Tuesday, December 31, 2013

Pelajaran Dari Yoram | Lessons From Joram

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 21-22

Raja Yosafat adalah raja yang disukai oleh rakyat dan raja yang hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi anaknya, raja Yoram, tidaklah demikian, ia hidup seperti keluarga raja Ahab yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Yoram bahkan membunuh semua saudara-saudaranya agar tidak ada yang dapat mengambil kedudukannya sebagai raja. Dan pada akhir hidupnya dikatakan bahwa ia meninggal tanpa dicintai rakyat dan ia juga tidak dikuburkan di dalam perkuburan raja-raja. Hal ini menunjukkan bahwa Yoram bukan hanya melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, tetapi ia juga bukanlah raja yang baik, sebab tidak ada yang mengasihinya dan tidak ada yang perduli kalau ia tidak dikuburkan bersama leluhurnya di perkuburan raja. Bila kita lihat balik kepada hidup kita, apakah kita sudah membuat pengaruh yang baik terhadap orang-orang di sekitar kita, ataukah kita memberikan pengaruh yang buruk? Apakah kita diingat orang akan hal-hal yang baik atau hal-hal yang buruk? Biarlah kita terus hidup sesuai dengan Firman Tuhan dan terus diubahkan oleh Firman Tuhan agar kita tidak seperti Yoram yang tidak memiliki warisan hidup yang berarti. Biarlah salah satu gol kita dalam hidup adalah agar orang-orang mengingat kita karena kesetiaan dan iman kita kepada Tuhan, karena karakter Tuhan yang ada pada kita, agar orang-orang dapat melihat Tuhan melalui kehidupan kita dan agar kita memberikan pengaruh yang baik kepada orang-orang.


English

Bible Reading: 2Chronicles 21-22

King Jehoshaphat was a king who was liked by the people and one who lived according to the Word of God. But his son, king Joram, was not so, he lived in the same way of the family of Ahab who did evil in the eyes of God. Joram even killed his own brothers so that no one will be able to take his throne. And at the end of his life it is said that he died to no one's regret and he was not buried in the tomb of kings. This shows that Joram was not only doing evil in the eyes of God, but he was not a good king, because no one regretted his death and no one cared that he was not buried with his forefathers in the tomb of kings. If we look back to our lives, have we made good impact to the people around us, or are we giving them bad influence? Are we remembered by others for the good things or the bad things? Let us keep on living according to the Word of God and keep on being changed by the Word of God so that we would not be like Joram who has no legacy. Let one of our goals be, to live so other would remember us of our faithfulness and faith to the Lord, of the characters of God in us, so others would see the Lord through us and so that we would give good impact to others.

Monday, December 30, 2013

Maju Dengan Iman | Marching With Faith

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 19-20

Raja Yosafat mengalami salah satu mujizat Tuhan dalam peperangan. Tuhan berkata kepada Yosafat dan bangsa Yehuda bahwa mereka tidak perlu takut untuk maju berperang, tetapi mereka tidak akan perlu berperang, sebab Tuhan yang berperang bagi mereka. Dan ketika mereka taat dan maju berperang, mereka melihat pekerjaan tangan Tuhan yang membuat bangsa-bangsa yang mau menyerang mereka saling membunuh sehingga Yehuda menang tanpa perlu betempur. Peperangan dimenangkan oleh Tuhan dan kita hanyalah perlu untuk mengikuti apa yang Tuhan katakan. Kadang kita masih tetap harus bertempur, dan kadang kita hanya perlu berdiam diri, menunggu janji Tuhan dengan taat. Tetapi yang pasti adalah, kita tetap harus maju berperang, maju dan masuk ke dalam peperangan itu, sebab bila Yehuda tidak maju, maka mereka tidak akan melihat kuasa tangan Tuhan dan musuh mereka tidak akan kalah. Dan tidak hanya maju dan masuk ke dalam peperangan, bangsa Yehuda juga menaikkan puji-pujian kepada Tuhan, sebagai tanda bahwa mereka percaya kepada Tuhan, sebagai deklarasi kemenangan berdasarkan iman kepada Tuhan. Jadi, dalam kehidupan kita, memang Tuhan yang berperang bagi kita, tetapi kita tetap perlu untuk maju ke dalam peperangan, sebab bila tidak, maka kita tidak akan mengalami kemenangan itu. Dan kadang kita tetap harus bertempur, kadang kita hanya perlu tinggal diam menunggu tangan Tuhan. Yang terpenting adalah kita bersandar kepada Tuhan, membiarkan Tuhan yang memimpin, maju, masuk ke dalam peperangan dengan iman bahwa kemenangan ada di pihak kita sebab Tuhan yang berperang bagi kita. Jadi janganlah takut untuk masuk ke dalam peperangan, tetapi biarlah kita berani maju dengan iman.


English

Bible Reading: 2Chronicles 19-20

King Jehoshaphat experienced one of the many miracles of God in battles. The Lord said to Jehoshaphat and Judah that they do not need to be afraid to go to battle, but they would not have to fight, because the Lord will fight for them. And when they obeyed and marched to battle, they saw the work of the hands of God who made their enemies kill each other such that Judah won without having to fight. Battles are won by God and we just need to obey what the Lord said. Sometimes we still have to fight and sometimes we just have to be still, waiting for the promise of God obediently. But what's sure is that we still have to march towards battle, march and enter the battle, for if Judah hadn't marched forward, they would not have seen the miracle of God and their enemies would not have been defeated.. And they did not just marched to the battle, they also sing praises to God, as a sign that they believed in God, as a declaration of victory based on faith to the Lord. So, in our lives, it's true that the Lord fights for us, but we still have to marched towards battle, if not, we would not experience that victory. And sometimes we still have to fight and sometimes we just have to be still waiting on the Lord. What's important is for us to rely on the Lord, letting the Lord lead, march and enter the battle with faith that victory is with us because the Lord fights for us. So, do not be afraid to enter the battle, but let us march with faith.

Sunday, December 29, 2013

Hidup Penuh Kasih | Life Full Of Love

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 13

Ketika akhir hidup Yesus di bumi telah hampir tiba karena sudah dekat waktunya Ia disalib, Yesus memberikan suatu perintah kepada murid-murid-Nya, yakni, "supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi". Perintah ini berlaku juga untuk setiap dari kita, sebab kita adalah murid-murid Kristus. Untuk kita dapat mengasihi seperti Yesus mengasihi kita, maka kita perlu untuk mengambil waktu dan merenungkan seperti apakah kasih Yesus itu terhadap kita. Bila kita teliti, kasih Yesus itu tidak ada batasnya, tidak kompromi, tidak tergantung kondisi, tidak meminta imbalan, tidak egois, penuh dengan pengampunan, tidak ada maksud lain, murni, tidak pilih kasih, tidak menghakimi, rela berkorban dan bahkan mati bagi kita. Jadi, kita juga perlu untuk belajar memiliki karakter kasih Tuhan ini. Kita perlu untuk belajar agar kita dapat mengasihi tanpa syarat, tanpa kompromi, tanpa pandang bulu, tanpa kondisi, tanpa imbalan, murni, mengampuni, tanpa penghakiman dan rela berkorban. Bila kita harus berubah secara total sekaligus, maka kita akan merasa tidak mampu, tetapi bila dalam satu atau dua minggu kita belajar untuk mengubah satu hal dari kehidupan kita agar kita memiliki kasih Tuhan yang murni, bukankah hal itu mungkin? Jadi, biarlah kita aplikasikan Firman Tuhan setiap harinya. Bila kita hanya mengasihi orang yang baik kepada kita, maka kasih kita sebenarnya bergantung kepada kondisi, imbalan dan memandang bulu. Jadi, biarlah kita mulai dengan mengasihi tanpa imbalan, mulai menunjukkan kasih kepada mereka yang mungkin jarang kita ajak ngobrol, atau jarang kita perhatikan. Biarlah kita hidup dalam Firman Tuhan dengan lebih praktikal. Hiduplah penuh kasih seperti Tuhan mengasihi kita.


English

Bible Reading: John 13

When the end of the life of Jesus on earth was almost there, because it's almost time for Him to be crucified, Jesus gave a commanment to His disciples, "Love one another.As I have loved you, so you must love one another. By this everyone will know that you are My disciples, if you love one another". This commandment also applies to us for we are also Christ's disciples. For us to be able to live like Jesus loved us, then we need to take time and meditate on what kind of love Jesus has for us. If we study it, the love of Jesus has no limit, no compromise, unconditional, not looking for reward, selfless, full of forgiveness, has no hidden agenda, pure, not lop-sided, has no judgment, willing to sacrifice and even died for us. So we also need to learn to have these characters of love of God. We need to learn to love unconditionally, without compromise, without favouritism, without reward, pure, forgiving, no judgment and willing to sacrifice. If we have to change totally all at once, we will feel powerless, but if in one or two weeks, we learn to change one thing from our lives so that we have that pure love of God, wouldn't that be possible? So, let us apply the Word of God everyday. If we only love those who are good to us, then our love actually depends on condition, reward and are full of favouritism. So, let us start to love without reward, start to show love to those whom we rarely talk to, or rarely notice. Let us life the Word of God more practically. Live with the love of God as God loved us.

Saturday, December 28, 2013

Pengajaran Akan Firman Tuhan | Teaching Of The Word Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 17-18

Raja Yosafat adalah salah satu raja yang membagikan pengajaran akan Firman Tuhan kepada rakyatnya. Tidak banyak yang melakukan demikian, bahkan hanya dialah yang melakukan hal itu. Ada raja yang membacakannya di depan rakyat sehingga rakyat juga bertobat, tetapi Yosafat mengirimkan para pengajar beserta para imam untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada rakyatnya. Dengan begitu bukan hanya para pemimpin yang mengerti dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan, tetapi para rakyat juga hidup takut akan Tuhan dan menurut Firman Tuhan. Inilah yang Tuhan maksudkan dengan menjadikan bangsa-bangsa murid-Nya, yakni agar kita mengajarkan kepada orang-orang akan kebenaran Firman Tuhan seperti kita juga telah diajarkan. Sebab jalan menuju Surga tidaklah tergantung akan para pemimpin, tetapi masing-masing memiliki tanggung jawab dan bagiannya untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Dan bila kita tidak pernah membaca, maka kita tidak pernah mempelajari Firman Tuhan, bila kita tidak mempelajarinya, maka kita tidak akan mengerti, bila kita tidak mengerti maka kita tidak pernah mengaplikasikannya dan bila kita tidak aplikasikan dalam hidup kita, maka kita tidaklah hidup di dalam Firman Tuhan. Oleh sebab itu, biarlah kita mempelajari Firman Tuhan lebih dalam lagi, melalui khotbah, melalui pelajaran Alkitab dan komsel di gereja, atau juga melalui buku-buku yang ada. Tetapi di atas semua itu, kita sendiri perlu untuk membaca Firman Tuhan, merenungkannya, meminta Roh Kudus untuk mengajari kita agar kita mengerti dan dapat mengaplikasikannya. Dan janganlah kita lupa untuk juga membagikan pengajaran itu kepada orang-orang di sekitar kita sebagai kesaksian kita.


