Wednesday, February 29, 2012

Kasih Anugrah Tuhan | The Grace of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 22-23

Elifas berkata demikian, "Apakah manusia berguna bagi Allah?", "Apakah ada manfaatnya bagi Yang Mahakuasa, kalau engkau benar, atau keuntungannya, kalau engkau hidup saleh?"

Bila kita pikir-pikirkan lagi, perkataan ini sangatlah benar. Sebenarnya, Tuhan yang Maha kuasa dapat membinasakan yang jahat dan membuat orang yang baru lagi sampai seluruh isi dunia hanya ada orang yang baik. Tetapi Tuhan tidak lakukan hal itu. Ia malah sangat memperhatikan kita, Ia bahkan rela memberikan nyawa-Nya agar kita dapat masuk ke dalam kasih karunia-Nya dan ke dalam kerajaan-Nya. Jadi yang Tuhan lakukan untuk kita, yakni, memberikan nyawa-Nya untuk kita, memberikan keselamatan, memberikan kita Firman, adalah agar kita dapat menikmati kasih karunia-Nya, agar kita mendapatkan bagian dari kehidupan dan kerajaan-Nya. Seperti yang kita telah ketahui, tetapi mungkin belum benar-benar sadari, keselamatan dan hidup yang kita miliki ini bukanlah karena kita telah meraih dan pantas mendapatkannya, tetapi itu semua karena kasih dan anugrah Tuhan Yesus Kristus kepada kita, ciptaan-Nya. Dan Firman serta segala yang kita hadapi dengan seijin Tuhan adalah agar kita dapat mengenal dan mencicipi kuasa, kasih dan anugrah Tuhan Yesus Kristus.

Oleh karena itu, buanglah segala ke-egoisan, kesombongan, keangkuhan dan ketegar-tengkukan kita. Seluruh aspek kehidupan kita, datang dari Tuhan dan hanya mungkin karena kasih dan anugrah Tuhan. Maka dari itu, marilah kita hidup untuk Tuhan, untuk mengenal Dia sebagai Tuhan, Pencipta, Raja dan Allah kita.


English

Bible Reading: Job 22-23

Eliphas said, "Can a man be profitable to God?", "Is it any pleasure for the Almighty that you are righteous? Or is it gain to Him that you make your ways blameless?"

IF we think about it again, this words are true. Truthfully, the Lord Almighty could just destroy all those who are evil and wicked and make new people until the whole earth is full of good people. But the Lord did not do this. He instead, really care for us, He even willing to give His life so that we could enter into His mercy and into His kingdom. So what the Lord did for us, that is, to give His life for us, giving us salvation, and the Word of God, are so that we could enjoy His grace, so that we would be a part of the His life and kingdom. Just as we all know, but maybe have not really realised it yet, salvation and the life that we have is not because we have achieved it and are then worthy for it, but all of it are because of the love and grace of the Lord Jesus Christ towards us, His creations. And the Word of God along with all that we face with the Lord's permission, are so that we may know and have a taste of the power and grace of the Lord Jesus Christ.

Therefore, throw away all selfishness, boastfulness, pride and our stubbornness. All the aspect of our lives come from the Lord and it is only possible because of the grace and love of the Lord. So, let us live for the Lord and to know Him as Lord, Creator, King and God.

Tuesday, February 28, 2012

Doa & Aksi | Prayer & Action

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 10

Dalam cerita tentang Kornelius, kita dapat melihat bagaimana Tuhan mendengarkan doa-doa orang yang ditujukan kepada-Nya. Dan Tuhan memperhatikan mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan. Tetapi lebih dari itu, kita tahu dengan pasti bahwa keselamatan yang Tuhan berikan bukan hanya untuk bangsa Yahudi saja, tetapi untuk semua bangsa, semua suku, semua orang yang mau menerimanya. Oleh karena itu, marilah kita terus berdoa bagi keluarga dan teman-teman kita yang belum mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi, agar merekapun dapat mengenal-Nya dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Dan biarlah kita tidak hanya berdoa, tetapi biarlah kita juga beraksi, mengambil tindakan untuk bersaksi kepada mereka di dalam segala hal yang kita lakukan. Dan jangan pernah kita menutupi diri dari bersaksi akan Tuhan kepada bangsa lain atau suku lain, tetapi marilah kita ingat bahwa keselamatan ada untuk semua orang dan sudah sepatutnya kita bagikan kepada siapapun kesempatan itu terbuka.

Jadi, mari kita ambil langkah baru hari ini juga. Biarlah kita ambil tekad untuk mendoakan dan bersaksi kepada orang-orang yang ada di sekitar kita, yakni keluarga dan teman-teman kita. Biarlah melalui kehidupan kita, terpancarkan kasih Tuhan kepada mereka.


English

Bible Reading: Acts 10

In the story of Cornelius, we can see how the Lord hears the prayers of those who lifts them up to Him. And the Lord cares for those who really seek Him. But more than that, we know for sure that the salvation that the Lord gave is not only for the Jews, but for all nations, all tribes and everyone who wants to receive it. Therefore, let us keep on praying for our families and friends who have not yet known the Lord Jesus Christ personally, so that they might know Him and believe in the Lord Jesus Christ. And let it be that we do not only pray, but let us also act on it, take action to testify to them in all that we do. And do not ever close our selves from testifying about God to other nations or tribes, but let us remember that salvation is for every one and we should share it to anyone when the opportunity arises.

So, let us take that new step today. Let us take the choice to pray and to testify to the people around us, our families and friends. So that through our lives, the love of God is shining to them.

Monday, February 27, 2012

Mengikuti Tuhan | Following God

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub21

Seringkali kita berpikir seperti apa yang Ayub katakan, yakni mengapa kita yang mengikuti Tuhan justru kelihatannya lebih banyak mengalami kesusahan dan tantangan. Dan banyak yang akhirnya memilih untuk tidak begitu perduli akan Tuhan dan Firman-Nya atau bahkan meninggalkan Tuhan. Satu hal yang pasti bagi kita yang mengikuti Tuhan adalah bahwa pada akhirnya, kita memperoleh kehidupan kekal sedangkan mereka yang memilih untuk tidak mengikuti Tuhan, tidak. Di sisi lain, bila kita tidak mengalami apa yang kita alami, apakah kita akan makin mengenal Tuhan kita? Apakah kita akan dapat dilatih imannya? Apakah kita akan mengalami pimpinan, bantuan, kasih, kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan? Seringkali ketika kita menghadapi tantangan atau masalah, kita hanya melihat apa yang di depan mata, tetapi setelah kita melewatinya, maka kita akan melihat bahwa apa yang kita lewati itu berguna untuk pertumbuhan karakter dan iman kita di dalam Tuhan. Di dalam kitab 1Petrus 1:6-9 & Yakobus 1:2-4 kita belajar bahwa apa yang kita alami itu justru baik untuk kita, untuk melatih iman yang menuju kepada ketekunan dan buah yang matang dan akhirnya menuju kepada kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus Kristus. Dan Tuhan bukannya tidak membantu kita ketika kita mengalami tantangan, justru Ia ingin agar kita makin bersandar kepada-Nya dan meminta hikmat untuk mengatasi apa yang kita hadapi (Yakobus 1:5-6). Oleh sebab itu, bila kita berpikri bahwa lebih enak hidup tidak mengikuti Tuhan, biarlah kita berpikir lagi akan akhir dari pada kehidupan kita. Walaupun sepertinya kita mengalami lebih banyak tantangan, itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk kita semua dan pada akhirnya kita tetap mendapatkan kehidupan kekal bila kita tetap setia. Jadi, yang manakah yang kita pilih: hidup senang-senang di dunia dan mengalami kematian kekal kelak, atau hidup bersama Tuhan apapun yang kita hadapi dan menerima kehidupan kekal pada akhirnya?


English

Bible Reading: Job 21

Many times we think just as what Job said, that is, why is it that we who follow the Lord seems to have more challenges and difficulties. And many who, in the end, chose to not care about the Lord or even leave the Lord completely. One thing that is assured in following the Lord is that, in the end, we receive eternal life while they who chose not to follow the Lord, don't. On the other hand, id we do not experience what we experienced, will we come to know the Lord more? Is our faith being trained? Will we experience the leadership, guidance, help, love, grace and peace of the Lord? Many times, when we face challenges, we only see what's in front of us, but after we pass through it, we can see that what we have just experienced is useful for our growth in character and faith in the Lord. In 1Peter 1:6-9 & James 1:2-4, we learn that what we experienced is actually good for us to train our faith which leads to perseverance and bearing fruits and in the end towards eternal life with the Lord Jesus Christ. Andit is not as if the Lord did not help us, He wants us to rely more on Him and ask for wisdom to overcome what we are facing (James 1:5). Therefore, if we think that it is more profitable to live not following the Lord, then we us think again of the end of our lives. Even though it may seem that we face more challenges, all of it are allowed by the Lord to shape us and in the end we will be able to receive eternal life if we stay faithful. So, which road do we choose: living in indulgence in the world and experience eternal death in the end, or living with the Lord in whatever we may face and receive eternal life in the end?

Sunday, February 26, 2012

Jalan Mana Yang Kita Pilih? | Which Path Will We Choose?

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 20

Di dunia ini tidak ada yang kekal dan semuanya akan lenyap suatu hari. Kehidupan kita, apa yang kita miliki, apa yang kita kejar, apa yang kita pegang akan lenyap. Dan pada akhirnya yang ada hanyalah kehidupan kekal bersama dengan Tuhan atau kematian kekal di dalam lautan api. Walaupun dunia ini alkan lenyap, apa yang kita lakukan, apa yang kita percayai dan imani selama kita masih hidup, itulah yang menentukan ke mana kita pergi pada akhirnya. Dari pasal ini kita dapat melihat bahwa manusia hanyalah sekejap hidupnya dan bagi kita yang hidupnya berjalan di luar dan bertentangan dengan Firman Tuhan, yang akan kita terima pada akhirnya adakah kematian kekal. Dan tentunya apa yang ktia tabur itulah yang kita tuai juga. Bila kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan, maka yang akan kita alami adalah kutuk. Sedangkan bila apa yang kita tabur adalah hal-hal yang sesuai dengan Firman Tuhan, maka apa yang akan kita tuai adalah janji-janji Tuhan. Jadi, yang manakah yang akan kita pilih: Jalan bersama dengan Tuhan atau bertentangan dengan Tuhan?


English

Bible Reading: Job 20

In this world, there is nothing that is eternal and all will perish one day. Our lives, what we have, what we chase, what we hold will be gone. And in the end there is only an eternal life with the Lord or eternal death in the lake of fire. Even though the world will perish, what we do, what we believe and have faith in, that is what will determine where we go in the end. From this chapter we can see that the life of man is only temporary and for us who lives outside and against the Word of God, what we will receive in the end is eternal death. And of course what we sow, we reap. If we do things that are against the Word of God, then what we will experience are curses. While if we sow things that are according to the Word of God, then what we will reap are promises of God. So, which one will we choose: Walking with the Lord or against the Lord?

