Sunday, September 30, 2012

Jadilah Terang | Become Light

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 47-49

Bangsa Israel dipanggil oleh Tuhan bukan hanya untuk memuliakan nama Tuhan di antara bangsa mereka sendiri saja, tetapi Tuhan memanggil Israel, keturunan Yakub untuk menjadi terang di antara segala bangsa. Melalui pengalaman Israel dengan Tuhan, kemuliaan Tuhan, nama Tuhan, kebesaran Tuhan dan kekuatan-Nya akan tersiar bagi segala bangsa sehingga mereka tahu akan Tuhan dan keselamatan Tuhan akan tersiar sampai ke ujung bumi. Ini juga adalah panggilan yang Tuhan beri kepada setiap orang yang ingin mengikuti Tuhan Yesus Kristus. Bagi setiap kita yang mengaku orang Kristen, atau yang mengaku dan percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat pribadi kita, maka kita semua juga dipanggil untuk menjadi terang bagi segala bangsa. Melalui pengalaman kita dengan Tuhan, persekutuan kita dengan-Nya, kesaksian hidup kita bersama Tuhan, kita akan menjadi terang bagi dunia. Bahkan Yesus sendiripun mengatakannya lagi ketika Ia ada di bumi (Matius 5:14-16). Oleh karena itu biarlah kehidupan kita ini menjaid terang ke mana pun kita pergi, di manapun Tuhan tempatkan kita. Terang bagi keluarga, bagi teman-teman, bagi perusahaan dan bagi orang yang kita temui. Jadilah terang yang memancarkan Terang dunia, yaitu Tuhan Yesus Kristus!

English

Bible Reading: Isaiah 47-49

Israelites are called by the Lord not only to glorify the name of the Lord within their own nation, but the Lord called the Israelites, descendants of Jacob to become light to all nations. Through the experience of Israel with the Lord, the glory of the Lord, His name, His greatness and His strength will be spread out to all nations that they might know the Lord and the salvation of the Lord may be spread to the ends of the earth. This is also the calling that the Lord gave to every one who follows the Lord Jesus Christ. For every one of us who says that we are Christians or who confess and believe that the Lord Jesus Christ is our personal Lord and Saviour, then we all are also called to become light to all nations. Through the experienced we have with the Lord, our fellowship with Him, our life testimonies with the Lord, we will become light to the world. Even Jesus Himself said it again when He was on earth (Matthew 5:14-16). Therefore, let our lives become light whereever we go, whereever the Lord placed us. Light for the family, friends, company and for those whom we met. Become light that shines the Light of the world, that is the Lord Jesus Christ!

Thursday, September 27, 2012

Teladan Dalam Pelayanan | Role Model In Ministry

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tesalonika 2

Kita dapat belajar banyak dari kehidupan Paulus dan khususnya dalam ia melayani Tuhan, menjangkau jiwa-jiwa, mendidik dan membangun jiwa-jiwa di dalam kebenaran Tuhan. Hal yang pertama adalah kerelaan untuk bersusah atau melewati dan mengalami tantangan dan bahkan aniaya bagi nama Tuhan Yesus Kristus yang disertai dengan iman dan percaya bahwa Tuhan sendiri yang akan menolong dan memberikan kekuatan. Lalu Paulus juga memiliki motivasi yang murni, yakni motivasi yang benar, bukan untuk menyesatkan, tetapi untuk membawa jiwa-jiwa mengenal Kristus. Paulus juga berbicara bukan untuk menyukakan manusia, tetapi untuk menyukakan Tuhan. Kemudian dalam pelayanannya Paulus juga tidak mencari hormat atau puji-pujian manusia, tetapi ia selalu mengasihi semua orang seperti keluarganya sendiri, merawat mereka dan mendidik mereka seperti anak-anaknya sendiri. Bila kita semua memiliki apa yang Paulus miliki dalam hal pelayanan, maka tentunya pelayanan kita akan makin efektif dan kuasa Tuhan akan makin nyata, sebab kehidupan kita dan pelayanan kita benar dan menyukakan hati Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita periksa kehidupan kita. Apakah kita motivasi kita melayani, apakah hanya karena tidak ada orang yang bisa, apakah hanya karena kita nganggur di gereja, ataukah memang karena kita ingin membawa jiwa-jiwa untuk mengenal Tuhan kita? Apakah kita rela membuang segala keegoisan kita sehingga kita rela melewati tantangan dan bahkan aniaya bagi Kristus? Apakah kita menyukakan Tuhan atau menyukakan manusia? Apakah kita mencari hormat dan pujia-pujian dari manusia, ataukah kita benar-benar melayani untuk kemuliaan Tuhan? Dan apakah kita memiliki kasih tehadap orang-orang yang kita layani di dalam pelayanan kita kepada Tuhan, atau tidak? Biarlah kita meminta Roh Kudus untuk memimpin, mengajar dan mendidik kita dalam pelayanan kita, agar kita dapat belajar seperti Paulus dan yang paling penting, belajar seperti Tuhan Yesus Kristus sendiri, yang adalah Teladan yang sempurna.


English

Bible Reading: 1Thessalonians 2

We can learn a lot from the life of Paul and especially in his ministry to the Lord, reaching out to souls, disciplining and edifying the souls in the truth of the Lord. The first thing is that willingness to go through hardship or challenges and even persecution for the name of the Lord Jesus Christ by having faith and trust that the Lord Himself will help and gives strength. Then Paul also have pure motivation, the right motivation, not to err, but to bring souls to know Christ. Paul also speak not to please men, but to please the Lord. Then in his ministry, Paul also do not seek glory and praises from men, but he loved all like his own family, nurturing them, disciplining them like his own children. If we all have what Paul had in terms of ministry, then our ministries will be more effective and the power of the Lord will be more apparent because our lives and ministries are righteous and pleases the Lord. Therefore, let us introspect our lives. What is our motivation in ministry, is it only because there is no one else, or is it only because we have nothing to do at church or is it because we want to bring souls to know the Lord? Are we willing to throw away all our selfishness that we are willing to go through hardship and challenges and even persecution for Christ? Do we please God or men? Do we seek glory and praises from men or do we really minister to glorify the Lord? And do we have love towards the people whom we minister in our ministries to the Lord? Let us ask the Holy Spirit to lead, teach and discipline us in our ministry, so that we may learn to be like Paul and more importantly, to learn like the Lord Jesus Christ Himself who is the perfect Role Model.

Wednesday, September 26, 2012

Tuhan Allah Kita | The Lord Our God

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 43-44

Tuhan adalah Allah. Dialah yang Awal dan yang Akhir dan selain daripada Dia, tidak ada allah lain. Dia yang telah membentuk kita, memilih kita dan menjaga kehidupan kita. Dia jugalah yang telah menebus hidup kita dan menghapus segala dosa-dosa kita. Walaupun hidup kita ini banyak melakukan hal-hal yang menyakiti Tuhan dan berontak kepada Tuhan, tetapi Tuhan tetap perduli akan kita. Inilah Allah kita, Tuhan Yesus Kristus, Allah yang penuh dengan kasih anug'rah. Tetapi sayangnya, kita masih lebih suka memilih hal-hal duniawi dan dosa yang menyenangkan daging daripada memilih untuk menyenangkan Tuhan yang begitu mengasihi kita tanpa kondisi. Betapa bodohnya kita, sebab kita sering mengabaikan kasih Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita benar-benar meresponi kasih Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, kekuatan dan kehidupan kita untuk mengasihi Tuhan seperti Tuhan mengasihi kita. Pikirkanlah tentang Dia di manapun kita berada, apapun yang kita lakukan dan dengan siapapun. Pikirkan tentang kasih-Nya, penyertaan-Nya, kuasa-Nya, pengorbanan-Nya dan sebagainya, agar kita memilih untuk menyenangkan Dia setiap harinya, daripada memilih dosa yang menyenangkan hawa nafsu sementara. Terpujilah Tuhan, Allah yang luar biasa sabar dan penuh kasih!


English

Bible Reading: Isaiah 43-44

The Lord is God. He is the Beginning and the End and besides Him there is no other gods. He has formed us, chose us and protects us. He also has redeemed our lives and wiped clean all our sins. Even though our lives are full of things that hurts the Lord and we rebels against the Lord, but the Lord still cares for us. This is our God, the Lord Jesus Christ, God who is full of love and grace. Unfortunately, we still love to choose the worldly things and sins which satisfies our flesh instead of choosing to please the Lord who loves us so much without unconditionally. How foolish of us, for we often ignored God's love. Therefore, let us really respond to the love of God with our whole hearts, souls, strengths, and lives to love the Lord as He loved us. Think about Him whereever we are, what ever we do, and with whomever we are. Think about His love, His guidance, His power, His sacrifice and many more, so that we would choose to please Him every day, instead of choosing sins which only satisfies our lust. Blessed be the Lord, an ever patient God and full of love.

Tuesday, September 25, 2012

Pelayanan Kita | Our Ministries

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Tesalonika 1

Jemaat di Tesalonika dikenal dari perbuatan iman mereka yang tersebar bukan hanya di kota itu saja, tetapi juga menyebar di seluruh wilayah. Dan ini adalah hasil dan buah dari pelayanan Paulus yang memberitakan Firman Tuhan yang bukan hanya dengan kata-kata saja, tetapi dengan kekuatan Roh Kudus dan suatu kepastian yang kokoh. Dan inilah yang perlu kita pelajari dari Paulus, ketika kita membagikan Firman, menginjil, atau juga bersaksi bagi nama Tuhan Yesus Kristus. Kita perlu untuk bukan hanya berkata-kata saja, tetapi kita perlu untuk bersandar kepada Roh Kudus dan mengatakannya dengan otoritas dan kuasa Roh Kudus. Dan ditambah lagi dengan kepastian yang kokoh, yang berarti bahwa kita sendiripun perlu untuk berakar kuat di dalam Tuhan, mengenal dan mengalami Tuhan secara pribadi setiap harinya. Jadi, bila kita ingin melihat pelayanan kita penuh dengan kuasa dan berbuah, maka kita perlu untuk bersekutu erat dengan Roh Kudus, bersandar kepada kekuatan, kuasa dan otoritas Roh Kudus, serta selalu mencintai Firman Tuhan dan mau belajar Firman Tuhan agar fondasi kita kuat dan agar kita tidak di ombang-ambingkan oleh ajaran-ajaran palsu. Dengan beginilah kita dapat melihat pelayanan kita penuh kuasa dan berbuah. Jadi, biarlah kita ikuti teladan Paulus.