English

Bible Reading: 2Chronicles 17-18

King Jehoshaphat is one of the kings who shared the teaching of the Word of God to his people. Not many has done so, in fact, he is the only one who did it. There are kings who has read the Word of God in front of the people so that they too would repent, but Jehoshaphat is sent teachers and priests to teach the Word of God to his people. That way, not only the leaders understand and lived according to the Word of God, but the people too, will feat the Lord and live according to His Word. This is what the Lord meant when He said make nations His disciples, that is for us to teach others of the Word of God as we are also has been taught. For the road to Heaven is not dependent up[on the leaders, but everyone has their own responsibilities and part to live according to the Word of God. And if we never read, then we never study the Word of God, if we never study it, then we would not understand it, if we do not understand it, then we do not apply it and if we do not apply it in our lives, then we do not live in the Word of God. Therefore, let us learn the Word of God deeper, through sermons, Bible study and cell groups at church, or also through books. But above all of that, we ourselves need to read the Word of God, meditate on it, ask the Holy Spirit to teach us so that we would understand and able to apply it. And do not forget to also share that teaching to others around us as our testimonies.

Friday, December 27, 2013

Setia Sampai Akhir | Faithful Until The End

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 15-16

Banyak sekali dari raja-raja Israel yang bertobat atau yang hidup benar pada awalnya, tetapi pada akhir hidup mereka, mereka hidup menyimpang dari Tuhan dan tidak mencari atau mengandalkan Tuhan. Salah satu contohnya adalah raja Asa, ketika pada awalnya dinubuatkan bahwa bila mereka sungguh-sungguh mencari Tuhan dan menjauhkan segala yang jahat dari mereka, maka Tuhan akan beserta mereka, raja Asa melakukan semua itu dan bahkan memecat neneknya sendiri dari pangkatnya karena neneknya menyembah berhala. Tetapi pada akhir hidupnya, raja Asa tidak mengandalkan Tuhan dalam peperangan, tetapi ia malah mencari kekuatan manusia dan ia berlaku bodoh di hadapan Tuhan. Ini adalah salah satu hal yang sulit dalam perjalanan hidup kita bersama Tuhan, yakni untuk kita tetap setia dan taat sampai pada akhir hidup kita. Biarlah kita belajar dari orang-orang yang tertulis di Alkitab, agar kita dapat tetap setia dan taat sampai pada akhirnya, agar kita tetap mengikuti, mencari dan tinggal di dalam Tuhan sampai pada akhir hidup kita.


English

Bible Reading: 2Chronicles 15-16

Many of the kings of Israel who repented or started out living righteously, but at the end of their lives, they live far from God and do no seek or rely on God. One of the example is king Asa, in the beginning, when a prophecy was made to tell them that if they truly seek the Lord and put away all the wicked things in their midst, then the Lord will be with them, king Asa did all these and he even stripped down the position of his grandmother because she worship idols. But at the end of his life, king Asa did not rely on the Lord in battle, he sought the power of men and relied on men, instead, and he act foolishly before the Lord. This is one of the most difficult thing in our walk with God, that is for us to stay faithful and obedient until the end of our lives. Let us learn from the people written in the Bible, so that we woul dstay faithful and obedient until the end, so that we may keep on following, seeking and abiding in the Lord until the end of our lives.

Thursday, December 26, 2013

Mau Mendengarkan & Melakukan | Wants To Listen & Do It

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 12

Tuhan Yesus datang ke dunia sebagai Terang agar kita yang percaya kepada-Nya tidak tinggal di dalam kegelapan. Tetapi pilihan untuk kita tetap tinggal do dalam terang itu ada pada diri kita sendiri. Kita tidak seperti robot yang diprogram ulang agar selalu mengikuti perintah dan perkataan Tuhan, tetapi kita adalah ciptaan Tuhan yang memiliki hak untuk memilih, untuk melakukan apa yang kita ingin lakukan. Dan yang Tuhan rindukan adalah agar kita mau mendengarkan Tuhan dan mau melakukan apa yang dikatakan-Nya. Sebab apa yang Ia lakukan sudah selesai, Ia telah datang dan memberikan jalan keluar, jalan keselamatan bagi kita, Ia juga telah datang sebagai Terang agar kita dapat melihat hal-hal yang perlu kita buang dari hidup kita. Jadi, bagian kita adalah untuk setiap harinya, kita memilih, mau dan lakukannya, yakni mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan.


English

Bible Reading: John 12

The Lord Jesus came to the earth as Light so that we who believes in Him do not live in darkness. But the choice for us to stay in the light is with us. We are not like robots who are reprogrammed so that we would always follow the commandments and Word of God, but we are God's creation who has the right to choose, to do what we want. And what God desires is for us to want to listen to God and to do what He said. For what He has done is complete, He has come and gave us a way out, a road of salvation for us, He has also come as LIght so that we may see the things that we need to rid off in our lives. So, our part is to choose, want and do, that is to listen and do the Word of God, everyday.

Wednesday, December 25, 2013

Kemenangan | Victory

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 13-14

Bila kita lihat kembali akan sejarah Israel dan Yehuda, mereka yang mengandalkan Tuhan dalam peperanganlah yang menang. Sebab kekuatan tangan Tuhan jauh lebih besar dari kekuatan manusia dan bila kita bersandar kepada Tuhan, hidup menurut jalan-Nya, maka Tuhanlah yang berperang bagi kita. Dan jika Tuhan yang berperang bagi kita, maka tidak ada yang perlu kita takuti, apapun yang datang menghadang ataupun menyerang kita, Tuhanlah yang akan menjaga dan memimpin kita kepada kemenangan. Apapun peperangan, serangan ataupun tantangan yang menghadang kita di dalam hidup kita, bila kita berjalan bersama Tuhan, menurut jalan-Nya, maka kita juga tidak perlu takut seperti raja Yehuda yang bersandar kepada Tuhan. Bila kita perhatikan, raja Yehuda tetap mempersiapkan tentaranya, tetap maju berperang, tetapi ia menyerahkan segalanya kepada Tuhan, membiarkan Tuhan memimpin. Kita juga tetap perlu mempersiapkan apa yang perlu kita lakukan, kita perlu melangkah dan melakukannya dan bila kita bersandar kepada Tuhan, maka Tuhanlah yang memimpin dan akan membawa kita kepada kemenangan. Jadi, biarlah kita bersandar kepada Tuhan, hidup menurut jalan-Nya, lakukan bagian kita dan biarkan Tuhan yang memimpin kita kepada kemenangan dengan kekuatan-Nya.


English

Bible Reading: 2Chronicles 13-14

If we look back to the history of Israel and Judah, those who relied on God in batler is the one who wins. Because the strength of God's hands is far stronger than the strength of men and if we rely on the Lord, live according to His way, then the Lord is the one who fights for us. And if the Lord fights for us, then there is nothing that we should be afraid of, whatever that comes to hinder or attack us, the Lord will protect and lead us to victory. Whatever battle, attacks or challenges that hinders us in our lives, if we walk with God, according to His way, then we do not have to be afraid just like the king of Judah who relied on the Lord. If we notice, the king of Judah still prepared his army for battle, still marched towards the battlefield, but he surrendered everything to the Lord, letting the Lord leads. We also need to prepare what we need to do, we need to take the steps and do them and if we rely on the Lord, then the Lord will lead and bring us to victory. So, let us rely on the Lord, live according to His way, do our part and let the Lord leads us to victory with His strength.

Tuesday, December 24, 2013

Maria Dan Marta | Mary & Martha

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 11

Ketika Yesus pergi untuk membangkitkan Lazarus dari kematian agar Tuhan dimuliakan, Marta dan Maria datang menghadap Yesus satu per satu dan jika kita lihat respon Yesus terhadap mereka, kita dapat melihat perbedaannya antara respon Yesus kepada Marta dan respon Yesus kepada Maria. Kepada Marta, Yesus berkata bahwa Lazarus akan bangkit dan Marta percaya, tetapi bukan akan kebangkitan Lazarus saat itu juga, tetapi akan kebangkitan Lazarus nantinya pada akhirnya. Tetapi ketika Maria datang kepada Yesus, hati Yesus luluh dan Ia langsung ingin membangkitkan Lazarus. Perbedaannya adalah, Marta datang kepada Yesus dengan fakta dan kebenaran saja, yakni bahwa Yesus sebenarnya sanggup menyembuhkan bila Ia ada di sana sebelum Lazarus mati. Tetapi Maria datang dengan hati yang hancur, dengan rendah hati dan Maria tersungkur di depan kaki Yesus dan berkata, hal yang sama dengan Marta. Perbedaan hati antara Marta dan Marialah yang menggerakkan Yesus. Memang kita perlu tahu dan mengenal kebenaran Tuhan, tetapi bila kita hanya mengetahuinya saja, tetapi tidak menghidupinya, maka kita seperti Marta, yang hanya tahu akan fakta dan kebenaran. Tetapi bila kita tahu akan kebenaran, menghidupinya juga, maka kita akan menjadi seperti Maria yang rendah hati di hadapan Tuhan dan yang hancur hatinya. Jadi, biarlah kita belajar untuk seperti Maria. Biarlah kita datang kepada Yesus dengan hati yang hancur, dengan kerinduan yang besar, dengan kerendahan hati dan biarlah kita menghidupi kebenaran Tuhan dan bukan hanya tahu akan kebenaran saja.


English

Bible Reading: John 11

When Jesus went to raise Lazarus from the dead so that the Lord be magnified, Martha and Mary came to see Jesus one by one and if we see the response of Jesus to them, we can see a difference between Jesus' response to Martha and to Mary. To Martha, Jesus said that Lazarus will be risen and Martha believed, but not of the ressurection at that moment, but of later on when it is the end. But when Mary came to Jesus, His heart was deeply moved and He immediately wanted to bring Lazarus back from the dead. THe difference is, Martha came to the Lord with facts and the truth alone, that Jesus is able to heal if He was there before Lazarus died. But Mary came with a broken heart, a humble heart and Mary fell at the feet of Jesus and said the same as Martha did. The difference between the heart of Mary and Martha is what moved Jesus. Yes, we need to know the truth of God, but if we just know about it but do not live it, then we are like Martha who only knows the facts and the truth. But if we know the truth and live it, then we are more like Mary who was humble and broken hearted before the Lord. So, let us be more like Mary. Let us come to Jesus with a broken heart, with a great desire, with a humbled heart and let us live the truth of God and not just know of it.

