Monday, June 30, 2014
Kita Semua Adalah Satu Tubuh Kristus | We Are All One Body Of Christ
Sunday, June 29, 2014
Memuji & Mengucap Syukur | Giving Praise & Thanks
Saturday, June 28, 2014
Bergaul Dengan Tuhan | A Friendship With God
Friday, June 27, 2014
Apakah Semua Telah Menjadi Rutinitas Saja? | Has Everything Became Just A Routine?
Thursday, June 26, 2014
Mengerti Pengorbanan Tuhan | Understanding God's Sacrifice
Wednesday, June 25, 2014
Jadi Teladan Dalam Hidup Takut Akan Tuhan | An Example To Live With The Fear Of God
Indo
Pembacaan Alkitab: Mazmur 128-129
Seorang yamg takut akan Tuhan bukan hanya untuk dirinya sendiri saja, tetapi juga untuk keluarganya, untuk istrinya, untuk anak-anaknya. Bila kita hidup takut akan Tuhan, maka kita menjadi teladan dan co ntoh bagi keluarga kita. Kita juga patut memimpin keluarga kita untuk juga hidup takut akan Tuhan. Dengan begitu setiap orang di keluarga kita akan hidup bersama Tuhan, hidup mengikuti kebenaran Tuhan dan memenuhi bagiannya masing-masing di dalam rencana Tuhan dan juga di dalam keluarga. Inilah salah satu bukti bahwa Tuhan perduli akan keluarga kita dan akan menjaga keluarga kita. Tetapi ini juga salah satu bukti bahwa sebagai kepala keluarga, para suami dan ayah memiliki tanggung jawab untuk membawa keluarga mereka ke dalam hidup yang takut akan Tuhan. Dan ini tidak berhenti kepada keluarga kita saja, tetapi orang lain di sekitar kitapun akan melihat kesaksian hidup kita dan mereka akan dapat melihat perbedaannya kehidupan bersama Tuhan dan tidak bersama Tuhan. Jadi, biarlah kita hidup takut akan Tuhan, bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk menjadi teladan bagi orang-orang.
English
Bible Reading: Psalms 128-129
Someone who fears the Lord is not just for h8mself, but also for the whole family, for the wife and kids. If we live with the fear of the Lord, then we became an example for our family. We also need to lead our family tonlive with the fear of the Lord. That way every member of our family will live with God, live according to the righteousness of God and fulfilling their own portion in the plan of God and as well as in the family. This is one proof that God cares for our family. This is also one proof that as the head of the family, the fathers and husbands has the responsibility to bring their families to live with the fear of God. And this does not stop there, it also goes out to the people around us so that they can see our life testimonies amd they can see the difference of living with God and without. So, let us live with the fear of God, not just for ourselves but also to be example for others.
Tuesday, June 24, 2014
Tanpa Tuhan, Sia-Sialah | It Is In Vain Without The Lord
Sunday, June 22, 2014
Percaya Kepada Tuhan | Trust In God
Pembacaan Alkitab: Mazmur 124-125
Daud mengerti bahwa semua yang ia alami untuk dapat menang dan luput dari musuh adalah karena kekuatan, anug'rah dan perlindungan dari Tuhan. Daud bahkan menggambarkannya seperti gunung-gunung yang mengelilingi kita dan bahkan kitapun seperti gunung yang kokoh bila kita percaya kepada Tuhan. Kuncinya adalah percaya kepada Tuhan dalam segala hal. Kita mungkin percaya kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan itu penuh kuasa. Tetapi seringkali ketika kita menghadapi suatu tantangan ada suatu hal yang perlu ditangani, kita lebih percaya akan kekuatan kita dan kekuatan manusia dibanding kekuatan Tuhan. Sebab seringkali respon kita yang pertama bukan mencari Tuhan untuk mencari hikmat dan jalan keluar dari Tuhan, tetapi kita memutar otak kita dan banyak bertanya sana sini untuk mencari jalan keluarnya. Dan ketika kita tidak menemukan jalan keluar yang bagus, maka baru kita berseru kepada Tuhan. Hal ini tidak salah, tetapi hanya urutannya terbalik karena di bawah alam sadar kita, kita leibh percaya akan pengalaman manusia dibandingkan dengan kekuatan Tuhan. Bila kita percaya kepada Tuhan, percaya akan kekuatan-Nya dengan segenap hati kita, maka secara tidak sadar kita akan selalu mencari Tuhan lebih dahulu untuk meminta hikmat dan pimpinan-Nya. Dan ketika kita mencari jalan keluar, kita tidak mengandalkan kekuatan kita, tetapi kita dengan iman dan harapan tahu bahwa Tuhan yang akan mengatur segalanya sehingga kita akan menemukan jalan keluar yang Tuhan telah siapkan. Baik itu dari ide yang muncul dengan tiba-tiba karena Roh Kudus, atau Tuhan memakai situasi atau orang-orang di sekitar kita, selama perjalanan kita melewati tantangan itu, kita memiliki kepercayaan dan iman bahwa Tuhan yang memimpin dan kita akan ada damai serta harapan. Sedangkan bila kita mengandalkan kekuatan manusia lebih dahulu, maka yang kita alami adalah frustasi dan stress sampai kita tidak dapat lagi baru kita mencari harapan dari Tuhan. Jadi, biarlah kita mulai terus ingatkan jiwa dan pikiran kita untuk percaya kepada Tuhan, untuk selalu mencari Tuhan lebih dahulu dan bukan mengandalkan manusia. Maka kita akan mengalami apa yang Daud alami, kita akan melihat perlindungan Tuhan yang luar biasa atas hidup kita.
English
Bible Reading: Psalms 124-125
David understood what what he experienced where he was able to win or escape from his enemies are because of the strength, grace and protection of the Lord. David illustrated it as if there are mountains all around surrounding us and even we are like a mountain that is firm if we believe in God. The key here is to trust in the Lord in everything. We may believe in the Lord, believe that He is full of power. But many times when we face a challenge of something that we need to handle, we trust more in our own strength and the strength of men rather than the strength of God. Because many times our first response is not to seek the Lord, to seek His wisdom and way out, but we tend to search our minds out trying to think of a way out and asking for answers here and there. And when we do not find a way out, then we would cry out to the Lord. This is not wrong per se, but the order is the other way around, because subconsciousy we trust the experience of men more than the strength of God. IF we believe and trust in the Lord and His strength with our whole heart, then subconsiously we will always seek the Lord first to ask for wisdom and His guidance. And when we seek a way out, we do not rely on our own strength, but with faith and hope we know that the Lord will make things fall in its places, such that we would find the way out that the Lord has prepared for us. Whether it is an idea that just came because of the Holy Spirit, or the Lord is using the things and people around us, throughout the journey of seeking answers, we have trust and faith that the Lord is leading us and we will have peace and hope. Meanwhile, if we rely on the strength of men first, then what we will experience are frustration and stress until we cannot handle it anymore, then we seek hope in the Lord. So, let us remind our minds and soul to trust in the Lord, to always seek the Lord first and not to rely on men. Then we will experience what David experienced, we will see the protection of the Lord so amazingly over us.
