Wednesday, April 30, 2014

Kerinduan Di Hati | A Desire In Our Hearts

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 63-65

Daud memiliki kerinduan yang sangat dalam kepada Tuhan sehingga sepanjang hidupnya ia mencari Tuhan dengan segenap hatinya dan dengan segenap kekuatannya.Setiap dari kita juga memiliki kerinduan ini, kerinduan yang hanya dapat diisi oleh kehadiran Tuhan. Inilah yang orang-orang sebut sebagai ada suatu kekosongan yang hanya dapat diisi oleh Tuhan. Dan banyak orang yang belum mengenal Tuhan sehingga mereka mengisi kekosongan itu dengan hal-hal lain seperti kesuksesan, ketenaran, kekayaan, obat-obatan, alkohol dan sebagainya. Maka dari itu, biarlah kita yang sudah dipenuhi oleh Tuhan terus merindukan Tuhan dan terus mencari-Nya. Dan juga, biarlah kita bagikan kasih Tuhan yang mengisi kekosongan itu dan yang memuaskan kerinduan dalam hidup kita, sehingga orang-orang di sekitar kitapun dapat percaya dan dipenuhi oleh Tuhan.


English

Bible Reading: Psalms 63-65

David has a deep longing to the Lord such that all of his life, he sought God with all his heart and strength. Every one of us have that longing feeling in our hearts that can only be filled with the Lord. This is what people call as an empty hole in our hearts that can only be filled by the Lord. And many people has not yet known the Lord such that they try to fill it with things such as success, fame, wealth, drugs, alcohol and so on. Therefore, let us who has been filled with the Lord keep on longing for God and seeking Him. And also, let us share the love of God that fills our emptiness and satisfy our desire in our hearts, so that others around us can believe and be filled with the Lord.

Tuesday, April 29, 2014

Pembentukan Karakter Kita | Character Shaping

Indo

Pembacaan Alkitab: Roma 5

Paulus menekankan bahwa hidup kita di dalam Tuhan itu karena kasih karunia Tuhan melalui iman. Dan karena kasih karunia Tuhan inilah kita telah diselamatkan walaupun kita masih berdosa. Dan yang Paulus ajarkan adalah bahwa kita perlu bermegah dalam pengharapan yang ada di dalam Tuhan. Dan menyertai itu, kita juga dapat bermegah atas sengsara kita, sebab dalam kesengsaraan, kita melatih ketekunan kita di dalam Tuhan. Lalu melalui ketekunan itu kita melatih daya tahan kita kepada ujian atau godaan, yakni karakter ktia dibentuk. Kemudian dari karakter kita menemukan harapan, karena semua itu membawa kita kepada pengharapan di dalam Tuhan, dan pengharapan di dalam Tuhan tidaklah mengecewakan. Jadi, bila kita lihat bahwa apa yang kita alami dan lalui adalah untuk membentuk karakter kita, maka kita dapat menghadapinya dengan sikap yang berbeda dari sebelumnya. Dan dengan pengharapan yang ada di dalam Tuhan serta kasih karunia Tuhan, maka karakter kita akan dibentuk dan iman kita akan terus bertumbuh.


English

Bible Reading: Romans 5

Paul emphasised that our lives in the Lord is because of grace through faith. And becaus of this grace we are saved even when we were still sinners. And what Paul taught is that we should glory in the hope that is in the Lord. And following that, we should glory over our tribulations, because in our tribulations we discipline our perseverance in the Lord. Then through that perseverance we train our ability to withstand temptations and whatever may come, in a sense, our character is shaped. Then through this character shaping we find hope, because all of them brings us to hope in the Lord, and hope in the Lord does not disappoint. So, lif we look at what we go through and experience as character shaping, then we can face it with a different attitude. And through hope in the Lord as well as by His grace, then our character will be shaped and our faith will keep on growing.

Monday, April 28, 2014

Pengharapan Di Dalam Tuhan | Hope In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 60-62

Banyak dari mazmur Daud yang menunjukkan seberapa besarnya Daud bersandar kepada Tuhan. Bagi Daud, Tuhan adalah gunung batu, kubu pertahanan, kota benteng, perisai, penolong, dan sebagainya. Dan Daud berkata bahwa hanya dekat Allah saja ia dapat tenang. Hal ini dikarenakan Daud memiliki iman dan pengharapan di dalam Tuhan. Daud tahu bahwa Tuhan yang memegang hidup dan dalam Tuhan ada kehidupan. Oleh karena itulah Daud dapat berharap kepada Tuhan dan menemukan pengharapan di dalam Tuhan. Sebagai manusia, kita semua memerlukan suatu harapan, dari kecil kita memiliki harapan bahwa kita akan lulus dan mendapatkan profesi yang kita inginkan, agar kita dapat mencapai cita-cita kita. Kita memiliki harapan bahwa kita akan mendapatkan pasangan yang baik, lalu harapan akan anak-anak kita dapat tumbuh dalam keadaan yang lebih baik dari kita dan sebagainya. Hidup itu penuh dengan memerlukan pengharapan. Hanya saja Daud mengerti kepada siapa ia dapat berharap,. Biarlah kita juga mulai berharap kepada Tuhan dalam segala hal, segala aspek kehidupan kita. Bukan karena kekuatan kita, kehebatan, ketekunan dan dedikasi kita, tetapi karena kasih dan anugrah Tuhan, kita dapat memiliki harapan kepada Tuhan akan kehidupan kita. Jadi, biarlah kita berharap kepada Tuhan, biarlah kita taruh pengharapan kita kepada Tuhan.


English

Bible Reading: Psalms 60-62

Many of the psalms of David shows how much David relied on the Lord. For David, the Lord is a rock of salvation, fortress, a strong tower, a shield, helper and so on. And David said that only with the Lord he can be calm. This is because David had the faith and hope in the Lord. David knows that the Lord holds life and in the Lord there is life. That is why David can rely on the Lord and found hope in the Lord. As human, we all need hope, from when we were small we have hope that we will graduate and get the profession that we desire so that we can achieve our dreams. We have hope that we will get the best partner in life, then we have hope that our children will grow in a better situation than we did and so on. Life is full of wanting and needing hope. The difference, David knows to whom he can have hope from. Let us also start having hope in the Lord in all things, all aspects of our lives. Not because of our own strengths, greatness, perseverance and dedication, but because of the love and grace of God we can have hope in the Lord over our lives. So, let us hope in the Lord, let us put our hope in Him.

Sunday, April 27, 2014

Iman, Bukan Perbuatan | Faith, Not Works

Indo

Pembacaan Alkitab: Roma 4

Paulus mengajarkan dengan jelas bahwa Abraham dibenarkan oleh karena iman dan bukan karena perbuatannya dan begitu juga dengan kita orang percaya. Kita dibenarkan bukan karena perbuatan kita, tetapi karena kita percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus Paulus berkata bahwa mereka yang bekerja dan menerima upahnya akan menganggap hal itu adalah haknya dan bukan hadiah yang diberikan. Sedangkan bila kita percaya tanpa harus bekerja dahulu, maka kita akan menganggapnya sebagai anugrah yang diberikan kepada kita. Dan dikatakan bahwa iman yang Abraham miliki itu sebelum sunat, dan sunat itu hanyalah sebagai tanda perjanjian pada saat itu. Sehingga Abraham tidak menganggap bahwa karena ia sudah disunat, maka ia berhak mendapatkan janji itu. Begitu jugalah dengan kita, kita percaya dengan Tuhan dan karena iman itulah kita memperoleh hidup, dan bukan karena kita telah melakukan ini dan itu. Dan bagi kita yang melayani, baik dalam gereja maupun kepada teman-teman kita, keluarga kita, teman kerja kita dan sebagainya, apa yang kita lakukan tidak memberikan kita hak akan hidup yang penuh yang Tuhan janjikan, tetapi semua itu adalah hal yang dapat kita lakukan sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan karena Ia telah memberikan kita hidup. Apa yang kita lakukan bagi Tuhan bukan untuk meraih kehidupan yang Tuhan janjikan, tetapi juga untuk mengambil bagian dalam rencana Tuhan sebagai anak-anak-Nya. Jadi, intinya adalah bahwa kita tidak memperoleh kehidupan karena perbuatan, tetapi karena iman kita kepada Tuhan. Dan karena iman tumbuh dari pendengaran akan Firman Tuhan, marilah kita terus membaca dan merenungkan Firman Tuhan agar iman kita makin hari makin bertumbuh.


English

Bible Reading: Romans 4

Paul teaches clearly that Abraham was made righteous because of faith and not because of his worls and so it is with us, believers. We are made righteous not because of our works, but because of our belief and faith in the Lord Jesus Christ, Paul said that those who works and receives the reward will consider it as their right to get it and not a gift freely given. While, if we believe without having to work first, then we will consider it as gift, as grace given to us. And it is said that faith that Abraham had was before the circumcision and the circumcision was the sign of a promise at that time. Such taht Abraham did not think that because he was cuircumcised that he deserves to receive that promise. So it is with us, we believe in the Lord and because of faith we have life, and not because we have done this or that. And for us who ministers, whether in church or to our friends, families or colleagues, what we do do not give us rights to life that is full as promised by the Lord, but all of it are the things we do as an expression of gratitude to the Lord because He has given us life. What we do for God is not to try to get that life that He promised, but to take part in the Lord's plan as His children. So, the main point is that we do not receive life because of our works, but because of our faith in the Lord. And because faith comes from hearing of the Word of God, let us keep on reading and meditating on the Word of God so that our faith will keep on growing day by day.

Wednesday, April 23, 2014

Hidup Sesuai Dengan Firman Tuhan Tiap Hari | Living In Accordance To The Word Of God Daily

Indo

Pembacaan Alkitab: Roma 2

Paulus mengajarkan dan menegur bahwa mereka yang hidup benar bukanlah mereka yang mengikuti tata cara dan tradisi yang terlihat benar. Tetapi mereka yang melakukan Firman Tuhanlah yang hidup benar. Pada jaman itu Paulus bermaksud bahwa orang yang bersunat, yakni orang Yahudi, belum tentu orang yang hidup dalam Firman Tuhan. Begitu juga dengan kita, orang percaya dan orang Kristen belum tentu mengikuti Firman Tuhan. Kita dapat pergi ke gereja, tetapi tidak berarti hati dan pikiran kita mencari Tuhan. Kita dapat memberikan persembahan, bukan berarti bahwa kita mengerti bahwa kita menyerahkan berkat yang Tuhan berikan kepada kita, kembali ke tangan Tuhan. Kita dapat berdoa dengan kata-kata yang indah, tidak berarti bahwa hidup kita sehari-harinya penuh dengan doa kepada Tuhan. Sudahkah kita mulai mengerti apa yang Paulus maksudkan di sini? Kita dapat berlaku seperti orang percaya di luar, khususnya pada hari MInggu atau ketika ada persekutuan, tetapi tidak berarti bahwa setiap harinya kita hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Apakah kita bangga akan kepercayaan kita kepada Tuhan dalam lingkungan kerja kita? Apakah kita mengasihi mereka yang membutuhkan? Apakah kita memiliki kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, penguasaan diri dan sebagainya setiap harinya bersama keluarga, teman main atau teman kerja kita? Inilah yang Paulus tegur kepada jemaat di Roma, sebab bukan yang terlihat benar pada hari Minggu yang hidupnya benar, tetapi mereka yang setiap harinya hidup sesuai dengan FIrman Tuhan yang hidup benar. Jadi, biarlah kita ambil Firman Tuhan ini dan biarlah itu menegur kita dan merubah kita. Sehingga kita hidup sesuai dengan Firman Tuhan setiap harinya.