Monday, December 23, 2013

Rendah Hati | Humility

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 11-12

Sikap yang Tuhan suka adalah sikap yang rendah hati, yang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan. Bila kita lihat dari apa yang tertulis di dalam sejarah Israel, maka kita dapat melihat bahwa mereka yang sombong, menganggap dirinya lebih hebat dari Tuhan atau yang menghujat Tuhan, pada akhirnya keluar dari perlindungan dan penjagaan Tuhan. Tetapi ketika mereka merendahkan hati dan diri di hadapan Tuhan, kemudian bertobat, maka Tuhan memperhatikan dan luluh hati-Nya melihat umat-Nya yang merendahkan hati dan diri. Oleh karena itu, biarlah kita belajar untuk rendah hati di hadapan Tuhan dan di hadapan orang-orang. Biarlah kita belajar untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan, sebab bila kita lihat kehidupan kita, maka sebenarnya kita jauh dari standar Tuhan, tetapi Tuhan masih tetap mau menjaga dan mengasihi kita oleh karena kasih-Nya yang besar. Jadi, biarlah kita selalu ingat akan kasih-Nya yang kita terima walaupun kita tidak layak, agar kita tidak sombong, tetapi memiliki kerendahan hati.


English

Bible Reading: 2Chronicles 11-12

The kind of attitude that the Lord likes is humility, an humble attitude before the Lord. If we look at the history of Israel, then we can see that they who are prideful and haughty, who thinks of themselves better than God or those who blasphemed God, in the end they are outside of God's protection and care. But when they humbled themselves before the Lord, and repent, the Lord cares and His heart melts seeing His people humbles themselves before Him. Therefore, let us learn to humble ourselves before the Lord and before others as well. Let us learn humility before the Lord, for if we look at our lives, then we are actually far from God's standard, but the Lord still wants to take care of us, and loves us because of His great love. So, let us always remember of His love that we received even though we do not deserve it, so that we may not be prideful or haughty, but have humility.

Sunday, December 22, 2013

Diberkati Untuk Memberkati | Blessed To Bless

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 9-10

Raja Salomo dikenal oleh karena hikmatnya dan melalu ihikmatnya itu ia memberkati banyak orang. Misalnya seperti ratu negeri Syeba yang terberkati karena hikmat Salomo dan bukan hanya karena apa yang Salomo katakan juga, tetapi juga karena apa yang dilihatnya melalui cara Salomo mengatur istananya, mengatur para pelayannya, cara duduk, makanan yang disediakan dan sebagainya. Lebih dari itu Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba apa yang dimintanya dan bahkan lebih dari apa yang ratu negeri Syeba berikan kepadanya. Beginilah Tuhan ingin agar apa yang Ia telah berikan kepada kita dipakai untuk memberkati orang lain, memberkati keluarga lain, memberkati bangsa lain. Setiap dari kita memiliki sesuatu yang Tuhan berikan, mungkin suatu kharisma yang membuat orang mendengarkan nasihat kita, hikmat dan kebijakan, atau pandai mengatur uang, kebaikan dan kemurahan hati, rela memberi, suka menghibur dan membangun, ahli dalam musik, suka memasak atau apapun juga. Talenta dan keahlian yang Tuhan berikan ini bukanlah untuk diri sendiri saja, tetapi untuk kita menjadi contoh bagi orang-orang, untuk memberkati orang-orang yang pada akhirnya mereka memuliakan Tuhan karena Tuhanlah yang memberikan semuanya itu kepada kita. Jadi, lihatlah kepada diri kita sendiri, pasti ada hal-hal yang Tuhan berikan yang dapat dibagikan kepada orang-orang agar menjadi berkat bagi mereka dan membagikan kasih Kristus kepada mereka, sebab kita diberkati untuk memberkati.


English

Bible Reading: 2Chronicles 9-10

King Solomon was known because of his wisdom and through his wisdom, he blessed so many people. For example, queen of Sheba was blessed because of Solomon's wisdom and not only of what he said, but also of what she has seen through the way Solomon manages his house, his servants, the way they sit at the table, the spread of food prepared and others. More over, Solomon gave queen of Sheba whatever she asked for and more than what she brought to Solomon. This is how the Lord wants what He has given to us being used to bless others, other families, other nations. Because, all of us has something that God gave, maybe a charisma that makes people listen to our advice, wisdom, or good with managng money, have a good and compassionate heart, giving, comforting and encouraging, skilled in music, likes to cook or anything. Talents and skills that the Lord has given are not just for ourselves, but for us to be an example for others, to bless others where they will glorify the Lord in the end, because all of it came from the Lord. So, look at our lives, there must be something that the Lord has given to us that can be shared to others to be a blessing for them and to share the love of Christ to them, for we are blessed to bless.

Saturday, December 21, 2013

Resep Untuk Bersama Tuhan | Recipe To Be With The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 7-8

Tuhan selalu berkata kepada umat-Nya bahwa mereka yang bertobat, berbalik dari jalannya yang jahat dan yang mengikuti segala ketetapan dan perintah-Nya akan mengalami kuasa tangan Tuhan dan berkat yang melimpah. Tuhan menaruh kondisi ini bukan karena Tuhan mau kita melakukan sesuatu bagi-Nya dahulu sebelum Ia memberkati kita, sebab Ia tidak perlu apa-apa. Tetapi Ia memberikan kondisi ini karena bagi siapapun yang mau mengikuti-Nya, mau mengalami kuasa dan kemuliaan-Nya, perlu untuk memiliki standar kekudusan yang sama. Jadi, kondisi yang Tuhan berikan itu bukan untuk diri-Nya, tetapi itu semua justru adalah bimbingan bagi kita, agar kita dapat mengikuti-Nya, dapat mengalami kuasa dan kemuliaan-Nya. Jadi, bila kita ingin mengalami Tuhan lebih lagi, ingin melihat kuasa dan kemuliaan-Nya lebih lagi, maka kita perlu untuk mengikuti bimbingan-Nya, menaati ketetapan dan perintah-Nya. Sama seperti bila kita belajar bermain alat musik misalnya, kita perlu untuk mengikuti bimbingan guru kita agar kita dapat bermain alat musik itu, demikian juga kita perlu untuk mengikuti bimbingan Tuhan. Maka dari itu, biarlah kita ubah cara pandang dan pola pikiran kita, apa yang Tuhan perintahkan, bukanlah untuk menyuruh-nyuruh kita, ataupun untuk mempergunakan kita, tetapi justru itu semua adalah bimbingan dan resep agar kita dapat mengikuti Tuhan dan untuk selalu berada bersama-Nya.


English

Bible Reading: 2Chronicles 7-8

The Lord always said to His people that they who repents, turn back from their wicked ways and follow all of His statutes and commandments will experience His mighty hands and overflowing blessings. The Lord put this condition not because He wants us to do something for Him first before He blesses us, because He does not need anything. But He gave these conditions so that any one who wants to follow Him, wants to experience His power and glory, need to have the same standard of holiness. So, the condition that the Lord gave, is not for Himself, but as a guidance for us, so that we may follow Him, may experience His power and glory. So, if we want to experience the Lord even more, want to see His power and glory even more, then we need to follow His guidance, obeying His statutes and commandments. It's the same as learning to play a musi instrument, we need to follow the guidance and teaching of our instructor for us to be able to play that instrument, so should we follow the guidance of the Lord. Therefore, let us change our perspective and paradigm, what the Lord commanded us to do are not to boss us around, or to use us, but all of them are guidance and recipe for us to be able to follow the Lord and to always be with Him.

Friday, December 20, 2013

Gembala & Domba-Domba | Shepherd & Sheeps

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 10

Ketika Yesus berkata-kata tentang domba-domba, Ia sedang berkata-kata tentang umat Israel. Dan Yesus juga berkata-kata tentang domba-domba lain yang bukan dari kandang ini, yakni umat-Nya yang bukan orang Israel. Dan Yesus berkata bahwa Ia juga akan menuntun mereka, dan mereka akan mendengarkan suara-Nya dan akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Yesus mengajarkan kepada orang Israel bahwa keselamatan yang datang kepada mereka, bukanlah hanya untuk mereka, tetapi juga untuk semua bangsa yang mau menerima Yesus. Jadi, kita yang bukan keturunan Israel secara darah, adalah domba-domba lain yang Tuhan juga tuntun. Dan kitapun seharusnya juga membuka diri kita kepada orang-orang lain yang masih belum mengenal Tuhan, domba-domba yang masih belum mengikuti gembala yang baik, yakni Tuhan Yesus Kristus. Janganlah kita simpan sendiri keselamatan yang kita dapat dengan cuma-cuma ini, tetapi biarlah kita bagikan berita akan Gembala yang baik, yang menjaga dan rela memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan kita. Dan biarlah kita terus bersyukur kepada Tuhan, karena Ia telah memberikan nyawa-Nya bagi kita.


English

Bible Reading: John 10

When Jesus talked about sheeps, He was talking about the Israelites. And Jesus also said about other sheeps that is not from this sheep pen, that is His people who are not Israelites. And Jesus said that He will guide them and they will listen to His voice and will become one flock with one shepherd. Jesus is teaching the Israelites that salvation that comes to them is not just for them, but for all nations who wants to receive Jesus. So, we who are not Israelites by blood, are the other sheeps that the Lord also guides. And we should also open up ourselves to others who have not yet known the Lord, other sheeps who have not yet followed the good shepherd, the Lord Jesus Christ. Do not keep it to ourselves this salvation that we receive freely, but let us share this news of the good Shepherd, who takes care and willing to die for our salvation. And let us always give thanks to the Lord for He has given His life for us.

Thursday, December 19, 2013

Tinggal Dalam Tuhan | Abide In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 5-6

Tuhan, Allah pencipta langit dan bumi dan seluruh alam semesta, sangatlah besar dan tidak mungkin dapat dikukung di dalam sebuah rumah, tidak perduli seberapa besarnya rumah itu. Salomo tahu akan hal ini dan Tuhanpun tahu akan hal ini. Tetapi untuk Tuhan berkata bahwa Ia akan hadir di tengah-tengah umat-Nya dan mau untuk menunjukkan kemuliaan-Nya di rumah Tuhan yang dibangun oleh Salomo, menunjukkan seberapa rindunya Tuhan untuk dapat hadir di tengah-tengah kita, untuk dapat bersekutu dengan kita, umat-Nya. Kerinduan Tuhan ini sampai sekarang masihlah sama, Ia masih tetap rindu agar umat-Nya dapat datang kepada-Nya, bersekutu dengan-Nya, agar Ia dapat tinggal di tengah-tengah umat-Nya. Oleh sebab itulah Ia mengirimkan Yesus, anak-Nya untuk mati bagi hidup kita, menghapus dosa-dosa dna menyucikan kita di hadapan Tuhan, serta bangkit dari kematian, mengalahkan maut dan kembali kepada Bapa di Surga. Oleh karena Yesus kita dapat datang kepada Tuhan, kapanpun, di manapun, sendiri ataupun bersama-sama. Tetapi kita harus ingat bahwa agar Tuhan dapat tinggal bersama-sama dengan kita, maka hidup kita perlu untuk sesuai dengan kekudusan dan kebenaran-Nya. Maka dari itu, Tuhan juga memberikan kita Alkitab, FIrman-Nya agar kita dapat hidup diubahkan sesuai dengan kebenaran dan kekudusan-Nya, agar Ia dapat tinggal di tengah-tengah kita. Jadi, bila kita juga rindu agar Tuhan tinggal di tengah-tengah kita, agar hadirat-Nya ada bersama kita di manapun kita berada, maka biarlah kita mempersiapkan hidup kita agar Ia dapat lakukan hal itu. Biarlah kita bangun kehidupan yang sesuai dengan kebenaran dan kekudusan-Nya dengan perubahan melalui pembaharuan pikiran dan hati kita dari Firman Tuhan setiap harinya. Yakni, kita tinggal di dalam Firman-Nya dan Firman-Nya tinggal di dalam kita.


