Saturday, December 31, 2011

Mengasihi | Loving

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 13

Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk saling mengasihi. Bukan hanya secara perkataan, tetapi secara tindakan pula. Tuhan Yesus sendiri melayani murid-murid-Nya dengan tindakan kasih , yakni dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Dan apa yang Tuhan Yesus ajarkan inilah yang perlu kita teladani.

Marilah kita meneladani Tuhan Yesus dengan mengasihi satu dan yang lain. Bila kita mengasihi, itu dengan tulus dan hati yang murni dan bila kita mengasihi tidak ada penghakiman, tidak ada penuduhan, saling menyalahkan atau saling tuding. Tetapi dalam kasih ada kesabaran, murah hati, kelemah-lembutan, teguran dan sebagainya yang disertai dengan tindakan dan bukan hanya di mulut.

Jadi, marilah kita mulai tahun yang baru ini dengan mengikuti jejak kaki Tuhan Yesus untuk saling mengasihi satu dan yang lain.


English:

Bible Reading: John 13

The Lord Jesus taught His disciples to love one another. Not only with words, but with action too. The Lord Jesus Himself served His disciples with the act of love that is by washing their feet. And what the Lord Jesus teaches, we need to follow.

Let us follow the example of the Lord Jesus by loving one another. If we love, it should be with a pure and willing heart. And if we love, there is no judgment, no accusation, blaming others or pointing fingers. But in love, there is patience, mercy, gentleness and etc which is accompanied by action and not just by words.

So, let us start this new year by following the footsteps of the Lord Jesus to love one another.

Blessings,

Maruli Saputra

Friday, December 30, 2011

Memilih Kebenaran | Choosing The Truth

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 17-18

Dari kehidupan Yosafat kita dapat melihat bahwa ia hidup sesuai dengan Firman Tuhan dan ia pun mengatur agar rakyatnya juga mengenal Firman Tuhan dan dapat mengikutinya. Tetapi raja Israel, Ahab, ia tidaklah demikian. Ia tidak mencari Tuhan dan tidak mau mendengarkan nubuatan nabi Tuhan karena selalu buruk bagi dirinya. Sifat Ahab ini adalah sifat yang ada pada kita yang perlu kita buang dan sifat Yosafat adalah sifat yang perlu kita mulai teladani.

Sejak kita lahir, kita semuanya berdosa dan salah satu sifat buruk yang ada pada kita adalah bahwa kita fokus kepada diri sendiri dan kita mau segala sesuatu yang enak bagi kita. Dan iniulah sifat yang Ahab tunjukkan, yakni bahwa ia hanya mau mendengarkan perkataan dan nubuatan yang baik bagi dirinya, tanpa perduli akan kebenaran dari perkataan dan nubuatan itu. Kita juga sama, kita sering hanya mau mendengarkan apa yang baik bagi kita. Misalnya, firman tentang berkat, perlindungan, pertolongan dan sebagainya. Tetapi kita tidak mendengarkan apa yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan semuanya itu atau tidak mau mendengarkan firman yang menegur kita. Misalnya, firman Tuhan berkata bahwa kebenaran akan membebaskan kita. Tetapi seringkali kita tidak mau atau memilih untuk tidak melihat apa yang dikatakan sebelumnya, yakni bahwa kita perlu tetap di dalam firman Tuhan, mengetahui lebenaran dan kebenaran yang kita ketahui itulah yang akan memerdekakan kita. Jadi, marilah kita tidak hanya melihat atau mau mendengar akan hal-hal yang menguntungkan bagi kita saja. Tetapi biarlah kita benar-benar mendegarkan kebenaran Tuhan. Baik itu firman yang menegur, mengoreksi, mengajarkan, membangun ataupun mendidik. Kita perlu untuk mau mendengarkan semua kebenaran firman Tuhan.

Bagaimana kita dapat mulai berubah untuk mendengarkan seluruh kebenaran Tuhan? Kita dapat meneladani Yosafat yang mau belajar akan firman Tuhan dan juga yang hidup takut akan Tuhan. Karena ia hormat dan takut akan Tuhan, Yosafat tahu akan betapa pentingnya firman Tuhan. Setiap kata itu penting dan tidak ada yang ditulis tanpa suatu tujuan. Jadi, marilah kita juga ubah cara pandang dan sifat kita. Biarlah kita miliki rasa hormat dan takut akan Tuhan. Dan biarlah kita miliki kerinduan untuk mau mendengarkan, mengerti, mengenal dan mengalami seluruh kebenaran Tuhan dan bukan hanya apa yang kelihatannya baik bagi kita. Carilah Tuhan dan seluruh kebenaran-Nya dan bukan hanya berkat dan pertolongan-Nya saja.


English:

Bible Reading: 2Chronicles 17-18

From the life of Jehoshaphat, we can see that he lives according to the word of God and he made his people to also know the word of God and follow it. But king of Israel, Ahab was not like that. He did not seek the Lord and do not want to hear word of God which is bad for him. This attitude of Ahab is the kind of attitude that we need to throw away and the attitude of Jehoshaphat is the kind that we need to take example from.

Since we were born, we all have sinned and one of bad character that we have is that our focus is ourselves and we want everything which is good for us. And this is the kind of attitude that Ahab showed, that he only wants to hear word of God which is good for him without care of the truth of that word. We are also the same, often, we only want to hear what is good for us. For example, word of God regarding blessings, protection, help and etc. But we do not want to hear what we need to do to receive all that or we do not want to hear word of God which rebukes us. For example, the word of God says that the truth will set us free. But many times we do not want or choose not to see what is written beforehand, that is we need to abide in the word of God, know the truth and that truth which we know, will set us free. So, let us not only see or hear the things which are beneficial for us. But let us really hear the truth of the word of God. May it be word of God which rebukes us, corrects us, teaches, encourages or disciplines us. We need to hear the whole truth of thw word of God.

How can we start changing to hear the whole truth od God? We can take example from Jehoshaphat who wants to learn and study the word of God and who also lives in honour and feear of the Lord. Because he honours and fear the Lord, Jehoshaphat knows how important the word of God is. Every word is important and there is nothing written that is without a purpose. So, let us also change our way of thinking and attitude. Let us honour and have the fear of the Lord. And let us have the desire to want to hear, understand, know and experience the whole truth of God and not just what seems good for us. Seek the Lord and His whole truth and not only His blessings and help.

Blessings,

Maruli Saputra

Thursday, December 29, 2011

Saling Membangun | Encouraging Each Other

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 15-16

Dari pembacaan ini, kita dapat lihat bahwa Asa mendapatkan keyakinan dan kekuatan karena perkataan Azarya kepadanya yang menguatkan Asa. Karena perkataan Azarya yang membangun iman dan rohani Asa, Asa menjadi berani untuk membuang segala dewa-dewa kejijikan. Asa mengetahui bahwa ia harus membuang segala dewa-dewa dan berhala yang ada, tetapi ia perlu untuk sedikit didorong dan didukung. Dan Azarya dengan perkataannya yang berdasarkan Firman Tuhan dan kebenaran, mendorong dan mendukung serta menguatkan hati Asa untuk melakukan yang benar dan sesuai dengan Firman Tuhan.

Seringkali kita mungkin mengalami hal yang sama dengan Asa. Mungkin kita sebenarnya tahu akan kebenaran Firman Tuhan dan tahu apa yang perlu dilakukan, baik itu membuang berhala, berlaku jujur dalam berbisnis dan sebagainya. Dan yang kita butuhkab hanyalah sebuah dorongan yang mendukung kebenaran Firman Tuhan dan juga yang menguatkan hati kita. Dan seringkali pula kita mendapatkan kekuatan dan dorongan itu melalui saudara seiman kita atau juga melalui khotbah atau pengajaran Alkitab. Oleh karena itu marilah kita sendiri juga belajar untuk memperkatakan kebenaran Forman Tuhan dan saling membangun satu dan yang lain dengan perkataan kebenaran Firman Tuhan. Siapa tahu orang yang mendengarkan perkataan kita yang membangun rohani dan iman itu memang sedang memerlukan sedikit dorongan untuk melakukan Firman Tuhan. Sama seperti kita yang kadang membutuhkan dorongan itu, biarlah kita juga berikan dorongan itu kepada saudara-saudara seiman kita. marilah kita saling membangun di dalam Kristus dengan perkataan-perkataan kebenaran Firman Tuhan.


English:

Bible Reading: 2Chronicles 15-16

From this reading, we can see that Asa received assurance and strength because of the words of Azariah which encourages him. Because of the words of Azariah which builds faith and spirituality of Asa, Asa became bold enough to throw away all the idols. Asa knew that he had to throw away all the idols, but he just need that extra push and encouragement. And words of Azariah which is based on the Word of God and the truth, encourages, supports and strengthens Asa to do what is right and according to the Word of God.

