Friday, January 31, 2014

Nehemia, Orang Biasa | Nehemia, The Common Man

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 13

Salah satu hal yang menarik dari Alkitab adalah bahwa orang-orang yang Tuhan pakai adalah orang-orang seperti kita. Orang-orang yang membuat kesalahan, orang-orang yang masih bisa marah dan sebagainya. Hal ini menunjukkan betapa nyatanya Tuhan kita dan bahwa Ia tidak menunggu agar kita sempurna dahulu baru datang dan memberi kita visi atau tugas, tetapi justru dalam kelemahan kita kekuatan-Nya akan nyata. Bila kita lihat Nehemia, apa yang dilakukannya sama seperti kita sehari-hari dan bila di dalam gereja atau sebuah organisasi. Ketika Nehemia melihat bahwa apa yang ditugaskan tidak dilakukan, ia marah dan mendidik mereka kembali. Setelah dimarahi dan dididik ulang, maka orang-orang baru mulai lagi melakukan yang seharusnya. Ini adalah kehidupan yang nyata, hal-hal yang kita alami sehari-hari. Sebab kita semua perlu diingatkan berulang kali agar kita selalu berjalan di jalan yang benar, agar kita selalu lakukan Firman Tuhan. Lalu, sebagai pemimpin, tentunya bila kita melihat bahwa mereka yang kita pimpin tidak menjalani dengan sungguh-sungguh, atau tugas yang dipercayakan tidak dilakukan, akan marah, sedih dan akan perlu untuk mendidik agar yang kita pimpin memiliki hati yang sungguh-sungguh untuk Tuhan kembali. Jadi, janganlah anggap bahwa seorang pemimpin pasti sempurna, atau bahwa mereka yang kita pimpin pasti selalu ingat dan lakukan yang sepatutnya. Justru sambil kita menjalani perjalanan bersama Tuhan, kita di bentuk karakternya melalui pemimpin kita yang selalu mendidik dan mengingatkan kita dan juga sebagai pemimpin kita dibentuk karakternya agar kita dapat mendidik tanpa dengan kesal hati, tetapi karena kasih dan dengan kesabaran serta hikmat. Jadi, contoh Nehemia ini adalah contoh nyata yang serupa dengan apa yang akan, sedang atau sudah kita alami. Yang terpenting adalah kita kembali kepada Tuhan, kepada Firman Tuhan dalam segala yang kita lakukan seperti Nehemia.


English

Bible Reading: Nehemiah 13

One of the interesting thing from the Bible is that the people whom the Lord uses are like us. People who makes mistakes, people who can still be angry and so on. THis shows how real our God is and that He does not wait for us to be perfect first then come and give us vision or responsibilities, but in our weaknesses His strength will be revealed. If we look at Nehemiah, what he did is the same as us in our every day life and as in the church or in an organisation. When Nehemiah saw that the duties which have been given to many was not done, he got angry and discipline them agan. After they were disciplined, then they start to go back to do what must be done. This is real life, things that we face daily. Because we all need reminders again and again so that we would walk in the righteous path, so that we would do the Word of God. Then, as leaders, we will for sure be angry, saddened and would need to discipline those whom we lead to go back being on fire for God if what they have been taught or if the responsibilities given to them was not done. So, do not think that leaders are perfect, or that those whom we lead surely will always remember what has been taught. In fact, as we walk this walk with God, we are being shaped through our leaders who keeps on reminding and disciplining us and also as leaders our characters are shaped through those whom we lead by being able to discipline without anger or grumble, but with love and patience as wel as wisdom. So, this example of Nehemiah is a real example that we can relate to as we are going through, will go through or have gone through the same. What's important is for us to always come back to the Lord, to the Word of God in all things that we do, like Nehemiah.

Thursday, January 30, 2014

Apakah Kita Lebih Taat Kepada Tuhan Atau Tidak? | Are We More Obedient To God Or Not?

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 4

Setelah Petrus dan Yohanes melakukan mujizat dan bersaksi tentang Yesus, maka orang Saduki dan para imam menangkap mereka untuk disidang. Dan hasil dari sidang itu adalah mereka diancam untuk tidak lagi bersaksi atau mengajar dalam nama Yesus, tetapi mereka tidak dapat dijatuhkan hukuman karena memang tidak ada kesalahan pada mereka dan karena banyak orang yang percaya kepada Allah karena mujizat yang dilakukan mereka. Dari sini kita dapat melihat bahwa Tuhan bukan hanya menepati janji-Nya bahwa tanda-tanda da mujizat akan mengikuti mereka yang bersaksi tentang Yesus Kristus, tetapi Tuhan juga menjaga umat-Nya. Lebih dari itu, kita dapat belajar dari Petrus dan Yohanes yang tidak bergeming ketika diancam untuk tidak boleh bersaksi atau mengajar dalam nama Yesus lagi. Petrus dan Yohanes bukannya tunduk kepada mereka, tetapi Petrus dan Yohanes justru menanyakan pertanyaan kepada mereka bahwa manakah yang lebh benar, taat kepada Allah atau taat kepada manusia. Inilah sikap yang perlu kita ambil dan miliki setiap harinya, yakni manakah yang lebih baik, taat kepada Allah atau taat kepada manusia. Bukan hanya kalau di ancam untuk tidak lagi berbicara akan Tuhan, tetapi dalam sehari-harinya ketika kita menghadapi godaan dan pilihan antara berdosa atau tidak. Bila kita memiliki sikap seperti Petrus dan Yohanes ini, maka kita akan menemukan diri kita selalu bertanya kepada diri sendiri ketika menghadapi pilihan untuk berbuat dosa atau tidak, kita akan bertanya apakah kita mau taat kepada Tuhan atau tidak? Dan biarlah kita selalu memilih untuk taat kepada Tuhan dan dari sini kita dapat mulai hidup takut akan Tuhan, bukan karena hukuman, tetapi karena kita mengenal kebenaran dan terlalu sayang dan hormat kepada Tuhan untuk kita mengkhianati Tuhan. Jadi, biarlah kita selalu bertanya kepada diri kita, apakah kita lebih taat kepada Tuhan atau kepada manusia/dunia?


English

Bible Reading: Acts 4

After Peter and John did a miracle and testified about Jesus, the Saducees and the priests caught them to be trialed. And the result of that trial is that they were threaten to not speak of that name or teach of the name of Jesus, but they themselves could not be punished as they did nothing wrong and also because the multitude believed and glorified the Lord through the miracles they did. Here we can see that the Lord not only fulfilled His promise that signs and wonders will follow those who preach about Jesus Christ, but the Lord also takes care of His people. Moreover, we can learn from Peter and John who did not break when they were threaten to no longer speak or teach in the name of Jesus. Peter and John did not bow to their threat, but instead Peter and John asked them whether it is more true to obey the Lord or obey men? This is the kind of attitude that we need to take and have every day, that is, which is better, for us to obey the Lord or obey men. Not only when we are threaten to no longer speak about the Lord, but in our everyday lives when we face temptations and choices between sinning or not. If we have the attitude of Peter and JOhn, then we will find ourselves asking this question of whether it is better to obey the Lord or not, when we are faced with choices to sin or not to sin. And let us always choose to obey the Lord and from here we can start living with the fear of God, not because of punishment, but because we know the truth and that we loves and respects God too much for us to betray the Lord. So, let us always asks ourselves, is it better for us to obey the Lord or obey men/the world?

Wednesday, January 29, 2014

Memberi Kesempatan Dalam Pertobatan | Giving A Chance In Repentance

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 12

Bila kita perhatikan akan arus dan jalannya pembangunan tembok Yerusalem dan kebangkitan rohani orang-orang Yehuda dan Israel, kita dapat melihat bahwa setelah tembok itu di bangun, mereka memperbaiki kehidupan rakyat, memberikan fondasi yang benar dan setelahnya baru tugas-tugas dibagikan untuk kemuliaan Tuhan.  Hal yang sama perlu kita lakukan bagi siapapun yang sudah lama jauh dari Tuhan, yang sudah lama meninggalkan Tuhan ataupun bagi mereka yang baru mengenal Tuhan. Kita perlu untuk membimbing mereka dalam pertobatan yang sungguh, memperbaiki kehidupan mereka, membuang segala yang jahat dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Kita juga perlu untuk mengajarkan mereka kembali akan Firman Tuhan, mengingatkan lagi akan kebenaran Tuhan yang sudah lama tidak mereka dengar atau memang belum pernah diajarkan. Kemudian setelah ada kebangkitan rohani di dalam mereka, barulah kita memberikan mereka tugas dan tanggung jawab agar kehidupan mereka memuliakan Tuhan. Seringkali gereja-gereja mengambil dua ujung yang sangat berbeda, yakni bahwa orang-orang yang pernah jatuh dan jauh dari Tuhan tidak diberi kesempatan sama sekali untuk bertobat, dipulihkan dan memuliakan Tuhan kembali melalui kehidupannya, atau mereka tidak dipastikan lebih darhulu akan pertobatan mereka dan tidak diajarkan kembali dahulu sebelum mereka kembali melayani umat Tuhan. Biarlah kita belajar untuk memberi kesempatan kembali kepada mereka yang bertobat, baik sudah lama mengenal Tuhan atau yang baru mengenal Tuhan. Biarlah juga kita mengajarkan kembali fondasi kebenaran Firman Tuhan, sebab mereka yang tidak memiliki hati yang mau diajar, belumlah benar-benar bertobat. Dan barulah kita beri tanggung jawab agar mereka bertumbuh dalam iman dan memuliakan Tuhan.


English

Bible Reading: Nehemiah 12

If we look carefully at the flow of the building of the wall of Jerusalem and the revival of Judah and Israel, we can see that after the wall was done, they clean up the act of the people, giving them the right foundation and then duties and responsibilities were distributed for God's glory. We should follow the same procedure for any one who are far away from God, who have left God and comes back or for those who just come to know God. We need to guide them in true repentance, help to clean up their act, throwing away all the wicked and displeasing acts. We also need to teach them again of the Word of God, to remind them again of the righteousness of God that they have not heard for a long time or that they have not been taught before. After there is a revival in them, then we can give them duties and responsibilities so that they would glorify the Lord. Many times churches takes the two extreme ends, that those who have fallen and far from God are not given any chance to repent, be restored and to glorify God again through their lives, or that their repentance was not firmly confirmed yet and they have not been refreshed by the righteousness of God through teaching again, before they come back to minister to the people of God. Let us learn to give chances for those who repents, whether they have known God for a long time or just came to know God. Let us also teach the foundation of the righteousness of God again, because they who do not have the willingness to learn and be taught, have notr eally repent. Then, we can give them responsibilities so that they can grow in faith and glorify the Lord.

Tuesday, January 28, 2014

Tidak Egois | Selfless

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 11

Setelah selesai pembangunan tembok Yerusalem, dan setelah orang-orang bertobat, mereka kembali ke tempat masing-masing. Tetapi ada orang-orang yang tinggal di Yerusalem untuk menjaga rumah Allah yang ada di sana dan juga agar kota itu hidup, sebab para imam tidaklah bekerja di ladang, tetapi fokus kepada rumah Tuhan dan melayani umat-Nya. Oleh karena itulah dikatakan bahwa orang-orang memuji mereka yang menetap di Yerusalem, sebab mereka rela untuk mengorbankan kenyamanan dan kehendaknya sendiri untuk kepentingan bersama dan keharmonisan sesama saudara. Kita dapat belajar untuk memiliki sifat yang tidak egois seperti ini, sifat yang mementingkan orang lain dan khalayak ramai dibanding kepentingan sendiri. Tentunya hal ini tidaklah mudah, sebab sebagai manusia kita memiliki kescenderungan untuk mementingkan keperluan, kepentingan dan kesenangan diri sendiri dan seringkali kita tidak rela untuk mengorbankan itu bagi kepentingan bersama. Oleh karena itulah Tuhan juga mengajarkan kita melalui Paulus yang berkata agar kita tidak mencari kepentingan diri sendiri, tetapi dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari dirinya sendiri dan masih ada lagi ajaran-ajaran di dalam Filipi 2:1-11 yang mengajarkan kita agar tidak egois dan dapat hidup sebagai satu tubuh Kristus yang harmonis, yang memancarkan kasih Tuhan. Jadi, biarlah kita belajar untuk tidak egois, tetapi mulai rendah hati, mementingkan juga orang lain dan memancarkan kasih Allah.