Saturday, June 21, 2014
Hidup Sebagai Peserta Dalam Pertandingan | Living As An Athlete In Championship
Pembacaan Alkitab: 1Korintus 9
Paulus berkata-kata tentang bagaimana ia bertindak dalam pelayanannya untuk memberitakan Injil. Dan dalam apa yang dikatakannya, ia menyamakannya dengan pertandingan dan bagaimana seorang peserta akan menguasai dirinya dalam segala hal untuk dapat memenangkan pertandingan itu. BIla kita lihat olahragawan dunia, mereka hidup dalam suatu standar yang berbeda dengan rakyat jelata. Apa yang mereka makan dan minum sangatlah di jaga untuk menjaga kesehatan dan untuk menambahkan tenaga serta pertumbuhan badan agar lebih kuat dan berstamina. Apa yang mereka lakukan sehari-harinya adalah banyak latihan untuk memperkuat bagian-bagian tubuh yang dipergunakan dalam pertandingan dan juga berlatih dalam strategi dan sebagainya. Seorang olahragawan tidak akan membuang-buang waktu, tetapi akan mendorong dirinya untuk berlatih keras agar mereka dapat menang dalam pertandingan. Mereka juga memerlukan keseimbangan antara latihan dan juga istirahat agar tubuh mereka tetap prima. Mereka dibimbing, mereka diajari, didukung oleh orang-orang di sekitar mereka. Mereka juga sangat fokus kepada gol mereka. Dan untuk mereka dapat melakukan ini semua, mereka memerlukan disiplin, penguasaan diri, ketekunan dan ketaatan juga kepada pemimpin mereka. Inilah yang perlu kita juga lakukan secara rohani, kita perlu ada disiplin, penguasaan diri, ketekunan dan ketaatan dalam pertumbuhan kehidupan rohani kita. Jadi, biarlah kita jangan hanya menjadi penonton, tetapi seperti Paulus, biarlah kita menjadi peserta dalam pertandingan dan biarlah kita ubah kehidupan kita, agar kita mulai mempersiapkan hidup kita agar kita memberitakan Injil, agar kita mendapatkan mahkota kemuliaan pada akhirnya nanti.
English
Bible Reading: 1Corinthians 9
Paul is talking about how he acts in his ministry to preach the Gospel. And in what he said, he is illustrating it as a race, where the athlete will need self control over everything to win that race. If we look at the world's athlete, they live in a different standard than commoners. What they eat and drink is very controlled to take care of their health and to add energy as well as the growth of their bodies for stronger bodies and more stamina. What they do everyday is a lot of practice and training to strengthen the body parts being used for the race and also in strategies and similar. An athlete would not waste time, but will push himself to practice hard so that they can win in a race. They also would need balance of rest and practice so that their body would stay at their prime. They are guided, taught, supported by the people around them. They are also very focused on their goals. And for them to do all these, they would need discipline, self control, perseverance and obedience to their coach. This is what we also need spiritually, we need to have discipline, self control, perseverance and obedience in our spiritual growth. So, let us not just be spectators, but let us be like Paul, let us be an athlete in the race and let us change our lifestyle so that we would start preparing ourselves to share the Gospel, so that we would receive that crown of glory in the end.
Friday, June 20, 2014
Memandang Kepada Tuhan | Lift Our Eyes To The Lord
Pembacaan Alkitab: Mazmur 122-123
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk memandang kepada Tuhan, bukan hanya sekedar memandang, tetapi seperti seorang hamba yang memandang kepada tuannya, yakni untuk meminta pelepasan, penuh dengan harapan dan memohon belas kasihan. Memandang Tuhan bukan hanya sekedar kita melihat sekilas saja, tetapi memandang memiliki arti agar kita meluangkan waktu dan melihat dengan seksama. Jadi, kita tidak akan dapat memandang Tuhan hanya dengan sekedar berdoa yang hanya menyebutkan daftar hal-hal yang kita perlukan. Kita hanya dapat memandang Tuhan bila kita meluangkan waktu untuk menyembah, memuji, mendengarkan dan merenungkan Firman Tuhan. Memandang juga seperti kita memandang pemandangan yang Tuhan ciptakan, kita tentunya akan meluangkan waktu untuk benar-benar menikmati pemandangan itu, yang menyegarkan kita. Jadi, kita juga perlu tinggal lebih lama lagi dalam hadirat Tuhan, lebih lama lagi meluangkan waktu dengan Tuhan agar kita menikmati keseluruhannya Tuhan. Jadi, biarlah kita meluangkan waktu lebih lagi dengan Tuhan, dan bukan hanya untuk menyebutkan daftar doa kita, tetapi untuk menjalin hubungan dengan Tuhan.
English
Bible Reading: Psalms 122-123
The Word of God teaches us to lift our eyes to the Lord, not just to do a glimpse, but as a servant looking to the masters to ask for deliverance, full of hope and asking for mercy. Lifting our eyes tot he Lord is not just catching a glimpse, but it is looking to the Lord in essence we spend time and look with intent. So, we cannot look to the Lord just by praying for our list of things alone. We can only look to the Lord if we spend time to worship, praise, listen and meditate on the Word of God. Looking is also as if we are enjoying the scenery of God's creation, we would surely spend time to really enjoy and let them sink in to refresh us. So we also need to dwell longer in the presence of God, longer spending time with the Lord so that we would enjoy His whole being. So, let us spend more time with the Lord and not just to list out things we need, but to build a relationship with the Lord.
Thursday, June 19, 2014
Tuhan Selalu Menjaga | The Lord Protects
Pembacaan Alkitab: Mazmur 120-121
Tuhan benar-benar adalah penjaga kita. Untuk seseorang berkata demikian dan dapat berkata-kata seperti yang tertulis dalam mazmur-mazmur ini, terlihat bahwa Tuhan benar-benar menolong pemazmur ini dan menunjukkan kasih setia-Nya dan penjagaan-Nya yang tidak pernah lalai. Dan ini memberikan kita harapan dan pegangan hidup agar dalam kehidupan kitapun, kita dapat memegang kebenaran ini. Agar dalam kesesakan kita, kita dapat tetap bersandar kepada Tuhan, menerima pertolongan Tuhan, melepaskan segala kesesakan kita kepada Tuhan dan menunggu pembelaan Tuhan daripada kesal dan mencari pembalasan sendiri. Dengan begitu kita juga dilatih karakternya agar kita makin seperti Tuhan, yakni ketika kita ditampar pipi kanan kita, kita dapat memberikan pipi kiri kita dan tidak dipenuhi dengan kebencian, amarah atau iri hati, tetapi kita selalu penuh dengan iman, kasih dan harapan.
English
Bible Reading: Psalms 120-121
The Lord really is our protector. For someone to say what it is written in these psalms, it can be seen that the Lord really helped this psalmist and showed His loving kindness and protection is always there. And this gives us hope and something to hold on to so that in our lives, we would hold on to this truth. So that in our own distress and weariness we can rely on the Lord, receiving His help, letting go of all distress to the Lord and wait for the Lord to defend us rather than being frustrated and looking for revenge. That way we are also being trained in our character to be more like the Lord, where when we are struck in our right cheek, we can give our left cheek and we would not be filled with hatred, anger or jealousy, but we will always be full of faith, love and hope.
Wednesday, June 18, 2014
Hidup Menjadi Teladan | Setting An Example
Pembacaan Alkitab: 1Korintus 8
Paulus mengajarkan bagaimana kita harus lebih sensitif kepada hati nurani orang-orang yang ada di sekitar kita. Sebab bila kita memiliki "pengetahuan" yang lebih dari pada saudara kita, maka apa yang kita lakukan tentunya akan dianggap sebagai benar dan boleh. Dan bila orang disekitar kita itu lebih lemah imannya dan hati nuraninya, maka kita mungkin telah menjadi batu sandungan bagi mereka. Kita harus ingat bahwa kita bukan lagi milik kita sendiri. Hal ini bukan hanya agar kita hiudp benar di hadapan Tuhan, tetapi kita juga menjadi teladan bagi saudara-saudari kita seiman. Sama seperti contoh yang Paulus katakan, makanan itu tidak salah apabila kita makan atau tidak makan, sebab segala sesuatu telah dikuduskan oleh Tuhan. Tetapi bagi orang yang tidak tahu akan kebenaran ini, maka bila kita makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, maka kita menjadi batu sandungan bagi mereka, karena kita memberikan contoh bahwa berhala itu boleh, atau kita menjadi batu sandungan karena mereka bisa jadi tidak percaya kepada kita dan jadi memiliki kesan yang buruk akan semua orang percaya. Jadi, bila kita bertindak, berkata-kata, biarlah kita jadi teladan dan selalu mencoba untuk membangun orang-orang di sekitar kita. Sebab itulah yang Yesus juga lakukan, menjadi teladan dan membangun orang-orang di sekitar-Nya.