English

Bible Reading: Romans 2

Paul teaches and rebukes that they who lives righteously are not those who follows traditions and rituals. But those who does the Word of God is the onws who lives righteously. At that time, Paul meant that the circumcised people, the Jews, are not necessarily people who lives in the Word of God. So it is with us, believers and Christians does not necessarily mean that we follow the Word of God. We can go to church, but does not mean that our hearts and minds seek the Lord. We can give offering, it does not mean that we understand that we are surrendering our blessings back to Him. We can pray eloquently, it does notmean that our daily lives is full with prayer to the Lord. Have we start to get the idea of what Paul meant here? We can act like believers from the outside, especially on Sunday or at fellowship, but it does not mean that our daily lives are in accordance with the Word of God. Are we proud of our faith to God in our circles of work colleagues? Do we love them who are in need? Do we have love, joy, peace, long-suffering, self control and etc every day with our families, friends and colleagues? This is what Paul is rebuking the Romans about, because not all who seems righteous on Sunday are living righteously, but those who lives every day according to the Word of God, who lives righteously. So, let us take this Word of God and let it rebukes us and changes us. So that we would live according to the Word of God every day.

Tuesday, April 22, 2014

Kita Telah Diampuni | We Are Forgiven

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 31-33

Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita asalkan kita mau mengakuinya di hadapan-Nya. Ia tidak lagi mengingat kesalahan kita asalkan kita mau terbuka di hadapan-Nya. Sebab dengan kita mengaku dan terbuka di hadapan Tuhan,  kita menyerahkannya kepada Tuhan dan karena Tuhan tidak suka akan dosa maka itu akan diampuni-Nya dan dilupakan-Nya. Tetapi yang seringkali kita diserang oleh iblis adalah dalam hal ini. Terutama bila kita telah percaya tetapi tetap jatuh di dalam dosa atau berbuat sesuatu yang salah. Sebagai manusia kita memiliki dua reaksi yang natural, yang pertama kita memasang perisai sehingga kita tidak merasa kita salah dan akhirnya menjadi orang yang sombong dan tidak mau mengakui kesalahan kita atau yang membenarkan diri. Yang kedua,  kita menjadi sangat minder dan merasa kita tidak lagi layak untuk Tuhan,  untuk melayani dan beberapa bahkan merasa tidak layak berada di gereja atau bersama orang-orang percaya lainnya. Inilah cara iblis bekerja, dengan membuat kita merasa kita tidak bersalah atau membuat kita terus menerus merasa bersalah sehingga kita menghukumi diri kita sendiri. Tetapi sekarang Firman Tuhan memberitahukan kepada kita bahwa Tuhan mengampuni dan melupakannya, bahwa kita hanya perlu mengaku dan bertobat. Biarlah Firman ini membebaskan kita dari dua hal tadi. Dan bila ada pikiran yang sombong, yang tidak mau mengaku salah atau bila ada pikiran yang selalu menuduh kita dan membuat kita minder, biarlah kita usir keluar, sebab itu bukan dari Tuhan dan biarlah kita ingat kembali akan Firman Tuhan ini dan bacalah lagi dan bila dapat, dibaca berulang-ulang agar kita hafal. Jadi, tahulah dengan pasti dan dengan iman bahwa Tuhan telah mengampuni kita. 


English

Bible Reading: Psalms 31-33

The Lord has forgives our sins as long as we confess to it before Him. The Lord no longer remembers our sins as long as we are open and vulnerable to Him. Because by confessing and being vulnerable to Him, we are surrendering it to the Lord and because He does not like sin, He will forgive them and forgets them. But many times we are being attacked by the devil in this area. Especially if we are believers who fell into sin again or did something wrong. As human we have two natural response,  the first is for us to put up a defense such that we feel that we are not wrong that we became prideful and do not admit we are wrong or always try to justify ourselves. Second response is that our self-esteem became veryblow tgat we feel we are not worthy for God, not worthy to minister and some felt very undeserving to be in a community of believers. This is how the devil always try to attack us,  either makes us prideful that we do not confess to our wrong-doings or that we keep on blaming ourselves that we are punishing ourselves. But the Word of God tells us that the Lord forgives and forgets, as long as we confess and repent. Let this Word of God frees us from the two things discussed above. If there are any prideful thought or self-righteous thoughts,  or if there are any self-condemnation thoughts,  let us rebuke them out of our minds because it's not from God and let us remember of these Word of God,  read it again and if we can repeat it until we memorise it. So, know for sure and by faith that the Lord has forgiven us.

Monday, April 21, 2014

Iman | Faith

Indo

Pembacaan Alkitab: Roma 1

Paulus banyak menyebut kata iman di dalam pembukaan suratnya ini. Melalui iman kita, orang-orang dapat melihat pekerjaan tangan Tuhan dan kuasa Injil serta kuasa Roh Kudus. Hal ini sangatlah benar, sebab hanya dengan iman kita menerima keselamatan, menerima Roh Kudus, berjalan dalam kuasa Roh Kudus, melihat dan melakukan mujizat dan memberitakan Injil. Iman adalah dasar dari kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Khususnya bagi kita di jaman sekarang, karena kita belum pernah melihat Yesus atau mendengar sendiri akan kesaksian para rasul dan murid-murid Yesus yang berhubungan langsung dengan Yesus. Oleh karena itu, biarlah kita tetap memiliki iman yang teguh, iman yang kuat di dalam Tuhan. Dan dalam kita Ibrani, kita dapat melihat bahwa iman adalah segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti yang belum kita lihat. Dengan kata lain, walaupun kita belum melihatnya dengan mata kepala kita sendiri, bila kita beriman, kita membayangkan, mengharapkan dan melihat bahwa itu telah terjadi. Misalnya, walau kita belum ada bersama dengan Tuhan dalam pemerintahan-Nya, namun karena iman kita dapat melihat diri kita ada bersama dengan-Nya memerintah. Kita mungkin sedang sakit atau mendoakan orang yang sakit, mata kita melihat kelemahan itu, tetapi iman kita melihat bahwa kita sembuh dan orang itu sembuh sempurna. Dan masih banyak contoh lainnya, tetapi yang terpenting adalah kita memiliki iman itu, yakni kita mengvisualisasikan apa yang belum terjadi, dengan begitu pikiran kitapun berubah. Bila kita sakit, kita tidak lagi bertindak sebagai orang yang sakit, di pikiran kita, kita sudah sehat, dengan begitu kita tidak berpikir yang negatif tetapi malah kita dapat menguatkan orang lain. Dan inilah iman yang keluar yang dapat orang lihat sehingga mereka dapat melihat kuasa Tuhan. Jadi, biarlah kita beriman, benar-benar beriman, yakni, melihat yang belum terjadi di dalam pikiran kita dan hati kita.


English

Bible Reading: Romans 1

Paul has mentioned a lot about faith in this opening of his letter. Through our faith, people can see the work of the hands of God and the power of the Gospel as well as the power of the Holy Spirit. This is so true, because only by our faith we receive salvation, Holy Spirit, walking in the power of Holy Spirit, see and do miracles and preach the Gospel. Faith is the foundation of our belief in the Lord Jesus Christ. Especially for us who lives in this era, because we have not seen Jesus or heard of the personal testimonies of the apostles and disciples of Jesus who have direct relation to Jesus. Therefore, let us keep on having faith that is firm and strong in the Lord. And in the book of Hebrews, we can see that faith is the substance of all things hoped for and the evidence of things not seen. In other words, even though we have not seen it with our own eyes, if we have faith, we imagine it, visualise it, hope and see that it is happening or has happened. For example, even though we are not yet with God in His kingdom, ruling with Him, but because of faith we can see ourselves ruling with Him. We may be sick or praying for the sick, our eyes see the sickness, but our faith see that we are healed and that person is also completely healed. And there are many more examples, but what's important is for us to have that faith, that is, visualising what has not happened, that way our minds are also changed. If we are sick, we no longer act like a sick person, in our minds we are healed, that way we no longer thinks of negative things but we can strengthen others. And this is faith that manifests that others can see so that they can see the power of God. So, let us have faith, really have faith, seeing what has not happened yet in our minds and hearts.

Sunday, April 20, 2014

Tuhan, Allah Kita | The Lord, Our God

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 49-50

Satu hal yang membedakan Tuhan Yesus Kristus dengan allah-allah lain adalah bahwa Tuhan tidak memerlukan korban bakaran atau korban sembelihan kita untuk Ia menjadi Allah kita. Tuhan tetaplah Allah bagi kita, hanya saja apakah kita mau menjadikan Tuhan sebagai Allah kita. Oleh sebab itu dikatakan dalam Mazmur bahwa bila kita berseru kepada-Nya, maka Ia akan menjawab kita. Tuhan kita tidak pernah berubah, Ia akan selalu mengasihi kita, Ia akan selalu ada menunggu kita. Tetapi seringkali kitanya yang menjauh dari Tuhan, kita yang tidak mau bersandar kepada-Nya dan kita yang tidak mau mendengarkan-Nya. Terlebih lagi, sebagai manusia kita sudah dididik bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini, bahwa bila kita menginginkan sesuatu, tentunya ada harga yang harus di bayar, dan itulah yang membuat kita berpikir bahwa bila kita ingin Tuhan memberkati kita, maka kita perlu untuk mengorbankan korban bakaran, perlu untuk melakukan ini dan itu bagi Tuhan. Padahal sebenarnya Tuhan telah mengasihi kita lebih dahulu, Ia selalu ada bagi kita dan kita hanya perlu untuk mengenal Tuhan, menjalin hubungan dengan Tuhan dan percaya kepada-Nya. Memang ada harga yang harus dibayar, tetapi bukan korban atau perbuatan kita untuk mendapatkan kasih atau berkat, tetapi waktu kita bersama-Nya karena Ia telah lebih dahulu mengasihi kita dan selalu ada bagi kita. Dan makin lama kita bergaul dengan Tuhan, maka dengan otomatis kita akan hidup makin lama makin sesuai dengan Firman-Nya, sebab kita sendiri akan melihat bahwa apa yang diajarkan-Nya, prinsip-prinsip Tuhan jauh lebih baik. Maka dari itu, biarlah kita jangan bersandar akan kekuatan sendiri untuk mendapatkan perkenanan Tuhan. Biarlah kita luangkan waktu untuk bergaul dengan Tuhan, membaca Firman-Nya karena itulah perkataan-Nya dan kita akan melihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa Tuhan tetaplah sama dan tetap Allah bagi kita, bahwa kita yang perlu untuk mendekat kepada Tuhan.


English

Bible Reading: Psalms 49-50

One thing that makes our Lord Jesus Christ different from other gods is that the Lord does not need burnt offering or sacrifices for Him to be our God. The Lord is still God for us, it'sjust whether we want to make Him our God or not. That is why it is said in the Psalm that if we cry out to the Lord, He will answer us. The Lord never changes, He will always love us, He will always be there waiting for us. But many times it is us who turns away from the Lord, us who does not want to rely on the Lord and us who does not want to listen to Him. More over, as human we are taught that there is nothing that is free in this world, that if we want something, there is always a price to pay and this what makes us think that if we want the Lord to bless us, we need to give offerings, to do this and that. While the truth is the Lord has loved us first, He is there for us and we just have to know the Lord, build that relationship with Him and believe in Him. There is a price to pay, but not our sacrifices or deeds to receive love and blessings, but our tiem with Him because He has first loved us and always be there for us. And the more we spend time with the Lord, then automatically we will live more in accordance with His Word, because we will se ofr ourselves that what He teaches, His principles are far better. Therefore, let us not rely on our own strength to receive the favour of God. Let us spend time with the Lord, reading the Bible because it is His Words and we will see with our own eyes that the Lord is always the same and is always God for us, that it is us who needs to come close to the Lord.