English

Bible Reading: Nehemiah 11

After the building of the wall of Jerusalem was done and after the people repented, they came back to their own place. But there are those who stayed in Jerusalem to take care of the house of God and so that the city still lives, because the priest do not work on the farm, but they focuses on the house of God and to serve His people. That is why it is said that people blessed the men who willingly stayed in Jerusalem, because they were willing to sacrifice their own comfort and wants for the good of others and for the harmony amongst them. We can learn to have this kind of selfless character, an attitude that puts others and the crowd above ourselves. Of course this is not easy, because as human, we have the tendency to put our own needs, wants and pleasures above others and many times we are not willing to sacrifice it for others. That is why the Lord also teaches us through Paul who said that we should not be selfish and conceited, but we should be humble and put others above ourselves and there are more teachings in Philippians 2:1-11 that teaches not to be selfish and for us to be able to live as one body of Christ that is in harmony, that reflects God's love. So, let us learn not to be selfish, but be humble, put others above ourselves and reflect God's love.

Monday, January 27, 2014

Pertobatan | Repentance

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 10

Dalam pertobatan yang Israel lakukan di bahwa pimpinan Nehemia dan setelah dibacakan Firman Tuhan dan kebenaran-Nya, mereka dengan segera mengucapkan janji agar mereka hidup benar, dan mereka dengan segera menyebutkan hal-hal yang akan mereka lakukan, hal-hal yang dulu mereka lakukan dengan taat tetapi sudah tidak lagi dilakukan. Ini adalah pertobatan, yakni untuk berbalik dari perbuatan kita yang jahat dan tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan, dan berjalan menuju Tuhan. Hal ini berart, kita tidak hanya menyesali perbuatan kita, tetapi kita membelakangi perbuatan-perbuatan itu, kita tidak lagi melakukannya dan kita tidak lagi berjalan di dalam dosa itu. Tetapi kita juga perlu untuk berjalan ke arah Tuhan, berjalan di dalam kebenaran Tuhan dan mencari Tuhan. Jadi, bila kita ditegur untuk bertobat, janganlah berhenti di penyesalan saja, lanjutkanlah untuk benar-benar bertobat, berbalik dari yang jahat, mengakuinya dan berjalan dalam kebenaran Tuhan.


English

Bible Reading: Nehemiah 10

The repentance of Israel under the leadership of Nehemiah and after they were read of the Word of God and its truth, they immediately spoke of an oath so that they live a righteous life and they immediately mention all the things that they will start doing right, the things in the past which they used to do but no longer being done. This is repentance, that is to turn back from our wicked ways that is not according to the righteousness of God, and walk towards God. This means that we do not just regret what we did, but we actually turn our backs agaisnt it, so that we do not do them any longer and we do not walk in those sins anymore. We also have to walk towards God, walking in the righteousness of God and seek the Lord. So, if we are rebuked to repent, do not stop only at regret, continue it to really repent, turning away from the wicked ways, admit it and walk in the righteousness of God.

Sunday, January 26, 2014

Tanda & Mujizat Akan Mengikuti | Signs & Wonders Will Follow

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 3

Sebelum Yesus diangkat ke Surga, Ia pernah berkata bahwa tanda dan mujizat akan mengikuti murid-murid-Nya yang bersaksi tentang-Nya. Dalam pasal ini kita melihat bahwa Petrus melakukan mujizat seperti yang Yesus dapat lakukan juga. Petrus menyembuhkan orang yang lumpuh sejak lahir sehingga ia dapat berdiri dan bahkan berjalan kian kemari. Ini adalah bukti bahwa perkataan Yesus tidak pernah gagal. Dan kita juga dapat melihat bahwa melalui mujizat ini Petrus mendapatkan kesempatan untuk memberitakan tentang Yesus kepada banyak orang, dan banyak dari mereka yang melihat mujizat ini menjadi heran dan mau mendengarkan tentang Yesus. Melalui kejadian ini, biarlah kita juga belajar seperti Petrus dan para rasul, yakni hidup dalam kebenaran, mempraktekkan iman dan pergi memberitakan tentang Yesus. Dan ketika tanda dan mujizat terjadi, itu akan membuka kesempatan untuk bersaksi lebih lagi tentang Yesus dan membawa orang-orang kepada kerajaan Allah. Tetapi kita tidak hanya bersaksi bila ada mujizat yang seperti Petrus lakukan, sebab dalam kehidupan kita sendiri banyak mujizat yang terjadi yang dapat kita saksikan. Perubahan hidup kita, perubahan cara kita berpikir, pengharapan, sukacita dan kasih yang kita temukan dan dapatkan dalam Tuhan, itu semua adalah mujizat yang dapat kita ceritakan kepada orang-orang. Sebab banyak sekali orang yang berpikiran sempit, yang selalu berpikiran buruk akan orang lain, yang penuh dengan kekhawatiran yang memakan jiwa mereka, yang hilang harapan dan mereka akan terheran-heran bila melihat pengharapan, sukacita, kasih serta pemikiran dan pandangan yang penuh dengan iman, walaupun situasi kita mungkin sama, serupa atau lebih buruk dari mereka. Itulah kesempatan untuk kita dapat bersaksi tentang Yesus. Jadi, biarlah kita buka mata kita agar kita melihat segala hal yang Tuhan telah lakukan dan sedang lakukan di dalam kehidupan kita agar kita dapat melihat bahwa itu adalah sarana untuk bersaksi bagi Tuhan. Dan biarlah kita bersaksi bagi Tuhan dan janganlah kita simpan sendiri saja. Beritakan tentang Yesus, doakan orang-orang, dan berimanlah bahwa Tuhan beserta kita dan tanda serta mujizat akan mengikuti kita.


English

Bible Reading: Acts 3

Before Jesus ascended to Heaven, He has once said that signs and wonders will follow His disciples who bears witness to Him. In this chapter we can see that Peter did a miracles like what Jesus did. Peter healed a man who was lame from birth such that he could stood up and walk about. This is proof that what Jesus said never fails. And we can see that through this miracle, Peter had an opportunity to share about Jesus to many people and many of them saw that miracle and became intrigued such that, they want to listen about Jesus. Through this event, let us also learn to be like Peter and the apostles, to live in righteousness, to practice our faith and go to share about Jesus. And when signs and woders happens, it will opens up opportunity to witness more about Jesus and bring people to the kingdom of God. But we do not only share when there is a big mirales like what Peter did, because in our lvies there are a lot of miracles that we can testify about. The change in our lives, the change in our mindsets, the hope, joy and love that we found and received in the Lord, these are all miracles that we can share to others. Because many of them are narrow-minded, always think badly of others, full of worries that eat them up, lost hope and they will be intrigued and amazed if they see hope, joy, love as well as a mindset and perspective that is full of faith, even though our situations may be the same, similar or worse than them. This is a chance for us to share about Jesus. So, let us open our eyes to see all that the Lord has done and is doing in our lives so that we can see that these are ways for us to testify about the Lord. And let us testify about the Lord and do not keep it to ourselves. Preach about Jesus, pray for others and have faith that the Lord is with us and signs and wonders will follow us.

Saturday, January 25, 2014

Semua Di Tangan Tuhan | All In God's Hands

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 9

Bila kita perhatikan akan bagaimana penjagaan, penyertaan, serta kuasa Tuhan atas Israel dari awalnya, maka kita akan melihat kuasa Tuhan yang luar biasa. Kita melihat kuat tangan-Nya yang melepaskan Israel dari Mesir, kita melihat kuasa mujizat-Nya dalam membelah air laut dan tulah-tulah yang diturunkan atas Mesir. Kita juga melihat penjagaan Tuhan akan keperluan sehari-hari, yakni makanan, minuman, dan bahkan pakaian serta kaki mereka yang tiap hari di pakai dan tiap hari berjalan terjaga oleh Tuhan. Israel adalah contoh bagaimana Tuhan dapat menjaga umat-Nya dan dalam segala hal seperti, masalah keperluan sehari-hari, harapan untuk masa depan yang baik dalam Tuhan, pembelaan Tuhan terhadap musuh dan perlawanan, dobrakan dalam halangan yang dihadapi. Bila disimpulkan, seluruh kehidupan mereka ada di tangan Tuhan.  Inilah pesan Tuhan bagi kita, bahwa seluruh hidup kita ada di tangan Tuhan. Ia yang memberi, menjaga, membela, menuntun dan menghidupi kita. Jadi, janganlah kita khawatir, janganlah kita putus asa, janganlah kita hilang harapan atau merasa terpukul kalah, sebab Tuhan yang memegang hidup kita dan sudah ada bukti nyata bahwa bila Ia yang pegang kontrol, maka kita akan mengalami kuasa-Nya, asal kita tetap setia dan taat kepada-Nya. Maka dari itu, carilah Tuhan senantiasa, taat dan setialah kepada-Nya dan percayalah bahwa kehidupan kita ada di tangan Tuhan.


English

Bible Reading: Nehemiah 9

If we notice of the care, guidance, and power of God over Israel from the beginning, we will see the amazing power of God. We see His strong hands that delivered Israel from Egypt, we see the power of His miracles in splitting the sea and the plagues on Egypt. We also see His care upon the daily needs, food, drink and even their clothes and feet that is being worn and walked on daily are taken care of. Israel is an example of how the Lord takes care of His people and in all things such as, daily needs, hope for a good future in the Lord, the defence from God against enemies and opposition, breakthrough in facing challenges. If we conclude it, all of their lives are in God's hands. This is God's message for us, that our whole lives is in His hands. He gives, takes care, defend, guide and give us life. So, do not worry, do not give up, do not lose hope or feel defeated, because the Lord is the one who holds our lives and there is living proof that if He is in control, then we will experience His power as long as we are faithful and obedient to Him. Therefore, always seek the Lord, obey and be faithful to the Lord and believe that our lives is in God's hands.

Friday, January 24, 2014

Pentingnya Firman Tuhan | Importance of The Word of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 7-8

Bila kita perhatikan sejarah orang Israel, setiap kali mereka mulai jauh dari Firman Tuhan, yakni ketika mereka tidak lagi diingatkan atau dibacakan akan FIrman Tuhan, maka mereka hidupnya mulai menyimpang dan mulai mengikuit arus dunia, yakni apa yang dilakukan oleh sekitar mereka. Dan ketika ada seorang pemimpin yang menegur dan mengajak semua orang bertobat, maka Firman Tuhan kembali dibacakan dan diajarkan agar mereka semua mengingat kembali dan mengerti Firman Tuhan agar dapat hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Dari sini kita dapat melihat betapa pentingnya bagi kita, umat Tuhan, untuk hidup mengenal Firman Tuhan, mempelajari Firman Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita terus membaca Firman Tuhan agar kita selalu diingatkan akan kebenaran Tuhan dan agar iman kita bertumbuh. Biarlah kita mau belajar Firman Tuhan dan mau diajar, agar kita mengerti dan dapat menghidupi Firman itu dengan iman. Biarlah kita terus terbuka akan Firman Tuhan agar hidup kita terus diubahkan dan dibaharui. Dengan begitu, kita akan menjaga kehidupan kita agar kita tidak menyimpang dari Firman Tuhan dan kebenaran-Nya. Jadi, taruhlah Firman Tuhan sebagai kepentingan utama dalam hidup kita.


English

Bible Reading: Nehemiah 7-8

If we look at the trend of the history of the Israelites, everytime they start to stray away from the Word of God, that is, they no longer reminded or being read of the Word of God, then their lives starts to stray away and follows the stream of the world, that is what is being done in their surroundings. And when there is a leader who rebukes and ask everyone to repent, the Word of God is being read again and being taught to them so that they remember and understand the Word of God in order for them to live according to the will of God. Here we can see how important it is for us, the people of God, to know the Word of God, styudy it. Therefore, let us keep on reading the Word of God so that we are reminded of the righteousness of God and so that our faith may grow. Let us be willing to learn the Word of God and be taught, so that we understand and able to live the Word of God by faith. Let us keep on being open to the Word of God so that our lives may continually be changed and renewed. That way we will be guarding our lives so that we would not go astray from the Word of God and His righteousness. So, put the Word of God as a priority in our lives.

