka kita akan mengejar uang itu, kita akan terikat sehingga apapun yang kita lakukan, semuanya berpusat kepada uang dan bagaimana kita dapat memiliki lebih banyak uang lagi. Karena cinta akan uanglah kita berbuat curang dalam berbisnis, melakukan kejahatan, lupa akan keluarga dan akhirnya rumah tangga hancur, jatuh ke dalam nafsu-nafsu yang hampa yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Jadi, kembali lagi kepada sikap hati kita saat ini. Apakah kita mengejar uang sehingga uang menjadi tuan dan kita menjadi hamba uang, ataukah kita yang menjadi tuannya uang? Hal ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh bekerja keras hanya untuk mencari uang, tetapi justru kita perlu untuk bekerja keras, sebab itulah bagian kita. Dengan motivasi yang salah, kita akan terjerat, tetapi dengan motivasi dan sikap hati yang benar, Tuhan akan melimpahkan berkat atas kerja keras kita. Hanya saja kita perlu ingat, uang bukanlah tuan kita, tetapi Tuhan Yesus Kristuslah tuan kita, Dialah sumber segalanya dan Ia yang memberkati kita sesuai dengan bagian kita masing-masing. Jadi, kejarlah Tuhan dan bukan uang, jadilah hamba Tuhan dan bukan hamba uang dan cintailah Tuhan dan bukan uang.


English

Bible Reading: 1Timothy 6

The Word of God teaches us that the source of all evil is the love for money. Many has the wrong understanding that they thought that money itself is evil and can bring us to sin, that there are those who faces dilemma with money. Whole in fact, money is not evil, but the love of money is evil and will bring us to sin. The Lord knows that to live in this world, we need money and therefore the Lord do not stop us from having money or having a lot of it. In fat, if we have a lot of it, we can be a blessing for others who are in need. So, let us get the truth set in our mind, money is not the problem. But our attitude towards money is the problem, the love of money is the problem. Because if we love money, then we will chase after it, we will be bound such that whatever we do, all is focused on money and how we can get more money. Because of the love of money that people cheat in doing business, does evil things, forgetting their families that their family are broken, falls into temptation and harmful desires that brings to destruction. So, it all comes back again to our attitude. Do we chase money that money becomes our master and that we become the slave of money, or do we become the master over money? This does not mean that we do not need to work hard for money, but in fact we need to work hard because that is our part. With the wrong motivation, we will be bound, but with the right motivation and attitude, the Lord will pour out blessings over our hard work. We only need to remember that money is not our master, but the Lord Jesus Christ is our master. He is the source of everything and He is the one that blesses us accordingly. So, chase the Lord and not money, become slave of God and not money and love the Lord and not money.

Saturday, October 20, 2012

Memilih Tuhan | Choosing The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Yeremia 9-11

Dari jaman ke jaman, generasi ke generasi, individu ke individu, yang selalu menjadi pemisah antara kita dengan Tuhan adalah bahwa kita meninggalkan Firman Tuhan, tidak menaati dan mengikuti suara Tuhan. Setiap daripada kita tahu bahwa kita perlu untuk hidup taat dan setia kepada Tuhan tetapi kita juga menghadapi masalah ini di dalam kehidupan kita bersama Tuhan. Setiap harinya kita menghadapi pilihan-pilihan untuk mengikuti Firman Tuhan atau tidak, untuk mengikuti suara Tuhan atau tidak, untuk taat kepada Tuhan atau tidak. Kenyataannya, banyak sekali hal-hal yang membuat kita memilih untuk tidak mengikuti Firman Tuhan atau tidak menaati suara Tuhan. Misalnya, hawa nafsu, kesenangan dunia, tekanan dari teman-teman, tekanan dari masyarakat, pengaruh dunia media dan sebagainya. Semuanya ini masih menjadi halangan bagi kita sebab kita masih menganggap itu penting dan berguna, sedangkan tidak semuanya itu penting dan berguna bagi kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus Kristus. Ada yang menganggap bahwa memuaskan hawa nafsu itu penting, ada juga yang menganggap bahwa untuk diterima di kalangan teman-teman itu penting, sehingga kita menyampingkan kebenaran Tuhan, ada yang menganggap bahwa apa yang khalayak ramai lakukan itu normal, sehingga banyak dari kita yang terbawa oleh tekanan dan pengaruh ini dan menjadi tidak taat akan Tuhan dan ada juga yang terpengaruh oleh dunia media yang begitu kuat sehingga kehidupan kita terpengaruh oleh contoh-contoh yang tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita mulai memilah apa yang baik dan berguna bagi kehidupan kita dengan apa yang memiliki pengaruh yang buruk bagi kita. Sehingga kita menyingkirkan hal-hal yang membuat kita tidak taat dan tidak setia kepada Tuhan. Di samping itu, biarlah kita juga ubah cara kita berpikir sehingga kita membuat Tuhan menjadi prioritas, yang terutama dan terpenting di dalam kehidupan kita, dengan begitu kita dapat memilih kebenaran Tuhan dibandingkan dengan hal-hal lainnya. Pilihlah untuk mengikuti kebenaran dan suara Tuhan setiap harinya


English

Bible Reading: Jeremiah 9-11

From era to era, generation to generation, individual to individual, what always becomes the separation between us and God is that we leave His Word, do not obey and follow the voice of the Lord. Every one of us knows that we need to live in obedience and faithfulness to the Lord, but also face this problem in our lives with the Lord. Everyday we face choices to follow the Word of God or not, to follow the voice of God or not, to obey the Lord or not. The fact is, there are so many things that makes us choose not to follow the Word of God or not to obey the voice of the Lord. For example, lust, worldly pleasures, peer pressure, pressure from the crowd, influence of the media and etc. All of this still becomes a hindrance for us because we still think of them as important and beneficial, while not all things are important and beneficial to have an eternal life with the Lord Jesus Christ. There are those who considers fulfilling their lust as important, there are also those who thinks that to be received by their peers is important that we put aside the truth of God, there are those who think that what the crowd does is considered normal that many of us are pressured and influenced by this and became disobedience to the Lord and there are those who are influenced by the media so strongly that our lives are influenced by bad examples that are not according to the Word of God. Therefore, let us start separating what is good and beneficial for our lives with what has bad influence for our lives. Such that we can get rid of all the things that makes us disobey God and unfaithful to Him. On the other hand, we also need to start changing our ways of thinking that we make the Lord the utmost priority, the top one and the most important in our lives, that we choose the truth of God over the other things. Choose to follow the truth and voice of God every day.

Friday, October 19, 2012

Keluarga Di Dalam Tuhan | A Family In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Timotius 5

Seringkali kita mungkin mengalami siatuasi di mana kita perlu menegur saudara saudari kita yang seiman dalam Kristus. Mungkin karena apa yang kita saksikan, atau saksi dari dua orang atau lebih, atau memang Tuhan memerintahkan kita untuk berkata-kata. Dalam situasi-situasi seperti ini, Tuhan telah memberikan kepada kita strategi dan cara yang benar untuk menegur seseorang. Melalui Paulus, Tuhan mengatakan agar kita selalu menegur dengan rasa hormat, kasih dan di dalam kemurnian hati. Kepada yang lebih tua, kita tidak menegur mereka dengan kasar, tetapi kita menghimbau mereka seperti kita menghimbau orang tua kita. Kepada yang lebih muda sebagai saudara dan adik kita sendiri. Bila kita sedang berbicara, menegur, atau menghimbau orang tua kita ataupun saudara kandung kita, tentunya kita melakukannya dengan kasih dan karena kasih dan tentunya juga dengan hormat. Sebab di dalam Tuhan, kita semua adalah satu keluarga dan juga karena kita semua adalah sama, yakni, orang-orang yang masih memiliki kelemahan, kebiasaan buruk dan sikap-sikap yang masih perlu diubah oleh Firman Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada yang lebih antara satu dan yang lain, tetapi kita perlu untuk saling menghormati dan mengasihi dan dengan motivasi dan sikap yang benar, maka tentunya saudara-saudari kita akan juga mendengarkan teguran dan himbauan kita. Jadi, marilah kita semua belajar untuk saling menghormati dan mengasihi sebagai satu keluarga Kristus.