Saturday, April 19, 2014

Hidup & Mati Bagi Kristus | Live & Die For Christ

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 28

Dalam perjalanan Paulus kita dapat melihat bahwa Paulus tidak takut mati dan ia tidak takut akan penghakiman atau penganiayaan. Hal ini karena Paulus tahu akan bagiannya di dalam Tuhan, ia tahu akan tujuan hidupnya di dalam Tuhan dan ia juga tahu bahwa Tuhanlah yang memegang hidupnya. Karena ia tahu apa tujuan hidupnya, yakni untuk memberitakan Yesus kepada bangsa-bangsa, maka ia tidak takut dianiaya, tidak takut dihakimi oleh orang-orang . Justru Paulus makin giat karena makin banyak yang menekan berarti iblis makin tidak senang dan hal ini juga berarti bahwa ia melakukan apa yang berkenan di mata Tuhan. Karena Paulus juga percaya bahwa Tuhan yang memegang hidupnya, maka ia juga tidak takut mati dalam menghidupi tujuan hidupnya. Ia tahu bahwa bila ia hidup, maka ia dapat memenuhi panggilan Tuhan dan tujuan hidupnya. Ia juga tahu bahwa ia mati, maka ia akan ada bersama dengan Tuhan. Karena itulah Paulus tidak takut mati atau akan apapun yang di hadapinya. Begitu jugalah kita perlu belajar untuk tahu akan tujuan hidup kita yang Tuhan telah siapkan bagi kita. Dan biarlah kita percaya penuh dan tahu bahwa Tuhan yang memegang hidup, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sebagian dan persiapan bagi kehidupan yang kekal. Dengan begitu kita tidak akan hidup dalam ketakutan dunia, ketakutan akan hal-hal yang sementara. Tetapi biarlah kita hidup penuh dengan kasih dan iman kepada Tuhan. Agar kita sama seperti Paulus, bila kita hidup, kita hidup bagi Tuhan Yesus Kristus dan bila kita mati, maka kita mati bagi Tuhan Yesus Kristus dan akan ada bersama dengan-Nya. Bila kita memiliki sikap, pengertian dan iman seperti ini, maka kita tidak akan takut untuk bersaksi, tidak akan takut untuk melangkah dengan iman, sebab semuanya ada di dalam tangan Tuhan. Asalkan kita terus hidup dalam pimpinan Roh Kudus yang Tuhan kirimkan bagi kita semua.


English

Bible Reading: Acts 28

In the journey of Paul we can see that Paul was not afraid to die and he was not afraid of judgment or presecution. This is because Paul knows his portion in the Lord, he knows of his purpose in the Lord and he knows that the Lord holds life. Because he knows his purpose in life, that is to preach about Jesus to the nations, he was not afraid to be presecuted, or judged by others. In fact, Paul was even more driven, because when there are more persecution that means that the devil doesn't like what he does and this also means that he is doing what is right before the Lord. Because Paul also believes that the Lord holds his life, he also was not afraid of dying in living out his purpose. He knows that when he live, he lives to fulfill the calling of the Lord and his purpose. He also knows that if he dies, then he will be with the Lord. Because of this, Paul was not afraid of dying or of what he is facing. That is why we need to learn our purpose in the Lord. And let us believe fully and know that the Lord holds our lives, that life in this earth is just temporary and is a preparation for the eternal life. That way we would not life in this world in fear, fear of the temporary. But let us live full of love and faith to God. So that we would be the same as Paul, if we live, we live for the Lord Jesus Christ and if we die, then we die for the Lord Jesus Christ and will be with Him. If we have this kind of attitude, understanding and faith, then we would not be afraid to testify, we would not be afraid to step out in faith, because all is in the hands of the Lord. As long as we keep on living by the guidance of the Holy Spirit whom the Lord has sent for us all.

Friday, April 18, 2014

Hati Yang Meluap-Luap Dengan Sorak-Sorai | Heart That Overflows With Praises

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 46-48

Sorak-sorai orang Israel, seperti yang digubah oleh bani Korah, itu ditujukan kepada Tuhan, Raja, Pemimpin, Penyelamat, dan yang meemberikan kemenangan. Bila kita bayangkan posisi orang Israel pada saat itu, mereka adalah orang buangan dan budak sebelum mereka menjadi orang yang bebas dan dalam perjalanan menuju tanah perjanjian. Bahkan dalam perjalanan dan di dalam tanah perjanjianpun, mereka sebenarnya masihlah bangsa yang muda sebagai kerajaan, sebagai bangsa sendiri sehingga mereka tidak memiliki status yang kuat di antara bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan lain seperti  Persia, Filistin dan sebagainya. Tetapi karena Tuhan selalu memimpin mereka dalam kemenangan dan dengan janji-Nya bahwa Ia yang akan memimpin dan menaikkan seorang raja di tengah-tengah mereka, perasaan mereka tentunya meluap dengan sorak-sorai, meluap dengan suatu semangat yang baru. Sebab mereka benar-benar membutuhkan dan menanti-nantikan adanya janji seperti itu, inilah yang menyebabkan banyaknya mazmur-mazmur yang berseru akan kebesaran Tuhan, akan kehebatan Tuhan, akan puji-pujian bagi Tuhan karena ia adalah benar-benar Raja, Pemimpin, Penyelamat dan Allah yang berperang bagi umat-Nya. Bagi kita, mungkin posisi seperti Israel tidak begitu cocok karena kita tidak dalam peperangan. Tetapi untuk kita benar-benar dapat melihat Tuhan sebagai Raja, sebagai Pemimpin, Penyelamat, Allah yang berperang bagi kita, kita perlu melihat ke dalam situasi dan lingkungan kita sendiri. Mungkin peperangan kita bukan terhadap bangsa-bangsa, tetapi menghadapi teman-teman kerja yang jauh lebih senior, mungkin keadaan kita sedang membutuhkan seseorang yang dapat membela perkara kita karena mungkin kita ditekan, atau kita perlu seseorang yang memimpin kita untuk hidup benar, atau juga perlu seseorang yang menyembuhkan dan sebagainya. Dan bila kita benar-benar mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan dan kita akan mengalami Tuhan sebagai Penyelamat, Raja, Pemimpin, Allah yang membela, menyembuhkan dan berperang bagi kita. Dengan begitu kita akan dapat mengerti dan merasakan hati yang meluap-luap dengan sorak-sorai, dengan pujian, dengan penyembahan kepada Tuhan. Dan biarlah apa yang kita alami itu benar-benar membuat kita hormat dan selalu memuji Tuhan karena memang Ia Allah yang selalu sama dan tidak berubah.


English

Bible Reading: Psalm 46-48

The praises of the Israelites that were written by the sons of Korah were lifted towards the Lord, the King, Leader, Savious and one who gives victories. If we imagine the position of the Israelites at that time, they were an outsider and slaves before they became a free nation and in a journey towards the promised land. Even in their journey towards the promised land and in the promised land itself, they were still a young  nation and kingdom such that they do not have that strong and known status amongst the other nations and kingdoms such as the Persian, Philistines and others. But because the Lord always leads them in victories and with His promises that He will lead and lift up a king in theor midst, their hearts will of course be filled and overflow with praises, overflow with a new excitement. Because they really need and waiting for that kind of promise, this is what makes them to have a lot of psalms that shouts the greatness, the mighty power and praises for God, because He really is King, Leader, Saviour and God who fights for His people. For us, our position and circumstances might not be the same wiht the Israelites because we are not in war. But for us to be able to really see the Lord as King, Leader, Saviour and God who fights for us, we need to see into our situation and circumstances. Maybe our war is not agaisnt nations but agaisnt our colleagues who are more senior, maybe we need someone who can defend us because we are oppresed, maybe we need someone to lead us to live righteously, maybe we need someoneto heal us and so on. And if we really fix our eyes on the Lord we will experience the Lord as our Saviour, King, Leader, God who defends, heals, and fights for us. That way we will understand and can have that heart which is overflowing with praises, with shouts of praise, worship to the Lord. And let what we experience really make us respect, honour and always praising God because He is always the same and never changes.

Thursday, April 17, 2014

Menaikkan Kemuliaan Bagi Tuhan | Lifting Glory To The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 43-45

Sebagai manusia, apa yang kita lakukan, tentunya kita menginginkan agar kita dihargai dan bahkan dipuji. Walaupun terkadang bukan seluruhnya karena kita sendiri, tetapi sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk mau kemuliaan itu bagi diri kita. Kita suka dipuji, suka ditinggikan dan dianggap sebagai orang penting, hebat ataupun orang yang berkuasa. Tetapi yang Tuhan ajarkan adalah agar kita tidak sombong, tetapi tetap rendah hati. Dan apa yang dinyanyikan oleh bani Korah adalah apa yang perlu kita lakukan, yakni untuk meninggikan Tuhan, memuji Tuhan dan memberikan kemuliaan kepada Tuhan atas kemenangan-kemenangan yang mereka alami. Ini jugalah yang perlu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita. Memang tidak mudah untuk melakukan sesuatu yang di mana kita memang memiliki kemampuan itu dan tidak mau terima penghargaan, kemuliaan dan membeirkannya kepada Tuhan, tetapi yang perlu kita ingat adalah bahwa keahlian dan talenta itu diberikan oleh Tuhan, kehidupan diberikan oleh Tuhan dan karena itu kita perlu untuk selalu memuliakan Tuhan atas apapun yang kita lakukan. Misalnya, kita dapat menjadi orang yang mudah mengerti bagaimana hal-hal bekerja, karena Tuhan memberikan otak yang cerdas. Kita dapat memasak dengan enak karena Tuhan memberikan lidah yang tajam dan talenta memasak. Kita dapat bernyanyi dengan merdu, karena Tuhan yang memberikan pita suara dan memberikan kesempatan bagi kita untuk melatihnya. Kita dapat berbisnis karena Tuhan memberikan kita ide-ide yang kreatif, dan sebagainya. Jadi, biarlah kita ajar dan didik pikiran kita, hati kita, mulut kita untuk tidak menerima puji-pujian bagi kita sendiri, tetapi agar kita memuliakan, memuji dan meninggikan Tuhan dalam apapun yang kita lakukan.


English

Bible Reading: Psalms 43-45

As human, we want to be appreciated and praised of what we do. Even though sometimes it is not all because of ourselves, but as human, we have the tendency to want that glory for ourselves. We like to be praised, we like to be lifted high and be considered as someone who is important, great or powerful. But what the Lord teaches is for us not to be proud and boastful, but to be humble. And what was sung by the sons of Korah is what we need to do, that is to lift the Lord on high, to praise the Lord and give the glory of all the victories back to the Lord. This is what we need to do in our daily lives. It is not easy to do something where we do have the ability for it and to reject the appreciation and glory for them and give them to the Lord, but what we need to remember is that all of our skills and talents are given by the Lord, our lives is given gy the Lord and that is why we need to always give the glory to God in all things that we do. For example, we can be someone who can understand easily how things work because the Lord gave us intelligence. We can cook good food because the Lord gave us good palate and gifts for cooking. We can sing beautifully because God gave us a voice box and opportunities to train them. We can do business because the Lord gave us creative ideas, and so on. So, let us teach and discipline our minds, hearts, mouths to not receive the praises for ourselves, but to glorify, praise and lift the Lord in all that we do.