Thursday, January 23, 2014

Pelajaran Dari Nehemia | Lessons From Nehemiah

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 5-6

Nehemia kembali menghadapi orang-orang yang ingin mencelakakan dia. Ia di hasut, bahkan sampai ada orang yang disuap untuk bernubuat palsu terhadap Nehemia. Semua bertujuan agar Nehemia berhenti mengerjakan pekerjaan yang besar dari Tuhan dan turun untuk melakukan hal yang tidak ada apa-apanya dan hanya isu-isu saja. Tetapi Nehemia tetap fokus kepada pekerjaan yang Tuhan berikan kepadanya, kepada tanggung jawab yang Tuhan berikan. Bayangkan bila kita berada di dalam posisi Nehemia, apakah ktia dapat tetap teguh dalam mengerjakan pekerjaan yang Tuhan berikan ataukah kita akan termakan oleh siasat dan isu-isu yang disebarkan? Isu yang disebarkan oleh orang-orang yang ingin mencelakakan Nehemia sangatlah buruk, sebab isinya memfitnah Nehemia dan merusak reputasi Nehemia. Tetapi Nehemia tidak perduli akan hal itu, sebab itu tidak benar dan itu hanyalah gangguan yang mencoba mengubah fokus Nehemia. Nehemia tahu bahwa Tuhan yang akan membelanya dan bahwa pembalasan adalah milik Tuhan, oleh karena itu, Nehemia tidak terbawa emosi untuk dengan segera memperbaiki reputasi dan nama baiknya karena isu yang tidak benar itu, tetapi ia teguh terhadap integritasnya untuk melakukan apa yang Tuhan berikan kepadanya. Biarlah kita terus belajar dari Nehemia agar kita tidak terbawa emosi oleh karena isu-isu yang tidak benar. Biarlah kita tidak meninggalkan pekerjaan dan visi besar yang dari Tuhan hanya karena isu yang dapat merusak reputasi kita, tetapi percayalah kepada Tuhan yang akan membela kita, umat-Nya. Yang terpenting adalah kesaksian hidup kita benar dan penuh dengan integritas, dengan begitu orang-orang yang melihat kehidupan kita tidak akan termakan oleh isu-isu yang tidak benar itu. Jadi, biarlah kita memiliki integritas, fokus kepada visi Tuhan, dan percaya kepada Tuhan yang akan membela kita.


English

Bible Reading: Nehemiah 5-6

Nehemiah was again facing the opposition. He was provoked and there was even a person who was bribed to prophesy the wrong thing. All were intended to make Nehemia stop his great work from God and come down to deal with nothing and only rumours. But Nehemiah stayed focus on the work that God has given to him, to the responsibility God gave. Imagine if we are in Nehemiah's position, would we still be able to stand firm doing the work that God gave, or will we fall into the trap and rumours that was spread? THe rumours on Nehemiah was very bad, because the contents may ruin Nehemiah's reputation. But Nehemiah did not care for that, because it is not tru and it is just a distraction to try to change his focus. Nehemiah knows that the Lord will defend hima nd that revenge is not his part, but the Lord's, that is why Nehemiah was not caught up in emotions to immediately try to fix his reputation and good name because of the rumours, but he stood firm to his integrity to do what God has given to him. Let us keep on learning from Nehemiah so that we would not get caught emotionally because of rumours and gossips. Let us not leave behind the great work and vision from God just because of rumours that might ruin our reputation, but believe in the Lord who will defend us, His people. What's important is for us to have a righteous life testimony and full of integrity, that way, the people who sees our lives would not be trapped by the rumours. So, let us have integrity, focus on the vision of God and believe that God will defend us.

Wednesday, January 22, 2014

Roh Kudus | Holy Spirit

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 2

Bila kita bayangkan apa yang terjadi pada hari Pentakosta setelah Yesus diangkat, tentunya kita akan dapat melihat betapa luar biasanya Roh Kudus bekerja di tengah-tengah para rasul dan mereka yang mendengarkan dan menyaksikannya. Ketika Roh Kudus hinggap dan memenuhi para rasul, mereka semua berkata-kata dalam bahasa yang lain, dan yang aneh dan ajaibnya, orang-orang mendengar mereka seperti mereka berbicara dalam bahasa asli mereka. Orang-orang yang mendengarkan mereka itu berasal dari bermacam-macam daerah dan bahasa asli yang mereka pakai pun berbeda-beda, tetapi bagaimana mungkin para rasul dapat berkata-kata dalam bermacam-macam bahasa sedangkan mereka hanya berkata-kata dalam satu bahasa dan banyak dari mereka yang tidak terpelajar? Karena hal yang aneh ini, ada orang-orang menganggap mereka mabuk. Inilah salah satu keajaiban Tuhan melalui Roh Kudus-Nya. Kemudian Petrus berkhotbah di depan orang banyak, Petrus adalah seorang nelayan yang tidak terpelajar dan ketika ia bersama Yesuspun sepertinya ia tidak menangkap seluruhnya dari ajaran-ajaran Yesus. Tetapi ketika ia berkhotbah, apa yang ia katakan itu penuh dengan kuasa dan fakta bahwa nubuatan-nubuatan para nabi seperti Yoel dan juga perkataan Daud itu semua tentang Yesus. Bila kita sendiri membaca Alkitab, apakah kita akan benar-benar mengerti bahwa apa yang Yoel katakan itu tentang saat Roh Kudus dicurahkan? Dan apakah kita akan mengerti bahwa Daud berkata-kata tentang Yesus? Inilah juga salah satu keajaiban Roh Kudus, yakni Ia membukakan pewahyuan dan pengertian kepada kita agar kita mengerti Firman dan dapat membagikan dan melakukannya. Oleh karena itu, biarlah kita jangan menganggap remeh kuasa Roh Kudus, sebab seperti yang Yesus katakan, Roh Kudus dicurahkan untuk menolong kita, membimbing, mengajar, menegur, mengisafkan dunia akan dosa, dan memberitahukan hal yang akan datang. Jadi, hormatilah Roh Kudus, mintalah agar kita selalu dipenuhi oleh Roh Kudus setiap saat, setiap harinya.


English

Bible Reading: Acts 2

If we imagine what happened at Pentecost after Jesus ascended, we can surely see how amazing the Holy Spirit works in the middle if the apostles and those who listened and witnessed it. When Holy Spirit came upon and filled the apostles, they start to speak in other tongues and what's miraculous about it is that people are hearing them speaking in their mother tongues. The peopl who heard them was from a lot of different places and their mother tongues are different from each other, but how can the apostles speak those mother tongues while they only spoke one tongue and many of them were not educated? Because of this unexplainable situation, many people thought that they were drunk. This is one of the miracles that the Holy Spirit did. Then Peter started to preach to the crowd, Peter is a fisherman who was not educated and when he was with Jesus, it seems that he did not understood all of His teaching. But when he preached, what he said was full of power and facts that the prophecies of the prophets like Joel and the saying of David were all about Jesus. If we ourselves read the Bible, would we really understand that what Joel said was about the pouring of the Holy Spirit? And would we understand that what David said was concerning Jesus? This is also one of the miraculous work of the Holy Spirit, that He opens up revelation and understanding so that we would understan the Word of God and can share as well as applying it. Therefore, let us not take the Holy Spirit lightly, because it is just as Jesus said, the Holy Spirit is poured out to help us, guide us, teach us, rebuke us, to bring repentance to the world, and to tell things of whats to come. So, respect the Holy Spirit and ask so that we would be filled with the Holy Spirit every moment, every day.

Tuesday, January 21, 2014

Fokus Kepada Visi Dari Tuhan | Keep Focusing On God's Vision

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 3-4

Nehemia beserta orang-orang Israel yang membangun kembali Yerusalem menghadapi perlawanan dari pihak yang tidak suka mereka membangun kembali kota Yerusalem. Mereka mengancam dan menyebarkan isu akan adanya penyerangan terhadap orang Israel. Mereka juga mencemooh tembok yang di bangun dengan maksud melemahkan hati orang Israel. Ha-hal ini juga terjadi kepada kita yang mau sungguh-sungguh hidup bagi Tuhan. Ketika kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya untuk Tuhan, melakukan kehendak-Nya, maka banyaklah datang perlawanan yang menjatuhkan kita, yang melemahkan hati kita dan yang mungkin membuat kita berpikir bahwa mungkin ini bukan jalannya. Tetapi ini semua hanyalah siasat iblis untuk membuat kita berhenti hidup bagi Tuhan dan agar kita berpindah fokus kepada hal-hal lain yang lebih tidak penting atau yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Biarlah kita belajar seperti Nehemia yang tetap fokus kepada visi yang Tuhan telah berikan. Nehemia menguatkan hati orang-orang dengan bertindak bijak dan dengan selalu berdoa dan mengingatkan orang-orang untuk berdoa kepada Tuhan dan percaya kepada Tuhan yang kuasanya jauh lebih besar. Jadi, biarlah kita jangan mau tertipu atau terpedaya untuk pindah fokus kepada hal-hal yang bukan bagian kita, yang bukan apa yang Tuhan taruh dalam hati kita. Tetapi biarlah ktia tetap fokus kepada visi yang Tuhan berikan.


English

Bible Reading: Nehemiah 3-4

Nehemiah along with the Israelites who were building Jerusalem faced opposition. The opposition warned them and spread rumours that there will be an attack towards the Israelites. They also mocked the wall that the Israelites were building with the purpose to discourage them. These things would also happen to us if we want to seriously live for God. When we surrender our lives to the Lord fully, to do His will, then there will be many opposition that will try to brign us down, to discourage us that may make us think that this is not the way. But these are all just the strategies of the devil to make us stop living for God and for us to change our focus to something that is less important or not according to God's plan for us. Let us learn to be like Nehemiah who kept his focus on the vision from God. Nehemiah strengthen the heart of the people by acting wisely and kept on reminding them to pray to the Lord and believe in the Lord whose power is greater. So, do not be deceived or swayed to change our focus to things that are not our portion, things that are not what the Lord placed in our hearts. But let us kept the focus on the vision that God has given to us.

Monday, January 20, 2014

Mempersiapkan Diri | Preparing Ourselves

Indo

Pembacaan Alkitab: Nehemia 1-2

Nehemia memiliki suatu visi yang diberikan Tuhan di dalam hatinya. Dan ia terus berdoa dan menunggu waktu Tuhan bagi visi dan beban yang Tuhan taruh di dalam hatinya itu. Ia tidak putus asa dan terus berseru kepada Tuhan sambil mengerjakan pekerjaannya pada saat itu, yakni sebagai juru minum raja. Dan ketika saatnya tiba, maka Tuhan membukakan jalan untuk Nehemia memulai menjalankan visinya itu. Yang dapat kita pelajari dari sini adalah, jika Tuhan menaruh sebuah visi di dalam kita, biasanya visi atau mimpi itu perlu waktu untuk ia benar-benar diresapi oleh kita. Tentunya kita tidak hanya sekedar tahu akan apa visi itu dan tidak berbuat apa-apa sampai Tuhan buka jalan, tetapi seperti Nehemia, kita perlu untuk mempersiapkan segalanya. Kita perlu untuk mempersiapkan hati kita, mental kita dan iman kita. Sebab apa yang dari Tuhan, pasti iblis tidak senang dan akan selalu mencoba mengambilnya dan menghancurkannya. Maka dari itu, kita perlu siap seperti Nehemia, kita perlu untuk mendoakannya setiap hari sehingga itu mendarah-daging dalam diri kita, kita perlu untuk terus mencari Tuhan dan menaruh iman kita kepada-Nya sehingga iman kita tumbuh, kemudian kita juga pelu untuk mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan visi kita itu seperti Nehemia mencari tahu keadaan Yerusalem dan terus berdoa. Jadi, biarlah kita tidak hanya memiliki visi atau mimpi, tetapi biarlah kita persiapkan diri kita, latih diri kita agar kita siap untuk melaksanakannya, sebab bila kita belum siap, maka Tuhan tidak akan membuka jalannya.


English

Bible Reading: Nehemiah 1-2

Nehemiah has a vision that the Lord gave in his heart. And he kept on praying and waiting for the time of God for this vision and burden that the Lord gave in his heart. He did not give up and kept on crying out to the Lord while doing his job at that time, as the king's cupbearer. And when the time comes, the Lord opened up the way for Nehemiah to start his vision. What we can learn here is that, if the Lord puts a vision in our hearts, usually that vision or dream needs time for us to really absorb it. Surely it's not enough for us to just know what that vision is and do nothing untul the Lord opened up the way, but like Nehemiah, we need to prepare everything for it. We need to prepare our hearts, our mentality and our faith. Because what comes from the Lord is disliked by the devil and he will always try to take it from us or destroy it. Therefore we need to be like Nehemiah, we need to rpay for it daily that it becomes who we are, we need to keep on seeking the Lord and placing our faith upon Him so that our faith would grow, then we also need to find out everything we need to know about the vision just like Nehemiah found things out about Jerusalem and kept on praying. So, let us not only have that vision or dreams, but let us prepare ourselves for it, train ourselves so that we are ready to do it, because if we are not ready, the Lord will not open the way.