Saturday, February 25, 2012

Tetap Kuat Berakar Dalam Tuhan | Still Strongly Rooted In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 19

Ayub adalah salah satu orang yang setia dan berdiri teguh di dalam Firman Tuhan dan kepercayaannya. Tidak banyak orang yang jika mengalami apa yang Ayub alami, masih dapat tetap tidak menghujat Tuhan, tetap percaya dan bahkan menyatakan bahwa Penebusnya hidup dan ia akan melihat Tuhan. Kita dapat melihat bahwa Ayub memiliki kepercayaan yang penuh di dalam Tuhan dan pendiriannya tidak mudah goyah karena situasi, lingkungan dan bahkan keadaan dirinya sendiri. Ini adalah salah satu hal yang dapat kita pelajari dari kehidupan Ayub, yakni untuk memiliki keyakinan, kepercayaan penuh kepada Tuhan dan Firman-Nya sehingga apapun yang terjadi ia tetap tidak terbawa oleh situasi, kondisi dan lingkungannya.

Mari kita juga miliki keyakinhan dan kepercayaan yang penuh kepada Firman Tuhan seperti Ayub. Dan makin banyak kita mengenal Firman Tuhan, maka kepercayaan dan iman kita kepada Tuhan akan makin kuat. Kita dapat memulai dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan, lalu mengatakannya berulang-ulang dalam hari yang sama agar itu terekam di pikiran kita, masuk ke dalam hati kita dan melalui pendengaran akan Firman Tuhan, iman kita akan bertambah. Dan untuk sekarang kita dapat memulai dengan apa yang Ayub katakan, yakni: "Tetapi aku tahu, Penebusku hidup". Dengan demikian, tiap hari iman kita dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus makin bertambah. Sehingga kita akan tetap kuat berakar di dalam Firman Tuhan dalam situasi, kondisi dan lingkungan apapun.


English

Bible Reading: Job 19

Job is one of a few men who is faithful and able to stand firm in the Lord and his belief. Not many people, if they experienced what Job experienced, can still not blasphemed God, still believe and even declare that his Redeemer lives and he will see the Lord. We can see that Job has a full belief in the Lord and he is not easily fallen because of situations, circumstances and even the condition of his life. This is one of the things we can learn from Job, that is to have a firm belief to the Lord and His Words so that whatever happens, he is not dragged by situations, conditions and circumstances.

Let us also have a firm and full belief in the Word of God like Job. And the more we know the Word of God, then our belief and faith to the Lord will be stronger. We can start by reading and meditating the Word of God, then say it repeatedly so that it is recorded in our minds, enters our hearts and through hearing of the Word of God, our faith will increase. And for now, we can start with what Job said, that is: "For I know that my Redeemer lives". That way, our faith and belief to the Lord Jesus Christ will increase daily. So that we will still strongly rooted in the Word of God in any situation, condition and circumstances.

Friday, February 24, 2012

Harapan Di Dalam Tuhan | Hope In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 17-18

Ayub merasa putus asa tetapi ia tidak putus harapan dan tidak mengharapkan kematian. Ayub berkata bahwa jika ia mengharapkan kematian atau hanya tinggal menunggu ajalnya tiba, maka ia tidak memiliki harapan. Mungkin dari kita banyak yang menghadapi tantangan dan menemui jalan buntu di kehidupan kita. Mungkin bisnis kita tidak berjalan dengna baik sehingga banyak hutang dan bahkan bangkrut dengan hutang yang masih harus dibayar. Atau mungkin juga hidup kita penuh dengan tekanan dari orang-orang disekitar kita yang membuat kita merasa terkukung dan harus memenuhi harapan mereka. Banyak hal yang dapat membuat kita putus asa dan putus harapan di dunia ini. Dan banyak juga yang akhirnya mengharapkan bahwa kematian jauh lebih baik daripada yang sedang kita hadapi. Apakah kita pernah berpikir demikian? Apakah kita pernah berpikir bahwa kematian adalah jalan keluar dari segala yang kita hadapi? Marilah kita berhenti sejenak dan lihatlah Ayub.

Ayub dengan segala kesusahan, penderitaan dan sengsara yang ia alami, ia memang merasa bahwa ia tidak berdaya dan sudah hilang semangatnya, tetapi ia tidak melepaskan harapan. Sebab di dalam Tuhan selalu ada harapan, dalam hal apapun yang kita alami. Mungkin di mata kita, apa yang kita alami itu sangatlah buruk dan sudah tidak ada jalan keluar lagi, tetapi di dalam Tuhan masih ada harapan. Hanya saja, kita perlu untuk percaya dan terus berharap dan beriman kepada Tuhan Yesus Krsitus. Seperti Rasul Paulus yang berkata bahwa Tuhan Yesuslah pengharapan kita dan memang karena Tuhanlah kita memiliki harapan di dalam hidup ini (1Petrus 1:3-7). 1Petrus 1:3-7 juga mengatakan bahwa cobaan yang kita alami adalah untuk memurnikan iman kita kepada Tuhan. Oleh karena itu, janganlah kita putus harapan, tetapi tetaplah dengan setia dan dengan terus beriman, berharap kepada Tuhan Yesus Kristus yang bekerja untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.


English

Bible Reading: Job 17-18

Job felt that he has lost all means of life but he did not lose hope and did not hope for death. Job said that if he hoped for death or just waiting for his end, then he has no hope. Maybe many of us are facing difficult trials and are facing a dead end in our lives. Maybe our business is not doing well that we have a big loan to pay off and even went bankrupt with still loans to pay off. Or maybe our lives are full of pressure from people around us that makes us feel suppressed and have to fulfill their hopes and expectations. Many things that can make us lose hope in this world. And many too that think death is far better than what we are facing right now. Have we ever thought of that? Have we ever thought that death is the way out from all we are facing? Let us stop for a while and look at Job.

Job with all his sufferings, though he felt that he has lost all means of life, but he did not lose hope. Because in the Lord there is always hope in everything that we face. Maybe in our eyes what we face is the worst and that there is no way out, but int he Lord, there is still hope. We only have to believe and keep on hoping and having faith int he Lord Jesus Christ. Just like Paul always says that the Lord Jesus is our hope and because of the Lord, we have hope in this life (1Peter 1:3-7). 1Peter 1:3-7 also said that the trials that we face are to test the our faith and to make it pure. Therefore, do not lose hope, but in faithfulness, keep on having faith and hope in the Lord Jesus Christ who works for the good of those who loves Him.

Thursday, February 23, 2012

Bersandar & Berharap Kepada Tuhan | Rely & Hope In The Lord

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 16

Bila kita dalam keadaan Ayub, tentunya kita dapat merasakan pedih hatinya. Ia yang mengalami sengsara, kehilangan, dan mendapatkan cercaan dari istrinya, mengharapkan hiburan dari teman-temannya, tetapi yang ia dapatkan adalah teguran demi teguran yang sama sekali tidak menghiburnya. Bila ada keseimbangan antara teguran dan hiburan mungkin bagi Ayub itu masih lebih dapat menghibur dirinya atas apa yang terjadi. Tetapi karena yang terjadi tidaklah demikian, Ayub mengungkapkan perasaannya dan berkata bahwa Saksinya ada di sorga dan kepada Allahlah ia menegadah dan menangis. Ayub tidak berharap kepada manusia, tetapi oa berharap kepada Tuhan. Ayub tidak mengandalkan manusia, tetapi ia mengandalkan Tuhan untuk memberikan kelegaan dan kelepasan.

Begitu jugalah seharusnya kita, yakni untuk berharap dan mengandalkan Tuhan dan bukan kepada manusia. Sebab Tuhanlah yang Allah yang adil, yang mengetahui segala hal yang tersembunyi dan yang menilik hati manusia. Sedangkan manusia hanyaah melihat apa yang kelihatan dan tidak mengerti apa yang ada di dalam hati orang lain. Oleh karena itu, marilah kita berharap kepada Tuhan saja. Satu hal lagi yang dapat kita pelajari adalah agar kita memiliki keseimbangan dalam menegur dan menghibur saudara seiman kita. Ada saatnya kita menegur, dan ada saatnya kita menghibur, ada pula saatnya kita membangun. Yang kita perlukan adalah pimpinan Roh Kudus dan hikmat-Nya untuk dapat mengatakan hal yang tepat di saat yang tepat. Maka dari itu, pentinglah untuk kita bersandar kepada Tuhan dan Roh Kudus-Nya.


English

Bible Reading: Job 16

If we are in Job's position surely we will be able to experience his heart. He who experienced a great suffering, lost so many things, and was mocked by his wife, was hoping for comfort from his friends, but what he got instead was rebuke by rebukes and no comfort at all. If there was a balance between comfort and rebuke, maybe to Job there would be at least a little comfort. But because what happened was not that, Job lifted up his cries and said that his Witness is in heaven and he looked to God and cried. Job did not hope in men, but he hoped in the Lord. Job did not rely on men, but he relied on the Lord to give him relief and deliverance.

That's how we should be too, that is putting hope and relying on the Lord and not on men. Because the Lord is the just God, Who knows all hidden things and Who searches the heart of men. While men only see what can be seen on the outside and do not understand what's in the hearts of others. Therefore, let us only hope in the Lord. One more thing that can learn is so that we would have a balance between words of comfort and of rebuke towards our brethren in faith. There are times to rebuke, times to comfort and times to exhort. What we need is the guidance of the Holy Spirit and His wisdom to be able to say the right thing at the right time. Therefore, it is important for us to rely on the Lord and His Holy Spirit.

Wednesday, February 22, 2012

Terbuka Kepada Firman Tuhan | Be Open Towards The Word Of God

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 15

Dengan perkataannya kepada Ayub, Elifas sedang menegur Ayub dan mengingatkan bahwa manusia itu tidak ada yang benar di hadapan Allah, tidak ada yang bersih di hadapan Allah. Dan bagi mereka yang berkeras hati dan bertegang leher kepada Tuhan tidak akan dapat hidup dengan tenang. Walaupun ia kaya, kekayaan itu hanyalah sementara dan semuanya itu akan lenyap. Mari kita ambil teguran ini dan aplikasikan ke dalam kehidupan kita. Biarlah kita buka hati dan hidup kita untuk menerima teguran ini agar kita dapat diubahkan sesuai dengan Firman Tuhan.