English
Bible Reading: 1Corinthians 8
Paul teaches how we need to be more sensitive to the conscience of other others around us. Because if we have more "knowledge" than our brethren, then what we do will be taken as something that is right and allowed to do. And if the people around us have less faith and weaker conscience, then we may have been a stumbling block for them. We have to remember that we no longer belong to ourselves. This is not just living righteously before the Lord, but we need to be an example for our brethren in faith as well. Just as the example Paul gave, eating food or not eating food is not a problem because all things are sanctified by the Lord. But for those who does not know this truth, if we eat something that has been offered to idols, then we have become a stumbling block for them, because we gave them the example that idols are alright, or we became a stumbling block because they may not trust us and have bad impression on all believers. So, in our actions and words, let us be an example and always try to encourage and edify the people around us. Because this is what Jesus also did, setting an example and edifying the people around Him.
Tuesday, June 17, 2014
Pentingnya Firman Tuhan | The Importance Of The Word Of God
Pembacaan Alkitab: Mazmur 119
Mazmur ini mengungkapkan banyak sekali contoh-contoh dan juga keadaan-keadaan di mana Firman Tuhan itu sangat penting untuk kita pegang. Dalam kehidupan kita, ketika kita mengalami masalah, tantangan, mengalami godaan untuk berbuat dosa, menghadapi situasi yang menekan kita, dan sebagainya, FIrman Tuhan menjadi pegangan yang kuat, yang memberikan harapan kepada Tuhan. Jadi, biarlah kita benar-benar baca dan renungkan Firman Tuhan setiap harinya, sehingga kita tahu, mengenal dan sehinnga Firman Tuhan tinggal di dalam kita, agar hidup kita dipimpin oleh Firman Tuhan. Agar ketika kita menghadapi apapun, kita jadi ingat akan Firman Tuhan dan berjalan sesuai dengan Firman Tuhan. Biarlah kita hidup dengan bersandar kepada Firman Tuhan sebagai standar hidup kita Biarkanlah hidup kita berputar sekitar Firman Tuhan, yakni Firman Tuhan menjadi sumber dan fondasi kehidupan kita.
English
Bible Reading: Psalms 119
This psalms expreses a lot of examples and situations where the Word if God is very important for us to hold on to. In our lives, when we face troubles, challenges, temptations to sin, situations that pressures us and so on, the Word of God becomes a strong foundation that we hold on to, that gives us hope to the Lord. So, let us really read and meditate upon the Word of God everyday, such that we know, understand and so that the Word of God lives in us, and we are led by the Word of God. So that whatever we face, we will remember the Word of God and walk according to the Word of God. Let us rely on the Word of God as our standards in life. Let our lives revolves around the Word of God, meaning that the Word of God became the source and foundation of our lives.
Monday, June 16, 2014
Jelas Antara Firman Tuhan & Nasihat | Clear Distincition Between The Word Of God& Adivces
Pembacaan Alkitab: 1Korintus 7
Dari apa yang Paulus katakan kita dapat melihat bahwa jemaat di Korintus ada banyak pertanyaan soal pernikahan, hubungan, suami dan istri. Dan kita lihat bahwa Paulus sangat jelas menasihati jemaat di Korintus akan apa yang dipikirnya baik dan jelas membedakan bila memang itu adalah perintah Tuhan. Dan inilah yang perlu kita pelajari dari Paulus. Yakni, apa yang Firman Tuhan katakan, kita harus bagikan dan ajarkan kepada orang-orang yang bertanya atau yang kita pimpin. Tetapi kita juga harus dengan jelas memisahkan antara perintah Tuhan dan nasihat yang menurut kita baik untuk dilakukan, seperti Paulus. Dengan begitu jemaat tidak menjadi salah dengan menganggap bahwa nasihat kita itu adalah perintah Tuhan. Dan sebagai pemimpin di manapun kita memimpin, sangatlah mudah untuk kita mengikutsertakan ambisi dan visi kita sendiri ketika kita mengajarkan Firman Tuhan dan oleh karena itu biarlah kita belajar dari Paulus dan meminta hkmat dari Tuhan agar kita selalu jelas antara mengajarkan Firman Tuhan dan memberikan nasihat yang menurut kita baik.
English
Bible Reading: 1Corinthians 7
From what Paul said here, we can see that the congregation in Corinth had a lot of questions regarding marriage, relationships, husband and wives. And we see that Paul is very clear in advising the congregation in Corinth of what he thinks is good and clearly distinguish if it is the command of God. And this is what we need to learn from Paul. That is, what the Word of God said, we need to pass on and teach to those who asks of us or those whom we lead. But we also need to distinctively clarify between the Word of God and our own advices that we think are good to do, like Paul did. That way, the congregation would not take it wrongly and would not assume that our advices as the Word of God. And as leaders, whereever we lead, it is very easy to incorporate our own vision and ambition when we teach the Word of God and that is why we need to learn from Paul and ask wisdom from God so that we are always clear in teaching the Word of God and in giving advices that we think are good.
Sunday, June 15, 2014
Hidup Mengalami Tuhan | Experiencing God
Pembacaan Alkitab: Mazmur 116-118
Bila kita baca mazmur-mazmur ini, tidakkah kita juga mau mengalami hal yang sama? mungkin bukan masalah yang sama, tetapi kuasa Tuhan, mengalami kekuatan Tuhan yang menolong kita. Hal ini tidaklah mustahil, sebab Tuhan kita itu sama dari dulu sekarang dan selamanya dan bila dulu Tuhan dapat mendengarkan doa dan menolong umat-Nya, maka sekarangpun Ia dapat melakukan yang sama. Bahkan sekarang lebih lagi, sebab Roh-Nya telah dicurahkan bagi setiap orang yang mengingini-Nya. Jadi, apa yang menghalangi kita untuk mengalami apa yang tertulis di dalam Firman Tuhan? Pertama, seringkali kita hanya menganggap sebagai cerita di masa lalu sehingga kita tidak benar-benar beriman bahwa Tuhan mendengar dan menolong kita. Jadi, kita perlu memiliki iman, kita perlu hidup dalam iman kepada Firman Tuhan, kepada janji-janji Tuhan. Kita juga perlu untuk mengucap syukur, bahkan atas hal-hal yang belum terjadi, tetapi yang akan terjadi karena iman kita kepada Tuhan. Bila kita lihat akan mazmur-mazmur ini, dikatakan bahwa mereka berseru kepada Tuhan, mereka bersandar kepada Tuhan dan berlindung kepada Tuhan daripada kepada manusia. Yakni mereka sadar bahwa Tuhanlah sumber segalanya dan Tuhanlah yang kuasa, sedangkan manusia hanyalah manusia. Jadi, bila kita ingin mengalami apa yang tertulis dalam Firman Tuhan, biarlah kita hidup, berjalan dan melhat dengan iman, bersyukur kepada Tuhan dengan iman dan bersandar serta berlindung kepada Tuhan dan bukan kepada manusia, termasuk diri kita sendiri. Hal ini berarti kita perlu rela melepaskan harga diri kita di hadapan Tuhan dan mengaku bahwa kita lemah tanpa Tuhan, bahwa kita tidak sanggup tanpa Tuhan. Sebab seringkali yang menahan iman kita adalah harga diri dan kesombongan kita, yang malu bila terlhat lemah, malu dan takut akan apa kata orang nantinya. Ingatlah bahwa di hadapan Tuhan, kita semua sama berharganya, jadi bila dibandingkan, tidak ada yang lebih tinggi, tidak ada yang lebih rendah dan semua sama, jadi tidak perlu membanding-bandingkan harga diri antara sesama manusia. Biarlah kita fokus hanya kepada Tuhan dan perduli hanya apa kata Firman Tuhan daripada kata orang. Jadi, hidup dengan iman, buang kesombongan dan jangan biarkan harga diri menahan kita beriman dan berserah penuh kepada Tuhan. Maka kita akan mengalami Firman Tuhan yang kita imani.