English

Bible Reading: 2Chronicles 5-6

The Lord, God of creation of heavens and earth and the whole universe, is so great and cannot be contained in a house, no matter how big the house is. Solomon knew of this and the Lord also knew. But for the Lord to say that He will be present in the midst of His people and want to show His glory in the house of God that was built by Solomon, shows how much He desires to dwell in our midst, to be able to have fellowhsip with us, His people. This desire of God is still the same today, He still desires for His people to come to Him, have fellowship with Him, so that He is able to dwell in our midst. That is why He sent His only Son, Jesus to die for our lives, to wash away our sins and sanctifying us before the Lord as well as rising up from the dead, defeating death and ascended to come back to the Father in Heaven. Becaue of Jesus we are able to come to God, any time, any where, alone or together. But we have to remember that for the Lord to be able to dwell in our midst, then our lives need to be in accordance to His holiness and righteousness. That is why He also gave us the Bible, His Word, so that we may be change according to His righteousness and holiness, so that He may dwell in our midst. So, if we also desire for the Lord to dwell in our midst, for HIs presence to be with us wherever we are, then let us prepare our lives so that He can come. Let us build a life that is in accordance to His righteousness and holiness by changing through the renewal of our minds and hearts through the Word of God, every day. That is, we abide in His Word and HIs Word abides in us.

Wednesday, December 18, 2013

Mengagumi Tuhan | Admiring God

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 3-4

Bila kita pernah melihat secara langsung dengan mata kepada sendiri atau melihat gambar atau di dalam filem akan karya-karya yang luar biasa dipuji di dunia ini seperti, piramid, menara Piza, Colosseum di Roma, gedung-gedung yang bagus dan pahatan-pahatan yang dipuji, kita tentunya juga akan terkesima akan hasil-hasil para pembuatnya. Detil yang jelas, pahatan yang halus,  bentuk yang indah , paduan warna yang indah yang menunjukkan keahlian para pembuatnya. Sekarang bayangkan rumah Tuhan yang dibangun oleh Salomo, semua bahan yang dipakainya adalah yang terbaik, kayunya, emas, perak, tembaga dan permata-permatanya. Tukang-tukang yang bekerja juga yang ahli dalam setiap bagiannya, dari tukang kayu, tukang pahat, tukang emas dan sebagainya. Dan setelahnya dilapis emas, dipasang permata-permata untuk membuat segalanya indah. Tentunya  rumah Tuhan yang dibuat oleh Salomo akan jauh lebih indah dan lebih megah di bandingkan dengan apa yang kita sebutkan di atas tadi. Bila masih ada sampai sekarang, tentunya akan termasuk sebagai salah satu tempat yang harus dikunjungi dan terkenal di seluruh dunia. Tetapi justru Tuhan tidak membiarkan rumah itu masih ada, sebab sebagai manusia kita condong untuk memuji dan akhirnya menyembah apa yang dapat kita lihat dan itu akan membuat kita berpaling dari Tuhan secara tidak sadar. Memang kita tidak salah untuk mengagumi hasil karya yang luar biasa, tetapi yang perlu kita lebih kagumi, segani dan sembah adalah Pencipta mereka yang memberikan ide, kreatifitas, keahlian dan visi, yakni Tuhan Yesus Kristus. Jadi, jangan biarkan apa yang kita lihat membawa kita jauh dari Tuhan, tetapi justru membawa kita lebih terkagum-kagum lagi akan Tuhan dan kebesaran-Nya.


English

Bible Reading: 2Chronicles 3-4

If we have seen directly with our own eyes, or seeing pictures, or in movies of the great art that is praised by the world such as the pyramid, leaning towe of Piza, Colosseum in Rome, great and beautiful building and sculpture that are praised, we would also be amazed by the work of the artists. The clear details, the smooth sculpting, beautiful lines, combination of great colours that shows the skill of the artists. Now, imagine the house of God that was built by Solomon, all the material being used are the best, from the wood, the gold, silve,r bronze and gems. The artists were also the best at each skill, from the wood worker, sculptor, gold worker and so on. And afterwards they were covered in gold, gems were added to make everything beautiful. For sure, the house of the Lord that was built by Solomon is far more beautiful and grand compared to any of the ones we listed above. If it's still standing today, it will surely be one of the greats that we have to visit and will be known throughout the world. But the Lord did not let that house exist until today, because as human, we have the tendency to praise and then worship what we see and that will make us turn away from God. It's not wrong to admire amazing art but what we need to admire, adore and worship more is the Creator of those artists, who gave them the ideas, creativities, skills and vision, that is the Lord Jesus Christ. So, do not let what we see bring us far from God, instead let it bring us to admire God and His greatness more.

Tuesday, December 17, 2013

Fokus Yang Benar | The Right Focus

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 9

Orang-orang Farisi memperdebatkan hal tentang Yesus. Ada yang percaya kepada-Nya karena tidak ada orang yang bukan dari Allah yang dapat menyembuhkan mata yang buta dari lahir. Tetapi ada yang tidak percaya kepada-Nya karena ia melanggar hari Sabat. Dan orang-orang Farisi terus menanyakan kepada orang yang disembuhkan itu karena mereka masih tidak mau percaya juga. Tetapi orang yang disembuhkan itu mengalaminya sendiri dan ia percaya dan ia heran mengapa orang-orang Farisi masih juga menanyakan hal yang sama walaupun mereka telah mendapatkan saksi bahwa memang ia dulunya buta. Terkadang fokus kita salah seperti orang-orang Farisi, bukannya kita percaya akan kuasa Tuhan, tetapi kita justru mencoba mencari tahu bagaimana hal itu dapat terjadi, sebab secara ilmu alam hal itu tidaklah mungkin dan secara ilmu kedokteran pun, menyembuhkan orang yang buta dari lahir, memerlukan alat yang canggih dan riset yang begitu dalam. Tetapi fokus orang buta itu benar, yakni ia berfokus kepada Tuhan yang menyembuhkannya. Ia tidak perduli apa kata orang, tetapi karena ia telah mengalaminya, ia percaya. Biarlah kita jangan salah fokus dalam hidup kita ini, bila kita telah mengalami kuasa Tuhan, walaupun sedikit, biarlah kita percaya kepada-Nya dalam hal-hal lain yang belum kita alami. Sebab kita tahu bahwa itu tidaklah ada apa-apanya di hadapan Tuhan, Ia dapat melakukan hal yang jauh lebih besar.


English

Bible ReadingL John 9

The Pharisees were debating about Jesus. Some believe in Him because there is no one who can heal a blind man from birth who is not from God. But some did not believe because He disobeyed Sabbath. And the Pharisees kept on asking to the man who was healed because they still do not want to believe. But the man who was healed experienced it himself and believed, and he was confused as to why the Pharisees kept on asking the same question even though they had a witness to testify that he was blind from birth. Sometimes our focus is wrong like the Pharisees, we do not believe in the power of God, instead we try to find out how it happened, because according to the law of nature, it's impossible and according to the law of medicine to heal a man who was blind from birth, need a high-tech tool and lots of research. But the focus of the man who was healed was right, he focued on the Lord who healed him. He did not care of what others said, because he has experienced it and he believed. Let us not have the wrong focus in ou lives, if we have experienced the power of God, even though just a little bit, let us believe in Him for other things that we have not yet experienced. For we know that it's nothing before the Lord, He can do far greater things.

Monday, December 16, 2013

Merdeka | Freedom

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 8

Yesus berkata bahwa kita orang percaya telah merdeka. Yesus berkata bahwa mereka yang tinggal dalam Firman-Nya akan mengetahui kebenaran yang Ia katakan dan kebenaran itu akan memerdekakan mereka. Maksudnya ialah, bila kita tinggal di dalam Firman Tuhan, yakni segala langkah, tindak laku, sikap, pikiran, kekuatan, hati, perkataan dan seluruh hidup kita ada di dalam Firman dan berdasarkan dengan Firman, maka kita akan mengetahui akan kebenaran Tuhan. Yakni kita akan mendapatkan pewahyuan akan Firman Tuhan, penerangan akan Firman Tuhan, sebab Tuhan sendirilah Terang dunia. Dan Yesus berkata bahwa siapa yang mengikuti-Nya tidak akan berjalan dalam kegelapan sebab Tuhan yang akan menerangi kehidupan kita. Tuhan yang akan membukakan pewahyuan dan pengertian akan Firman Tuhan, agar kita dapat mengerti, percaya dan beriman kepada Firman itu dan karena iman dan kuasa Roh Kudus, maka kita menghidupi Firman itu dan itu memerdekakan kita dari dosa karena kita hidup dalam terang Tuhan, dalam Firman Tuhan. Jadi, untuk kita dapat merdeka, hidup bebas dari belenggu dosa, maka kita perlu untuk hidup dan tinggal dalam Firman Tuhan agar kita mendapatkan pewahyuan akan kebenaran Tuhan, kemudian percaya dan beriman kepada kebenaran itu agar kita berjalan dalam terang dan bukan kegelapan dan kita bebas dari dosa. Dan salah satu kebenaran yang nyata adalah bahwa Yesus telah mati bagi kita semua, darah-Nya telah menghapuskan segala dosa dan kesalahan kita dan Yesus juga telah bangkit dan mengalahkan maut dan dosa, dan naik ke Surga. Jadi, bila kita percaya dan menghidupi kebenaran ini setiap harinya, setiap saat, maka kita bebas dari ikatan dosa, sebab Tuhan telah menghapuskan dosa-dosa kita.