English

Bible Reading: 1Thessalonians 1

The people in Thessalonians are known for their faith that was spread not only in that city, but everywhere. And this is the result and fruit of Paul's ministry who preached the Gospel not only with words, but also with the power of the Holy Spirit and deep conviction. And this is what we need to learn from Paul, when w share the Word of God, evangelise, or when we testify for the name of the Lord Jesus Christ. We need to not only say words, but we need to rely on the Holy Spirit and say it with authority and power of the Holy Spirit. And on top of that we need deep conviction, which means that we ourselves need to be deeply rooted in the Lord, knowing and experiencing the Lord personally everyday. So, if we want our ministries full of power and fruitful, then we need to have intimate relationship with the Holy Spirit, relying on the strength, authority and power of the Holy Spirit and always loving the Word of God and want to learn the Word of God so that our foundation are strong and so that we are not swayed by false teachings.This way, we can see our ministries full of power and fruitful. So, let us follow the example of Paul.

Monday, September 24, 2012

Hamba Tuhan | The Lord's Servant

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 41-42

Tuhan telah memilih Israel sebagai bangsa yang pertama kali mengenal Tuhan secara pribadi. Sebagai bangsa yang mengalami kuasa Tuhan, yang mengalami kasih-Nya, rahmat-Nya dan kemenangan-Nya. Dan kita sebagai anak-anak rohani Abraham juga mendapat bagian dari Israel, sebab Israel adalah bangsa yang terpilih sebagai teladan bagi kita semua. Dan di sini Tuhan meneguhkan Israel dan kita semua bahwa kita adalah hamba-Nya dan Ia perduli akan hamba-Nya. Apa yang akan kita hadapi, kita tidak perlu takut, sebab Tuhan beserta kita. Ia yang akan menggerakkan kemenangan bagi kita, Ia juga yang akan memegang tangan kanan kita, menolong dan menopang kita. Sebab melalui kehidupan kitalah orang-orang akan melihat dan mengetahui bahwa semua ini adalah pekerjaan tangan Tuhan, bahwa yang Maha Kudus, Tuhan Yesus Kristus yang menciptakan semuanya. Oleh karena itu, janganlah kita berkecil hati atau takut, tetapi biarlah kita berjalan dengan iman dan kepercayaan yang penuh kepada Tuhan. Biarlah kita menjadi orang-orang yang memancarkan kemuliaan dan pekerjaan Tuhan, agar ketika orang melihat kehidupan kita, mereka dapat melihat kuasa dan kekuatan Tuhan di dalam hidup kita. Oleh karena itu, ingatlah bahwa kita bukan hanya anak, tetapi kita juga adalah hamba Tuhan, yang dengan setia dan taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan.


English

Bible Reading: Isaiah 41-42

The Lord has chosen Israelites as the first nation to really know the Lord personally. As the nation who experienced the power of the Lord, His love, mercy and victories. And we as the spiritual children of Abraham also take part of the Israelites, for the Israelites is the nation chosen as example for us all. And here the Lord strengthen the Israelties and us all that we are all His servants and He cares for His servants. What we will face, we do not need to fear, for the Lord is with us. He will bring victories to us, He will also hold our right hand, help and uphold us. For through our lives, people will see and know that all of this is the work of the Lord, that the Most Holy One, the Lord Jesus Christ created us all. Therefore, let us not lose heart or fear, but let us walk in faith and trust in the Lord. Let us become people who reflects the glory and work of the Lord, so that when people see our lives, they can see the power and strength of the Lord in our lives. Therefore, remember that we are not only children, but we are also servants of the Lord, who in faithfulness and obedience does what the Lord commands.

Sunday, September 23, 2012

Perkataan Kita | Our Words

Indo

Pembacaan Alkitab: Kolose 4

Paulus menasihati kita agar kita selalu tekun dalam doa, berjaga-jaga dan mengucap syukur. Tetapi bukan hanya dalam hal rohani saja, Paulus juga menasihati kita dalam hal praktikal yang dapat diterapkan, yakni hal-hal yang menyangkut kehidupan kita sehari-harinya. Paulus menasihati agar perkataan kita selalu penuh kasih dan jangan hambar, agar kita dapat memberi jawab kepada setiap orang. Dalam hal ini, Paulus ingin agar kita tidak sembarangan bicara, bukan juga berdusta atau bermulut manis yang kosong, tetapi ia ingin agar perkataan kita penuh dengan kasih. Bila perkataan kita penuh dengan kasih, maka kita tidak akan menghakimi orang, menjatuhkan orang, menjelek-jelekan orang atau juga mengolok-olok orang lain, tetapi perkataan kita akan membangun, menasihati, dan mendukung orang-orang. Paulus juga menasihati agar kita tidak membuang-buang waktu, tetpai mempergunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Jadi, bialrah kita gunakan waktu yang ada ini untuk berlaku dan bersikap sebagai saksi Kristus yang bertindak dan berkata-kata penuh dengan kasih.


English

Bible Reading: Colossians 4

Paul advices us to devote ourselves to pray, being watchful and giving thanks. But not only in the spiritual things alone, Paul also advices us in the practical things which can be applied, that is things that has to do with our daily lives. Paul advices so that our words will always be full of grace, love and be seasoned with salt so that we may be able to answer everyone. In this, Paul wants us to not just say things, or being deceitful or just to say sweet words that are empty, but he wants our words to be full of grace. If our words are full of grace and love, then we will not judge others, put down others, say bad things or mock others, but our words will edify, advices, support and encourage others. Paul also advices us not waste time but to use every opportunity. So let us use every opportunity to act and live as Christ's witness who acts and are full of words of grace and love.

Saturday, September 22, 2012

Allah Yang Besar | The Great God

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 39-40

Allah kita adalah Allah yang luar biasa. Kebesaran-Nya, kehebatan-Nya, kekuatan-Nya jauh melebihi segala yang ada. Ia tidak pernah lelah dan tidak pernah lesu dan pengertian-Nya tidak ada yang dapat menduga. Dan yang lebih luar biasa lagi adalah bahwa Tuhan yang begitu besar, masih perduli akan kita yang begitu kecil. Tuhan berkata bahwa Ia memberikan kekuatan kepada mereka yang lelah dan memberi semangat kepada mereka yang tidak berdaya. Tuhan juga berkata bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapatkan kekuatan baru. Betapa luar biasanya Tuhan kita! Jadi, janganlah kita tertipu dengan segala macam pemikiran yang berkata bahwa Tuhan yang begitu besar tidak akan perduli dengan kita yang begitu kecil. Tetapi justru kita perlu tahu dan ingat walaupun Tuhan itu begitu besar, kasih-Nya, rahmat-Nya dan anug'rah-Nya selalu dicurahkan-Nya bagi kita. Asalkan kita menanti-nantikan Tuhan, yakni kita perlu untuk percaya dan bersandar kepada-Nya dan beriman bahwa Ia akan menopang kita. Jadi, marilah kita nanti-nantikan Tuhan dan pujilah Allah kita yang besar!


English

Bible Reading: Isaiah 39-40

Our God is an amazing God. His greatness, His awesomeness, His strength are far beyond all things. He is never tired or grew weary and His understanding no one can fathom. And what's more amazing is that such a great God still cares for us who are so tiny. The Lord said that He gives strength to those who are weary and increases the power of the weak. The Lord also said that those who waits on the Lord will receive new strength. How amazing our Lord is! So, do not be deceived by all kinds of thinking which said that such a great God will never care for us who are so tiny. But in fact, we need to know and remember that even though the Lord is so great, His love, mercy and grace are always poured out for us. As long as we wait on the Lord, that is we need to believe and rely on Him and have faith taht He will hold us. So, let us wait on the Lord and praise be to our great God!

Friday, September 21, 2012

Perkara Yang Di Atas | The Heavenly Things

Indo

Pembacaan Alkitab: Kolose 3

Firman Tuhan mengajarkan agar kita memikirkan hal-hal yang di atas, yakni hal-hal mengenai Kristus. Dan untuk itu kita perlu untuk mematikan kedagingan kita seperti, percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor, dusta dan lainnya. Hal-hal ini adalah hal-hal yang mendatangkan murka Allah, hal-hal yang membuat kita jauh dari Tuhan, karena semuanya adalah dosa. Hla-hal ini juga adalah manusia lama kita yang seharusnya telah mati ketika kita dibaptis di dalam air, yang di mana tubuh lama kita telah mati dikubur dan kita bangkit kembali bersama Kristus dengan hidup yang baru. Firman Tuhan mengatakan bahwa manusia baru kita terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya, yakni kehidupan baru kita yang Tuhan berikan, perlu untuk terus di isi dengan hal-hal kebenaran Allah, sehingga kita makin hari, makin serupa dengan Tuhan. Dan inilah hebatnya Tuhan, Ia tidak hanya mengajarkan kita untuk membuang segala hal-hal yang dari kehidupan lama kita, Ia juga ajarkan kita untuk mengisi kehidupan kita, setelah membuang hal-hal yang jahat, dengan kebenaran Tuhan. Secara spesifiknya, Tuhan ajarkan kita untuk isi kehidupan kita dengan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran dan kasih. Dan bila kita perhatikan, semua ini adalah buah Roh yang datangnya dari Roh Kudus. Ini berarti bahwa setiap hari kita perlu untuk hidup dipenuhi oleh Roh Kudus yang akan membukakan kita wahyu dan pengertian akan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca. Jadi, matikan dan buanglah segala kedagingan dan kehidupan lama kita dan biarlah kita terus menerus dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan.


