Saturday, August 31, 2013

Isi Hidup Kita Dengan Hal-Hal Yang Baik | Fill Our Lives With All The Good Things

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 19-20

Kita dapat melihat betapa bejatnya kehidupan orang Israel yang berpaling dari Tuhan, mereka yang tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Apa yang suku Benyamin lakukan itu sudah serupa dengan apa yang dilakukan oleh penduduk kota Sodom dan Gomora yang Tuhan hanguskan karena kebejatan, ketidak-moralan dan kejahatan mereka. Walau tidak semua orang Israel menjadi bejat seperti itu, tetapi ada kecondongan bagi orang-orang yang berpaling dari Tuhan dan kebenaran-Nya untuk melakukan hal-hal seperti itu. Hal ini karena dalam kehidupan mereka, mereka tidak mencari Tuhan, tidak diisi dengan moral-moral yang baik, dengan kebenaran, kebaikan dan standar Tuhan. Memang Tuhan telah menaruh di dalam setiap dari kita hati nurani yang membuat kita memiliki moral yang baik. Tetapi bila kita sering mengabaikan hati nurani kita, dan terus menerus mengisi kehidupan kita dengan hal-hal yang jahat dan bejar, maka lama kelamaan kemoralan kita terkorupsi. Sedangkan bila kita terus isi kehidupan kita dengan kebenaran Tuhan, dengan kebaikan Tuhan, dengan Firman-Nya yang memberikan hidup, maka kita akan makin terus berubah makin seperti yang Tuhan ingini. Jadi, perhatikanlah apa yang kita biarkan masuk ke dalam kehidupan kita. Dan janganlah kita abaikan hati nurani kita yang memeringati kita akan kemoralan yang Tuhan berikan dan juga jangan abaikan bisikian Roh Kudus yang terus mengingatkan kita akan kebenaran Tuhan. Jadi, carilah Tuhan senantiasa, isilah kehidupan kita dengan segala yang baik, yang benar, mulia, suci, adil, manis, sdap didengar, kebajikan dan patut dipuji seperti ada tertulis di dalam Filipi 4:8.


English

Bible Reading: Judges 19-20

We can see how wicked the lives of Israel who turned away from God, they who did not lived according to the Word of God. What the tribe of Benjamin did was similar to what the people of Sodom and Gomorrah did, the cities that the Lord destoyed because of their wickedness and immorality. Even though not all Israel became this wicked, but there are tendencies for people who turned away from God and His truth to do these things. This is mainly because they did not seek the Lord, did not fill their lives with the good morals, with the righteousness, goodness and standard of God. It is true that the Lord has placed a conscience in us all so that we have good morals. But if we keep on ignoring those consciences and keep on filling our lives with the evil and wicked things, then sooner or later, our morals will be corrupted. Meanwhile, if we keep on filling ourselves with the truth of God, the goodness of God, His Words that gives life, then we will change according to what He desires. So, take care of what we allow to enter into our lives. Do not ignore our conscience that reminds us of the morals that the Lord gave to us and do not ignore the whisper of the Holy Spirit who reminds us of the righteousness of God as well. So, seek the Lord contnually, fill our lives with all things good, righteous, noble, pure, just, lovely, true, admirable, excellent or praiseworthy as it is written in Philippians 4:8.

Friday, August 30, 2013

Motivasi Pelayanan | Motivation In Ministry

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 17-18

Dalam pasal-pasal ini kita dapat melihat ada seorang Lewi tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan, tetapi mengikuti siapa yang dapat memberikan ketenaran dan kekayaan dan pengikut yang lebih banyak. Biarlah kita lihat dan belajar dari orang Lewi ini, pada awalnya ia mengikuti Mikha karena ia dapat menjadi imam, yakni mendapat kedudukan, dan ia mendapat tempat tinggal, makan dan dibayar pula. Kemudian ia mengikuti bani Dan, karena lebih banyak pengikutnya dan tentunya lebih banyak persembahan yang akan ia terima. Sayangnya banyak sekali orang-orang percaya yang melayani dengan motivasi yang salah seperti orang Lewi ini. Ada yang melayani karena ketenaran, karena senang melihat banyak orang yang mengikutinya, atau banyaknya orang yang menghormatinya. Ada yang melayani karena uang dan bahkan memilih orang-orang kaya saja yang dilayani karena mereka akan memberikan persembahan yang lebih. Tetapi biarlah kita periksa kehidupan kita, hati dan motivasi kita dalam melayani Tuhan. Ingatkanlah diri kita bahwa bukan untuk diri kita sendiri, bukan untuk kepuasan kita sendiri, bukan untuk uang, ketenaran, kehormatan atau lainnya. Tetapi pelayanan kita seharusnya untuk kemuliaan Tuhan dan untuk membawa jiwa-jiwa menerima keselamatan dan masuk ke dalam kerajaan Allah. Jadi, biarlah kita miliki motivasi yang benar dalam melayani dan dalam kehidupan kita ini.


English

Bible Reading: Judges 17-18

In these chapters we can see that there is a Levite who did not lived according to the Word of God, but followed who ever can give him more fame, wealth and followers. Let us learn from this Levite, i nthe beginning he followed Micah because he can be a priest, that is gaining a honourable position, and he gets to have a place to stay, food and even get paid. Then he followed teh tribe of Dan because he will have more followers and of course more offerings that he will receive. Unfortunately there are many believers who ministers for the wrong motivation like this Levite. There are those who ministers because of fame, because s/he likes to see many followers following him/her, or because of many people who would pay honour and respect. There are those who ministers because of money and even choose only ministering the rich because they will give more offering. But let us introspect ourselves, our hearts and motications in ministry for God. Remind ourselves that it is not for ourselves, not for our own satisfaction, not for money, fame, honour or others. But our ministry should be for the glory of GOd and to bring souls to receive salvation and to enter the kingdom of God. So, let us have the right motivation in ministry and in life.

Thursday, August 29, 2013

Jangan Main-Main Dengan Godaan | Do Not Play Around With Temptations

Indo

Pembacaan Alkitab:  Hakim-Hakim 15-16

Kelemahan Simson adalah wanita, yakni, ia begitu menyukai wanita sehingga ia mudah jatuh cinta dan bila ia sudah jatuh cinta, ia mudah terjerat oleh apapun yang wanita itu inginkan. Dalam kehidupan antara Simson dan Delila, kita dapat melihat bahwa Simson pelan-pelan mulai condong untuk memberitahukan kelemahannya. Dalam jawaban pertama dan kedua Simson kepada Delila masih dapat ia tahan kebenaran itu. Tetapi dalam pertanyaan yang ketiga, Simson mulai menyebut rambutnya dan itu tanda-tanda bahwa ia mulai jatuh ke dalam perangkap Delila. Alhasil, pada pertanyaan yang keempat, Simson tidak tahan melihat Delila merengek dan akhirnya memberitahukan segalanya kepada Delila dan Simsonpun ditaklukkan dan dianiaya serta pada akhirnya mati bersama musuh-musuhnya. Inilah yang dapat terjadi terhadap kehidupan kita, bila kita bermain-main dengan apa yang menjadi kelemahan kita dalam hal yang menggoda kita. Bila kita tahu bahwa kita lemah terhadap wanita, kekuasaan, posisi, ketenaran, atau apapun itu, janganlah kita seperti Simson yang mencari gara-gara. Tetapi biarlah kita jauhi hal-hal yang akan membuat kita jauh dari Tuhan. Seperti pepatah, janganlah bermain dengan api, sebab api kecil dapat membakar hutan yang besar. Maka janganlah kita bermain-main dengan hal-hal yang menggoda kita, sebab itu akan menghancurkan kehidupan kita. Sebaliknya, biarlah kita hidup dengan memakai Firman Tuhan sebagai standar dan panduan, sehingga kita waspada terhadap segala godaan yang datang menyerang.


English

BIble Reading: Judges 15-16

Samson's weakness is women, that is, he loves women so much that he falls in love easily and when he does, he is easily trapped by anything that the woman wants. In the lives of Samson and Delilah, we can see that Samson slowly moved towards telling Delilah his secret. In his first and second answer to Delilah, he was still able to kept the secret. But in the third time, Samson started to mentione his hair and that is a sign that he is falling into the trap of Delilah. In the end, at the fourth time, Samson could not contain it any longer when Delilah kept on crying and asking and he ended up telling her everything and Samson was defeated and tortured and died along with his enemies. This may happen to our lives if we play around with our weaknesses, in terms of temptations. If we know that we are weak towards women, power, position, fame or whatever it is, do not be like Samson who was looking for trouble. But let us stay away from all those things that makes us far away from God. It's just like this saying: do not play around with fire because a small fire can burn the whole forest. Therefore, do not play around with the things that tempts us, because they will destroy our lives. Instead, let us live by using the Word of God as a standard and a guide, so that we will be alert towards any temptations that comes alluring us.

Wednesday, August 28, 2013

Bedanya Moral Tuhan Dengan Dunia | The Difference Between The Moral of God And The World

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 6

Tuhan memberikan banyak pelajaran kepada kita semua. Bila kita perhatikan, apa yang Tuhan Yesus ajarkan bertolak belakang dengan apa yang dunia saat ini ajarkan dan anggap normal. Misalnya, kita memberi dahulu bari kita diberi, kita memberi pinjaman tanpa mengharapkan kembali, berbuat baik terhadap yang jahat, memberkati mereka yang jahat dan bahkan mendoakan mereka dan sebagainya. Hal ini menunjukkan seberapa jauh manusia dan dunia in telah terkorupsi dibandingkan dengan moral yang pada awalnya Tuhan ciptakan. Oleh sebab itulah Tuhan mengajarkan banyak hal dan Ia berkata bahwa mereka yang mendengarkan dan melakukannya akan seperti orang yang mendirikan dasar rumahnya di atas batu yang kuat. Secangkan mereka yang mendengar tetapi tidak melakukan seperti orang yang mendirikan rumahnya di atas tanah tanpa dasar. Sekali lagi, pilihan selalu ada di tangan kita. Karena sekarang kita telah melihat betapa bedanya moral yang Tuhan inginkan dengan moral yang kita sudah biasa, biarlah kita mulai mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan. Tidak cukup untuk kita hanya mendengarkannya saja untuk menambahkan iman, tetapi kita juga perlu melakukannya agar iman itu tidak mati dan agar perbuatan kita benar-benar berubah sesuai dengan iman kepada Firman Tuhan.


English

Bible Reading: Luke 6

The Lord gave a lot of lessons for all of us. If we notice, what the Lord Jesus taught is the opposite of what the world is teaching nowadays and what is considered as the norm. For example, we give first then we are given, we lend without expecting anything back, do good towards those who do bad, blessing them who are wicked and even pray for them and many more. This shows how far men and the world have been corrupted compared to the intended moral that God created. That is why the Lord taught a lot and He said that they who listens and do it are like a man who builds his foundation on a rock. While those who listen but don't do, are like a man who builds a house wihtout a foundation. Once more, the choice is in our hands. Now that we have seen how different the moral that God intended with the moral we have now, let us start to listen and do the Word of God. It is not enough to just listen to add faith, but we also need to do it so that that faith will not die and so that our actions changes according to the faith towards the Word of God.