English

Bible Reading: John 8

Jesus said that as believers we are free. Jesus said that those who abide in His Word will know the truth of what He said and that truth will set them free. Meaning, if we live in the Word of God, that is, all our steps, actions, attitude, mind, strength, heart, words and all our lives are in the Word of God and based on the Word of God, then we will know the truth of God. We will receive revelation of the Word of God, illumination of the Word of God, because the Lord Himself is the Light of the world. And Jesus said that whoever follows Him will not walk in darkness because the Lord wil light our lives. The Lord will open up revelation and understanding of the Word of God, so that we may understand, believe and have faith to the Word and because of faith and the power of Holy Spirit, then we live on the Word and it will set us free from sins because we live in the light of God, in the Word of God. So, for us to be free, free from bondages of sin, then we need to live and abide in the Word of GOd so that we receive revelation of the truth of GOd, then believe and have faith to that truth so that we walk in light and not darkness and we are free from sin. And one truth that has been revealed is that Jesus died for us all, His blood washes our sins and iniquities and Jesus also has risen up from the dead, defeating death and sin and ascended to Heaven. So, if we believe and live this truth every day, every moment, then we are free from bondages of sin, because the Lord has washed it all clean.

Sunday, December 15, 2013

Kuat Di Saat Lemah | Strong In Weakness

Indo

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 1-2

Salomo datang kepada Tuhan dengan segala kelemahannya. Ia datang dan mengaku bahwa ia tidak sanggup untuk memimpin bangsa yang Tuhan telah percayakan kepada-Nya, kalau bukan Tuhan yang memberikan kemampuan itu. Ini adalah salah satu contoh di mana, dalam kelemahan, justru kita kuat, sebab dalam kelemahan kita, Tuhanlah yang akan menguatkan kita. Tetapi kuncinya di sini adalah agar kita rendah hati dan mengaku di hadapan Tuhan akan kelemahan kita. Memiliki iman tidak berarti kita tidak rendah hati dan mengaku kelemahan kita di hadapan Tuhan. Sebab banyak yang mungkin berpikir bahwa kita memiliki Tuhan yang besar, maka kita tidak sepatutnya berkata bahwa kita lemah, sebab bila tidak, maka kita tidak memiliki iman. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Memang kita perlu memiliki iman bahwa Tuhan yang memampukan dan Tuhan yang bekerja melalui kita sehingga kita tidak lemah. Tetapi mengaku lemah dengan rendah hati bagi kemuliaan Tuhan, berbeda dengan mengaku lemah karena memang kita sudah menyerah dan putus asa. Di hadapan Tuhan kita perlu dapat jujur, walaupun Tuhan tahu segalanya, sebab itulah yang menunjukkan apakah kita memiliki kerendahan hati untuk mau mengakui kelemahan kita. Di hadapan orang lain, kita juga perlu jujur dan mau rendah hati, mengakui kelemahan kita dan mendeklarasikan kekuatan Tuhan yang memampukan kita saat kita lemah. Jadi, biarlah kita belajar untukr endah hati, jujur di hadapan Tuhan dan membiarkan Tuhan dimuliakan dan bekerja melalui kelemahan kita agar orang-orang tahu bahwa Tuhan yang menjaga dan memampukan umat-Nya.


English

Bible Reading: 2Chronicles 1-2

Solomon came to the Lord with all his weaknesses. He came and admitted that he cannot lead the nation that the Lord has entrusted to him if it's not the Lord who gives that ability. This is one example where in weakness, we are strong, because in our weakness, the Lord will strengthen us. But the key here is to be humble and admit our weaknesses before the Lord. Having faith does not mean that we do not humble ourselves ad admit our weakness. Some may think that if we have a big God, then we should not say that we are weak, because if not, then we do not have faith. This is not entirely true. Yes, it's true that we should have faith that the Lord will give us the ability and the Lord will work through us so that we would not be weak. But to admit our weakness for God's glory is different from saying that we are weak because we have lost all hope and given up. Before God we need to be honest even though He knows all things, because this shows whether we have humility to admit our weaknesses or not. Before others, we also need to be honest and be humble, admiting our weakness and declare God's strength that strengthen us when we are weak. So, let us learn to be humble, honest before the Lord and let the Lord be glorified and work through our weaknesses so that people will know that the Lord takes care and make His people able.

Saturday, December 14, 2013

Memberi Dengan Sukarela | Giving With Willingness

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 29

Kita dapat belajar dari Daud akan sikap dan hati yang rela memberi bagi Tuhan. Untuk pembangunan rumah Tuhan, telah terkumpul sejumlah emas, perak, tembaga dan batu-batu permata. Tetapi Daud tetap dengan sukarela dan hati yang bersuka memberikan hartanya sendiri bagi pembangunan rumah Tuhan. Kemudian orang-orang mulai mengikuti apa yang Daud lakukan, yakni memberi bagi rumah Tuhan, dengan sukarela dan hati yang bersuka. Kita dapat belajar akan cara Daud memimpin, yakni dengan teladan, dengan contoh yang nyata, di mana Daud melakukannya lebih dahulu agar orang-orang dapat mengikuti teladannya. Lebih dari itu, ketika ia memberi miliknya, ia memberikannya dengan sukarela dan hati yang bersuka dan inilah sikap yang perlu kita miliki ketika kita memberi kepada Tuhan, bagi gereja-Nya ataupun kepada orang lain, untuk kemuliaan Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita memimpin dengan memberi contoh, dengan tindakan kita dan biarlah kita memiliki hati yang suka memberi dan yang memberi dengan suka rela dan hati yang bersuka, semua bagi kemuliaan Tuhan.


English

Bible Reading: 1Chronicles 29

We can learn from David of the attitude and heart that is willing to give for God. For the building of the house of God, there was a sum of gold, silver, bronze and jewels. But David still gave his own treasure with a willingness and a cheerful heart, for the building of the house of God. Then the people started to follow his lead, by giving for the house of God freely, with willingness and a cheerful heart. We can learn of how David is leading the poeple, that is by example a real example, where David did the first step so others would follow his footstep. More over, when he gave his treasures, he gave it freely, willingly and with a cheerful heart and this is the kind of attitude we should have when we give to the Lord, for His church or unto others, for the glory of God. Therefore, let us lead by examples, with our actions and let us have a heart that is  willing to give freely and one that gives with a cheerful heart, all for the glory of God.

Friday, December 13, 2013

Air Hidup Yang Mengalir | Living Water That Flows

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 7

Yesus berkata, "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Dikatakan juga bahwa yang dimaksudkan oleh Yesus dengan perkataan ini adalah Roh Kudus yang dicurahkan kepada umat-Nya setelah Yesus dimuliakan, yakni setelah Yesus bangkit dan naik ke Surga. Sekarang kita tinggal di jaman setelah Yesus, yakni di jaman di mana Roh Kudus telah dicurahkan di tengah-tengah kita. Dan agar kehidupan kita tidak kering, kita perlu untuk percaya dan datang kepada Tuhan dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Kita perlu untuk bersekutu dengan Roh Kudus, untuk dipimpin oleh Roh Kudus, untuk berdoa, menyembah dalam Roh. Sebab Tuhan adalah Roh dan hanya Roh yang dapat mengerti. Jadi, biarlah kita datang kepada Tuhan setiap hari, setiap pagi, untuk meminta agar Roh Kudus-Nya memenuhi kita, agar mengalir aliran-aliran air hidup dalam hidup kita sehingga kita tidak lagi kering.


English

Bible Reading: John 7

Jesus said, "Let anyone who is thirsty come to Me and drink! Whoever believes in Me, as Scripture has said, rivers of living water will flow from within them." It is also said that what Jesus meant by these words is the Holy Spirit who was poured out to His people after Jesus was glorified, that is, after Jesus was resurrected and ascended to Heaven. Now we live in the era after Jesus, meaning in the age where Holy Spirit has been poured out in our midst. And for our lives to not be dry, we need to believe and come to the Lord and be filled with the Holy Spirit. We need to have fellowship with the Holy Spirit, to be led by the Holy Spirit, to pray and worship in Spirit. For the Lord is Spirit and only Spirit can understand. So, let us come to the Lord every day, every morning, to ask for Holy Spirit to fill us, so that rivers of living water flows within us such that we are no longer dry.

Thursday, December 12, 2013

Membagikan Didikan | Passing On The Teachings

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 27-28

Pada masa-masa terakhir hidup Daud, ia mempersiapkan segalanya bagi anaknya Salomo. Ia membagi-bagikan tugas bagi rumah Tuhan, bagi istananya dan para prajuritnya. Dengan begitu semuanya telah teratur rapi dan lebih mudah bagi Salomo untuk naik menjadi raja menggantikannya. Tetapi lebih dari itu, Daud juga telah mempersiapkan banyak hal yang diperlukan oleh Salomo untuk membangun rumah Tuhan. Lalu Daudpun memberikan pesan-pesan kepada para pemimpinnya dan juga kepada anaknya Salomo akan apa yang Tuhan firmankan dan apa yang patut mereka teruskan setelah Daud tidak ada. Apa yang Daud lakukan di sini adalah mempersiapkan jalan bagi anaknya dan mereka yang mengikutinya dan juga mempersiapkan anaknya dan mereka yang mengikutinya untuk berjalan di jalan Tuhan. Inilah juga yang perlu kita lakukan, yakni agar kita tidak hanya fokus kepada diri kita sendiri saja, tetapi agar kita juga dapat memimpin dan lebih dari itu, dapat membagikan apa yang Tuhan telah bukakan kepada kita, kepada mereka yang memiliki hati yang sama, agar visi itu terus dilanjutkan bila nanti kita sudah tidak ada. Sebab kitapun dididik oleh orang lain dan biarlah kita juga bagikan didikan itu kepada orang lain agar mereka juga dapat mendidik orang lain lagi dan dengan demikian kita semua akan memiliki visi dan juga fondasi yang kuat, serta orang-orang yang mendukung kita. Jadi, janganlah kita simpan semua sendiri, tetapi biarlah kita bagikan apa yang kita telah terima dan lakukanlah. Sebab kita dipanggil untuk menjadikan bangsa-bangsa murid Kristus dan bukan hanya untuk diri kita sendiri.


English

Bible Reading: 1Chronicles 27-28

At the end of David's life, he prepared everything for his son Solomon. He distributed duties for the house of God, for his kingdom and his soldiers. That way everything was in order and it would be easier for Solomon to rise as king. But more than that, David also has prepared a lot of stuff for Solomon to build the house of God. Then David passed on messages to his leaders and to his son, Solomon of what the Lord has revealed to him and what they should continue after David is gone. What David did here is to pave the way for his son and those who follow him and to prepare his son and those who follow him to walk in the path of God. This is what we should also do, that we do not only focus on ourselves alone, but we should be able to lead and more than that, able to share what the Lord has revealed to us, to those who have the same heart, so that vision will be continued even after we are gone. For we are also being taught by someone and let us also pass on that teaching to others so that they can also teach others and that way we will all have visions and strong foundation and people who supports us. So, do not keep it to ourselves, but let us share what we have received and do it. For we are called to make disciples of Christ and not only for ourselves alone.