Many times we may experience the same thing as Asa. Maybe we know of the truth of the Word of God and know what needs to be done, may it be throwing idols away, being honest in business and others. And what we need is just a push, an encouragement which supports the Word of God and also strengthens us. And many times we received that strength and encouragement from our brethren in Christ or from sermons or Bible study. Therefore, let us also learn to speak the truth and the Word of God. Who knows, maybe the person hearing it is in need of that push and encouragement to do the Word of God. Just like us who sometimes need that encouragement, let us also give encouragements to our brethren in Christ. Let us build and encourage one another with words of truth and Word of God.

Blessings,

Maruli Saputra

Wednesday, December 28, 2011

Sudut Pandang | Perspective

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 12

Ada suatu sikap dan sudut pandang Yesus yang dapat kita pelajari dari apa yang Tuhan Yesus katakan di sini. Tuhan Yesus tahu bahwa waktunya sudah dekat untuk Ia mati disalib. Dan mengetahui bahwa Ia mengalami suatu kesusahan, Ia tidak berkata kepada Bapa untuk menyelamatkan-Nya, tetapi Ia berkata kepada Bapa agar nama Bapa dimuliakan. Tuhan Yesus tidak melihat bahwa masalah atau kesusahan yang Ia alami atau akan alami sebagai suatu hal yang di mana Ia perlu diselamatkan. Tetapi Ia melihat itu sebagai suatu kesempatan agar Bapa dapat dimuliakan.

Inilah sudut pandang yang patut kita teladani di dalam hidup kita. Ketika kita menghadapi kesusahan, masalah atau tantangan, kita tidak melihat semua itu sebagai suatu hal di mana kita perlu diselamatkan, tetapi suatu hal di mana kita dapat belajar dipimpin agar pada akhir dari setiap masalah, tantangan atau kesusahan, Bapa dimuliakan di hidup kita. Sebab, bila kita melihat semua itu sebagai hal di mana kita perlu diselamatkan, maka fokus kita itu kepada diri kita sendiri dan akan apa yang menguntungkan bagi kita. Hal ini mengundang ke-egoisan dan sifat yang berfokus kepada diri sendiri. Dan ini akan membuat kita meninggikan diri kita melebihi Tuhan di dalam hidup kita ini. Sedangkan bila kita melihat semuanya itu sebagai kesempatan agar Bapa dimuliakan, maka fokus kita bukan diri kita, melainkan kepada Bapa di Sorga. Dan dengan begitu, kita belajar untuk membuang ke-egoisan dan sikap mementingkan diri sendiri. Kita juga belajar untuk berpikir akan Firman Tuhan, sebab untuk Bapa dapat dimuliakan kita perlu dibimbing oleh Forman Tuhan dan Roh Kudus.

Oleh sebab itu, marilah kita mulai belajar untuk ubah sudut pandang kita. Sehingga apapun yang kita hadapi, baik atau buruk, semuanya dapat kita lihat sebagai kesempatan agar Bapa dimuliakan di hidup kita.


English:

Bible Reading: John 12

There is an attitude and perspective of Jesus that we can learn from what the Lord Jesus said here. The Lord Jesus knows that the time is near for Him to die on the cross. And knowing that He is facing a difficulty, He did not say to the Father to save Him, but He said to the Father so that the Father is glorified. The Lord Jesus did not see the problem or difficulty He is facing as something where He needs to be saved from. But He saw it as an opportunity so that the father may be glorified.

This is the kind of perspective that we need to learn. When we are facing difficulties,problems or challenges, we do not see it as something where we need saving, but as something where we can learn to be led so that at the end of every problem, challenges or difficulties, the Father is glorified in our lives. Because, if we see it as where we need saving, then our focus is ourselves and what is beneficial to us. This produces selfishness and self-centredness. And this will lift up ourselves higher than the Lord in our lives. While if we see it as an opportunity for the Father to be glorified, then our focus is no longer on ourselves but on the Father in Heaven. And by doing so, we are learning to throw away our selfsishness and self-centredness. We also learn to think of the Word of God, because for the Father to be glorified we need to be led by His Words and the Holy Spirit.

Therefore, let us start to change our perspective. So that whatever we face, be it good or bad, we can see it as opportunities for the Father to be glorified in our lives.


Blessings,

Maruli Saputra

Tuesday, December 27, 2011

Mengandalkan Tuhan | Relying On The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 13-14

Melalui kejadian-kejadian perang yang bangsa Yehuda alami, sudah sangat jelas bahwa tanpa Tuhan di sisi mereka dan memimpin serta memberikan kemenangan kepada mereka, mereka tidak akan dapat menang. Kuncinya di sini adalah mengandalkan Tuhan.

Bila kita mengandalkan Tuhan, maka kita sepenuhnya percaya kepada Tuhan tanpa ada suatu keraguan apapun. Sebab jika kita mengandalkan sesuatu, sesuatu itu adalah hal yang telah teruji, yang setia, yang terjamin sehingga kita dapat mengandalkannya. Hal itu sama dengan mengandalkan Tuhan. Bila kita bilang bahwa kita mengandalkan Tuhan, maka bukan hanya pasrah dan menyerah. Tetapi kita itu menyerahkan harapan kita kepada Tuhan, kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan yang setia akan memimpin kita dan bahwa apa yang difirmankan-Nya, dengan iman akan terjadi.

Jadi, marilah kita andalkan Tuhan dengan penuh kepercayaan dan kepastian bahwa Tuhanlah yang kuasa dan yang memimpin.

English:

Bible Reading: 2Chronicles 13-14

Through the wars and battles Judah experienced, it is clear that without the Lord by their side, leading and giving them victories, they would not be able to win. The key here is to rely on the Lord.

If we rely on the Lord, then we fully trust in the Lord without even a tiny speck of doubt. Because, if we rely on something, that something is tried & true, and faithful. It is the same when we rely on the Lord. If we say that we rely on the Lord, then we do not just give up and leaving it to whatever happens. But we are surrendering our hope to the Lord, we know for sure that the faithful Lord will surely lead and that whatever He has spoken, by faith it will happen.

So, let us rely on the Lord with full trusts and assurance that the Lord who is powerful and who is leading us.

Monday, December 26, 2011

Waktu & Caranya Tuhan | The Lord's Time & Method

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 11

Ketika Yesus mendengar akan Lazarus yang sakit, Tuhan telah mengatakan bahwa penyakit itu tidak akan membawa kematian tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah. Melalui perkataan Yesus ini kita tahu bahwa Tuhan akan memakai penyakit itu untuk memuliakan Allah. Tetapi bila kita hadapi hal yang sama dan mendengar perkataan yang sama, tentunya yang ada di pikiran kita adalah bahwa penyakit itu akan sembuh sehingga akan menjadi kesaksian bagi orang banyak. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Tuhan justru sengaja menunggu 2 hari lagi sebelum jalan menemui Lazarus dan keluarga. Tuhan juga tidak menyembuhkan, tetapi membiarkan lazarus mati selama 4 hari.

Dari kejadian Lazarus ini kita melihat bagaimana cara dan waktu Tuhan untuk penggenapan perkataan-Nya sangatlah berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Tuhan tidak langsung pergi dan menyembuhkan Lazarus, tetapi membiarkannya mati selama 4 hari dan membiarkan keluarga Lazarus mengalami dukacita dahulu. Secara manusia, hal ini tidaklah wajar, tetapi justru di mata Tuhan, cara ini dan waktunya sangatlah tepat dan pas. Karena setelah Yesus membangkitkan Lazarus, semua orang takjub dan percaya kepada Yesus dan sungguh, kemuliaan Tuhan dinyatakan.

Jadi, janganlah kita membatasi Tuhan dengan pikiran, cara-cara dan waktu kita. Tetapi, biarlah kita belajar untuk benar-benar berserah kepada Tuhan dalam segala hal. Sebab kita tak tahu cara dan waktu Tuhan sampai pada saat Tuhan menyatakannya. Tetapi satu hal yang kita tahu adalah bahwa Tuhan selalu menepati dan menggenapi perkataan-Nya dan Ia selalu bekerja untuk kebaikan mereka yabg mengasihi-Nya. Maka dari itu, marilah kita biarkan Tuhan bekerja di waktu dan melalui cara-Nya sendiri dan janganlah sampai pikiran dan akal budi kita membatasi Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya di hidup kita.


English:

Bible Reading: John 11

When Jesus heard of Lazarus who was sick, the Lord said that the sickness will not bring death but will reveal the glory of the Lord. Through these words of Jesus, we know that the Lord will use this sickness for His glory. But if we are facing the same situation and hearing the same words, surely what is in our minds is that the Lord will heal and it will become a testimony to many. But the fact is ut wasn't like that. The Lord intentionally waited 2 more days before going to see Lazarus and family. The Lord also did not heal, but let Lazarus died for 4 days.