Tuesday, August 27, 2013

Bagian Orang Tua & Bagian Anak | Parent's Portion | Child's Portion

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 13-14

Bila kita lihat kehidupan Simson dan kelakuannya, maka dapat kita bayangkan bahwa Simson adalah anak yang manja. Sebab ibunya tadinya mandul dan tidak dapat memiliki anak sampai pada waktu Tuhan memberikan Simson kepadanya sebagai nazir Allah yang akan membebaskan Israel dari orang Filistin. Bila kita perhatikan, Tuhan memberikan perintah agar ibunya tidak meminum anggur, atau apapun yang memabukkan dan tidak memakan apapun yang haram dan bahwa Simson tidak boleh dicukur. Tuhan juga katakan bahwa mereka harus hidup sesuai dengan perintah Tuhan. Tetapi dari apa yang Simson lakukan dan sikapnya kita melihat bahwa orang tua Simson membiarkan Simson mendapatkan apapun yang ia mau. Tetapi Simson sendiri juga tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan yang memerintahkan agar mereka tidak kawin campur. Banyak orang tua yang tidak mendidik anak-anaknya dengan disiplin dan menganggap bahwa bila Tuhan memiliki rencana yang besar bagi anak-anak kita, maka Tuhan yang akan menjaga. Memang betul Tuhan akan menjaga, tetapi didikan tetap menjadi tanggung jawab orang tua yang Tuhan percayakan. Tetapi juga sebagai anak kita perlu untuk mendengarkan orang tua kita, untuk hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan dan bukan melakukan sembarangan hanya karena kita tahu bahwa Tuhan beserta kita. Sebab, seringkali, seperti Simson, bila kita mengetahui bahwa ada rencana Tuhan yang besar dalam hidup kita, maka kita memiliki kecondongan untuk melakukan apapun sesuka hati kita, dengan menganggap Tuhan yang akan menyertai dan menjaga. Tetapi ini bukanlah hal yang dapat kita tiru. Sebaliknya, bila kita tahu bahwa Tuhan memiliki rencana yang besar, justru kita perlu untuk lebih taat dan lebih setia lagi kepada Firman dan kebenaran-Nya agar kita tetap berada di dalam jalan-Nya. Jadi, biarlah kita yang sebagai orang tua tetap mendidik anak-anak kita, sebab itu tanggung jawab kita dan biarlah kita sebagai anak-anak tetap mendengarkan orang tua kita dan hidup sesuai dengan Firman dan kebenaran Tuhan, sebab itu bagian kita.


English

Bible Reading: Judges 13-14

If we look at the life of Samson and his actions, we can see that Samson is a doted child. For his mother was barren and could not have a child until the Lord gave Samson to her as Nazirite who will free Israel from the Philistines. If we notice, the Lord gave instructions so that the mother would not drink wine or other drinks that makes her drunk, not to eat unclean things and that Samson will not be touched by a razor. The Lord also said that they should live by the commands of the Lord. But from what Samson did and his attitude, we can see that his parents allowed Samson to get whatever he wants. But Samson himself also did not live according to the Word of God that disallow them to mix-marry. Many parents do not discipline their children and think that if the Lord has plans for our children, then He will take care of them. It is true that the Lord will take care, but disciplining is still the responsibility of the parents whom the Lord trusted. But as children, we also need to listen to our parents, to live according to the righteousness of the Word of God and not to live in disarray just because we know that the Lord is with us. For many times, like Samson, if we know that the Lord has plans for us, we have a tendency to do whatever we like, thinking that the Lord will still be with us and taking care of us. But this is not something that we should follow. In fact, if we know that the Lord has plans for us, we ought to be more obedient and faithful to the Word of God and His righteousness so that we stay on His path. So, let us as parents keep disciplining our children for it is our responsibility and let us as children still listen to our parents and live according to the Word and righteousness of God, for it is our part.

Monday, August 26, 2013

Memilih Jalan | Choosing A Path

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 11-12

Setelah Israel berseru kepada Tuhan, Tuhan memenuhi bagian-Nya dengan memberikan kemenangan atas Yefta, orang Gilead yang maju berperang melawan bani Amon. Tetapi kali ini bukan Tuhan yang secara langsung memilih pemimpin mereka, tetapi Israel yang memilih Yefta sebab ia yang paling gagah perkasa di antara semua orang pada waktu itu. Terkadang, Tuhan tidak berbicara langsung kepada kita jalan yang harus kita tempuh, tetapi Tuhan ingin melihat apakah kita sudah mengerti visi, misi, hati dan kehendak-Nya atau belum. Bila kita sudah mengerti atau setidaknya menangkap apa visi dan misi Tuhan bagi hidup kita, maka kita akan tahu jalan mana yang perlu kita lalui dari pilihan yang ada. Tentunya kita juga tidak asal memilih, kita dapat tetap meminta hikmat dari Roh Kudus yang akan mengingatkan kita akan Firman dan kebenaran Tuhan, agar apa yang kita pilih tetap sesuai dengan Firman dan kebenaran Tuhan. Jadi janganlah kita merasa bahwa kita hanya akan bergerak bila Tuhan berbicara secara langsung, sebab terkadang Ia berbicara melalui cara yang kita tidak bayangkan atau duga. Yang terpenting adalah kita terus bersekutu dengan Tuhan setiap harinya agar kita benar-benar mengerti visi, misi , hati dan kehendak Tuhan bagi kita.


English

Bible Reading: Judges 11-12

After Israel cried out to the Lord, the Lord fulfilled His part in giving them victory over Jephthah, the son of Gilead who marched agaisnt the Ammonites. But this time it was not the Lord who directly chose their leader, but Israel chose Jephthah because he was a mighty warrior. Sometimes, the Lord does not speak to us directly regarding which path to choose, but the Lord wants to see if whether we have understood His vision, mission, heart and will for us or not. If we have understood or at least grasps the vision and mission of God for our lives, then we know which path to choose amongst our choices. Of course we do not just blindly choose, we can still ask the wisdom from Holy Spirit who will remind us of the righteousness and Word of God so that whatever we choose will still be in accordance to the righteousness and Word of God. So, do not think that we can only move when the Lord speaks directly to us, for many times He speaks through ways that we did not imagine or thought of. The most important is that we keep on having fellowship with the Lord every day so that we really understand the vision, mission, heart and will of God for us.

Sunday, August 25, 2013

Kasih Tuhan Kepada Kita | The Love Of God For Us

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 9-10

Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh dengan kasih kepada ciptaan-Nya, tetapi Ia juga adalah Allah yang kudus dan benar. Ketika Israel berbalik daripada-Nya dan menyembah para baal, Ia tidak dapat mendekat karena dosa-dosa mereka sampai mereka yang berbalik kepada-Nya lagi. Dan ketika Israel berseru kepada Tuhan, Tuhan tidak tahan melihat kesukaran mereka. Dari sini kita dapat melihat bahwa Tuhan itu sangat perduli dan penuh kasih kepada kita, tetapi sayangnya kita yang seringkali mengecewakan Dia, menjauh daripada-Nya dan menghiraukan-Nya. Oleh karena itu, biarlah kita terus berseru kepada-Nya, janganlah kita berbalik daripada Tuhan seperti Israel yang pergi menyembah para baal atau allah-allah lain yang bukan Tuhan Yesus Kristus. Bila kita telah mengalami kuasa-Nya, janganlah kita lupakan akan hal itu dan hanya ingin bersenang-senang saja, tetapi biarlah kita ingat akan kasih-Nya, hati-Nya yang selalu tertuju kepada kita. Dan biarlah kita responi kasih Tuhan dengan hidup taat dan setia kepada-Nya.


English

Bible Reading: Judges 9-10

Our Lord is the Lord who is full of love towards His creations, but He is also a God who is holy and righteous. When Israelites turn back from Him and worshiped idols, He cannot come close because of their sins, until they come back to Him. And when the Israelites cried out to the Lord, the Lord cannot bear the misrey of Israel any longer. We can see that the Lord is full of love and care towards us, unfortunately it is who often disappoint Him, draw ourselves away from Him and ignored Him. Therefore, let us always cry out to the Lord, do not turn away from the Lord like the Israelites who went to worship other gods who is not the Lord Jesus Christ. If we have experienced His power, do not forget about it and go on our ludtful ways, but let us remember of His love, His heart, which are always towards us. And let us respond to His love by living in faithfulness and obedience.

Saturday, August 24, 2013

Keselamatan Jauh Lebih Penting | Salvation Is Far More Important

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 5

Seringkali kita berlaku seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut terhadap perbuatan Yesus. Mereka bersungut-sungut karena Yesus makan-makan dengan orang-orang yang berdosa. Pada waktu itu para pemungut cukai dan orang-orang berdosa adalah orang-orang yang tidak disukai orang, dihina, dibenci, dijauhi dan dihakimi. Dan bagi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, tidaklah layak untuk seorang guru atau seseorang yang mengajar untuk berkumpul dengan orang-orang seperti itu. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mungkin berpikir bahwa bila Yesus berlaku seperti itu maka Ia mengotorkan diri-Nya. Tetapi justru Tuhan Yesus menegur mereka, sebab hal-hal ini tidaklah lebih penting dibandingkan dengan keselamatan jiwa-jiwa. Sayangnya tradisi, tata cara dan status membuat orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat buta dari kebenaran dan isi hati Tuhan, yakni untuk keselamatan segala bangsa. Kitapun dapat dan dengan mudah berlaku seperti mereka. Misalnya, apakah sikap kita bila kita melihat seorang lelaki memakai anting di kupingnya, badan penuh tato, dengan muka yang kelihatan garang? Lalu apakah sikap kita bila kita lihat ada seorang pendeta, pengkhotbah atau penginjil yang juga berpenampilan demikian untuk menjangkau jiwa-jiwa? Bila kita masih menghakimi orang, masih melihat yang terlihat asing di mata kita dan kita menghakimi mereka, maka kita memiliki sikap yang sama dengan orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat yang ditegur oleh Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita belajar dari mereka, agar kita tidak juga ikut dibutakan oleh tradisi, oleh tata cara, oleh peraturan-peraturan yang membuat kita lupa bahwa keselamatan jiwa lebih penting daripada segala tata cara, tradisi dan sebagainya.


English

Bible Reading: Luke 5

Many times we act like the Pharisess and the teachers of the law who complained at the action of Jesus. They complained because Jesus ate with the sinners. At that time, the tax collectors and sinners are people who are disliked, jeered at, hated, an outcast, and judged. And for the Pharisees and the teachers of the law, it is not worthy or not lowful for a teacher or someone who teaches to have fellowship with those kinds of people. THe Pharisees and the teachers of the law may think that if Jesus did what He did, then He will make HImself unclean. But Jesus rebuked them, because these things are not as important as the salvation of souls. Unfortunately tradition, methods and status made the Pharisees and the teachers of the law blinded from seeing the truth and the heart of God, that is the salvation of all nations. We too can and easily act like them. For example, what will our reaction be if we see a man wearing an earring with body full of tattoos and a face that looks rough? Then what will our attitude be if we see a pastor, a preacher or an evangelist dressed the same to reach for souls? If we are still judging them, still judges what is foreign to our eyes, then we have the same attitude as the Pharisees and the teachers of the law whom the Lord rebuked. THerefore, let us learn from them, so that we would not also be blinded by the traditions, methods and rules that makes us forget that salvation of souls is more imporant than all traditions, methods and the like.