English

Bible Reading: Colossians 3

The Word of God teaches us to think about the heavenly things, that is things about Christ. And for that, we need to put to death all our flesh such as, sexual immorality, impurity, lust, evil desires, greed, anger, rage, malice, slander, filthy language, deceit and others. These things are the things that invites the wrath of God, things that makes us far away from the Lord, for all these are sin. These are also the things of our old lives which should have died when we were baptised in water, wherein our old lives has been buried and we rise again with Christ in a new life. The Word of God says that our new man has to be continuously renewed in the knowledge in the image of its Creator, that is our new life that the Lord has given needs to be filled with the truth of God, that daily we can become more and more like Him. And this is the greatness of the Lord, that He did not just teaches us to get rid of the old lives, but He also teaches us to fill our lives with the truth of God after we get rid of all the evil thing. Specifically, the Lord teaches us to fill our new lives with compassion, kindness, humility, gentleness, patience and love. And if we notice, all of these are the fruit of the Spirit which comes from the Holy Spirit. This means that every day we need to be filled with the Holy Spirit who will gives revelation and understanding of the truth of the Word of God that we read. So, put to death and get rid of our flesh and old lives and let us keep on being filled and led by the Holy Spirit and the Word of God.

Thursday, September 20, 2012

Datang Dengan Kerendahan Hati | Come With A Humble Heart

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 37-38

Setelah raja Hizkia mendengar akan perkataan utusan raja Asyur, ia pergi menghadap nabi Yesaya untuk meminta petunjuk dari Tuhan dengan berpakain kabung. Lebih jelasnya lagi, raja Hizkia datang menghadap Tuhan dengan kerendahan hati dan hati yang hancur, karena apa yang telah ia dengar. Raja Hizkia, dengan rendah hati meminta petunjuk dari Tuhan dan menaikkan doa atas ejekan dan cercaan yang diterimanya dari utusan raja Asyur. Dan Tuhan menjawab doa itu dan melepaskan bangsa Yehuda dari tangan raja Asyur, bahkan raja Asyur tidak pernah menyerang raja Hizkia sekalipun. Inilah yang perlu kita juga pelajari dan lakukan di dalam kehidupan kita. Kita perlu untuk datang ke hadapan Tuhan dengan kerendahan hati dan hati yang hancur. Sebab raja Hizkia tidak datang untuk membela namanya atau kerajaannya, tetapi ia datang kepada Tuhan untuk mencurahkan isi hatinya terhadap ejekan orang akan Tuhannya. Bila raja Hizkia datang kepada Tuhan untuk membela namanya sebagai raja, maka tentunya hasilnya tidak akan seperti apa yang tertulis. Sebab itu berarti raja Hizkia datang dengan keangkuhan meminta kepada Tuhan dan kita tahu bahwa Tuhan tidak suka akan orang yang angkuh. Maka dari itu, perlu kita ingat bahwa bila ada yang mengejek iman kita, atau ingin menjatuhkan iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan, bukanlah kita yang diejek atau dicerca, tetapi Tuhanlah yang mereka ejek dan tolak. Oleh sebab itu biarlah Tuhan yang membela dan menunjukkan kuasa-Nya di dalam hidup kita, agar kita dapat menjadi saksi bagi orang-orang yang mencoba menjatuhkan atau mengejek Tuhan. Jadi, biarlah kita selalu datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati danhati yang hancur, sebab bukan kita lagi yang hidup tetapi Kristus yang hidup di dalam kita.


English

Bible Reading: Isaiah 37-38

After king Hezekiah heard the words of the messenger of king of Assyria, he went to see Isaiah the prophet to ask guidance from the Lord in a sackcloth. To be clearer, king Hezekiah came to the Lord with a humble heart and a broken heart, because of what he has heard. King Hezekiah asked guidance from the Lord with a humble heart and lifted up his prayer of the mocking that he heard from the messenger of king of Assyria. And the Lord answered that pray and delivered Judah from the hands of king of Assyria and they even did not attack king Hezekiah. This is what we need to learn and do in our lives. We need to come to the Lord with a humble heart and a broken heart. For king Hezekiah did not come to defend his name or his kingdom, but he came to the Lord to pour out his heart over the mocking of others about his God. If king Hezekiah was to come to the Lord to defend his name as king, then the result will not be as it is written. For that means that king Hezekiah came to the Lord with pride, and we know that the Lord does not like the proud. Therefore, we need to remember that if there is anyone who mocks our faith or want to make us fall or down in faith and trust int he Lord, it is not us whom they reject and mock, but it is the Lord. Therefore, let the Lrod defend and show His power in our lives so that we may be witnesses for those who rejects and mocks the Lord. So, let us always come to the Lord with a humble heart and a broken heart, for it is no longer us who lives, but Christ who lives in us.

Wednesday, September 19, 2012

Kristus Bukan Tata Cara | Christ, Not Legalism

Indo

Pembacaan Alkitab: Kolose 2

Paulus mengingatkan kepada Jemaat di Kolose dan juga kepada kita semua, bahwa hidup ini bukanlah berdasarkan atau untuk ibadah atau tata cara, tetapi hidup kita ini hanya untuk Tuhan dan berdasarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sangatlah mudah bagi kita, manusia untukterlalu terbawa dengan hal-hal yang duniawi seperti apa yang boleh dimakan, atau bagaimana cara menangani suatu hal, bagaimana cara melakukan suatu hal, bagaimana cara menjalankan ibadah atau gereja. Tuhan tidak pernah mengajarkan secara spesifik bagaimana cara-cara kita beribadah atau melakukan suatu hal, tetapi kepada tiap-tiap gereja dan orang, Tuhan memberikan hikmat. Jadi, kita juga tidak dapat memaksakan cara-cara kita kepada orang lain, ataupun kepada gereja lain. Sebab dengan begitulah terjadi perpecahan di antara umat Tuhan, yakni, hanya karena berbeda pendapat atau berbeda cara untuk menyembah atau melayani Tuhan. Oleh karena itu, Paulus mengingatkan kita agar kita tidak terbawa oleh semua itu, yakni hal-hal yang duniawi yang adalah buatan manusia. Tetapi biarlah kita fokus kepada Kristus dan kebenaran-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa kita boleh sembarangan saja, sebab Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu memberikan segala sesuatu dengan rapi, teratur dan dengan maksud. Jadi, biarlah kita tidak berdebat akan cara-cara yang duniawi, tetapi biarlah kita kembalikan fokus kita kepada Kristus, sebab apa yang kita lakukan, semuanya untuk Kristus dan bila tidak memuliakan Kristus, maka kita perlu untuk memeriksa motivasi dari apa yang kita lakukan. Kristuslah sumber segalanya dan Dialah fokus dari segalanya!


English

Bible Reading: Colossians 2

Paul reminds the church at Colosse and also to us all, that life is not based on or for sunday service or legalism or ways to do things, but our lives is only for the Lord and based on the Lord Jesus Christ. It is easy for us humans to get caught up in the worldly things such as what can be eaten, or how we should handle a matter, how we should do things, how we should do church etc. The Lord has never spoken specifically on how we should have church or do things, but to each church and individual, the Lord gives wisdom. So, we too cannot force our ways to others or other churches. For because of this, there are no unity between the people of the Lord, that is only because of difference of opinion or different ways of worshiping or serving the Lord. Therefore, Paul reminds us so that we would not get caught up by all of it, that is the worldly things that are man-made. But let us focus on to Christ and His truth. This does not mean that we can just do anything without order, for our Lord is a Lord that always gives everything in order and for a purpose. So, let us not debate over the worldly things, but let us put our focus back to Christ, for what we do, all of them are for Christ and if it does not glorify Christ, then we need to introspect our motivation of what we do. Christ is the source of all and He is the focus of all!

Tuesday, September 18, 2012

Jangan Menyerah | Do Not Give Up

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 34-36

Ketika bangsa Yehuda dikepung oleh bangsa Asyur dan diminta untuk menyerah dengan berbagai macam kata-kata yang meyakinkan, bangsa Yehuda hanya berdiam diri dan mengikuti apa yang raja Hizkia perintahkan. Padahal secara manusiawi, sangat jelas bahwa pilihan yang paling aman, di mana mereka akan tetap hidup adalah untuk nenyerah kepada raja Asyur. Tetapi bangsa Yehuda tetap setia kepada pemimpin mereka, raja Hizkia dan juga kepada Tuhan yang selalu melepaskan mereka dari situasi-situasi seperti ini. Terkadang di dalam kehidupan kita, terlihat bahwa jalan keluar yang paling mudah adalah untuk menyerah, padahal Tuhan kita adakan Allah Pemenang. Jadi, bila kita sedang dalam keadaan terhimpit, terpojok, janganlah kita menyerah begitu saja, tetapi biarlah kita tetap berdiri teguh di dalam pengharapan kepada Tuhan. Dan biarlah kita datang kepada pemimpin kita di gereja untuk nasihat dan doa, sebab Tuhan memakai pemimpin kita untuk menguatkan kita juga, seperti bangsa Yehuda yang tetap mengikuti apa yang raja Hizkia katakan. Jadi, jangan menyerah, tetapi tetaplah percaya kepada pengharapan di dalam Tuhan.