From this event we can see how the method and timing of the Lord to fulfill His words are different than what we think. The Lord did not immediately went to heal Lazarus, let Lazarus died for 4 days and let the family grieved first. Humanly speaking, this does not make any sense, but in the eys of the Lord, this method and the timing is just right. Because Jesus raised Laarus from the dead, everyone was amazed and believed in Jesus, and truly, the Lord's glory is revealed.

So, let us not limit the Lord with our minds, methods and time. But let us learn to really surrender to the Lord in all things. For we do not know the method and the Lord's time until the moment He reveals it to us. But one thing that we know is that He always fulfills His words and that He always work for the good of those who loves Him. Therefore, let us let the Lord work in His own time and method and do not let our minds limit the Lord to reveal His glory in our lives.
Blessings,

Maruli Saputra

Sunday, December 25, 2011

Tekun Mencari Tuhan | Diligently Seeking The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 11-12

Dengan melihat kehidupan raja Rehabeam, kita dapat belajar beberapa hal. Hal pertama yang kita lihat dari Rehabeam adalah bahwa ia menjadi sombong ketika ia melihat bahwa kerajaannya kokoh dan kuat. Rehabeam merasa cukup kuat berdiri sendiri, menjadi sombong dan ia meninggalkan hukum Tuhan karena hal itu. Tetapi Tuhan sangat tidak suka akan kesombongan dan oleh karena itu, Tuhan membiarkan orang Mesir menyerang dan mengalahkan Yehuda, sebab mereka telah meninggalkan Tuhan. Dan karena mereka bertobat, merendahkan diri dan mencari Tuhan, maka Tuhan mendengarkannya dan tidak membiarkan mereka binasa, tetapi hukuman tetap berjalan agar mereka sadar akan bedanya hidup mengabdi kepada Tuhan dan kepada kerajaan manusia. Untuk aplikasi kehidupan kita, biarlah kita buang segala kesombongan yang timbul karena kita bisa, atau karena talenta kita, karena kekuasaan, kekayaan ataupun kepintaran yang kita miliki. Janganlah kita anggap bahwa semuanya itu karena diri kita sendiri, tetapi ingatlah bahwa Tuhan yang memberikan dan menyertai serta memampukan kita. Oleh karena itu biarlah kita merendahkan diri dan meninggikan Tuhan di kehidupan kita atas segala sesuatu yang dapat kita lakukan dan atas segala kelemahan kita pula.

Tuhan tidak berhenti di situ saja dalam mengajarkan kita umat-Nya. Tuhan juga rangkumkan akibat mengapa Rehabeam menjadi tidak setia kepada Tuhan dan ini juga adalah kelemahan kita dan yang seringkali kita lakukan, yakni, kita tidak tekun mencari Tuhan. Seringkal, kita hanya mencari Tuhan bila ada masalah, atau hanya sekedar hari minggu saat ada di dalam gereja untuk 2 jam saja. Banyak dari kita tidak tekun mencari Tuhan, tetapi tekun dalam hal-hal lain seperti mencari uang, mencari ketenaran, mencari kekayaan, keamanan dan sebagainya. Karena kita lebih sering mencari apa yang bisa dilihat oleh mata dan yang sementara, maka kita seringkali melupakan bahwa Tuhanlah yang empunya segalanya dan Dialah yang memberikannya kepada kita semua. Bila demikian, bukankah kita seharusnya mencari Tuhan Yesus Kristus dan bukan mencari berkat-Nya? Bila kita mencari dan menyenangkan hati Tuhan, bukankah Tuhan sendiri yang mengenal kebutuhan kita yang akan memberikan kepada kita apa yang kita butuhkan? Oleh sebab itu, marilah kita berhenti mengejar apa yang sementara dan fana, tetapi biarlah kita tekun mencari Tuhan setiap saat. Terpujilah Tuhan, Allah yang penuh dengan anugrah!


English:

Bible Reading: 2Chronicles 11-12

By looking at the life of Rehoboam, we can learn a few things. The first thing that we see from Rehoboam was that he became proud and boastful when he saw that his kingdom is strong. Rehoboam felt strong enough to stand on his own, became proud and boastful and he left the law of the Lord because of it. But the Lord really do not like boastfulness and because of that the Lord let the Egyptians attacked and defeated Judah, because they have left the Lord. And because they repented, humbled themselves, and sought the Lord, then the Lord heard them and did not let them die, but the consequences are still there so that they would realise the difference between service to the Lord and service to the kingdoms of the nations. For the application to our lives, let us throw away all our pride and boastfulness that comes because we can, or because of our talents, power, wealth or even intelligence that we have. Do not think that all of that was because of our own strength and ability, but remember that the Lord is the One who gave and is with us and also enables us. Therefore, let us humble ourselves and lifts high the Lord in our lives over everything that we can do and every weaknesses too.

The Lord did not stop there in teaching us His people. The Lord also concluded the reason why Rehoboam became unfaithful towards the Lord and this is also our weakness and what we often do, that is, we do not have the heart to diligently seek the Lord. Many times, we only seek the Lord when we have problems or just on Sunday when we are at church for 2 hours only. Many of us do not have the heart to diligently seek the Lord, but we are diligent in seeking other things such as money, fame, wealth, security and others. Because we seek more of what we can see and what is temporary, many times we forget that the Lord is the One who has all things and the One who gave it all to us. IF so, should we not seek the Lord Jesus Christ and not His blessings? If we seek the Lord and pleases Him, wouldn't the Lord Himself, who knows of our needs will give to us what we need? Therefore, let us stop chasing and seeking what is temporary and perishable, but let us have the heart to diligently seek the Lord every moment. Blessed be the Lord, God who is full of grace!

Saturday, December 24, 2011

Memancarkan Kristus | Reflecting Christ

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 9-10

Kita dapat melihat bahwa reputasi yang Daud dan Salomo telah bangun selama setidaknya 100 tahun, hilang begitu saja karena keputusan yang dibuat oleh Rehabeam, anak Salomo. Oleh karena perbuatan Rehabeam yang tidak bijak dan jahat, maka orang Israel menjadi benci kepada keluarga Daud. Dalam hal ini, kita lihat bagaimana untuk manusia, hal-hal yang buruk dan negatif jauh lebih mudah untuk menempel di pikiran dan hati manusia daripada hal-hal yang baik. Bukan hanya itu, tetapi hal yang buruk dan negatif juga jauh lebih lama tinggal di dalam kehidupan kita sedangkan hal yang baik dengan mudahnya tersingkirkan begitu saja. Sangat disayangkan, tetapi inilah kenyataan yang kita lihat di dalam kehidupan kita dan di sekitar kita. Dan yang lebih sayangnya lagi, bila kita yang adalah orang Kristen, pengikut Kristus, tetapi perbuatan, perkataan dan sikap hati kita tidak sesuai dengan Firman Tuhan, maka hal itu akan menempel di banyak hati dan pikiran orang dan kita sendiri, sehingga banyak kali, orang-orang atau kita sendiripun menjadi benci kepada orang Kristen dan juga kepada Tuhan sendiri.

Sama seperti Rehabeam, serngkali yang membuat kita atau orang-orang lain benci dan menjadi pahit akan orang Kristen dan kepada Tuhan sendiri, adalah kesalahan-kesalahan manusia dan bukanlah apa yang Tuhan lakukan. Satu hal yang perlu kita sadari adalah, bahwa kita semua masih di dalam proses pembentukan di dalam Kristus. Ada yang sudah lebih dibentuk, ada yang baru mulai dibentuk. Siapapun itu, baik yang sudah lama ikut Tuhan Yesus atau yang baru, semuanya masih di dalam proses pembentukan. Karena kita masih di dalam proses pembentukan, maka masih ada sifat-sifat, sikap-sikap yang kurang baik yang masih perlu dibentuk. Tetapi janganlah kita memakai hal ini sebagai alasan untuk melakukan segala hal sesuka hati kita. Bila kita sadar dan tahu bahwa memang sifat, sikap, perbuatan dan perkataan kita masih perlu dibentuk dan diubah, biarlah kita merendahkan hati dan mengakuinya daripada kita sok merasa benar dan akhirnya menjatuhkan dan menyakiti orang lain. Biarlah kita selalu memeriksa kehidupan kita dan mencocokannya dengan Firman Tuhan, mengisi kehidupan kita dengan Firman Tuhan, sehingga apa yang kita pikirkan, yang ada di dalam hati, yang kita katakan dan lakukan dapat memancarkan Kristus. Bila ada kita berbuat salah, biarlah kita tidak sombong, tetapi merendahkan diri dan meminta maaf dan juga mau mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Dengan begitu, biarlah nama Tuhan tetap harum dan dimuliakan di tengah-tengah umat-Nya dan di dunia.