Wednesday, December 11, 2013

Melayani Dengan Segenap Kekuatan & Akal Budi | Serving With All Of Our Strength & Mind

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 25-26

Daud membagi-bagikan tugas kepada setiap kepala keluarga yang ada di suku Lewi dan masing-masing dengan keahliannya masing-masing. Dikatakan juga bahwa mereka terlatih dan ahli dalam bidangnya. Di dalam melayani Tuhan dan umat-Nya, bukan hanya ketaatan yang diperlukan dan bukan hanya kasih, tetapi juga diperlukan keahlian. Kita perlu untuk dapat melayani Tuhan dengan seluruh kekuatan kita, akal budi dan hati kita. Hal ini berarti kita juga perlu untuk melatih diri kita agar terus menjadi yang lebih baik dan lebih ahli lagi dalam apapun yang  kita lakukan bagi Tuhan dan umat-Nya. Bila kita dalam bidang musik, maka latihlah diri kita terus sehingga kita menjadi makin ahli. Bila kita dalam bidang keuangan atau hal-hal di rumah Tuhan, biarlah kita terus mencari jalan agar dapat menggunakan keuangan Tuhan untuk memberkati umat-Nya dengan lebih efisien dan lebih efektif lagi. Bila kita dalam bidang Firman, baik itu mengajar atau berkhotbah, maka biarlah kita latih diri kita untuk lebih mengenal Firman Tuhan, mempelajarinya lebih lagi dan latih diri dalam menyampaikannya. Jadi, bukan hanya hati dan kasih yang diperlukan, tetapi kita perlu untuk melayani Tuhan dengan segenap kekuatan dan akal budi kita, yakni seluruh fokus kita, agar kita dapat menjadi yang lebih baik dan terus melayani dengan standar yang tinggi.


English

Bible Reading: 1Chronicles 25-26

David divided the work to each head of the families of the Levites and each has their own expertise. It is also said that they are trained with skills. In serving the Lord and His people, it is not just obedience and love that are needed, but we also need skills. We need to be able to serve the Lord with all of our strength, mind and heart. This means that we also need to train ourselves to keep on being better and more skilled in what ever we do for the Lord and His people. If we are in music, then train ourselves more so that we would be more skilled. If we are in finance or the things of the house of God, let us keep on seeking ways to use the finance to bless His people more efficiently and effectively. If we are in Word, may it be teaching or preaching the Word, let us train ourselves to know the Word of God more, to study it firther and train ourselves in passing on the message. So, it is not just heart and love that we need, but we also need to serve the Lord with our whole strength and mind, that is our whole focus, so that we may be better and keep on serving with excellence.

Tuesday, December 10, 2013

Perpecahanlah Yang Diincar Iblis | Disunity Is Targeted By The Devil

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 23-24

Daud membagi-bagikan tugas kepada orang-orang Lewi untuk mengurusi rumah Tuhan dan juga untuk melayani umat Tuhan. Ada Imam Besar yang mewakili segala korban bakaran, ada para imam yang mengurusi rumah Tuhan ada juga orang-orang yang mengurusi minyak dan roti agar terus ada di rumah Tuhan, ada yang bermain musik, ada yang menjadi hakim dan sebagainya. Semuanya bekerja sebagai satu tubuh Kristus untuk melayani Tuhan dan umat-Nya. Begitulah juga gereja-gereja, yakni tubuh Kristus, perlu bekerja sama, masing-masing dengan tugas dan bagiannya masing-masing agar tubuh Kristus dapat melayani Tuhan dan umat-Nya seperti yang Tuhan inginkan. Dan setiap orang memiliki bagiannya masing-masing yang telah diberikan kepadanya. Tetapi seringkali di dalam gereja-gereja, banyak yang tidak puas atau tidak senang akan posisi atau bagian mereka dan menginginkan bagian orang lain dan tidak sedikit yang jadinya terpecah belah. Dan ini semua dimulai dari ketidakpuasan kita, mungkin kesombongan kita, dengan kita juga saling membandingkan dengan orang lain ataupun juga karena adanya gesekan dalam karakter terhadap orang lain. Inilah yang diinginkan oleh iblis, yakni perpecahan di dalam tubuh Kristus, sehingga kita bukannya melayani Tuhan dan umat-Nya, kita malah jadinya berdosa dan memberikan contoh yang buruk kepada umat Tuhan. Jadi, biarlah kita saliing bekerja sama di dalam satu tubuh Kristus untuk melayani Tuhan dan umat-Nya. Janganlah kita saling membandingkan atau iri kepada orang lain, tetapi kejarlah bagian kita yang Tuhan telah berikan dan fokuslah kepada Tuhan.


English

Bible Reading: 1Chronicles 23-24

David distributed duties to the Levites to take care of the house of God and to serve His people. There is the High Priest who leads all the sacrifices, the priests who takes care of the house of God, there are also people who refills the oil and bread in the house of God, there are also musicians, judges and so on. All of them work as one body of Christ to serve the Lord and His people. And so should churches, that is the body of Christ, work together, each with their own parts so that the body of Christ may serve the Lord and His people as the Lord desired. And everyone has their own part that has been given to them. But many times in churches, there are a lot of people who are not satisfied with their position or their parts and wanted the part of otherss and not a few that were disunited. And it all starts from discontentment, maybe our pride, by comparing with others or even because of clashes of characters. This is what the devil wants, that is disunity in the body of Christ, so that we would not serve the Lord and His people and we would sin and give bad examples to His people. So, let us work together as one in one body of Christ to serve the Lord and His people. Do not compare with one another or be envious, but chase after our part that the Lord has given to us and focus on the Lord.

Monday, December 9, 2013

Belajar Rendah Hati | Learning To Be Humble

Indo

Pembacaan Alkitab 1Tawarikh 21-22

Kita dapat lihat bahwa Daud jatuh ke dalam dosa kesombongan. Karena ia telah mendapatkan posisi yang enak dan juga telah menang atas banyak musuh sehingga banyak yang takut akan Daud, maka orang yang benar di hadapan Tuhan seperti Daudpun dapat menjadi sombong karena apa yang ia telah capai. Walaupun ia sudah dinasihati agar jangan melakukannya, kesombongannya menutupi segala akalnya pada waktu itu dan ia tetap berdosa. Dan kita tahu yang disukai oleh Tuhan dari Daud bukanlah karena ia tidak pernah berdosa, tetapi hatinya yang langsung hancur di hadapan Tuhan ketika ditegur oleh Tuhan, Daud langsung bertobat dan tidak lagi ia mengulanginya. Bila Daud saja yang disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan dapat jatuh ke dalam kesombongan, bagaimana dengan kita? Biarlah kita benar-benar menjaga hati dan pikiran kita dari segala macam kesombongan. Ingatlah akan Tuhan yang memberikan segalanya bagi kita, apapun yang kita alami dan raih, bila bukan Tuhan yang memberikan dan mengijinkan, maka kita tidak akan meraihnya. Biarlah kita ingat akan kesombongan Daud agar ketika kita tergoda untuk sombong, atau ketika kita dengan tidak sengaja mengeluarkan kata-kata yang sombong, kita langsung ingat akan Firman Tuhan dan bertobat dari kesombongan kita. Ingatlah bahwa Tuhan juga akan mengirimkan orang-orang untuk memperingati kita agar kita tidak sombong, jadi dengarkanlah mereka. Dan bila kita memang jatuh, biarlah kita miliki hati yang hancur seperti Daud, hati yang langsung bertobat dan tidak lagi mengulanginya. Jadi, janganlah anggap bahwa kita tidak akan jatuh dalam dosa kesombongan, karena hal itu sendiri sudah dapat dianggap sebagai sebuah kesombongan. Tetapi biarlah kita terus belajar untuk rendah hati di dalam segala situasi, kepada siapapun, tua dan muda dan ras yang berbeda.


English

Bible Reading: 1Chronicles 21-22

We can see that David fell into the sin of haughtiness. Because he had a good position and has won against many enemies that many people feared David, then even a righteous man like David can still be conceited because of what he has achieved. Even though he was advised not to, his pride closes all his common sense at that time and he still sinned. And we know that what the Lord likes from David is not that he does not sin, but his heart that was immediately broken before God when he was rebuked, David immediately repented and did not repeated it again. If David who was called the man after God's own heart can fall into haughtiness, what about us? Let us really guard our hearts and minds from all kinds of conceit. Remember that the Lord is the one who gave us everything, whatever we experience or achieved, if it wasn't the Lord who gave it or allowed it, we would never achieved it. Let us remember of David's haughtiness so when we are tempted to or accidentally said things that is prideful, we will remember of the Word of God and repent immediately. Remember that the Lord also sends people to advise us and warn us, so listen to them. And if we do fall, let us have a broken and contrite heart like David's, a heart that immediately repented and no longer repeats the same. So, do not think that we would not fall unto this sin, because even that itself is being conceited. But let us keep on learning to be humble in all situation, towards anyone, old and young and to different races as well.

Sunday, December 8, 2013

Memiliki Kasih Yesus | Love Like Jesus

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 19-20

Bila kita lihat akan tindak lakunya  Hanun, raja bani Amon, kita dapat melihat sifat-sifat manusia yang sampai saat inipun masih ada. Ketika Daud mengirimkan utusan untuk menyampaikan pesan turut berdukacita atas ayahnya, Hanun dan para penasihatnya justru menganggap bahwa Daud ada maksud tersembunyi dengan menghampiri tanah mereka. Dan ketika Hanun tahu bahwa Daud marah karena Hanun telah mempermalukan utusan-utusannya, maka Hanun bukannya mengirimkan tanda permintaan maaf, tetapi ia malah pergi mencari bala bantuan untuk siap berperang melawan Daud. Dari Hanun, kita dapat melihat sifat manusia yang begitu buruk, yakni penuh dengan ketidak-percayaan, yang berpikiran buruk akan orang-orang dan yang selalu terlalu sombong untuk mau merendahkan diri meminta maaf. Sebagai orang-orang percaya, kita tidak seharusnya memiliki sifat-sifat seperti ini. Memang kita tetap harus waspada sebab masih banyak orang yang seperti Hanun dan masih ada orang-orang yang juga bermaksud tidak baik, tetapi tidak berarti kita tidak dapat memiliki harapan bahwa tidak semua orang seperti Hanun. Dan juga, Yesus ajarkan bahwa kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan justru kita balas dengan kebaikan, dan ini hanya dapat dilakukan bila pikiran kita telah diubahkan dan dibaharui oleh Firman Tuhan. Yakni, kita tidak lagi berpikiran buruk seperti Hanun, tetapi kita memiliki kasih terhadap orang-orang. Dan karena masih banyak orang yang berpikiran seperti Hanun, oleh karena itu kita perlu untuk benar-benar memiliki kasih Yesus yang benar-benar mengasihi orang-orang tanpa kondisi, tanpa syarat, dengan begitu baru orang-orang dapat melihat Yesus dalam hidup kita dan mau mengenal Yesus. Jadi, biarlah kita buang segala sifat dan pikiran yang buruk seperti Hanun, dan biarlah kita miliki kasih Yesus yang murni yang mengasihi tanpa syarat dan kondisi agar nama Yesus dimuliakan.