English

Bible Reading: Isaiah 34-36

When Judah was surrounded by the Assyrians and was asked to give up with so many persuasions, Judah stayed quiet and followed what king Hezekiah has commanded. While normally, it is clear that the safest choice, where they all wills till live is to give up to the Assyrians. But Judah stayed faithful to their leader, king Hezekiah and also to the Lord who has always deliver them from these kinds of situations. Often in our lives it seems that the easiest way is to give up, while our Lord is a victorious God. So if we are in a tight situations, are at the end of our wits, do not give up just like that, but let us keep on standing firm in the hope to the Lord. And let us come to our leaders at church for advices and prayer, for the Lord uses the leaders to strengthen us just like Juda who followed what king Hezekiah said. So, do not give up, but keep on believing the hope in the Lord.

Monday, September 17, 2012

Kudus & Tak Bercacat | Holy & Blameless

Indo

Pembacaan Alkitab: Kolose 1

Sebelum kita menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita pribadi, kita penuh dengan dosa, pikiran kita, perbuatan, perkataandan isi hati kita. Tetapi Kristus mati bagi kita semua untuk memperdamaikan kita dengan Tuhan, Allah kita. Melalui kematian-Nya, darah-Nya yang tercurah, kehidupan kita telah dibersihkan sehingga kita dapat terlihat kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Tetapi sayangnya banyak dari kita yang hanya mengalami dan menjalani kebenaran ini pas saat kita menerima Kristus saja, atau pada saat di gereja kita ditegur. Oleh karena itu Paulus juga berkata, bahwa kita akan terus terlihat kudus dan tak bercacat di hadapan Tuhan bila kita terus hidup di dalam iman, teguh, tekun dan tidak goyah dari harapan Injil. Hal ini berarti bahwa kita perlu untuk hidup setiap hari tetap berada di dalam jalan Tuhan, jalan Injil, di dalam Tuhan, untuk kita dapat dengan iman, kudus dan tak bercacat di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita terus bertobat setiap harinya agar kita tetap berjalan di dalam iman dan kebenaran Kristus, agar kita dapat mempersembahkan kehidupan kita di hadapan Tuhan sebagai kehidupan yang kudus dan tak bercacat.


English

Bible Reading: Colossians 1

Before we receive the Lord Jesus Christ as our personal Lord and Saviour, we were full of sin, our minds, actions, words and hearts. But Christ died for us all to reconcile us with the Lord, our God. Through His death, His blood that was poured out, oru lives has been cleansed so that we may be presented holy and blameless before Him. Unfortunately, many of us only lived and experience that truth when we received Christ or at church when we are being rebuked. Therefore, Paul also said, that we will always be presented holy and blameless before the Lord if we indeed continue living in faith, grounded and steadfast in the hope of the Gospel. This means that we need to live everyday in the path of the Lord, way of the Gospel, in the Lord, for us to be able by faith, be presented holy and blameless before the Lord. Therefore, let us continue to repent everyday so that we may keep on walking in faith and truth of Christ, such that we will be able to present ourselves before the Lord a life that is holy and blameless.

Sunday, September 16, 2012

Menantikan Tuhan | Waiting On The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 32-33

Yesaya berkata, "Tuhan, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah kami di waktu kesesakan!" Yesaya tahu benar bahwa sebagai manusia, hidup di dunia ini tidaklah mudah karena banyak sekali hal-hal yang membawa kita kepada dosa, kepada kehidupan yang tidak benar dan jauh daripada Tuhan. Oleh karena itu Yesaya berseru kepada Tuhan agar Tuhan belas kasihan Tuhan turun, agar Tuhan yang turun, memimpin dan memberikan kekuatan kepada kita untuk menjalani kehidupan kita sehari-hari. Hal ini pun menunjukkan kerinduan Yesaya untuk dapat hidup bersama dengan Tuhan dan di bawah pimpinan Tuhan. Apakah yang kita perbuat ketika kita menemukan bahwa kita terus menerus jatuh ke dalam dosa? Apakah yang kita perbuat ketika kita terus menerus terpengaruh oleh kekejian dunia ini? Apakah kita membiarkannya saja dan berkata bahwa memang kita tidak kuat dan bersantai-santai saja dengan berkata bahwa Tuhan pasti punya rencana? Hal itu tidaklah cukup. Kita perlu untuk benar-benar berdoa dan berseru kepada Tuhan agar kekuatan yang daripada-Nya, melalui Roh Kudus, dapat menguatkan kita dan mengingatkan kita akan Firman Tuhan agar kita memilih yang benar setiap harinya. Jadi, janganlah kita hanya berdiam diri saja, tetapi biarlah kita juga bertindak dengan iman, menolak segala ha yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, sebab Tuhan telah menang atas segala dosa, dan bila Tuhan hidup di dalam kita, memipin kita, maka kita juga telah menang atas dosa. Jadi, berserulah, nantikanlah Tuhan dan ikutilah pimpinan Roh Kudus setiap harinya.


English

Bible Reading: Isaiah 32-33

Isaiah said, "Lord, be gracious to us, we long for You. Be our strength every morning, our salvation in times of distress." Isaiah knows very well that as human, living in this world is not easy because there are many things that brings us to sin, to a life that is not righteous and far from the Lord. Therefore, Isaiah, cried out to the Lord, so that the grace of the Lord come down, leading and giving us strength so that we may live our lives daily. This also shows the desire of Isaiah to be able to live with the Lord and under His leadership. What do we do when we found that we keep on falling to sin? What do we do when we keep on being influenced by the wickedness of this world? Do we just let it be and said that we are weak and just relax by saying that the Lord must have a plan? This is not enough. We need to really pray and cry out to the Lord so that His strength, through the Holy Spirit, may strengthen us and remind us of the Word of God so that we may choose what is right every day. So, do not just stay still, but let us act in faith, rejecting all things that is not according to the Word of God, for the Lord has won against sin and if the Lord lives in us, leading us, then we too have won against sin. So, cry out, wait on the Lord and follow the leadership of the Holy Spirit every day.

Saturday, September 15, 2012

Damai Sejahtera Tuhan | The Peace Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Filipi 4

Paulus menasihati kita bagaimana kita dapat memiliki kedamaian yang dari Tuhan yang akan menjaga hait dan pikiran kita. Pertama-tama, kita perlu untuk percaya kepada Tuhan yang mendengar dan menjawab doa-doa kita. Dengan begitu, apapun yang kita hadapi, kita dapat belajar untuk tidak khawatir, tetapi kita dapat naikkan permohonan kita kepada Tuhan dengan doa permintaan dan syafaat disertai dengan ucapan syukur. Bila kita lakukan hal ini, maka segala kekhawatiran kita akan digantikan dengan damai yang dari Tuhan, sebab kita tahu bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doa-doa kita. Yang kedua adalah agar kita menjaga pikiran dan hati kita dengan cara kita memikirkan hal-hal yang baik. Yakni hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap di dengar, disebut kebajikan dan patut dipuji. Dengan begitu pikiran kita penuh dengan hal-hal yang membangun kehidupan kita dan iman kita kepada Tuhan. Dan Paulus juga menasihati agar kita melakukan apa yang telah kita pelajari, terima, dengar dan lihat, agar kehidupan kita bukan hanya sekedar pengetahuan saja, tetapi kita ada tindakan dan iman. Dengan cara-cara yang Paulus beritahukan inilah kita dapat memiliki damai sejahtera di dalam hidup kita yang menjaga hati dan pikiran kita. Oleh karena itu, biarlah kita lakukan hal ini di dalam kehidupan kita sehari-harinya.


English

Bible Reading: Philippians 4

Paul advised us on how we can have peace of God which guards our hearts and minds. Firstly, we need to believe in the Lord who hears and answers our prayers. That way, what ever we face, we can learn not to be anxious, but we can lift up our request through prayer and intercession with thanksgiving. If we do this, then all our anxiety and worry will be replaced by the peace of God, for we know that the Lord hears and answers our prayers. The second thing is for us to guard our hearts and minds by us thinking of the good things. That is things which are true, noble, just, pure, lovely, good report, of any virtue and praiseworthy. That way, our minds are full with things that edifies us and our faith towards the Lord. And Paul also advised us to do what we have learned, received, hear and see so that our lives is not just knowledge, but we have action and faith. By doing all these that Paul has mentioned, we can have the peace of God in our lives that guards our hearts and minds. Therefore, let us do this in our daily lives.

Friday, September 14, 2012

Andalkan Tuhan | Rely on The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 30-31

Tuhan menegur Israel ketika mereka pergi ke Mesir untuk mencari pertolongan. Sebab mereka tidak mencari Tuhan dan jalan-Nya, tetapi mereka mencari keamanan dari dunia. Ini adalah salah satu sifat manusia yang condong untuk mengandalkan sesuatu yang memang kelihatannya hebat dan dapat diandalkan. Tetapi sayangnya, kita seringkali lupa akan Tuhan yang selalu ada di sisi kita, yang telah menunjukkan kuasa-Nya banyak kali kepada kita. Bila kita perhatikan hidup kita, yang manakah yang kita cari dan andalkan lebih dahulu, apakah Tuhan atau cara-cara dan keahlian manusia? Misalnya, bila kita sakit, apakah kita langsung berdoa kepada Tuhan meminta kesembuhan atau yang dipikiran kita adalah bahwa kita perlu ke dokter? Bila kita anggap bahwa banyak dari manusia yang ahli dan banyak hikmat, lebih lagi Tuhan yang memberikan semuanya itu kepada manusia. Oleh sebab itu, marilah kita terus belajar untuk mengandalkan Tuhan dan bukan kekuatan manusia. Agar dalam setiap hal di hidup kita, kita mencari Tuhan lebih dahulu.