Seringkali kita merasa bahwa kita sudah tahu banyak, atau tahu lebih banyak di banding orang lain dan hal ini menutup kita dari teguran-teguran. Sebab bila kita merasa bahwa kita tahu banyak, kita juga cenderung merasa bahwa kita benar dalam segala hal. Sedangkan Firman Tuhan berkata bahwa tidak ada manusia yang bersih di hadapan Allah, yakni tidak ada manusia yang benar juga di hadapan Allah. Dan karena kita merasa bahwa kita tahu banyak, kita juga cenderung menjadi sombong, tinggi hati dan akhirnya itu menuju kepada kekerasan hati dan tegar tengkuk. Sehingga kita tidak menerima teguran atau nasihat dengan baik dan kadang kita merasa tersinggung dan marah-marah karena ditegur. Bila kita melihat diri kita seperti apa yang telah teruraikan, marilah kita bertobat dari semua itu. Biarlah kita tidak sombong dan tinggi hati akan apa yang kita ketahui. Bila kita merasa bahwa kita tahu banyak, biarlah kita melihat kepada Tuhan dan kita akan lihat betapa kecilnya dan betapa sedikit yang sebenarnya kita ketahui. Sebab pengetahuan, pengenalan dan Firman Tuhan sangatlah luas, dalam, besar dan tinggi melebihi segala-galanya. Marilah kita buang segala pikiran dan paradigma kita yang merasa kita selalu benar, sebab bila kita bandingkan dengan Firman Tuhan, maka hidup kita ini masih banyak cela yang perlu diubahkan. Maka dari itu, marilah kita selalu rendah hati, mau belajar dan terbuka kepada Firman Tuhan yang berguna untuk mengajar, menegur, menasihati, memperbaiki kelakuan, menyatakan kesalahan dan mendidik kita (2Tim 3:16-17).


English

Bible Reading: Job 15

With his words, Eliphaz is rebuking Job and reminding him that there is no man who is righteous before the Lord, none who is pure before the Lord. And for them who are stubborn and hard-hearted towards the Lord, they will not live peacefully. Even though they might be rich, the riches are only temporary and all of that will disappear. Let us take this rebuke and apply it to our lives. Let us open our hearts and lives to receive this rebuke so that we may be changed according to the Word of God.

Many times we feel that we know a lot, or know more than others and this closes us from rebukes. Because, if we feel that we know a lot, we tend to feel that we are right in all things. While the Word of God says that there is no man who is pure before the Lord, that is no man is righteous before the Lord. And because we feel that we know a lot, we tend to become proud and boastful and this leads to hard-heartedness and stubbornness. Such that we no longer can receive rebukes or advice readily and we may even feel hurt and angry when we are rebuke. If we look at ourselves as what is discussed, let us repent from all that. Let us not be proud and boastful of what we know. If we feel that we know a lot, let us look unto God and we will see how small and how little we know. Because knowledge, wisdom and the Word of God is so broad, deep and high above all things. Let us throw away all mindsets and paradigm that think we are always right, because if we compare our lives with the Word of God, we still have many things that needs to be changed. Therefore. let us always be humble, want to learn and open to the Word of God which is useful for teaching, rebuking, advising, reproof correction and discipline (2Tim 3:16-17).

Tuesday, February 21, 2012

Jujur Kepada Tuhan | Honest With God

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 14

Dengan membaca pasal ini kita dapat melihat sebagian dari kepedihan dan sengsara yang Ayub alami. Ayub berkata-kata sedemikian rupa untuk mengungkapkan apa yang ia alami, yang ia rasakan, yang ia pikirkan kepada Tuhan. Karena apa yang ia alami, itu benar-benar berat dan ia merasa tidak sanggup sehinggga ia berkata-kata seperti itu. Pernahkah kita dengan jujur berkata-kata seperti Ayub kepada Tuhan? Ataukah kita selalu pura-pura kuat? Bila kita berkata jujur akan penderitaan dan kesengsaraan yang kita rasakan di hadapan Tuhan, itu tidak berarti bahwa kita tidak beriman kepada Tuhan. Sebab bila kita perhatikan apa yang Ayub katakan, ia dapat mengungkapkan kesusahannya, tetapi ia juga tetap teguh kepada Firman Tuhan dan percaya akan Firman Tuhan. Yang Ayub lakukan hanyalah membuka seluruh kehidupannya di hadapan Tuhan tanpa satupun yang tersembunyi atau di tutup-tutupi.

Marilah kita belajar dari Ayub untuk berlaku dan berkata-kata jujur dan terbuka di hadapan Tuhan. Walaupun Tuhan adalah Allah yang Maha Tahu, Ia rindu agar kita dapat terbuka dan berkata-kata jujur di hadapan-Nya. Sebab dengan berkata-kata jujur di hadapan Tuhan, itu adalah tindakan kita untuk berserah kepada Tuhan. Sebab bila kita masih berpura-pura kuat, maka Tuhan tidak akan dapat memberikan kekuatan kepada kita. Yang Tuhan inginkan adalah hati yang jujur dan apa adanya di hadapan Tuhan. Bila ada kekurangan dan kelemahan, biarlah kita mengakuinya dengan jujur di hadapan Tuhan dan mintalah kekuatan daripada Tuhan karena memang kita lemah di bagian-bagian tertentu. Dengan begitu kita tidak lagi hanya pura-pura, tetapi kita benar-benar mengalami Tuhan dan memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk terbuka dan jujur kepada Tuhan, seapa adanya kita, itulah yang kita tunjukkan dan persembahkan kepada Tuhan.


English

Bible Reading: Job 14

By reading this chapter we can see a part of the sadness and suffering that Job experienced. Job said these things to express what he experienced, what he felt, and think, to the Lord. Because what he experienced was so heavy and he felt that he cannot, thus he said those things. Have we said things honestly with God like Job did? Or do we always try to fake a strong front? If we are honest about our sufferings that we felt, before the Lord, it does not mean that we do not have faith to the Lord. Because if we notice what Job was saying, he can express his sufferings, but he is also standing firm in the Word of God and believing in it. What Job did was only to open up his whole life before the Lord without anything hidden or covered.

Let us learn from Job to do and be honest and open before the Lord. Even though the Lord is the All-Knowing God, He longs for us to be open and be honest to Him. Because by being honest with the Lord, it is our action to surrender to the Lord. For is we are still faking a strong front, then the Lord will not be able to strengthen us. What the Lord wants is a hear that is honest and just as it is before the Lord. If we have weaknesses and lacking things, let us admit it honestly before the Lord and ask for strength from the Lord because we are weak in certain areas. That way, we are no longer faking it, but we really are experiencing the Lord and have a close relationship with the Lord. Therefore, let us learn to be open and honest with the Lord, just as we are, that is what we show and give to the Lord.

Monday, February 20, 2012

Perubahan Hidup | Life Changes

Indo

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 9

Dalam pasal ini kita melihat bagaimana perubahan Saulus yang tadinya menganiaya umat Tuhan Yesus menjadi seseorang yang dapat membuktikan bahwa Yesus itu adalah Mesias. Apakah yang membuat Saulus berubah sedemikian rupa? Pertama-tama, Saulus mengalami Tuhan secara pribadi di dalam hidupnya. Selama ini, ia tahu akan taurat Tuhan, tetapi itu hanyalah logos, yakni Firman yang tertulis dan yang ada di dalam pikirannya sebagai pengetahuan. Tetapi kemudian ia mengalami pertemuan dengan Tuhan dan ia mendapatkan rhema, yakni Firman yang diucapkan. Setelah ia mengalami Tuhan secara pribadi, ia mengalami mujizat yang mengubah hidupnya. Ia menjadi buta selama tiga hari dan ketika Ananias berdoa baginya, seolah-olah ada selaput yang gugur dan ia dapat melihat lagi dan itu bukan hanya mata jasmaninya saja, tetapi mata rohaninya juga dibukakan. Yang ketiga adalah ia mengambil tindakan secara langsung untuk menandai komitmennya kepada Tuhan Yesus dan sebagai tanda pertobatannya. Ia langsung dibaptis setelah Ananias berdoa baginya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah mengalami Tuhan Yesus secara pribadi? Apakah Firman Tuhan selama ini hanya menjadi pengetahuan, ataukah Firman Tuhan menjadi Firman yang diucapkan di dalam hidup kita? Bila kita lihat di kehidupan kita, berapa banyak mujizat yang telah kita alami, lihat dan saksikan sendiri? Sudahkah kita mengambil tindakan pertobatan untuk menandai komitmen kita kepada Tuhan Yesus dengan cara, setidaknya dibaptis? Bila kita telah mengalami semua ini, maka hidup kita akan berubah, karena Firman Tuhan memiliki kuasa untuk merubah kehidupan kita bila kita membuka hati dan mau dengan taat dan setia mengikutinya. Bila kita belum ada perubahan hidup, maka perlu kita periksa kembali kehidupan kita dan pertobatan kita. Apakah kita benar-benar telah sungguh-sungguh bertobat?

Marilah kita ikuti Firman Tuhan, jangan hanya jadikan Firman Tuhan sebagai pengetahuan saja, tetapi biarlah itu menjadi pengalaman hidup kita. Hidupilah Firman Tuhan dengan taat dan setia, maka kita akan melihat kuasa Tuhan bekerja di kehidupan kita, mengubah kita dan memberikan kepada kita kekuatan.


English

Bible Reading: Acts 9

In this chapter, we can see how Saul was changed from someone who persecutes those who believes in Jesus to someone who can prove that Jesus is the Messiah. What made Saul change so much? Firstly, Saul experienced the Lord personally in his life. Before that, he knows the Word of God, but it was only logos, which is the written Word and was only as knowledge in his mind. But then he had an encounter with God and he received rhema, which is the spoken Word. After he experienced the Lord personally, he experienced a miracle that changed his life. He was blind for three days and when Ananias prayed for him, it was as if scales came off his eyes and he can see again and it was not only his physical eyes, but his spiritual eyes was opened too. Thirdly, he took an action immediately as a sign of his commitment to the Lord Jesus and as a sign of repentance. He immediately got baptised after Ananias prayed for him.

What about us? Have we had personal encounter with the Lord Jesus? Is the Word of God just a knowledge for us, or is it a spoken word in our lives? If we look at our lives, how many miracles have we experienced, saw and witness ourselves? Have taken the act of repentance as a sign of our commitment to the Lord Jesus by giving ourselves at least to be baptised? If we have experienced all these, then our lives will change because the Ford of God have power to change our lvies if we open our hearts and want to follow it obediently and faithfully. If we have not yet have any life changes, then we need to check our lives and our repentance. Have we really repent?

Let us follow the Word of God and do not only make it as a knowledge, but let it be an experience in our lives. Live the Word of God faithfully and obediently, then we will see the power of God at work in our lives, changing us and giving us strength.

Sunday, February 19, 2012

Jangan Cari Kambing Hitam | Do Not Search For Scapegoat

Indo

Pembacaan Alkitab: Ayub 13

Walaupun Ayub mengalami keadaan yang parah dan sangat menyedihkan, Ayub tetap mencari Tuhan. Ayub berseru kepada Tuhan untuk mengetahui mengapa hal-hal ini terjadi kepadanya dan ia mau mendengarkan Tuhan berbicara kepadanya. Ini adalah sikap hati yang terkadang tidak kita miliki ketika kita menghadapi tantangan yang berat. Sebagai manusia kita cenderung untuk mencari orang atau sesuatu untuk ditimpakan kesalahan, untuk membela diri kita sendiri. Sedangkan yang Ayub lakukan adalah memeriksa dirinya sendiri dan mencari Tuhan untuk mendengar Firman-Nya.

Marilah ktia belajar dari sikap Ayub. Bila kita menghadapai tantangan, janganlah kita langsung mencari kambing hitam untuk ditimpakan kesalahan. Tetapi marilah kita periksa hati kita dan datang kepada Tuhan untuk mau mendengarkan Tuhan. Mungkin Tuhan ingin mengajarkan kita sesuatu. Maka dari itu, marilah kita tetap hidup setia dan taat kepada Firman Tuhan apapun keadaan kita.