English
Bible Reading: Psalms 116-118
If we read these psalms, do we not want to experience the same? Maybe not the same suffering, but the power of God, the strength of God that helps us. This is not impossible, because our Lord is the same yesterday, today and forever and if the Lord can hear prayers and help His people in the past, He can do the same now. In fact, He can do even more, because His Spirit has been poured out for those who asks of Him. So, what hinders us from experiencing what is written in the Word of God? Firstly, many times we only think of it as stories, as the past, such that we do not really have faith that the Lord hears and helps us. So, we need to have faith, we need to live in faith to the Word of God, to the promises of God. We also need to give thanks, for the unseen things, but will happen because our faith to God. If we look at these psalms, it is said that they cried out to God, relied on God and take shelter in God rather than men. Meaning that they realise that the Lord is everything and that He is powerful, while men are only men. So, if we want to experience what is written in the Word of God, let us live, walk and see with faith, giving thanks to the Lord by faith and relied as well as take shelter in the Lord and not in men, including ourselves. This means that we need to be willing to let go of our pride before the Lord, admitting that we are weak without God, that we cannot do it without God. Because many times what hinders our faith is our pride and arrogance, that makes us feel ashamed if we are seen weak and afraid of what others may say. Remember that before the Lord we are all the same, we are all precious and no pride is needed because no one is higher and no one is lower, so there is no need to compare each other with our pride. Let us focus only on God and care only what the Word of God says rather than what people say. So, live in faith, throw away all arrogance and pride and do not let pride hinders us from having faith and fully surrendering to God. Then, we will experience the Word of God that we have faith in.
Saturday, June 14, 2014
Tubuh Kita Adalah Bait Allah | Our Body Is The Temple Of God
Friday, June 13, 2014
Tuhanlah Allah | The Lord Is God
Pembacaan Alkitab: Mazmur 113-115
Tuhan telah melakukan begitu banyak mujizat di tengah-tengah Israel, dari ketika mereka di Mesir, di padang gurun bahkan sampai kepada mereka dapat menduduki tanah perjanjian. Dan banyak kejadian yang di mana bangsa-bangsa lain menantang Allah Israel dan terbukti bahwa memang Tuhan, Allah Israellah yang berkuasa dan bahwa dewa-dewa mereka hanyalah emas dan perak, mereka memiliki telinga, mulut, tangan dan sebagainya, tetapi tidak ada gunanya. Oleh karena itulah pemazmur ini dapat berkata dan menghimbau Israel untuk memuji dan percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah tempat perlindungan kita dan perisai kita. Seperti pada waktu Elia menantang 400 nabi Baal, di sana terbukti dengan nyata bahwa Tuhanlah yang kuasa dan satu-satunya Allah. Jadi, janganlah kita ragu, janganlah kita tertipu oleh iblis dan menjadi ragu akan Tuhan kita. Tetapi biarlah kita tetap percaya kepada Tuhan dalam segala hal, melalui segala macam perkara. Tetaplah setia dan bersandar kepada Tuhan, dan kita akan menyaksikan kuasa-Nya di dalam hidup kita. Sehingga kitapun dapat berkata Tuhanlah keselamatan kita, Tuhanlah perisai dan perlindungan kita, pujilah Tuhan.
English
Bible Reading: Psalms 113-115
The Lord has done so many miracles in the midst of Israel, from when they were in Egypt, in the desert and even until they occupied the promised land. And there are many incidents where other nations challenged the God of Israel and it was proven that the Lord, God of Israel is poweful and that their gods were only gold and silver, they have ears, mouths, hands and so on, but has no use. That is why the psalmist can say and encourage Israel to praise and believe in the Lord, because the Lord is our shelter and shield. Just like when Elijah challenged 400 of prophets of Baal and there it was proven that the Lord is powerful and the only God. So, do not doubt and do not be deceived by the devil such that we doubt the Lord our God. But let us keep on believing in the Lord in all things, through thick and thin. Keep on being faithful and rely on the Lord and we will witness His power in our lives. So that we can say, the Lord is our salvation, the Lord is our shield and shelter, praise be to the Lord.
Thursday, June 12, 2014
Hidup Sebagai Orang Percaya | Living As A Believer
Pembacaan Alkitab: 1Korintus 5
Paulus dengan jelas mengajar dan menasihati kita agar kita jangan bergaul dengan orang yang berdosa. Tetapi bukan orang berdosa pada umumnya, tetapi orang yang mengenal kebenaran tetapi masih saja memilih untuk hidup berdosa. Paulus bukan berkata soal orang yang jatuh dalam dosa, tetapi soal orang-orang percaya yang walaupun sudah diajar, tetapi hidupnya masih saja dalam kehidupan lamanya, yang masih memilih untuk hidup dalam percabulan dan sebagainya. Orang-orang yang Paulus maksudkan di sini adalah orang-orang percaya yang tahu bahwa sesuatu adalah dosa, tetapi dengan sengaja masih melakukannya karena mengikuti hawa nafsu dan tidak ada buah-buah pertobatan dalam kehidupannya. Ini berbeda dengan orang-orang yang ada perubahan walaupun lebih lambat. Orang-orang yang Paulus katakan lebih menuju kepada orang percaya yang sombong dan yang menganggap dirinya benar, walaupun kehidupannya tidak benar. Biarlah kita periksa kehidupan kita, agar kita tidak menjadi seperti orang-orang yang Paulus katakan di sini. Biarlah kita bertobat dengan sungguh-sungguh dan tinggalkan kehidupan lama kita. Biarlah kita berakar kuat di dalam Firman Tuhan dan kebenaran-Nya serta melakukannya agar kita terus bertumbuh di dalam Tuhan. Biarlah kita selalu bertobat bila Tuhan tunjukkan hal-hal yang perlu kita buang dalam kehidupan kita. Biarlah kita selalu menjaga dan pastikan setiap hari bahwa kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang Paulus katakan. Hiduplah untuk Tuhan!
English
Bible Reading: 1Corinthians 5
Paul has clearly taught us and advises us to not be friends with the sinners. However, Paul is not talking about sinners in common, but he is talking about believers who still choose to live in sin. Paul is not talking about someone who fell into sin, but believers who has been taught but still lives in his/her old lives, who still chooses adultery and so on. The people whom Paul refers to are believers who knows it is sin, but still chose to do them because they follow their lusts and that there are no fruits of repentance in their lives. This is different than believers who have changes in their lives but slower. The people whom Paul refers to are more to believers who are arrogant and think of themselves righteous while their lives are not. Let us introspect ourselves so that we would not be these people whom Paul speak of. Let us repent whole-heartedly and leave our old lives behind. Let us be strongly rooted in the Word of God and His righteousness as well as actioning it so that we keep on growing in the Lord. Let us always repent whenever the Lord reveals things that we must let go in our lives. Let us always take care and make sure everyday that we do not become these beleivers that Paul speak of. Live for God!