Sunday, January 19, 2014

Bersaksi Bagi Tuhan | Witnesses To God

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul

Tuhan Yesus berjanji bahwa kita akan menerima kuasa ketika Roh Kudus turun atas kita dan kita akan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi. Dan bila kita ingat ajaran Yesus, Ia berkata bahwa siapapun yang rindu dan ingin dapat meminta kepada Bapa dan Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang memintanya. Roh Kudus itu adalah Tuhan dan ketika Tuhan tinggal di dalam kita, maka kuasa-Nya ada di dalam kita. Oleh karena itulah Yesus berkata  bahwa kita akan menerima kuasa. Tetapi kuasa ini bukanlah untuk kesenangan kita, bukanlah untuk semaunya kita, tetapi kuasa yang diberkan Tuhan melalui Roh Kudus adalah kuasa untuk mengubah dunia. Yakni kuasa yang menyertai kesaksian kita kepada bangsa-bangsa. Jadi, sebenarnya kita tidak perlu takut untuk bersaksi, tidak perlu malu bersaksi, sebab yang kita saksikan, yakni Yesus, adalah nyata dan berkuasa. Jika ada yang menolak atau mencemooh, maka itu adalah kerugian mereka sendiri dan tidak ada hubungannya dengan kita, sebab yang mereka tolak dan cemooh adalah Tuhan. Tetapi bila ada yang membuka hati dan mau menerima kesaksian kita, maka kuasa Tuhan akan bekerja dan mengubah orang itu. Jadi, tugas kita hanyalah bersaksi, dan kuasa Tuhan yang akan bekerja, sebab yang dapat mengubah hati manusia adalah Tuhan dan yang dapat menginsafkan orang dari dosa adalah Roh Kudus bukan kita. Maka dari itu, biarlah kita bersandar kepada Tuhan, meminta agar kita selalu dipenuhi oleh Roh Kudus dan lakukanlah bagian kita, yakni bersaksi bagi Tuhan.


English

Bible Reading: Acts 1

The Lord Jesus promised that we will receive power then the Holy Spirit came down upon us and we will become witnesses to Him to the ends of the earth. And if we remember what Jesus taught, He said that whoever longs and wants to, can ask from the Father and He will give the Holy Spirit to those who asks of Him. The Holy Spirit is God and when God lives in us, then His power is within us. That is why Jesus said that we will receive power. But this power is not for our own pleasure, not for what we want, but the power of God given through the Holy Spirit is the power to change the world. That is the power that accompanies us as witnesses to the nations. So, we shouldn't have to be afraid to testify, do not have to be ashamed to testify, for who we testify about, Jesus, is real and powerful. If there are people who reject and mock, then its their loss and has nothing to do with us, for the one whom they reject and mock is the Lord.'But if there are people who open up their hearts and want to receive our testimonies, then the power of God will work to change them. So, our duty is to witness, and the power of God will be at work, for the only one who can change the hearts of men is the Lord and the only one who can make men repent from sin is the Holy Spirit and not us. Therefore, let us rely on the LOrd, asking Him so that we would always be filled with the Holy Spirit and do our part, becoming witnesses to God.

Saturday, January 18, 2014

Berdoa Mewakili Bangsa | Representing Nations In Prayer

Indo

Pembacaan Alkitab: Ezra 9-10

Ketika orang-orang Israel yang kembali untuk membangun Yerusalem berbuat dosa di hadpan Tuhan dengan melanggar perintah Tuhan, Ezra berkabung dan kemudian berdoa meminta pengampunan Tuhan atas umat-Nya. Ezra tidak langsung marah dan mencaci maki orang Israel atau menyuruh mereka segera bertobat, tetapi Ezra sendiri yang bertobat dahulu bagi bangsanya. Ezra mewakili bangsanya dan meminta pengampunan kepada Tuhan. Dan setelah itu baru orang-orang mulai sadar sendiri akan kesalahan yang mereka telah lakukan dan merekapun bertobat sendiri dan bertindak untuk memutuskan segala ikatan terhadap dosa mereka. Terkadang sebagai pemimpin kita tidak hanya perlu untuk menegur mereka yang kita pimpin, tetapi kitapun harus menjadi contoh dan bertobat lebih dahulu. Kita perlu belajar seperti Ezra yang merendahkan dirinya, walaupun bukan dirinya sendiri yang berdosa, tetapi ia merendahkan dirinya, meminta pengampunan dan berdoa kepada Tuhan mewakili bangsanya. Begitu juga dapat kita lakukan bagi mereka yang kita pimpin dan bagi bangsa kita. Makin banyak yang berdoa mewakili bangsa kita, maka kuasa doa itu akan makin besar dan kesadaran akan turun kepada bangsa kita sehingga merekapun juga akhirnya bertobat seperti yang terjadi terhadap orang Israel. Jadi, janganlah kita berhenti berdoa bagi mereka yang kita pimpin dan juga bagi bangsa kita, dan bangsa di mana kita tinggal, sehingga pertobatan yang daripada Tuhan turun.


English

Bible Reading: Ezra 9-10

When the Israelites who came back to build Jerusalem sinned before the Lord by disobeying the commandment of the Lord, Ezra lament and then prayed for forgiveness of the Lord upon His people. Ezra did not just lashed out at the Israel or telling them to repent, but Ezra himself repented first for his nation. Ezra represented his nation and asked for forgiveness of the Lord. And after that, the people starts to realise themselves what they have done and they repented and acted on their repentance. Sometimes as leaders we do not only need to rebuke the people we lead, but we need to be an exa,ple and repent first. We need to learn to be like Ezra who humbled himself even though he himself did not sinned, but he humbled himself, asking for forgiveness, praying to the Lord representing his nation. So we can do the same to the people whom we lead and for our nations too. The more people who pray for our nations, then the power of prayer is stronger and realisation will come down to our nation so they too can repent like the Israelites. So, do not stop praying for those whom we lead and for our nations too, and for the nation where we live, so the repentance of the Lord comes down.

Friday, January 17, 2014

Lanjutkan Visi Dan Misi | Continues The Vision And Mission

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 21

Ketika Yesus menunjukkan diri-Nya lagi kepada murid-murid, mereka tidak mengenali-Nya sampai mujizat terjadi di tengah-tengah mereka. Pada saat itu, Roh Kudus belum dicurahkan sebab Yesus belum naik ke Surga dan para murid masih belum pergi untuk memberitakan Injil ke seluruh bangsa, sebab Yesus belum menyampaikan pesan terakhirnya. Sehingga para murid kembali kepada kehidupan lamanya, menghidupi kembali tujuan hidup lamanya. Tetapi kemudian setelah Yesus menunjukkan diri-Nya lagi, dan Ia mengingatkan Petrus akan betapa banyak Petrus mengasihi Yesus, Yesus berkata kepada Petrus untuk mengikuti-Nya dan Petrus mengiuti Tuhan. Kadang kita melalui saat di mana sepertinya tidak ada bimbingan, tidak ada tuntunan, tidak ada tujuan seperti para murid yang kembali kepada kehidupan dan kebiasaan lama mereka. Sampai kita melihat dan merasakan kembali kuasa Tuhan, maka kita akan diingatkan akan kasih Tuhan dan seberapa banyak kita mengasihi Tuhan. Ini yang akan membawa kita kembali kepada jalan Tuhan dan tujuan yang dari Tuhan. Tetapi kita tidak perlu menunggu untuk mujizat terjadi dahulu, sebab bila kita pikirkan lagi, bila suatu perkumpulan serdadu di tinggal mati oleh sersan mereka, tentunya mereka tidak akan pulang dan terpencar begitu saja, karena mereka telah dilatih dan tahu tujuan mereka sehingga mereka pastilah tetap melaksanakan apa yang sersan mereka telah contohkan, yakni untuk meneruskan misinya. Begitu juga kita tahu bahwa Tuhan memanggil umat-Nya keluar dari kegelapan kepada terang agar kitapun dapat menjadi kesaksian bagi orang-orang lain agar merekapun dapat keluar dari kegelapan dan masuk kepada terang. Walaupun kita mungkin merasa kering, merasa tidak ada pimpinan Tuhan dan sebagainya, sebagai umat-Nya yang beriman, kita tidak seharusnya putus harapan dan kembali kepada kehidupan lama kita, tetapi kita justru perlu tetap melakukan apa yang telah kita ketahui, yakni tetap hidup dalam kebenaran-Nya dan bersaksi kepada orang-orang akan Yesus. Jadi, janganlah kita menunggu tanda-tanda atau mujizat, tetapi apa yang sudah jelas tertulis dalam Firman Tuhan, biarlah kita terus lakukan dengan iman, apapun situasi dan keadaan kita.


English

Bible Reading: John 21

When Jesus showed Himself to the disciples again, they did not recognised Him until a miracle happened in their midst. At that time, the Holy Spirit has not been poured out yat because Jesus has not yet ascended to Heaven and the disciples has not gone to preach the Gospel because Jesus has not given them that great commission. Such that the disciples went back to their old lives, living their old goals. But after Jesus showed Himself and reminded Peter of how much he loves Jesus, Jesus said to Peter to follow Him and Peter did. Sometimes we go through times where it seems that there is no guidance, no help, no goals like the disciples who went back to their old lives and goals. Until we see and feel again the power of God, then we are reminded of the lovve of God and how much we love God. This is what brings us back to the path of God and the vision from God. But we do not have to wait upon miracles for that to happen, because if we think of it again, if a group of soldiers are left by themselves because their sergeant died, then they would not just go home and scatter, for they have beenn trained and know their purpose, such that they surely will continue the vision and mission of their sergeant. And so we know that the Lord called His people out of the darkness and into the light so that we can bear witness to others so that they too can get out of the darkness and walk into the light. Even though we may feel dry, we may not feel His guidance and so on, as His people who have faith, we should nto give up hope and go back to our old lives, but we need to continue to do what we already know, that is to live in His truth and to be a witness to others about Jesus. So, do not wait upon miracles or signs, but what is clearly written in the Word of God, let us continue to do so with faith no matter what circumstances we are in.

Thursday, January 16, 2014

Tuhan Tidak Meninggalkan | God Does Not Forsake Us

Indo

Pembacaan Alkitab: Ezra 6-8

Bila kita bayangkan apa yang terjadi pada saat umat Tuhan dalam pembuangan namun raja-raja memberikan kuasa agar mereka dapat membangun kembali rumah Tuhan dan bahkan segala biaya ditanggung oleh kerajaan, bukankah itu hal yang aneh? Bukan hanya biaya pembangunan yang di tanggung, tetapi segala korban yang harus diberikan kepada Tuhan juga dari kerajaan. Lebih dari itu segala penduduk diberikan perintah untuk membantu dan mendukung dalam apapun yang umat Tuhan perlukan. Biasanya bila suatu bangsa ada di bawah penjajahan dan dalam pembuangan, hal ini tidak akan terjadi. Sebab bila suatu bangsa memulihkan suatu gedung atau monumen atau hal yang menjadi harapan bagi mereka, maka mereka akan memberontak dari penjajahan. Jadi, secara manusia, apa yang dilakukan oleh raja Koresh dan penerusnya tidaklah masuk di akal. Dan inilah bukti nyata bahwa Allah kita, Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang hidup dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Jadi, janganlah kita takut atau hilang harapan, tetapi biarlah kita terus bersandar kepada Tuhan, sebab Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang percaya kepada-Nya.


English

Bible Reading: Ezra 6-8

If we imagine what happened when the people of God are in exile, but the kings gave them power and authority so that they may build the house of the Lord and even taking care of all the cost, isn't it a strange thing? And it is not just the cost of building, any sacrifices that they have to make, it comes from the kingdom's expenses. Moreover, all the people of the land were given instruction to support and give them what they need. Usually if a nation is under oppresion and in exile, this things would not happen. Because if a nation is able to rebuild their sacred monument, building or from whatever their strength and hope came from, they will in the end rebel. So, naturally, what Cyrus and his benefactors did does not make sense. This is proof that our God, the Lord Jesus Christ is a living GOd and nothing is impossible for Him. So, do not be afraid or lose hope, but let us keep on relying on the Lord, for He never leave nor forsake His people who believes in Him.