Friday, August 23, 2013

Bagian Masing-Masing | Individual's Portion

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 7-8

Ketika Israel mau menyerang orang Midian di bawah pimpinan Gideon, Tuhan berkata bahwa mereka terlalu banyak orangnya. Pada saat itu tentara Gideon hanyalah 32000 orang, dan Tuhan menseleksi sehingga menjadi hanya 300 orang saja. Tuhan berlaku demikian agar Israel tidak menjadi sombong dengan berkata bahwa mereka menang karena kekuatan mereka sendiri. Dari sini tentunya kita dapat lihat bahwa Tuhan tidak ingin Israel menjadi sombong dan dapat kita pelajari bahwa kesombongan akan menghalangi urapan dan kuasa Tuhan untuk bekerja di tengah-tengah kita. Tetapi bukan hanya itu saja, bila kita lihat dari sisi para tentara, 22000 orang pulang karena mereka memang takut dan gentar, tetapi masih ada sisa 10000 orang yang tidak takut maju berperang. Bahkan dapat dikatakan kalau mereka sudah siap dan sudah tidak tahan untuk bebas dari jajahan Midian. Bayangkan bila kita sudah siap berperang, secara fisik dan mental, kita siap untuk membalas segala penjajahan dan mau ikut serta dalam pembebasan dari penjajahan, tetapi tiba-tiba di suruh pulang dan tidak boleh ikut serta. Seorang prajurit pasti dapat merasa tidak dibutuhkan, tidak layak, tidak memenuhi standar dan sebagainya dan mereka juga dapat berontak dan marah-marah. Tetapi semua yang disuruh pulang, taat dan pulang, sebab Tuhan yang menyuruh mereka pulang. Terkadang ini jugalah yang perlu kita perhatikan di dalam hidup kita, tidak semua peperangan dapat kita hadiri dan ikuti, setiap orang memiliki bagiannya masing-masing dan pada akhirnya tetap sama, kuasa Tuhan dinyatakan dan Tuhan dimuliakan. Jadi, bila kita tidak mendapatkan yang kita mau dalam suatu pelayanan atau kesempatan, janganlah kita putus asa, sebab memang mungkin bukan bagian kita dan bagian kita akan datang pada waktunya nanti. Yang terpenting adalah tetap bersekutu dengan Tuhan, tetap siap untuk berperang dan jangan sombong dengan membanggakan kekuatan kita sendiri.


English

Bible Reading: Judges 7-8

When Israel wanted to go agaisnt the MIdianites under the leadership of Gideon, the Lord said to them that they are too many. At that time the soldiers were only 32000 people and the Lord fltered it and cut it down to only 300. The Lord did this so that Israel would not boast of their own strength and say that they win because of themselves. We can see that the Lord does not want Israel to be boastful and we can also learn that pride and being boastful will block and hinder the anointing and power of God to work in our midst. But that is not all, if we look at it from the perspective of the soldiers, 22000 went home because they were afraid, but there were still 10000 soldiers who are ready for battle. It can be said that they are ready and cannot hold it too much longer to be set free from the Midianites. Imagine if we are ready for battle, physically and mentally, we are ready to make things right and want to be part of the plan to set the people free , but suddenly we are told to go home and cannot take part. A soldier might feel unneeded, unworthy, not up to standard and they might also rebel and get angry. But all that was told to go home, obeyed and went home, because the Lord commanded them. At times,  this is what happens in our lives, we cannot be there for every battle, everyone has their individual portion and in the end the result is the same, the power of God is revealed and the Lord is glorified. So, if we do not get what we want in a ministry or an opportunity, do not fret, for maybe it is not our portion and our portion will come in due time. What's important is for us to keep on having relationship with the Lord, always be ready for battle and do not boast of our own strength.

Thursday, August 22, 2013

Manusia Terbatas Tetapi Tuhan Tidak Terbatas | Humans Are Finite But The Lord Is Infinite

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 5-6

Bila kita perhatikan, tidak banyak tokoh wanita Israel yang memiliki jabatan atau posisi yang tinggi. Debora adalah salah satu dari sedikit wanita yang Tuhan pilih untuk menjadi pemimpin dan memiliki pengaruh yang besar terhadap Israel. Padahal bila dipelajari sejarah orang Israel jaman dulu, para wanita memiliki tugas untuk menjaga keluarga, menenun pakaian, menyediakan makanan, mengambil air dan sebagainya, untuk di rumah dan tidak ada wanita yang memiliki kuasa atau otoritas. Tetapi Tuhan tetap memilih Debora untuk menghakimi Israel dan memimpin Israel. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa apa yang di anggap normal oleh dunia, itu hanyalah hukum dan batasan manusia, tetapi Tuhan melebihi batasan itu. Sehingga, apa yang Tuhan katakan dan panggilan dan visi apapun yang Tuhan berikan kepada kita, tidak ada yang keliru ataupun mustahil. Tetapi bila Tuhan yang memilih dan memanggil, maka semuanya itu pasti, sebab Tuhan yang beserta kita. Jadi, janganlah biarkan apa yang dunia anggap normal mendikte atau menjajah pikiran kita, tetapi biarlah Tuhan yang tidak terbatas yang membimbing, memimpin dan membawa kita kepada penyelesaian akan rencana-Nya dalam kita.


English

Bible Reading: Judges 5-6

If we notice, there are not many female figure in Israel who has authority or a high position. Deborah is one of these few women whom the Lord chose to be a leader and has a great influence on Israel. While if we study the history of Israel in the past, the women has the duty to take care of her home, to sew clothes, prepare food, water and others, at home and there are no women who has power or authority. But the Lord chose Deborah to judge Israel and to lead Israel. This shows that what is taken as normal in the world is just the law and limitation of men, but the Lord surpasses those limitations. So that what the Lord said, and whatever calling or vision He gave to us, nothing is wrong or impossible. But if the Lord chooses and calls, then all is assured, because the Lord is with us. So, do not let what the world considers as normal dictates or take over our minds, but let the Lord who is infinite, guides, leads and bring us to the fulfilment of His plans in us.

Wednesday, August 21, 2013

Kuasa Tuhan Beserta Kita | The Power Of God Is With Us

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 3-4

Bila kita lhhat akan hakim-hakim yang Tuhan panggil untuk memimpin Israel setelah Yosua meninggal, maka kita dapat melihat bahwa setiap hakim memimpin Israel selama satu generasi yakni antara 60-80 tahun. Tetapi setelahnya orang Israel kembali kepada jalan yang salah dan generasi yang baru harus mengalami lagi penjajahan dari negara lain dan mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan menolong mereka, baru mereka hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Kita dapat lihat bahwa dalam setiap generasi, Tuhan perlu untuk menunjukkan kuasa-Nya kepada mereka agar mereka dapat percaya dan hidup sesuai dengan kebenaran Tuhan. Inilah salah satu sifat manusia, yakni kita harus melihat secara langsung lebih dahulu atau mengalaminya sendiri baru kita mau percaya. Oleh karena itulah Tuhan juga berkata kepada kita di dalam perjanjian baru bahwa tanda-tanda mujizat dan kuasa Tuhan akan mengikuti kita saat kita memberitakan Injil keselamatan. Jadi, sebenarnya, kuasa dan mujizat Tuhan yang terjadi di dalam hidup kita, bukan hanya untuk menguatkan iman kita, tetapi agar orang-orang di sekitar kita melihatnya dan dapat menjadi percaya. Jadi, biarlah kita terus bersekutu erat dengan Tuhan, melakukan Firman-Nya dan beritakan Injil agar Roh dan urapan-Nya selalu ada bersama kita, agar generasi-generasi di dunia ini menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Judges 3-4

If we look at the judges that the Lord called to lead Israel after Joshua died, then we can see that every judge leads Israel for one generation, that is between 60-80 years. But afterwards, Israel came back to the wrong path and the new generation has to experience oppression from another nation, and they cried out to God and the Lord delivered them, then they would live according to the Word of God. We can see that in every generation, the Lord needs to show His power to them so that they would believe and live according to His righteousness. This is one of the attitude of men, that we have to see with our own eyes first or experience it ourselves for us to believe. That is why the Lord also said to us in the new testament that signs, miracles and power of God will follow us when we preach the Gospel of salvation. So, in reality, the power and miracles of God in our lives, are not only to strengthen our faiths, but also for others around us to see and believe. SO, let us keep on building a close relationship with the Lord, doing His Words and preaching the Gospel so that His Spirit and anointing are always with us, so that the generations of this world would believe in the Lord Jesus Christ.

Tuesday, August 20, 2013

Tuhan Mengerti | The Lord Understands

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 4

Kita sudah sering membaca dan mendengar cerita tentang Yesus yang dicobai setelah puasa selama 40 hari. Tetapi mungkin kita tidak pernah berpikir akan mengapa Yesus dicobai. Dari kisah Ayub, kita tahu bahwa iblis dapat datang menghadap Tuhan dan berbincang dengan-Nya, tetapi tidak dapat mencobai Tuhan. Tetapi Yesus yang adalah Tuhan datang ke dunia sebagai manusia, oleh karena itulah iblis mencobai Yesus, sebab karena Ia adalah manusia, Ia juga memiliki keterbatasan manusia. Tetapi justru dari pencobaan iblis terhadap Yesus kita dapat melihat contoh yang luar biasa, bukan hanya kita dapat melawan cobaan iblis dengan kuasa Tuhan, tetapi ini membuktikan bahwa Tuhan Yesus memang 100% Tuhan dan 100% manusia  Dan sebagai manusia, Ia merasakan apa yang kita rasakan, Ia yang begitu besar dan tidak terbatas menjadi terbatas karena Ia menjadi manusia. Sungguh besar kasih Tuhan kepada kita, sehingga Ia rela melepaskan tahta-Nya agar kita dapat selamat. Oleh karena itu, biarlah kita selalu datang kepada-Nya. Jangan anggap karena Ia Tuhan, sehingga Ia tidak mengerti kehidupan manusia, justru sebaliknya, Ia sangat mengerti dan Iapun tahu bagaimana kita berpikir sehingga Ia juga perlu untuk menjadi manusia untuk menyelamatkan kita dan untuk memperlihatkan bahwa Iapun melewati hal yang sama dan bahkan lebih dari kita semua. Jadi, tidak ada hal yang Ia tidak mengerti, oleh karena itu, janganlah lagi kita ragukan Tuhan, tetapi percayalah dengan sepenuh hati kita dan datanglah kepada-Nya dalam segala hal.


English

Bible Reading: Luke 4

We have heard and read the story about Jesus tempted by the devil after his 450 days of fasting, many times. But maybe we have not thought of why Jesus was tempted. From the story of Job, we know that the devil can come before the Lord and talk to Him, but cannot tempt God. But Jesus is the Lord who came to earth as human, that is why the devil tempted Jesus, because He was a man, He also has the limitation of man. But because of the temptation, we can see an amazing example, not only that we can fight the devil's temptations with the power of God, this also proves that the Lord Jesus is 100% God and also 100% man. And as man, He feels what we feel, He who is so great and infintie became finite because He became human. His love for us is truly great, such that He is willing to stoop down from His throne so that we may be saved. Therefore, let us always come to Him. Do not think that because He is God, He does not understand the life of men, in fact, it is quite the opposite, He really understands and He knows how we think such that He also needed to come down to save us and show us that He went through the same life on earth and even more. So, there is nothing that He does not understand, therefore, do not doubt God any longer, but believe with all of our hearts and come to Him about evreything.

Monday, August 19, 2013

Meninggalkan Warisan Kepada Generasi Berikutnya | Leaving A Legacy To The Next Generation.