Wednesday, June 11, 2014
Takut Akan Tuhan | Fear Of God
Pembacaan Alkitab: Mazmur 110-112
Melalui mazmur-mazmur ini kita dapat melihat bahwa kunci dari hidup yang penuh dengan puji-pujian adalah takut akan Tuhan yang mendatangkan hikmat dari Tuhan dan juga yang suka akan Firman-Nya, yakni kita tidak dapat hidup tanpa Firman Tuhan di hidup kita. Seringkali sebagai orang percaya yang selalu diingatkan dan mendengar khotbah tentang kebaikan, keselamatan dan anug'rah Tuhan, kita menjadi lupa untuk menghormati dan memiliki rasa takut akan Tuhan. Rasa takut ini bukan rasa takut yang membuat kita tidak berani maju ke dalam hadirat-Nya, tetapi takut disertai dengan hormat bahwa kita menghadap seorang Raja, Hakim segala hakim, Tuhan, Allah pencipta semesta alam. Misalnya, bila pastor kita datang dan berkata bahwa ia ingin berbincang-bincang dengan kita, kita pasti ada merasa sedikit takut, sebab mungkin kita telah melakukan sesuatu yang salah atau kehidupan kita tidak benar dan sebagainya, padahal pastor kita mungkin hanya ingin berbicara saja. Nah, rasa takut yang serupa seperti ini, dan dikali lipatkan berkali-kali, inilah rasa takut akan Tuhan. Dan dengan rasa takut akan Tuhan ini, kita akan menjadi lebih waspada terhadap dosa yang biasanya kita lakukan tanpa berpikir dua kali. Dengan adanya rasa takut akan Tuhan ini, hidup kita tidak akan menjadi sembarangan saja. Dan kita akan lebih mau membaca dan merenungkan Firman Tuhan, sebab kita tidak ingin berjalan di jalan yang salah, tetapi ingin berjalan sesuai dengan jalan kebenaran Tuhan. Jadi, janganlah kita hanya berfokus kepada anug'rah dan kebaikan Tuhan, tetapi biarlah kita juga ingat untuk memiliki rasa takut akan Tuhan, sebab memang Tuhan adalah Allah yang patut dihormati, ditakuti dan dikagumi.
English
Bible Reading: Psalms 110-112
Through these psalms we can see that the keys of living a life full of praises are fear of God which will give us wisdom from God and also loving the Word of God, meaning that we cannot live without the Word of God in our lives. Many times as believers who are always reminded and hear preaching about the goodness, salvation and grace of God, we forget to honour and have the fear of God. This fear of God is not fear that makes us afraid to come to His presence, but it is the highest honour and reverence that we have in coming to the presence of a King, Judge above all judge, Lod, God the creator of the whole universe. For example, if our pastor comes to us and said that he wants to talk to us, we would feel at least a little bit of fear, because maybe we have done something wrong, or our lives are not in accordance to the truth and so on, while in fact our pastor really just wanted to chat. This is the kind of fear that we are talking about and multiply it many times, this is the fear of God. With the fear of God, we will be more alert to sins that we use to do without thinking twice. WIht the fear of God we would not live our lives as we please. And we would want to read and meditate the Word of God more, because we do not want to walk in the wrong path, but we would want to walk in accordance to the righteous path of God. So, do not just focus on the grace and goodness of God, but let us also remember to have the fear of God, because our Lord is a God who deserves to be revered, feared and honoured.
Tuesday, June 10, 2014
Jangan Sombong | Do Not Be Arrogant
Pembacaan Alkittab: 1Korintus 4
Paulus menegur jemaat di Korintus agar mereka tidak menjadi sombong seperti tidak ada yang mengajari mereka, di mana sepertinya mereka tidak mendapatkannya, tetapi dari diri mereka sendiri. Paulus memakai contoh kehidupannya dan para rasul untuk mengingatkan mereka, bahwa para rasul saja tidak menjadi sombong, sedangkan mereka yang selalu di antara orang banyak, melakukan mujizat, memberitakan tentang Yesus. Paulus mengingatkan agar mereka tidak lupa akan ajaran Kristus dan agar mereka ingat bahwa semua diberikan kepada mereka dan bukan karena kekuatan mereka sendiri. Biarlah teguran ini bagi kita juga. Janganlah kita menjadi sombong, sebab apa yang kita miliki, apa yang kita dapat lakukan dan mengerti adalah pemberian dari Tuhan secara langsung atau tidak langsung melalui orang-orang di sekitar kita. Jadi, buanglah segala kesombongan yang merasa bahwa kita sendiri yang meraihnya dan bahwa dengan kekuatan kita, kita dapat. Tetapi biarlah kita diingatkan bahwa semuanya adalah pemberian.
English
Bible Reading: 1Corinthians 4
Paul rebuked the people in Corinth so that they would not be arrogant as if no one teaches them, whereit seems as if they did not receive it but came from themselves. Paul uses his life examples and the apostles' to remind them, that even the apostles did not become arrogant, while they are actually always in the midst of the crowd, doing miracles and preaching about Jesus. Paul reminded them so that they do not forget the teaching of Christ and so that they remember that all were given to them and not because of their own strength. Let this rebuke be for us too. Do not let ourselves become arrogant, because what we have, what we can do and understand are gifts from the Lord directly and indirectly through others around us. So, throw away all arrogance that makes us feel we reached it by our own strength. But let us be reminded that all is a gift.
Monday, June 9, 2014
Melaksanakan Iman | Taking Action In Faith
Pembacaan Alkitab: Mazmur 107-109
Bersyukurlah kepada Tuhan oleh karena kebaikan-Nya. Tuhan memuaskan dahaga dan laparnya jiwa kita dengan kebaikan-Nya. Ketika kita memberontak terhadap-Nya, yakni ketika kita menjauh dari jalan Tuhan, dan ketika kita berseru meminta tolong kepada-Nya, Tuhan mendengarkan dan melepaskan belenggu-belenggu kita dan menuntun kita. Tuhan tidak hanya menolong kita, tetapi Tuhan juga melepaskan segala hal yang mengikat kita. Hanya saja seringkali kita masih belum melihat dengan mata iman kita bahwa kita telah bebas, bahwa kita tidak lagi dibelenggu atau diikat oleh dosa, sehingga kita masih hidup di bahwa dosa. Biarlah FIrman ini mengingatkan kita bahwa kita tidak lagi dibelenggu oleh dosa, oleh iblis, tetapi kita telah bebas darinya dan Tuhan sendiri yang telah membebaskan kita. Percayalah kepada kemenangan yang Tuhan telah menangkan bagi kita. Lihatlah dengan mata iman bahwa kita telah bebas dan janganlah mau ditipu oleh iblis dengan menganggap bahwa kita masih terikat sehingga kita tidak dapat maju dan terus menerus berbuat dosa yang sama. Tetapi peganglah janji Tuhan, terimalah kemenangan Tuhan dan proklamasikan kemenangan Tuhan atas dosa dan kutuk dosa di dalam hidup kita setiap harinya. Katakanlah kepada diri kita sendiri dan dengan suara kita katakan untuk menyatakannya kepada Tuhan dan kepada iblis bahwa, "Aku telah dibebaskan oleh Tuhan Yesus Kristus dari segala macam dosa dan kutuk dosa. Aku tidak lagi hidup sebagai hamba dosa, tetapi aku hidup sebagai hamba kebenaran, anak Allah yang Maha Tinggi." Dan biarlah kita selalu diingatkan akan hal ini agar ketika iblis mencobai kita, kita dapat berdiri teguh dalam iman sehingga kita tidak lagi kembali kepada dosa yang lama. Lihatlah dengan mata iman, perkatakanlah dengan kata-kata iman dan berjalanlah dengan iman.