Wednesday, April 16, 2014

Pengaruh Seorang Percaya | Influence Of A Believer

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 27

Semua orang yang ada di dalam kapal bersama Paulus selamat dari badai dan angin sakal karena adanya Paulus bersama dengan mereka. Tuhan memiliki rencana bagi Paulus untuk ia menghadap Kaisar dan bersaksi tentang Yesus kepada Kaisar. Paulus diberitahukan oleh Tuhan bahwa ada bahaya bila berlayar pada waktu itu dan Paulus menyampaikannya, tetapi perwira yang memimpin perjalanan itu tidak mendengarkan Paulus. Kemudian Tuhan berkata kepada Paulus untuk tidak takut dan bahwa Ia akan melindungi semua orang yang ada di kapal itu karena dia. Inilah bukti nyata akan kehidupan yang setia terhadap Tuhan, yang bersandar kepada Tuhan dan kuasa Roh Kudus-Nya, yang menjadi berkat di mana ia berada. Dan kita lihat bahwa berkat itu bukan hanya sekedar berkat materi, tetapi karena adanya Paulus di tengah-tengah mereka, mereka selamat dari badai. Dan dengan begitu semua orang melihat juga bahwa Tuhan Yesus Kristus, Allahnya Paulus, memiliki kuasa dan menjaga, hanya saja sisanya pilihan mereka untuk mau percaya kepada Tuhan Yesus Kristus atau tidak. Hanya dengan adanya kehadiran kita, orang percaya yang setia kepada Tuhan, yang berjalan sesuai dengan pimpinan Roh Kudus, maka orang-orang diberkati. Tentunya bila kita mulai berdoa bagi jiwa-jiwa di sekitar kita, mereka akan juga diselamatkan jiwanya dari kematian kekal. Oleh karena itu, biarlah kita selalu hidup setia kepada Tuhan dan ikuti pimpinan Roh Kudus dan janganlah anggap bahwa kita tidak memiliki pengaruh apa-apa, tetapi biarlah kita sadar bahwa kita selalu mempengaruhi seseorang dan biarlah kita mempengaruhi mereka akan Tuhan dan bukan akan dosa.


English

Bible Reading: Acts 27

Everyone who is in the ship with Paul was saved from the storm because Paul was with them. The Lord had plans for Paul to see the Caesar to testify about Jesus. Paul was told by God that there is danger if they sailed at that time and Paul has passed it on, but the soldier who was leading the journey did not heed to it. Then the Lord said to Paul to not be afraid and that He will protect everyone who is in that ship because of him. This is a proof of how a faithful living to God, who relies on God and the power of Holy Spirit can be a blessing whereever he is. And we can see that the blessings goes beyond just material things, but because of Paul in their midst, they were saved from the storm. And that way everyone can see that the Lord Jesus Christ, Paul's God, has power and protects, the rest is up to them to believe or not. Just by being there, our presence, as believers who are faithful to God, who walks according to the guidance of the Holy Spirit, others can be blessed. Of course if we start praying for souls around us, then they will be saved too from eternal death. Therefore, let us always be faithful to the Lord and follow the guidance of the Holy Spirit and do not think that we have no influence, but let us realise that we always are influecing others, and let us influence them of God rather than sin.

Tuesday, April 15, 2014

Fans Beratnya Tuhan | The Lord's Biggest Fans

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 40-42

Daud dapat dikatakan sebagai orang yang terguila-gila kepada Tuhan, orang yang nge-fans berat terhadap Tuhan. Daud berkata bahwa ia tidak dapat menahannya, ia menceritakan tentang Tuhan, banyak hal yang dapat ia puji tentang Tuhan karena pekerjaan tangan-Nya, pertolongan-Nya, kebesaran-Nya. Karena hati yang yang begitu mengasihi dan mengidolakan Tuhan, maka Daud selalu penuh dengan kesaksian akan Tuhan dan penuh dengan Tuhan. Sama seperti siapapun yang bge-fans berat terhadap misalnya, Michael Buble, tentunya orang itu pasti akan mengikuti gerak-gerik dan berita akan Michael dan akan tahu akan segala berita terbaru. Orang itu juga pasti akan banyak berbicara akan betapa hebatnya Michael dan segala yang baik, sehngga orang-orang akan menjadi tertarik atau tidak suka karena bosan mendengar akan Michael. Begitu juga seharusnya dengan kita sebagai orang percaya, kita seharusnya mengidolakan Tuhan dan bukan orang lain atau barang atau apapun juga. PIkiran serta hati kita akan penuh dengan Tuhan dan kita akan mengikuti Tuhan dengan dekat agar kita makin mengenal Tuhan dan dapat bercerita tentang-Nya. Sehingga kita akan menjadi bau yang memberi hidup bagi mereka yang menerimanya dan bau yang mematikan bagi mereka yang menolak (2Korintus 2:14-16). Tetapi inilah yang seharusnya ada pada setiap orang percaya, yakni, mengidolakan Tuhan dan menjadi fans beratnya Tuhan. Apakah kita demikian?


English

Bible Reading: Psalms 40-42

David can be said as a man who is crazy for God, a man who is the Lord's number one fan. David said that he cannot hold it back, he tells stories of God, there are many things that he can praise about God because of the work of His hands, His help, greatness. Because of his heart that loves and idolises God, David was always full of testimonies about God and full of God. It's the same as someone who is the biggest fan of, say, Michael Buble, of course that person will follow every move and news about Michael and will know the latest news. That persn will also talk a lot about how great Michael is and all that is good, such that people will be interested or dislike because they are sick of hearing about Michael. That is how it should be with us as believers, we should be idolising the Lord and not others or things or other things. Our hearts and minds will be full of the Lord and we will follow Him closely so that we would know the Lord more and can tell of His stories. Such that we became a fragrance of life to those who accepts and a fragrance of death to those who rejects (2Corinthians 2:14-16). But this is what we should have as believers, to idolise God and become His biggest fans. Are we like that?

Monday, April 14, 2014

Cara Bersaksi | How To Testify

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 26

Kesaksian hidup Paulus yang diceritakannya kepada orang-orang penuh dengan makna dan menunjukkan kemuliaan Tuhan serta mengajak orang untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Paulus memulai dari kehidupan lamanya, bahwa ia dididik dalam ajaran orang Farisi, kemudian ia cerita akan kesalahannya di mana ia tidak segan memenjarakan seta membunuh orang kudus. Setelah itu ia menceritakan bagaimana Tuhan menemukannya dan mengubah kehidupannya, serta apa yang ia lakukan setelah itu. Ini adalah cara bersaksi yang efektif, sebab dengan memberikan latar belakang, kesalahan atau kelemahan kita, lalu kuasa Tuhan yang datang dan mengubahkan serta bukti nyata akan perubahan kita dalam perbuatan, itulah yang akan membuat orang melihat bahwa memang ada perubahan yang nyata. Bahwa apa yang disaksikan bukan hanya sekedar cerita belaka, ataupun yang tidak ada bukti nyata. Jadi, biarlah kita belajar dari Paulus akan bagaimana bersaksi. Janganlah takut menceritakan kesalahan, kelemahan dan keburukan kita di masa lampau sebelum diubahkan oleh Tuhan. Sebab justru dengan menceritakan kelemahan dan keburukan kita sebelum Yesus, dan menceritakan perubahan hidup kita setelah Yesus menemukan kita, itu membawa kemuliaan bagi Tuhan dan membawa orang-orang untuk mau percaya kepada Tuhan yang mengubah hidup. Jadi, jangan hanya ceritakan berkat materi yang kita terima, ceritakanlah juga akan segala kelemahan yang telah diubahkan oleh Tuhan atau yang sedang diubahkan dan bagaimana kita memiliki kekuatan dari Tunan untuk berubah. Agar kehidupan kita ini dipakai untuk memuliakan Tuhan dan membawa jiwa-jiwa untuk percaya kepada Tuhan.


English

Bible Reading: Acts 26

The life testimony of Paul was told to others with full of meaning and it showed the glory of the Lord as well as getting people to believe in the Lord Jesus Christ. Paul started with his old life, where he was taught in the teaching of the Pharisees, then he told of his iniquities where he was not afraid to put believers to jail or even kill them. After that he told of how the Lord found him and changed his life, as well as what he did after that. This is how to testify effectively, because by giving a background story, our iniquities or weaknesses, then the power of God tha comes and changed us, as well as living proof of our changes in actions, that is what makes people will see that there is a real change. That what is being testified is not just a mere story, or something that has no real value. So, let us learn from Paul of how to testify. Do not be afraid to tell of our mistakes, weaknesses and the bad parts of our lives in the past before the Lord changed us. Because by us telling of our weaknesses before Jesus, and telling of how we change after Jesus found us, it brings glory to the Lord and brings people to want to believe in the Lord who changes lives. So, do not only tell of the material blessings that we receive, tell also of the weaknesses that has been changed by the Lord or are still being transformed and how we received strengths from the Lord to change. So that our lives will be used to glorify the Lord and to bring souls to believe in the Lord.

Sunday, April 13, 2014

Tuhan Tidak Mendendam | The Lord Do Not Hold Grudges

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 38-39

Kita semua tahu bahwa apa yang kita tabur itu akan kita tuai. Begitu juga dengan dosa yang kita lakukan, kita akan menuai hasil dari kesalahan dan dosa kita. Walaupun kita diampuni, namun buah dari pada apa yang kita lakukan, yang tidak taat kepada Tuhan, itu akan tetap ada dan akan kita tuai. Tetapi tidak berarti bahwa ketika kita menghadapi tuaian dari kesalahan dan dosa kita, Tuhan tidak perduli. Justru kita dapat menemukan kekuatan di dalam Tuhan bila kita berseru kepada-Nya. Janganlah kita menganggap bahwa Tuhan menghukum kita karena dosa kita, sebab Ia telah mengampuni dan Ia tidak akan menghitung-hitungnya lagi. Bila kita menganggap bahwa itu Tuhan yang menghukum, itu berarti Tuhan mengingat-ingat akan dosa dan kesalahan kita dan bahwa Tuhan mendendam. Hal in tidaklah benar, sebab Firman Tuhan berkata bahwa dosa kita telah di hapus, kesalahan kita dibuangnya ke tubir laut dan tidak diingat-Nya lagi. Yang benar adalah bahwa apa yang kita alami terkadang hanyalah tuaian dari benih yang kita tabur, yang di mana Tuhan ingin kita belajar dari itu dan dapat melewatinya dengan kekuatan dari Tuhan. Inilah yang dilakukan oleh Daud. Misalnya, bila kita pernah berbuat curang dalam pekerjaan, dalam bisnis, maka kita tentunya akan mengalami saat di mana tidak ada orang yang percaya kepada kita, hal ini bukanlah hukuman dari Tuhan, tetapi tuaian dari benih yang kita tabur di kehidupan lama kita. Jadi, biarlah kita tahu dan percaya bahwa Tuhan telah mengampuni kita dan tidak mengingat-ingat akan kesalahan kita, dengan begitu kita akan dapat datang kepada Tuhan dengan segenap hati dan meminta kekuatan-Nya dan pertolongan-Nya untuk melewati masa-masa di mana kita sedang menuai benih buruk yang kita tabur di kehidupan lama kita. Tuhan akan mendengarkan dan menolong kita. Tetapi bila kita menganggap bahwa itu hukuman dari Tuhan, maka kita tidak beriman bahwa dosa kita telah dihapuskan dan kita tidak akan berani meminta bantuan Tuhan, sebab kita menganggap bahwa Tuhan yang menghukum. Jadi, biarlah kita ketahui kebenaran ini dan terapkan dalam kehidupan kita.