English

Bible Reading: 1Timothy 5

Many times we may face situations where we must rebuke our brothers and sisters in Christ. It could be because of what we witness, or of a witness of two or more people, or that the Lord told us to do so. In this situation, the Lord has given us a strategy and the right way to rebuke someone. Through Paul, the Lord tells us that we should always rebuke with honour and love in all purity. To the those who are older, we do not rebuke them harshly, but we exhort and encourage them as we do to our parents. To those who are younger, as our own brothers and sisters. When we talk, rebuke or encourage our parents or our brothers and sisters, we would definitely do it with love and because of love and of course with respect too. For in the Lord we are all a family and because we all are the same, that is, people with weaknesses, bad habits and characters which still need to be change by the Word of God. Therefore, there is no one who is higher, but we all need to honour, respect and love each other and with the right motivation and attitude then surely our brothers and sisters in Christ will also hear our rebuke, exhortation and encouragements. So, let us all learn to honour, respect and love one another as a family in Christ.

Thursday, October 18, 2012

Perubahan Hidup Di Dalam Tuhan | Life Changes In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab Yeremia 6-8

Tuhan menegur umat-Nya, sebab mereka hanyalah beribadah, mempersembahkan korban bakaran dan datang ke bait Allah, tetapi kehidupan mereka tidak ada perubahan, kehidupan mereka tetap penuh dengan ketidaksetiaan, kejahatan, kedegilan dan sebagainya. Tuhan juga mengingatkan bahwa ketika Ia memanggil umat-Nya keluar, Ia tidak memanggil mereka untuk melakukan korban ini dan itu, tetapi Tuhan memanggil mereka untuk mendengar suara Tuhan, menjadi umat Tuhan dan Tuhan, Allah mereka dan agar mereka mengikuti jalan Tuhan. Dengan hal yang sama, mari kita periksa kehidupan kita, khususnya bila kita sudah lama menjadi orang Kristen dan sudah lama bergereja. Sebab kita memiliki kecondongan untuk lebih melakukan ibadah dan tidak benar-benar mengalami Tuhan secara pribadi. Banyak dari kita yang seperti Israel, yang hanya ke gereja, bersekutu, melakukan pelayanan, tetapi kehidupan kita tidak ada perubahan sama sekali. Di dalam tingkah laku kita, perbuatan, perkataan dan sikap kita, tidak ada perubahan antara sebelum mengenal Tuhan dan setelah mengenal Tuhan. Yakni kita masih hidup di dalam kehidupan yang lama. Atau juga kita seperti memiliki dua kehidupan yang berbeda, satu untuk gereja dan satu untuk dunia. Bila ini mencerminkan kehidupan kita, biarlah kita bertobat dan benar-benar berubah di dalam Tuhan, sesuai dengan Firman-Nya. Bila kita telah lama mengikuti Tuhan dan tidak ada perubahan dalam kehidupan kita, atau kita merasa hambar atau gereja hanya sekedar rutinitas, biarlah kita benar-benar memeriksa kehidupan kita. Apakah kita benar-benar mengikuti apa yang Tuhan katakan, yakni, bahwa Tuhan memanggil kita untuk mendengarkan suara-Nya, menjadi umat Tuhan dan Tuhan, Allah kita dan untuk mengikuti jalan Tuhan? Pertanyaannya kembali kepada kita. Bila kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, apakah kita melihat hal-hal yang dapat kita buang, kita terus lakukan dan ubah ataukah kita sekedar berpikir bahwa kita sudah tahu akan hal ini dan pada akhirnya tidak melakukan apa-apa untuk berubah sesuai dengan Firman Tuhan itu? Jadi, bila kita tidak ada perubahan hidup bila hidup di dalam Tuhan, biarlah kita bertobat dan benar-benar mengikuti jalan Tuhan!


English

Bible Reading: Jeremiah 6-8

The Lord rebukes His people because they only have fellowship, give offering and come to the temple of God, but their lives have no change, their lives are still full of unfaithfulness, wickedness, evil and etc. The Lord also reminded them that when He called His people out, He did not call them to give offering, but the Lord called them to listen to His voice, become His people and God, their God and for them to follow the way of the Lord. In the same manner, let us check our lives, especially if we have been a Christian for a long time. For we have the tendency to just do church and not really experience the Lord personally. Many of us are like the Israelites, who only go to church, have fellowship, do ministry, but our lives have no change at all. In our actions, deeds, words and attitudes there are no change from before knowing God and after knowing God. That is, we are still living int he old lives. Or it's like we have two separate lives, one for church and one for the world. If this represents our lives, let us repent and really change in the Lord, according to His Words. If we have been following God for a long time and there are no changes in our lives, or we feel no excitement or church is just a routine, then we really need to introspect our lives. Do we really follow what the Lord said, that He is calling us to listen to His voice, become His people and Him,our God and to follow His path? The questions come back to us again. If we read and meditate the Word of God, do we see things that we can throw away, things we can keep on doing and change, or do we just think that we know this already and in the end we do nothing to change according to the Word of God? So, if we have no change in life in the Lord, then let us repent and really follow the Lord!

Wednesday, October 17, 2012

Pertumbuhan Di Dalam Tuhan | Growth In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tomotius 4

Paulus menasihati Timotius agar ia terus menjadi teladan bagi orang-orang lain. Paulus juga mengingatkan dia agar ia terus membaca Kitab Suci, membangun, mengajar, dan terus menggunakan karunia yang Tuhan telah berikan kepadanya, agar pertumbuhannya terlihat dan dapat menjadi teladan dan kesaksian bagi orang-orang di sekitarnya. Dalam hal yang sama, sudah sepatutnya kita juga terus giat dan tekun. Yakni dalam membaca Firman Tuhan, sebab itu yang menjadi dasar kepercayaan iman kita dan adalah kebenaran yang mutlak. Kita juga patut saling membangun dan mengajar, sebab kita perlu satu dan yang lan untuk saling mengingatkan, saling berbagi apa yang masing-masing pelajari sehingga sebagai satu tubuh Kristus, kita sama-sama bertumbuh dan terus bertumbuh. Dan karunia yang Tuhan berikan sudah sepatutnya dipakai untuk membangun jemaat dan juga untuk melatih iman kita di dalam Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita ambil nasihat untuk Timotius ini untuk diri kita juga, sehingga kita terus maju dan bertumbuh di dalam Tuhan.


English

Bible Reading: 1Timothy 4

Paul advised Timothy so that he would keep on being an example to others. Paul also reminded him so that he would keep on reading the Scripture, edifying, teaching and keep using the gift that God has given to him, so that his growth may be seen and can become an example and a testimony to others around him. In the same manner, we ought to also be more diligent. That is in reading the Word of God, for it is the foundation of our belief and faith and it is the absolute truth. We also ought to edify and teach each other, for we need one another to remind and share what each has learn so that as one body of Christ we can grow together and keep on growing. And the gift that the Lord has given ought to be used to edify the church and to train our faith in God. Therefore,let us take this advise for Timothy for ourselves too, so that we would keep on growing in the Lord.

Tuesday, October 16, 2012

Tuhan Maha Pengasih | Lord The Loving God

Indo

Pembacaan Alkitab: Yeremia 3-5

Tuhan menggambarkan ketidaksetiaan Israel seperti ketidaksetiaan seorang istri. Dan bila seorang istri telah berzinah apakah suaminya mau menerima kembali sang istri? Banyak dari kita pasti tidak akan mau untuk menerima kembali orang yang telah selingkuh dan berkhianat kepada kita, dan banyak dari kita pasti sakit hati dan akan sulit untuk mengampuni. Sayangnya, hal ini juga menggambarkan kehidupan kita. Bila kita leibh mendahulukan dan memilih hal-hal lain seperti karir, bisnis, uang, berhala lain, patung-patung atau jimat daripada Tuhan, maka kita telah berselingkuh dan berkhianat kepada Tuhan. Tetapi Tuhan itu penuh kasih dan pengampunan dan Ia justru menanti-nantikan Israel dan kita semua untuk kembali kepada-Nya. Ia penuh kasih dan pengampunan. Oleh karena itu, tidak ada kata, "terlalu terlambat", sebab selama kita masih ada nafas, belum terlambat untuk meminta pengampunan, bertobat dan kembali kepada Tuhan. Selain daripada kasih dan pengampunan Tuhan yang dapat kita lihat dan saksikan di sini, kita juga dapat melihat bagaimana Israel mempengaruhi Yehuda sehingga Yehudapun melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, kita perlu untuk berhati-hati akan pengaruh yang kita bawa kepada sekitar kita. Apakah kita membawa pengaruh yang baik, yang membawa mereka kepada Tuhan, ataukah kita justru membawa pengaruh yang buruk yang membawa mereka jauh daripada Tuhan? Apapun itu, belum terlambat untuk kita bertobat dan kembali kepada Tuhan, sebab Ia Maha Pengasih dan Maha Pengampun.