Wednesday, January 15, 2014

Percaya Tanpa Melihat | Believing Without Seeing

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 20

Tuhan Yesus berkata bahwa berbahagialah mereka yang percaya tidak melihat namun percaya. Seringkali kita menganggap diri kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang Tuhan sebut ini, karena kita belum pernah melihat Yesus, tetapi kita percaya kepada-Nya. Tetapi bila kita lihat kembali kepada kehidupan kita, apakah benar kita percaya kepada Yesus tanpa kita melihat lebih dahulu? Apakah kita percaya ketika Firman-Nya berkata bahwa Ia dapat menyembuhkan yang sakit, ataukah kita perlu untuk melihat dahulu ada yang disembuhkan dari sakit dengan kuasa Tuhan, baru kita percaya akan Firman itu? Contoh lainnya, banyak dari kita yang berjanji kepada Tuhan kalau Tuhan menolong kita dalam saat kesesakan dan keadaan kita yang terpuruk, maka kita akan menyerahkan hidup kita kepada-Nya. Bukankah ini sontoh-sontoh bahwa kita perlu untuk melihat kuasa Tuhan lebih dahulu baru kita mau percaya dan memberikan hidup kita kepada-Nya? Biarlah kita benar-benar melatih iman kita semakin kita mengenal Tuhan dan semakin kita tumbuh dewasa. Sebab iman adalah pengharapan dan kepercayaan kepada Tuhan akan hal-hal yang belum terlihat. Jadi, janganlah kita hanya percaya bila kita telah melihat kuasa Tuhan, tetapi biarlah kita mulai benar-benar beriman kepada Firman-Nya, maka kita akan melihal hal yang lebih luar biasa lagi.


English

Bible Reading: John 20

The Lord Jesus said that blessed are those who have not seen, yet have believed. Many times we consider ourselves in this category, because we have not seen Jesus, but we believe in Him. But if we look back to our lives, do we really believe in Jesus without seeing first? Do we believe when the Word of God said that He can heal the sick, or do we have to see someone being healed by the power of God first, then we believe in that Word of God? Another example, many of us promised God that if the Lord helps us in our times of darkness, when our backs are against the walls, then we will give our lives to Him. Aren't these all examples that we have to see the power of God first then we believe and give our lives to Him? Let us really practice our faith the more we know God and the more we grow. Because faith is hope and believe in the Lord of all the unseen things. So, do not only believe if we have seen the power of God, but let us really have faith in His Word, then we will see even more amazing things.

Tuesday, January 14, 2014

Halauan Saat Melakukan Kehendak Tuhan | Oppositions When Doing The Will Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Ezra 3-5

Ketika kita bekerja untuk memenuhi panggilan, Firman, perintah dan kehendak Tuhan, lawan kita pastilah tidak senang dan selalu datang menyerang dengan segala akal untuk membuat kita berhenti. Seperti yang terjadi dengan pembangunan Yerusalem dan Bait Allah pada jaman pembuangan orang Israel dan Yehuda. Orang-orang yang bukan Israel dan Yehuda yang tinggal di daerah dekat Yerusalem dan di Yerusalem tidak senang karena bila Yerusalem kembali di bangun dan bait Allah kembali berdiri, maka mereka akan kehilangan kuasa dan atas Yerusalem yang berarti kekuatan dan kekuasaan mereka berkurang. Oleh karena itulah mereka mencoba memberhentikan pekerjaan pembangunan rumah Tuhan dan Yerusalem dengan segala macam hasutan. Hal yang sama dapat terjadi ketika kita bekerja untuk kemuliaan Tuhan, sebab ketika kita fokus kepada perintah, Firman dan kehendak Tuhan, maka kita akan fokus kepada jiwa-jiwa yang terhilang, untuk mengenalkan mereka kepada Kasih yang sejati dan keselamatan yang ada pada Tuhan Yesus Kristus. Dan makin banyak orang-orang yang mengenal Tuhan dan menyembah Tuhan, maka orang-orang yang masih di bawah kutuk dosa makin berkurang dan iblis tidak senang akan hal ini. Jadi, janganlah kita bingung, frustasi atau merasa bahwa Tuhan tidak beserta ketika kita menghadapi tantangan dan halangan, justru makin kita di halangi oleh musuh, itu adalah tanda-tanda bahwa kita melakukan apa yang Tuhan mau, sebab iblis pasti tidak suka. Kita juga harus ingat bahwa Tuhan selalu beserta kita dan tidak akan meninggalkan kita. Jadi, biarlah kita jangan berhenti melakukan perintah, Firman dan kehendak Tuhan. Janganlah kita cepat putus asa ketika menghadapi tantangan atau halangan, tetapi biarlah kita tetap fokus kepada kerajaan Allah dan bersandar kepada Tuhan, sebab Ia pasti memimpin kita. Jangan kita berhenti, tetapi justru makin gencar bekerja untuk kerajaan Allah dan kemuliaan-Nya.


English

Bible Reading: Ezra 3-5

When we work towards fulfilling the calling, Word, commandment and will of GOd, our enemies surely do not like it and will always ome to attack us in many ways to make us stop. Just as what happended with the restoration of Jerusalem and the house of God during the exile of Israel and Judah. The people residing in Jerusalem and near there who are not from Israel of Judah do not like it if Jerusalem is rebuilt and house of God restored, because if they are restored, then they would lose power and territory. That is why they tried to stop the work of the restoration with all kinds of ways. The same thing can happen to us when we work for the glory of God, because when we focus on the commandment, Word and will of God, then we are focusing on the lost souls, to introduce them to the genuine Love and salvation that is in the Lord Jesus Christ. And the mroe people who knows God and worship God, then there is a decrease in the people who are still under the curses of sin and the devil does not like this. So, do not be confused, frustrated, or feel that God is not with us when we face troubles and challenges, in fact, the more resistance there are agaisnt us from the enemy, then it is a sign that we are actually doing what the Lord wants, because the devil surely does not like it. We have to also remember that the Lord will always be with us and will not leave us. So, let us not stop doing the commandment, Word and will of God. Do not give up easily when we face challenges, but let us still focus on the kingdom of God and rely on the Lord, for He will guide us. Do not stop, but keep on going strong for the kingdom of God and HIs glory.

Monday, January 13, 2014

Penonton Atau Pemain? | Spectators Or Players?

Indo

Pembacaan Alkitab: Ezra 1-2

Bila kita perhatikan kata-kata raja Koresh, kita dapat simpulkan bahwa ia mengakui kebesaran Tuhan dan bahwa Tuhan itu adalah Allah yang hidup. Namun, dia tetap tidak menganggap dirinya sebagai umat Tuhan, sebab ia hanya mengakui kehebatan Tuhan dan tunduk kepada kebesaran Tuhan, tetapi tidak menyembah kepada Tuhan. Seringkali dua hal ini dianggap sama, satu dan yang lain, yakni bila seseorang mengakui kebesaran Tuhan, maka ia pasti menyembah Tuhan. Tetapi nyatanya tidaklah demikian, sebab seseorang dapat mengakui kebesaran Tuhan, tetapi tidak berarti bahwa ia rela memberikan hidupnya seluruhnya bagi Tuhan dan kehendak-Nya. Maka dari itu sangatlah penting bagi kita untuk selalu memeriksa hidup kita, apakah kita hanya mengakui dan tahu akan kebesaran Tuhan, ataukah kita juga benar-benar memberikan hidup kita untuk Tuhan dan kemuliaan-Nya? Hal ini dapat juga digambarkan dengan penonton  dan pemain bola. Penonton mengagumi permainan bola dan mengakui keahlian dan bagusnya permainan bola, tetapi tidak ikut serta dan tidak memberikan hidupnya untuk permainan bola. Tetapi pemain bola, adalah seseorang yang mengagumi, menyukai dan memberikan hidupnya untuk permainan bola dan kemuliaannya. Penonton hanya dapat menyaksikan dan mendapat cipratan kemuliaan dan serunya, tetapi pemain bola mengalami secara keseluruhannya, tubuhnya, pikirannya, hatinya tenggelam di dalam arena permainan bola itu dan ia tenggelam di dalam kemuliaan permainan bola itu. Begitu juga dengan Tuhan, bila kita hanya penonton seperti raja Koresh, maka kita hanya mendapat cipratan dan menyaksikan kemuliaan-Nya, tetapi bila kita ikut serta sebagai umat Tuhan, maka kita mengalami hadirat dan kemuliaan-Nya setiap saat. Jadi, yang manakah kita, penonton atau pemain bola? Umat Israel atau raja Koresh?


English

Bible Reading: Ezra 1-2

If we notice the words that king Cyrus, we can conclude that he acknowledge the greatness of the Lord and that the Lord is a living God. But, he still did not consider himself the people of God, because he only acknowledge the greatness and power of God, but did not worship the Lord. Many times these two things are considered the same, that, if someone can acknowledge and admit the greatness of God that person must also worship the Lord. But in reality it is not so, because one can acknowledge the greatness of God, but does not mean that one is willing to give one's life for God and His will. Therefore, it is important for us to always introspect our lives, do we only acknowledge and know of the greatness of God, or do we really give our lives for God and His glory? This can also be illustrated as specttors and ball players. Spectators adores the game and acknowledge the skill and the excitement of the game, but did not give their lives for the game. But ball players are those who adores the game, likes the game and gives their lives for the game and its glory. Spectators only watched and get a glimpse of the glory and excitement, but the players experience it with his whole being, his body, mind and heart are enveloped in the arena and he is bathed in the glory of the game. The same goes with the Lord, if we are only spectators like king Cyrus, then we only get a glimpse of the glory of God, but if we get involve as the people of God, then we will experience His glory and presence every moment. So, which one are we, spectators or players? The Israelites or king Cyrus?

Sunday, January 12, 2014

Tuhan Setia Kepada Firman-Nya | The Lord Is Faithful To His Words

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 19

Walaupun Yohanes tidak menuliskan secara lengkap apa yang terjadi kepada Yesus, Yohanes tahu bahwa semua itu telah dituliskan oleh Matius Lukas dan Markus, sehingga Yohanes berfokus kepada garis besarnya dan bahwa apa yang terjadi kepada Yesus itu telah dinubuatkan dari jaman dahulu. Oleh karena itulah dalam pasal ini banyak disebut bahwa apa yang terjadi dan dilakukan oleh Yesus sesuai dan menggenapi nas atau nubuatan, yakni Firman Tuhan yang sudah tertulis sejak dahulu kala. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan selalu setia terhadap kata-kata-Nya dan bahwa Ia selalu bekerja menuju kepenuhan dari Firman-Nya. Sehingga benarlah apa yang tertulis di dalam Yesaya 55:11, bahwa Firman yang keluar dari Tuhan tidak keluar dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki dan pasti berhasil dalam apa yang Tuhan suruh. Jadi, biarlah kita tidak pernah hilang harapan atau putus asa, tetapi biarlah kita senantiasa percaya dan beriman kepada Tuhan, kepada kata-kata-Nya, kepada janji-janji-Nya. Sebab apapun yang kita alami, Tuhan telah berfirman untuk menguatkan, meneguhkan dan memberikan kita pengharapan dan semua itu tertulis di dalam Alkitab. Bila kita sedang lemah, Tuhan telah berfirman, jika kita merasa capai melayani, Tuhan telah berfirman, ketika kita hilang harapan karena banyak tantangan, Tuhan juga telah berfirman akan itu, dan masih banyak lagi hal-hal yang Tuhan telah siapkan untuk kehidupan kita ini. Jadi, carilah jawaban, kekuatan, pengharapan dalam Firman Tuhan dan carilah dan beriman teguh kepada Tuhan.


English

Bible Reading: John 19

Even though John did not write what happened to Jesus in details, John knows that all of them are already covered by Matthew, Luke and Mark, such that John focuses on the main events and that what happened to Jesus has been prophesied from long ago. That is why in this chapter it has been mentioned many times that what happened and what Jesus did is in accordance or fulfilling the prophecy or what was written in the Scripture that was written from long ago. So, what was written in Isaiah 55:11 is true, it is said that the Words that comes out of the Lord will not be in vain, but it will accomplish what the Lord pleases and it shall prosper in the things which the Lord sent it. Therefore, let us never lose hope or give up, but let us always believe and have faith in the Lord, in His Words, in His promises. Because whatever we experience, the Lord has the answer that strengthen, confirms and gives us hope and all of them are written in the Bible. If we are weak, the Lord has said His encouragement, if we feel tired ministering the Lord also has said His, when we lose hope because of all the challenges, the Lord has said His promises for that too, and many more of what He has prepared for our lives. So, seek the answer, strength, hope in the Word of God and seek and have faith in the Lord.