English
Bible Reading: Psalms 107-109
Give thanks to the Lord for His goodness. The Lord satisfies our thirst and hunger with His goodness. When we rebel against Him, that is when we stray away from the path of God, and when we cry out for help, the Lord hears and delivers us from the chains that bounds us and leads us. The Lord did not just helps us, but the Lord also took off all shackles that bounds us. It's just that many times we do not see with our eyes of faith that we are free, that we are no longer bound or shackled by sins, such that we still lives in sin. Let this Word reminds us that we are no longer bound by sin, by the devil, but that we are free from them because the Liord Himself sets us free. Believe in the victory that the Lord has won for us. Look through the eyes of faith that we are free and do not be deceived by the devil by thinking that we are still bound such that we cannot move forward and keep on repeating the same sins over and over. But hold on to the promises of God, receive the victory of God and proclaim the victory of God over sin, curses of sin in our lives, every day. Say to ourselves and with a voice we say it to declare it to the Lord and to the devil that, "I am set free by the Lord Jesus Christ from all sins and curses of sin. I am no longer slaves of sin but am slave of righteousness, child of the Most High God." And let us always be reminded of this so that when the devil tempts us, we can stand firm in faith such that we would no longer go back to the same sin. Look through the eyes of faith, say it with words of faith and walk with faith.
Sunday, June 8, 2014
Bersikap Dewasa Dalam Tuhan | Being Mature In God
Pembacaan Alkitab: 1Korintus 3
Paulus berkata bahwa ketika jemaat di Korintus masih baru mengenal Tuhan dan baru dididik, mereka masih diberikan susu sebagai makanan, yakni makanan rohani yang tidak keras. Tetapi setelahnya, mereka juga masih belum dewasa dan masih harus diberi susu dan bukan makanan keras, sebab walaupun mereka telah dididik, mereka masih seperti manusia duniawi yang mempermasalahkan masalah duniawi yang tidak penting bagi pertumbuhan rohani dan yang hanya akan membuat perpecahan. Biarlah teguran Paulus ini juga menjadi teguran bagi kita agar kita melihat ke dalam kehidupan kita. Sudah berapa lamakah kita menjadi orang percaya dan apakah kita masih mempermasalahkan hal-hal duniawi seperti adanya iri hati dan perselisihan di antara orang percaya? Padahal kita semua adalah sama dan memiliki tujuan dan dasar yang sama, yakni Tuhan Yesus Kristus. Kita semua adalah sama, percaya kepada Tuhan, ladangnya Tuhan, Tuhan yang menumbuhkan kita, bangunan Tuhan dan kita adalah bait Allah yang kudus sebab Roh Tuhan ada di dalam kita. Jadi, janganlah kita menjadi terpecah-pecah hanya karena perbedaan pendapat, tetapi biarlah kita kembali ke dasarnya dan menghargai perbedaan orang-orang di sekitar kita, sebab yang terpenting adalah kita semua adalah sama, kita adalah satu dalam Kristus, kita memiliki dasar yang sama, yakni Tuhan Yesus Kristus. Inilah yang dimaksudkan oleh Paulus dengan bersikap dewasa, sebab orang yang sudah dewasa akan dapat mengesampingkan perbedaan dan bekerja sama menuju tujuan yang sama.
English
Bible Reading: 1Corinthians 3
Paul said that when the congregation in Corinth just knew the Lord and was only started to be taught, they were still given milk as food, meaning, spiritual food that is not too strong. But afterwards, they too was still not mature and still have to be given milk and not hard food, because even though they were taught, they were still like the worldly men who are still troubled and make a big fuss about unnecessary things that are not important for spiritual growtn and only creates disunity. Let this rebuke of Paul also be a rebuke for us so that we would look at ourselves. How long have we been a believer and do we still make a big fuss about the worldly things that makes us have jealousy and dispute amongst the believers? While, in fact, we all have the same goal and foundation, the Lord Jesus Christ. We all are the same, believe in the LOrd, His field, He makes us grow, His building and we are the holy temple of God because the Holy Spirit is in us. So, do not let us be scattered just because difference of opinion, but let us go back to basic and honour the differences we have around us, because what is important is that we are all the same, we are one in Christ, we all have the same foundation, the Lord Jesus Christ. This is what Paul meant by acting mature, because mature people would set aside any differences to work towards the same goal.
Saturday, June 7, 2014
Sikap Kita Dalam Menghadapi Tantangan | Our Attitude In Facing Challenges
Pembacaan Alkitab: Mazmur 105-106
Kedua mazmur ini menceritakan akan bagaimana Tuhan memimpin umat-Nya kepada tanah Perjanjian dan bagaimana Tuhan memiliki rencana dari awalnya untuk selalu menjaga mereka walaupun mereka tidak tahu dan tidak sadar pada saat itu. Dan di sini terlihat bahwa pemazmur ini merenungkan apa yang Tuhan telah lakukan bagi nenek moyangnya dimasa lampau dan ia bersyukur kepada Tuhan akan hal itu dan ingin mengumandangkannya sebab Tuhan itu Allah. Dan lebih dari itu, sepertinya pemazmur ini juga menrenungkan yang masa lampau karena ia juga melihat bagaimana bangsanya, pada saat ia menggubah mazmur ini, membutuhkan pertolongan Tuhan dan kuasa tangan Tuhan seperti yang sudah-sudah. Seringkali bila kita dalam masalah, kita memiliki dua pilihan, untuk kita bersandar akan kekuatan kita sendiri atau bersandar kepada Tuhan. Dalam kita bersandar kepada Tuhan, kita juga memiliki dua pilihan dalam sikap kita, yakni kita mengingat dan bersyukur akan kebaikan-Nya yang lampau dan dengan iman meminta akan kuasa-Nya bekerja sekarang, atau kita menggerutu dan meminta Tuhan menolong kita dengan sikap sepertinya Tuhan itu babu kita. Biarlah kita meminta dengan iman dan biarlah iman itu datang dari pengalaman kita di masa lampau bersama dengan Tuhan, atau melalui pengalaman orang lain yang kita saksikan atau dengar. Janganlah kita menggerutu dan menganggap Tuhan seperti babu yang harus lakukan hal-hal sesuai dengan keinginan kita, tetapi biarlah kita sadar bahwa kita adalah ciptaan-Nya dan Tuhan yang empunya kuasa atas kita, bukan kita atas Tuhan. Jadi, biarlah kita selalu mengingat akan kebaikan dan kuasa tangan Tuhan, agar iman kita makin terus di latih dan agar ketika kita menghadapi masalah atau tantangan, kita tidak menggerutu dan menyalahkan Tuhan, tetapi kita justru makin beriman kepada Tuhan dan bersyukur karena setelahnya iman kita akan makin bertumbuh dalam Tuhan.
English
Bible Reading: Psalms 105-106
Both of these psalms tells of how the Lord led His people to the promised land and how the Lord had planned from the beginning to always take care of them even though they might not know it yet at that time. And it seems here that the psalmist was thinking about what the Lord has done in the past for his ancestors and he gave thanks to the Lord of those things and want to declare it because the Lord is God. And more than that, it seems that the psalmist also thought about the past because he saw his nations, at that time, needs the help of the Lord and the power of God as before. Many times, when we face troubles or challenges we have two options, to rely on the Lord or our own strengths. In relying on God we have these two options of how our attitude will be, that is, to remember and give thanks of His goodness in the past and by faith asking the Lord for His power to also work now, or we grumble and demand the Lord to help us as if the Lord is our slave. Let us ask wiht faith and let that faith comes from our experience in the past with God, or by other's testimony that we have witness or heard of. Do not grumble and think our Lord as our slave who needs to do what we want, but let us realise that we are His creation and the Lord has power over us and not the other way around. So, let us always remember of His goodness and power, so that our faith will always be trained such that when we face troubles or challenges, we do not grumble and blame God, but we would have more faith to the Lord and give thanks because afterwards, our faith will grow in the Lord.