ENglish

Bible Reading: Jeremiah 3-5

The Lord illustrated the unfaithfulness of Israelites as the unfaithfulness of a wife. And if a wife committed adultery by cheating on her husband, would the husband receive her back? Many of us would not want to receive back the person who has cheated and betrayed us, and many of us will be hurt and will be difficult to forgive. Unfortunately, this also illustrates our lives. If we put priority or choose other things such as career, business, money, idols, statues, charms more than God, then we have cheated on God and betrayed Him. But the Lord is full of love and forgiveness and He actually waits on Israel and us to come back to Him. He is full of love and forgiveness. Therefore, it is never too late, for as long as we are still breathing, it is not too late to ask for forgiveness, repent and come back to the Lord. Other than the love and forgiveness of God what we can see and witness, we can also see how Israel impacted Judah such that Judah also did the same thing. Therefore, we need to be careful upon the kind of impact we bring to others around us. Do we bring good impact that brings them to Christ, or do we bring bad impact that brings them away from the Lord? Whatever it is, it is not too late for us to repent and come back to the Lord, for He is the All-Loving and All-Forgiving God.

Monday, October 15, 2012

Standar Kehidupan | Standard of Living

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Timotius 3

Paulus menuliskan syarat-syarat untuk seseorang melayani sebagai gembala dan diaken, yakni pengurus gereja yang membantu gembala. Dan syarat-syarat ini penuh dengan moral dan standar yang tinggi, sebab seorang gembala dan diaken akan dilihat oleh jemaat dan hidup sebagai contoh bagi jemaat dan juga bagi orang di luar gereja. Sebab sebagai umat Tuhan kita patut memancarkan terang Tuhan di dunia ini dan itu dimulai dari keluarga kita, lalu komunitas di mana kita berada, seperti gereja atau komsel, baru kepada orang-orang di lingkungan, kota dan bahkan negara kita. Oleh karena itu bagi seseorang yang memimpin, maka lebih banyak pertanggung jawaban yang harus ditanggung. Oleh karena itu, bagi kita yang memimpin, perhatikanlah kehidupan kita, biarlah kita benar-benar hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi yang terutama adalah pentingnya berdoa bagi orang yang kita pimpin dan juga didoakan oleh orang yang kita pimpin. Oleh sebab itu Paulus telah menasihati akan hal ini dari surat-surat yang sebelumnya. Tetapi juga, bila kita bukan pemimpin, tidak berarti bahwa standar kehidupan kita lebih rendah, justru kita perlu untuk memiliki standar hidup yang sama, sebab walaupun kita tidak di lihat oleh banyak orang di gereja, tetapi di luar gereja, kita bertemu dengan banyak orang dan kita tetap perlu membawa terang Tuhan dan memancarkannya. Jadi, bukan hanya para pemimpin yang perlu memiliki standar kehidupan yang benar, tetapi setiap daripada kita juga perlu untuk memiliki standar kehidupan yang benar, yakni yang berdasarkan akan kebenaran Tuhan Yesus Kristus, Allah yang hidup.


English

Bible Reading: 1Timothy 3

Paul wrote the criteria for someone to serve as pastors and deacons, that is the one who helps the pastor to manage the church. And these criteria are full of high moral and standard, because pastors and deacons will be seen by the congregation and are living as an example for the congregation and also for those outside of church. As people of God we ought to shine the light of God in this world and this starts from our family, then community where we are, such as church or smaller community, and then to the people in our surroundings, city and even nation. Therefore for a leader, there are more responsibilities to bear. Thus, for us who leads, be careful with our lives and let us live according to the Word of God. But more importantly it is important to pray for those whom we lead and for them to also pray for us. That is why Paul has advised about this in his previous letters. But also, if we are not leaders, it does not mean that our standard of life is lower, in fact, we should have the same standard of life, for even if we are not seen at church, outside of church e meet a lot of people and we still need to bring that light of God and shine it. So, it is not only for leaders who needs to have a righteous standard of living, but every single one of us need to have a righteous standard of living that is based on the truth of the Lord Jesus Christ, the living God.

Sunday, October 14, 2012

Menanggapi Panggilan Tuhan | Responding To God's Calling

Indo

Pembacaan Alkitab: Yeremia 1-2

Seperti Tuhan telah memanggil Yeremia, begitu juga Tuhan memanggil setiap dari kita. Ia mengenal siapa kita sebelum kita dibentuk dan Ia telah menguduskan dan memanggil setiap dari kita, masing-masing, dengan panggilannya masing-masing, bagi Tuhan. Jadi, tidak ada yang tidak dipanggil, semuanya dipanggil oleh Tuhan, hanya saja, tidak semuanya mau menanggapi panggilan Tuhan dan mengikutinya. Mungkin kita memiliki banyak alasan seperti Yeremia, atau seperti Musa. Mungkin kita merasa kita masih muda, atau tidak pandai bicara, atau juga tidak memiliki hikmat atau ide yang bagus dan sebagainya. Tetapi Tuhan telah memberikan jawaban bagi setiap alasan kita itu. Tuhan telah berkata agar kita jangan takut sebab kita masih muda, tak perlu khawatir akan perkataan, sebab Tuhan yang akan menaruh perkataan di dalam mulut kita, hikmat Tuhan juga akan beserta kita dan sebagainya. Sebenarnya, bila kita memberikan alasan-alasan seperti itu, bukankah kita berarti mengecilkan Tuhan yang begitu besar? Bukankah Tuhan yang begitu besar dan dashyat mampu memberikan dan memperlengkapi kita untuk memenuhi panggilan-Nya? Jadi, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengikuti panggilan Tuhan. Yang menjadi halangan adalah kita sendiri, yakni, kerelaan hati kita untuk menyerahkan hidup kita bagi Tuhan, yang telah lebih dahulu menyerahkan hidup-Nya bagi kita semua. Kadang yang menjadi halangan mungkin adalah rasa malu, takut ditolak, takut dikucilkan, atau belum mau melepaskan kesenangan dunia dan sebagainya. Jadi, biarlah Firman Tuhan ini menantang kehidupan kita. Periksalah hidup kita dan tanyalah diri sendiri: Apakah aku mau untuk menanggapi panggilan Tuhan untuk taat melakukan dan memenuhinya? Buanglah segala kekhawatiran atau apapun yang menghalangi dan biarlah kita mulai maju, melangkah dalam iman!


English

Bible Reading: Jeremiah 1-2

Just as the Lord has called Jeremiah, the Lord is also calling all of us. He knows who we are before we are formed and He has sanctified and called every one of us, each one, with each own calling, for the Lord. So, there is no one that is not called, all has been called by the Lord, however, not everyone is responding to that call of God and follow it. Maybe we have many excuses just like Jeremiah or Moses. Maybe we feel that we are still young, or not good at speaking, or do not have the wisdom or good ideas and etc. But the Lord has given answers for each excuses we have. The Lord has told us to not be afraid even though we are young, do not need to worry of words, for the Lord will put words in our mouths, wisdom of God will also be with us and etc. In fact, if we give those excuses, wouldn't that mean that we are making the Almighty God, small? Isn't the Almighty God be able to give and equip us to fulfill His calling? So, truthfully, there is no excuses for us to not follow His calling. What hinders us is ourselves, that is, the willingness of our hearts to give our lives to the Lord, who has first give His life for us all. Sometimes what hinders us may be shame, afraid to be rejected, afraid of being an outcast or do not yet willing to let go of the pleasures of the world and etc. So, let the Word of God challenge us. Check our lives and ask ourselves: Do I want to respond to the calling of God, to obediently do and fulfill it? Throw away all worries or anything that hinders, and let us be willing to start moving, walking in faith!