English

Bible Reading: 1Chronicles 19-20

If we look at the actions of Hanun king of the Amonites, we can see the attitudes of men that are still around until today. When David sent messengers to pass on his condolences because of his father that passed away, Hanun and his advisors thought that David had a hidden meaning of coming to their land. And when Hanun find out that David was angry because Hanun put David's messenger to shame, Hanun did not send his apologies to David, but he went and gathered forces to ready themselves for battle against David. From Hanun we can see how rotten men's attitudes are, full of distrust, think badly of others, and always too proud to humble themselves to apologise. As believers we should not have these attitudes. Yes, we still have to be alert and careful because there are still many who are like Hanun and there are still peoplw who has a hidden agenda, but that does not mean that we cannot have hope and faith that not all are like Hanun. Furthermore, Jesus taught us to not repay evil with evil, but to repay with kindness and this can only be done if our minds has been changed and renewed by the Word of God. Meaning, we are no longer thinking negatively like Hanun, but we have love towards others. And because there are still many people who thinks like Hanun, we need to really have the love of Jesus who genuinely loves the people without condition, that way, people can see Jesus in our lives and want to know Jesus. So, let us throw away all the bad attitudes and mindset like Hanun's, and let us have the love of Jesus, pure and genuine love that loves without condition, so that the name of Jesus is glorified.

Saturday, December 7, 2013

Memakan Firman | Eating The Word

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 6

Tuhan Yesus berkata bahwa Ialah Roti Hidup dan bahwa hanya mereka yang memakan-Nya yang beroleh hidup kekal. BIla kita baca dengan seklias terlihat sepertinya Yesus mengajarkan sesuatu yang tidak benar, yakni untuk memakan daging manusia. Tetapi bila kita perhatikan apa yang diajarkan dan yang tertulis dalam kitab Yohanes, Yesus juga adalah Firman dan kita tahu bahwa Firman itu adalah makanan rohani kita. Kita tahu bahwa Firman adalah hal-hal yang menguatkan kerohanian kita, yang membangun iman kita, yang memberikan pengharapan di saat kita putus asa dan yang memberikan janji-janji Tuhan. Bila kita tidak memiliki Firman, maka kita akan menjadi lemah secara rohani. Inilah yang dimaksudkan oleh Yesus, yakni agar kita makan dari Firman Tuhan, agar kita meresapi Firman Tuhan sebagai bagian dari hidup kita. Bila kita lihat secara biologis manusia, ketika kita makan roti atau makanan apapun, makanan itu kita masukkan ke dalam mulut, kita kunyah, lalu dicerna di dalam tubuh kita dan segala energi, vitamin dan zat-zat yang terkandung diresap oleh tubuh kita dan memberikan kita tenaga yang dibutuhkan, meningkatkan fungsi tubuh dan sebagainya. Begitu juga dengan kehidupan rohani kita, ketika kita memakan Firman Tuhan, kita tidak hanya mendengar, tetapi kita perlu untuk benar-benar memasukkannya ke dalam hidup kita, yakni dengan mendengar dan membaca serta merenungkannya. Kita juga perlu untuk  mengunyah serta mencernanya, yakni kita perlu untuk benar-benar mempelajari, meminta pimpinan Tuhan untuk dapat mengerti atau mendapatkan sesuatu yang dapat diaplikasikan di dalam hidup kita ketika kita merenungkannya. Dan bila kita sudah mengerti, kita juga perlu untuk melakukannya agar itu benar-benar teresapi dan memberikan kita tenaga serta meningkatkan iman kita. Jadi, sekedar membaca tidaklah cukup, kita perlu untuk benar-benar memakan Firman.


English

Bible Reading: John 6

The Lord Jesus said that He is the Bread of Life and that only those who eats Him will have eternal life. If we read in a glance, it seems as if Jesus is teaching something that is wrong, that is to eat human flesh. But if we notice the teachings that are written in the book of John, Jesus is also the Word of God and we know that the Word is our spiritual food. We know that Word is  what gives us spiritual strength, that builds our faith, that give sup hope when we lost all hope and that gives us promises of God, If we do not have the Word, then we would be weak spiritually. This is what Jesus meant, so that we would eat the Word of God, so that we would absorb the Word of God as part of ourl ives. If we look at things form biological point of view, when we eat bread or any other food, we put it in our mouths, then we chew it and it gets digested in oru body and all the energy, vitamins and minerals that are in it, are absorbs by our body and gves us the energy that we need and to increase the functions of our bodies and other things as well. So is our spiritual life, when we eat the Word of God, we do not just hear, but we need to really put it in our lives by listening to ut, reading and meditating on it. We also need to chew and digest it, meaning that we need to really study it, ask for the guidance of God to understand or to learn something that can be applied to our lives when we meditate on it. And once we understand, we also need to do it so that it would be completely absorbed by us and give sus the energy as well as increasing our faith. So, by just reading is not enough, we need to really eat the Word.

Friday, December 6, 2013

Kasih Melalui Tindakan | Love Through Action

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 17-18

Daud sangat mengasihi Tuhan dan pikirannya penuh dengan Tuhan sehingga ia memikirkan untuk membangun rumah buat Tuhan. Karena kasih yang Daud miliki untuk Tuhan, Daud memikirkan hal-hal yang orang lain tidak pikirkan, untuk kemuliaan Tuhan, untuk menyenangkan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita mengasihi Tuhan sedemikian rupa sehingga kita selalu memikirkan hal-hal yang dapat kita lakukan untuk memuliakan dan menyenangkan Tuhan? Apakah kita pernah memikirkan untuk melakukan sesuatu yang orang lain belum tentu mau lakukan sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan, sebagai ungkapan kasih kita kepada Tuhan? Ataukah kita hanya menginginkan kasih itu dari Tuhan, tetapi tidak ingin memberikan kasih itu kembali kepada Tuhan? Biarlah kita belajar dari Daud untuk benar-benar mengasihi Tuhan, untuk mau menyenangkan hati Tuhan dengan apa yang dapat kita lakukan. Biarlah kita hidup untuk menyenangkan hati Tuhan, baik itu dimulai dari taat kepada Firman-Nya, membaca dan melakukan Firman-Nya, membagikan kebenaran-Nya kepada orang di sekitar kita, memiliki impian yang besar untuk kemuliaan-Nya, dan masih banyak lagi. Bila kita mengasihi Tuhan, tunjukkanlah melalui kehidupan kita!


English

Bible Reading: 1Chronicles 17-18

David really loved the Lord and his thoughts were full of God such that he thought of building a house for the Lord. Because of his love for God, David thought of things that no one else has ever thought of, for the glory of God, to please Him. What about us? Do we love the Lord so much such that we alway think of things that we can do to glorify and please the Lord? Do we ever think of doing somthing that others might not do as a thanks to God, as our expression of love to the Lord? Or do we only want that love from God, but do not want to love God back? Let us learn from David to really love the Lord, to want to please the heart of God with what we can do. Let us live to please the Lord, it may start from being obedient to His Word, reading and doing the Word of God, sharing His truth to others around us, having big dreams for His glory and many more. If we love God, show it through our lives!

Thursday, December 5, 2013

Semangat Seperti Daud | Enthusiasm Like David

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 15-16

Setelah Daud belajar bahwa tabut Allah tidak boleh secara sembarangan dipegang orang, Daud mengumpulkan para orang Lewi yang memang telah ditunjuk Tuhan untuk mengurusi rumah Tuhan, untuk menyucikan diri dan mengangkut tabut Allah itu ke dalam Yerusalem, di mana Daud tinggal. Dan kali ini Daud memanggil banyak orang Lewi dan bila kita lihat, ada hampir 1000 orang Lewi yang mengiringi tabut Allah itu dan belum lagi terhitung para tentara yang mengikuti Daud serta tabut Allah itu. Bayangkan, Daud menyambut ketdatangan Tuhan ke dalam kotanya dengan ribuan orang dan dengan penuh korban bakaran, ucapan syukur, nyanyian, tari-tarian dengan segala alat musik serta sorak-sorai para rakyat. Bila kita bayangkan ribuan orang berjalan sambil memuji Tuhan, menari-nari, sungguh sangat luar biasa apa yang Daud lakukan untuk mennunjukkan ucapan syukurnya kepada Tuhan dan ia juga tidak takut malu, justru ia menjadi contoh bagi para rakyat. Apakah kita memiliki semangat yang sama seperti Daud atau bahkan lebih, ketika kita memuji dan tahu bahwa Tuhan hadir di dalam hidup kita? Apakah kita memiliki sikap yang sama atau bahkan lebih ketika kita datang ke hadapan Tuhan pada hari Minggu? Bila tidak, bialrah kita juga miliki semangat yang sama atau bahkan lebih dari pada Daud dan biarlah kita berikan seluruhnya bagi Tuhan, sebab Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa dan layak menerima lebih dari sekedar yang biasa-biasa saja. Terpujilah Tuhan Allah semesta alam.


English

Bible Reading: 1Chronicles 15-16

After David learnt that the ark of God cannot be handled recklessly, David gathered all the Levites who were chosen by God to take care of the house of the Lord, to sanctify themselves and carry the ark of God to Jerusalem, where David lived. And this time David called many of the Levites and if we notice, there are almost 1000 Levites who were there to bring the ark of God and this has not take into account all the soldiers who were wtih David and the ark of God. Imagine, David welcomed the presence of God to his city with thousands of people and with full of burnt offerings, thanksgiving, songs, dances with all kinds of music instruments along with the shouts of the people. If we imagine this, thousands of people walking while praising God, dancing, truly it is such an amazing sight and act of what David has done to show his thanksgiving to the Lord and he was not ashamed, he was leading the people. Do we have the same enthusiasm or even more than David, when we praise and know that God is rpesent in our lives? Do we have the same attitude or more than David when we come to the presence of God on Sunday? If not, let us have the same enthusiasm, if not more than David and let us give our all for God, for our God is an amazing God and He deserves more than just common things. Praise be to the Lord, God of the universe.