English

Bible Reading: Psalms 38-39

We all know that what we sow we will also reap. This also applies to our sins, we will reap our iniquities and sins. Even though we are forgiven, the fruit of what we have sown, what we did in disobeying God, we will still reap it. It does not mean that the Lord does not care when we face the reaping of our past iniquities. In fact, we can find strength in the Lord if we cry out to Him. Do not assume that the Lord is punishing us because we sinned, because He has forgiven us and do not count our faults. If we think that its the Lord who is punishing us, that means that the Lord is still remembering our iniquities and sins and that the Lord hold grudges. This is not true, because the Word of God said that our sins is wiped clean, that our iniquities are thrown away into deep ocean and are not remembered. What's true is that what we face sometimes is just the fruit of what seeds we have sown, where the Lord wants us to learn from it and able to go through it by His strength. This is what David did. For example, if we have cheated in the past in our business or work, then we will face the times when no one will trust us, this is not God punishing us, but it just is the fruit of what we sow in our old lives. So, let us know and believe that the Lord has forgiven us and no longer remembers our faults, that way we can come to the Lord with our whole heart and ask for His strength and help to go through it. The Lord will hear and help us. But if we assume and think that it is the punishment of the Lord, then we do not have the faith that our sins has been forgiven and we would not dare to ask for God's help, because we think its punishment from Him. So, let us know this truth and apply it in our lives.

Saturday, April 12, 2014

Jangan Membanding-Bandingkan | Stop Comparing

indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 37

Mazmur ini penuh dengan hikmat dan pengajaran dari seorang yang penuh dengan pengalaman di dalam hidupnya. Pengalaman seseorang yang melihat betapa banyaknya orang yang hidup tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan namun mereka sukses, melihat bagaimana orang-orang yang benar ditindas dan yang mengalami kemarahan, kekesalan dan iri hati akan mereka yang hidup tidak benar namun hidupnya enak dan sukses. Tetapi pada akhir hidupnya ia dapat memberikan kepada kita hikmat dan pengajaran agar kita tidak melihat kehidupan orang lain dan menjadi iri atau membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Yang diajarkan kepada kita di sini adalah agar kita fokus kepada kehidupan kita untuk tetap benar dan setia kepada Tuhan, agar kita tidak marah dan iri kepada kesuksesan orang lain, tetapi agar kita tetap percaya kepada Tuhan yang pasti akan menjaga kehidupan kita. Kita juga diajarkan untuk menantikan Tuhan dan yang hidupnya sesuai dengan kehendak dan kebenaran-Nya, yakni yang berkenan kepada-Nya. Biarlah kita serapi pengajaran yang disampaikan kepada kita ini melalui seseorang yang sudah melewati hidup dan yang sudah diajarkan oleh Tuhan akan bagaimana kita hidup di dunia ini. Seperti kata pepatah, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, begitu juga kita memiliki kecenderungan untuk membandingkan hidup kita dengan orang lain dan akhirnya kita menjadi iri dan marah. Maka dari itu, janganlah kita membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, tetapi biarlah kita tahu bahwa Tuhan memiliki rencana bagi setiap dari kita dan setiap orang berbeda-beda.


English

Bible Reading: Psalms 37

This psalm is full of wisdom and teaching from someone who is full of experience in his life. The experience of someone who has seen a lot of people who does not live by the righteousness of God but are successful, who have seen how the righteous are being oppressed and felt anger, frustration and jealousy towards those who lives unrighteous life but are comfortable and successful. But at the end of his life, he can give us wisdom and teaching so that we would not look at the life of others and became jealous or comparing our lives with others. What is being taught here is that we should focus on our lives to stay righteous and faithful to the Lord, so that we won't be angry or jealous of other's success, but we can still believe in the Lord who will take care of our lives. We are also being taught to wait on the Lord and lives according to His will and righteousness, that is, a life which is pleasing to the Lord. Let us absorb these teachings that is passed on to us through someone who has gone through life and has been taught by the Lord on how to live life in this world. Just as the saying goes, the grass is always greener on the other side, and so we have the tendency to compare our lives with other people's and in the end we became jealous and angry. Therefore, do not compare ourselves with others, but let us know that the Lord has plans for each and everyone of us and everyone is different.

Friday, April 11, 2014

Ceritakanlah | Tell Your Story

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 25

Perkara Paulus membuat orang-orang, menjadi tertarik kepada ceritanya sehingga mereka ingin mendengar cerita Paulus. Alasan mengapa mereka ingin mendengar cerita Paulus karena ia dituduh berbagai macam hal oleh orang-orang yang inign membunuhnya, tetapi ditemukan bahwa dakwaan itu tidak mengena dan tidak ada yang salah ditemukan pada Paulus. Namun orang-orang masih banyak yang menuduhnya dengan berbagai macam hal. Dan yang menariknya lagi, Paulus naik banding kepada Kaisar. Apa yang terjadi kepada Paulus membuat orang-orang menjadi tertarik akan ceritanya dan dengan begitu Paulus mendapat kesempatan untuk bersaksi kepada orang banyak yang belum tentu dapat kesempatan dan mau mendengarkan berita keselamatan Yesus. Begitu juga Tuhan dapat memakai cerita kita untuk membuka kesempatan agar orang-orang dapat mendengar berita tentang Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu janganlah kita menahan kesaksian kita, tetapi dengan bangga ceritakanlah apa yang Yesus telah lakukan di dalam kehidupan kita.


English

Bible Reading: Acts 25

Paul's case made everyone became interested to his story such that they want to hear his story. The reason why they wanted to hear Paul's story is that because he was condmend with so many different things by those who wants to kill him, but none was found on Paul and Paul was found to have no fault deserving death sentence. But a lot of people still wants him dead. What's more interesting is that Paul ask to go to see Caesar regarding his case. What happened to Paul made people interested in his story and that way Paul had a chance to speak and testify to them who may not have the interest hear about salvation from Jesus. The Lord can also use our story to open up opportunities for others to hear about the Lord Jesus Christ. Therefore, do not hold back our testimonies, but tell the story with proud in our heart of what Jesus has done in our lives.

Thursday, April 10, 2014

Lepaskan Segala Kepalsuan | Let Go Of All Facade

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 35-36

Dengan membaca mazmur-mazmur Daud, kita dapat melihat betapa terbukanya Daud kepada Tuhan. Segala yang ia rasakan, yang ia alami, ia pikirkan dicurahkan kepada Tuhan. Baik dalam keadaan baik, buruk, dikejar musuh, ditindas, dan apapun juga, Daud dapat dengan jujur dan terbuka mencurahkan isi hatinya apa adanya kepada Tuhan. Ia tidak menutup-nutupi kesalahan, kemarahan, kekesalan, kelemahan atau apapun yang ada dipikirannya, ia tidak mencoba terlihat kuat di hadapan Tuhan, ia juga tidak membesar-besarkan. Kita dapat belajar dari Daud untuk dapat terbuka dan jujur di hadapan Tuhan, sebab Tuhan tahu segalanya dan tidak ada gunanya atau untung bila kita menutup-nutupi, membesar-besarkan atau tidak terbuka dan jujur. Sebagai manusia kita hidup di dalam dunia yang penuh dengan prinsip, tradisi, ajaran dan juga gaya hidup yang terus berganti-ganti, yang di mana kita diajarkan untuk tidak memperlihatkan kelemahan kita, untuk tidak terbuka dan berkata jujur, untuk mengurus diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain dan sebagainya. Semua hal ini tidak seluruhnya buruk, tetapi hal-hal ini membuat kita secara tanpa sadar, tidak terbuka secara keseluruhan terhadap Tuhan, membuat kita masih menjaga jarak dan takut kecewa, menbuat kita masih memegang harga diri dan keangkuhan kita di hadapan Tuhan, dan masih membuat kita memasang muka palsu. Tidakkah kita merasa capai? Hanya bersama Tuhanlah kita dapat melepaskan semua itu, melepaskan segala hal yang kita pasang untuk melindungi diri dari dunia, melepaskan segala hal yang kita lakukan dan katakan agar kita terlihat kuat dan hebat, segala hal yang membuat kita capai secara mental, fisik dan juga rohani. Inilah kunci yang Daud miliki dalam kehidupannya yang membuat ia dapat bergaul erat dengan Tuhan, dapat mencuri hati Tuhan, yakni hati dan kehidupan yang terbuka, jujur dan 100% untuk Tuhan. BIla kita mulai dapat melakukan apa yang Daud lakukan, bila kita mulai dapat membuang segala muka palsu kita di hadapan Tuhan, dapat mengakui kelemahan kita, kemarahan kita dan kekesalan kita, bila kita dapat terbuka dan jujur kepada Tuhan dalam apapun, maka kita akan merasa kelepasan yang luar biasa, dan itu akan merubah kita. Sebab kasih dan anugr'ah Tuhan ada bagi kita dan itu yang akan memenuhi kita dan merubah kita. Tetapi kita perlu melepaskan dahulu segala hal yang masih kita genggam dengan erat, baru kita dapat menerima apa yang Tuhan telah curahkan dan berikan. Dengan begitu kehidupan kita akan diubahkan dan karakter, sikap, cara kita berpikir serta cara pandang kita akan berubah sesuai dengan kasih dan kebenaran Tuhan Yesus Kristus. Jadi, biarlah kita belajar untuk melepaskan semua itu, lepaskan segala hal yang kita pasang hanya karena dunia mengajarkannya. Biarlah kita terbuka dan jujur terhadap Tuhan 100%, sebab Ia mengenal kita, baik dan buruknya, dan Ia tetap mengasihi kita. Tuhan tidak mencari orang yang sempurna, tetapi mencari orang yang mau melepaskan segalanya dan menerima dan menghidupi apa yang telah Ia curahkan.


English

Bible Reading: Psalms 35-36

By reading the psalms of David we can see how open the Lord is to the Lord. All that he felt, experienced, thought of, are poured out on to the Lord. Whether it was good times, bad times, chased by enemies, oppressed and any thing, David can pour out his heart to the Lord with openness, honesty and as it is. He does not cover up his faults, anger, frustrations, weaknesses, or any thing that is in his mind, he does not try to be seen as strong before the Lord, he also does not exaggerate. We can learn from David to be open and honest with the Lord, because the Lord knows all things and there is no use and no benefit in covering up, exaggerating or not being open and honest. As human, we live in a world that is full of principles, traditions, teachings as well as lifestyles that keeps on changing, where we are taught to not show our weaknesses, not to be open and be honest as we are, to be independent and not rely on others and so on. All of these are not entirely bad, but unconciously, these things makes us unable to open up to the Lord fully, it makes us creates a boundary of not getting too close and afraid of disappointment, makes us still hold on to our pride before the Lord and makes us still put on a facade. Don't we feel tired? Only with the Lord we are able to let go of all that, let go of all the facade we put on to protect us from the world, letting go of all the things that we do and say just so that we are seen as strong and great, all the things that makes us tired mentally, physically and spiritually as well. This is the key that David had in his life which allows him to have that close intimate relationship with the Lord, that makes him able to steal the Lord's heart, that is a heart and life that is open, honest and 100% for God. If we start doing what David did, if we start throwing away all of our facades before the Lord, able to admit our weaknesses, anger, frustrations, able to be open and honest with God about anything, then we will feel an amazing release and that will change us. Because the love and grace of God is there for us and that will fill us and change us. But we need to first and foremost, let go of all the things that we are still holding on to tightly, then we can receive what the Lord has poured out and given to us. That way our lives will be changed and our characters, attitudes, mindset, perspective will be changed according to the love and righteousness of the Lord Jesus Christ. So, let us learn to let go of all that, let go of all that things that we put up just because the world taught us so. Let us be 100% open and honest before the Lord, for He knows us, the good and bad, and He still loves us. The Lord is not seeking for a perfect human, but seeking anyone who wants to let go of all and receive and live what He has poured out.

