Indo
Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 15-16
Setelah Daud, belum ada lagi raja yang taat dan hidup benar di hadapan Tuhan, sampai kepada raja Asa. Salomopun pada akhirnya tidak taat dan mengikuti istri-istrinya dalam menyembah berhala. Raja Asa hidup benar di hadapan Tuhan dan bahkan ia berani memecat neneknya dari pangkat ibu suri karena neneknya itu membuat patung Asyera. Untuk Asa memecat neneknya dari pangkatnya sebagai ibu suri, tentulah bukan hal yang mudah dilakukan. Bukan hanya itu keluarga, tetapi tentunya ia juga sangat di sayang oleh neneknya seperti para kakek- nenek yang menyanyangi dan bahkan mungkin memanjakan cucunya. Tetapi kebenaran Tuhan, bagaimanapun juga, tetap menjadi nomor 1 dan harus dijunjung tinggi melebihi segalanya. Tetapi bila kita perhatikan, hanya disebut bahwa Asa memecat neneknya dari pangkatnya, tidak berarti bahwa Asa mengucilkan neneknya, atau mengusirnya, atau juga menghukumnya. Tetapi Asa memecatnya agar ia tidak lagi mempengaruhi para rakyat untuk memberontak kepada Tuhan dengan pangkatnya itu. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita berani menjunjung tinggi kebenaran Tuhan melebihi segalanya? Tentunya tanpa kitapun berdosa dengan tidak menghormati mereka yang lebih tua, atau merendahkan mereka yang lebih muda. Apakah kita berani berdiri dalam kebenaran yang kita percayai dan memiliki integritas di dalam hidup kita? Biarlah kita belajar dari raja Asa.
English
Bible Reading: 1Kings 15-16
After David, there was no obedient king who lived righteously before the Lord, until king Asa. Even Solomon was not faithful in the end and he followed his wives to worship idols. King Asa lived righteously before the Lord and he even dared to deposed his grandmother from her position as queen mother because his grandmother build an idol of Asherah. For Asa to deposed his grandmother, it must not have been an easy task. Not only she is family, but of course he must have been really loved by his grandmother just like any grandparents who loves their grandchildren and may even dote their grandchildren. But the righteousness of God still is number 1 and has to be lifted up above all. If we notice as well, it is only mentioned that he deposed his grandmother of her position, does not mean that Asa kicked her out or put her in isolation or punished her. But Asa deposed her from her position so that she would stop influencing the people to rebel against the Lord using her position. The question now is, do we dare to lift up the righteousness of God above all? Of course without us sinning by still honouring those who are older and younger. Are we brave enough to stand in righteousness that we believe and have the integrity in our lives? Let us learn from Asa.
Pembacaan Alkitab: 1Raja-Raja 15-16
Setelah Daud, belum ada lagi raja yang taat dan hidup benar di hadapan Tuhan, sampai kepada raja Asa. Salomopun pada akhirnya tidak taat dan mengikuti istri-istrinya dalam menyembah berhala. Raja Asa hidup benar di hadapan Tuhan dan bahkan ia berani memecat neneknya dari pangkat ibu suri karena neneknya itu membuat patung Asyera. Untuk Asa memecat neneknya dari pangkatnya sebagai ibu suri, tentulah bukan hal yang mudah dilakukan. Bukan hanya itu keluarga, tetapi tentunya ia juga sangat di sayang oleh neneknya seperti para kakek- nenek yang menyanyangi dan bahkan mungkin memanjakan cucunya. Tetapi kebenaran Tuhan, bagaimanapun juga, tetap menjadi nomor 1 dan harus dijunjung tinggi melebihi segalanya. Tetapi bila kita perhatikan, hanya disebut bahwa Asa memecat neneknya dari pangkatnya, tidak berarti bahwa Asa mengucilkan neneknya, atau mengusirnya, atau juga menghukumnya. Tetapi Asa memecatnya agar ia tidak lagi mempengaruhi para rakyat untuk memberontak kepada Tuhan dengan pangkatnya itu. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita berani menjunjung tinggi kebenaran Tuhan melebihi segalanya? Tentunya tanpa kitapun berdosa dengan tidak menghormati mereka yang lebih tua, atau merendahkan mereka yang lebih muda. Apakah kita berani berdiri dalam kebenaran yang kita percayai dan memiliki integritas di dalam hidup kita? Biarlah kita belajar dari raja Asa.
English
Bible Reading: 1Kings 15-16
After David, there was no obedient king who lived righteously before the Lord, until king Asa. Even Solomon was not faithful in the end and he followed his wives to worship idols. King Asa lived righteously before the Lord and he even dared to deposed his grandmother from her position as queen mother because his grandmother build an idol of Asherah. For Asa to deposed his grandmother, it must not have been an easy task. Not only she is family, but of course he must have been really loved by his grandmother just like any grandparents who loves their grandchildren and may even dote their grandchildren. But the righteousness of God still is number 1 and has to be lifted up above all. If we notice as well, it is only mentioned that he deposed his grandmother of her position, does not mean that Asa kicked her out or put her in isolation or punished her. But Asa deposed her from her position so that she would stop influencing the people to rebel against the Lord using her position. The question now is, do we dare to lift up the righteousness of God above all? Of course without us sinning by still honouring those who are older and younger. Are we brave enough to stand in righteousness that we believe and have the integrity in our lives? Let us learn from Asa.
No comments:
Post a Comment