Indo

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 1-2

Setelah Yosua dan para tua-tua yang di generasi Yosua meninggal, generasi-generasi baru Israel mulai hidup tidak taat kepada Tuhan. Ada 2 hal yang membuat mereka hidup tidak taat kepada Tuhan, selain daripada pilihan mereka sendiri. Yang pertama adalah bahwa generasi sebelumnya tidak taat kepada Tuhan dan membiarkan banyak dari penduduk Kanaan yang tinggal di tengah-tengah mereka, sehingga ada unsur berhala di tengah-tengah Israel ketika generasi baru mulai tumbuh menjadi dewasa. Yang kedua adalah bahwa generasi sebelumnya tidak meninggalkan suatu warisan akan bagaimana hidup bersama Tuhan kepada generasi yang baru. Sayangnya hal ini juga masih terjadi sekarang ini. Walaupun kita percaya kepada Tuhan, tetapi masih banyak di kehidupan kita hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan, masih ada pengaruh berhala dan yang tidak benar di tengah-tengah kita bagi generasi berikutnya. Dan juga hanya sedikit dari kita yang mengerti untuk meningggalkan suatu warisan kepada generasi berikutnya. Warisan ini bukan berbicara soal uang, atau kekayaan atau ketenaran, tetapi warisan akan gaya hidup, kepercayaan dan visi yang dari Tuhan. Dan karena hal-hal inilah banyak generasi setelah kita tidak mengerti kebenaran dan menjadi hilang. Oleh sebab itu, biarlah kita belajar dari sini dan mulai singkirkan sebisanya segala hal di rumah kita yang bertentangan dengan Tuhan. Biarlah kita wariskan gaya hidup, kebenaran Tuhan, iman dan visi yang Tuhan berikan kepada generasi berikutnya, sehingga generasi berikutnya tidak menjadi hilang ketika kita sudah meinggal, tetapi merekapun dapat meneruskannya kepada generasi berikutnya pula.


English

Bible Reading: Judges 1-2

After Joshua and the elders of his generations died, the next generations of Israel started to live a life of disobedience to God. There are two things that make them disobedient to God other than their own choice. The first one is because the previous generation was not fully obedient to God and left many of the people of Canaan to dwell in their midst, such that there are idols in the midst of ISrael when the new generation grew up. The second is that the previous generation did not leave behind a legacy of living with God to the new generation to follow. Unfortunately this is alsohappening today. Even though we believe in the Lord, there are still many things in our lives that is agaisnt God, there are still impact of idols and unrighteousness in our midst for the next generations. And only a few of people who understand the need to leave a legacy behind to the next generation. This Legacy is not talking about oney, wealth or fame, but it is of lifestyle, belief and vision from God. And because of these many generations after us do not understand the truth and are lost. THerefore, let us learn and start to get rid of all the things in our home that is agaisnt GOd. Let us leave behind a legacy of lifestyle, righteousness of God, faith and vision from God to the next generation, so that they would not be lost when we die, but they too can continue the legacy to the generation after them.

Sunday, August 18, 2013

Berbuah Sesuai Pertobatan Kita | Bearing Fruits According To Our Repentance

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 3

Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya dengan kata-kata yang keras tetapi penuh dengan kebenaran. Dia menegur orang Israel agar mereka menghasilkan buah sesuai dengan pertobatan mereka dan agar mereka tidak berleha-leha atau menganggap sepele karena mereka anak Abraham. Teguran yang sama juga ditujukan kepada kita. Yakni agar kita tidak hanya sekedar bertobat dna kemudian hidup biasa-biasa saja, hidup normal tanpa membuang yang buruk dan menambahkan kebenaran. Banyak dari kita yang merasa bahwa karena kita diselamatkan oleh anug'rah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus, maka kita menganggap sepele anug'rah itu sehingga kita masih hidup sembarangan dan tidak ada pertobatan yang sungguh dan perubahan hidup. Terkadang kita merasa tenang karena ada anug'rah, sama seperti Israel merasa tenang karena mereka adalah umat pilihan Tuhan, keturunan Abraham, sehingga kita masih bermain-main dengan dosa. Tetapi biarlah teguran Yohanes juga mengena di hati kita, membuat kita sadar agar kita membuahkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan kita. Agar kita tidak seperti ranting yang mati, dipotong dan dibuang ke dalam api. Biarlah kita terus bertobat dari karakter, sikap, tingkah laku, pengertian, pemikiran yang masih belum sesuai dengan Firman Tuhan.


English

Bible Reading: Luke 3

John the Baptist started his ministry with a strong word but full of truth. He rebuked Israel so that they would produce fruit in accordance to their repentance and so that they would not relax or take it lightly because they are children of Abraham. The same rebuke is also directed towards us. That is, so that we would not just repent and then go back to normal life without getting rid of the bad and adding in righteousness. Many of us feel that because we are saved by grace through faith in the Lord Jesus Christ, then we take that grace lightly such that we live as we like and there is no true repentance and no life changes. Sometimes we feel relax because there is grace, the same as Israel feeling complacent because they are the chosen people of God, children of Abraham, such that we still play around with sin. But let the rebuke of John also strike us, bringing us to realisation so that we would bear fruits according to our repentance. So that we would not be like the dead branch that is cut from the tree and cast into a fire. Let us keep on repenting from our characters, attitudes, actions, understanding, mindset that are still not in accordance to the Word of God.

Saturday, August 17, 2013

Pilihan Tetap Di Tangan Kita | The Choices Are Still In Our Hands

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 23-24

Israel telah melewati banyak sekali pengalaman bersama Tuhan. Mereka telah mendengar akan pekerjaan tangan Tuhan kepada generasi-generasi sebelum mereka dan mereka juga telah mengalami kuasa Tuhan sendiri. Tetapi di tengah-tengah mereka masih ada allah-allah asing yang perlu disingkirkan dan yang mereka singkirkan setelah Yosua menantang mereka untuk mengambil keputusan untuk ikuti Tuhan atau allah asing. Dari kehidupan Israel kita dapat melihat bagaimana pengalaman seseorang bersama Tuhan, walaupun memang penuh kuasa dan hal-hal yang ajaib, tidak dapat membuat seseorang secara penuh beribadah kepada Tuhan. Pengalaman-pengalaman kita dengan Tuhan selalu mengingatkan kita akan Tuhan, akan kebenaran-Nya dan dapat mendorong kita agar kita makin percaya kepada Tuhan. Tetapi setiap harinya pilihan tetap di tangan kita, apakah kita mau tetap mengikuti Tuhan atau mengikuti allah asing. Pengalaman dengan Tuhan berguna untuk mengkonformasikan janji dan kebenaran Tuhan sehingga kita makin percaya dan iman kita tumbuh karena melihat buah dari iman kita kepada Tuhan. Jadi, tiap hari kita perlu memilih untuk ikuti Tuhan, membaca dan merenungkan Firman Tuhan, beriman dan alami Tuhan, dengan begitu kita akan terus berjalan di dalam Tuhan dan bertumbuh makin dewasa di dalam Tuhan.


English

Bible Reading: Joshua 23-24

Israel has gone through a lot of experiences with the Lord. They have heard of the work of the hand of God to the generations before them and they too have experience the power of God themselves. But there were still foreign gods in their midst that needs to be rid of, which they did after Joshua challenged them to make the decision of following the Lord or other gods. From the life of Israel, we can see that a person's experience, though it is full of power and miracles, cannot make a person fully committed to God. Our experiences with God always remiond us of the Lord, of His righteousness and can encourage us to believe in God more. But every day decision remains in our hands, do we want to keep on following the Lord or do we follow other gods. Experiences with the Lord is useful to confirm the promises and truth of God that we may believe, trust in Him more and our faith may grow because we see the fruit of our faith to God. So, everyday we need to choose to follow the Lord, read and meditate on the Word of God, have faith and experience the Lord so that we may keep on walking in the Lord and growing into maturity in God.

Friday, August 16, 2013

Bertindak Adil & Benar | Acting Justly & Righteously

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 21-22

Sebagai manusia, kita seringkali bertindak karena emosi dan kadang kita melakukan hal yang akan kita sesali. Kita sering bertindak seperti orang Israel yang langsung maju ingin berperang terhadap bani Ruben, Gad dan setengah dari Manasye, sebab mereka membangun mezbah. Ketika Israel mendengar akan hal itu, mereka langsung menganggap bahwa bani Ruben, Gad dan serengah dari Manasye telah berubah setia dari Tuhan dan karena mereka takut akan amarah Tuhan, mereka dengan segera ingin memusnahkan bani Ruben, Gad dan setengah dari Manasye agar murka Tuhan tidak turun atas mereka. BIla Israel langsung bertindak dan tidak bertanya meminta penjelasan lebih dahulu, maka pastilah Israel kehilangan banyak orang dan melakukan hal yang tidak baik di mata Tuhan. Tetapi Israel bertanya dan meminta penjelasan lebih dahulu sebelum mereka benar-benar menyerang dan pada akhirnya mereka mengerti dan tidak terjadi pertumpahan darah antara saudara. Inilah yang perlu kita pelajari dalam hubungan kita dengan siapapun. Yakni agar kita tidak terbawa emosi kita, amarah ataupun kecewa kita sehingga kita bertindak dan melakukan hal yang akan kita sesali. Kita perlu untuk memberikan telinga kita untuk mendengarkan dengan kepala dingin dan mencoba mengerti alasan-alasan yang diberikan oleh pihak lain. Jadi, terhadap saudara dan sesama, biarlah kita tidak bertindak tanpa mengetahui alasan atau cerita dari segala pihak. Sebab kesalah-pahaman adalah hal yang sering terjadi dan yang menghancurkan banyak hubungan antara saudara, keluarga, suami dan istri, sesama dan yang menghancurkan kesatuan umat Tuhan. Jadi, biarlah kita belajar dari Tuhan kita yang adil dengan mendengarkan, bertindak adil dan benar kepada semua orang.


English

Bible Reading: Joshua 21-22

As humans, we often act based on emotion and sometimes we do things that we will regret. We often act like the Israel who marched forward to wage war agaisnt the tribe of Reuben, Gad and half of Manasseh , because they built an altar. When Israel heard of this, they immediately had the impression that the tribe of Reuben, Gad and half of Manassseh has become unfaithful and because they were afraid of the wrath of God, they immediately wanted to destroy the tribe of Reuben, Gad and half of Manasseh so that the wrath of God would not fall upon them. If Israel went straight o destroy them without asking for explanation, then Israel would surely loset a lot of people and have done displeasing acts before the Lord. But Israel did ask for explanation before they really attack and in the end, they understood why and there were no bloodshed between brethren. This is what we need to learn in our relationship with anyone. That is, we should not be acting rashly based on emotion, anger or disappointment such that we do things that we will regret. We need to give our ears to listen with a cool head and try to understand teh reasoning give by the other party. So, towards our brethrens and friends, let us not act without understanding the reasoning from all party. For misunderstanding is one thing that happens very often and is what destroys relationship between brethren, families, husband and wife, friends and what destroys the unity of the people of God. So, let us learn from the Lord who is just, by listening, acting justly and righteously towards others.

Thursday, August 15, 2013

Allah Yang Dekat | A God Who Is Near

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 19-20

Kita dapat melihat bahwa Yosua mengikuti apa kata Tuhan dalam apa yang harus dilakukan setelah mereka masuk ke dalam tanah Kanaan. Mereka berperang, menduduki kota, membagi-bagikannya, dan memilih beberapa kota sebagai kota perlindungan. Dikatakan di sini bahwa Tuhan berfirman kepada Yosua agar mereka memilih kota-kota perlindungan itu. Dari sini kita lihat bahwa Tuhan bukanlah Allah yang jauh, yang hanya memberi peirntah dan kemudian meninggalkan kita begitu saja. Tetapi Ia terus berada di sisi kita, mengingatkan kita, membimbing dan memimpin kita. Itulah Allah kita, Tuhan Yesus Kristus, Allah yang memimpin setiap langkah kita, bila kita mengikuti Firman-Nya, hidup taat kepada-Nya dan bersandar kepada-Nya seperti hamba-hamba-Nya di Alkitab. Betapa beruntungnya kita memiliki Tuhan yang mau memimpin setiap langkah kita! Maka dari itu, biarlah kita belajar untuk hidup taat dan setia seperti Yosua, Musa dan sebagainya. Terpujilah Tuhan Allah yang hidup!