English:

Bible Reading: 2CHronicles 9-10

We can see that the reputation that David and Solomon had built for at least 100 years, was gone just like that because of a decision that Rehoboam made. Because of the action of Rehoboam who was not wise and was wicked, Israelites came to hate the family of David. In this matter, we can see how for men, the bad and negative things are easier to stick in our hearts and minds than the good things. Not only that, but the bad and negative things also lingers longer in our lives,while the good things are casts away so easily. Unfortunately, this is the facts that we see in our lives and our surroundings. And furthermore, if we as Christians, followers of Christ, but our actions, words, and attitude are not according to the Word of God, then it will stick in the hearts and minds of others and also ourselves, that many times, people or ourselves came to hate Christians or to the Lord Himself.

The same with Rehoboam, many times what makes us or people hate and became bitter towards Christians or the Lord Himself, is the fault of men and not what the Lord did. One thing that we need to realise is that we all are still in the process of being shaped in Christ. There are some who have been shaped more and there are some who is just started to be shaped. Whoever it is, may it be those who have followed the Lord for many years or for a little time, all are in the process of being shaped. Because we are still in the process of being shaped, then there are still bad attitudes and characters that still need to be shaped. But do not let this be an excuse for us to do whatever we want. If we realise and know that our attitude, action and words still need to be shaped and changed, let us humble ourselves and confess it instead of feeling righteous and in the end we becomes a stumbling block and are hurting others. Let us always check our lives and make it in line with the Word of God, filling our lives with the Word of God, so that what we think, what's in our hearts, what we say and do reflects Christ. If we have wronged others, let us not be prideful, but let us humble ourselves and ask for forgiveness and also want to forgive others. That way, let the name of the Lord be a sweet fragrance and be glorified in the midst of His people and the world.

Friday, December 23, 2011

Anugrah Tuhan | Grace of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 7-8

Tuhan mendengar doa Salomo dan Tuhan menjawabnya dengan berjanji kepada Salomo bahwa jika umat Tuhan, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Nya, berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Tuhan akan mendengarkan, mengampuni dan memulihkan negeri mereka. Sungguh luar biasa janji Tuhan ini. Dan janji ini bukan hanya untuk bangsa Israel saja, tetapi janji ini berlaku untuk setiap orang yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Inilah anugrah yang Tuhan curahkan kepada umat-Nya, tetapi sayangnya, banyak sekali yang akhirnya menganggap remeh dan menyalah-gunakan anugrah yang Tuhan berikan ini.

Banyak sekali orang yang hanya berpikir bila ia menyesal dari dosanya maka itu cukup, tetapi Tuhan dengan jelas berkata bahwa anugrah pengampunan dan pemulihan ini hanya akan dicurahkan bila kita merendahkan diri kita, berdoa dan mencari Tuhan, dan berbalik dari jalan yang jahat. Bila kita hanya menyesal, maka kita belum merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, kita hanyalah sadar bahwa kita telah berdosa dan berbuat salah di hadapan Tuhan. Jadi, mari kita ambil langkah selanjutnya setelah sadar bahwa kita berdosa atau salah, yakni untuk kita merendahkan diri dan mengaku dosa kita di hadapan Tuhan dan bertobat. Untuk kita dapat mengaku kalau kita itu salah dan berdosa, itu memerlukan kerendahan hati dan saat kita melakukan hal itu di hadapan Tuhan, maka kita membuang segala kesombongan, dan tinggi hati yang ada dan kita merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, sebagai orang yang berdosa, yang tidak layak. Dan tidak berhenti kepada pengakuan akan dosa saja, kita juga perlu untuk bertobat, yakni untuk berbalik dari jalan yang jahat. Setelah kita minta ampun dari Tuhan, kita juga perlu untuk berjanji dan bertindak untuk tidak lagi melakukan hal yang sama, inilah pertobatan. Inilah yang Tuhan janjikan kepada kita semua, yakni ketika kita merendahkan diri, berdoa, mencari wajah-Nya, dan berbalik dari jalan yang jahat, maka Tuhan akan mendengarkan, mengampuni dan memulihkan.

Jadi, marilah kita tidak berhenti hanya kepada sadar dan menyesal saja, tetapi biarlah kita ambil langkah selanjutnya untuk mengaku dan meminta ampun kepada Tuhan, dan kemudian, bertindak dan tunjukkan secara perbuatan bahwa kita tidak lagi melakukan dosa dan kesalahan yang sama. Hanya dengan kita melakukan semuanya itulah, kita akan melihat anugrah dan kuasa pemulihan Tuhan mengalir di dalam kehidupan kita dan sekitar kita. Terpujilah Tuhan, Allah yang penuh dengan anugrah!


English:

Bible Reading: 2Chronicles 7-8

The Lord heard Solomon's prayer and the Lord answered by promising to Solomon that if the people of the Lord, humble themselves, pray and seek His face, turn from their wicked ways, then the Lord will hear, forgive and restore their land. This promise of the Lord is truly amazing. And this promise is not only for the Israelites, but it is also for all who confess that Jesus Christ is Lord. This is the grace of the Lord that is poured out for His people, but unfortunately, there are many who took it lightly or even taking it for granted.

Many people think that only by regretting his sin, it's enough, but the Lord clearly says that the grace of forgiveness and restoration only will be poured out if we humble ourselves, pray and seek the Lord and turn from our wicked ways. If we only regret, then we have not humble ourselves before the Lord, we only have realised that we have sinned and wronged God. So, let us take the next step after we realise that we have sinned or done the wrong thing, that is for us to humble ourselves and admit our sin before the Lord and repent. FOr us to be able to admit and confess that we are wrong and have sinned, it takes humility and when we do it before the Lord, then we throw away all pride and boastfulness and we are humbling ourselves before the Lord as a sinner who is not worthy. And it doesn't just stop at confession of sin alone, we also need to repent, that is to turn away from our wicked ways. After we have asked for forgiveness from the Lord, we also need to promise and act to not to do the same sin again, this is repentance. This is what the Lord promised us, that if we humble ourselves, pray, seek His face, and turn from our wicked ways, then the Lord will hear, forgive and restore.

So, let us do not stop only at realisation and regret, but let us take the next step to confess and ask for forgiveness before the Lord, and then take action and show that we are no longer sinning. Only when we have done all that, we will see the grace and power of restoration of the Lord flows through our lives and our surroundings. Blessed be the Lord, God who is full of grace!

Thursday, December 22, 2011

Gembala & Domba | Shepherd & Sheep

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yoahnes 10

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Dialah Gembala yang baik dan bagi kita yang masuk dan keluar melalui-Nya, maka kita adalah domba-domba-Nya. Tuhan juga berkata bahwa domba-domba-Nya akan mengenal Dia dan suara-Nya. Tentunya, kita ingin untuk menjadi domba-domba-Nya dan Ia sebagai Gembala kita yang baik, sebab Ia adalah Gembala yang rela memberikan nyawa-Nya untuk domba-domba-Nya. Tetapi bagaimana kita dapat menjadi domba-domba-Nya?

Pertama-tama, Tuhan berkata bahwa Tuhan Yesuslah pintu masuk dan keluar, dan bahwa mereka yang masuk dan keluar melalui-Nya akan selamat dan menemukan padang rumput. Hal ini tentunya berbicara akan percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat di hidup kita. Sama seperti apa yang Yesus pernah katakan sebelumnya, bahwa tidak ada yang dapat datang kepada Bapa kecuali melalui-Nya, inilah yang Tuhan Yesus teguhkan kembali, yakni bahwa Dialah pintu untuk kita masuk ke dalam anugrah, dan pelataran Tuhan. Tuhan juga katakan bahwa masuk dan keluar melalui Dia, maka hal ini berarti bahwa hidup kita perlu ada Tuhan setiap saat, di manapun kita berada dan apapun yang kita lakukan, biarlah itu bersama dengan Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan lalu berkata bahwa domba-domba-Nya mengenal Dia dan suara-Nya. Kita bisa dikatakan sebagai domba Tuhan hanya bila kita setiap hari digembalakan oleh Tuhan, dipimpin, dan dituntun. Jadi, bila kita ingin mengenal Tuhan dan menjadi domba-domba-Nya, kita perlu untuk mengikuti Tuhan dan Firman-Nya. Kita perlu untuk menjadikan Tuhan sebagai gembala kita, yang memimpin dan menuntun kita setiap harinya. Jadi, bukan lagi pikiran atau kekuatan kita yang memutuskan langkah kita setiap hari, tetapi biarlah Firman Tuhan dan Roh Kudus yang memimpin dan menetapkan langkah kita sehari-harinya. Untuk kita dapat melakukan hal ini, tentunya kita perlu untuk mengisi kehidupan kita dengan Firman Tuhan dan dekat dengan Roh Kudus. Jadi, biarlah kita hidup setiap hari menjadikan Tuhan gembala kita, yang memimpin dan menuntun kita.