Friday, June 6, 2014
Roh Tuhan | Spirit Of God
Thursday, June 5, 2014
Tuhan Adalah Segalanya Bagi Kita | The Lord Is Everything To Us
Pembacaan Alkitab: Mazmur 103-104
Dari cara Daud memuji Tuhan dan menguraikan pengalamannya bersama dengan Tuhan, kita dapat melihat bahwa Tuhan adalah Allah yang adil, baik, penuh dengan kasih setia, menjaga, menyayangi kita, memperlakukan kita sebagai anak, tidak memperhitungkan kesalahan kita, mengampuni kita, memberikan kita kepuasan, yang menyembuhkan kita dan masih banyak lagi. Bila disimpulkan, Tuhan adalah segalanya bagi Daud dan seharusnya Tuhan juga adalah segalanya bagi kita. Sebab Tuhan yang memenuhi hidup kita, Ia yang melengkapi hidup kita. Ia seperti seorang Bapa yang mengasihi kita, Ia seperti teman kita, segala yang kita perlukan ada didalam-Nya dan diberikan-Nya pada kita. Ia membiarkan kita memilih jalan kita sendiri agar kita belajar, tetapi Ia tidak pernah meninggalkan kita. Ia menyembuhkan kita ketika kita sakit. Ia yang mencurahkan kasih setia-Nya kepada kita senantiasa dan tidak pernah menghakimi kita. Ia bahkan selalu terbuka untuk kita datang kepada-Nya dengan mengakui kesalahan, kelemahan dan dosa kita sehingga Ia dapat mengambilnya dan membuangnya, agar kita tidak terbebani oleh dosa atua kesalahan kita. Ia yang memberikan hidup dan segala hal yang ada di sekitar kita agar kita puas. Jadi, bila Daud dapat menganggap Tuhan sebaagi segalanya baginya, maka kita juga seharusnya menganggap Tuhan sebagai segalanya bagi kita. Tanpa Tuhan kita belum lengkap dan sempurna, tetapi dengan Tuhan kita akan menjadi penuh. Maka dari itu, alamilah Tuhan, janganlah kita menjauh dari Tuhan atau menganggap bahwa Tuhan kita itu Tuhan yang jauh, tetapi jalinlah hubungan dengan-Nya setiap hari dengan memuji, menyembah, membaca Firman-Nya merenungkan-Nya, berdoa dalam perkataan dan dalam roh dan selalu penuh dengan Tuhan dalam pikiran, tindakan dan perkataan kita.
English
Bible Reading: Psalms 103-104
From the way David praised the LOrd and describes his experiences with the Lord, we can see that the Lord is a God who is just, good, full of loving kindness, takes care, loves us, treats us as His children, do not count our iniquities, forgives us, gives us satisfaction, heals us and many more. If we can sum it up, the Lord is everything to David and that is how it should be for us too. Because the Lord fills us up, He makes us whole, He is like a Father who loves us, He is our friend, all that we need is in Him and give by Him. He lets us choose our own paths sot hat we learn, but He never leaves nor forsakes us. He heals us when we are sick. He pours out His loving kindness to us continually and never judge us. He is always open for us to come to Him to admit and confess our faults, iniquities and sins so that He can take it and throw it away, such that we are no longer burdened by them. He gave life and all that is around us so that we may be satisfied. So, if David can consider God as everything for him, then we should also consider the Lord as everything to us too. Without the LOrd we are not whole and perfect, but with the Lord we becomes whole. Therefore, experience the Lord, do not turn away from God or think that the Lord is a God who is far away, but build that relationship with Him every day by praises, worships, reading His Word, meditate on it, praying in words and in spirit and always be filled with the Lord in our minds, actions and words.
Wednesday, June 4, 2014
Satu Dalam Kristus | One In Christ
Pembacaan Alkitab: 1Korintus 1
Tuhan Yesus memanggil kita di dalam kelemahan kita, dengan segala kekurangan kita dan kehancuran kita dan Yesus tidak mempermasalahkan semua hal itu karena Ia yang akan memulihkan, menguatkan, mencukupkan dan memberikan hikmat. Setap dari kita, memiliki kelemahan, kekurangan dan keburukan masing-masing dan oleh karena itu kita semua sama di mata Tuhan, tidak ada yang lebih tinggi. Tetapi setiap dari kita dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi orang yang penuh dengan hikmat, bukan untuk kemuliaan kita sendiri, tetapi untuk kemuliaan Tuhan. Dan oleh karena itu juga, Paulus mengingatkan bahwa kita semua adalah murid Yesus dan tidak ada yang terpecah-pecah menjadi golongan Paulus atau Apolos atau Kefas. Kita semua adalah satu di dalam Kristus dan sepatutnya sama-sama fokus kepada Tuhan dan bukan kepada perbedaan yang ada di antara kita. Walau kita semua beda-beda, memiliki kelebihan, kekurangan dan dan masa lalu yang berbeda, tetapi kita semua sama-sama memiliki Yesus, sama-sama dipulihkan, dibenarkan, dipimpin dan diberikan hikmat oleh Tuhan Yesus. Jadi, biarlah kita pinggirkan perbedaan kita antara satu dan yang lain, antara gereja-gereja, antara suku bangsa dan antara negara. Biarlah kita selalu fokus kepada Tuhan dan hidup menurut teladan Tuhan Yesus dan bukan menurut peraturan atau adat istiadat yand diciptakan oleh manusia, yang selalu akhirnya memecahkan orang-orang percaya.
English
Bible Reading: 1Corinthians 1
The Lord Jesus calls us all in our weaknesses, with all that we lack of and our brokenness and Jesus does not count all these because He is the one who restores, strengthen and gives wisdom. Every one of us has our own weaknesses, things that we lack of and bad things and that is why we are all the same before the Lord, no one is higher. But every one us are called by the Lord to be someone who is full of wisdom, not for our own glory,but for the Lord. And that is also why Paul reminds us that we are all disciples of Jesus and no one is separated into groups or followers of Paul, Apolos or Cephas. We are all one in Christ and we should all focus on the Lord and not on the differences we have between us. Even though we are all different, have our own strengths, weaknesses and pasts, but we all have Jesus, we all are restored, made righteous, led and given wisdom from the Lord Jesus. So, let us put aside all our difference between one another, between churches, between nations and countries. Let us focus on the Lord and live in accordance to His example and not to rules or tradition created by men, which always ends up in disunity of believers.