English

Bible Reading: Joshua 19-20

We can see that Joshua followed that the Lord said in doing what needs to be done after they enter the land of Canaan. They fought the battle, overcame the cities, share it around and chose some cities to be a city of refuge. It is said here that the Lord spoke to Joshua to choose the cities for refuge. We can see here that the Lord is not a God who is far, who only gives command and left us alone. But He is always by our side, reminding us, guiding and leading us. That is our God, the Lord Jesus Christ, the God who leads our every step, if we follow His Words, live in obedience and rely on Him just like His servants did in the Bible. How fortunate for us to have a Lord who wants to lead our every step! Therefore, let us learn to live in obedience and faithfulness just like Joshua, Moses and others. Blessed be the Lord, the living God!

Wednesday, August 14, 2013

Meminta Pewahyuan | Asking For Revelation

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 2

Para gembala yang datang kepada Yesus mendapatkan pewahyuan dari para malaikat tentang Yesus. Dan ketika mereka melihat Yesus, mereka memuji dan menyembah Tuhan, lalu mereka pergi dan memberitakannya kepada orang banyak. Apa yang terjadi kepada para gembala inilah yang terjadi kepada orang yang bertobat. Yakni kita mendapatkan pewahyuan atau mata kita terbuka dan kita melihat kebenaran Tuhan, melihat dan lalu percaya bahwa Tuhan Yesus Kristuslah satu-satunya Allah yang hidup, yang datang untuk menyelamatkan kita. Dan setelahnya kita penuh dengan pujian dan penyembahan karena kebaikan dan anug'rah Tuhan. Lalu kitapun tidak dapat menahan sukacita yang datang dari pewahyuan akan Tuhan dan akan pertobatan kita, sehingga kita membagikannya kepada orang banyak. Inilah yang perlu kita doakan bagi mereka yang ingin kita jangkau dan beritakan akan kebenaran dan keselamatan. Sebab bukan manusia yang membuat manusia bertobat, tetapi Tuhan yang memberikan pewahyuan bagi mereka. Jadi, dalam penginjilan kita, janganlah kita memaksa, tetapi biarlah kita beritakan dengan kasih dan berdoalah, bersyafaatlah agar mereka juga mendapatkan pewahyuan, penerangan dan agar mata mereka terbuka untuk melihat kebenaran Tuhan. sehingga merekapun dapat percaya seperti kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Luke 2

The shepherds who came to Jesus received revelation from the angels about Jesus. And when they saw Jesus, they praised and worshiped God, then they went and told the story to many people. What happened to the shepherds is what happened to those who repents. That is, we received revelation or our eyes were opened and we see the truth of God, see and then believe that the Lord Jesus Christ is the only living God, who came to save us all. And afterwards we are full of praise and worship because of His goodness and grace. Then we can't contain the joy that comes from the revelation of God and of our repentance, such that we tell it to others. This is what we need to pray for people we are reaching out and to those whom we are telling the truth and salvation of. Because it is not men who makes men repent, but it is the Lord who gave revelation for them. So, in our evangelism, do not force others, but let us evangelise with love and pray, intercede for them to receive revelation, illumination and so that their eyes would be open to see the truth of God, so that they too, would believe like we believe in the Lord Jesus Christ.

Tuesday, August 13, 2013

Jangan Menjadi Malas | Do Not Become Lazy

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 17-18

Setelah orang Israel menang banyak dan mulai dibagikan tanah-tanah mereka, banyak dari mereka yang menjadi merasa nyaman dan tidak bersiaga untuk perang. Padahal masih banyak tanah-tanah yang belum mereka duduki, tetapi yang sudah dibagi-bagikan kepada mereka menjadi milik mereka. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap suku diberikan tanggung jawab untuk merebut sisa tanah-tanah yang belum diduduki agar menjadi milik mereka. Tetapi mereka menjadi nyaman, lupa atau malas akan tanggung jawabnya sehingga harus didorong dan diperintah oleh Yosua baru mereka mau mulai bergerak kembali. Apakah kita juga seperti ini? Apakah ketika kita mulai mengalami kemenangan di hdup kita, kita menjadi nyaman dan tidak lagi siaga perang, bahkan menjadi malas untuk meneruskan atau meraih apa yang Tuhan berikan bagi kita? Biarlah kita tidak menjadi malas atau merasa nyaman sehingga kita tidak lagi siaga perang. Kita tetap dapat hidup dalam kenyamanan dengan berkat yang Tuhan berikan, tetapi tidak berarti bahwa kita dapat melepaskan siaga kita dan menjadi malas untuk meraih apa yang Tuhan telah siapkan bagi kita. Sayangnya, sebagai manusia yang ingin hidup enak dan nyaman, kita condong untuk hanya ingin bermalas-malasan bila sudah menikmati kemenangan dan merasa aman dan nyaman. Marilah kita periksa kehidupan kita, dan biarlah kita bertobat, sebab Tuhan memberi perintah agar kita menjadiikan seluruh bangsa murid Tuhan, jadi misi kita untuk memberitakan keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus belum selesai dan masih harus kita lanjutkan. Jadi, bangkitlah, perintahkan jiwa kita untuk bangkit dan terus mengejar visi dan misi yang Tuhan berikan.


English

Bible Reading: Joshua 17-18

After the Israelites won many battles and start to divide the land, many of them became complacent and are no longer ready for battle. While there are still many lands that they have not yet overcome, but has been divided between them. It can be said that every tribe is given a responsibility to overcome lands that were not yet overtaken to be theirs. But they became complacent, forgot or lazy of their responsibility that they have to be pushed and commanded by Joshua to go to battle. Are we like that? Do we become complacent and no longer ready for battle or even become lazy to continue or reach what the Lord gave to us, when we have experience victories in our lives? Let us not become lazy or complacent that we are no longer ready for battle. We can still live in comfort with the blessings that God gave us, but it does not mean that we can let go of our awareness and readiness and becomes complacent to reach what the Lord has prepared for us. Unfortunately, as humans, we want to live in comfort and complacency and we tend to want to laze around and enjoy the victories. Let us check our lives, and let us repent, for the Lord gave us commandment to make all nations His disciples, so our mission to share the Gospel of salvation in the Lord Jesus Christ is not yet finished and still need to be continued. So, rise up, command our soul to rise up and continue pursuing the vision and mission the Lord has given to us.

Monday, August 12, 2013

Anug'rah Tuhan Dalam Hidup | God's Grace In Life

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 15-16

Tuhan membagikan kepada masing-masing suku kota-kota dan batas-batasnya. Bukan manusia yang menentukan, tetapi Tuhan yang menentukan dan Yosua melakukannya melalui undian. Kepada suku yang lebih besar, maka mereka mendapatkan lebih banyak dan kepada suku yang lebih kecil, mereka mendapatkan lebih sedikit. Dengan begitu semua suku berkecukupan dan terbagi dengan adil. Dan bagi suku Lewi, kepunyaan Tuhan, mereka tidak memiliki tanah, tetapi mereka diberikan kota-kota untuk didiami dan kota-kota perlindungan bagi mereka yang perlu tempat perlindungan, seperti yang Tuhan perintahkan sebelumnya. Inilah anug'rah Tuhan kepada umat-Nya, yakni Tuhan memberikan kemenangan, tanah untuk didiami, ladang yang dapat dipekerjakan dan mereka menjadi bangsa yang tetap, yang dikenal banyak bangsa. Ktia dapat melihat tahap demi tahap dari apa yang Tuhan lakukan. Tuhan memberikan kepada mereka jumlah yang banyak agar dapat dinamakan sebagai bangsa dan bukan hanya sekelompok keluarga saja. Lalu Tuhan memberikan pengarahan, perintah dan cara-cara untuk orang Israel hidup di dalam Tuhan sebagai satu bangsa yang harmonis. Kemudian Tuhan memberikan pengalaman perang dan kemenangan agar dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Pada akhirnya Tuhan membeirkan tanah yang berlimpah susu dan madunya agar mereka dapat hidup, memiliki tempat tinggal yang dapat mereka sebut sebagai 'rumah' milik mereka. Begitu juga Tuhan bekerja di kehidupan kita, tahap demi tahap untuk membawa kita kepada kesempurnaan dalam Tuhan dan untuk memenuhi rencana-Nya yang indah bagi kita. Jadi, biarlah kita belajar dari kehidupan Israel agar kita tidak banyak menggerutu, tidak sabar, hanya mau memuaskan hawa nafsu, tetapi biarlah kita belajar untuk taat, setia kepada perintah Tuhan, mengucap syukur karena pimpinan dan penjagaan Tuhan, sabar menanti waktu Tuhan dan mengikuti kebenaran-Nya. Dengan begitu kita akan melihat pimpinan tangan Tuhan sepanjang hidup kita yang akan membawa kita makin lama makin dekat dengan-Nya dan makin dekat untuk memenuhi rencana-Nya bagi kita.


English

Bible Reading: Joshua 15-16

The Lord gave to each tribe cities and lands. Not men who decides, but God who decides and Joshua did it through taking lots. To the bigger tribe, they received more and to the smaller tribe, fewer. That way every tribe is sufficient and is divided fairly. And for Levites who belong to God, they do not have lands, but were given cities to live in and for refuge for them who needs it, as the Lord commanded. This is the grace of God to His people, that is, He gave victories, land to settle in, field to till, and they became an established nation and known. We can see the steps that the Lord took them from. The Lord gave them many numbers so that they can be called as a nation and not just a group of families. Then the Lord gave guidance, commandments and ways to live in the Lord as a nation living in harmony. Afterwards, the Lord gave experience of war and battle that can be passed down from generation to generation. In the end, the Lord gave them land filled with milk and honey so that they can live, have a place to stay that they can call 'home'. The same way the Lord is working in us, step by step to bring us to the perfection in God and to the fulfilment of His plans for us. So, let us learn from the Israelites so that we would not grumble, impatient, only want to satisfy our lustful desires, but let us learn to be obedient, giving thanks for His guidance and protection, patiently awaits His time and follow His righteousness. That way we will see the guidance of God throughout our whole life journey that will bring us closer to Him and to the fulfilment of His plans for us.

Sunday, August 11, 2013

Taat & Bertanggung Jawab | Obedient & Responsible

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 13-14

Dikatakan di sini bahwa Yosua telah menjadi tua dan masih banyak tanah yang belum diduduki oleh Israel. Tetapi Tuhan berjanji bahwa Ia yang akan menghalau musuh-musuh di depan Israel. Tetapi semua itu tetap tergantung akan Israel, apakah mereka mau maju berperang dan memenuhi apa yang Tuhan ingin berikan kepada mereka, atau mereka sudah merasa cukup dan nyaman sehingga mereka tidak mau lagi maju berperang. Terkadang kita dapat menemukan diri kita di dalam situasi seperti ini. Pada awal kita mengenal Yesus dan memberikan hidup kita kepada Tuhan, kita mungkin memiliki seorang mentor yang selalu membimbing dan mendorong kita untuk maju dan mengejar visi dan mimpi yang Tuhan berikan. Tetapi mungkin kita temukan bahwa mentor kita pindah kota, atau kita yang pindah kota sehingga kita kehilangan seorang mentor yang mendukung atau mendorong kita. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa janji Tuhan, visi dan mimpi dari Tuhan tidak akan terjadi. Semua itu tetap tergantung kepada kita, apakah kita mau taat mengejar visi dan mimpi yang Tuhan beri, walaupun tidak ada yang mendorong, atau tidak. Semua kembali kepada ketaatan dan juga kedewasaan kita di dalam Tuhan. Bila kita terus menerus maunya di dorong seperti anak kecil yang harus selalu disuruh-suruh, maka kita tidak bertumbuh secara rohani. Sedangkan bila kehidupan rohani kita sehat, maka kita akan bertumbuh dan menjadi dewasa, yakni kita tidak lagi harus disuruh-suruh, tetapi kita mengerti akan tanggung jawab yang Tuhan berikan sehingga kita dapat tetap mengejar visi dan mimpi yang Tuhan berikan walaupun kehilangan mentor yang terus mendukung. Jadi, biarlah kita tetap setia, taat dan bertanggung jawab akan apa yang Tuhan telah berikan kepada kita. Bila kita kehilangan seorang mentor, carilah lagi seorang mentor yang dapat kita percaya, tetapi juga teruslah bertumbuh menjadi dewasa dan jangan seperti anak kecil terus menerus. Sebab masih banyak tanah-tanah, yakni visi-visi yang perlu kita raih di dalam Tuhan dan kita akan menuai hasilnya bila kita tidak lengah dan terus bekerja di ladang-Nya.