Saturday, October 13, 2012

Berdoa Bagi Kota & Negara | Praying For Our City & Nation

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Timotius 2

Paulus menasihati agar kita menaikkan doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, termasuk para raja-raja dan semua pembesar, agar kita hidup tenang, tentram dalam segala kesalehan. Di sini Paulus mengingatkan kembali akan tugas gereja dan setiap orang percaya untuk mengambil bagian dari kota dan negaranya masing-masing. Walaupun kita tidak berada di dalam pemerintahan untuk dapat memberikan pengaruh secara langsung, tetapi setiap dari kita dapat berdoa syafaat dan mengucap syukur bagi kota, negara dan para pemimpinnya. Dengan doa orang percaya yang besar kuasanya, maka perubahan akan terjadi di dalam kota dan negara kita, sebab Tuhan yang akan bekerja. Tentunya kita sendirpun perlu untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan dan berhenti menggerutu akan setiap hal buruk yang dilakukan oleh pemerintahan yang ada. Sebab dengan menggerutu kita tidak membuat pengaruh yang baik, tetapi malahan kita dapat terjerat untuk masuk ke dalam dosa mengutuki kota, negara dan para pemimpinnya. Sebaliknya, kita perlu untuk makin giat berdoa bagi kota, negara dan para pemimpinya, agar ada roh pertobatan dan agar Firman Tuhan yang ditegakkan di tengah-tengah kota dan negara kita. Bayangkan bila setiap dari orang percaya yang ada di suatu kota atau di suatu negara sama-sama bersatu hati dan berdoa bagi kota dan negara itu, bukankah Tuhan akan mendengar, menjawab dan bekerja di tengah-tengah kota dan negara kita? Jadi, berhentilah menggerutu, tetapi mulailah ambil bagian yang Tuhan telah siapkan bagi kita, yakni berdiri sebagai penengah antara Tuhan dan kota, negara dan para pemimpinnya, dengan cara berdoa syafaat dan mengucap syukur setiap harinya.


English

Bible Reading: 1 Timothy 2

Paul advised us to intercede and give thanks for everyone, including the kings and those in authority, so that we would live in peace and quiet lives in all godliness and holiness. Here, Paul reminds us again of the duty of a church and of every believer to take part in their own city and nation. even though we are not in the government sector to be able to bring direct impact, but everyone of us can intercede and give thanks for the city, nation and its leaders. With the great power of the prayer of a believer, then changes will happen in our city and nation, for the Lord will work. Of course we ourselves need to live according to the Word of God and stop grumbling of every single bad thing that the government is doing. For by grumbling we are not bringing good impact, but we are trapped to sin by cursing on our city and nation and its leaders. Instead, we should pray harder and more diligent for our city, nation and its leaders, so that spirit of repentance and the Word fo God may be established in the midst of our city and nation. Imagine if every believer in a city or a nation unite their hearts together and pray for the city and nation, would not God listen, answer and move in the midst of the city and nation? So, stop grumbling, but start taking part that the Lord has given for us all, that is to stand in the gap between the Lord and city, nation and its leaders, by interceding and giving thanks everyday.

Friday, October 12, 2012

Periksalah Diri Kita | Check Our Lives

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 65-66

Dua kali Tuhan berkata "Ketika Aku memanggil, kami tidak menjawab, ketika Aku berbicara, kamu tidak mendengar, tetapi kamu melakukan apa yang jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak berkenan kepada-Ku" kepada bangsa Israel. Kita tahu bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk dan yang selalu kembali kepada kehidupan yang jahat di mata Tuhan. Hal ini dikarenakan mereka tidak mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh secara pribadi. Mereka hanya mengikuti khalayak ramai dan tidak ada kerinduan untuk mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Mari kita periksa kehidupan dan hati kita. Apakah kita juga seperti bangsa Israel yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan? Apakah kita lebih menyukai hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, sehingga kita tidak menjawab ketika Ia memanggil dan tidak mendengar ketika Ia berbicara? Seperti yang dipelajari dari pasal-pasal sebelumnya, seringkali yang menjadi pemisah adalah kita dan perbuatan kita sendiri, sedangkan Tuhan selalu mengulurkan tangan-Nya untuk menjangkau kita. Biarlah kita benar-benar periksa kehidupan kita, sebab banyak sekali hal-hal yang kita lakukan yang sudah menjadi kebiasaan, tetapi sebenarnya adalah hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Misalnya, sangat mudah bagi seseorang yang sering berbisnis untuk berkata-kata yang tidak benar dan membesar-besarkan melebihi kebenaran tanpa disadari atau juga dengan sengaja, karena memang sudah menjadi kebiasaan. Atau juga mengambil barang milik kantor menjadi barang milik pribadi, atau tidak membayar pajak atau juga menerima atau memberi uang suapan agar lancar-lancar saja dan masih banyak lagi contoh di dalam kehidupan kita. Semua hal ini adalah hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan yang telah menjadi kebiasaan kehidupan kita. Oleh karena itu, perlu komitmen yang kuat dan teguh agar kita mau ubah kebiasaan yang buruk itu sehingga kita benar-benar membuang segala yang jahat di mata Tuhan dari kehidupan kta. Jadi, benar-bena periksa kehidupan kita sampai kepada hal-hal kecil, agar kita jangan menjadi seperti bangsa Israel yang selalu kembali ke kehidupan yang lama.


English

Bible Reading: Isaiah 65-66

Twice the Lord says, "For I called but you did not answer, I spoke but you did not listen, you did evil in My sight and chose what displeases Me" to the Israelites. We know that the Israelites are a nation who is stiff-necked and always goes back to the lives that are evil in His eyes. This is because they do not see the Lord with their whole heart personally. They are only following the crows and have no desire to know the Lord deeper. Let us check our lives and hearts. Are we also like the Israelites who did what is evil in His eyes? Do we choose what displeases God, that we do not answer when He called and do not listen when He speaks? As we have learn from previous chapters, many times what separates us from the Lord is our own deeds, while the Lord is always reaching out His hands to reach us. Let us really check our lives for there are many things that we do that becomes a habit, but truly are evil in His eyes. For example, it is easy for business men to say things that is not true or to exaggerate beyond the truth without them realising it or with intention, because it has become a habit in their lives. Or to take the office supplies as our own, or not to pay taxes or to receive or give bribe so that everything would be better and there are many other examples in our lives. All these are things that go against the Word of God that has become our habits. Therefore, we need a strong and firm commitment for us to change our bad habits, so that we would really throw away all that is evil in the eyes of God from our lives. So, realy check our lives even the small things, so that we would not be like the Israelites who always comes back to their old lives.

Thursday, October 11, 2012

Menerima Orang Dengan Kasih | Receiving Others With Love

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Timotius 1

Paulus mengingatkan kepada Timotius, bahwa hukum Taurat bukanlah untuk orang benar, melainkan untuk orang yang berdosa. Dengan cara pemikiran yang sama, gereja bukanlah hanya untuk mereka yang benar, tetapi justru gereja adalah tempat untuk menerima mereka yang tidak diterima di masyarakat, tempat bagi mereka yang berdosa, berbuat cabul, sehingga mereka dapat mengenal kebenaran Tuhan dan dapat menerima keselamatan yang Tuhan telah berikan. Tetapi sayangnya banyak sekali gereja-gereja yang menganggap bahwa gereja hanyalah untuk orang yang benar, sehingga bila ada orang-orang yang belum bertobat datang, tidak banyak yang menyambut atau juga orang-orang tidak berani datang ke gereja karena mereka merasa masih berdosa dan kotor. Ini adalah pemikiran yang salah. Bila ada dari kita atau gereja ktia atau siapapun yang kita kenal memiliki pemikiran dan cara pandang yang seperti ini biarlah kita buang semua pemikiran yang salah dan biarlah kita ingatkan kepada gereja kita, dan orang-orang akan kebenaran Tuhan. Ingatlah dan ingatkanlah bahwa Tuhan datang ke dunia ini untuk menyelamatkan mereka yang belum terselamatkan, sebab bukan orang yang tidak sakit yang perlu dokter, tetapi orang sakit yang memerlukan dokter. Oleh karena itu, janganlah menolak orang-orang, tetapi sambutlah dan terimalah mereka dengan kasih dari Tuhan yang tulus dan murni.