English

Bible Reading: Isaiah 30-31

The Lord rebuked the Israelites when they went to Egypt to find help. For they did not seek the Lord and His ways, but they sought the safety of the world. This is one of the characters of human who tends to rely on something that seems great and can be relied upon. Unfortunately, many times we forgot about the Lord who is always with us, who have shown His power many times to us. If we look at our lives closely, which one do we seek first, is it the Lord, or is it the ways and ability of men? For example, if we are sick, do we immediately pray to the Lord for healing or what's in our mind is that we need to go to the doctor? If we consider that there are many who are skilled and have lots of wisdom, the Lord has more, since He is the one who gave it all to human. Therefore, let us keep on learning to rely on the Lord and not on human strength. So that in every thing in our lives, we seek the Lord first.

Thursday, September 13, 2012

Kristus Lebih Berharga | Christ Is More Precious

Indo

Pembacaan Alkitab: Filipi 3

Paulus mengatakan bahwa apa yang dahulu adalah keuntungan baginya, sekarang dianggap rugi karena Kristus. Ia juga berkata bahwa segala sesuatu dianggap rugi karena pengenalan akan Kristus lebih mulia dari semua itu. Jadi, bagi Paulus, segala yang telah ia lakukan sebelum mengenal Kristus, di anggap rugi setelah mengenal Kristus, karena ternyata pengenalan akan Kristus itu jauh lebih mulia dan berharga bagi kehidupan Paulus. Hal ini berarti Paulus lebih sedikit menyesal mengapa ia tidak dapat mengenal Kristus lebih cepat, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang begitu saja. Bagaimana dengan sikap hati kita? Apakah kita begitu menghargai pengenalan akan Kristus di atas segala hal di hidup kita seperti Paulus? Ataukah kita hanya menganggap bahwa Tuhan hanyalah salah satu "hiburan" kita di luar dari rutinitas sehari-hari? Bila kita sudah mengalami Kristus dan mengenal-Nya, maka kita pasti juga pernah merasakan apa yang Paulus rasakan, bahwa pengenalan akan Kristus, pengalaman dengan-Nya tidak dapat dibandingkan dengan kesuksesan atau kepuasan apapun yang ada di dunia ini. Bila memang benar kita pernah rasakan hal itu, biarlah kita juga sadar bahwa oleh karena itulah kita jangan lagi membuang-buang waktu, tetapi dengan waktu yang kita masih ada ini, dahulukan Tuhan, kenali Tuhan, alami Tuhan, agar kita tidak menyesal pada akhirnya nanti, sebab begitu banyak kesempatan yang Tuhan beri bagi kita untuk mengenal-Nya, tetapi ktia buang-buang begitu saja hanya untuk kesenangan atau kesuksesan sementara. Biarlah kita jangan buang waktu lagi, tetapi pergunakanlah waktu yang masih ada bagi Tuhan Yesus Kristus.


English

Bible Reading: Philippians 3

Paul said that what he considered as gain in the past is now a loss because of Christ. He also said that he consider everything as loss because knowing Christ surpasses all worth. So, for Paul, all things that he did before knowing Christ, he considered as a loss after knowing Christ, because he found out that knowing Christ is more precious than anything else in Paul's life. This means that Paul kind of regrets why he did know Christ, so that there are less time wasted just like that. What about our attitude? Do we honour the knowing of Christ far above all other things in our lives like Paul? Or do we consider the Lord just as one of our "entertainment" outside of our daily routines? IF we have experienced Christ and know Him, then we must also have experienced what Paul did, that the knowing of Christ, experience with Him cannot be compared to any success or satisfaction of the world. If it is true that we have experienced it, let us also realise that because of it, we should not waste time, but with whatever time we have left, put God first, know Him, experience Him, so that we would not regret at the end for we were given many chances and opportunities to know Him, but we are wasting it for fun or success that is temporary. Let us not waste time anymore, but use the remaining of our time for the Lord Jesus Christ.

Wednesday, September 12, 2012

Tuhan Melihat | The Lord Sees

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 28-29

Ada orang-orang yang berlaku seperti bangsa-bangsa yang buta yang diuraikan di pasal 29. Yakni mereka yang melakukan hal-hal di dalam kegelapan, yang menutup-nutupinya dari Tuhan. Tetapi Tuhan berkata, bahwa Ia adalah Tuhan, tukang periuk sedangkan kita tanah liat, jadi apa yang kita perbuat, Tuhan melihat, segala hal yang kita coba tutupi, Tuhan tahu semuanya. Bila kita mengenal kebenaran ini, yakni bahwa Tuhan itu mengenal kital, melihat dan tahu akan apa yang kita lakukan, bukankah hal itu akan membuat kita segan untuk berdosa, atau melanggar Firman Tuhan? Bayangkan bila kita mau mencuri sedangkan pemiliknya ada di sana melihat kita mencuri, bukankah kita akan lari dan tidak jadi mencuri? Atau, bila kita ingin melihat pornografi sedangkan ada orang tua kita atau pastur kita di sana yang melihat kita melakukan hal itu, bukankah kita akan tidak jadi melakukannya? Apalagi bila kita tahu bahwa Tuhan selalu ada di samping kita, melihat setiap gerak gerik kita, setiap isi hati dan pemikiran kita, bukankah kita akan selalu mencoba hidup sesuai dengan Firman-Nya dan menjauhi dosa? Biarlah kita aplikasikan hal ini di dalam kehidupan kita, yakni kita perlu sadar dan ketahui bahwa Tuhan itu Maha Hadir, Maha Tahu dan Ia selalu ada di samping kita, melihat setiap perlakuan kita. Sehingga kita tidak lagi memilih untuk berdosa, tetapi kita memilih untuk mengikuti kebenaran Tuhan.


English

Bible Reading: Isaiah 28-29

There are people who does things like the blind nations explained in chapter 29. That is, they do things in the darkness, trying to hide things from the Lord. But the Lord said that He is Lord, the potter while we are the clay, so what we do, the Lord sees, all things that we try to hide, the Lord knows it all. If we know this truth, that the Lord knows us, sees and knows what we do, wouldn't that make us prone to not sin or go against the Word of God? Imagine if we want to steal something while the owner are there watching us doing it, would we not run and not steal? Or, if we want to look at porn, while our parents or pastor are there watching us doing it, wouldn't we choose not to watch porn? If we know that the Lord is always next to us, watching every move, every heart's content and thoughts, wouldn't we always try to live according to the Word of God and stay away from sin? Let us apply this in our lives, that is we need to realise and know that the Lord is Omni-Present, All-Knowing, and He always is beside us, watching every thing that we do. Such that we no longer choose to sin, but we choose to follow the truth of God.

Tuesday, September 11, 2012

Kerjakan Keselamatan Kita | Work Out Our Salvation

Indo

Pembacaan Alkitab: Filipi 2

Paulus berkata agar kita mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. Hal ini tidak berarti bahwa kita perlu untuk bekerja untuk meraih keselamatan kita, tetapi kita perlu mengerjakan keselamatan itu. Sama seperti sebuah tugas yang diberikan, kita tidak bekerja sehingga kita diberikan tugas itu, tetapi ketika kita diberikan tugas, maka kita melakukannya. Dengan hal keselamatan, kita telah diberikan dengan cuma-cuma oleh Tuhan Yesus Kristus, tetapi untuk kita dapat tetap hidup di dalam keselamatan itu, itu adalah pekerjaan kita setiap harinya. Misalnya, bila kita kembali kepada dosa, maka kita tidak lagi berada dalam jalan menuju kehidupan kekal, yakni kita kehilangan keselamatan itu. Sehingga kita perlu untuk bertobat kembali kepada Tuhan agar kita kembali kepada jalan Tuhan dan kembali memiliki keselamatan itu. Jadi, setiap harinya, kita menghadapi pilihan-pilihan yang menentukan apakah kita akan tetap memegang keselamatan itu, ataukah kita akan melepaskannya untuk meraih sesuatu yang lain. Inilah salah satu hal yang dimaksudkan oleh Paulus ketika ia berkata agar kita mengerjakan keselamatan kita. Apa yang kita lakukan, dengar, katakan, baca dan mengerti setiap harinya penuh dengan pilihan-pilihan yang dapat membawa kita makin percaya dengan Tuhan dan makin kuat imannya, atau yang membawa kita kembali kepada dosa. Jadi, biarlah kita kerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar akan Firman Tuhan, sehingga setiap harinya kita memilih untuk tetap berpegang kepada keselamatan itu.


English

Bible Reading: Philippians 2

Paul said that we have to work out our salvation with fear and trembling. This does not mean that we have to work to achieve that salvation, but we need to work that salvation. Just like getting a task, we do not work to get a task, but when we are assigned to that task, then we work on it. With salvation, we have been given freely by the Lord Jesus Christ, but for us to keep on living in that salvation, we need to work out on it everyday. For example, if we go back to sin, then we are no longer in the path towards eternal life, that is, we have lost our salvation. Such that we need to repent again to the Lord so that we would come back to the path of the Lord and have that salvation in us again. So, we face choices every day that determines whether we are still holding on to that salvation or letting it go to grab something else. This is one of the things that Paul meant when he told us to work out our salvation. What we do, hear, say, read and understand every day are full of choices that can make us believe in God more and stronger in faith, or can bring us back to sin. So, let us work out our salvation with fear and trembling of the Word of God, such that everyday, we choose to hold on to the salvation.