English

Bible Reading: Joshua 13-14

It is said that Joshua has become old and there were still many lands which has not been taken over by Israel. But the Lord promised that He will fight before Israel. But all of that still depends on Israel, whether they would keep on marching and fulfilling what the Lord wants to give to them, or do they feel sufficient that they do not want to go to battle again. Sometimes we might find ourselves in this situation. In the beginning when we first knew Jesus and gave our lives to the Lord, we may have a mentor who always guides and encourages us to move forward, pursuing our dreams and visions given by God. But we may find that our mentor may move to a different city or we are the one who moved, such taht we have lost a mentor who always supports and pushes us. But this does not mean that the promise of God, the visions and dreams will not happen. It all still depends on us, whether we want to keep being obedient and pursue those dreams and visions even though we have not one who pushes us, or not. It all comes back to obedience and our maturity in the Lord. If we always want to be pushed like a child who always need to be told of what to do, then we are not growing spiritually. Meanwhile, if our spiritual lives are healthy, then we will grow and become mature, that is, we no longer need to be told for us to move, but we will understand of the responsibility that the Lord gave to us such that we can still pursue those dreams and visions even though we have lost our mentor. So, let us keep on being faithful, obedient and responsible of what the Lord has given to us. If we have lost a mentor, find another whom we can trust, but also keep on growing to maturity and do not be like a child all the time. For there are still many lands, that is, many visions that we still need to reach in the Lord, and we will reap the harvest if we do not lose heart and keep on working in His field.

Saturday, August 10, 2013

Yohanes Pembaptis Jaman Kini | John The Baptist Of This Era

Indo

Pembacaan Alkitab: Lukas 1

Tugas Yohanes Pembaptis adalah untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan Yesus. Melalui Yohanes, berita akan keselamatan melalui pertobatan dan pengampunan dosa mulai tersebar lalu waktu Yesus tiba untuk melayani dan pada akhirnya mati dan bangkit sambil mengambil semua dosa dan kesalahan manusia bersama-Nya dan menaklukkan maut. Dan Tuhan Yesus berkata bahwa Ia akan kembali ke dunia untuk kedua kalinya dan Ia memerintahkan kita untuk pergi dan menjadikan seluruh bangsa murid-Nya. Jadi, dapat dikatakan bahwa kita adalah Yohanes-Yohanes Pembaptis jaman kini. Yakni murid-murid Tuhan yang memberitakan akan keselamatan melalui pertobatan dan pengampunan dosa. Tetapi seperti yang dikatakan dalam nyanyian nubuatan Zakharia, yang membuat mata orang-orang terbuka adalah Tuhan sendiri. Dikatakan bahwa, "oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kpeada jalan damai sejahtera". Jadi, kita tidak dapat memaksakan pertobatan kepada orang-orang, tetapi dengan kuasa dan anug'rah Tuhan, ketika kita membagikan Firman Tuhan, berita keselamatan kepada orang-orang terang Tuhanlah yang akan menyinari kehidupan mereka dan membuat mereka melihat sendiri bahwa mereka berada di dalam kegelapan dan perlu untuk berjalan keluar dari kegelapan itu dan kepada terang Tuhan. Jadi, biarlah kita tidak henti-hentinya dan tidak jemu-jemunya melakukan bagian kita, sebagai Yohanes-Yohanes Pembaptis jaman kini, yang memberitakan berita keselamatan melalui pertobatan dan pengampunan dosa.


English

Bible Reading: Luke 1

The role of John the Baptist was to prepare the way the Lord Jesus. Through John, the news of salvation through repentance and forgiveness of sin started to spread, then the time of Jesus' ministry began and in the end He died, rose again while taking all sins and iniquities of mankind and defeated death. And the Lord Jesus said that He will come back again to the earth for the second time and He commanded us to go and make all nations His disciples. So, it can be said that we are John the Baptist of this era. Who are, disciples of the Lord who shares the news of salvation through repentance and forgiveness of sin. But as it is said in the songs of prophecy of Zechariah, the one who makes the eyes of the people to be opened is the Lord Himself. It is said, "because of the tender mercy of our God, by which the rising sun will come to us from heaven, to shine on those living in darkness and in the shadow of death, to guide our feeth into the path of peace". So, we cannot force repentance upon people, but it is by the power and grace of God, when we share the Word of God, news of salvation, the light of God will light their lives and make them see for themselves that they are in the darkness and need to walk out of that darkness and to the light of God. So, let us not stop and not be tired to do our part, as John the Baptist of this era, who tell of the news of salvation through repentance and forgiveness of sin.

Friday, August 9, 2013

Bukan Hanya Mengetahui Kebenaran | More Than Just Knowing The Truth

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 11-12

Kita dapat melihat akan bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepada Yosua dan Israel atas tanah Kanaan. Dituliskan bahwa mereka mengalahkan 31 raja, yang berarti mereka menduduki setidaknya 31 kota. Dan semuanya karena Tuhan yang berperang bagi mereka. Bila kita lihat dari awalnya, Tuhan berkata kepada Yosua bahwa tanah yang mereka injak akan menjadi milik mereka dan itulah kenyataan yang Tuhan berikan kepada Yosua dan Israel. Kita semua tahu bahwa Tuhan itu setia. Kita semua juga tahu bahwa Tuhan berperang bagi kita, sebab kita telah membacanya selama 12 pasal di kitab Yosua. Tetapi dalam menghadapi tantangan, masalah dan peperangan di dalam kehidupan kita, seringkali kita masih kesulitan untuk mengaplikasikan apa yang kita telah ketahui ini. Oleh karena itu, biarlah kita terus ingatkan diri kita akan kebenaran-kebenaran ini, setiap harinya. Bila perlu, biarlah kita taruh kata-kata ini di tempat-tempat yang dapat kita lihat setiap hari agar kita selalu diingatkan akan kebenaran-kebenaran ini. Kita dapat taruh di kamar kita, di kamar mandi, di pintu kulkas, di kantor atau di manapun juga. Dan biarlah kita praktekkan Firman Tuhan yang berkata bahwa iman datang dari pendengaran dan pendengaran akan Firman Allah. Jadi janganlah kita hanya membaca, tetapi membacalah dengan suara yang keluar, agar kita juga mendengar Firman Tuhan. Dan makin sering kita mendengar dan mengatakan kebenaran Tuhan, maka itu akan mendarah daging dalam hidup kita dan kita akan terus diingatkan. Lebih dari itu, karena kita tahu bahwa mempraktekkan lebih sulit dari hanya mengetahui kebenaran, maka kita perlu untuk saling mengingatkan dan mendorong agar kita memiliki iman kepada Tuhan dan jangan hilang harapan. Sama seperti Yosua yang awalnya takut dan tidak yakin, tetapi Tuhan terus mengingatkan dia untuk tetap teguh, tidak tawar hati, tidak gentar sebab Tuhan beserta dia, sehingga Yosuapun terbangun imannya dan dapat melangkah dengan iman. Jadi, biarlah kita tidak hanya tahu akan kebenaran Tuhan, tetapi biarlah kita terus ingatkan diri kita akan kebenaran-kebenaran Tuhan agar menumbuhkan iman sehingga kita dapat melangkah dengan iman itu.


English

Bible Reading: Joshua 11-12

We can see how the Lord gave victories to Joshua and Israel over the land of Canaan. It is written that they defeated 31 kings, meaning they took over at least 31 cities. And all of them are because the Lord fought for them. If we go back to the beginning, the Lord said to Joshua that the land they stepped on will be theirs and this is the reality of what the Lord gave to Joshua and Israel. We all know that the Lord is faithful. We also know that the Lord fights for us, for we have read about it in these 12 chapters of Joshua. But in facing challenges, problems, and our own battlers in life, we often still find it difficult to be able to apply what we know. Therefore, let us keep on reminding ourselves of these truths daily. If need be, let us put these words in places where we can see it everyday so that we will always be reminded of these truths. We can put them in our bedrooms, bathrooms, door fridge, in the office or anywhere. And let us practice the Word of God where it is said that faith comes by hearing and by hearing of the Word of God. So, do not just read, but read out loud so that we also hear the Word of God. And the more we hear and say the Word of God, then it will become part of us and we will always remember. More ove,r because we know that practicing it is more difficult than knowing it, then we need to remind one another and encourage one another so that we have faith in the Lord and not lose hope. It is just like with Joshua, who was afraid and was not sure in the beginning, but the Lord kept on reminding him to be strong and courageous, not to lose heart and not be afraid because the Lord is with him, and Joshua's faith was lifted up and he can walk in that faith. So, let us not just know the truth of God, but let us keep on reminding ourselves of them so that our faith grows and we can walk in that faith.

Thursday, August 8, 2013

Taat Kepada Tuhan | Obedient To The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 9-10

Tuhan memimpin Yosua dan Israel untuk maju dan menduduki banyak daerah satu persatu. Dalam setiap peperangan, Tuhan ikut campur dan Israel tahu bahwa Tuhanlah yang berperang di depan mereka, bahwa Tuhanlah yang berperang bagi mereka. Yosua tahu bahwa bila Tuhan telah berjanji, maka Ia akan memberikannya, maka yang Tuhan inginkan dari Israel bukanlah tenaga atau pengorbanan mereka, tetapi yang Tuhan inginkan adalah ketaatan dan iman yang penuh kepada Tuhan. Begitu juga dengan kehidupan kita sehari-harinya. Tuhanlah yang berperang bagi kita, Tuhanlah yang mencukupi, memberi kemenangan, memberi hikmat dan sebagainya. Bagian kita adalah untuk hidup taat kepada Firman Tuhan, taat kepada perintah Tuhan dan beriman penuh kepada-Nya. Janganlah kita ragukan Tuhan ataupun memilih jalan kita sendiri, tetapi biarlah kita taat kepada Tuhan, walaupun kelihatannya tidak mungkin atau sangat sulit, bila Tuhan yang memerintahkan, maka kita hanya perlu untuk percaya dan taat kepada Tuhan, beriman bahwa Tuhan yang akan memmpin kita kepada kemenangan demi kemenangan.


English

Bible Reading: Joshua 9-10

The Lord led Joshua and Israel to march and overtake many areas, one by one. In every battle, the Lord is with them and Israel knows that the Lord is the one who fights before them, that the Lord is the one who fights for them. Joshua knows that if the Lord has promised, He will give it, then, what the Lord wants is not power or sacrifice, but what the Lord is obedience and faith to the Lord. The same applies to our daily lives. The Lord is the one who fights for us, the Lord gives sufficiency, victories, wisdom and much more. Our part is to live in obedient to the Word of God, obedient to the commandment of God and have faith wholly in Him. Do not doubt the Lord or choose our own way, but let us obey the Lord, even though it may seem impossible or very difficult, if the Lord commanded it, then we just need to believe and obey and have faith that He will lead us to victories after victories.