English

Bible Reading: 1Timothy 1

Paul reminded Timothy that the law is not for the righteous, but for those who sins. With the same mindset, church is not only for those who are righteous, but in fact, church is a place for those who are outcast int he society, place for them who sins and commits immoral acts so that they may know the truth of God and can receive salvation that the Lord has given. Unfortunately, many churches that thought that church are only for the righteous such that if there are people who have not yet repented comes to church, not many people welcome them or these people do not dare to come to church because they think that they are still full of sin and dirty. This is the wrong perception. If there are any of us, our church or others we know have this kind of perception and mindset, let us throw it away and remind our church and others of the truth of God. Remember and remind other that the Lord to save those who are still lost, for not a healthy man who needs a doctor, but the sick needs the doctor. Therefore, do not reject people but welcome them and receive them with love from the Lord that is pure and willing.

Wednesday, October 10, 2012

Tidak Ada Yang Lain | There Is No Other

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 62-64

Tidak ada allah lain seperti Allah kita, Tuhan Yesus Kristus. Sebab hanya Tuhan yang melakukan kedashyatan melebihi apa yang kita harapkan, hanya Tuhan yang bergerak dan bertindak bagi orang-orang yang menanti-nantikan Dia. Hanya Tuhanlah Allah yang menegur, mengasihi, memberikan pimpinan, pengajaran, penghiburan, didikan dan masih banyak lagi. Hanya Tuhan Yesus Krstuslah yang adalah Allah, namun juga Bapa, Teman, Penolong, Penghibur, Pemimpin, Pengajar, Penyembuh, Pelepas, Penebus, Yang Kreatif, Pembentuk dan masih banyak lagi. Sungguh tidak ada allah lain selain daripada Tuhan Yesus Kristus. Dan kita semua tahu akan hal ini dan pernah mengalami Tuhan sebagai salah satu dari yang disebut tadi. Jika kita tahu dan pernah mengalami Tuhan, maka bagian kita adalah untuk membagikan pengalaman itu, menceritakan kehebatan dan tentang Tuhan agar makin banyak orang lagi yang mengenal dan mengalami Tuhan secara pribadi. Janganlah kita simpan-simpan sendiri saja, janganlah malu, tetapi biarlah kita beritakan kabar baik ini, bahwa tidak ada alah lain yang seperti Tuhan Yesus Kristus, yang adalah segalanya bagi kita. Beritakanlah Tuhan Yesus Kristus!


English

Bible Reading: Isaiah 62-64

There is no other god like our God, the Lord Jesus Christ. For only the Lord who does great and mighty things that surpasses our hope, only the Lord who moves and does things for those who waits on Him. Only the Lord is a God who rebukes, loves, leads, teaches, comforts, disciplines and many more. Only the Lord Jesus Christ who is a God but also a Father, a Friend, a Helper, a Comforter, a Leader, a Teacher, a Healer, a Deliverer, a Redeemer, the Creative One, the Creator and many more. Truly there is no other God except the Lord Jesus Christ. And we all know this and have experienced the Lord as one of the characters listed. If we know and have experienced Him, then our part is to share that experience, tell about the greatness of God and about Him so that more people would come to know Him and experience the Lord themselves, personally. Do not keep it to ourselves, do not be ashamed, but let us tell this good news that there is no other god like the Lord Jesus Christ who is everything for us. Tell about the Lord Jesus Christ!

Tuesday, October 9, 2012

Memimpin | Leading

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tesalonika 3

Paulus banyak menegur dan menasihati orang-orang yang pernah ia didik dan juga orang-orang yang ada di dalam jemaat yang ia rintis. Tetapi seperti yang kita ketahui, dalam kehidupan ini, tidak semua orang akan mendengarkan dengan seksama seperti yang kita harapkan. Tidak semua orang akan langsung berubah dan menerima teguran seperti yang kita harapkan.  Dan oleh karena itulah seringkali banyak dari kita yang merasa capai dalam memimpin karena kita memaksakan harapan kita kepada orang-orang. Sering juga kita merasa kesal mungkin karena sudah berkali-kali kita menegur atau menasihati dalam hal yang sama. Maka dari itu, biarlah kita belajar dari Paulus, yang banyak menasihati dan menegur, tetapi ia tidak memaksakan harapannya kepada orang-orang, tetapi ia berkata-kata dengan harapan dan doa bahwa Tuhan yang akan menyertai mereka dan juga percaya kepada Tuhan bahwa mereka yang dinasihati melakukan dan akan melakukan. Paulus tahu bahwa setiap orang berbeda-beda dan akan menanggapi perkatannya dengan cara yang berbeda pula. Oleh karena itu ia hanya dapat percaya kepada Tuhan dan juga percaya dan beriman kepada orang-orang yang dinasihati dan ditegur, bahwa mereka lakukan dan akan melakukannya bila tidak dilakukan dengan segera. Inilah yang perlu kita pelajari dalam kehidupan kita yang terus dilatih sebagai pemimpin, yakni untuk kita menaruh harapan kita kepada Tuhan dan tidak memaksakan harapan kita kepada mereka yang kita nasihati dan tegur. Juga untuk kita memiliki iman bahwa mereka yang dinasihati dan ditegur akan mendengarkan dan melakukan. Biarlah kita melihat dengan sudut pandang Tuhan, yang tidak menaruh harapan kepada kehidupan yang sekarang, yakni yang masih terus perlu diubah, tetapi menaruh harapan kepada siapa mereka sesungguhnya yang telah diciptakan dan direncanakan oleh Tuhan. Jadi, marilah kita belajar dari Paulus sebagai pemimpin agar kita tidak merasa capai, lelah ataupun kesal kepada orang-orang yang Tuhan percayakan kepada kita.


English

Bible Reading: 2Thessalonians 3

Paul has rebuked and advised people whom he has raised up and also people who are int he congregation of the churches he raised. But as we all know, in this life, not everyone listens carefully as we hope. Not everyone can immediately change and receive rebukes as we hope. And therefore many times, many of us feel tired in leading because we are forcing our hope on the people. Many times we also feel frustrated because we may have rebuked or give advised on the same thing many times. Therefore,let us learn from Paul, who has given many advices and rebukes, but he never forced hsi hope on the people, but he say things with hope and prayer that the Lord will be with them and also believe in the Lord that they who are advised, do and will do. Paul knows taht every one is different and will take up his words differently too. Therefore, he only puts his hope in the Lord and also believe and have faith to the people who are advised and rebuked that they do and will do if not done immediately. This is what we need to learn in our lives that is kept on being trained as leaders, that is to put our hope in the Lord and not to force our hope to those whom we are advising and rebuking. Also for us to have faith that they who are advised and rebuked will hear and do. Let us see from the perspective of God, who do not put hope in the present life which still has a lot to be change, but to put hope in who they really are that the Lord has originally created and planned. So, let us learn from Paul as a leader so that we would not feel tired, worn out or frustrated to the people God has entrusted to us.