English

Bible Reading: Job 13

Even though Job experienced a circumstance which is very bad, Job still seek God. Job called out to God to find out why these things happened and he wants to listen to God speak to him. This is a heart attitude that we sometimes do not have when we face difficult challenges. As men, we tend to find a scapegoat to blame, to defend ourselves. While what Job did was to check himself and seek the Lord to hear His Words.

Let us learn from Job's attitude. If we face a challenge do not seek for a scapegoat to blame. But let us check our hearts and come to the Lord to want to hear the Word of God. Maybe the Lord wants to teach us something. Therefore let us always life faithfully and obediently to the Word of God in whatever situation we face.

Saturday, February 18, 2012

Tuhan Patut Disembah | The Lord Is Worthy To Be Worshiped

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ayub 11-12

Tuhanlah Pencipta, Allah yang kuasa, Alllah yang penuh dengan hikmat dan kekuatan, pertimbangan, pengertian. Bila Tuhan melakukan sesuatu, tidak ada yang dapat mengubahnya atau menggangunya, Tuhanlah yang punya kuasa dan kemenangan, yang dapat melepaskan dan mengikat. Singkatnya, Tuhanlah Allah yang Maha Kuasa dan tidak ada yang dapat membandingi-Nya. Dan kita dapat melihat kuasa Tuhan yang nyata dari ciptaan-Nya di sekeliling kita.

Sebagai manusia, kita suka menyembah dan kita selalu mencari hal-hal yang dapat kita idolakan dan kita sembah. Tetapi sayangnya Tuhan seringkali bukanlah satu-satunya yang kita sembah di hidup kita. Kita juga sering menyembah hal-hal lain seperti uang, pekerjaan, bisnis, kekayaan, aktris atau aktor, penyanyi dan sebagainya. Dengan kita mengetahui bahwa Tuhanlah Allah yang Maha Kuasa, bukankah hanya satu yang patut kita sembah dan tinggikan? Bukankah hanya Tuhan Yesus Kristus yang layak menerima pujian dan penyembahan kita? Bila demikian, marilah kita berhenti menyembah dan mengidolakan hal-hal lain selain daripada Tuhan Yesus Kristus. Biarlah hidup kita hanya menyembah Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: Job 11-12

The Lord is the Creator, a mighty God, a God full of wisdom, strength, counsel, understanding. If the Lord does something, nothing that can change or disturb it, the Lord has power and victories, who is able to set free or binds. In short, the Lord is the Almighty God and none can compare. And we can see the might of God in real life from His creation around us.

As men, we like to worship and we always seek things to be idolised and worshiped. Unfortunately, many times, the Lord is not the only one whom we worshiped in our lives. We often also worshiped things like money, work, business, actresses, actors, singers and others. By knowing that the Lord is the Almighty God, wouldn't it mean that there is only one who is worthy to be lifted high and worshiped? Would not the Lord Jesus Christ be the only one who is worthy to receive all our praise and worship? If so, let us stop worshiping and idolising other things or beings except for the Lord Jesus Christ. Let us live only worshiping the Lord Jesus Christ.

Friday, February 17, 2012

Allah Yang Besar | A Big God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ayub 9-10

Siapakah kita bila dibandingkan dengan Allah yang begitu besar? Tuhan adalah Allah yang menciptakan bumi, Dia yang memindahkan gunung, menggeserkan bumi, memiliki kuasa atas matahari, bintang, dan yang membentangkan langit dan menaruh bintag-bintang dan gugusan bintang yang ada. Tuhanlah yang melakukan segala kebesaran dan kajaiban yang begitu banyak. Tuhan adalah Allah yang sungguh besar dan ajaib. Dan siapakah kita sehingga Tuhan yang besar itu mau memperhatikan kita, mau turun ke bumi dan bahkan mati untuk kita?

Bila kita pikir-pikir akan betapa besarnya Tuhan dan betapa kecilnya kita, bukankah kita sangat mengucap syukur karena Tuhan beigitu mengasihi kita? Bila iya, marilah kita juga mengasihi Tuhan melebihi dari segala yang ada di dunia dan bahkan melebihi keluarga, suami atau istri kita. Sebab Tuhanlah yang perlu menjadi nomor satu di kehidupan kita. Ini tidak berarti bahwa pelayanan kita pentingkan melebihi keluarga, suami atau istri, tetapi Tuhanlah yang di atas segalanya dan keluarga adalah bagian dari pelayanan yang Tuhan berikan pada kita. Bila kita sangat bersyukur karena pengorbanan-Nya, marilah kita bagikan kabar gembira ini kepada orang-orang di sekitar kita. Biarlah kasih kita kepada Tuhan terpancarkan melalui kehidupan kita sehari-hari dengan melakukan Firman-Nya dan kehendak-Nya.


English:

Bible Reading: Job 9-10

Who are we when compared to a big God? The Lord is a God who created the earth, He moved the mountains, the earth, has power over the suns and stars, and the one who laid the heavens and put stars and constellations. The Lord is the one who did lots of great things and miracles. The Lord is a God who is big and miraculous. And who are we that this big God wants to care for us, wants to come the earth and even died for us?

If we think about  how great our God is and how small we are, are we not extremely grateful because the Lord loves us so? If yes, let us also love the Lord more than enything in this earth and even more than our families, husband wife. Because the Lord needs to be no. 1 in our lives. This does not mean that we put ministry above our families or husband or wife, but God is above all others and families is part of the ministry the Lord gave to us. If we are so grateful because of His sacrifice, let us share this good news to those around us. Let our love to God be reflected in our lives daily by doing His Words and Will.

Thursday, February 16, 2012

Jangan Menunda | Do Not Delay

Indo:

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 8

Ketika sida-sida dari Etiopia mendengarkan Injil Yesus yang diberitakan oleh Filipus, sida-sida itu menjadi percaya dan ia dengan segera ingin dibaptis, sebagai tanda bahwa ia percaya dan bertobat. Karena keinginannya yang besar itu, ketika ia melihat ada air, ia meminta untuk dibaptis. Maka Filipus membaptis dia dan dia menjadi penuh dengan sukacita. Sida-sida ini tidaklah membuang banyak waktu, ia ingin agar Firman Tuhan yang telah ia dengar dapat dengan segera terlaksana di dalam kehidupannya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki kerinduan yang sama seperti sida-sida ini? Yakni kerinduan untuk melihat Firman Tuhan dan kuasa-Nya terjadi di dalam kehidupan kita dengan segera? Apakah ktia memiliki suatu keirinduan untuk melakukan Firman Tuhan dengan segera? Ataukah kita menunda-nunda, sehingga akhirnya kita hilang semangat, dan bahkan tidak melakukan Firman Tuhan itu? Marilah kita periksa hati kita di hadapan Tuhan. Biarlah kita miliki kerinduan untuk melakukan Firman Tuhan tanpa menunda-nunda, sebab Tuhan sendiri tidak menunda keselamatan yang Ia berikan kepada kita. Jadi, hiduplah untuk penuhi Firman Tuhan dengan segera dan tidak menunda waktu.


English:

Bible Reading: Acts 8

When the eunuch from Ethiopia heard about the Gospel of Jesus preached by Philip, the eunuch believed and he wanted to be baptised immediately, as a sign that he has believed and repented. Because of his strong desires to be baptised, when he saw a place with water, he asked to be baptised. Then Philip baptised him and he became full of joy. The eunuch did not waste any time, he wanted the Word of God that he had heard to be done immediately in his life.

What about us? Do we have the same desire as the eunuch? That is the desire to see the Word of God and His power be done in our lives immediately? Do we have a longing to do the Word of God immediately? Or do we delay, such that in the end we lose our passion and not even going to do the Word of God again? Let us check our hearts before the Lord. Let us have the desire to do the Word of God witout delaying, because the Lord Himself did not delay the salvation that He gave to us. So, live to fulfill the Word of God immediately and without delay.

Wednesday, February 15, 2012

Hidup Yang Sementara | A Temporary Life

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ayub 7-8

Hidup di dunia ini hanyalah sementara. Kita banyak melihat berita akan kematian banyak orang yang tak terduga. Ada yang karena kecelakaan, ada yang karena sakit yang dianggap ringan, ada juga yang memang sudah sakit berat. Apapun keadaan kita, kita tidak tahu kapan waktu kita di dunia ini habis, seperti yang ditentukan Tuhan. Dan ini seperti apa yang Ayub dan Bildad katakan, yakni bahwa hidup ini hanyalah seperti hembusan nafas, yang sebentar ada dan sebentar tidak ada.

Oleh karena itu, selagi Tuhan masih memberikan kita nafas dan hidup, biarlah kita pakai dengan sebaik-baiknya. Dengan waktu yang kita masih ada di dunia ini, biarlah kita mengenal Pencipta kita dan biarlah kita ceritakan tentang Tuhan Yesus Kristus kepada orang-orang di sekitar kita.Janganlah kita sia-siakan waktu yang Tuhan telah berikan, tetapi marilah kita gunakan untuk Tuhan, karena Tuhanlah yang memberikan kepada kita waktu dan nafas. Isilah hari-hari kita dengan pengalaman-pengalaman bersama Tuhan Yesus selagi kita ada di dunia ini. Jadi, yang manakah yang kita pilih: Hidup sia-sia atau penuh dengan pengalaman bersama Yesus?


English:

Bible Reading: Job 7-8

Living in this world is just temporary. We see many news of unexpected death of many people. Some were in an accident, some were because of a minor sickness, some also because of a major sickness. Whatever our health condition are, we do not know when our time is up in this world, as determined by the Lord. And this is just like what Job and Bildad said, that life is a breath, which is there and then gone.

Therefore, while the Lord is still giving us breath and life, let us use it to the full. With the time that we still have in this world, let us know our Creator and let us tell of our Lord Jesus Christ to people around us. Do not waste the time God has given to us, but let us use it for the Lord, because He is the one who gave us time and breath. Fill our days with experiences with the Lord Jesus while we are still on earth. So, which one do we choose: Wasting our life or filling it with experiences with Jesus?

Tuesday, February 14, 2012

Saling Melayani | Serving One Another

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ayub 5-6

Dari perkataan Elifas, kita melihat bahwa Elifas ini perduli akan Ayub dan ia sedang menasihati, memberikan dukungan dan juga sekalian mengingatkan Ayub akan kebesaran Tuhan. Elifas juga mengingatkan Ayub untuk memeriksa dirinya, apakah ada yang salah di hadapan Tuhan, atau tidak. Terkadang di dalam lingkungan rohani kita, ada orang-orang yang dapat kita percayai untuk menasihati kita, untuk mengangkat kita ketika kita lemah dan untuk menguatkan kita. Kadang mereka mengingatkan akan kebesaran Tuhan, kadang akan apa yang mungkin kita telah lakukan yang salah, atau mungkin menegur kita akan persepsi kita yang masih salah dan sebagainya. Yang penting adalah kita memiliki saudara-saudara seiman yang dapat membangun, menegur dan menasihati kita. Jadi, bila kita memiliki kesusahan, biarlah kita berbagi dengan mereka, agar mereka juga dapat menguatkan, menegur atau menasihati kita. Sebab manusia tidak dapat berjalan sendirian.