English:

Bible Reading: John 10

The Lord Jesus teaches that He is the good Shepherd and for us who comes in and out through Him, then we are His sheep. The Lord also said that His sheep will know Him and His voice. Of course, we want to become His sheep and Him as our good Shepherd in our lives, because He is the Shepherd who is willing to give His life for His sheep. But how can we be His sheep?

Firstly, the Lord said that the Lord Jesus is the door to go in and out, and that those who enters and out through Him will be saved and find pastures. This of course talks about believing in the Lord Jesus and receiving Him as our only Lord and Saviour. The same as what Jesus has said before, that no one comes to the Father except through Him, this is what the Lord Jesus confirms again, that He is the door for us to enter into the temple and grace of the Lord. The Lord also said that going in and out through Him, this means that in our lives we need to have the Lord every moment, where ever we are and what ever we do, let it be with the Lord Jesus Christ.

The Lord then said that His sheep knows Him and His voice. We can be said as His sheep only if we are shepherd by the Lord, that is being guided and led by the Lord. So, if we want to know the Lord and become His sheep, we need to follow the Lord and His Words. We need to make the Lord our shepherd who leads and guides us every day. So it is no longer our minds or strength that determines our steps in life, but let it be the Word of God and the Holy Spirit who leads and determines our steps daily. For us to be able to do this, of course we need to fill our lives with the Word of God and be close with the Holy Spirit. So, let us life daily by making the Lord our shepherd who leads and guides us.

Wednesday, December 21, 2011

Berdoa Syafaat | Intercessing

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 5-6

Setelah Salomo selesai membangun rumah Tuhan, maka ia pun memanggil seluruh umat Israel, mempersembahkan korban, memuji Tuhan dan menyuruh para imam untuk memindahkan tabut ke dalam ruang maha kudus di dalam rumah Tuhan. Dan Tuhanpun hadir memenuhi tempat itu dengan kemuliaan-Nya. Dan di sini, Salomo memanjatkan doa kepada Tuhan mengenai Israel dan rumah Tuhan ini. Doa yang Salomo panjatkan ini bisa dikatakan sebagai doa syafaat bagi umat Israel. Doa ini mencakup segala macam situasi yang mungkin terjadi di bangsa Israel dari sakit penyakit, kelaparan, kalah perang, menjadi tawanan, tidak ada hujan, bersalah kepada teman, dan segala hal lainnya yang disebabkan oleh dosa dan termasuk juga orang-orang asing yang memanjatkan doa kepada Tuhan di rumah Tuhan, Salomo benar-benar berdoa di hadapan Tuhan dan Israel agar semua menjadi saksi dan agar nama Tuhan dimuliakan di tengah-tengah Israel. Dan apa yang Salomo lakukan ini patut kita ikuti, yakni berdoa syafaat untuk bangsa kita, untuk umat Tuhan dan mereka yang ingin mencari Tuhan.

Apa yang Salomo lakukan sangatlah baik, terutama sebagai pemimpin, ia memberikan teladan yang baik kepada umat Israel. Kitapun sudah selayaknya juga berdoa syafaat bagi orang-orang yang Tuhan percayakan kepada kita. Mungkin itu di gereja, di persekutuan, teman-teman di sekitar kita atau teman sekantor. Yang pasti Tuhan telah taruh dan percayakan kepada kita adalah keluarga kita, orang tua, anak, kakak, adik, sanak saudara kita semua. Apakah kita berdoa syafaat bagi mereka? Mungkin masih banyak dari mereka yang belum mengenal Tuhan, atau mungkin juga mereka sudah mengenal Tuhan. Apapun hubungan mereka dengan Tuhan, kita tetap selayaknya berdoa syafaat bagi mereka, seperti Salomo berdoa bagi bangsanya. Terutama jika kita adalah kepala atau pemimpin, karena berkat itu turun dari Tuhan kepada para pemimpin yang diurapi dan kepada umat-Nya yang dipimpin. Oleh sebab itu, marilah kita berdoa syafaat bagi keluarga kita, secara jasmani, ataupun rohani, bagi lingkungan kita, bagi bangsa kita dan bagi dunia agar nama Tuhan dimuliakan.


English:


Bible Reading: 2Chronicles 5-6

After Solomon finished building the house of the Lord, he called all Israelites, offered sacrifices, praised the Lord and told the priests to move the ark of covenant to the most holy place in the house of the Lord. And the Lord was present and He filled that place with His glory. And here, Solomon lift up a prayer to the Lord about Israelites and the house of the Lord. The prayer that Solomon lifted can be said as an intercessory prayer for the Israelites. This prayer covers all kinds of situations that might happen to Israel from things such as sicknesses, hunger, losing war, becoming captives, no rain, doing wrong towards neighbour, and all other things that is caused by sin and also includes strangers or foreigners who lifts up prayer to the Lord in the house of the Lord. Solomon really prayed before the Lord and Israelites so that all may become witnesses and that the name of the Lord may be glorified in the midst of Israel. And what Solomon had done is worthy for us to follow, that is to intercedes for our nation, for the people of the Lord and for those who wants to seek the Lord.

What Solomon did was good, especially as a leader, he gave a good example to follow for the Israelites. We also should intercede for the people that the Lord had entrusted to us. Maybe its from the church, a fellowship, our friends or colleagues. What the Lord has surely entrusted us with are our families, our parents, children, siblings, and all our families. Do we intercede for them? Maybe there are still many of them who has not yet known the Lord or maybe they do. Whatever their relationship with the Lord is, we still should intercede for them, just like Solomon intercede for his nation. Especially if we are the head or the leader, because blessings comes down from the Lord to the anointed leaders and to those who are led. Therefore, let us intercede for our family, biologically and spiritually, for our surroundings, our nations and the world so that the name of the Lord may be glorified.

Tuesday, December 20, 2011

Membangun Rumah Tuhan | Building The House Of The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 3-4

Salomo membangun rumah Tuhan dengan segala bahan yang terbaik dengan para ahli yang terbaik pula. Dari kayu yang dipakai, kain yang dipakai, tembaga dan sampai kepada emas dan lapisan emas yang dipakai untuk rumah Tuhan. Semuanya itu tersusun rapih, teratur dengan rapih dan yang paling baik. Apa yang Salomo lakukan ini dapat kita lakukan juga di dalam kehidupan kita. Firman Tuhan berkata bahwa tubuh kita ini adalah Bait Allah, Rumah Tuhan, maka dari itu, tubuh kita dan kehidupan kita ini juga perlu untuk dipersiapkan, dibentuk, dibangun dengan segala hal yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan.

Jadi, bagaimana kita dapat membangun Rumah Tuhan di kehidupan kita dengan yang terbaik? Kita perlu untuk memiliki fondasi yang kuat dan fondasi kita adalah Firman Tuhan yang kemudian bila kita baca, renungkan dan dengarkan akan dapat kita imani dan setelah di imani, bila kita lakukan dan terapkan dengan kuasa Roh Kudus, maka kita akan melihat kuasa Tuhan nyata. Rumah Tuhan juga perlu ada tempat untuk Tabut Perjanjian Allah, yakni tempat kita menyembah Tuhan dengan intim. Rumah Tuhan juga memiliki mezbah untuk persembahan, meja untuk roti sajian dan juga ada lampu dian emas dan semua ini adalah pujian, penyembahan, Firman Tuhan sebagai roti dan Roh Kudus sebagai lampu. Dan tentunya semuanya itu dilapisi oleh emas, yakni hati dan pikiran yang murni dan bersih di hadapan Tuhan.

Jadi, biarlah kita mulai menjaga kehidupan kita, apa yang kita biarkan masuk ke dalam kehidupan kita melalui mata, pikiran, telinga sehingga semuanya itu tidak membuat rumah Tuhan, yakni tubuh kita ini menjadi kotor dan tidak mulia. Seperti apa yang rasul Paulus katakan, kejarlah dan pikirkanlah hal-hal ini: semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, kebajikan dan patut dipuji (Filipi 4:8), sehingga nama Tuhan dimuliakan di kehidupan kita.


English:

Bible Reading: 2Chronicles 3-4

Solomon build the house of the Lord with all the best materials with the best workers too. From the wood that was used, the linen, bronze and to the gold and layers of gold for the house of the Lord. All of it are neatly organised and is the best. What Solomon did, we can also do in our lives. The Word of God says that our body is the temple of God, the house of the Lord, therefore, our body and lives also need to be prepared, shaped and built with the best material for the glory of the Lord.