Monday, October 8, 2012

Hubungan Dengan Tuhan | Relationship With God

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 59-61

Dapat kita simpulkan dari pembacaan ketiga pasal ini bahwa Tuhan sebenarnya selalu mengacungkan tangan-Nya untuk menolong, menyelamatkan dan memberkati kita. Ia selalu mencoba untuk mengadakan hubungan antara kita dengan-Nya. Tetapi seringkali, kitanya yang menjauh daripada Tuhan, entah itu karena dosa kita, perbuatan kita yang jahat, ketidak-adilan kita, pemberontakan kita atau juga karena kita tidak memiliki waktu bagi Tuhan, yakni, Tuhan bukanlah prioritas hidup kita. Dan karena ini semua, ada pemisah antara kita dengan Tuhan dan kita jadi jauh dengan Tuhan. Jadi, kenyataannya adalah, Tuhan selalu inign bersekutu dengan kita, ada hubungan dengan kita, tetapi kitanya yang selalu memiliki banyak alasan dan pilihan yang lain sehingga kita mengabaikan Tuhan dan menaruh-Nya sebagai prioritas yang kecil. Contohnya, seringkali kita terlalu sibuk dengan mencari uang sehingga kita tidak punya waktu untuk Tuhan. Atau kita terlalu banyak main-main dengan hobi kita sehingga kita tidak tidak ada waktu untuk Tuhan. Atau juga kita memang lebih suka melakukan kegiatan dan kesibukan lainnya daripada mencari Tuhan sehingga kita mengabaikan hubungan kita dengan Tuhan. Dan masih banyak lagi contoh-contoh dalam hidup kita. Sekarang, yang perlu kita sadari adalah bahwa Tuhan sebenarnya sedang menunggu kita untuk datang kepada-Nya, untuk berhubungan dengan-Nya, sebab Ia selalu siap dan selalu ingin menjangkau kita. Jadi, pilihan sekarang ada di tangan kita sendiri: Apakah ktia ingin memprioritaskan membangun hubungan dengan Tuhan atau kita lebih mementingkan kesenangan dunia atau kesibukan kita sendiri? Ingatlah bahwa tangan Tuhan bukannya tidak cukup panjang dan telinga-Nya bukannya tidak kurang tajam untuk mendengar, masalahnya ada pada kita.


English

Bible Reading: Isaiah 59-61

It can be summarised from these three chapters that the Lord always reaches out His hands to help, save and bless us. He always tries to reach out to have that relationship with us. But many times it is us who distance ourselves from the Lord, whether it is because of our sins, our wicked deeds, our injustice, our rebellion or because we do not have time for the Lord, that is the Lord is not our priority in life. and because of all these, there is a rift between the Lord and us that we are far from Him. So, in reality, the Lord always want to have fellowship with us, have relationship with us, but we always have too many excuses or other choices that we ignore the Lord and put Him as the least priority. For example, many times we are too busy in getting money that we do not have time for the Lord. Or we play around too much with our hobie3s that we do not have time for Him. OR we like to do other things and busyness rather than seeking God that we ignore our relationship with the Lord. And there are still many examples in our lives. Noe, what we need to realise is that, in reality, the Lord is waiting for us to come to Him, to have fellowship with Him, for He is always ready and always reaches out to us. So the choice is now in our hands: Do we want to prioritise building relationship with the Lord or do we prioritise our own pleasure and busyness of life? Remember that it is not because the Lord's hand that is not too long, or not because His ears are not sharp enough to hear, but the problem is with us.

Sunday, October 7, 2012

Umat Pilihan | Chosen People

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tesalonika 2

Paulus berkata bahwa kita dipilih untuk diselamatkan dan seperti yang kita telah ketahui, kita dapat selamat karena anugrah Tuhan dan bukan karena perbuatan baik atau kekuatan kita sendiri. Jadi, dapat dikatakan, untuk kita dapat menerima keselamatan, itu adalah suatu kehormatan yang diberikan kepada kita. Suatu kehormatan yang melebihi bila kita diberi kehormatan untuk bertemu dan berbicara muka dengan muka dengan raja, ratu atau presiden suatu negara. Misalnya, bila kita menerima undangan untuk datang menghadap ratu Elizabeth, bukankah kita akan sangat bersukacita, bangga dan akan menggembar-gemborkan hal itu? Bukankah kita pasti akan mempersiapkan diri kita sedemikian rupa agar kita terlihat bersih, baik, sempurna di mata ratu Elizabeth? Sekarang bayangkan bila Tuhan Yesus Kristus, Raja segala raja yang jauh melebihi ratu Elizabeth, mengundang kita untuk bertemu muka dengan muka, apakah kita masih memiliki semangat, sukacita dan sikap yang sama atau bahkan melebihi jika bertemu dengan ratu Elizabeth? Seperti yang Paulus katakan, kita diselamatkan karena kita telah dipilih oleh Tuhan, ini sama dengan menerima undangan dari Tuhan untuk bertemu dengan-Nya muka dengan muka. Oleh sebab itu, janganlah kita sia-siakan kesempatan dan kehormatan yang diberikan kepada kita ini. Biarlah kita persiapkan kehidupan kita, sikap hati kita, tubuh, jiwa dan roh, agar sempurna di mata Tuhan sebelum kita bertemu dengan-Nya. Dan karena kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang kembali, sudah selayaknya kita selalu siap siaga dan menganggap bila hari inilah hari Tuhan datang, hingga, bila Ia datang, kita siap. Hal ini berarti kita mau hidup bagi Tuhan, mempersiapkan diri kita sebaik-baiknya dengan Firman Tuhan dan melalui Roh Kudus-Nya agar kita selalu siap kapanpun Tuhan datang. Apa yang kita akan lakukan bila kita menerima undangan secara manusiawi, lakukanlah dengan lebih giat lagi bagi Tuhan, sebab Ia layak menerimanya.


English

Bible Reading: 2Thessalonians 2

Paul said that we are chosen to be saved and as we know, we can be saved only because of the grace of God and not because of our good deeds or strengths. So, it can be said that, for us to receive salvation is a privilege that is given to us. A privilege that surpasses the privilege to meet and speak face to face with a king, wueen or president of a country. For example, if we receive an invitation to see Queen Elizabeth, would we not be joyful, proud and will boast and talk about it? Would we not prepare ourselves such that we may present ourselves clean, good and perfect in her eyes? Now, imagine if the Lord Jesus Christ, King of kings who surpasses Queen Elizabeth, invites us to meet face to face, will we still have the same excitement, joy and attitude, or even more than when meeting with Queen Elizabeth? As Paul said, we are saved because we have been chosen by the Lord, this is the same as if we are receiving an invitation from the Lord to meet Him face to face. Therefore, do not waste this opportunity and privilege that is given to us. Let us prepare our lives, attitude, body, soul and spirit so that it will be prefect in the eyes of the Lord before we meet Him. And because we do not know when the Lord will come back, we ought to always be ready and alert and assume that today is the day that the Lord will come, such that, when He comes, we are ready. This means that we want to live for the Lord, preparing ourselves with the Word of God and through His Holy Spirit so that we will always be ready anytime the Lord comes. What we will do if we receive an invitation physically from human, do with even more diligence for the Lord for He deserves it.

Saturday, October 6, 2012

Puasa Yang Benar | The True Fasting

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 56-58

Tuhan menegur bangsa Israel, terutama di dalam hal mereka berpuasa. Sebab banyak yang berpuasa dan berdoa kepada Tuhan, tetapi berkata bahwa Tuhan tidak menjawab. Dan ini dikarenakan bahwa puasa yang mereka lakukan bukanlah puasa yang berkenan di hadapan Tuhan. Marilah kita belajar dari kesalahan Israel sehingga kita berpuasa dan berdoa yang berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan menegur bahwa ketika berpuasa masih banyak yang terlalu sibuk bagi dirinya sendiri, masih banyak yang membiarkan dosa dan ego sendiri muncul sehingga banyak yang berbantah-bantahan, memukul dan meninju. Banyak juga yang berlaku seperti berkabung hanya agar terlihat bahwa sedang berpuasa, tetapi hati mereka tidak merendahkan diri. Banyak dari kita yang juga lakukan hal ini ketika berpuasa dan berdoa, yakni hanya di luar saja, tetapi hati kita dan perilaku kita masih fokus kepada diri kita sendiri dan tidak rendah hati. Puasa yang Tuhan kehendaki adalah puasa yang membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, memerdekakan orang yang teraniaya, mematahkan setiap kuk, memecahkan roti bagi orang yang lapar, membawa mereka ke rumah, memberi pakaian. Yang Tuhan inginkan adalah agar kita membuang segala perbuatan dan sikap hati yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, segala kelaliman dan ikatan-ikatan yang masih ada di dalam kehidupan kita. Tetapi bukan hanya itu saja, Tuhan ingin agar ketika kita berpuasa, kita belajar untuk mengasihi orang lain, dan bukan fokus kepada diri sendiri dan mementingkan kepentingan sendiri. Tuhan ingin agar kita memberikan apa yang dapat kita beri kepada mreka yang memerlukan. Inilah puasa yang berkenan di hadapan Tuhan, yakni puasa yang merendahkan hati dan diri di hadapan Tuhan, bukan fokus kepada kepentingan diri sendiri, tetapi mementingkan kebutuhan orang lain melebihi kepentingan kita sendiri dan untuk kita melepaskan segala belenggu, kuk dan ikatan dosa yang masih kita pegang dan yang mengikat kita. Jadi, bila kita berpuasa, biarlah kita berpuasa dan berdoa yang berkenan di hadapan Tuhan, seperti yang Tuhan jelaskan.