Tapi jangan berhenti di situ saja, biarlah kehidupan kita juga dapat menjadi penasihat, pendukung, dan penegur bagi saudara-saudara kita juga. Janganlah kita hanya mau menerima, kita juga harus mau memberi. Oleh karena itu, marilah kita mulai lebih mengasiihi satu sama lain dan janganlah kita hanya fokus kepada diri kita sendiri, apa yang kita butuh dan sebagainya. Biarlah kita melihat sekeliling kita akan saudara-saudara seiman kita, teman-teman kita dan keluarga kita yang membutuhkan kata-kata yang membangun, menegur, menasihati dan menguatkan. Seperti Yesus yang melayani, biarlah kita juga melayani satu dan yang lain.


English:

Bible Reading: Job 5-6

From the words of Eliphas, we can see that Eliphas care about Job and he is advising, giving encouragement and also reminding Job of the greatness of God. Eliphas also remind Job to check himself, whether or not there is anything that he had done wrong before the Lord. Sometimes in our spiritual community, there are people whom we can trust to advice us, to lift us up when we are weak and to strengthen us. Sometimes they remind us of God's greatness, sometimes on what we may have done wrong, or maybe rebuking us of our perception which may still be wrong and others. What's important is that we have brethren in faith who can encourage, rebuke and advise us. So, if we have troubles, let us share it with them, so that they can strengthen, rebuke and advise us. Because men cannot live alone.

But do not stop there, let our lives become an adviser, encourager and one who rebukes too for our brethren. Do not let ourselves to only want to receive, we also need to want to give. Therefore, let us start to care for one another more and do not focus on ourselves, what we need and etc. Let us see around us, our brethren in faith, friends, families who needs words of encouragement, rebuke, advice or that strengthens them. Just like Jesus who serves, let us also serve one another.

Monday, February 13, 2012

Apa Yang Tidak Membunuh Kita, Membuat Kita Kuat | What Does Not Kill Us, Makes Us Stronger

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ayub 4

Elifas berkata bahwa apa yang kita tabur, kita tuai juga. Bila kita tabur kejahatan maka kebinasaanlah yang akan kita tuai. Tetapi kita tentunya tahu bahwa dalam situasi Ayub, ia mengalami apa yang dialaminya karena Tuhan mengijinkan iblis untuk mengambil semua miliknya untuk membuktikan bahwa memang Ayub saleh dan takut akan Tuhan. Kitapun, sebagai anak Tuhan, mengalami hal yang sama di kehidupan kita. Apa yang kita alami di dunia ini adalah karena apa yang kita tabur di kehidupan kita atau  karena serangan iblis, oleh seijin Tuhan. Sebab kita, sebagai anak Tuhan, adalah milik-Nya oleh karena darah Kristus, asalkan kita tetap setia dan taat kepada Tuhan. Jadi, apapun itu, kita tidak perlu takut atau khawatir, sebab bila memang kita bersandar kepada Tuhan, maka Tuhan yang akan memberikan kepada kita jalan keluar.

Mengenai hal ini, betullah pepatah ini: "Apa yang tidak membunuh kita, membuat kita makin kuat". Sebab bila apa yang kita alami karena apa yang kita tabur di hidup kita, kita belajar untuk menabur hal-hal yang ilahi, yang sesuai dengan Firman Tuhan. Bila apa yang kita alami adalah serangan iblis, kita tahu bahwa Tuhan mengijinkannya untuk membuat kita makin kuat. Sebab nyawa tetap di tangan Tuhan dan bila Tuhan tidak memanggil kita balik, kita tidak akan meninggalkan dunia ini. Dan melalui setiap hal yang kita alami, bila kita tetap setia kepada Tuhan, maka kita akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan setiap kali dan kita akan belajar lebih lagi akan karakter dan Firman Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kita terus setia, taat dan bersandar hanya kepada Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: Job 4

Eliphas said that what we sow, we will reap too. IF we sow wicked deed then we will reap death. But we know that in Job's case, he experienced what he did because the Lord gave permission to satan to tak all that he has to prove that Job is honest and fear God. We too are experiencing the same thing in our lives. What we, as children of God, experience in this world are because of what we sow in our lives or because of satan, by God's permission. Because we, as children of God, are His by the blood of Christ, as long as we stay faithful and obedient to the Lord. So, whatever it is, we do not need to fear or worry, because if we rely on the Lord, He will give us a way out.

With regard to this, this saying is true: "What does not kill us, makes us stronger." Because if what we experience are because of what we sow, we learn to sow godly things, which are according to the Word of God. IF what we experienced are satan's attacks, we know that the Lord gave permission to make us stronger. Because our lives is still is in His hands and if the Lord has not call us back, we will not leave this earth yet. And through every thing that we experience, if we stay faithful to the Lord, we will see the glory of God be revealed every time and we will learn more of His character and the Word of God. Therefore, let us always be faithful, obedient and rely on the Lord Jesus Christ.

Sunday, February 12, 2012

Berkat atau Tuhan? | Blessings Or God?

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ayub 2-3

"Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Ini adalah ucapan Ayub ketika ia terkena barah yang busuk di seluruh tubuhnya dan ketika istrinya sendiripun menyuruhya mengutuki Allah. Sungguh hebat kesetiaan Ayub itu kepada Tuhan. Dan sangatlah jelas bahwa Ayub tidak mengikuti Tuhan hanya karena berkatnya saja, tetapi karena Tuhan adalah Allah yang patut disembah.

Bagaimana dengan kehidupan kita jikalau dibandingkan dengan perkataan Ayub itu? Apakah kita mencari Tuhan hanya untuk berkatnya saja? Apakah kita hanya mencari Tuhan karena mau enaknya saja? Biarlah kita hidupi apa yang Ayub katakan itu. Marilah kita mencari Tuhan karena memang kita ingin mengenal Tuhan yang adalah Allah semesta alam. Ingatlah, Tuhan bukanlah jin yang di dalam botol yang dapat kita panggil untuk meminta permintaan kita dikabulkan. Tuhan adalah Pencipta kita, Allah yang patut kita sembah dan puji dan bahkan mati untuk kita. Oleh karena itu, marilah kita buang segala motivasi yang salah dalam mencari dan mengikuti Tuhan. Biarlah ini menjadi pertanyaan bagi kita setiap hari dan setiap kali kita datang kepada Tuhan: "Apakah kita mencari berkat atau mencari Tuhan?"


English:

Bible Reading: Job 2-3

"Shall we indeed accept good from God, and shall we not accept adversity?" This is the saying of Job when he was struck with painful boils all over his body and when his wife told him to curse the Lord. The faithfulness of Job to God is truly commendable. And it is clear that Job did not follow God only because of the blessings, but because the Lord is the God worthy to be worshiped.

What about our lives if we compare it with the word of Job? Do we seek the Lord only for the blessings? Do we seek the Lord only because we want the easy way? Let us live what Job said. Let us seek the Lord because we want to know the Lord who is God of the universe. Remember that the Lord is not a genie in a bottle whom we can call to get our wish to be granted. The Lord is our Creator, the God worthy to be worshiped and praised and He even died for us. Therefore, let us throw away all the wrong motivation in seeking and following the Lord. Let this be the question for everyone of us everyday and every time we come to the Lord: "Do we seek blessings or God?"

Saturday, February 11, 2012

Takut Akan Tuhan | Fear Of The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ayub 1

Ayub sungguh adalah seorang yang takut akan Allah. Ia memiliki segalanya dan bisa dikatakan bahwa ia sangatlah sukses. Tetapi ketika semua yang ia miliki hilang salam sekejap, Ayub tidak menyalahkan Tuhan, tidak mempertanyakan Tuhan dan tidak memaki-maki Tuhan, tetapi ia menyembah Tuhan. Bila bukan karena rasa takut akan Tuhan dan bila bukan karena kepercayaan dan imannya kepada Tuhan, Ayub tentu tidak akan bertindak demikian ketika ia kehilangan segalanya. Karena ia tahu bahwa Tuhan itu Pencipta dan yang memberikan segalanya bagi dia, Ayub tidak menyalahkan Tuhan. Karena ia tahu bahwa Tuhan yang pegang kendali kehidupannya, Ayub tidak mengutuki Tuhan. Sungguh, Ayub adalah orang yang takut akan Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Bayangkan bila tiba-tiba, kita mendapat kabar bahwa rumah kita kebakaran sehingga seluruh isinya habis terbakar, lalu kita mendapat kabar bahwa bank di mana kita menyimpan uang dan harta kita di rampok atau tiba-tiba bangkrut. Kemudian bisnis kita hancur dan bangkrut atau kita dipecat dari pekerjaan kita. Lalu kita juga mendapatkan kabar bahwa keluarga kita terkena kecelakaan dan semuanya meninggal. Mendengar semua kabar itu, apakah yang akan menjadi reaksi kita? Kita pasti langsung menangis, berduka dan kemudian bertanya-tanya kepada Tuhan akan mengapa semua itu terjadi atas hidup kita. Kita juga mungkin menyalahkan Tuhan. Atau kita dapat berkata bahwa kita selalu hidup mengikuti jalan Tuhan, tetapi mengapa Tuhan tidak adil kepada kita. Bukankah semua tiu yang akan menjadi reaksi kita ketika apa yang menimpa Ayub menimpa kita juga? Hanya dengan memiliki rasa takut akan Tuhan, iman dan kepercayaan yang mutlak kepada Tuhan, kita dapat seperti Ayub yang tidak menyalahkan Tuhan, tetapi justru menyembah Tuhan. Sebab apapun yang terjadi, Tuhan bekerja untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Mungkin kita masih belum dapat memiliki reaksi seperti Ayub. Tetapi bukankah banyak hal di hidup kita yang melatih kita untuk makin beriman dan percaya kepada Tuhan dan makin memiliki rasa takut akan Tuhan sehingga kita dapat mengucap syukur dan menyembah Tuhan dalam segala hal? Marilah kita hidup dengan rasa takut akan Tuhan, tahu bahwa Tuhan yang empunya, Ia yang pegang kendali dan Ia yang memiliki hak atas segala milik dan nyawa kita. Dengan begitu, kita tidak akan menyalahkan Tuhan ketika kita mengalami musibah, tetapi kita dapat mengucap syukur karena memang itu milik Tuhan dan haknya Tuhan. Hiduplah penuh dengan rasa takut akan Tuhan, penuh dengan iman dan percaya kepada Tuhan.


English:

Bible Reading: Job 1

Job truly is a man who fears the Lord. He had everything and it can be said that he is very successful. But when everything that he had gone in a flash, Job did not blame God, did not questioned God and did not curse God, but he worshiped the Lord. If it weren't for the fear of God, his believe and faith in the Lord, Job would not be able to act that way when he lost everything. Because he knows that the Lord is the Creator and the One who gave everything for him, Job did not blame God. Because he knows that the Lord is the one who holds the steer to his life, Job did not curse God. Truly, Job is a man who fears God.