Saturday, January 11, 2014

Merayakan Keselamatan Yang Dari Tuhan | Celebrating Salvation That Comes From The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 34-36

Di dalam sejarah para raja-raja, dikatakan bahwa perayaan Paskah yang dirayakan oleh raja Yosia, belum pernah dirayakan lagi sebelumnya sejak jaman nabi Samuel. Bila kita lihat kembali kepada arti dari perayaan Paskah itu, Paskah adalah perayaan yang mengingatkan umat Tuhan akan keselamatan dari Tuhan yang datang kepada mereka, yang meluputkan mereka dari kematian dan yang membebaskan mereka dari belenggu perbudakan di Mesir. Ini adalah suatu peristiwa yang terbesar dari sejarah umat Tuhan, sebab Paskah itu juga adalah lambang dari Yesus, Anak Domba Allah yang mati bagi umat manusia, untuk meluputkan kita dari kematian kekal dan membebaskan kita dari belenggu dosa. Jika umat Tuhan tidak pernah lagi merayakan Paskah selama puluhan tahun bahkan ratusan tahun, hal ini menunjukkan bagaimana kehidupan yang diberkati Tuhan dan yang penuh dengan hal-hal lain di dunia, seperti kesenangan, kesibukan, sukses, pekerjaan, perang, dan sebagainya membuat umat Tuhan lupa akan keselamatan yang ada pada Tuhan. Mereka semua ingat bahwa Tuhan dapat menolong mereka, tetapi mereka lupa akan keselamatan yang mereka dapat melalui pertumpahan darah anak domba yang tidak bersalah. Seringkali dalam kehidupan kita, kitapun lupa akan keselamatan yang ada pada Tuhan. Kita ingat akan kebaikan-Nya, akan kekuatan-Nya untuk menolong kita, tetapi kita kadang lupa akan keselamatan yang telah kita terima dan yang perlu kita tetap pegang sampai pada akhirnya. Karena kita lupa akan keselamatan ini, kita juga tidak dapat membagikannya kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Dan yang membuat kita lupa adalah segala kesibukan kita, kesenangan di dunia, berkat-berkat dan bahkan hal-hal yang buruk di kehidupan kita. Sebab dengan adanya segala hal yang memenuhi kehidupan kita ini, kita jadi lebih fokus untuk menyelesaikan masalah-masalah, sibuk membuat rencana ini dan itu, sibuk meminta tolong hanya untuk melepaskan kita dari hal-hal yang mengkhawatirkan kita dan intinya kita fokus untuk memiliki hidup yang lebih enak lagi, sehingga kita lupa dengan dasarnya, bahwa hidup kita telah diselamatkan, bebas dari kutuk dosa, diberikan hidup baru dan bahwa keselamatan itu perlu untuk dibagikan kepada orang-orang. Padahal jika kita ingat akan keselamatan kita, bahwa dosa kita dihapuskan, belenggu dosa dipatahkan, hidup baru diberikan dengan penuh, maka apa yang membuat kita khawatir, apa yang membuat kita sibuk ini itu, tidak lagi memenuhi hidup kita, sebab kita tahu bahwa apapun yang datang di dalam hidup kita, kita mendapatkan tempat di kerajaan Sorga bersama Tuhan Yesus Kristus. Dan segala masalah dan kekhawatiran tidak lagi membuat kita panik sebab kita memiliki kepastian dan iman bahwa memang kita telah dilepaskan dari semua itu di dalam Tuhan. Dengan begitu, kita tidak menjadi terlalu sibuk dengan kehidupan kita dan lupa bahwa keselamatan itu perlu dirayakan sehingga orang-orang tahu akan keselamatan yang datang dari Tuhan dan mau menerimanya juga.


English

Bible Reading: 2Chronicles 34-36

In the history of kings, it wa said that the Passover that was celebrated by king josiah, has not been celebrated since the times of Samuel the prophet. If we look back to the meaning of Passover, Passover is a celebration that reminds the people of God of the salvation that comes from the Lord, that saves them from death and sets them free from the slavery in Egypt. This is one of the most important event in the history of the people of God because Passover also represents Jesus, the Lamb of God who died for mankind, to saves us from death and to free us from the slavery of sin. If the people of God never celebrates Passover for many years and even for hundreds of years, this shows how their blessed lives and lives that are full with other things in the world such as pleasures, busyness, work, war and many other, made the people of God forget about the salvation in God. They remember that the Lord can help them, but they forgot about their salvation that they received from the blood of an innocent lamb. Many time,sin our lives, we also forgot about the salvation that comes from the Lord. We remember His goodness, of His strength to help us, but we forget about the salvation that we received and that we need to hold on to until the end. Because we forget about this salvation, we cannot also share it with other people around us. And what makes us forget are all our busyness, pleasures of the world, blesisngs and the bad things in our lives. For with these things filling up our lives, we became more focused on handling the problems, busy planning this and that, busy asking help just to deliver us from things that worries us and in essence we focus on having a more confortable life that we forget about the foundation, that our lives has been saved, free from curses of sin, been given a new life and that salvation needs to be shared to other people. While if we remember of our salvation, that our sins has been wiped clean, bondages of sin has been broken, new life has been given in full, then what makes us worry, what makes us busy doing this and that, are no longer filling up our lives, because we know whatever that comes into our lives, we have the assurance and faith that we have been delivered from all that in God. That way, we would not be too busy with our lives that we forget to celebrate our salvation so that other people may know of God's salvation and receive that salvation as well.

Friday, January 10, 2014

Perang Dalam Pikiran Kita | Battle In Our Minds

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 32-33

Ketika Yehuda dikepung oleh tentara raja Asyur, Hizkia menenangkan hati rakyat dengan kata-kata yang membangun iman mereka kepada Tuhan. Hizkia berkata bahwa yang menyertai mereka lebih banyak di banding yang menyertai raja Asyur, sebab yang menyertai mereka tangan manusia, tetapi yang menyertai Yehuda adalah tangan Tuhan. Tetapi kemudian Sanherib, raja Asyur datang dan berkata-kata yang jelek yang menurunkan iman rakyat Yehuda. Sanherib berkata bahwa selama ini tidak ada allah yang dapat melepaskan umatnya dari tangan raja Asyur, maka Allah Yehuda juga tidak akan dapat melepaskan mereka. Ini dilakukan oleh Sanherib untuk menakutkan Yehuda agar mereka dapat ditaklukkan. Seringkali dalam kehidupan kita terjadi peperangan seperti ini di dalam diri kita sendiri. Bila kita mengikuti Firman Tuhan, mendengarkan Firman Tuhan dan nasihat dari para pemimpin kita di gereja, maka iman kita dibangun sebab semuanya mengarahkan kita untuk percaya kepada Tuhan, Tetapi diluar dari itu, nasihat atau komentar orang-orang di sekitar kita, situasi, ataupun juga pengalaman orang-orang dapat membawa kita jadi lemah hatinya. Bila hal ini terjadi, biarlah kita ingat akan peristiwa antara Yehuda dan Sanherib, sebab pada akhirnya raja Hizkia dan para pemimpin terus berseru dan berdoa kepada Tuhan dan Tuhan melepaskan mereka. Dengan begitu, biarlah kita selalu kembali kepada Tuhan, berseru dan berdoa ketika hal-hal lain membuat hati kita lemah, membuat kita mulai kehilangan iman. Sehingga pada akhirnya kita tetap percaya dan beriman kepada Tuhan dan mengalami kemenangan itu, seperti Yehuda menang atas Asyur. Jadi, ketika dalam pikiran kita terdapat banyak pemikiran yang membangun dan menjatuhkan, biarlah kita kembali kepada Tuhan dan Firman-Nya, agar kita tetap kuat dan teguh hatinya.


English

Bible Reading: 2Chronicles 32-33

When Judah was surrounded by the soldiers of king Assyria, Hezekiah calmed the people down with encouraging words that edifies their faith to the Lord. Hezekiah said that there are more with them that there are with Assyria, for with them is the hands of men but with Judah is the Lord. But then Sennacherib, king of Assyria came and said discouraging words that put down the faith of the people of Judah. Sennacherib said that all these times, there are no gods who can deliver their people from the hands of Assyria, and so the God of Judah would also unable to deliver them from Assyria. This is done by Sennacherib to frighten the people of Judah so that they can be defeated. Many times in our lives there are battles like this within ourselves. If we follow the Word of God, listened to it and to the advices of our leaders at church, then our faith is edified because all of them directs us to believe in the Lord. But outsdie of that, the advices or comments of other people, the situations or even the experiences of other people may discourage us. If this happens, let us remember the history of Judah and Sennacherib, because in the end, king Hezekiah and the leaders cried out to the Lord and prayed to the Lord and the Lord delivered them. Therefore, let us always come back to the Lord, crying out to Him and praying when other things start to discourage us, starts to make us lose faith. So that in the end we still believe and have faith in the Lord and experience that victory, like Judah who won over Assyria. So, when there are battles in our minds of edifying and discouraging things, let us come back to the Lord and His Words, so that we would stay strong and not be dismayed.

Thursday, January 9, 2014

Hidup Dalam Terang & Kebenaran | Living In Light & Truth

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 18

Yesus dihukum mati bukan karena ada perbuatan yang salah atau karena Ia layak dihukum mati, tetapi Ia dihukum mati karena fitnah, iri hati dan pengkhianatan. Sebab ketika Yesus diadili, Ia berkata bahwa Ia selalu berkata-kata di dalam bait Allah, dengan tidak sembunyi-sembunyi sehingga orang-orang tahu dan dapat menjadi saksi bahwa Ia tidak pernah berkata-kata yang salah. Ketika Pontius Pilatus menanyakan Yesus, ia juga tidak menemukan kesalahan apapun pada Yesus. Inilah salah satu teladan yang Yesus tinggalkan untuk kita ikuti, yakni untuk hidup di dalam terang, di mana tidak ada yang tersembunyi dan di mana kehidupan kita berdasarkan kebenaran. Beberapa akan dapat diberkati oleh karena kehidupan kita bila kita hidup dalam kebenaran dan terang, tetapi beberapa akan merasa iri, atau tidak suka karena terang yang kita bawa membongkar perbuatan mereka di dalam gelap. Hal ini terjadi kepada orang Farisi, di mana Tuhan menegur mereka, apa yang mereka lakukan, motivasi mereka semuanya terbongkar di depan banyak orang sehingga mereka tidak suka kepada Yesus, sebab orang-orang Farisi ini lebih menyukai dihormati orang-orang daripada kebenaran. Jadi, agar kita dapat hidup di dalam terang dan kebenaran seperti Yesus, maka kita perlu untuk dapat merendahkan hati agar ketika kehidupan kita diterangi oleh terang Tuhan, apa yang tersembunyi, apa yang tersimpan dari kehidupan lama kita, berani kita akui dan buang dari kehidupan kita. Dengan begitu tidak ada lagi yang tersembunyi, tetapi kehidupan kita berdasarkan kebenaran dan kita akan hidup di dalam terang. Jadi, jangan seperti orang Farisi yang tidak mau mendengarkan teguran Tuhan, yang lebih menyukai rasa hormat daripada hidup yang benar. Sebab Yesus sendiripun dihina, dikhianati, dituduh, ditampar hanya karena Ia berdiri di dalam kebenaran, maka apalah artinya semua penderitaan itu bila pada akhirnya kita tetap berdiri dalam kebenaran seperti Yesus? Maka dari itu, ikutilah jejak Yesus, hiduplah dalam terang dan kebenaran.