Monday, September 10, 2012

Hati Yang Teguh & Jalan Yang Benar | A Steadfast Heart & A Righteous Path

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 26-27

Tuhan banyak berkata agar kita teguh hatinya dan jangan tawar hati. Salah satu cara agar kita tetap teguh adalah dengan penjagaan Tuhan yang memberikan kita damai sejahtera. Dan awal dari keteguhan hati kita adalah percaya kita kepada Tuhan. Bila kita percaya akan kuasa, rencana dan pimpinan Tuhan, maka kita tidak akan takut atau tawar hati, tetapi sebaliknya, kita akan menjadi teguh, sebab kita tahu bahwa Tuhan segala tuhan ada di pihak kita. Terlebih lagi bila Tuhan yang memimpin jalan kita. Sebab Tuhanlah yang merintis jalan yang lurus bagi umat-Nya yang hidup benar. Oleh sebab itu, bila Tuhan ada dipihak kita, apakah kita perlu untuk khawatir atau takut? Hanya saja, kita perlu hidup benar dan percaya kepada Tuhan. Bukan lagi menurut kehendak kita, tetapi apa yang kita lakukan semuanya sesuai dengan kebenaran dan kehendak Tuhan, agar hidup kita tetap berada di dalam kebenaran dan tidak terkorupsi karena dosa. Jadi, bila kita ingin Tuhan yang memimpin jalan kita, biarlah kita berjalan di jalan yang benar dan percayalah kepada Tuhan agar hati kita tetap teguh apapun yang kita hadapi.


English

Bible Reading: Isaiah 26-27

The Lord has said many times so that we would have a steadfast heart and not to lose heart. One of the ways for us to have a steadfast heart is by the protection of the Lord who gave us peace. And the start of that steadfast heart is believing in the Lord. If we believe of His power, plans and leadership, then we would not fear or lose heart, but instead we will have a steadfast heart for we know that the Lord of lords is with us. All the more if the Lord also leads our paths. For the Lord makes the way of the righteous smooth. Therefore, if the Lord is with us, do we need to worry or be afraid? Only one thing, we need to live righteously and believe in the Lord. No longer according to our own will, but what we do should be according to the Lord's will and righteousness, so that our lives may stay in righteousness and not corrupted by sin. So, if we want the Lord to lead our paths, let us walk in the righteous path and believe in the Lord so that our hearts are steadfast in whatever comes our way.

Sunday, September 9, 2012

Hidup Untuk Kristus, Mati Adalah Keuntungan | To Live Is Christ, To Die Is Gain

Indo

Pembacaan Alkitab: Filipi 1

Bagi Paulus, hidup adalah untuk Kristus dan mati adalah keuntungan. Paulus dapat mengatakan hal ini sebab ia benar-benar mengerti akan panggilannya, arti hidupnya yang diberikan oleh Tuhan. Paulus tahu bahwa tujuan hidupnya adalah untuk memberitakan Injil Kristus kepada orang-orang sehingga makin banyak yang percaya kepada Tuhan Yesus Krsitus. Paulus juga tahu bahwa bagian dari kehidupannya adalah mendidik murid-murid Kristus, membangun gereja agar Injil Kristus tetap berdiri teguh di mana ia telah memberitakannya dan akan terus membesar pengaruhnya. Singkatnya, Paulus tahu bahwa apa yang ia lakukan, semuanya untuk Kristus, kemuliaan-Nya dan untuk membawa jiwa-jiwa kepada kerajaan Allah. Sehingga, bila ia hidup, ia hidup untuk Kristus dan dengan sukacita melayani jiwa-jiwa dan bila ia mati, ia merasa beruntung, sebab ia dapat bertemu dengan Tuhan dan hidup bersama-sama dengan Tuhan selamanya. Jadi, ya benarlah perkataan Paulus, hidup bagi Kristus, mati adalah keuntungan. Sekarang, bagaimana dengan kita? Kita juga mungkin ingin seperti Paulus, yang dapat berkata, " Aku hidup untuk Kristus dan mati adalah keuntungan bagiku". Tetapi apakah kita benar hidup bagi Krsitus dalam sehari-harinya? Apakah benar kita tidak takut mati? Untuk kita dapat berkata-kata seperti Paulus, maka kita perlu benar-benar mengerti akan tujuan hidup kita di dunia ini, sebab bila kita mengerti akan tujuan hidup kita, maka kita akan menghidupinya dengan sukacita, walaupun tidak mudah. Apa yang ada di pikiran kita akan selalu bagaimana kita dapat meraih tujuan ini, bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik dan sebagainya. Bila kita sudah benar-benar mengerti dan menghidupi tujuan hidup kita yang dari Tuhan, maka kita akan benar-benar hidup bagi Kristus. Kemudian, kita juga perlu mengerti bahwa kematian bukan akhir dari segalanya, tetapi justru itulah awal dari kehdiupan kita bersama dengan Tuhan di dalam kekekalan. Bila kita benar-benar mengerti dan menghidupi kebenaran ini, maka kita tidak akan takut mati, sebab mati adalah keuntungan bagi kita. Jadi, biarlah kita mengenal tujuan hidup kita yang Tuhan telah berikan!


English

Bible Reading: Philippians 1

For Paul, to live is Christ, and to die is gain. Paul can say this because he really understand his calling, the meaning of his life that was given by the Lord. Paul knows that the purpose of his life is to preach the Gospel of Christ to people so that there will more people who believes in the Lord Jesus Christ. Paul also knows that part of his life is to disciple, build churches so that the Gospel of Christ may stand firm where ever he has preached it and will continue to expand in impact. In short, Paul knows that what he does is all for Christ, His glory and to bring souls to the kingdom of God. Such that, if he lives, is Christ and will serve with joy and if he die, he feels that it is a gain because he can meet the Lord and live with Him forever. So, the words of Paul is true, to live is Christ and to dies is gain. Now, what about us? We may also want to be like Paul, to be able to say, "To live is Christ and to die is gain for me" But do we really live for Christ everyday? Do we really do not fear death? For us to be able to say what Paul did, then we really need to understand the purpose of our lives on this earth., for if we know of our purpose, then we will live it with joy, even though it is not easy. What is on our minds will be how we can reach this purpose, how we can do it more effectively and so on. If we really understand and live the purpose of our lives that is given by the Lord, then when we live, it really is for Christ. Then we also need to understand that to die is not the end of all things, but it is the beginning of our lives with the Lord in eternity. IF we really understand and live this truth, then we would not fear death, for to die is gain for us. So,let us really know the purpose of our lives that the Lord has given to us!

Saturday, September 8, 2012

Mengucap Syukur | Giving Thanks

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 23-25

Tuhan adalah Allah yang adil dan setia. Kepada bangsa yang menolak Tuhan, jahat dan sombong, Tuhan menghajarnya dan kepada yang miskin, lemah, dan dalam kesesakan, Tuhan memberikan perlindungan. Oleh karena itu kita perlu mengucap syukur. Sebab kita sepatutnya mengucap syukur dalam segala hal, tetapi dengan motivasi yang benar. Bukan karena orang yang sombong jatuh, tetapi mengucap syukur karena Tuhan kita adil. Jadi, kita tidak bersenang-senang atas kesusahan orang lain, tetapi kita bersukacita sebab Tuhan kita tidak pernah berubah dan patut dipuji. Sebab banyak sekali raja yang adil dan kemudian menjadi tidak adil karena menyalah-gunakan otoritas atau kuasa yang ia miliki, atau juga karena menjadi sombong. Oleh karena itu kita perlu mengucap syukur karena Tuhan kita, karena karakter-Nya yang tidak pernah berubah. Maka dari itu, dalam segala hal kita dapat mengucap syukur, sebab yang kita lihat bukanlah keadaan dan situasi, tetapi yang kita lihat adalah Tuhan kita, yang tidak pernah berubah. Bagi yang miskin, lemah dan dalam kesesakan, kita juga perlu mengucap syukur, sebab Tuhan adalah perlindungan bagi kita. Jadi, ucapkanlah syukur kepada Tuhan, bukan karena situasi dan kondisi, tetapi karena siapa Tuhan itu di dalam situasi, kondisi dan kehidupan kita.


English

Bible Reading: Isaiah 23-25

The Lord is a just and faithful God. To the nations that rejects the Lord, wicked and proud, the Lord struck them and to the poor, weak and in distress, the Lord gives protection. Therefore, we need to give thanks. For we should give thanks in all things, but with the right motivation. Not because the proud has fallen, but giving thanks because the Lord is just. So, we do not rejoice over the troubles of other people, but we rejoice because our Lord never change and is worthy to be praised. For there are many kings who were just and then because unjust because they misused their power or became proud. Therefore, we need to give thanks to the Lord, because of His unchanging character. There3fore, in all things, we can give thanks to the Lord, for what we see is not the situation and circumstances, but what we see is the Lord, who never change. For the poor, weak and in distress, we also need to give thanks, for the Lord is our protection. So, give thanks to the Lord, not because of situation and condition, but because who the Lord is in our situations, conditions and lives.

Friday, September 7, 2012

Otoritas | Authority

Indo

Pembacaan Alkitab: Efesus 6

Paulus mengajarkan kepada jemaat di Efesus agar mereka taat kepada atasan mereka, yakni orang tua mereka, maupun tuan mereka. Hal ini sangat penting sebab Tuhan menaruh otoritas atas setiap umat-Nya sebagai orang-orang yang melindungi dan juga sebagai gambaran dari Kristus yang mengepalai umat-Nya. Contohnya, orang tua kita adalah atasan kita yang diberikan Tuhan sebagai pelindung kita dan orang-orang yang bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar dan menjaga hidup kita. Dan bagian kita sebagai anak-anak adalah untuk taat dan menghormati orang tua kita, seperti kita taat dan menghormati Tuhan. Bila kita tidak dapat taat kepada otoritas yang kelihatan di dunia ini, bagaimana kita dapat taat dan hormat kepada otoritas Tuhan yang tidak kelihatan? Oleh sebab itu, biarlah kita belajar untuk taat dan hormat kepada atasan kita, siapapun mereka, orang tua, bos, pemerintah dan sebagainya. Tetapi ingatlah juga bahwa bila mereka mengajarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, kita boleh tidak mengikutinya dengan hikmat Tuhan, sebab Tuhan tetaplah otoritas yang tertinggi dan atasan yang melebihi segala atasan, Tuan segala tuan. Jadi, bila kita memiliki kesulitan untuk tunduk kepada otoritas yang Tuhan beri di atas kita, biarlah kita belajar untuk merendahkan hati untuk taat dan tunduk kepada mereka yang Tuhan taruh di atas kita.