So, how can we build the house of the Lord in our lives with the best things? We need to have a strong foundation and our foundation is the Word of God, wherein when we read, meditate and listen to, we will be able to have faith in it and if we do it and apply it with the power of the Holy SPirit, then we will see the power of God be revealed. The house of the Lord also need to have a place of the Ark of the Lord, that is a place where we worship the Lord intimately. The house of the Lord also has altar, table for bread and also lamps and all of these are our praise, worship, Word of God as bread and Holy Spirit as the lamp. And of course all of it will need to be layered with gold, that is our hearts and minds that are pure and clean before the Lord.

So, let us start taking care of our lives, what we allow to enter our lives through our eyes, minds, and ears so that what enters does not make the house of the Lord, that is our body, to become unclean and unpure. Just as apostle Paul says, pursue and think of these things: all that is true, noble, just, pure, lovely, good report, anything that is of virtue and praiseworthy (Philippians 4:8), so the name of the Lord may be glorified in our lives.

Monday, December 19, 2011

Pekerjaan Tuhan Dinyatakan | Works Of God Be Revealed

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 9

Ada banyak sekali hal yang dapat kita pelajari dari kejadian dengan orang buta yang disembuhkan oleh Yesus dengan mengaduk ludah-Nya dengan tanah, mengoleskan pada mata orang buta itu dan menyuruhnya membasuhnya di kolam Siloam. Tetapi mari kita perhatikan salah satunya saja pada har ini. Yakni akan pembicaraan antara Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya sebelum Tuhan menyembuhkan orang buta itu. Ketika para murid melihat orang buta ini, mereka langsung bertanya akan siapakah yang berdosa, sehingga orang ini dilahirkan buta. Pertanyaan para murid Yesus ini sering kita tanyakan juga kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri atau kepada orang lain. Ini adalah hal yang baik, bila kita bermotivasi untuk memeriksa diri sendiri sehingga kita dapat bertobat. Tetapi bila kita bertanya karena mau menghakimi orang lain, atau untuk meragukan Tuhan, maka motivasi kita sudah salah. Jadi, bila ada sesuatu yang kelihatannya karena akibat dosa, biarlah kita benar-benar dengan rendah hati bertanya kepada Tuhan akan dosa apa yang kita telah perbuat yang masih belum kita sadari, sehingga kita dapat bertobat daripada dosa itu.

Tetapi, seperti jawaban Yesus kepada para murid-Nya, ada kalanya bukan karena dosa yang kita lakukan, tetapi karena pekerjaan Tuhan perlu dinyatakan di dalam hidup kita. Segala hal yang terjadi di dalam kehidupan kita ini, Tuhan mengetahuinya dan mengijinkannya terjadi dengan suatu maksud, yakni agar pekerjaan Tuhan dinyatakan di dalam kehidupan kita. Memang ada hal yang terjadi karena kita sendiri yang berdosa dan keluar dari jalan Tuhan, ada yang karena iblis yang menyerang atau mencobai, tetapi semuanya itu seijin Tuhan, seperti apa yang terjadi terhadap Ayub. Tanpa seijin Tuhan, maka itu tidak akan terjadi. Tetapi, bagaimana kita menghadapi kejadian-kejadian itu, itulah pilihan kita. Maka itu Tuhan Yesus ajarkan bahwa hal-hal itu terjadi agar pekerjaan Tuhan dinyatakan di hidup kita. Bila kita ingin pekerjaan Tuhan dinyatakan di dalam hidup kita, maka kita perlu untuk mencari Tuhan dan bersandar kepada-Nya, apapun yang terjadi. Bila kita memilih untuk meninggalkan Tuhan, maka pekerjaan Tuhan tidak dapat dinyatakan, tetapi jika kita memilih untuk tetap setia dan taat mengikuti dan bersandar kepada Tuhan, maka pekerjaan Tuhan akan dinyatakan di kehidupan kita. Oleh karena itu, bila kita menghadapi suatu kejadian, baik itu hal yang baik atau buruk, biarlah kita mencari Tuhan dan berserah kepada-Nya, meminta bimbingan-Nya agar pekerjaan Tuhan dinyatakan di hidup kita melalui kejadian yang kita hadapi itu.

Jadi, marilah kita bertanya akan apa dosa atau kesalahan kita dengan rendah hati dan maksud untuk bertobat dan juga minta agar pekerjaan Tuhan dinyatakan di kehidupan kita melalui segala kejadian di hidup kita ini. Terpujilah Tuhan, Allah yang Maha Tahu!


English:

Bible Reading: John 9

There are many things that we can learn from the event of the blind man who was healed by Jesus by making clay from His saliva, anointed the eyes of the blind man and told him to go and wash in the pool of Siloam. But let us look closely at one of them today. That is the conversation between the Lord and His disciples before the Lord healed the blind man. When the disciples saw the blind man, they immediately ask about who sinned, that this man was born blind. We also often ask this questions to the Lord, to ourselves or to others. This is a good thing, if we have the right motivation to check ourselves so that we may repent. But if we ask because we want to judge others or to doubt the Lord, then our motivation is not right. So, if there are things that seems to be because of a sin, let us really ask the Lord with a humble heart about what sin have we done that we have not yet realised, so that we may repent from that sin.

But, as Jesus' answer to the disciples, there are times when it is not because of the sin that we did, but because the work of the Lord need to be revealed in our lives. All things that happens in this life, the Lord knows it all and allows it to happen for a purpose, so that the work of the LOrd may be revealed in our lives. It is true that there are things that happens because we sinned and went out of the path of the Lord, there are things that happens because the devil attacks or tempts, but all of that happens only if God allows it to happen, just like what happened to Job. Without the permission from the Lord, then it will not happen. But, how we handle those situations, that's our choice. That is why the Lord Jesus teaches that things happens so that the work of the Lord may be revealed in our lives. If we want the work of the Lord be revealed in our lives, then whatever happens, we need to  seek the Lord and rely on Him. If we choose to leave the Lord, then the work of the Lord will not be revealed in our lives, but if we choose to be faithful and obedient to follow an rely on the Lord, then the work of the Lord will be revealed in our lives. Therefore, if we face a situation may it be good ro bad, let us seek the Lord and surrender to Him, asking for His guidance so that His work may be revealed in our lives through those situations.

So, let us ask of what kind of sin or iniquities that we've done with a humble heart and the motivation to repent and also ask so that the work of the Lord be revealed in our lives through things that happens. Blessed be the Lord, the All-Knowing God!

Sunday, December 18, 2011

Menghakimi Orang Lain | Judging Others

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 8

Dari kejadian perempuan yang tertangkap berbuat zinah, kita dapat belajar sesuatu yang mungkin sering kita lupakan. Di kejadian ini, orang-orang Farisi, yakni orang-orang yang tahu banyak akan Firman Tuhan, mereka membawa perempuan yang berzinah ini dan ingin melemparkan batu kepadanya karena memang itulah adat istiadat orang Yahudi untuk menghapuskan dosa dari tengah-tengah mereka. Tetapi, apa yang Yesus katakan kepada mereka, itu untuk mengajarkan mereka sesuatu hal yang mereka masih belum mengerti. Yesus berkata bahwa bila ada dari mereka yang tidak berdosa, biarlah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. Dan di sini Tuhan Yesus ajarkan kepada orang-orang Farisi dan juga kepada kita bahwa janganlah kita menghakimi. Sebab bila kita menghakimi, kita menghakimi dengan ukuran manusia dan siapakah kita sehingga kita dapat menghakimi sesama kita?

Tuhan ingin agar kita sadar bahwa kita semuanya sama, yakni orang-orang yang perlu belas kasihan Tuhan. Bila kita perhatikan kehidupan kita, apakah kita layak untuk mengatakan bahwa kita cukup baik sehingga kita menghakimi orang lain yang melakukan dosa yang lebih besar? Tetapi apakah kita sadar bahwa semua dosa adalah dosa, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Oleh karena itu, kita semua adalah sama, orang yang berdosa dan yang perlu belas kasihan Tuhan. Oleh karena itu, kita tidaklah memiliki hak untuk menghakimi orang lain, tetapi justru kita perlu untuk merangkul mereka dan sama-sama berjalan menuju Tuhan untuk menerima keselamatan dan untuk hidup bersama Tuhan. Jadi, marilah kita berhenti menghakimi dan merasa diri kita lebih benar di banding orang lain, tetapi biarlah kita diubahkan melalui Firman Tuhan untuk memiliki kasih terhadap sesama kita agar kita tidak menghakimi, tetapi merangkul dan membawanya kepada Tuhan Yesus Kristus, Hakim segala hakim dan Juru Selamat dunia.