Tuesday, June 3, 2014
Berserah Penuh | Total Surrender
Pembacaan Alkitab: Mazmur 100-102
Untuk kita dapat bersandar kepada Tuhan secara keseluruhan, maka kita perlu untuk melihat, tahu, sadar dan mengakui keberadaan kita dan keberadaan Tuhan. Dikatakan dalam mazmur-mazmur ini bahwa hidup kita seperti bayang-bayang, seperti rumput yang layu. Hal ini menggambarkan bagaimana hidup kita itu sangat tidak ada jaminannya, selalu berubah-ubah dan hanya sebentar saja. Dan dikatakan bahwa Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya dan bahwa nama-Nya tetap dan bahwa Ia tetap sama dan tidak berubah. Bila kita terbuka matanya, sadar dan mengakui bahwa keberadaan kita itu hanya sementara, tidak ada jaminan yang pasti di dunia ini, selalu berubah-ubah dan kita tidak sanggup menghadapi badai, maka kita mengakui bahwa kita ini memang lemah dan tidak ada apa-apanya. Dan bila kita juga menyadari dan mengakui bahwa Tuhan selalu tetap, tidak berubah, ada dari dahulu, sekarang sampai selamanya dan bahwa nama-Nya besar, maka kita mengakui bahwa Tuhan memang besar, bahwa Tuhan memang penuh kuasa. Dengan menyadari dan mengakui keberadaan kita dan keberadaan Tuhan, maka kita akan dapat benar-benar berserah kepada Tuhan secara keseluruhan, sebab kita tahu bahwa kita lemah dan tidak sanggup tanpa adanya kuasa, hadirat dan anug'rah Tuhan yang mengikuti kita dan menguatkan kita. Dan karena itu, kita akan dapat berserah kepada Tuhan sepenuh hati kita, sebab kita tidak lagi sombong dan menganggap kita bisa dengan kekuatan kita sendiri, dan kita tidak lagi memungkiri kekuasaan dan kekuatan Tuhan yang besar dan kekal.
Jadi, biarlah kita belajar untuk benar-benar bersandar kepada Tuhan secara keseluruhan.
English
BIble Reading: Psalms 100-102
FOr us to be able to rely on the Lord fully, we need to see, know, realise and confess our existence and position and the Lord's. It is said in these psalms that our lives is like a shadow, like grass that wither aways. This illustrates how our lives has no guarantee, always changing and only for a little while. And it is said that the Lord abide forever and His name last for all generations and that He stays the same and does not change. If we open our eyes, realise and admit that our exitstence is temporary, no guarantee, always changing and we cannot face the storm, then we admit that we are weak and has nothing. And if we alo realise and admit that the Lord is always the same, does not change from the past, now and for eternity, that His name is great, then we admit that the Lord is great and that He is full of power. By realising and admitting our existence and postion as well as the Lord's , then we can really surrender to the Lord fully, because we know that we are weak and cannot live without the power, presence and grace of God that follow and strengthen us. And because of that, we can have total surrender to the Lord with our whole heart, because we are no longer proudful and think that we can handle it with our own strength, and we are no longer in denial of the Lord's power and might which are great and eternal. So, let us learn to have total surrender to the Lord.
Monday, June 2, 2014
Pemuridan | Discipleship
Pembacaan Alkitab: Roma 16
Bila kita lihat akan salam yang Paulus berikan dalam suratnya kepada jemaat di Roma, ada banyak orang yang disebut oleh Paulus. Orang-orang ini adalah orang-orang yang melayani bersama Paulus ketika ia ada di Roma. Orang-orang yang mendukung dan mengenal hati Paulus untuk jemaat dan yang memiliki hati untuk melayani bagi kemuliaan Tuhan. Dan dapat kita lihat bahwa Paulus memiliki banyak orang yang bekerja sama dengannya ketika ia di Roma, yakni banyak pengikutnya dan yang menjadi muridnya agar mereka dapat memimpin jemaat ketika Paulus meninggalkan Roma. Inilah kerasulan yang dilakukan oleh Paulus, ia pergi ke kota-kota, memberitakan tentang Yesus, memuridkan orang-orang yang benar-benar haus akan kebenaran agar mereka dapat memuridkan orang banyak yang juga percaya kepada Tuhan. Dan inilah yang perlu ita juga lakukan, yakni meneruskan perputaran pemuridan, seperti dari Yesus kepada kedua-belas rasul, lalu kedua-belas para rasul kepada Paulus dan beberapa orang lain, kemudian Paulus kepada para pemimpin di kota-kota yang ia kunjungi dan para pemimpin itu juga memuridkan jemaat dan sebagainya. Bila kita hanya datang ke gereja tetapi tidak dimuridkan, maka mintalah agar kita dimuridkan, sebab itulah perintah Tuhan Yesus sebelum Ia diangkat ke Surga, yakni untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus Kristus dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dan mendidik mereka dalam kebenaran Tuhan. Jadi, janganlah kita berhenti hanya menjadi orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi biarlah kita menjadi murid Tuhan dan teruskan perputaran itu dan menjadikan orang lain sebagai murid dan sebagainya. Dengan begitu kita melakukan dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan.
English
Bible Reading: Romans 16
If we look at the greetings Paul gave in his letter to the congregation in ROme, there are a lot of people whom Paul mentioned. These are the people who ministered with Paul when he was in Rome. These are the people who supports and knows the heart of Paul for the people and has the heart to minister for the glory of God. And we can see that Paul has a lot of people who works with him when he was in Rome, meaning he has a lot of followers and disciples so that they can lead the believers when Paul left Rome. This is the apostleship that Paul did, he went from city to city, preaching about Jesus, taking in disciples who really thirst for the truth so that they too can disciple the multitude who also believes in Jesus. And this is what we need to do as well, to citunie the cycle of discipleship, just as from Jesus to his twelve disciples, then the twelve disciples to Paul and others, then Paul to leaders in the cities he went to and the leaders disciple the believers in their cities and so on. If we only come to church but do not want to be discipled, then askf ro us to be discipled, becasue that is the command from the Lord Jesus before He ascended to Heaven, that is to go to the nations and make disciples of God and baptise them in the name of the Father, Son and Holy Spirit and to teach them the truth of God. So, do not stop only being a believer, but let us be the disciples of God and continue this cycle of discipleship and make others disciples too. That way, we are doing and living in accordance to the Word of God.
Sunday, June 1, 2014
Terpujilah Tuhan | Blessed Be The Lord
Pembacaan Alkitab: Mazmur 98-99
Tuhan itu maha besar, maha kuasa, Raja yang kudus, adil dan benar. Tuhan itu begitu hebat sehingga ketika diungkapkan dalam gubahan lagu, seluruh bumi bersorak bagi nama Tuhan, seluruh bumi hormat dan takut akan Tuhan, bukan hanya manusia, tetapi seluruh ciptaan-Nya. Dan bila memang kita perhatikan, mana ada ciptaan manusia yang dapat menyamai ciptaan Tuhan, dari rumitnya, tetapi dapat tetap rapih tersusun dan rapih berjalan. Hanya dengan mempelajari itu saja kita dapat melihat bahwa tidak akan ada yang dapat menyamainya dan itu menyerukan kebesaran Tuhan. Biarlah kita mulai membuka mata kita kepada ciptaan Tuhan dan mulailah melihat betapa luar biasanya Tuhan kita itu. Dan setelah kita sadar, biarlah kita ikut serta dalam memuliakan Tuhan, membesarkan nama Tuhan, mengagungkan nama Tuhan. Sebab memang Tuhan layak menerima segala pujian, penyembahan, hormat dan kemuliaan. Terpujilah Tuhan, Raja yang kudus, adil dan benar!
English
Bible Reading: Psalms 98-99
The Lord is great, almighty, holy, righteous and just King. The Lord is so great that when it is expressed in a song, all the earth shouts for the Lord's name, all the earth honours and fears the Lord, not only mankind, but all of His creations. And if we look deeper, there is no man-made things that can compare to the creation of God, from the complexitiy of it, but still able to funciton in an orderly manner. Just by studying it we can see that there is nothing that can compare and that shouts the greatness of God. Let us start to open our eyes to the creations of God and start to see how amazing our God is. And then, let us come along and glorify the Lord, make His name known, lift up the name of God. Because the Lord deserves all the praise, worship, honour and glory. Blessed be the Lord, the holy, righteous and just King!