English

Bible Reading: John 18

Jesus was sentenced to death not because of wrongdoings or he deserved to die, but He was sentenced to death because of slander, jealousy and betrayal. Because, when Jesus was judged, He said that He always speaks in the temple of God, in the open and not hidden somewhere such that everyone knows dan can be a witness to what He has said. When Pilate questioned Jesus, he also did not find any fault in Jesus. This is one of the examples that Jesus left for us to follow, that is to live in the light, where there are no hidden things, and where our lives are based on the truth. Some may be blessed because of our lives if we live in the truth and light, but some will be jealous, or dislike us because the light that we bring uncover all their hidden actions. This happened to the Pharisees, when the Lord rebuked them, what they do, their motivation are all uncovered before the crowd such that they dislike Jesus, because the Pharisees loves honour more than the truth. So, for us to be able to live in the light and truth like Jesus, we need to humble ourselves when our lives is being enlightened by the light of God, what is hidden, what is put away from our old lives, we need to dare to admit it and get rid of it from our lives. That way, there is no longer anything that is hidden, but our lives will be based on the truth and we will live in the light. So, do not be like the Pharisees who does not want to listen to the rebuke of the Lord, who loves honour more than a righteous life. For Jesus Himself was mocked, betrayed, condemn, beaten just because He was standing in the truth, so what does all that suffering matter if in the end we will be able to stand in the truth like Jesus? Therefore, follow Jesus' footsteps, life in the light and truth.

Wednesday, January 8, 2014

Kembali Kepada Tuhan | Come Back To The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 30-31

Dalam pasal-pasal ini Hizkia menyampaikan pesan kepada seluruh bangsa Yehuda dan bangsa Israel yang ada di sekitar mereka untuk kembali kepada Tuhan. Yakni untuk bertobat, berbalik dari dosa-dosa mereka dan kembali kepada Tuhan, untuk menyembah hanya Tuhan, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Israel. Dan banyak orang yang datang untuk merayakan Paskah selama tujuh hari dan kemudian dilanjutkan dengan tujuh hari lagi oleh karena sukacita mereka dan kehausan mereka untuk bersekutu dengan Tuhan. Apa yang terjadi di sini adalah sama seperti kebangunan rohani yang terjadi ketika kita mengadakan retret gereja atau KKR. Memang banyak juga yang menolak dan menertawakan pesan yang disampaikan oleh raja Hizkia, tetapi mereka yang mengindahkannya dan bertindak, yakni yang bertobat dari dosa-dosanya, yang berbalik dari dosa-dosanya dan datang ke rumah Tuhan dan bersekutu dengan Tuhan dan umat-Nya, mereka dipenuhi oleh sukacita, diberkati oleh Tuhan dan iman merekapun dibangun sehingga setelah mereka pulang, mereka membuang segala berhala yang ada di rumah mereka. Hal ini menunjukkan bahwa makin banyak mereka bersekutu dengan Tuhan dan umat-Nya, memuji dan menyembah Tuhan, maka iman mereka dan kehausan mereka akan Tuhan makin besar dan itu yang akan mendorong mereka untuk melakukan apa yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, janganlah kita abaikan persekutuan pribadi kita dengan Tuhan. Jangan jugalah kita abaikan persekutuan bersama-sama dengan saudara seiman dalam gereja, baik itu setiap hari minggu, retret gereja, berdoa bersama atau lainnya. Biarlah kita selalu hidup dekat dengan Tuhan dan bersekutu dengan-Nya agar kita tidak perlu untuk datang ke KKR dahulu baru kita berapi-api dan semangat bagi Tuhan seperti bangsa Yehuda, tetapi biarlah kita selalu berapi-api dan semangat bagi Tuhan setiap harinya. Kuncinya adalah kita kembali kepada Tuhan dan bersekutu dengan-Nya dan dengan umat-Nya.


English

Bible Reading: 2Chronicles 30-31

In these chapters, Hezekiah sent message to Judah and Israelites who were around them to come back to the Lord. That is to repent, to turn back form their sins and come back to the Lord, to worship only the Lord, God of Abraham, Isaac and Israel. And many people came to celebrate Passover for sevcen days and then they continued for another seven days because of overflowing joy and thirst for God and for fellowhsip with God. What happened here is the same as any spiritual revival that happens when we have church camp or revival meeting. Yes, there are some who rejects and even laughed at the message, but they who listened to it and act on it, that is to repent from their sins, to turn back from their sins and came to the house of God to have fellowship with the Lord and HIs people, they were filled with joy, blessed by the Lord and their faith were increased such that when they went home, they threw away all their idols. This shows that the more they have fellowhsip with the Lord and His people, praising and worshiping the Lord, then their faith and thirst for God were increased and this is what encouraged them to do what is right and pleasing before the Lord. Therefore, let us not ignore our personal fellowship with the Lord. Do not ignore the fellowship together with our brethren at church as well, may it be sunday service, churhc camp, praying together or others. Let us always live close to the Lord and have fellowship with Him so that we do not have to come to a revival meeting first, for us to be on fire and excited for God, like Judah, but let us always be on fire and excited for God every day. The key is for us to come back to the Lord and have fellowship with Him and His people.

Tuesday, January 7, 2014

Dikuduskan Dalam Kebenaran | Sanctified By The Truth

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 17

Tuhan Yesus berdoa dan dari doa-Nya kita dapat melihat kerinduan hati-Nya, yakni agar kita menjadi satu dan agar kita ada di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam kita. Dan Yesus juga berdoa agar kita dikuduskan dalam kebenaran dan bahwa Firman-Nya adalah kebenaran. Inilah rahasianya, kita tahu bahwa Tuhan itu kudus dan kita perlu dikuduskan agar kita dapat menjadi satu dengan-Nya dan kita dikuduskan dalam kebenaran, yakni Firman Tuhan. Sebab Firman Tuhan mengajarkan kita akan apa yang benar, apa yang tidak baik, apa yang perlu kita ubah. Firman Tuhan juga menasihati, membimbing, mengajar, mendidik kita. Sehingga kita dapat membuang yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan kita dapat menambahkan apa yang berkenan di hadapan Tuhan terhadap hidup kita. Dan makin kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, maka hidup kita akan makin mengikuti kebenaran itu dan hidup kita akan dikuduskan dalam kebenaran yang kita ikuti itu. Maka dari itu, biarlah kita terus memenuhi hidup kita, yakni pikiran dan hati kita dengan Firman Tuhan dan lakukan Firman itu dengan iman dan dengan tekun. Maka kehidupan kita akan terlihat buahnya dan makin dikuduskan dalam kebenaran Tuhan.


English

Bible Reading: John 17

The Lord Jesus prayed and from His rpayer we can see His heart desire, that is, for us to become one and for us to be in the Lord and the Lord in us. And Jesus also prayed for us to be sanctified by His truth and that His Word is truth. This is the key, we know that the Lord is holy and that we need to be sanctified for us to become one with Hima nd we are sanctified by His truth, that is the Word of God. Because the Word of God teaches us what is righteous, what is not good, what needs to be changed. The Word of God also advises, guides, teaches, disciplines us. Such that we are able to get rid of all that displeases the Lord and we are able to add what is pleasing to Him in our lives. And the more we read and meditate the Word of God, then our lives will follow more of His truth and our lives will be sanctified by that truth that we follow. THerefore, let us always keep filling our lives, that is our minds and hearts, with the Word of God and do those Word of God by faith and with due diligence. Then our lives will see its fruits and will be sanctified more and more each day by His truth.

Monday, January 6, 2014

Hizkia, Pemimpin Yang Hebat | Hezekiah, A Great Leader

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 28-29

Raja Hizkia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, seperti Daud. Ia menyingkirkan segala penyembahan berhala dan memerintahkan seluruh rakyatnya untuk bertobat dan membersihkan diri mereka. Untuk sebuah bangsa berubah total seperti itu membutuhkan seorang pemimpin yang luar biasa, yang dihormati, yang ditakuti, yang penuh karisma dan yang memimpin dengan teladan. Sebab bangsa Yehuda telah hidup dalam penyembahan berhala dan jalan yang jahat selama puluhan tahun di tambah lagi sekitar merekapun melakukan hal yang sama. Tetapi Hizkia berani untuk mengambil langkah yang berbeda, langkah yang ayahnya tidak ambil dan yang bangsa-bangsa lain tidak ambil. Inilah salah satu karakter seorang pemimpin yang besar. Seorang pemimpin harus berani untuk berdiri di dalam kebenaran, berani maju ke dalam tempat yang orang-orang tidak berani maju, memimpin dengan memberikan teladan daripada hanya menyuruh-nyuruh. Marilah kita contoh sifat kepemimpinan raja Hizkia, agar kitapun dapat memimpin keluarga kita, atau teman-teman kita atau sekitar kita kepada jalan kebenaran. Biarlah kita mulai perubahan dari hidup kita, lalu memimpin dengan contoh dari hidup kita agar orang-orang melihat bahwa mengikuit Tuhan itu seperti apa. Jadi, mari kita semua belajar menjadi pemimpin yang penuh karisma, berani melangkah dengan iman dan memimpin dengan teladan.


English

Bible Reading: 2Chronicles 28-29

King Hezekiah did what was right before the Lord, like David did. He got rid of all the idols and commanded the whole nation to repent and cleanse themselves. For a nation to change like that, it needs a strong leader who is respected, feared, full of charisma and who leads by example. Because Judah has lived in worshiping idols for many years and in addition to that, their surroundings also does the same thing. But Hezekiah dared to take a different step, a step that his father did not take and that other nations did not take as well. This is one of the characters of a great leader. A leader has to dare  to stand in the truth, dare to step into places that no one else dares to, leading by example rather than just commanding. Let us follow the example of Hezekiah's leadership, so that we would be able to lead our families, our friends or surroundings to the right path. Let us start the change from ourselves first, then lead by example from our lives so that others would see what's it like following the Lord. So, let us learn to be a leader full of charisma, who dares to step by faith and who leads by example.

Sunday, January 5, 2014

Roh Kudus | Holy Spirit

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 16

Kita dapat melihat bahwa pekerjaan Roh Kudus sangatlah besar di dunia ini. Sebab Roh Kudus dikirmkan kepada kita untuk menjadi guru, penasihat, pengajar dan pembimbing kita. Ia yang akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Roh Kudus yang akan memberitahukan kita akan hal-hal yang akan datang. Melihat tugas Roh Kudus yang disebutkan oleh Yesus, maka sangatlah penting bagi kita untuk menerima dan dipenuhi oleh Roh Kudus seperti para murid Yesus. Sebab Yesus sendiri yang berkata bahwa Roh Kudus dikirimkan untuk membimbing kita menggantikan Yesus yang pada saat itu ada di bumi mengajar dan membimbing. Jadi, biarlah kita meminta agar Roh Kudus memenuhi kita setiap harinya, agar Ia yang mengajar, membimbing, mengingatkan kita akan kebenaran, dosa dan akan kemenangan yang ada di dalam Kristus. Jangan lagi kita abaikan Roh Kudus, mintalah maka kita akan diberi, seab Yesus sendiri berkata dalam Lukas 11:13 bahwa Bapa akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta-Nya. Jadi, biarlah kita hidup dipenuhi oleh Roh Kudus agar kita hidup dekat dengan Tuhan dan jauh dari dosa.


English

Bible Reading: john 16

We can see that the work of the Holy Spirit is very great in this world. Because the Holy Spirit is sent to us as a teacher, a counsellor, a mentor and a guide for us. He will convict the world of sin, righteousness and judgment. Holy Spirit will be the one to tell us of the things to come. Looking at the duty of Holy Spirit that was mentioned by Jesus, then it is imperative for us to receive and be filled with the Holy Spirit like the disciples of Jesus. Because Jesus Himself said that the Holy SPirit is sent to guide us, to take Jesus'place who was on earth at that time, teaching and guiding people. So, let us ask for the Holy Spirit to fill us everyday, so that He would teach, guide and remind us of righteousness, sin and victories in Christ. Do not ignore the Holy Spirit any longer, ask and we will be given for Jesus Himself said in Luke 11:13 that the Father will give the Holy Spirit to those who ask of Him. So, let us be filled with the Holy Spirit so that we live close to God and far from sin.