English:


Bible Reading: John 8

From the incident of the woman who was caught in adultery, we can learn one thing that we may often forget. In this incident, the Pharisees, who knows a lot about the Word of God, they brought a woman that was caught in adultery and want to throw stones at her because that is the tradition to get rid of sins in their midst. But, what Jesus said to them, is to teach them one thing that they still do not understand. Jesus said that if there are any one of them who is without sin, let him cast the first stone. And here, the Lord Jesus is teaching the Pharisees and us so that we do not judge others. Because if we judge others, we are judging according to man's measure and who are we that we are able to judge one another?

The Lord wants us to realise that we are all the same, we are people who needs the mercy of the Lord. If we look at our lives, are we worthy or able to say that we live a good enough life that we can judge those who do bigger sins? But do we realise that sin is sin, there is no bigger or smaller sin. Therefore, we are all the same, people who sinned and need the mercy of the Lord. Therefore, we do not have the right to judge others, instead, we need to embrace them and walk together towards the Lord to receive salvation and to live with the Lord. So, let us stop judging others and feel that we are more righteous compared to others, but let us be changed through the Word of God to have love towards our brethren so that we won't judge the, but embrace and bring them to the Lord Jesus Christ, the Judge above all judge and the Saviour of the world.

Saturday, December 17, 2011

Minta Apa Yang Hendak Tuhan Berikan | Ask What The Lord Wants To Give

Indo:

Pembacaan Alkitab: 2Tawarikh 1-2

Setelah Salomo memberikan persembahan kepada Tuhan, Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Salomo dan berkata, "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.". Di sini Tuhan tidak berkata, "Mintalah apapun, maka akan Kuberikan kepadamu.", tetapi Tuhan berkata kepada Salomo untuk meminta apa yang menjadi kehendak Tuhan, atau apa yang Tuhan telah siapkan untuk Salomo. Tetapi bagaimanakah Salomo tahu akan apa yang Tuhan hendak berikan kepadanya? Bila kita perhatikan akan jawaban Salomo kepada Tuhan, kita tahu bahwa Salomo meminta hikmat dan pengetahuan untuk dapat keluar sebagai raja yang memimpin dan menghakimi bangsa Israel. Salomo tahu akan panggilannya dan visi yang Tuhan berikan dan Salomo juga tahu bahwa Tuhan yang telah menunjuk dirinya untuk mengemban tugas itu. Oleh karena itu Salomo juga tahu bahwa bila Tuhan yang menunjuk, maka Tuhan yang akan memperlengkapi, maka dari itu, Salomo meminta akan hikmat dan pengetahuan, yakni hal-hal yang memang dia kurang dan memang dia perlukan untuk dapat menjalani panggilan dan visi Tuhan dalam hidupnya. Salomo tidak meminta apa yang ia inginkan, tetapi apa yang ia perlukan untuk memenuhi panggilan Tuhan.

Inilah yang dapat kita pelajari dari Salomo. Inilah bagaimana Salomo mengetahui apa yang Tuhan hendak berikan kepadanya. Dengan cara yang sama pula kita dapat tahu apa yang Tuhan hendak berikan kepada kita dan dengan begitu kita dapat memintanya kepada Tuhan. Bila kita diberikan suatu tugas untuk menggembalakan domba Tuhan, maka Tuhan pasti sudah menyediakan segalanya yang kita perlukan untuk kita dapat memenuhi tugas itu. Bila kita diberikan tugas untuk menginjil, atau misi ke pelosok dan daerah yang belum terjangkau atau musik atau apapun itu, maka Tuhan telah mempersiapkan apa yang kita perlukan untuk dapat memenuhi tugas itu. Hanya saja, apakah kita sadar bahwa kita memerlukan hal-hal itu, atau kita merasa bahwa kita bisa sehingga kita tidak memintanya dari Tuhan? Dan dengan begitu kita jadi hanya meminta apa yang kita mau dan bukan apa yang kita perlukan. Marilah kita belajar untuk rendah hati, dan melihat apa kekurangan kita dan apa yang kita butuhkan untuk dapat memenuhi panggilan dan visi yang Tuhan telah berikan di dalam hidup kita ini. Karena, dengan begitu, Tuhanlah yang dimuliakan, sebab Ia yang memanggil dan Ia yang memperlengkapi dan yang memimpin sampai tuntas, bila kita taat dan setia kepada-Nya. Jadi, marilah kita minta apa yang kita butuhkan dan bukan apa yang kita mau, guna memenuhi panggilan dan visi Tuhan.



English:

Bible Reading: 2Chronicles 1-2

After Solomon gave offering to the Lord, the Lord appeared to Solomon and said, "Ask what I shall give to you.". Here, the Lord did not say, "Ask anything, and I will give it to you.", but the Lord said to Solomon to ask for what the Lord wanted to give to him, or what the Lord had prepared for Solomon. But how can Solomon knows what the Lord is about to give to him? If we look at Solomon's answer to the Lord, we know that Solomon asked for wisdom and knowledge to be able to come out as a king who is able to rule and judge Israel. Solomon knew of his calling and vision which the Lord had given and Solomon also knew that the Lord had chosen him to bear this duty. Therefore, Solomon also know that if the Lord had chosen him, then the Lord will also equips him, thus Solomon asked for wisdom and knowledge, which are the things that he lacks and he needs to be able to fulfill the calling and vision of the Lord in his life. Solomon did not ask for what he wants, but he ask for what he needs to fulfill the calling of the Lord.

This is what we can learn from Solomon. This is how Solomon knew what the Lord is about to give to him. With the same method, we also know what the Lord is about to give to us and that way, we can asks of it from the Lord. If we are given a duty to shepherd His sheep, then the Lord has prepared everything that we need for us to be able to fulfill that duty. If we are given duty to evangelise, or mission to places that has not been reached, or music or anything, then the Lord has prepared what we need to fulfill that duty. Only it comes back to us, do we realise that we need all these things, or do we feel that we are able that we do not ask from Him? And that way, we do not ask for what we need but for what we want only? Let us learn to be humble, and see what we lack and what we need to be able to fulfill the calling and vision that the Lord had given in our lives. That way, the Lord is glorified, because He calls, He equips and lead until the end, if we stay faithful and obedient to Him. So,let us ask for what we need and not what we want, to fulfill the calling and vision of the Lord.

Friday, December 16, 2011

Peninggalan Yang Berharga | A Precious Legacy

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 29

Kita dapat melihat dari kehidupan Daud, bahwa sampai akhir hidupnya pun, ia  meninggikan Tuhan dan hidup untuk Tuhan. Bukan hanya itu saja, ia bahkan menjadi teladan bagi semua pemimpin di Israel dan rakyat untuk memberikan dengan sukarela kepada Tuhan apa yang memang Tuhan telah berikan kepadanya. Demi pekerjaan rumah Tuhan dan kemuliaan Tuhan, Daud memberikan begitu banyak harta miliknya pribadi untuk Tuhan dan itu diberikannya pula dengan rela hati dan tulus ikhlas. Dan ia juga meninggalkan suatu peninggalan yang luar biasa, yakni sikap hati yang patut diteladani bagi seluruh umat Israel.

Kita juga dapat meneladani dari peninggalan Daud ini. Kita dapat belajar untuk memberikan hidup kita kepada Tuhan, tetapi lebih dari itu, kita juga dapat belajar untuk meninggalkan peninggalan yang juga berharga seperti Daud. Kita dapat belajar untuk tidak memperkaya diri sendiri, tetapi untuk membagikan apa yang Tuhan telah berikan kepada kita, dalam hal materi, kebijaksanaan, hikmat dan pengenalan akan Tuhan. Oleh karena Daud, seluruh Israel juga hidup taat kepada Tuhan, dan biarlah kita juga mau memiliki pengaruh yang Daud milki ini. Marilah kita hidup dekat dengan Tuhan dan dapat mempengaruhi lingkungan kita dan sekitar kita untuk juga dapat mengasihi Tuhan. Biarlah kasih, kesetiaan dan ketaatan kita terpancarkan dari kehidupan kita dan membangun orang-orang di sekitar kita untuk juga mau mengasihi, setia dan taat kepada Tuhan. Biarlah kehidupan kita ini memancarkan Kristus dan memuliakan Tuhan. Biarlah kita juga pada akhirnya nanti meninggalkan peninggalan yang berharga seperti Daud.


English:

Bible Reading: 1Chronicles 29

We can see from the lives of David, that until the end of his life, he lifts the Lord on high and live only for the Lord. Not only that, he also became an example for all the leaders of Israelites and for the people to give with a willing heart for the Lord, what the Lord has given to him. For the works of the house of the Lord and the glory of the Lord, David gave so much of his own treasures and wealth for the Lord and it was given with a loyal heart and a willing mind. And he also left an amazing legacy, that is an attitude that is worthy to be followed for all Israelites.