Wednesday, April 9, 2014

Mengarahkan Pandangan Kepada Yesus | Fixing Our Eyes On Jesus

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 24

Paulus di tahan setidaknya selama dua tahun di penjara. BIla kita yang dipenjara, apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita akan menjadi bosan dan pelan-pelan kehilangan iman? Dapatkah kita bayangkan kira-kira bagaimana jadinya bila kita di posisi Paulus? Dikatakan bahwa Feliks, yakni wali negeri pada saat itu, sering datang menghadap Paulus dan Paulus terus menceritakan dan mengajarkan akan jalan Tuhan Yesus Kristus, walaupun Feliks mengharapkan adanya uang suap. Melihat apa yang Paulus lakukan, yang ada di pikirannya hanya satu, yakni untuk menyebarkan berita akan Tuhan Yesus Kristus. Karena memang demikian, maka kita dapat tahu dengan pasti bahwa Paulus tidak akan tinggal diam saja di dalam penjara, ia akan berdoa, bersekutu dengan Tuhan, menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada para tahanan yang ada, kepada para penjaga dan terus mengajarkan kebenaran kepada mereka yang datang mengunjunginya. Dalam hal ini Paulus melakukan apa yang ia ajarkan kepada para jemaat, di mana ia berkata bahwa ia melupakan yang lalu, mengarahkan mata kepada tujuan, dan berlari ke sana. Paulus memiliki tujuan, ia ingin meraih mahkota kemuliaan yang dari Tuhan dan oleh karena itu hidupya sangat fokus kepada tujuan yang ia miliki itu. Begitu juga kita dapat lebih fokus akan kebenaran Tuhan apapun situasi kita, bila kita memiliki tujuan yang sama seperti Paulus. Yakni bahwa kita ingin meraih mahkota kemuliaan yang kekal, yang dari Tuhan, bahwa kita ingin berjalan menuju kehidupan bersama Yesus dan bukan hanya sekedar hidup tanpa tujuan. Jadi, arahkanlah pandangan kita kepada Yesus dan biarlah Ia yang menjadi kekuatan kita apapun yang kita lalui.


English

Bible Reading: Acts 24

Paul was jailed for at least two years. If we were jailed, what would we do? Would become bored and slowly lose our faith? Can we imagne what we will become if we are in Paul's position? It is said that Felix, the governor at that time, often come to see Paul and Paul kept on sharing about the Lord Jesus Christ, even though Felix was expecting and hoping for some bribe. Looking at what Paul did, what was in his mind was only one, that is to spread the news about the Lord Jesus Christ. Because it is so, then we know for sire that Paul would not just sit still or complained, he would have prayed, have fellowship with the Lord, share the story of the Lord Jesus to his fellow prisoners, to the guards and kept on teaching to those who came to visit. In this matter, Paul did what he taught to his churches, where he said that he forget what lies behind and fic his eyes on the goal, and run there. Paul had a purpose, he wanted to reach that eternal crown of glory from the Lord and because of that his life is very focused to that purpose. We should be more focused as well, on the righteousness of God, no matter what kind of situation we are in, if we have the same purpose as Paul. That we want to reach that eternal crown of glory from the Lord, that we want to walk towards life with Jesus and not just living it without a purpose. So, fix our eyes on Jesus and let Him be our strength in whatever things we go through.

Tuesday, April 8, 2014

Hidup Adalah Anug'rah Dari Tuhan | Life Is Grace From God

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 33-34

Seseorang yang seperti Daud, adalah seseorang yang selalu penuh dengan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan. Baik di dalam keadaan sulit, keadaan baik maupun sengsara, Daud selalu dapat memuji Tuhan. Bahkan dalam seruannya kepada Tuhan meminta tolong dan menanyakan akan di mana tangan Tuhan, Daud masih dapat bersyukur. Hanya orang yang benar-benar mengerti akan kebenaran bahwa hidup itu semua hanyalah anug'rah dari Tuhan dan bukan karena kekuatan atau kehebatan sendirilah, yang dapat selalu mengucap syukur dalam segala hal. Bila keadaan baik, semua orang dapat mengucap syukur, tetapi tidak semua orang ingat untuk mengucap syukur dan menaikkan puji-pujian. Hal ini dikarenakan ada yang menganggap bahwa hidup itu seharusnya memang enak-enak saja sehingga kita tidak mengucap syukur karena kita hidup enak, karena kita menganggap kita layak menerimanya karena kerja keras kita. Di sisi yang lain, ketika keadaan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, ketika keadaan buruk menimpa kita, sangat sulit untuk mengucap syukur atau menaikkan pujian kepada Tuhan. Hal ini terjadi karena hati kita penuh dengan kesedihan, penuh dengan pertanyaan dan kekecewaan bahwa kita harus mengalami hal itu. Tetapi orang yang seperti Daud, yang tahu, mengerti dan menghidupi kebenaran bahwa hidup itu adalah anug'rah dari Tuhan dan bukan karena kekuatan atau kehebatan sendiri, maka keadaan apapun yang dialaminya, ia tidak merasa bahwa ia layak menerimanya karena kerja kerasnya, atau tidak layak menerimanya karena tidak berasa benar dan tidak patut menerima hal yang buruk. Dengan begitu ia selalu berserah dan menerima keadaan yang terjadi terhadapnya dengan hati yang lapang, dengan penuh ucapan syukur. Tetapi satu hal yang melebihi semua itu, karena Daud percaya bahwa hidup itu anug'rah dari Tuhan, maka Daudpun tahu, mengerti dan percaya bahwa Tuhanlah yang akan menjaga dan menjamin kehidupannya apapun keadaan yang ia alami. Karena sikap, pengertian, kepercayaan dan iman dalam kebenaran inilah Daud dapat selalu mengucap syukur dan menaikkan pujian kepada Tuhan. Jadi, sekarang tinggal kita melihat kepada kehidupan kita, memeriksa sikap, pengertian, kepercayaan dan iman kita, dan memilih bagi diri kita sendiri atas dasar apa kita hidup. Apakah kita berasa bahwa kita layak hidup enak karena kerja keras kita? Ataukah kita merasa kita benar sehingga kita tidak seharusnya melalui hal yang buruk? Ataukah kita mau percaya dan beriman bahwa hidup adalah anug'rah dari Tuhan dan bukan kekuatan atau kehebatan kita sendiri? Yakni kita dapat berserah kepada Tuhan dalam segala situasi dan tetap mengucap syukur karena kita percaya bahwa Tuhan akan melepaskan, menjaga, menjamin, mengajar dan memimpin kita. Biarlah kita terus diubah oleh pembaharuan pikiran kita melalui kebenaran Tuhan. Biarlah kita mulai belajar mengucap syukur dalam segala hal, yang di mulai dari mengerti dan percaya bahwa hidup adalah anug'rah, pemberian dari Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Psalms 33-34

Someone who is like David, is someone who is always full of praises and thanksgiving to the Lord. Whether it is in difficult times, in good times or troubled times, David was always able to give praise God. Even in his cries for help to the Lord and asking for the whereabouts of His hands, David was still able to give thanks. Only a person who really understands the truth that life is just grace that is given from God and not because of our own strengths or skills, who is able to always give thanks in all situation. If the situation is good, everyone can give thanks, but not everyone remembers to give thanks and lift up praises. This is because there those who considers that life should be good such that we do not give thanks because we are in good condition, because we deserves it due to our hard work. On the other side, when things are not as what we hoped for, when bad things fall on us, it is very difficult to give thanks or lift up praises to the Lord. This happens because our hearts are full of sadness, questions and disappointment that we have to experience those things. But someone like David, who knows, understands, and live the truth that life is grace from God and not because of our own strengths or abilities, then whatever situation he is in, he does not feel that he deserves it because of his hard work, nor felt he does not deserves it because he feels his life is righteous and good such that he does not deserve the bad things. That way, he always surrenders and receive whatever comes his way with an open heart and full of thanksgiving. But one thing that is above all of that, because David believed that life is grace from God, then David knows, understands and believes that the Lord will take care, will guarantee his life whatever he may face. Because of this attitude, understanding, belief and faith in this truth, David was able to give thanks and lift up praises to the Lord. So, now it is just up to us to look at our lives, introspecting our attitude, understanding, belief and faith and choose for ourselves on what basis or faith do we want to live by. Do we feel that we deserve all the good things because of our own hard work? Or do we feel that we live a righteous life that we do not deserve the bad things in life? Or do we want to believe and have faith that life is grace from God and not by our own strength and abilities? Which means that we surrender to the Lord in all situations and still give thanks because we believe that the Lord will deliver, take care, guarantee, teach and lead us. Let us keep on being changed by the renewal of our minds through the truth of God. Let us start to give thanks in all things, which starts from understanding and believing that life is grace from the Lord Jesus Christ.

Monday, April 7, 2014

Mengakui Dosa & Kesalahan Kita | Confessing Our Sins & Iniquities

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 31-32

Daud menggubah sebuah mazmur yang isinya mengajak kita untuk mengaku dosa-dosa kita kepada Tuhan dan untuk bersyukur kepada Tuhan karena dosa kita telah diampuni, kesalahan kita tidak diperhitungkan oleh Tuhan. Terkadang sebagai orang percaya kita memiliki suatu asumsi yang berbahaya bagi kita, walaupun hal itu benar. Kita selalu berasumsi bahwa Tuhan pasti mengampuni dan telah menghapus dosa kita. Hal ini sangat benar dan memang kita perlu percaya bahwa Tuhan telah mengampuni dosa kita. Tetapi seringkali kita lupa bagian kita dalam hal ini, yakni untuk kita mengaku akan dosa-dosa dan kesalahan kita di hadapan Tuhan. Bila kita tidak pernah mengaku akan dosa kita, maka kita sebenarnya tidak pernah mengaku bahwa kita telah berdosa, bahwa kita telah berontak kepada Tuhan dan tidak taat kepada-Nya. Misalnya, bila kita telah berbohong, kita hanya berkata, "Tuhan ampuni dosaku". Atau bila kita telah melakukan percabulan, kita hanya berkata, "Tuhan ampuni dosaku". Dosa apa yang kita akui? Dosa apa yang Tuhan ampuni? Bila kita sendiri tidak pernah mengaku dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita satu per satu, maka kita sebenarnya belum mengaku bahwa kita telah berdosa atau melakukan kesalahan, yakni kita tidak merasa bahwa kita melakukan hal yang melanggar Firman Tuhan atau kita telah tidak taat kepada Tuhan. Dan karena kita tidak merasa kita telah melakukan dosa atau kesalahan, maka kita sebenarnya belum bertobat dan juga dapat dikatakan bahwa ada kesombongan dalam diri kita. Jadi, biarlah kita periksa kehidupan kita, periksa benar-benar ke dalam lubuk hati dan pikiran kita. Biarlah kita benar-benar akui dengan mulut satu per satu dosa dan kesalahan yang kita telah lakukan di hadapan Tuhan, dan setelah kita mengakuinya maka kita melepaskannya di hadapan Tuhan dan itu diampuni-Nya, dibuang-Nya dan tidak diperhitungkan oleh Tuhan.