Saturday, January 4, 2014

Dengan Segenap Hati | With Our Whole Heart

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 25-27

Banyak raja yang pada awalnya mengikuti Tuhan karena ada yang mendidik mereka, tetapi setelah mereka menang atas bangsa-bangsa, mereka menjadi sombong, tinggi hati dan akhirnya mereka meninggalkan Tuhan. Banyak dari kita juga mungkin mengalami atau menghadapi hal yang sama, yakni ketika kita mulai mendapatkan kesuksesan, kita mulai menjadi sombong dan lupa akan Tuhan yang memberikan kesuksesan itu kepada kita. Melihat riwayat para raja Yehuda, kita diingatkan agar kita tidak menjadi seperti mereka. Sebab di katakan bahwa mereka tidak mengikuti Tuhan dengan segenap hati dan mereka masih kompromi dengan kebenaran Tuhan. Oleh sebab itu, biarlah kita mencari Tuhan dengan segenap hati kita, bukan hanya sekedar bila perlu, tetapi benar-benar mengasihi Tuhan dan mau meluangkan waktu dengan Tuhan, mempelajari Firman-Nya karena kita mengasihi Tuhan. Biarlah juga kita tidak kompromi dengan Firman Tuhan karena itu menguntungkan atau nyaman bagi kita, tetapi biarlah kita lakukan kebenaran Tuhan dengan penuh. Misalnya, Firman Tuhan berkata bahwa tidak tidak boleh berkata dusta, maka segala macam kebohongan baik itu dengan maksud yang kita pikir baik atau buruk, itu tetaplah kebohongan. Jadi, marilah kita hidup mengikuti Tuhan dengan segenap hati tanpa kompromi agar kita tidak seperti banyak raja-raja Yehuda yang pada akhirnya tidak setia kepada Tuhan.


English

Bible Reading: 2Chronicles 25-27

There are many kings who followed the Lord in the beginning because there was someone who taught them, but adter they have won against nations, they became proud and haughty and in the end they left God. Many of us may also experienced or facing the same thing, that when we start to gain successes, we start to be proud and haughty that we forget about the Lord who gave us these successes. Looking at the lives of these kings of Judah, we are reminded to be not like them. Because it is said that they did not follow the Lord with their whole heart and that they still compromise with the truth of God. Therefore, let us seek the Lord with our whole heart, and not just when we needed somehting, but really love the Lord and want to spend time with the Lord, studying His Word because we love Him. Let us also not compromise the Word of God just because it is beneficial or comfortable for us, but let us do the whole truth of God. For example, the Word of God said that we shall not lie, then all kinds of lie whether it was what we think of a good intention or not, still is a lie. So, let us live following the Lord with our whole heart and without compromise so that we would not be like many of the kings of Judah who, in the end, was not faithful to the Lord.

Friday, January 3, 2014

Seperti Gelas Tenggelam Di Dalam Lautan | Like A Cup Sinking In The Ocean

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 15

Tuhan Yesus banyak mengajar dan membagikan rahasia akan hidup sebagai orang percaya di dunia ini dan bagaimana kita dapat hidup menyenangkan hati Tuhan. Kuncinya adalah, kita tinggal di dalam Dia dan Tuhan serta Firman-Nya tinggal di dalam kita. Tuhan memakai ilustrasi sebuah ranting yang tidak akan berbuah bila tidak tersambung dengan pokoknya dan ranting yang tidak berbuah akan dipotong dan dibuang, sedangkan ranting yang berbuah akan dibersihkan supaya berbuah lebih banyak lagi. Bila kita kupas akan arti kata "tinggal"di dalam Tuhan dan Tuhan serta Firman-Nya "tinggal"di dalam kita, kata tinggal itu berarti ada bersama-sama dengan kita, atau berada di dalam kita, kemanapun kita pergi Tuhan berserta. Semua itu berarti hidup kita, yakni, pikiran, hati, otak, perilaku, sikap, tindakan dan karakter kita dipenuhi oleh Tuhan dan Firman-Nya, dan kita tenggelam di dalam Tuhan dan Firman-Nya, sehingga apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita kecapi, terfilter oleh Tuhan dan Firman-Nya lebih dahulu. Bisa juga dibayangkan seperti sebuah gelas yang tenggelam di dalam lautan, di dalam gelas itu ada air laut dan di sekitarnya ada air laut, begitulah yang dimaksudkan dengan Tuhan Yesus di sini. Dan ketika semua itu terjadi, yakni kita tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan serta FIrman-Nya di dalam kita, maka apapun yang kita minta akan diberikan oleh Tuhan untuk kemuliaan-Nya, sebab bila kita sudah seperti yang Tuhan katakan, maka kita tidak lagi berpikiran pendek dan egois, tetapi kita juga memiliki kerinduan yang sama dengan Tuhan dan apa yang kita minta pasti berkenan di hadapan Tuhan. Jad, biarlah kita terus penuhi diri kita dengan Tuhan dan Firman-Nya dan biarlah kita juga terus meminta Tuhan yang mengisi, memimpin dan mengajarkan kita, agar kita dapat tinggal di dalam-Nya, dan Tuhan serta Firman-Nya di dalam kita.


English

Bible Reading: John 15

The Lord Jesus taught and shared a secret to live as a believer in this world and how we can please the heart of God. The key is, for us to abide in Him and Him along with His Word abide in us. The Lord used an illustration of a branch that cannot bear fruit outside it's vine and the unfruitufl branch will be cut away while the fruitful ones will be trimmed to make it more fruitful. If we study the word "abide" in the Lord and the Lord along with His Word "abide" in us, the word abide means that it's with us, or in us, whereever we go the Lord with us. All of them means that our lives, that is our minds, heart, thoughts, attitude, actions, characters are filled with God and His Word and we are sinking in the Lord and His Word, so that whatever we see, whatever we hear, wharever we taste, are filtered by the Lord and His Word first. It can also be illustrated as a cup sinking in the ocean, in the cup there is an ocean and the cup is surrounded by the ocean, this is what the Lord Jesus meant. And when it all happens, that is, we abide in the Lord and the Lord along with His Word abide in us, then whatever we ask will be given by the Lord for HIs glory, because if we have become as the desired by the Lord, then we are no longer short-sighted and selfish, but we will have the same desire as the Lord and what we ask will be pleasing to the Lord. So, let us keep on filling ourselves with the Lord and His Word and let us also ask the Lord to keep on filling, leading, and teaching us, so that we would abide in Him and the Lord along with His Word abide in us.

Thursday, January 2, 2014

Mengambil Bagian | Taking Part

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 23-24

Ketika raja Yoas membuat sebuah peti untuk orang-orang memasukkan pajak yang ditetapkan Musa, yakni, persembahan persepuluhan mereka, Alkitab berkata bahwa para pemimpin dan para rakyat bersukacita dan mereka membawa persembahan mereka sampai peti itu penuh. Biasanya bila penghasilan kita dipotong pajak, maka kita tidak akan senang, sebab penghasilan kita akan berkurang. Tetapi justru dikatakan di sini bahwa para pemimpin dan rakyat bersukacita karena ada cara untuk memberikan pajak mereka, yakni persembahan persepuluhan mereka, tanpa ditagih-tagih oleh para imam. Hal ini menunjukkan sikap yang sama sekali bertolak belakang dengan sikap kita bila kita dikenakan pajak. Apalagi bila kita juga memberikan persepuluhan dan dipotong pajak dari pemerintah pula. Tetapi hati dan sikap yang bersukacita inilah yang perlu kita adopsi. Para pemimpin dan rakyat dapat bersukacita, sebab ini adalah salah satu cara di mana mereka dapat memberikan persembahan kepada Tuhan dan untuk pekerjaan tangan Tuhan, yakni untuk membangun rumah Tuhan, pada saat itu. Sekarang ini, persembahan kita kepada Tuhan di gereja juga dipakai untuk keperluan gereja, untuk membayar biaya gedung, untuk memberikan fasilitas yang lebih baik, untuk pekerjaan misi dan sebagainya. Begitu juga dengan pajak yang diberikan kepada pemerintah, semua itu pada mulanya untuk membuat kota dan negara yang kita tinggali menjadi lebih baik. Lebih dari itu, dengan memakai apa yang kita beri untuk pembangunan gereja, ataupun negara, maka kita semua sebenarnya ikut serta dalam pembangunan itu. Oleh karena inilah para pemimpin dan rakyat Yehuda dapat bersukacita, sebab mereka tahu bahwa mereka telah mengambil bagian dan ikut serta dalam pembangunan rumah Tuhan dan dalam pekerjaan Tuhan. Jadi, biarlah kita juga mengadopsi sikap dan hati yang sama, yakni, kita memberi bukan karena keharusan, tetapi karena kita mau ikut serta dan mengambil bagian dari pekerjaan tangan Tuhan.


English

Bible Reading: 2Chronicles 23-24

When king Joash made a box for the people to put in their tax that we imposed by Moses, that is their tithes, the Bible said that the leaders and the people were rejoicing and brought in their offering until it was full. Usually if our income is cut by tax, then we would not be happy because our income will decrease. But it is said here that the leaders and the people were rejoicing because there is a way for them to give their taxes, that is their tithes, without being asked by the Levites. This shows a totally opposite attitude and heart of what we have if we are taxed. What's more is that we give our tithe and we are also taxed by the government as well. But the heart and attitude like Judah is what we need to adopt. The leaders and the people were able to rejoice because this is one of the way they can give an offering to the Lord and for the work of the hands of God, that is to build the house of God, at that time. Now, our offerings to the Lord at church are also being used for church needs, to pay for the building costs, to give better facilities, for mission work and others. So should the tax given to the government, they are intended to make the city and country we live in, better. More over, by using what we give for the building of the church, or country, then we are actually taking part in building them. Because of this, the leaders and the people of Judah can rejoice, because they know that they have taken part and were involved in the building of the house of God and in the work of God. So, let us also adopt this attitude and heart, that we do not give because we have to, but because we want to take part and be involved in the work of the hands of God.

Wednesday, January 1, 2014

Apakah Kita Mengasihi Tuhan? | Do We Love God?

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 14

Tuhan Yesus berkata bahwa mereka yang mengasihi-Nya akan menuruti segala perintah-Nya dan melakukan Firman-Nya. Dan Yesus juga berkata bahwa Ia tidak akan membiarkan kita sendirian, dan oleh karena itu Bapa mengirimkan Roh Kudus untuk mengajar, mengingatkan dan membimbing kita sekarang ini seperti Yesus mengajar para murid-Nya ketika Ia masih di bumi 2000 tahun yang lalu. Sekarang, biarlah kita lihat diri kita dan biarlah Firman Tuhan ini menjadi cermin bagi hidup kita. Apakah kita mengasihi Tuhan? Bila kita berkata iya, apakah kita melakukan dan menuruti Firman-Nya? Ataukah kita hanya mengikuti apa yang membawa untung bagi kita dan hanya menuruti apa yang enak dan nyaman bagi kita? Dan ketika kita membaca, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan, apakah kita meminta agar Roh Kudus yang membukakan, mengajar dan membimbing kita, ataukah kita sok pintar dan mencoba mengartikannya sendiri dengan pikiran manusia kita yang terbatas? Dan bila Roh Kudus membukakan suatu pewahyuan akan Firman Tuhan, apakah kita mengikutinya dengan iman, atau kita justru menghiraukannya karena kita mau keluar dari kenyamanan kita? Setelah kita periksa diri kita dengan Firman Tuhan ini, tanyakanlah lagi kepada diri kita, apakah kita mengasihi Tuhan? Sebab seringkali perilaku, sikap dan tindakan kita tidak mendukung perkataan kita yang berkata bahwa kita mengasihi Tuhan. Jadi, biarlah kita terus bertobat dan meminta agar Tuhan yang ajarkan, ubahkan kita dan agar kita benar-benar makin mengasihi Tuhan sehingga kita rela dan mau melakukan Firman-Nya untuk menyenangkan hati-Nya.


English

Bible Reading: John 14

The Lord Jesus said that they who loves Him will obey His commandments and will do His Word. And Jesus also said that He will not leave us alone and that is why the Father sent down Holy Spirit to teach, remind and guide us right now as Jesus taught His disciples when He was on earth 2000 years ago. Now, let us look at ourselves and let the Word of God becomes a mirror for us. Do we love God? If we say yes, do we do and obey His Word? Or do we only follow what is beneficial to us and only obey those that is confortable for us? And when we read, meditate and do the Word of GOd, do we ask for Holy Spirit to reveal, teach and guide or do we be a know-it-all and try to define the meaning ourselves with our limited minds? And if the Holy Spirit reveals a revelation of the Word of God, do we follow it by faith, or do we ignore it because we do not want to get out of our comfort zone? After we check ourselves with this Word of God, then ask ourselves again, do we love God? Because many times our attitude, character and actions do not support what we say when we say we love God. So, let us keep on repenting and asking the Lord to teach, change us and so that we will love God more and more such that we are willing and wants to do His Word to please His heart.