English

Bible Reading: Ephesians 6

Paul taught the church in Ephesus so that they would obey to their authorities, such as their parents, or their bosses. This is important as the Lord put authorities over us as people who protects us and also as a representative of Christ who is the Head of His people. For example, our parents are the authorities over us given by the Lord as our protectors and those who are responsible to discipline, teach and protect our lives. And our part as children are to obey and honour our parents, just like we obey and honour the Lord. If we cannot obey to the seen authorities on this earth, how can we obey and honour the unseen authorities of the Lord? Therefore, let us learn to obey and honour the authorities over us, whoever they are, parents, boss, governments and others. But also remember that if they are teaching something that is against the Word of God, we may not follow it by the wisdom of the Lord, for the Lord is still the highest authority and Lord over all lords. So, if we have trouble to submit to the authorities that the Lord gave to us, let us learn to humble ourselves to obey and submit to the authorities the Lord has put above us.

Thursday, September 6, 2012

Mendengarkan Nasihat & Teguran Tuhan | Listening To Advice & Rebuke Of The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 21-22

Bila kita perhatikan, Tuhan banyak bernubuat akan kehancuran bangsa-bangsa melalui Yesaya. Dan sebelum Yesaya ada banyak nabi-nabi Tuhan juga yang melayani umat-Nya Israel. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Israel tidak begitu memperhatikan peringatan-peringatan dan nasihat-nasihat dari para nabi sebelum Yesaya sehingga karena kebebalan dan keangkuhan mereka, Tuhan menubuatkan pembuangan dan kehancuran kerajaan Israel dan Yehuda. Bagaimana dengan kita? Apakah kita sama bebalnya seperti Israel yang sudah diperingatkan dan dinasihati berkali-kali untuk berjalan di jalan yang benar, tetapi tidak mengikutinya? Karena kita awalnya penuh dengan dosa, maka banyak hal yang masih perlu untuk kita ubah dan buang dari kehidupan kita. Dan setiap harinya, ketika kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, maka pasti ada hal yang perlu kita ubah, hal yang ditegur oleh Tuhan, nasihat-nasihat yang kita dapat agar hidup kita tetap berjalan di jalan yang benar. Jadi, respon kita terhadap Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan setiap hari sama pentingnya dengan respon Israel kepada nasihat dan teguran dari Tuhan melalui para nabi. Oleh sebab itu, biarlah kita dengarkan dengan seksama dan ikuti segala nasihat, ajaran dan teguran Firman Tuhan, baik itu melalui pembacaan kita sendiri, atau dari renungan harian, atau juga dari khotbah-khotbah.


English

Bible Reading: Isaiah 21-22

If we take notice, the Lord prophesied a lot about the fall of nations through Isaiah. And before Isaiah, there are many other prophets of the Lord who also serves His people Israelites. This shows that the Israelites didn't really listened to the warnings and advices that the prophets before Isaiah gave such that, because of their stubbornness and pride, the Lord prophesied about their fall. What about us? Are we also as stubborn as the Israelites who has been warned and given advices many times to walk in the righteous path, but did not follow? Because we started this life with full of sin, then there are a lot of things that still needs to be changed and get rid of in our lives. And everyday, when we read and meditate the Word of God, there will be something that we need to change, rebukes from the Lrod, advices so that we may live walking in the righteous path. So, our response to the Word of God that we read and meditate upon everyday is as important as the respond of the Israelites to the rebukes and advices of the Lord through the prophets. Therefore, let us listen carefully and follow every advices, teachings and rebukes of the Word of God, may it be from our own reading, or from daily devotion, or from sermons.

Wednesday, September 5, 2012

Ketaatan Total | Total Obedience

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 19-20

Yesaya adalah nabi Tuhan yang benar-benar hidup hanya bagi Tuhan. Seluruh kehidupannya, hanyalah untuk Tuhan dan dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya kepada bangsa-bangsa. Kita dapat melihat ketaatan Yesaya kepada Tuhan melalui tanggapan Yesaya ketika Tuhan memerintahkan Yesaya untuk menanggalkan kain kabung yang sedang dipakainya dan kasutnya, yakni, seluruh pakaian yang ia pakai pada waktu itu. Di dalam Alkitab tidak dikatakan bahwa Yesaya menolak, atau berbantah, tetapi dikatakan bahwa Yesaya melakukannya. Bila kita pikir, secara manusia, mungkin Yesaya bertanya-tanya kepada Tuhan mengapa ia harus membuka pakaiannya, atau mungkin juga ia berpikir dahulu, apakah benar ini dari Tuhan? Tetapi pada akhirnya, ia mengenal suara Tuhan dan ia taat kepada suara Tuhan, walaupun sepertinya aneh dan tidak masuk di akal. Tetapi setelah ia lakukan apa yang Tuhan katakan, barulah Firman Tuhan disampaikan lagi, dan dari Firman itu, kita tahu bahwa tujuan Yesaya menanggalkan pakaiannya adalah agar Tuhan dapat memberikan contoh kepada orang-orang Mesir dan Etiopia akan apa yang akan terjadi terhadap mereka nantinya. Bagaimana dengan kita? Seberapa taatnya kah kita terhadap Tuhan? Apakah seluruh kehidupan kita di pakai hanya untuk Tuhan? Jika kita takut bahwa hal itu akan memalukan, atau bukan dari Tuhan dan sebagainya, biarlah kita kenali suara Tuhan dan biarlah kita yakin dengan iman taat kepada Firman-Nya, sebab apa yang Ia perintahkan selalu ada maksudnya. Seringkali pula, jawaban atau tuntunan yang kita tunggu-tunggu sedang menantikan tindakan kita dalam menaati apa yang Tuhan telah tunjukkan dan bukakan kepada kita. Oleh karena itu, biarlah kita belajar untuk hidup dalam ketaatan total kepada Tuhan dan seluruh kehidupan kita hanya untuk Tuhan.


English

Bible Reading: Isaiah 19-20

Isaiah is a prophet of God who really lives only for the Lord. All of his life is only for the Lord and used by the Lord to pass on His Word to nations. We can see Isaiah's obedience to the Lord through the response of Isaiah when the Lord told him to take off his sackcloth and sandals, that is all that he was wearing at that time. In the Bible it does not say that Isaiah rejected or questioned God, but it is said that Isaiah did it. If we think, as humans, maybe Isaiah did ask questions as to why, or maybe he thought first, is it really from the Lord? But in the end, he knows the voice of the Lord and he obeyed that voice even though it may sounds weird and does not make sense. But after he did what the Lord commanded, then the Word of God came again, and through that Word of God we know the purpose of Isaiah taking off all his clothing was so that he would be an example for the Egyptians and the Ethiopians, as to what will happen to them. What about us? How obedient are we to the Lord? Are our whole lives being used only for the Lord? IF we are afraid that it is shameful, or not from the Lord and etc, let us know the voice of the Lord and let us with confidence by faith, obeys the Word of God, for what He commands us to do always has a purpose. Many times, the answers or guidance that we have been waiting for are waiting for us to act in obedience of what the Lord has shown and revealed to us. Therefore, let us learn to live in total obedience to the Lord and our whole lives just for the Lord.

Tuesday, September 4, 2012

Hanya Tuhan | Only God

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 17-18

Tuhan berkata bahwa orang-orang yang meninggalkan Tuhan akan kembali kepada-Nya dan memandang kepada Tuhan, Sang Pencipta. Dan mereka akan tidak lagi melihat kepada patung-patung atau tiang-tiang berhala yang adalah buatan tangan manusia. Hal ini memberitakan tentang bangsa Israel yang akan mengalami masa-masa perang, di mana mereka akan sadar bahwa berhala yang mereka buat dan mereka sembah itu tidak berguna dan tidak dapat menolong mereka. Sehingga mereka kembali menghadap kepada Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, yang telah menunjukkan kuasa-Nya dari generasi ke generasi. Bila kita ambil hikmahnya dari nubuatan akan hal ini, maka kita tahu bahwa hanya Tuhan Yesus Kristuslah satu-satunya Allah dan Tuhan yang patut disembah. Segala berhala, patung-patung, tiang-tiang buatan manusia adalah benda mati yang tidak dapat menjawab doa kita. Tetapi Tuhan adalah Allah yang hidup, yang mendengar, menjawab dan bahkan mendidik umat-Nya yang percaya kepada-Nya. Oleh sebab itu, biarlah kita buang segala berhala dari kehidupan kita. Jangan sampai kita harus berada di posisi Israel yang menemui jalan buntu, baru kita kembali dan menghadap kepada Tuhan. Tetapi, biarlah kita hanya menyembah Tuhan Yesus Kristus dari sekarang juga.


English

Bible Reading: Isaiah 17-18

The Lord said that people who left God will come back to Him and look to the Lord, the Creator. And they will no longer look unto the idols that are man-made. This is talking about Israelites who will be facing war, where they will realise that the idols that they made and worship is useless and cannot help them. Such that they come back to the Lord, God of Abraham, Isaac and Jacob, who has shown His power from generation to generation. If we take the lesson from this prophecy, then we know that only the Lord Jesus Christ is the only Lord and God who is worthy to be worshiped.  All idols, man-made things are dead and cannot answer our prayers. But the Lord is the living God, who hears, answers and even disciplines His people who believes in Him. Therefore, let us throw away all idols from our lives. Do not let it be that we have to be in the same position as Israelites who had no way out, then we would come back to the Lord. But let us only worship the Lord Jesus Christ from today onwards.