English

Bible Reading: Psalms 31-32

David made a psalm that encourages us to confess our sins to the Lord and to give thanks because our sins has been forgiven and our iniquities are not counted by the Lord. Sometimes as believers we have one assumption/expectation that is dangerous for us, even thoug it is true. We always assume/expect the Lord to forgive and wipe clean our iniquities. This is true and we need to believe that the Lord has forgiven us of our sins. But many times we forget about our part in this, that we need to confess of our sins and iniquities before the Lord. If we never confesses to our sisn, then we have never confess that we have done those sins, that we have rebelled against God and disobeyed God. For example, if we lied and we only say, "Lord forgive me". Or if we have committed adultery and only said, "Lord forgive me". What sin did we acknowledge and confessed to? What sin did the Lord forgive? If we, ourselves, never admit and confess to our sins and iniquities one by one, then we have not really admit that we have sinned or did something wrong, meaning that we did not feel that we have done the wrong thing, things that go against the Word of God or that we have disobeyed God. And because we do not feel that we have sinned, then we have not really repented and it can be said that we are also prideful. So, let us check our lives, let us really introspect our hearts and minds. Let us really confess with our mouths, one by one, of the sins and iniquities we have done before the Lord, and after we have confessed them, then we are letting them go to God's hands and they are forgiven, thrown away and no longer counted by the Lord.

Sunday, April 6, 2014

Tuhan Perduli Akan Pemerintah | The Lord Cares About The Government

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 23

Di dalam kehidupan Paulus, di mana ia dipenjara, disidang dan dipindahkan dari satu sidang ke sidang lain, itu semua adalah rencana Tuhan agar Paulus dapat bersaksi akan Tuhan kepada para pemimpin bangsa, yakni orang yang memiliki jabatan yang tinggi dan bekerja bagi pemerintah. Dari sini kita dapat melihat bahwa Tuhan bukan hanya perduli akan mereka yang lemah dan rakyat jelata atau orang Yahudi saja. Tetapi Tuhan juga ingin agar para pejabat, orang-orang pemerintahan juga mengenal-Nya dan dengan demikian mereka yang memimpin negeri mengenal kebenaran Tuhan dan dapat memimpin sesuai dengan moral dan kebenaran Tuhan. Dari sini kita juga dapat melihat bahwa Tuhan ingin menyelamatkan semua orang, tidak perduli posisi mereka seperti apa, tidak perduli ras dan kebangsaan mereka apa. Lebih dari itu, hal ini juga menunjukkan bagaimana Tuhan ingin agar pemerintahan di dunia ini dapat belajar dari kasih, kebenaran dan karakter Tuhan untuk memimpin negara dan bangsa, sehingga bangsa-bangsa berjalan menuju arah yang benar, yang penuh dengan kasih, murah hati dan sebagainya, seperti Tuhan. Dan bagian kita, adalah untuk juga berdoa bagi bangsa-bangsa, bagi pemerintahan di manapun kita tinggal. Walaupun kita tidak memiliki kesempatan seperti Paulus untuk bersaksi di sidang dan di hadapan para pejabat dan orang pemerintahan, kita tetap dapat lakukan bagian kita dengan berdoa bagi bangsa dan pemerintah, bersaksi kepada siapapun yang kita temui, sebab Tuhan mengasihi semua orang.


English

Bible Reading: Acts 23

In the life of Paul, where he was jailed, judged and moved from one court to another, all of them are part of God's plan so that Paul was able to testify about the Lord to the leaders of the countries, people who have high rank and are government officials. Here we can see that the Lord do not only care for those who are weak and commoners, or just the Jews. But the Lord also wants all government officials, the high rank officials to know Him such that they who lead the country knows the righteousness of God and able to lead according to the morale and righteousness of God. From this we can also see that the Lord wants to save all mankind, it does not matter what kind of position they have, what kind of race or nations they are from. More over, this also shows how the Lord wants the government in this world to learn the love, righteousness and characters of God to lead nations and countries, such that the nations would walk to the right path that is full of love, mercy and so on, just like the Lord. And our part is, for us to also pray for the nations, for the government where ever we live. Even though we may not get the chance like Paul to speak and testify in court and in front of high ranking government officials, we can still do our part to pray for nations and government, to testify to anyone we meet, because the Lord loves all mankind.

Saturday, April 5, 2014

Perkenanan Untuk Seumur Hidup | Favour For Life

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 29-30

Ada satu pepatah dari Daud yang sangatlah menarik, ia berkata bahwa murka Tuhan hanya sesaat, tetapi seumur hidup Ia murah hati. Di dalam terjemahan New King James Version, dikatakan bahwa, murka-Nya hanya sesaat, tetapi perkenanan-Nya untuk seumur hidup. Dalam satu pepatah ini kita dapat belajar bahwa Tuhan walaupun penuh dengan kasih, Ia juga dapat murka. Kita banyak melihat contohnya di dalam perjanjian lama, di mana bangsa Israel banyak melakukan hal-hal yang membuat Tuhan murka. Hal-hal yang Israel lakukan, yang membuat Tuhan murka adalah dengan sengaja memilih ntuk tidak taat kepada Tuhan berkali-kali walaupun mereka telah ditegur dalam hal yang sama. Tetapi dalam semua itu, kita juga dapat melihat bahwa perkenanan Tuhan atas Israel benar-benar untuk seumur hidup, sebab Tuhan tetap setia dan memilih Israel sebagai bangsa yang di mana Juru Selamat lahir ke dunia. Dan kita dapat melihat berkat yang selalu mengikuti Israel. Inilah salah satu dari karakter Tuhan yang dapat kita pelajari. Yakni bahwa jika kita marah, biarlah itu hanya sesaat, seperti tertulis dalam perjanjian baru, bila kita marah, janganlah berdosa. Yakni, janganlah biarkan kemarahan itu mengerogoti hidup kita sehingga kita menjadi pahit, menjadi benci dan akhirnya berdosa karena kita tidak ada lagi kasih. Tetapi biarlah kita memiliki kasih, perkenanan yang kekal terhadap orang-orang. Hal ini juga berarti bahwa kita perlu belajar untuk selalu memberikan kesempatan untuk orang berubah, sama seperti Tuhan memberikan Israel kesempatan untuk berubah sepanjang hidup mereka, dan juga Tuhan memberikan kepada kita kesempatan untuk berubah sepanjang hidup kita. Jadi, biarlah kita memiliki karakter-karakter Tuhan. Walau tidak dapat kita miliki dalam sekejap, tetapi dengan kasih Tuhan dalam hidup kita, dengan kekuatan dari Roh Kudus, maka kita akan diubahkan langkah demi langkah sehingga kita makin seperti Tuhan.


English

Bible Reading: Psalms 29-30

There is one phrase that David said which is interesting, he said that the anger of God is just for a moment, but His favour is for life. In this one phrase, we can learn that even though God is full of love, He can also be angry. We see a lot of examples in the Old Testament, where the Israelites did a lof things that arouses the anger of GOd. The things that the Israelites did was to intentionally choose to disobey God even though they have been rebuked and warned about the same thing many times. ut in all of this, we can also see that the favour of the Lord over Israel really is for life, because the Lord kept being faithful and chose Israel as the nation where the Messiah was born in. And we can see the blessings that always follow the Israelites. This is one of the characters that we can learn from God. If we are angry, let it be only for a moment, as it is written in the New Testament, if we are angry do not sin. That is, do not let that anger rots our lives such that we become bitter, hateful and sinned because we no longer have that love. But let us have that love and eternal favour towards others. This also means that we need to always give chances for people to change, just like the Lord gave Israelites chances to change for their whole lives, and the Lord also gave us chances to change for the whole of our lives. So, let us have these characters of God. Even though we cannot have them in a split of a second, but with the love of God in our lives, with the strength of Holy Spirit, then we can be changed step by step until we are more like the Lord.

Friday, April 4, 2014

Membongkar Siasat Iblis & Memuliakan Tuhan | Revealing The Devil's Tricks & Glorifying The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 22

Setiap dari kita memiliki cerita masing-masing. Cerita akan bagaimana Tuhan mengubah hidup kita, seperti cerita Paulus. Paulus memakai cerita hidupnya untuk bersaksi akan Tuhan. Tetapi untuk kita dapat memuliakan Tuhan dan dapat bersaksi dengan benar, kita perlu memiliki kerendahan hati dalam menceritakannya dan juga perlu untuk tidak malu membuka keburukan atau kesalahan kita sebelum kita ditemukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Seringkali rasa malu akan apa yang pernah kita lakukan atau akan kesalahan kita, di mana kita merasa bahwa orang-orang akan tahu rahasia kita dan orang-orang akan melihat kita dengan pandangan yang berbeda atau bahkan merendahkan karena kesalahan dan dosa kita. Dan inilah yang salah satu hal yang paling sering membuat kita malu untuk bersaksi, atau tidak berani untuk bersaksi. Tetapi lihatlah Paulus, ia dengan beraninya bersaksi, menceritakan kehidupannya sebelum Yesus dan sesudah Yesus, ia tidak malu, ia tidak perduli akan pandangan orang lain. Biarlah kita juga belajar seperti Paulus. Yang perlu kita ingat adalah ketika kita bersaksi, ketika kita membukan kehidupan kita akan kesalahan dan dosa yang lampau, kita bukan mempermalukan diri kita sendiri, tetapi kita membongkar dan mempermalukan iblis, perbuatannya dan tipu muslihatnya. Dengan membuka kehidupan kita seperti Paulus, kita juga menunjukkan kepada orang-orang bahwa sebagai manusia kita memang lemah dan butuh anug'rah Tuhan. Dengan begitu kita memuliakan Tuhan melalui kesaksian hidup kita, sebab kita membeberkan tipu muslihat iblis, kita mengaku bahwa kita lemah dan butuh Tuhan dan kita menunjukkan bahwa Tuhanlah pemeran utama di dalam semua ini, bahwa Tuhanlah sang penyelamat kita. Karena sekarang kita telah tahu bahwa ini adalah cara bagaimana kita dapat memuliakan Tuhan melalui kesaksian hidup kita, biarlah kita yang mendengar juga tidak menghakimi orang yang bersaksi, tetapi melihat orang itu sebagai orang yang diubahkan Tuhan dan masih terus diubahkan. Jadi, biarlah kita buang segala rasa malu yang justru menjadi perangkap bagi kita untuk tidak dapat memuliakan Tuhan. Biarlah kita dengan berani menceritakan akan kuasa tangan Tuhan yang mengubahkan kehidupan kita.


English

Bible Reading: Acts 22

Every one of us has our own story to tell. Stories of how the Lord changed our lives, like Paul's story. Paul used his life story to testify of the Lord. But for us to be able to glorify the Lord and able to testify openly, we need to have humility in sharing it and alos need not be ashamed to reveal all our weaknesses or iniquities before we were found by the Lord Jesus Christ. Many times we have that shameful feeling of what we have done, of our iniquities, where we feel that people will know our secrets and they will see us in a different light or even look down on us because of our sin and iniquities. And this is one of the common thing that hinders us from testifying, whether we are ashamed or afraid. But look at Paul, he testified with courage, told of his story before and after Jesus, he was not ashamed, he did not care of other's views. Let us learn from Paul. What we need to remember is that when we testify, when we open up our lives of our old iniquities and sins, we are not putting ourselves to shame, but we are revealing the devil's trick, tactics, deceits and putting the devil to shame. By opening our lives like Paul, we are also showing others that as human we are weak and in need of God's grace. That way we are glorifying the Lord through our life testimony, because we reveal the devils tricks, confess we are weak and need God and we show that God is the main actor in all of these, that the Lord is our hero. Now that we know this is how we can glorify the Lord through our life testimony, let us also not judge others who testify, but look at that person as someone who are changed and continually being changed by the Lord. So, let us throw away all of our shame that actually became a trap for us to be unable to glorify the Lord. Let us share with courage of the power of God who changed our lives.