English

Bible Reading: Isaiah 56-58

The Lrod rebuked the Israelites, especially in terms of their fasting. For many who fast and prayed to the Lord, said that the Lord did not answer them. And this is because the fasting that they did was not the fasting that is pleasing before the Lord. Let us learn from the mistake of the Israelites so that we may fast and pray that pleases the Lord. The Lord rebuked that when fasting there are many who are still busy with their own thing, many who still let sin and own ego to come up that many are quarreling, strife and striking with wicked fists. Many also acts as if they are in grief with sackcloth, but their hearts are not being humble. Many of us also does the same thing when we fast and pray, that is, only from the outside looked like we are fasting, but our hearts, action and attitude still focuses on ourselves and not being humble. The fasting that the Lord desires is a fasting that loose the chains of injustice, untie the cords of yoke, set the oppressed free, break every yoke, share food with the hungry, opening homes, giving clothes. What the Lord wants is for us to throw away all of the actions and attitudes that is not pleasing to the Lord, all injustice and bondages that are still in our lives. But not only that, the Lord wants, that when we fast, we learn to love others and not to focus on ourselves and putting ourselves more important than others. The Lord wants us to give what we can give to those who are in need. This is true fasting that the Lord desires, that is, a fasting that humbles ourselves before the Lord, not to focus on our needs, but to put others above ourselves and to let go of all yokes and bondages that binds us. So, when we fast, let us fast and pray that pleases the Lord as He has explained.

Friday, October 5, 2012

Tanpa Tuhan, Semua Sia-Sia | Without God, All Is In Vain

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tesalonika 1

Paulus terus berdoa bagi jemaat di Tesalonika agar Tuhan menyempurnakan segala kehendak kita untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan iman kita bagi kemuliaan Tuhan. Dari apa yang Paulus lakukan ini kita dapat belajar 2 hal. Yang pertama adalah bahwa doa seorang pemimpin di tengah-tengah jemaat sangatlah penting, sebab dari merekalah urapan Tuhan turun. Jadi, bila kita adalah seorang pemimpin dalam hal apapun, biarlah kita berdoa bagi mereka yang kita pimpin dan jangan anggap bahwa doa syaffat hanyalah bagi para pendoa syafaat. Setiap dari kita dapat berdoa syafaat dan lsudah selayaknya berdoa syafaat bagi orang-orang yang Tuhan taruh di hati dan hidup kita. Hal yang kedua yang dapat kita pelajari adalah bahwa tanpa Tuhan, maka segala yang kita lakukan adalah sia-sia. Oleh karena kekuatan-Nyalah, segala kehendak kita untuk berbuat baik dapat sempurna dan oleh karena Tuhanlah segala pekerjaan iman kita, yakni pelayanan kita dan kehidupan kita di dalam Kristus dapat sempurna. Sempurna di sini berarti berhasil dan berbuah. Hal ini berarti bahwa tanpa Tuhan yang bekerja di kehidupan kita, maka apa yang kita lakukan percuma, walaupun dengan maksud yang baik dan mulia. Oleh karena itu, biarlah kita terus bersandat dan meminta agar Tuhan yang memimpin, ikut serta dan menyempurnakan melalui Roh Kudus, dalam segala hal yang kita lakukan di kehidupan kita ini. Dengan begitu, kita akan hidup layak bagi panggilan yang Tuhan telah berikan kepada kita masing-masing. Jadi, berdoalah dan ikut-sertakan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan!


English

Bible Reading: 2Thessalonians 1

Paul kept on praying for the Thessalonians so that the Lord would make perfect all our desire to do good and all our work of faith, for the glory of God. From what Paul does, we can learn two things. The first one is that a prayer of a leader in the midst of the congregation is important, for from them the anointing of the Lord flows. So, if we are a leader in any form, let us pray for those whom we are leading and do not assume that intercession are only for intercessors of the church. But all of us can intercede and should intercede for the people the Lord has placed in our hearts and lives. The second thing that we can learn is that without the Lord, then all that we do are in vain. Because of His strength, all our desires to do good can be made perfect and because of the Lord that all our work of faith, that is our ministries and our lives in the Christ may be made perfect. Perfect here means that it is successful and fruitful. This means that without the Lord who works in our lives, all that we do are in vain, even though we have good and praiseworthy intention. Therefore, let us keep on relying and asking the Lord to lead, be involved and make perfect through the Holy Spirit, in all things that we do in our lives. That way, we will live worthy of our calling that the Lord has given to each of us individually. SO, pray and involve God in all that we do!

Thursday, October 4, 2012

Panggilan Keselamatan | The Call For Salvation

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 53-55

Tuhan telah menimpakan kesalahan, pelanggaran dan pemberontakan kita kepada Anak Domba Allah agar kita dapat menerima keselamatan. Bila kita tidak pernah berpikir akan seberapa berat tanggungan yang ditanggung oleh Tuhan Yesus ganti kita, bayangkan bila untuk setiap dosa yang kita lakukan, baik itu terlihat kecil atau besar, Tuhan Yesus dicambuk, di aniaya, dihina. Bila demikian, untuk segala dosa kita yang telah kita lakukan dan yang akan kita lakukan, tentunya tubuh-Nya pasti hancur karena dosa kita. Inilah pengorbanan Yesus bagi kita semua, agar kita mendapatkan keselamatan yang daripada-Nya. Dan Ia memanggil semua orang untuk bertobat, untuk kembali kepada-Nya. Ia berkata agar kita mencari-Nya selama Ia masih berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat. Tuhan ingin agar kita meninggalkan kefasikan, kejahatan, kehidupan lama kita dan rancangan kita yang jahat, yang tidak sesuai dengan Tuhan. Sebab bila kita mau ikut Tuhan dalam keselamatan-Nya, maka, jalan-Nya dan rancangan-Nya yang perlu kita ikuti dan bukan jalan atau rancangan kita lagi. Oleh sebab itu, bila kita masih ada kehidupan lama yang terus menerus membawa kita kembali kepada dosa, biarlah kita benar-benar lepaskan dan tinggalkan, carilah Tuhan dan bawalah teman-teman dan keluarga kita untuk juga mencari Tuhan dan menerima keselamatan melalui pengorbanan Anak Domba Allah.


English

Bible Reading: Isaiah 53-55

The Lord has placed all of our iniquities, faults and rebellious acts to the Lamb of God so that we may receive salvation. If we have not thought of how heavy the burden that the Lord Jesus took in our place due to our sins, imagine if for every sin that we did, may it seem small or big, the Lord Jesus is whipped, persecuted and mocked. If so, for all of our sins that we did and will do, surely His body must be all ruined, broken because of our sins. This is the sacrifice of Jesus for us all, so that we may receive salvation from Him. And He calls everyone to repent, to come back to Him. He said so that we may seek Him while He may be found and cry out to Him while He is near. The Lord wants us to let go of the wickedness, our old lives, our plans and our ways that is not according to the will of God. For if we want to follow the Lord in His salvation, then, His ways and His plans are the ones that we must follow and not our own anymore. Therefore, if we still have old lives that keep on bringing us to sin, let us really let go and leave it behind, seek the Lord and bring our friends and families to seek the Lord and receive salvation through the sacrifice of the Lamb of God.

Wednesday, October 3, 2012

Bangun! | Wake Up!