What about us? Imagine if suddenly we received news that our house was on fire and everything was gone, then we received news that the bank where we store our money and treasures were robbed or went bankrupt. Then our business went downhill and bakrupt or we were fired from our job. We also received another news that our family was in an accident and all died. Hearing all that at once, what would be our reaction? We would definitely cry, mourn and then questions God as to why those things happened to us. We may also blame God. Or we may also said that we've been faithful in following His path, but why si the Lord being unfair to use. Wouldn't all that be our reaction when we experience what Job experienced? Only by having an absolut fear of the LOrd, faith and believe in the Lord, we'll be able to be like Job who did not blame God but worshiped God instead. Because, whatever happens, the Lord works for the good of those who loves Him. Maybe we do not yet have the reaction as Job did. But don'w we have a lot of things in our lives which are training us to have more faith, believe more in the Lord and to have the fear of the Lord so that we would give thanks and worship the Lord in all things? Let us live with the fear of God, knowing that the Lord is the One who has it all, He holds the steer and He have every right to all that we have and our lives. That way, we would not blame God when we face a disaster, but we will be able to give thanks because it belongs to the Lord and it is His rights. Live with the fear of God, full of faith and believe in the Lord.

Friday, February 10, 2012

Teguran | Rebuke

Indo:

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 7

Setelah Stefanus berbicara tentang kebenaran Tuhan dan Firman-Nya, kita lihat bahwa para mahkamah agama tertusuk hatinya, yakni mereka tertegur dan mereka tidak menerima teguran itu. Apa yang Stefanus katakan adalah kebenaran Firman Tuhan yang tertulis pada kitab-kitab perjanjian lama yang ditulis oleh Musa, raja-raja dan para nabi. Dan teguran yang Tuhan sampaikan melalui para nabi diulang kembali oleh Stefanus di sini. Langkah yang diambil oleh para mahkamah agama setelah mereka tertegur oleh Firman Tuhan, mereka menjadi sakit hati, tidak dapat menerima teguran itu dan mereka melempari Stefanus dengan batu sampai mati. Para mahkamah agama tidak dapat menerima teguran karena mereka merasa diri mereka benar dan dengan ditegur, mereka mungkin berasa bahwa harga diri mereka dilucuti, bahwa yang selama ini mereka percaya, yakni bahwa mereka selalu benar, adalah salah dan mereka bukannya bertobat, tetapi karena kesombongan dan harga diri, mereka malahan sakit hati dan membunuh Stefanus.

Bagaimana dengan kita, dengan sikap hati kita ketika kita ditegur? Tentunya ketika kita ditegur, tidaklah enak. Tetapi apakah kita rela ditegur, rela untuk diajar, dikoreksi? Ataukah kita terlalu sombong dan tinggi hati sehingga kita merasa ktia selalu benar dan tidak pernah salah? Ataukah juga walaupun kita tahu kita salah karena memang kita merasa tertegur, tetapi kita tidak mau bertobat karena harga diri, rasa malu dan kesombongan kita? Marilah kita periksa sikap hati dan karakter kita ketika kita ditegur. Marilah kita jangan seperti para mahkamah agama yang karena lebih mementingkan muka, posisi, harga diri dan karena kesombongan mereka, mereka tidak mau bertobat. Biarlah bila kita ditegur oleh Tuhan melalui Firman-Nya, khotbah yang kita dengar, ataupun melalui sesama kita, janganlah kita menutup hati, janganlah kita mementingkan muka kita di hadapan orang lain, tetapi pentingkanlah hati kita di hadapan Tuhan dan biarlah kita bertobat. Jadi, sikap seperti apakah yang akan kita ambil dan hidupi ketika kita ditegur? Apakah yang akan menjadi respon kita ketika kita ditegur dengan keras? Marilah kita belajar seperti Stefanus dan bukan seperti para mahkamah agama.


English:

Bible Reading: Acts 7

After Stephen talks about the truth of God and His Words, we can see that the teachers of the law were cut to the heart, they were rebuked and they rejected it. What Stephen said was the truth of the Word of God written in the Old Tetaments written by Moses, kings and prophets. And the rebuke that the Lord gave through the prophets was repeated by Stephen here. The steps that the teachers of the loaw took after they were rebuked by the Word of God was, they were hurt, could not receive the rebuke and they stoned Stephen to death. The teachers of the law could not take the rebuke because they felt that they were righteous and by being rebuke they maybe feel that their pride that they believe in so far, that they were always right was wrong, and they did not repent but because of their boastfulness, proudness and pride, they was cut to the heart and killed Stephen.

How about us, about how we would respond when we are rebuked? Of course when we are rebuked, it's not a good feeling. But are we willing to be rebuked, willing to be taught and corrected? Or are we too proud and boastful that we feel that we are always right and never wrong? Or do we know that we are wrong, but we do not want to repent because of pride, shame and our boastfulness? Let us check our heart's attitude and characters when we are rebuked. Let us not be like the teachers of the law who puts priority upon their image, position and pride and because of their boastfulness, they do not want to repent. If we are rebuked by the Word of God or through the sermons we hear, or through our brethren, do not close our hearts, do not prioritise our image, but prioritise our hearts before the Lord and let us repent. So, what kin of attitude will we adopt when we are rebuked? What will be our respond when we are rebuked harshly? Let us learn to be like Stephen and not like the teachers of the law.

Thursday, February 9, 2012

Tuhan Sanggup Ubahkan | The Lord Is Able To Change Things

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ester 9-10

Pembelaan Tuhan dan kemenangan yang Tuhan berikan kepada orang Yahudi atas ancaman dan ketakutan yang mereka alami karena Haman adalah suatu hal yang luar biasa. Karena kuasa Tuhanlah semua ketakutan yang orang Yahudi alami diubahkan sehingga sekarang orang-orang yang takut akan orang Yahudi. Kemudian segala dukacita diubahkan menjadi sukacita, dan masalah yang tadinya terlihat sangat berat di depan mata menjadi suatu kesempatan untuk melawan musuh-musuh Israel. Yang lebih hebat lagi adalah bahwa Israel yang adalah tawanan dan sedang dalam pembuangan justru menjadi bangsa yang ditakuti dan didukung oleh raja. Semua ini karena kuasa Tuhan dan karena umat-Nya dan para pemimpin dengan sungguh-sungguh bersandar kepada Tuhan.

Hal yang sama juga dapat kita alami di hidup kita. Yakni mengalami kuasa Tuhan yang mengubah ketakutan menjadi kemenangan, dukacita menjadi sukacita, suatu masalah atau musibah menjadi suatu kesempatan untuk kita maju dan membesarkan nama Tuhan. Yang perlu kita lakukan adalah bersandar kepada Tuhan dalam segala hal yang kita hadapi dan hidupi. Bila kita sudah lihat pimpinan dan pembelaan Tuhan atas umat-Nya, tidakkah kita juga ingin hidup bersama dengan-Nya dan mengalami pimpinan dan pembelaan Tuhan juga? Marilah kita kejar pengalaman dengan Tuhan di dalam hidup kita sehingga kita tidak hanya menjadi orang yang hanya pernah mendengar kesaksian saja, tetapi biarlah kita dapat mengalami seperti Israel mengalami dan kitapun dapat memberikan kesaksian kepada orang lain agar merekapun dapat mengalami Tuhan. Sebab Tuhan kita adalah Tuhan yang sanggup mengubah apa yang terlihat buruk menjadi sesuatu yang baik bagi kita.


English:

Bible Reading: Esther 9-10

The defense and victory that the Lord gave to the Jews due to the threat and fear that they experience because of Haman, was something amazing. Because of the power of the Lord, all fear that the Israelites experienced was changed and now people around them are afraid of the Jews. Then all mourning was changed into joy and problem that was seen as something so great became an opportunity to rid of their enemies. What's more amazing is that the Israelites who were prisoners and are casts away became a nation whom people fear and is supported by the king. All of this is because of the power of God and because His people and the leaders truly rely on the Lord.

We can also experience the same thing in our lives. That is to experience the power of God who can change fear into victory mourning into joy, a problem or disaster into an opportunity for us to move forward and to magnify the name of the Lord. What we need to do is to rely on the Lord in all things that we face and live in. If we have seen the leadership and defense that the Lord showed upon His people, do we not want to also live with Him and to experience His leadership and defense?Let us chase after experience with the Lord in our lives so that we do not become people who only have heard testimonies, but let us also experiences what the Israelites experienced and we can also give testimonies to others so that they too can experience God. Because the our Lord is an able God and is able to change anything that seems bad to something good for us.

Wednesday, February 8, 2012

Jangan Melalaikan Firman Tuhan | Do not Neglect The Word Of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 6

Orang-orang percaya yang ada makin lama makin bertambah banyak karena para rasul yang menginjil dan melakukan mujijat. Dan orang-orang percaya ini melihat bahwa mereka melalaikan Firman Tuhan dalam membagikan bagian kepada janda-janda. Melihat hal itu mereka dengan segera melakukan sesuatu untuk menangani kelalaian ini. Sebab Tuhan Yesus sendiri yang memerintahkan agar umat Tuhan melayani para janda dan anak-anak yatim. Akhirnya, para rasul mengumpulkan mereka dan meminta mereka memilih 7 orang untuk melakukan tugas itu dan setelahnya para rasul mendoakan dan menumpangkan tangan atas mereka.

Kita lihat bagaimana orang-orang percaya pada saat itu dengan segera melakukan sesuatu untuk menangani kelalaian Firman Tuhan. Mereka semuanya memiliki hati yang sama, yakni untuk melakukan Firman Tuhan dan dengan hati itu mereka sama-sama ingin melakukan dan memenuhi Firman Tuhan. Bagaimana dengan hati dan sikap kita terhadap Firman Tuhan? Apakah kita memiliki kesiagaan seperti mereka yang dengan segera mencari jalan keluar untuk dapat tidak melalaikan Firman Tuhan? Sayangnya, banyak dari kita sering sibuk sendiri sehingga Firman Tuhan terlalaikan begitu saja. Marilah kita periksa kehidupan kita, sikap dan hati kita terhadap Firman Tuhan. Biarlah kita utamakan Firman Tuhan dan lakukan dengan segera dan tanpa melalaikannya. Kita tahu sendiri apakah kita melalaikan Firman Tuhan dengan mementingkan kehidupan dan keinginan diri sendiri atau tidak. Pertanyaannya adalah, apakah kita mau berubah dan hidup menjalankan Firman Tuhan atau tidak? Pilihan ada di tangan kita dan biarlah kita semua memilih yang berkenan dan sesuai dengan Firman Tuhan.


English:

Bible Reading: Acts 6

The believers are growing more in numbers because the apostles who preached and did miracles. And these believers saw that they are neglecting the Word of God in distributing to the widows. Seeing that, they immediately did something to handle this negligence. Because the Lord Jesus Himself commanded that the people of God serve the widows and orphans. In the end, the apostles gathered the believers and asked them to choose 7 people who will do this duty and afterwards the apostles prayed and laid hands upon them.