Monday, September 3, 2012

Meneladani Tuhan | Imitating God

Indo

Pembacaan Alkitab: Efesus 5

Paulus mengajarkan jemaat di Efesus agar mereka hidup mengikuti Tuhan, meneladani Tuhan. Tuhan adalah kasih dan terang dan sudah sepatutnya kitapun sebagai anak-anak-Nya hidup di dalam kasih dan terang. Hal in iberarti bahwa kita tidak boleh ada sedikitpun hal-hal yang tidak bermoral di dalam kehidupan kita. Yakni, di dalam pikiran kita, hati kita dan tindakan kita. Sebab dengan adanya sedikit ketidak-moralan di dalam hidup kita, kita tidak lagi berada di dalam terang, tetapi kita kembali kepada kegelapan. Oleh karena itu, biarlah kita selalu ingat akan Firman Tuhan, hidup takut akan Tuhan, sehingga bila ada muncul hal-hal yang tidak bermoral, kita dapat langsung bertobat, menjauhinya dan datang kepada Tuhan. Biarlah kita juga dengarkan nasihat Paulus untuk menjauhi hal-hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, dan janganlah kita berkumpul dengan orang-orang yang melakukan hal-hal yang tidak bermoral. Tetapi sebagai anak-anak terang, biarlah kita terangi kehidupan mereka dengan terang Firman Tuhan agar mereka sadar dan bertobat dari ketidak-moralan mereka. Jadi, biarlah kita hidup mengikuti dan meneladani Tuhan Yesus Kristus dalam setiap hal, sebab kita adalah anak-anak Tuhan.


English

Bible Reading: Ephesians 5

Paul taught the people in Ephesus so that they would live following the Lord, imitating the Lord. The Lord is love and light and as His children, we should also lives in love and light. This means that not even a hint of sexual immorality should be in our lives. That is in our minds, our hearts and actions. For by having just a hint of it in our lives, we are no longer in the light, but we are going back to the darkness. Therefore, let us always remember the Word of God, fearing the Lord, so that when the sexual immorality comes, we can immediately repent, stay away from it and come to the Lord. Let us also listen to the advices that Paul gave to stay away from all unclean things that is against the Word of God, and do not dwell in a group of people who does immoral things. But as children of light, let us bring light to their lives so that by the light of the Word of God, they can realise adn repent from their immoralities. So, let us live following and imitating the Lord Jesus Christ in all things, for we are children of God.

Sunday, September 2, 2012

Pelajaran Dari Bangsa-Bangsa | Lessons From Nations

Indo

Pembacaan Alkitab: Yesaya 14-16

Tuhan bernubuat akan kehancuran Babel, Asyur, Filistea dan Moab. Bangsa-bangsa ini adalah bangsa-bangsa yang kehidupannya hancur, menentang Tuhan, sombong, angkuh, ingin menyamai Tuhan dan yang mengutuki dan menyerang umat pilihan Tuhan, bangsa Israel. Dari bangsa-bangsa ini kita dapat belajar bahwa kesombongan dan keangkuhan adalah salah satu dosa yang banyak disebut dan juga adalah yang dimiliki oleh kita manusia. Satu lagi akibat dari kehancuran yang Tuhan nubuatkan atas bangsa-bangsa ini adalah pertentangan dengan Tuhan, yakni tidak mau mengikuti Tuhan dan pada dasarnya adalah ketidak-taatan. Kedua hal ini adalah dosa yang paling sering kita lakukan sebagai manusia dan Tuhan telah memakai contoh dari bangsa-bangsa ini agar kita dapat belajar dari mereka. Kesombongan dan ketidak-taatan dapat dimulai dari hal-hal yang sangat kecil, yang mungkin kita sendiri tidak sadar. Misalnya, paling mudah bagi kita untuk menyombongkan diri bila memang kita memiliki bakat dalam hal tertentu. Lebih lagi, bila ada seseorang yang tidak begitu berbakat seperti kita mencoba melakukan hal yang sama, dengan mudah kita akan menyombongkan diri dan berkata, "Masa begitu saja tidak bisa?". Walaupun ini kelihatannya adalah hal yang sepele, tetapi ini adalah kesombongan yang ada di dalam diri kita. Begitu juga dengan ketidak-taatan terhadap Tuhan, sebab segala pertentangan dengan Firman Tuhan, khususnya yang kita kenal, maka itu adalah ketidak-taatan dan adalah dosa. Misalnya, kita tahu bahwa kita tidak boleh mencuri, tetapi berapa banyak dari kita yang mengambil barang milik perusahaan sebagai barang milik pribadi? Ini juga adalah hal yang kecil, tetapi ini juga adalah tindakan ketidak-taatan terhadap Firman Tuhan. Jadi, biarlah kita benahi kehidupan kita setiap hari. Biarlah kita minta agar Roh Kudus, tunjukkan dan bukakan kepada kita hal-hal yang perlu kita buang dari kehidupan kita dan hal-hal yang perlu kita ubah. Agar kita dapat hidup benar di hadapan Tuhan. Buanglah kesombongan dan hiduplah taat terhadap Tuhan senantiasa!


English

Bible Reading: Isaiah 14-16

The Lord prophesied of the fall of Babylonian, Assyrian, Philistines and Moabites. These nations are nations whose lives are wicked, defying the Lord, proud, boastful, want to be as high as the Lord and those who curses and attacks the people of the Lord, Israelites. From these nations, we can learn that proud and boastfulness are one of the sins that is mentioned a lot and also are in mankind. Another cause of the fall that the Lord prophesied is defying the Lord, that is, do not want to follow the Lord and the source of it is disobedience. These two things are the sins that we as human does a lot of and the Lord is using these nations as examples for us to learn from. Proud, boastfulness and disobedience can start from something that is very trivial, that we ourselves are not aware of it. For example, it is easy for us to be boastful if we have the talent in certain areas. Moreover, if there is someone else who is not as talented as we are, trying to do the same, we would easily boast of ourselves and say, "Why can''t you do such simple thing?". Even though this seems trivial, but this is proud and boastfulness that is in us. The same thing too with disobedience towards the Lord, for all action defying the Word of God , especially those we know of are acts of disobedience and are sins. For example, we know that we shall not steal, but how many of us takes the things of the office as our personal things? This too, is a trivial thing, but it is the act of disobedience towards the Word of God. So, let us clean up our lives every day. Let us ask the Holy Spirit to show us  and reveal to us the things that we need to get rid of from our lives and the things that we need to change. So that we may live righteously before the Lord. Throw away all proud and boastfulness and live in obedience to the Lord always!

Saturday, September 1, 2012

Tanggung Jawab | Resposibilities


Indo

Pembacaan Alkitab: Efesus 4

Tuhan memberikan kepada kita, sebagai gereja, orang-orang yang dipanggil untuk membangun kita di dalam iman dan pengetahuan yang benar akan Anak Allah. Mereka yang disebut rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan pengajar yang ada di gereja kita, adalah orang-orang yang bertanggung jawab akan mengajarkan, memberitakan dan menyampaikan kebenaran Tuhan, pengetahuan yang benar akan Tuhan Yesus Kristus dan juga akan kesatuan dan pertumbuhan iman. Jadi, biarlah kita yang adalah pemimpin di dalam gereja, yakni orang-orang yang melakukan ke-lima tugas yang Paulus katakan ini, selalu erat dengan Roh Kudus, agar kita hanya menyampaikan kebenaran Tuhan dan bukan filosofi manusia atau pikiran manusia. Dan bagi kita, para jemaat, hal ini tidak berarti bahwa kita dapat menyalahkan pemimpin kita, bila kita tidak bertumbuh, sebab pilihan untuk mendengar, percaya, mengimani, mengakui dan menjalankan apa yang dibagikan oleh pemimpin kita, adalah tanggung jawab kita sebagai pendengar Firman. Sebab bila kita telah diberitahukan akan hal; yang benar, tetapi memilih untuk tidak mendengarkannya, atau tidak percaya, tidak mengimani, atau tidak mau menjalankan Firman itu, maka kita sendirilah yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan. Oleh sebab, itu tidak ada yang dapat saling menyalahkan, sebab tiap-tiap orang memiliki bagiannya dan tanggung jawabnya masing-masing di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, baik kita pemimpin atau jemaat, biarlah kita selalu memiliki satu hati, dan mengarah kepada satu, yakni Tuhan Yesus Kristus, dengan begitu, kita akan menjadi satu dan akan bertumbuh sebab kita fokus kepada Tuhan dan bukan kepada dunia atau diri kita sendiri.


English

Bible Reading: Ephesians 4

The Lord gave to us, as a church, people who are called to edify us in faith and in the true knowledge of the Son of God. They who are called apostles, prophets, evangelists, pastors, and teachers in our church are people who are responsible to teach, preach, and pass on the truth of the Lord, the true knowledge about the Lord Jesus Christ, also of the unity and growth of faith. So, let us who are leaders in church, that is people who does these five duties that Paul mentioned, be always intimate with the Holy Spirit, so that we would only pass on the truth of the Lord and not philosophy or thoughts of men. And for us congregations, this does not mean that we can blame our leaders if we do not grow, for the choice to listen, believe, have faith in, confess and do what is preached by our leaders, are our responsibilities as listener of the Word of God. For if we have been told of the truth of God, but chose not to listen, not to believe, not to have faith in it, or not to walk in it, then we ourselves are accountable to the Lord. Therefore, no one can blame each other, for each one has their own parts and responsibilities to the Lord. Therefore, whether we are leaders or congregation, let us have one heart and focused on one, that is the Lord Jesus Christ, that way, we will become one and will grow, because we are focused on the Lord and not to the world or ourselves.