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tesalonika 5

Paulus berkata agar kita jangan tertidur, tetapi berjaga-jaga, sebab kita tidak tahu kapan hari Tuhan datang. Paulus berkata tentang kehidupan rohani kita dan bukan kehidupan jasmani kita. Sebab banyak sekali orang-orang yang berkata bahwa mereka percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan adalah orang Kristen, tetapi kehidupan rohani mereka tertidur. Yakni, mereka tidak aktif mencari Tuhan, tidak aktif berdoa kepada Tuhan dan tidak aktif dalam bertumbuh makin dewasa di dalam Tuhan. Ini adalah orang-orang yang hanya mencari Tuhan sekedar bila perlu dan dalam keadaan kepepet, atau yang hanya membaca Firman saat ke gereja pada hari Minggu dan tidak pernah membaca Firman Tuhan sendiri. Bila kita juga menganggap enteng anugrah dan mempergunakan anugrah Tuhan untuk terus-terusan berdosa, maka kehidupan rohani kita juga sedang tertidur. Bila kita juga tidak perduli akan dunia yang makin jahat atau jiwa-jiwa yang masih belum selamat dan hanya mementingkan kehidupan kita saja dan tidka pernah berdoa bagi mereka, maka kehidupan rohani kita juga sedang tertidur. Sebab kehidupan rohani yang hidup dan aktif akan terus bertumbuh dalam Tuhan, yakni ada persekutuan, Firman, dan terus berkomunikasi dengan Tuhan dan juga akan dengan aktif bekerja bagi kemuliaan dan untuk memenuhi kerinduan hati Tuhan. Bila rohani kita sering tertidur, biarlah kita bangun dan saling membangunkan satu dan yang lain. Katakanlah kepada jiwa dan roh kita, "Bangun!" dan mulailah bertindak dan menjadi aktif dalam Tuhan setiao harinya.


English

Bible Reading: 1Thessalonians 5

Paul said that we should not be asleep, but be alert for we do not know when the day of the Lord is coming. Paul talks about the spiritual life and not our physical life. For there are many people who says that they believe in the Lord Jesus Christ and are Christians, but their spiritual life is asleep. That is, they are not active in seeking the Lord, not active in praying to the Lord and not active in growing to be more mature in the Lord. This is the people who only seeks God when they need help or when they are at a dead end, or those who only read the Word of God at church on Sunday and do not read them at home themselves. If we also take granted of grace of God and keep on sinning, then our spiritual life is also asleep. If we also do not care for the world which is becoming more wicked or not care for the souls who are still not yet saved and only think of ourselves and never pray for them, then our spiritual life is also sleeping. For a living and active spiritual life will keep on growing int he Lord, that is, there is fellowship, Word of God, and constant communication with the Lord and also active in working for the glory and to fulfill the desire of God. If our spiritual life is asleep, let us wake up and wake each other up. Say to our soul and spirit, "Wake up!" and start acting and become active in the Lord everyday.

Tuesday, October 2, 2012

Seorang Murid | A DIsciple

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 50-52

Biarlah kita belajar untuk menjadi seorang murid seperti yang tertulis di dalam pasal 50. Biarlah ini menjadi doa dan juga dorongan agar kita mau hidup taat kepada Tuhan. Dikatakan di sini bahwa Tuhan memberikan kepada kita lidah seorang murid, setiap pagi Ia menajamkan pendengaran kita untuk mendengar seperti seorang murid. Seorang murid adalah seseorang yang rendah hati, yang mau belajar dan diajar dan bukan orang yang keras kepala atau sombong. Jadi yang pertama kita perlu perhatikan adalah sikap hati kita di hadapan Tuhan. Apakah kita benar seorang murid, ataukah kita seperti Israel yang tegar tengkuk dan tidak pernah mau diajar, sehingga harus dihajar? Dan bila kita memiliki hati seorang murid, Tuhan akan ajarkan kita banyak hal melalui Roh Kudus-Nya dan perkataan yang Tuhan berikan kepada kita akan berguna untuk memberi semangat baru orang yang letih lesu, yakni untuk membangun umat Tuhan yang memerlukan. Jadi bukan untuk kesenangan kita atau kepentingan kita sendiri, tetapi yang Tuhan berikan adalah untuk membawa berkat bagi orang-orang. Dan bila kita ingin mendengar suara Tuhan, maka kita perlu untuk bangun pagi-pagi dan melatih kepekaan kita dengan persekutuan yang erat dengan Tuhan dan Roh Kudus di pagi hari. Sebab Firman Tuhan berkata bahwa setiap pagi, Ia menajamkan pendengaran kita, dan bagaimana Tuhan dapat mempertajam pendengaran kita bila kita tidak pernah memberikan kesempatan itu?. Jadi, biarlah kita mulai belajar untuk bangun pagi-pagi, di saat masih sepi dan tenang untuk bersekutu dengan Tuhan sebelum kita memulai hari kita dan membiarkan Tuhan mempertajam pendengaran kita. Dan melalui semua inilah kita akan menjadi makin kuat dan teguh imannya kepada Tuhan, sebab kita bukan hanya membaca dan mendengar Firman, tetapi kita ada persekutuan yang erat dengan Roh Kudus dan kita juga membagikan berkat yang Tuhan berikan. Dan apapun yang kita lalui dan akan lalui, Tuhan yang akan menolong kita. Jadi, biarlah kita menjadi seorang murid yang Tuhan kehendaki!


English

Bible Reading: Isaiah 50-52

Let us learn to be a disciple as it is written in chapter 50. Let this be our prayer and also encouragement for us to want to live obediently to the Lord. It is said here that the Lord gave to us all a well-instructed tongue like a student, He wakens us every morning  and sharpens our ears as one being instructed. A disciple or a student is one who is humble, want to learn and willing to be taught and not those who are stubborn or proud. So the first thing we need to look after is our heart's attitude before the Lord. Are we truly a disciple or are we like the Israelites who are stiff-necked and do not want to be taught such that they must be stricken? And if we have the heart of a disciple, the Lord will teach us many things through His Holy Spirit and the words that He gave us will be useful to give strength to the weary, that is to edify the people of God. So it is not for our own benefit, or need, but what the Lord gives to us is to be a blessing for others. And if we want to hear the voice of the Lord, then we need to wake up early in the morning and train our sensitivity by intimate relationship with the Lord and the Holy Spirit in the morning. For the Word of God says, He wakens me morning by morning and sharpens our ears and how can our ears be sharpen to hear His voice if we don't wake up when He wakes us up? So, let us learn to wake up in the morning when it is still quiet to have fellowship with the Lord before we start our day and let the Lord sharpens our ears. And through all this, our faith will become firmer and stronger to the Lord, for we no longer just reading and listening to the Word of God, but we have intimate fellowship with the Holy Spirit and we also shares the blessing that the Lord gives. And whatever we face and will face, the Lord will help us. SO, let us become the disciple that the Lord desired!

Monday, October 1, 2012

Tidak Kompromi | Do Not Compromise

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tesalonika 4

Tuhan menghendaki agar kita semua hidup kudus. Sudah dari sejak pertama Tuhan memanggil Israel, Tuhan memberikan perintah ini, yakni untuk hidup kudus, sebab Tuhan Allah kita adalah kudus. Terutama di tengah-tengah dunia yang penuh dengan percabulan dan hal-hal yang tidak bermoral. Kita diingatkan bahwa kita perlu untuk hidup kudus dan tidak mengikuti arus dunia yang penuh dengan percabulan. Tuhan ingin agar kita tidak kompromi dengan kekudusan kita yang adalah juga Firman Tuhan, dan juga agar kita menjadi contoh bagi orang-orang, terutama anak-anak muda dan generasi-generasi di bawah kita. Sebab dengan kita menolak untuk hidup kudus, kita juga menolak Tuhan yang telah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada kita. Oleh karena itu, biarlah kita taati Firman Tuhan untuk hidup kudus dan untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dan menjadi teladan dengan tidak kompromi.


English

Bible Reading: 1Thessalonians 4

The Lord wants us all to live a holy life. From the beginning when the Lord called Israel, the Lord gave this command, that is to live holy as the Lord our God is holy. Especially in the midst of this world where it is full of adultery and sexual immorality. We are reminded to live a holy life and not to follow the stream of the world that is full of sexual immorality. The Lord wants us to not compromise with our holiness, which is also the Word of God, and also for us to become an example and role model for others, especially the youth, young adults and the generations after us. For if we reject holiness, we are also rejecting the Lord who has sent His Spirit who is holy. Therefore, let us obey the Word of God to live a holy life and to be more diligent in it and become a role model by not compromising.