Wednesday, August 7, 2013

Minta Strategi Dari Tuhan | Ask For Strategy From God

Indo

Pembacan Alkitab: Yosua 7-8

Di antara peperangan melawan penduduk Yerikho dan penduduk Ai, Tuhan memberikan dua strategi yang berbeda kepada Yosua. Untuk melawan Yerikho, yang memiliki tembok yang kuat, dan peperangan pertama bagi generasi Israel yang kedua di padang gurun, Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya. Bukan hanya agar Israel bersandar kepada Tuhan, tetapi juga untuk memberikan semangat dan menambahkan iman kepada Israel. Dan ketika mereka melawan Ai, yang tidak memiliki tembok yang kuat dan orang yang lebih sedikit, Tuhan memberikan strategi lain agar dapat mengalahkan mereka. Taktik yang Tuhan berikan kali ini memberikan hikmat perang kepada Israel sebab mereka sudah tahu bahwa Tuhan berkuasa dan bersama mereka. Dan kita memiliki Tuhan yang sama dulu sekarang dan selamanya. Tuhan juga dapat memberikan kepada kita hikmat dan strategi dalam menghadapi tantangan apapun yang kita hadapi di dalam hidup kita, baik dalam pelayanan, dalam pekerjaan, bisnis, rumah tangga maupun persahabatan. Hanya saja, kita perlu untuk bersandar dan meminta hikmat itu kepada Tuhan. Janganlah kita bersandar kepada pemikiran dan hikmat manusia, sebab kita terbatas dan Tuhan itu tidak ada batasnya. Jadi, dalam apapun yang kita hadapi, biarlah kita mencari hikmat dan strategi Tuhan dan bukan apa yang kita pikir baik.


English

Bible Reading: Yosua 7-8

Between the battle agaisnt Jericho and Ai, the Lord gave two different strategies to Joshua. To fight against Jericho, which has a strong wall and is the first battle for second generation Israel in the desert, the Lord showed His power. Not only for Israel to rely on God but also to encourage Israel and to add faith to them. And when they fought against Ai, which did not have a strong wall and has fewer soldiers, the Lord gave a different strategy to win against them. The strategy that the Lord gave this time gives wisdom to Israel on the arts of war because they already know that the Lord is powerful and is with them. And we have the same God, yesterday, today and forever. The Lord is also able to give us wisdom and strategies in facing challenges in our lives, it may be in ministry, work, business, family or even friendship. But we must rely and ask for wisdom from the Lord. Do not rely on our own understanding and the wisdom of men, because we are finite and the Lord is infinite. So in anything that we face, let us seek the wisdom and strategy from the Lord and not what we think is good.

Tuesday, August 6, 2013

Kekuatan Tuhan | The Power Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 5-6

Bila kita perhatikan akan apa yang Tuhan minta Yosua dan orang Israel lakukan untuk menjatuhkan Yerikho, kita dapat membayangkan betapa banyaknya tenaga yang dipakai mereka. Tuhan memerintahkan agar mereka mengelilingi kota Yerikho satu kali setiap hari selama enam hari dan pada hari ketujuh mereka harus mengelilingi kota itu tujuh kali. Pada saat itu kota Yerikho adalah kota yang makmur, kota yang kuat dan memiliki tembok yang kuat pula dan bukanlah kota yang kecil. Jadi untuk mengelilingi kota itu sekali, pasti maka waktu paling sedikit satu jam, apa lagi dengan tentara yang banyak. Apalagi bila harus mengelilinginya tujuh kali, tentunya mereka juga pasti capai secara fisik mereka. Tetapi justru meeka tetap dapat menyerang kota Yerikho, mendudukinya, walaunpun mereka sudah capai dan orang-orang di Yerikho masih memiliki kekuatan penuh. Dari sini kita dapat melihat betapa luar biasanya kuasa Tuhan bekerja di tengah-tengah Yosua dan Israel. Bukan hanya tembok yang kuat itu rubuh, tetapi orang-rang Israel yang sudah capaipun dapat mengalahkan orang-orang Yerikho yang masih memiliki kekuatan penuh. Terkadang kita perlu melakukan hal-hal yang mungkin membuat kita capai, membuat kita merasa tidak mampu, atau tidak sanggup, tetapi justru di saat-saat itulah kuasa Tuhan sempurna di dalam kita. Justru di saat kita lelah dan lemah, Tuhan kuat dan kuasa-Nya terpancar melalui kita. Dengan begitu kita tidak dapat membanggakan kekuatan kita, tetapi kekuatan Tuhan yang kita banggakan. Jadi, janganlah kita menggerutu atau kecewa ataupun depresi karena situasi dan keadaan di sekitar kita, tetapi biarlah kita bersandar kepada Tuhan, kepada kekuatan-Nya dan kita akan melihat kuasa-Nya nyata di dalam hidup kita.


English

Bible Reading: Joshua 5-6

If we notice of what the Lord asked of Joshua and the people of Israel to do to take over Jericho, we can imagine how much energy they used. The Lord commanded them to march around the city once everyday for six days and on the seventh day, march around te city seven times. At that time, Jericho is a rich city, a strong city and has strong walls as well, and not a small city. So to march around that city once would take at least one hour, more over they had a large number or army marching. Imagine when they had to march around the city for seven times, they must feel tired and fatigued physically. But they still  were able to attack the city of Jericho, defeated them, even though they were tired and the people of Jericho still have full strength. We can see here how amazing the power of God in the midst of Israel. Not only the strong walls that tumbles down, but the tired Israelites were still able to defeat the people of Jericho who are at full strength. Some times we need to do thing that makes us tired, makes us unable, not strong enough, but in those times, the power of God is perfect in us. It is when we are weak and weary, that the Lord is strong and His power shines through us. That way we do not boast of our strength, but we boast of the power of God. So, do not grumble or be disappointed or depressed because of the situation and circumstances around us, but let us rely on the Lord, on His strength and we will see His power come true in our lives.

Monday, August 5, 2013

Penyertaan Tuhan Dalam Menginjil | The Lord's Presence In Evangelising

Indo

Pembacaan Alkitab: Markus 16

Tuhan memberikan perintah kepada murid-murid-Nya untuk pergi dan memberitakan Injil kepada seluruh bangsa. Tuhan juga menjanjikan bahwa tanda-tanda akan mengikuti mereka yang menginjil kepada orang banyak, yakni, mengusir setan, berbicara dalam bahasa baru, menyembuhkan yang sakit, tidak mendapatkan celaka walaupun memegangn ular atau meminum racun maut. Tentunya bukan berarti bahwa sebagai orang percaya kita dapat meminum racun dan menjadi kebal terhadap racun itu, atau ketika kita menjadi orang percaya kita langsung dapat melakukan mujizat setiap saat  yang dikatakan di sini. Tetapi ini adalah tanda-tanda dan kuasa yang Tuhan berikan kepada mereka yang melakukan Firman-Nya untuk menginjil kepada bangsa-bangsa. Ini adalah tanda penyertaan Tuhan untuk menjaga kehidupan kita, dan juga untuk melayani mereka yang membutuhkan Tuhan dalam hidup mereka. Jadi, bila kita menginjil dan memberitakan kepada orang-orang akan Yesus, akan keselamatan yang ada di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka tanda-tanda ini akan mengikuti kita. Kita dapat melihat hal-hal ini terjadi kepada para rasul ketika mereka memberitakan Injil. Kita juga dapat melihat contoh-contoh di jaman abad 20 dan 21 seperti Billy Graham, Kathryn Kuhlman, Reinhard Bonnke, Benny Hinn, dan lain-lainya. Biarlah kita pegang teguh janji Tuhan ini dan direnungkan, dikatakan, diproklamasikan dengan iman dan percaya, agar ketika kita menginjil kepada orang-orang, maka mereka yang membutuhkan akan dipenuhi, mereka yang sakit akan disembuhkan, mereka yang terikat akan dilepaskan dan mereka yang mencoba menghalangi kita tidak akan dapat sebab Tuhan beserta kita. Jad, janganlah kita mencobai Tuhan dengan meminum racun atau sebagainya, tetapi ini adalah janji Tuhan untuk menyertai mereka yang pergi menginjil kepada bangsa-bangsa. Dan biarlah kita jangan takut dalam menginjil, Tuhan yang akan menyertai kita.


English

Bible Reading: Mark 16

The Lord gave command to His disciples to go and preach the Gospel to all nations. The Lord also promised that signs will follow them who evangelise to many people, that is, to cast out devil, to speak in new language, to heal the sick, not be harmed when holding a snake or even drinking poison. Of course this does not mean that  as believer we can all drink poison and not die, or become a believer and we can do miracles immediately all the time as it is said. But these are signs and power that God gives to follow those who does His Word to preach to the nations. This is the sign of the presence of God being with us to protect us and to serve others who needs the Lord in their lives. So, if we evangelise and preach to others about Jesus, of the salvation in the Lord Jesus Christ, then these signs will follow us. We can see this happened to the disciples when they preached the Gospel. We can also see the examples if the 20th and 21st century such as Billy Graham, Kathryn Kuhlman, Reinhard Bonnke, Benny Hinn and many others. Let us hold on true to this promise of God, meditate on it, say it, proclaim it with faith and believe, so that when we evangelise to others, then they who are in need will be fulfilled, they who are sick will be healed, they who are bound will be set free and they who tried to stop us will not prevail because the Lord is with us. So, do not tempt God by drinking poison or the like, but this si the promise of God to be with them who go and preach the Gospel to nations. And let us not be afraid in preaching the Gospel, the Lord will be with us.

Sunday, August 4, 2013

Inisiatif & Langkah Pertama | Initiative & First Step

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 3-4

Ketika orang Israel menyeberangi sungai Yordan, Tuhan perintahkan agar para imam dan orang lewi yang mengangkut tabut perjanjian harus berjalan di depan mereka. Ketika kaki mereka menginjak air di sungai Yordan, maka terbelah lah air sungai Yordan dan orang Israel dapat berjalan. Sedangkan para imam dan orang Lewi yang mengangkut tabut perjanjian itu tetap diam di tengah-tengah sungai Yordan agar tetap terbelah. Dan apa yang dapat kita pelajari dari sini adalah bahwa para pemimpin perlu unutk mengambil langkah iman untuk dapat memimpin umat Tuhan. Dan juga bahwa para pemimpin harus berjalan dengan iman ke daerah yang banyak orang tidak akan berjalan, jalan yang belum pernah ditempuh orang-orang. Inilah karakter-karakter pemimpin yang membuat sejarah. Dan kita semua adalah pemimpin, kepala dan bukan ekor, jadi kitapun perlu untuk belajar berjalan dalam iman ke dalam jalan-jalan yang orang-orang belum pernah jalan atau takut untuk menjalaninya. Tetapi sebagai murid Kristus, kita semua dapat belajar dan aplikasikan di dalam hidup kita bahwa bila kita ingin melihat kuasa Tuhan terjadi di dalam hidup kita, maka kita perlu untuk melangkah dengan iman, kita perlu untuk mencelupkan kaki kita dahulu ke dalam sungai Yordan baru itu akan terbelah. Jadi, bukannya kita menunggu mujizat terjadi, tetapi kita perlu melangkah agar mujizat itu terjadi. Jadi, inisiatifnya dan langkah pertama ada pada kita dan dengan iman kepada Tuhan dalam kita melangkah, maka kita akan melihat penyertaan Tuhan.