Wednesday, December 4, 2013

Kudus Di Dalam Yesus | Holy In Jesus

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 13-14

Ketika ada kecelakaan yang terjadi, dimana Uza memegang tabut Allah dengan tidak sengaja karena lembu-lembu tergelicir dan TUhan menghukum Uza hiungga mati, Daud menjadi takut untuk membawa tabut Allah itu ke kota di mana Daud tinggal. Terkadang mungkin kita juga takut untuk datang kepada Tuhan atau mengikuti Tuhan karena murka-Nya. Tetapi yang perlu kita perhatikan di sini adalah bahwa pada jaman itu, belum ada darah Yesus yang tercurah yang menyucikan umat manusia untuk dapat menghadap Allah setiap saat. Dan tabut Allah adalah lambang dan representasi Allah dan hadirat--Nya dan tidak sembarang orang dapat menghadap kepada Tuhan, tetapi hanyalah para imam yang dapat memindahkan tabut Allah. Jadi, sebenarnya pada saat itu, Uza melanggar kekudusan Allah dan karena belum ada darah Yesus yang mewakili mereka pada saat itu, Uza melanggar kekudusan Tuhan dan akibatnya adalah kematian. Tetapi jaman sekarang, kita memiliki darah Yesus yang tercurah yang menyucikan kita agar kita dapat menghadap kepada Tuhan, Allah kita, kapapnpun juga. Memang betul bahwa kita tidak akan langsung mati bila kita melanggar kekudusan Allah, karena kita hidup di jaman anug'rah, tetapi kita perlu belajar bahwa kekudusan itu sangatlah penting bagi Tuhan sebab Tuhan itu kudus. Jadi, janganlah kita takut menghadap kepada Tuhan, sebab bila kita bertobat dengan sungguh-sungguh, maka darah Yesus telah menyucikan kita dan menghapuskan dosa-dosa kita, sehingga kita datang ke hadapan Tuhan, kudus, oleh darah Yesus. Justru kita perlu untuk belajar takut akan Tuhan, karena kekudusan-Nya, agar kita tidak hidup dengan sembarangan, tetapi tidak takut untuk datang dan mengikuti-Nya, karena kita memiliki Yesus. Jadi, marilah kita datang ke hadapan Tuhan dengan rasa hormat, takut akan Tuhan, tetapi juga dengan iman bahwa kita kudus di dalam Yesus.


English

Bible Reading: 1Chronicles 13-14

When there was an accident, where Uzzah erached out to touch the ark of God accidentally because the oxen stumbled and the Lord punished him to die, David became afraid to bring the ark of God to his city. Sometimes maybe we are also afraind to come to the Lord or follow the Lord because of His wrath. But what we need to notice here is that at that time there was no blood of Jesus which was poured out to sanctify mankind so that  we can come to God anytime. And the ark of God was a symbol and representative of God and His presence and not everyone can come to the Lord, but only the priests are allowed to move the ark of God. So, in truth, at that time, Uzzah dishonoured the holiness of God and because there was no blood of Jesus representing them at that time, Uzzah dishonoured God's holiness and the punishment was death. But nowadays, we have the blood of Jesus which was  poured out to sanctify us so that we can come to the Lord, our God, anytime. It's true that we will not die straight away if we dishonoured the holiness of God, because wel ive in a time of grace, but we need to learn that holiness is very important to God because He is holy. So, do not be afraid to come to the Lord, for if we repent withour whole heart, the the blood of Jesus csanctifies us and wipes away our sins, so that we can come to the Lord, holy, bu the blood of Jesus. In fact, we need to learn to fear the Lord because of His holiness, so that we would not live foolishly as we like, but also not be afraid to come and follow Him, because we have Jesus. So, let us come to the Lord with honour, fear of God, but also with faith that we are holy in Jesus.

Tuesday, December 3, 2013

Kesaksian Dari Perbuatan | Testimony From Action

Indo

Pembacaan Alkitab: Yohanes 5

Tuhan Yesus mengajarkan tentang siapa diri-Nya dan tentang bagaimana kita dapat mendapatkan hidup kekal itu. Tuhan Yesus berkata bahwa Ia tidak perlu kesaksian, sebab apa yang Ia lakukan itulah kesaksian bagi-Nya, yakni pekerjaan Bapa yang mengutus-Nya. Dengan demikian juga, perbuatan kita berbicara lebih keras dari perkataan apapun. Oleh karena itu, biarlah kita belajar untuk seperti Yesus yang menunjukkan kasih Bapa melalui perbuatan-Nya dan juga yang memancarkan kemuliaan serta kuasa Tuhan melalui apa yang diperbuat-Nya. Biarlah kita tidak hanya tahu akan Firman Tuhan, tetapi melakukannya setiap hari, di dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, teman-teman, sekolah dan di manapun kita berada. Lebih dari itu, Tuhan Yesus juga menegur orang-orang yang mendengarkan-Nya. Ia berkata bahwa banyak yang menyelidiki Kitab Suci untuk memperoleh hidup kekal, tetapi mereka tidak datang kepada Tuhan Yesus yang memberikan kehidupan kekal itu. Tuhan Yesus di sini menegur hal yang sama, dengan yang Ia ajarkan, yakni agar kita tidak hanya tahu kebenaran dan Firman Tuhan, tetapi agar kita bertindak dan melakukan Firman Tuhan itu. Jadi, biarlah kita kita menjadi pelaku Firman, biarlah kesaksian hidup kita tentang Yesus terpancar dari apa yang kita lakukan dan yang kita katakan.


English

Bible Reading: John 5

The Lord Jesus taught about who He is and how we are able to receive that eternal life. The Lord Jesus said that He does not need a testimony, for what He has done, that is the testimony for Him, and that is the work of the Father who has sent Him. So should our action speak lourder than our words. Therefore, let us learn to be like Jesus who showed the love of the Father through His actions and also who reflects the glory and power of God through what He did. Let us not only know the Word of God, but do it every day, amongst our family, work, friends, school and whereever we are. Moreover, the Lord Jesus also rebuked the people who listened to Him. He said that many seeks and studys the Book of Law to obtain eternal life, but they do not come to the Lord Jesus who gives that eternal life. The Lord Jesus here rebukes of the same thing that He taught, that we should not just know the truth and Word of God, but we should act on and do the Word of God. So, let us become the doer of the Word of God, let our life testimony about Jesus shines through what we do and what we say.

Monday, December 2, 2013

Tuhan Mempersiapkan Segalanya | The Lord Prepared Everything

Indo

Pembacaan Alkitab:  1Tawarikh 11-12

Sebagai seorang raja dan pemimpin, Daud dikelilingi oleh orang-orang yang ahli dan gagah berani. Keahlian masing-masing orang dalam berperang berbeda-beda dan semuanya adalah pasukan yang berani masuk ke dalam perkemahan musuh dan berperang bagi bangsa dan raja mereka. Bila kita lihat dari awalnya, Daud tidaklah memiliki pengikut sama sekali, ia bahkan dilupakan oleh ayahnya sendiri, tetapi Tuhan melihat hatinya yang setia dan taat kepada Tuhan. Dan setelah Tuhan memanggil Daud dan memberikan urapan untuk menjadi raja, maka Tuhan pelan-pelan menambahkan segala hal yang Daud perlukan untuk dapat memenuhi panggilan itu. Dan di dalam pasal ini kita lihat bahwa Daud adalah pemimpin yang didukung oleh banyak orang yang percaya akan visi yang ia dapatkan dari Tuhan. Begitu juga dengan kita, bila Tuhan telah memanggil, Ia yang akan mengurapi dan mempersiapkan segalanya bagi kita sepanjang perjalan kita. Asalkan kita tetap taat dan setia berjalan di dalam panggilan yang Tuhan berikan kepada kita. Tuhan akan mengirimkan orang-orang yang akan mendukung, menolong dan mendorong kita. Tuhan juga akan melatih kita agar kita sanggup memenuhi panggilan-Nya. Jadi, belajarlah dari Daud, hiduplah dengan setia dan ttat kepada Tuhan, mengejar panggilan dan bagian kita dalam Tuhan.


English

Bible Reasing: 1Chronicles 11-12

As a king and a leader, David is surrounded by people who are experts and brave. The expertise of every person in battle are different and all of them are brave soldiers who dares to go to the enemy's camp and fight for their nation and king. If we look at the beginning, David had no followers at all, he was even forgotten by his father, but the Lord saw his heart who is faithful and obedient to the Lord. And after the Lord called david and anointed him to be king, then the Lord slowly add to David everything that he needs to be able to fulfil that calling. And in this chapter we can see that David are a leader who is suported by many people who believed in the vision that he received from the Lord. This is the same with us, if the Lord has called, He will anoint and prepare everything for us along our way. as long as we stay faithful and obedient in walking in the calling that He has given to us. The Lord will send people who will support, help and encourages us. The Lord will also train us so that we will be able to fulfill His calling. So, learn from David, live in faithfulness and obedience to the LOrd, chase after our calling and portion that God has given.

Sunday, December 1, 2013

Dosa Diampuni Tetapi Akibatnya Tetap Ada | Sin is Forgiven But Consequences Remains

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 10

Pada jaman dahulu, ketika seseorang berdosa terhadap Tuhan, maka akibat atas dosa mereka ditanggung sendiri. Sedangkan di jaman sekarang, Yesus telah mati bagi kita semua untuk menghapuskan dosa-dosa kita dan untuk mewakili kita menghadap Tuhan. Betapa untungnya kita untuk dapat hidup di jaman anug'rah ini. Tetapi yang perlu kita ingat adalah, bahwa walaupun dosa kita dihapuskan, yakni hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan melalui Yesus, benih yang kita tabur ketika kita berdosa tetaplah benih yang akan kita tuai juga nantinya. Dan jika kita tetap setia dan taat kepada Tuhan, maka harapan, iman, kasih dan sukacita dalam Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk melewati tuaian dani benih dosa yang kita lakukan. Jadi, janganlah kita anggap bahwa karena Yesus menghapus dosa kita, maka kita bisa seenaknya saja berbuat sesuka hati kita tanpa ada konsekuensinya. Tuhan tidak pernah berkata bahwa bila kita mengikuti-Nya maka hidup kita akan mulus. Yang Ia menjanjikan pendamaian dengan Tuhan melalui Yesus, kehidupan yang kekal pada akhirnya, dosa dan kesalahan kita tidak lagi diingat-Nya dan banyak lagi yang lainnya, tetapi yang tidak Ia janjikan adalah hidup tanpa konsekuensi. Ia justu ajarkan bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Jadi, walaupun kita hidup dalam anug'rah Tuhan, dan dosa dan kesalahan kita dihapuskan dan tidak lagi diingat Tuhan, janganlah kita berbuat dosa sesuka hati kita, sebab apa yang kita tabur akan tetap kita tuai.


English

Bible Reading: 1Chronicles 10

In the olden days, when someone sinned against God, the consequences and wages of sin are upon them. While in this age, Jesus has died for all of us to wiped our sins and to represent us before the Lord. How fortunate we are to live in this age of grace. But what we need to remember is that even though our sins are wiped clean, meaning that our relationship with God is reconciled through Jesus, the seed that we sow will still be reaped in the near future. And if we stayed faithful and obedient to the Lord, then hope, faith, love and joy in the Lord will give us strength to go through and overcome the fruits of our seeds of sin that we did. So, do not think that because Jesus has wiped our sins that we can do whatever we want without consequences. The Lord never said that if we follow HIm, our lives will be smooth. What He promised was reconciliation with God through Jesus, eternal life in the end, sin and iniquities are forgotten and many more, but what He did not promise is a life without consequences. In fact He teaches that what we sow, we will reap. So, even though we life in the grace of God, and sin and iniquities are wiped clean and no longer remembered by God, do not sin , for what we sow we will also reap.