Thursday, April 3, 2014

Kehidupan Yang Mengagumi Tuhan | A Life That Adores The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 26-28

Sebagaimana adanya dan sebagaimana Daud mengalami Tuhan dalam hidupnya, ia menguraikannya dalam nyanyian. Daud mengalami Tuhan sebagai pelindungnya, sebagai perisainya, sebagai kota bentengnya, di mana Daud merasa aman, merasa terlindungi dan tidak perlu takut akan musuh-musuhnya. Dan melihat apa yang Daud katakan dalam mazmur-mazmurnya, kita dapat melihat betapa besarnya iman dan pecaya Daud kepada Tuhan. Dari mazmur Daud kita juga dapat melihat betapa luar biasanya Tuhan, betapa besarnya kekaguman Daud akan Tuhan dan itu membuat kita ingin mengalami apa yang Daud alami bersama Tuhan. Begitulah juga seharusnya kesaksian hidup kita, yakni kesaksian hidup yang menarik hati orang-orang untuk juga mau mengalami apa yang kita alami bersama dengan Tuhan. Dengan begitu kita memuliakan Tuhan melalui kehidupan kita. Jadi, biarlah kita alami Tuhan dalam hidup kita, biarlah kita beritakan dan ceritakan akan kebesaran Tuhan dan akan betapa besarnya iman, percaya dan kekaguman kita akan Tuhan. Sebab jika kita sangat terkagum-kagum akan Tuhan sehingga kita selalu berbicara tentang-Nya, maka orang-orang juga akan mulai tertarik untuk juga mau tahu dengan mata kepala mereka sendiri akan betapa besar dan agungnya Tuhan yang kita bicarakan ini.


English

Bible Reading: Psalms 26-28

As David experienced the Lord in his life, he expressed it in psalms. David experienced the Lord as his protector, his shield, his refuge, where David felt safe, protected and no longer need to be afraid of his enemies. And based on what David said in his psalms, we can see how great is is faith and trust in the Lord. From David's psalms we can also see how amazing the Lord is, how great David's adoration to the Lord and that makes us want to experience what David experienced with the Lord. And so should our life testimonies be, they should be testimonies that attracts people to also want to experience the what we experienced with the Lord. That way, we are florifying the Lord through our lives. So, let us experience the Lord in our lives, let us share and tell of the greatness of God and how great our faith, trust and adoration towards the Lord. Because if we are so amazed and have so much adoration towards the Lord such that we always talk about Him, then others would start to be interested to see for themselves of how great and majestic the Lord that we always talk about.

Wednesday, April 2, 2014

Hidup Bukan Dari Daftar Yang Boleh Dan Tidak Boleh | Life Is Not Lived Through Do And Don'ts List

Indo

Pembacaan Alkitab: Mazmur 23-25

Kita semua tahu dan pernah dengar bahwa kita perlu untuk memiliki sifat-sifat, karakter-karakter yang ilahi. Misalnya dalam mazmur Daud kita lihat beberapa karakter-karakter seperti berserah kepada Tuhan, bersih tangannya, murni hatinya, tidak menipu, tidak bersumpah palsu, mencari wajah Tuhan, menantikan Tuhan, berjalan di dalam kebenaran Tuhan dan sebagainya. Tetapi seringkali juga semua ini hanyalah menjadi daftar akan apa yang harus kita lakukan dan yang harus kita hindari. Dan ini dapat menjadi hal yang sangat melelahkan, sebab kita hanya hidup mencoba memenuhi apa yang boleh dan apa yang tidak. Bla demikian, maka kita tidak berbeda dengan orang Farisi yang tidak percaya akan anugrah Tuhan, yang hidup hanya untuk melakukan apa yang boleh dan apa yang tidak, sehingga mereka menjadi sangat kaku dalam peraturan. Sedangkan bila kita perhatikan dengan seksama akan apa yang Tuhan katakan dari awal, Tuhan ingin memiliki hubungan dengan kita, ingin kita memiliki hubungan dengan sesama kita dan Tuhan juga ada di tengah-tengah kita dan sesama kita (komunitas). Dengan kita memiliki hubungan dengan Tuhan, maka kitapun akan diubahkan dari dalam dan itu akan keluar memancar dari tingkah laku, perkataan, cara pandang, sikap dan karakter kita yang akan dirasakan oleh sesama kita. Dengan begitu kita tidak lagi hidup mengikuti daftar akan apa yang boleh dan tidak, tetapi dalam hati kita kita tahu bahwa hal-hal yang memang tidak berkenan di hadapan Tuhan, tidak akan memberikan damai dan kepuasan di hati kita, tetapi hal-hal yang Tuhan suka itu akan memberikan kita damai dan kepuasan. Kita juga akan mulai berpikir akan apa yang Yesus akan lakukan bila Ia ada di posisi kita dan secara otomatis kita akan merubah kelakuan, perkataan, sudut pandang, sikap dan karakter kita. Inilah hidup yang Tuhan inginkan, bukan hidup yang terkekang oleh hal-hal yang boleh dan tidak boleh, tetapi hidup yang bebas di dalam Tuhan, yang diubahkan oleh kasih dan kebenaran Tuhan sehingga kita melakukannya dari lubuk hati kita.


English

Bible Reading: Psalms 23-25

We all know and have heard that we need to have holy attitudes and characters. For example, in the psalms of David there are mentioned several characters such as surrendering to the Lord, clean hands, pure hearts, no deceit, no false testimony, seeking the Lord's face, waiting on the Lord, walking in the truth of God and so on. But many times all of these just became a list of dos and don'ts that we have to follow. And this can be a tiring thing to do, because we only live to try to fulfil that do and don'ts list. If so, then our lives are no different than the Pharisees who did not believe in the grace of God, whose lives are only to fulfil what is allowed and what is not allowed, such that they became very rigid set by rules. While if we look carefully at what the Lord is actually saying since the beginning, the Lord wants to have relationship with us, wants us to have relationship with others and the Lord is also present in the midst of us and others (community). By us having that relationship with the Lord, then we are changed from the inside out and it will bwe reflected through our actions, words, views, attitudes and characters that is seen and experienced by others around us. That way, we are no longer living a life that follows the do and don'ts list anymore, but in our hearts we know there things that does not please God and it will not give us that peace and satisfaction, but things that pleases the Lord will bring us peace and satisfaction. We would also start to think of what Jesus would do if He were in our situation and automatically we would be changed in action, words, views, attitudes and character. This is the life that God wants, not a life that is bounded by set of rules of do and don'ts, but al ife that is free in the Lord, a life that is changed by love and righteousness of God such that we do things from the bottom of our hearts.

Tuesday, April 1, 2014

Tidak Menghakimi Keputusan Orang | So Not Judge Other's Decision

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 21

Dalam perjalanan Paulus, ia diperingati oleh Roh Kudus melalui orang-orang di sekitarnya akan penderitaan yang akan ia alami. Hal in bukanlah pertama kalinya didengar oleh Paulus, sebab pada waktu pertama kali ia bertemu dengan Tuhan dan bertobat, Tuhan sudah memberithaukan kepadanya bahwa ia akan mengalami penderitaan karena nama Tuhan. Paulus tetap mengikuti Tuhan walaupun ia tahu akan hal ini. Dan ketika Tuhan mengingatkannya melalui orang-orang di sekitarnya, banyak orang yang menasihati Paulus agar ia tidak pergi ke Yerusalem sehingga ia tidak ditangkap dan mengalami penderitaan itu. Tetapi Paulus tahu bagiannya dan tahu kehendak Allah, sehingga ia meneguhkan orang-orang bahwa ia rela mati bagi Tuhan. Yang perlu kita perhatikan di sini adalah respon dari orang-orang di sekitar Paulus ketika ia berkata bahwa ia rela mati, sebab mereka merelakan Paulus pergi dan berkata, "Jadilah kehendak Tuhan". Sedangkan bila hal seperti Paulus terjadi di tengah-tengah kita, banyak dari kita yang mungkin tidak akan meresponi Paulus demikian. Banyak dari kita yang akan menghakimi Paulus dan menegur Paulus dengan berbagai macam pengertian. Kita dapat berkata bahwa karena sudah diperingati, maka perlu untuk menghindari. Kita dapat juga berkata bahwa Paulus keras kepala dan tidak mau turut akan apa yang telah diperingati. Kita dapat berkata bahwa Paulus tidak bijak, dan terlalu berambisi dan sebagainya. Tetapi orang-orang di sekitar Paulu mengenal pelayanannya, kehidupannya dan juga bagiannya, sehingga mereka dapat meresponi Paulus dengan benar. Bukannya menjatuhkan, justru mereka mendukung Paulus. Terkadang kita dapat menyalah-artikan nubuat yang datang bila kita tidak mengenal kehidupan orang yang dinubuati itu dengan baik. Terkadang juga kita terlalu mudah memakai logika manusia untuk mencari solusi agar kita aman, hal ini bukannya tidak baik, tetapi kadang kita tidak dapat memakai logika manusia untuk mengerti rencana Tuhan. Yang terpenting dari respon kita terhadap siapapun yang ingin melakukan hal-hal di dalam Tuhan, adalah agar kita tidak menghakimi mereka atas keputusan mereka. Kita tetap memberikan nasihat dan pendapat kita sebab kita mengasihi, tetapi kita tidak menghakimi maupun tidak perduli setelah ia mengambil keputusan, sebab yang tahu bagiannya dalam Tuhan adalah pribadi masing-masing dan Tuhan.


English

Bible Reading: Acts 21

In Paul's journey, he was reminded by the Holy Spirit through the people around him of the suffering he is going to go through. This was not the first time he heard of them, because the first time he met the Lord and repented, the Lord has told him that he will suffer for the name of the Lord. Paul kept following the Lord even though he knows of this. And when the Lord reminded him through the people around him, many people advises Paul to not go to Jerusalem so that he will not be captured and suffer. But Paul knows his portion and knows the will of God, such that he encouraged the people and confirmed his faith that he is willing to die for the Lord. What we need to learn here is the response from the people around him when Paul said that he is willing to die, because they let Paul go and said, "The will of the Lord be done". If what happened to Paul happened in the midst of us, many of us would not responded to Paul like that. Many of us would judge Paul and rebuke Paul with so many different reasons and perspective. We may say that because he has been warned or reminded, he need to avoid it. We can also say that Paul is stubborn and do not want to obey what has been reminded/warned. We could also say that Paul is not wise and too ambitious, and so on. But the people around Paul knows his ministries, life and portion, such that they responded to Paul in the right way. Not discouraging, but supporting Paul. Sometimes we may misinterpret prophecies if we do not know well the life of that person being prophesied. Sometimes we are also too easy to use our logics to make sure we are safe, this is not wrong, but sometimes we cannot use men's logic to understand the plan of God. What's important is our response to anyone who wants to do things for God, so that we would not condemn or judge them of their choice. We still give advice and opinion because we love them, but we do not judge nor condemn, or ignore them after they have chosen their decision, because the ones who knows their portion is themselves and the Lord.