English

Bible Reading: Joshua 3-4

When the Israelites crossed the Jordan river, the Lord commanded the priests and the Levites who carries the Tabernacle of God to walk in front of them. When their feet stepped onto the waters in the Jordan river, then the waters separated and Israel was able to cross through. While the priests and the Levites who carried the Tabernacle stayed in the river so that it stayed separated. And what we can learn here is that the leaders need to take the step of faith to be able to lead the people of God. And that the leaders need to walk in faith to areas that nobody dares to walk or have not yet walked before. These are the characters of leaders who make history. And we are all leaders, head and not tails, so we also need to learn to walk in faith to paths that no one has ventured before or afraid to. But as disciples of Christ, we all can learn and apply to our lives that if we want to see the power of God in our lives, then we need to step in faith, we need to put our feet into the waters of the Jordan river and then it will separate. So, we do not wait for miracle to happen, but we need to take the step so that miracle will happen. So, the initiative and the first step is with us and in walking by faith to the Lord, then we will see the guidance of the Lord.

Saturday, August 3, 2013

Tuhan Berjanji, Tuhan Memenuhi | The Lord Promised, He Fulfills

Indo

Pembacaan Alkitab: Yosua 1-2

Bila Tuhan menjanjikan sesuatu, Tuhan pasti memenuhinya walaupun dari sudut pandang manusia, hal itu tidak mungkin. Ambil pengalaman Israel sebagai contoh. Tuhan berfirman kepada Yosua bahwa Tuhanlah yang akan memimpin bangsa Israel untuk maju berperang dan menduduki setiap tanah yang mereka injak, sesuai dengan janji Tuhan kepada nenek moyang mereka. Dan Yosua mengirimkan pengintai untuk mengintai Yerikho sebelum mereka menyerang Yerikho dan ketika para pengintai itu masuk Yerikho, mereka mendapatkan informasi bahwa seluruh rakyat di Yerikho takut dan gentar akan Israel karena mereka telah mendengar apa yang Tuhan lakukan di tengah-tengah Israel. Dan hal-hal seperti inilah yang tidak akan diketahui oleh manusia dan tidak dapat dilakukan oleh manusia, bila bukan Tuhan sendiri. Tanpa Yosua menyerang lebih dahulu dan menunjukkan kekuatan Israel, musuh sudah putus asa dan hilang harapan lebih dahulu dan itulah adalah salah satu strategi Tuhan ketika Ia berkata bahwa Ia berperang bagi kita. Jadi, di dalam Tuhan, kita tidak perlu takut untuk maju mengejar visi dan mimpi yang Tuhan bukakan kepada kita, yang Tuhan berikan kepada kita, sebab kita bersandar kepada Tuhan, memegang teguh kepada Firman-Nya, merenungkannya, melakukannya, serta menguatkan dan meneguhkan hati kita dengan iman dan kepercayaan bahwa Tuhan yang telah memberikan kemenangan dan yang akan berperang di depan kita. Jadi, janganlah kita terintimidasi oleh keadaan dan situasi di sekitar kita, tetapi biarlah kita percaya kepada janji dan Firman Tuhan. Jadi, berpegang teguhlah kepada Tuhan, janji dan Firman-Nya dan janganlah takut, tetapi teguhkan dan kuatkan hati kita.


English

Bible Reading: Joshua 1-2

If the Lord promised something, He will definitely fulfill it even though it may seem impossible in the eyes of men. Take Israel for example, the Lord said to Joshua that the Lord will lead Israel to march towards battle and to take over every land that they step on, according to the promised the Lord made to their ancestors. And Joshua sent spies to see the situations in Jericho before they march for battle and then the spies arrived, they got inside information that the whole Jericho is afraid of the Israelites because they have heard what the Lord has done in their midst. And this are the things that will never known by men and cannot be done by men, if it is not the Lord Himself. Without Joshua marching into battle and showing Israelites' strengths, the enemy has lost hope first and this is one of God's strategy when He said He will fight for us. So, in the Lord, we do not need to fear to go and chase after visions and dreams that the Lord has revealed to us, has given to us, for we rely on the Lord, hold on tight to His Words, meditate it and do it, along with being strong and courageous by faith and trust in the Lord who has given the victory and will fight for us. So, do not be intimidated by the situation and circumstances around us, but let us believe in the promise and Word of God. So, hold on true to His promise and Word, and do not be afraid, but be strong and courageous.

Friday, August 2, 2013

Tiada Allah Lain | There Is No Other God

Indo

Pembacaan Alkitab: Ulangan 32-34

Bila kita melihat nyanyian Musa yang diajarkan oleh Tuhan bagi orang Israel, kita dapat melihat kesetiaan Tuhan, ketidaksetiaan Israel dan bagaimana Tuhan melihat Israel. Tuhan berkata bahwa nyanyian ini berguna untuk mengingatkan Israel kepada Tuhan apabila mereka mulai menyimpang dari kebenaran Tuhan, apa bila mereka mulai menyembah allah asing. Biarlah nyanyian ini juga mengingatkan kita akan kesetiaan Tuhan, akan bagaimana Tuhan menjaga umat-Nya. Bila kita perhatikan, dikatakan bahwa Tuhan adalah Bapa, Pencipta kita, Ia menjaga kita seperti biji mata-Nya sendiri, Ia juga seperti rajawali yang melayang-layang di atas anak-anak-Nya, mengembangkan sayap-Nya, menampung dan mendukung kita di atas kepak-Nya. Ia memberikan kepada kita kecukupan dalam hidup. Jadi, sebenarnya bila kita simpulkan, Tuhan sayang kita, mendidik kita, mencukupi kebutuhan kita. Tetapi seringkali kita masih menggerutu dan merasa tidak cukup, merasa tidak disayang, merasa selalu dimarahi atau dilarang. Bila kita bertindak seperti ini maka kita seperti anak kecil yang masih terus maunya bermanja-manja dan ingin menang sendiri dan belum dewasa. Maka dari itu, biarlah kita periksa kehidupan kita, ambil waktu untuk introspeksi diri kita sendiri dan biarlah kita ingat akan segala hal yang Tuhan telah lakukan bagi kita. Agar pada akhirnya dan setiap harinya kita mengakui dan menghormati Tuhan sebagai Allah yang hidup, satu-satunya Allah dan tidak ada allah lain selain daripada Tuhan Yesus Kristus. Dan biarlah kita tumbuh dewasa dan jangan terus menjadi anak kecil di dalam Tuhan.


English

Bible Reading: Deuteronomy 32-34

If we look at the song of Moses that was taught by God for Israel, we can see the faithfulness of God, the unfaithfulness of Israel and how the Lord sees Israel. The Lord said that this song is useful to remind Israel of the Lord when they start to sway away from the righteousness of God, if they start to worship other gods. Let this song also remind us of God;s faithfulness, of how the Lord cared for His people. If take notice, the Lord said that He is Father, our Creator, He took care of us as the apple of His eye, He is also like the eagle, hovers over its young, spreading out His wings, taking up the young and carrying us on His wings. He gives us sufficiency in our lives. So if we conclude it, the Lord loves us, disciplines us, fulfills our needs. But many times we still grumble and feel that we don't have enough, feel unloved, feel that we are always being rebuked or forbid to do things. If we act like this, then we are still like a small child who always want to be doted and want to always get his way and not yet mature. Therefore, let us check our lives, take time to introspect our lives and let us remember of all the things the Lord has done for us. So that in the end, and everyday, we will confess and honour the Lord as the living God, the only God and there is no other god besides the Lord Jesus Christ. And let us grow mature and not be like a small child all the time.

Thursday, August 1, 2013

Kebenaran, Bukan Kesombongan | Righteousness, Not Pride

Indo

Pembacaan Alkitab: Markus 15

Para Imam dan orang Farisi menuduh Yesus dan ingin Yesus dihukum mati dan bahkan sampai menghasut banyak orang untuk melakukan hal yang sama hanya karena mereka dengki kepada Yesus. Yang disayangkan adalah bahwa mereka tidak menangkap teguran Yesus dan berubah, tetapi mereka justru menolak teguran Yesus dan tetap menganggap diri mereka benar. Inilah kesombongan yang ada pada mereka, yakni bahwa karena mereka telah mempelajari Taurat selama hidup mereka dan karena mereka memiliki kedudukan, maka mereka menganggap bahwa orang lain tidak dapat menandingi mereka dalam masalah Taurat. Sangat disayangkan bahwa kesombongan mereka membutakan mereka dari kebenaran dan pertobatan. Inilah yang dapat kita pelajari dari para imam dan orang Farisi, yakni agar kita tidak biarkan kesombongan membutakan kita dari kebenaran dan pertobatan. Jangan menganggap diri kita jauh lebih penting dari sesama kita, ataupun kita lebih tahu dari sesama kita, atau juga kita lebih memiliki otoritas dan sebagainya.

Satu hal lagi yang dapat kita pelajari dari pasal ini adalah dari orang banyak yang dihasut oleh para imam dan orang Farisi. Pada jaman itu mereka tidak memiliki salinan Taurat di setiap rumah, tetapi mereka hanya mendengarkannya setiap kali mereka bertemu di dalam Rumah Tuhan. Oleh karena itu mereka tidak benar-benar mengenal Firman Tuhan. Karena mereka tidak mengenal kebenaran Tuhan, maka mereka lebih mudah untuk dihasut oleh para imam dan orang Farisi yang, dalam pikiran mereka, lebih mengenal Firman dan lebh benar hidupnya. Yang dapat kita pelajari di sini adalah bahwa walaupun kita harus hormat dan mendengarkan para pemimpin dan pastur kita, tetapi kita seharusnya lebih mengikuti Firman Tuhan melebihi siapapun juga. Sebab sebagai manusia, para pemimpin kitapun dapat melakukan kesalahan dan masih dapat berdosa. Oleh karena itu, kita sendiripun perlu untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap harinya, agar bila memang ada suatu hal yang kita dengar dari para pemimpin atau pastur atau pengkhotbah manapun, yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, kita tahu dan tidak mengikutinya. Tetapi janganlah juga kita jadi tidak hormat, sebaliknya kita perlu tetap hormat dan mendoakan agar mereka yang memimpin kita juga tetap berada di jalan yang benar, sama seperti mereka mendoakan kita.

Jadi, biarlah kita pegang teguh kebenaran Tuhan dan taruh itu di hati kita dan hidup kita agar kita teguh berdiri di dalam iman kepada Tuhan, tetapi jangan biarkan kesombongan masuk dan membutakan kita dari kebenaran Tuhan.


English

Bible Reading: Mark 15

The priests and the Pharisees condemned Jesus and wanted Jesus to die and even manage to get the crowd to do the same just because they are jealous. Unfortunately, they do not take Jesus' rebukes and change, but they rejected the rebukes and still consider themselves as righteous. This is pride that is in them, that is, pride that because they have studied the Word of God all their lives and that they have a position, then they think of others as incomparable to them with regards to the Law. It is unfortunate that they pride blinds them from the truth and repentance. This is what we can learn from the priests and the Pharisees, that is, so that we would not let pride blinds us from righteousness and repentance. Do not think of ourselves more important than others, or that we know more, or that we have more authority and the like.

One more thing that we can learn from this chapter is from the crowd who followed the wrongdoings of the priests and the Pharisees. At that time, they do not have a copy of the Law in their homes, but they only hear it every time they meet in the House of the Lord. That is why they do not really know the Word of God. Because they do not know the Word of God, it is easier for them to be deceived by the priests and the Pharisees who, in their minds, knows more about the Word of God and are more righteous. What we can learn here is that, even though we have to honour, respect and listen to our leaders and pastors, but we should follow the Word of God more than anyone. For as men, our leaders can still make mistakes and can still sin. That is why we, ourselves, need to also read and meditate on the Word of God everyday, so that if there is something that we heard from our leaders or pastors or other preachers that is not according to the Word of God, we would know and do not follow it. But do not be disrespectful to our leaders and pastors, but we still need to respect them, pray for them so that they would still be on the right path, as they pray for us.

So, let us hold on to the righteousness of God and put it in our hearts and lives, so that we would stand firm in faith to God, but do not let pride enters and blinds us from the righteousness of God.