We can see how the believers at that time, immediately did something to handle the negligence of the Word of God. They all have the same heart, that is to see the Word of God be done and with that heart, they want to do and fulfill the Word of God. What about our hearts and attitude towards the Word of God? Do we have the readiness like them who immediately find a way out so that the Word of God is no longer neglected? Unfortunately, many of us are too busy with our own lives that the Word of God are neglected. Let us introspect our lives, hearts and attitudes toward the Word of God. Let us prioritise the Word of God and do them immediately and not neglecting them. We know ourselves whether we are neglecting the Word of God by putting ourselves and our desires first or not. The question is whether or not we want to change and to live by walking in the Word of God or not. The choice is in our hands and let us all choose what is pleasing and in accordance to the Word of God.

Tuesday, February 7, 2012

Jalan Keluar | A Way Out

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ester 7-8

Dari dua pasal ini kita dapat melihat jawaban dari Tuhan atas apa yang bangsa Israel telah doakan melalui doa dan puasa. Kita juga melihat apa yang terjadi kepada Haman karena kesombongannya dan kepada Mordekhai karena kerendahan hatinya. Oleh anugrah Tuhan, Ester mendapatkan perkenanan di mata raja Ahasyweros sehingga ia tidak kena hukuman mati saat ia menghadap raja walaupun tidak dipanggil. Terlebih lagi, raja Ahasyweros rela memberikan apapun yang Ester inginkan, bahkan sampai setengah dari kerajaan akan diberikan kepada Ester bila dikehendaki.

Melalui semuanya ini kita dapat melihat bahwa Tuhan memberikan jalan keluar bagi bangsa Israel, Ester dan Mordekhai. Tetapi diperlukan doa dan puasa, penyandaran dan penyerahan diri kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan dengan mutlak bahwa Tuhan akan melepaskan bangsa Israel dari musibah yang akan datang dan diperlukan juga tindakan nyata yang menyertai iman dan doa-doa itu. Seperti apa yang Paulus katakan di 1Korintus 10:13, bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melampaui kekuatan manusia dan pada waktu kita dicobai, Tuhan akan memberikan jalan keluar kepada kita.

Pertanyaanya sekarang adalah, apakah yang kita lakukan di saat kita menghadapi masalah? Apakah kita menggerutu, komplain, putus asa dan bahkan menyalahi Tuhan? Mari kita tinggalkan gerutu dan komplain dan mari kita bersandar kepada Tuhan lebih lagi. Bila kita ada masalah, berdoalah, percayalah kepada Firman Tuhan dan kepada Tuhan yang akan memberikan jalan keluar dan bertindaklah sesuai dengan iman itu.


English:

Bible Reading: Esther 7-8

From these two chapters, we can see the answers from God upon what the Israelites have prayed for through fasting and praying. We can also see what happened to Haman because of his proudness and to Mordecai because of his humility. By the grace of God, Esther received favour from king Ahasuerus such that she did not get sentenced to death when she came to the king without being called. Moreover, king Ahasuerus was willing to give anything that Esther asks for and even up to half of his kingdom he will give.

Through all this we can see that the Lord gave a way out for the Israelites, Esther and Mordecai. But it needed prayer and fasting, reliance and surrender to the Lord, believing in the Lord fully that the Lord will deliver the Israelites from the coming trouble and it also needed an action that follows the faith and the prayers. Just like what Paul said in 1Corinthians 10:13, that the trials we experience do not go beyond the strength of men and when we are in trial, the Lord will give us a way out.

The question now is, what do we do when we are in trouble? Do we sulk, complaint, give up and even blaming God? Let us leave behind alll of that and let us rely on the Lord. If we have problems, pray, believe in the Word of God and in the Lord who will give us a way out and act according to that faith.

Monday, February 6, 2012

Rendah Hati & Integritas | Humility & Integrity

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ester 5-6

Sejarah tentang Haman dan Mordekhai adalah kisah yang umum di dunia ini. Ada orang yang memiliki kedudukan yang tinggi dan selalu fokus kepada dirinya sendiri dan ingin agar dihormati selalu. Ada juga orang yang jujur, benar dan tidak melakukan yang melanggar Firman Tuhan. Dan orang yang memiliki kedudukan yang tinggi ini ingin menghancurkan orang yang benar ini. Tetapi dari kisah Haman dan Mordekhai kita dapat melihat bahwa Firman Tuhan itu nyata dan benar, yakni bahwa mereka yang meninggikan diri akan direndahkan dan mereka yang rendah hati akan ditinggikan. Haman yang berpikir bahwa ia yang akan dihormati oleh raja, menasihati raja untuk meninggikan seseorang seperti raja sendiri dan akhirnya ia malu dan kesal sendiri sebab yang ditinggikan bukanlah dia melainkan Mordekhai, orang yang ia benci. Dan Mordekhai yang hanya melakukan apa yang benar dan yang sepatutnya, tanpa ia minta dan tanpa ia duga, ia di tinggikan seperti seorang raja.

Dari sini, kita dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja untuk menjaga umat-Nya dan melakukan Firman-Nya untuk merendahkan yang tinggi hati dan meninggikan yang rendah hati. Oleh karena itu, tidaklah perlu kita khawatir di dunia ini. Tantangan dan tekanan akan melanda kita, tetapi bila kita tetap setia kepada Firman Tuhan, hidup dengan jujur, benar dan penuh dengan integritas, maka pada saatnya Tuhan sendiri yang akan meninggikan kita untuk kemuliaan nama-Nya. Oleh karena itu, biarlah kita tidak ikuti jejak Haman yang fokus ke dirinya sendiri dan ingin kehormatan. Tetapi biarlah kita belajar seperti Mordekhai yang melakukan apa yang benar, tanpa kompromi dan memiliki kerendahan hati dan integritas.


English:

Bible Reading: Esther 5-6

The history about Haman and Mordecai are a common story in this world. There are those who has high positions and always focus on himself and want to be honoured and praised always. There are also those who are honest, righteous and do not trespass the Word of God. And the people who have high positions want to destroy the righteous person. But in the story of Haman and Mordecai, we can see that the Word of God is true, that they who are proud will be made low and those who are humble will be lifted high. Haman who thought that he was the one whom the king wants to honour, advised the king to treat that person as a king and in the end he felt shameful and annoyed because it is not him who is lifted high, but it was Mordecai, whom he hates. And Mordecai who only did what was right without asking for anything and without he expected it, he was lifted up high just like a king.

From here we can see how the Lord works to take care of His people and did according to His Words to make low those who are proud and to lift up those who are humble. Therefore, we do not need to worry in this world. Challenges and oppressions will come, but if we are faithful to the Word of God, live in honesty, righteousness and with integrity, then at the right time the Lord Himself will lift us up for His glory. Therefore, let us not follow the footsteps of Haman who focuses on himself and wants to be honoured. But let us learn to be like Mordecai who did what was right without compromise and have humility and integrity.

Sunday, February 5, 2012

Berpuasa | Fasting

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ester 3-4

Ketika bangsa Israel berada di dalam kesusahan besar, yakni bahwa mereka semua akan dibinasakan oleh karena titah yang keluar dari Haman dengan memakai nama raja, bangsa Israel berpuasa dan meratap. Dan ketika Esterdiminta untuk menghadap raja, Ester tahu bahwa jika tidak dipanggil oleh raja, maka kemungkinan besar, hukuman mati akan jatuh kepada Ester. Dan di saat susah dan di saat Ester memerlukan kuasa Tuhan untuk bekerja melakukan yang tidak mungkin, ia berpuasa tiga hari dan tiga malam dan ia pun meminta seluruh bangsa Israel juga berpuasa bersama-sama dengan dia. Berpuasa ini bukan hanya dilakukan oleh Ester, tetapi banyak kali ketika Israel membutuhkan kuasa tangan Tuhan bekerja, mereka berpuasa dan berdoa.

Dari sini kita dapat lihat bahwa puasa itu sangatlah penting untuk kita lakukan. Sebab dengan kita berpuasa, kita menekan kedagingan kita dan kita mendekat kepada Tuhan. Dengan kita tidak makan, kita memakai waktu itu untuk mencari Tuhan, berdoa kepada-Nya. Dan makin banyak waktu yang kita ganti, yakni untuk kebutuhan kita digantikan dengan waktu untuk mencari dan berdoa kepada Tuhan, maka kita juga akan semakin dekat dengan Tuhan. Terlebih lagi bila kita ingin melihat kuasa Tuhan yang besar terjadi di kehidupan, keluarga, gereja, kota dan negara kita, maka kita perlu untuk berpuasa dan berdoa dan dilakukan secara bersama-sama. Oleh karena itu marilah kita belajar untuk berpuasa dan berdoa, agar kuasa Tuhan makin dinyatakan di bumi ini.


English:

Bible Reading: Esther 3-4

When the Israelites were in a pinch, that is that they all will be killed because of the law that was passed down by Haman in the name of the king, the Israelites fasted and wept. And when Esther was asked to meet the king, Esther knows that if she was not called to meet the king, then most probably Esther will be sentenced to death. And in this times of trouble and when Esther needs the power of the Lord to work to do the impossible, she fasted three days and three nights and she also asked the Israelites to also fasted with her together. Fasting was not only done by Esther, but many times when they need the power of the Lord to work in their midst, they fasted and prayed.

From here we can see how fasting is important for us to do. Because with fasting, we are suppressing our fleshly desires and we are drawing near to God. By not eating, we are using that time to seek the Lord and pray to Him. And the more time we exchange, that is our needs exchanged with the time to seek the Lord and pray, then we will become closer to the Lord. Moreover, if we want to see the power of God be done in our lives, families, church, cities and nations, then we need to fast and pray and be done together. Therefore let us learn to fast and pray so that the power of the Lord be revealed on this earth.

Saturday, February 4, 2012

Dari Manusia Vs Dari Tuhan | From Men Vs From God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 5

Di dalam pasal ini kita dapat melihat bagaimana para rasul banyak melakukan mujijat ketika mereka taat kepada Tuhan untuk memberitakan Injil. Ada orang yang disembuhkan, ada juga yang dibebaskan dari rasukan setan dan bahkan penjarapun tidak dapat menahan mereka sebab malaikat Tuhan dikirimkan untuk membebaskan mereka dari penjara. Dari sini kita dapat melihat bahwa memang betul perkataan Tuhan bahwa tanda-tanda dan mujijat akan mengikuti mereka yang bersaksi dan memberitakan Injil bagi nama Tuhan Yesus. Tetapi bukan hanya itu saja, dari sidang yang dilakukan oleh orang Farisi dan apa yang dikatakan dan disetujui oleh mereka, bahwa jika memang dari Tuhan maka tidak akan dapat dilenyapkan, dan bila bukan dari Tuhan, tentu akan lenyap pada waktunya, itu adalah benar. Segala sesuatu yang bukan dari Tuhan tidak akan bertahan lama, tetapi segala sesuatu yang dari Tuhan pasti akan terus berlangsung.

Jadi yang manakah yang mau kita kejar di dalam kehidupan kita ini? Yang manakah yang ingin kita lakukan selama kita masih hidup di dunia ini? Apakah kita mengejar apa yang dari manusia, atau apa yang dari Tuhan? Apakah kita berjalan sesuai dengan keinginan kita sendiri ataukah kita mencari apa yang Tuhan inginkan dan ikuti? Biarlah kita belajar untuk berserah kepada Tuhan agar Ia yang memimpin kita masuk ke dalam rencana-Nya dan berjalan di dalam jalan-Nya. Banyak pilihan yang terpaparkan bagi kita di dunia ini, ada yang dari Tuhan, ada yang dari manusia. Untuk itu, biarlah kita meminta Roh Kudus untuk memimpin kita agar kita memilih jalan yang Tuihan inginkan dan bukan apay yang kita inginkan. Sebab bila dari Tuhan, maka tidak akan lenyap, tetapi bila dari manusia, maka itu hanyalah sementara dan akan kenyap.


English:


Bible Reading: Acts 5

In this chapter we can see how the apostles did many miracles when they obeyed the Lord to preach the Gospel. There are healing, deliverance and even jail could not hold them down because the angel of the Lord was sent to set them free from jail. From here we can see that the Word of God is true, that signs and wonders will follow those who testify and preach the Gospel for the name of the Lord Jesus. But it is not only that, from what was said and agreed upon when the apostles was in court, that if it is from the Lord then no one can overthrow it but if it is from men, then it will come to nothing, is true. Everything that is not from the Lord will not last long but everything that comes from the Lord will keep on going.

So which one will we chase after in this life? Which one do we want to do while we are still on this earth? Do we chase after what is from men or from God? DO we walk according to our own desires or do we seek what the Lord wants and follow it? Let us learn to surrender to the Lord so that He is leading us to enter His plans and to walk in His path. There are many options laid before us in this world, there are those which are from God and those which are from men. Therefore, let us ask the Holy Spirit to lead us so that we would choose the path the the Lord wants and not what we want. Because if it is from the Lord, it will not perish, but if it is from men, it will only be temporary and will come to nothing.

Friday, February 3, 2012

Kemuliaan Dari Ciptaan-Nya | Glory From His Creations

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ester 1-2

Sebagai raja, Ahasyweros, bangga akan segala yang ia miliki dan ia ingin menunjukkan dan membagikan kebanggaannya itu kepada orang banyak. Raja memamerkan kekayaan, kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya. Dan ia juga ingin memamerkan sang ratu yang begitu elok rupanya. Bila kita menjadi raja Ahasyweros, dengan segala kekayaan,kemuliaan, keindahan dan kebesaran yang ia miliki, tentunya kitapun akan ingin memamerkan apa yang kita miliki karena kita sangatlah bangga. Terlebih lagi bila kita memiliki seorang pendamping yang sangat elok rupanya, sebab keelokan dan keindahan sang istri itulah kebanggaan sang suami.

Tuhan kita juga sama, Ia adalah Allah yang besar dan memiliki kekayaan, kemuliaan, keindahan dan kebesaran yang jauh melebihi apa yang raja Ahasyweros miliki. Tuhan memamerkan kepada manusia, segala ciptaaan-Nya, dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan, bunga-bunga, binatang yang di udara, di air dan di darat, dan banyak hal. Banyak sekali keindahan alam yang begitu indah, mulia yang dapat kita lihat dan itulah yang Tuhan pamerkan kepada kita setiap harinya. Bahkan sampai dengan matahari, bulan dan bintang serta segala planet, dan semesta alam yang sekarang dapat kita lihat melalui foto-foto satelit. Sungguh, bila kita lihat akan semuanya itu, Tuhan adalah Raja yang besar, layak dimuliakan dan ditinggikan. Tetapi bukan hanya itu saja, tetapi Tuhan juga ingin agar umat-Nya, yang adalah mempelai-Nya, juga dipamerkan oleh karena keelokannya sehingga semua orang dapat melihat dan mencontohinya. Oleh karena itu, marilah kita terus hidup di dalam Firman Tuhan sehingga kehidupan kita makin diubahkan dan menjadi lebih layak sebagai mempelai Tuhan. Biarlah kehidupan kita dapat menjadi saksi dan contoh bagi orang lain. Biarlah nama Tuhan dimuliakan melalui kehidupan kita seperti nama-Nya yang dimuliakan melalui keindahan ciptaan-Nya.


English:

Bible Reading: Esther 1-2

As a king, Ahasuerus, is proud of all the things that he has and he wants to show it and share his proud to everyone. The king showed the riches of his glorious kingdom and the splendor of his excellent majesty. And he also want to show his queen who was beautiful to behold. If we are king Ahasuerus, with all the riches of the kingdom and the splendor of his majesty, surely we too, will show what we have because we are so proud of it. Moreover if we have a partner who is beautiful to behold, because the beauty of a wife is the glory of the husband.

Our Lord is the same too, He is a God who is great and has many riches, glory, splendor and majesty beyond what king Ahasuerus had. The Lord showed to men, all his creations, from the different kinds of plants, trees, flowers, animals of the air, water and dry land and many other things. There are a lot of nature that is so beautiful and glorious that we can see and those are what the Lord is showing to us everyday. Even the sun, moon and stars along with all the planets and the universe which we can now see through satellite photos. Truly, if we look at allof it, the Lord is a great King, worthy to be praised, glorified and magnified. But not only that, the Lord also wants so that His people, who are His bride also be showed because of her beauty so that everyone may see and take example from her. Therefore, let us keep on living in the Word of God so that our lives may keep on being changed and be more suitable as the Lord's bride. Let our lives become a testimony and example for others. Let the name of the Lord be glorified through our lives as His name was glorifie3d through the beauty of His creations.

Thursday, February 2, 2012

Keputusan Kita | Our Decision

Indo:

Pembacaan Alkitab: Nehemia 13

Kita lihat bagaimana pertobatan Israel tidak tahan lama dan ketika Nehemia pergi dari hadapan mereka, mereka kembali berbuat jahat dan ketika Nehemia balik, ia menemukan mereka semu melanggar Firman Tuhan yang telah diperintahkan. Selama sejarah Israel dari pimpinan Musa sampai dengan pimpinan Nehemia ini, kita dapat melihat bahwa Israel hanyalah mengikuti pemimpin yang ada dan mereka hanyalah terbawa oleh emosi sesaat. Tetapi kehidupan, cara berpikir dan gaya hidup mereka tidak berubah.

Dan sangat disayangkan banyak juga dari orang percaya yang demikian, yakni hanya ikut-ikutan dan tidak ada perubahan secara pribadi di dalam kehidupannya. Sehingga ketika pemimpin yang mereka ikuti mulai salah langkah, atau ada yang lebih berpengaruh datang walaupun pengaruh yang buruk, maka mereka mulai mengikuti yang buruk itu. Oleh karena itu, marilah kita periksa iman dan keputusan hidup kita sebagai orang percaya. Apakah kita hanya mengikuti orang, keluarga, dan teman-teman kita? Ataukah kita benar-benar percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat? Bila memang kita sungguh-sungguh dan bukan ikut-ikutan, biarlah kehidupan kita, cara kita berpikir dan gaya hidup kita diubahkan oleh Firman Tuhan dan oleh pimpinan Roh Kudus untuk memancarkan Kristus di dalam hidup kita.


English:

Bible Reading: Nehemiah 13

We see how the repentance of the Israelites did not last long and when Nehemiah went away from them, they went back to sin and when Nehemiah was back, he found that all of them had sinned against the Word of God. Along the history of Israel from the leadership of Moses until Nehemiah, we can see that the Israelites only follows the leader and they are only brought by their emotions at that time/ But their lives, their paradigm and lifestyle did not change.

And unfortunately there are many believers who are like that, that is only following others and there is no personal change in his/her life. Such that when their leader took a wrong step or when there is a leader with a stronger influence, though it is a bad influence, they will start to follow the bad influence. Therefore, let us check our faith and our decision in life as a believer. Do we only follow others, families and friends? Or do we really believe that the Lord Jesus Christ is the only Lord and Saviour? If we are serious and not only following others, let our lives, our paradigm, and lifestyle be changed by the Word of God and by the guidance of the Holy Spirit to reflect Christ in our lives.

Wednesday, February 1, 2012

Jangan Takut Untuk Bersaksi | Do Not Be Afraid To Testify

Indo:

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 4

Banyak dari kita mungkin merasa takut bila kita memberitakan Firman Tuhan atau bersaksi dan bahkan bila kita diminta untuk berdoa akan mujijat terjadi bagi mereka yang memerlukan. Mungkin karena kita takut ditolak, diejek, atau karena kita takut akan bagaimana bila setelah kita berdoa, mujijat tidak terjadi. Tetapi melalui kejadian yang terjadi atas Petrus dan Yohanes, kita dapat belajar sesuatu dari mereka. Walaupun mereka ditangkap, disidang dan diancam, mereka tidak berhenti untuk memberitakan Firman Tuhan. Mereka tahu bahwa Roh Kuduslah yang akan memberikan kepada mereka kekuatan, keberanian dan juga kuasa seperti yang Tuhan Yesus janjikan. Dan bila kita perhatikan, oleh karena Roh Kuduslah Petrus dan Yohanes dapat berkata-kata ketika mereka disidang dan melalui Roh Kuduslah mereka mendapatkan keberanian kembali untuk memberitakan Injil Kristus.

Inilah yang dapat kita pelajari dari para rasul, yakni untuk hidup bergantung kepada Roh Kudus dan untuk percaya penuh kepada Firman-Nya. Sebab Tuhan menjanjikan Roh Kudus yang akan memberikan kuasa untuk bersaksi dan Tuhan juga yang berkata bahwa kuasa dan tanda-tanda mujijat akan mengikuti kita. Jadi, marilah kita jangan takut untuk memberitakan Injil, tetapi biarlah kita meminta hikmat, keberanian dari Roh Kudus. Sebab Roh Kudus yang akan memimpin, memberi kuasa dan menaruh perkataan di mulut kita, bila kita dengan sungguh-sungguh percaya dan melakukan Firman Tuhan untuk bersaksi bagi Tuhan.


English:

Bible Reading: Acts 4

Many of us maybe are afraid if we have to share the Gospel or testify and even if we are asked to pray so that miracle will happen for those who needs it. Maybe because we are afraid of being rejected, mocked or maybe we are afraid that after we pray there is no miracle. But through the incident that happened to Peter and John, we can learn something from them. Even though they were captured, trialed in court and was threatened, they did not stop to share the Gospel. They know that the Holy Spirit is the one who will give to them strength, courage and power just like the Lord Jesus promised. And of we take notice, because of the Holy Spirit, Peter and John are able to say what they said in court and through Holy Spirit, they gained courage to share and testify about the Gospel.

This is what we can learn from the apostles, that is to live reliant on the Holy Spirit and to believe fully in the Word of God. Because the Lord promised that the Holy Spirit will give power to testify and the Lord said that power, signs and miracles will follow us. So, let us not be afraid to share the Gospel, but let us ask for wisdom, courage from the Holy Spirit. Because the Holy Spirit will lead, give power and put words in our mouth, if we truly believe and do the Word of God to testify for the Lord.