We also can learn from David's legacy. We can learn to give our lives to the Lord, but more than that, we can also learn to leave a precious legacy like David. We can learn not to enrich ourselves, but to share what the Lord has given to us, in terms of material things, justice, wisdom, and knowing the Lord. Because of David, the whole Israel also lived obediently before the Lord and let us also want to have this kind of influence. Let us live intimately with the Lord and can influence our surroundings to also love the Lord. Let our love, faithfulness, and obedience be reflected in our lives and edify and encourage the people around us to also want to love, be faithful and obedient to the Lord. Let our lives reflect Christ and glorify the Lord. Let us also at the end of our lives, leave a precious legacy like David.

Thursday, December 15, 2011

Pengajaran Yesus | The Teaching of Jesus

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 7

Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana kita dapat membedakan mereka yang sungguh-sungguh melayani Tuhan dan mereka yang tidak, seperti orang-orang Farisi. Dan kita tahu bahwa orang-orang Farisi hanya mengetahui Firman dan tentang Tuhan, tetapi, mereka tidak mengenal Firman dan tidakmengenal Tuhan. Jadi, bukankah kita ingin agar hidup kita tidak seperti orang Farisi? Marilah kita camkan ajaran Tuhan Yesus dan ikutilah. Tuhan Yesus berkata bahwa mereka yang mau melakukan kehendak Tuhan, maka ia akan mengenal akan ajaran Tuhan. Jadi, kita perlu untuk mau melakukan kehendak Tuhan dan jika kita mau melakukan kehendak-Nya, maka kita perlu untuk mencari tahu apa itu kehendak-Nya lalu melakukannya. Dan untuk kita bisa tahu apa itu kehendak Tuhan, kita perlu untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam dan juga kita perlu untuk menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan melalui Roh Kudus-Nya yang telah dikirimkan untuk memimpin dan menolong kita. Jadi, bila kita tidak melakukan semua ini, maka kita mungkin tidak mau mengenal kehendak dan ajaran Tuhan dan jika tidak hati-hati, kita mungkin berjalan seperti orang Farisi.

Tuhan Yesus juga ajarkan agar kita tidak mencari hormat bagi diri kita sendiri. Tuhan berkata bahwa mereka yang berkata-kata akan dirinya sendiri itu mencari hormat bagi dirinya sendiri. Tetapi mereka yang hidupnya benar di hadapan Tuhan adalah mereka yang hidupnya mencari hormat bagi Tuhan Yesus Kristus. Jadi fokus kehidupan kita bukan lagi kita, tetapi Tuhan Yesus yang telah lahir di dalam kehidupan kita ketika kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita satu-satunya. Marilah kita tidak lagi memikirkan diri kita sendiri sehingga kita menjadi sombong dan tinggi hati, tetapi, biarlah kita tinggikan Tuhan di kehidupan kita, bicarakan Tuhan di kehidupan kita dan pikirkan Tuhan di kehidupan kita. Sebab apa yang kita pikirkan setiap saat, itu yang kita bicarakan setiap saat dan itulah yang kita tinggikan di kehidupan kita. Jadi marilah kita taruh Tuhan di tempat pertama di dalam hati, pikiran, mulut dan kehidupan kita, agar Tuhan yang ditinggikan dan bukan kita lagi. Terpujilah Tuhan Guru Yang Benar!


English:

Bible Reading: John 7

The Lord Jesus taught us how we can differentiate those who are truly serving the Lord and those who aren't, like the Pharisees. And we know that the Pharisees only know about the Word of God and about God but they do not know the Word of God and know God personally. So, don't we want our lives to be not like the Pharisees? Let us take heart what the Lord Jesus taught us and follow it. The Lord Jesus said that those who wants to do the will of God, he will know the teaching of the Lord. So, we need to want to do the will of God and if we want to do the will of God, then we need to find out what is His will and do it. And for us to know what is the will of God, we need to read and meditate the Word of God day and night, also we need to build an intimate relationship with the Lord through His Holy Spirit whom He has sent to lead and help us. So, if we do not do all these, then we may not want to know the will of God and if we are not careful, we may be walking like the Pharisees.

The Lord Jesus also taught us to not seek glory for ourselves. The Lord says that those who speaks of themselves are seeking glory for themselves. But those who lives righteously in front of the Lord are those whose lives seeks glory for the Lord Jesus Christ. SO our focus in life is no longer us, but the Lord Jesus who has been born in our lives when we received Him as our only Lord and Saviour. Let us no longer think of ourselves that we become boastful and proud, but let us glorify the Lord in our lives, talk about the Lord and think about the Lord in our lives. Because what we think every moment, that is what we speak every moment and that is what we lift up high in our lives. So, let us place the Lord in the no. 1 place in our hearts, minds, and lives, so that the Lord be glorified and not us. Blessed be the Lord, the Righteous Teacher!

Wednesday, December 14, 2011

Mengenal Tuhan | Knowing The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitaqb: 1Tawarikh 27-28

Seperti seorang pemimpin besar yang membagikan visi, itulah yang Daud lakukan di sini. Daud mengumpulkan semua pemimpin yang ada di Israel dan anaknya Salomo yang akan menjadi penerusnya, dan ia membagikan visi yang dari Tuhan untuk diteruskan setelah ia mati. Setelah visi itu dibagikan, Daud juga menguatkan hati mereka dan mengingatkan mereka untuk memelihara dan melakukan segala perintah Tuhan. Daud juga mengajarkan Salomo agar ia mengenal Tuhan, Allah Daud dan untuk beribadah dengan tulus ikhlas dan rela hati dan untuk mencari Tuhan sebab Tuhan yang akan selalu menyertai asalkan Salomo tetap setia.

Apa yang Daud bagikan kepada para pemimpin dan kepada Salomo adalah hal-hal yang perlu kita ikuti juga. Yakni, ketika kita mendapatkan visi dari Tuhan secara langsung, atau dari para pemimpin kita, maka kita perlu tahu bahwa tanpa Tuhan visi itu tidak akan berjalan. Kita perlu untuk mencari Tuhan, mengenal Tuhan, melakukan segala perintah-Nya dan untuk dengan tulus ikhlas dan rela hati mengikuti dan menyembah Tuhan. Hal ini berarti kita memberikan seluruh kehidupan kita untukl Tuhan dan untuk melaksanakan apa yang menjadi isi hati Tuhan. Semua itu dimulai dengan hati yang tulus dan rela hati untuk mencari Tuhan, sebab jika tidak, maka bagaimana kita akan dapat mengenal Tuhan? Dan bila kita mengenal Tuhan dan Firman-Nya, kita perlu lakukan karena itu yang Tuhan inginkan dan bila kita mengasihi-Nya, maka kita akan melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya. Oleh sebab itu, marilah kita mengenal Tuhan kita seperti Daud menghimbau Salomo untuk mengenal Tuhan.


English:

Bible Reading: 1Chronicles 27-28

Just like every great leader who shares his vision, that was what David did here. David gathered all the leaders in Israel and his son Solomon who is going to continue his throne, and he shared the vision from the Lord to be continued after he died. After the vision was shared, David also strengthen their hearts and remind them to seek out and do the commandments of the Lord. David also taught Solomon to know the Lord, David's God, and to worship with a loyal heart and willing mind, to seek the Lord because the Lord will always be there as long as Solomon is faithful.

What David shared to his leaders and Solomon are things that we need to follow too. That is, when we receive vision from the Lord Himself or from our leaders, then we need to know that without the Lord, the vision will not happen. We need to seek the Lord, know the Lord and do all His commandments and to follow and worship the Lord with a loyal heart and a willing mind. This means that we need to give our whole lives to the Lord and to do what is in His heart. All of that starts with a loyal heart and a willing mind to seek the Lord, because if not, then how can we know the Lord? And if we know the Lord and His Words, we need to do it, because that is what the Lord wants and if we love Him, then we will do what He wills. Therefore, let us know the Lord like David encourage Solomon to know the Lord.

Tuesday, December 13, 2011

Tuhan Di Tengah-Tengah Kita | The Lord In Our Midst

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 25-26

Jika kita lihat kembali akan jabatan-jabatan yang Tuhan berikan kepada orang Israel dalam melayani Tuhan dan umat-Nya, sungguh Tuhan itu luar biasa. Tuhan memberikan jabatan-jabatan yang mencakup segala yang diperlukan, dari para imam, yang mengurus rumah Tuhan, mengurus perbendaharaan, mengurus pintu gerbang, mengurus roti sajian, ada yang bernyanyi, memainkan musik, bernubuat, menjadi hakim dalam urusan rumah Tuhan dan raja di setiap daerah dan sebagainya. Orang Israel yang tadinya adalah budak dan tidak pernah mengerti akan bagaimana suatu kerajaan seharusnya berjalan, kini menjadi kerajaan yang kokoh dan yang memiliki segalanya dan segalanya berjalan dengan baik karena masing-masing memiliki tugas masing-masing. Bila bukan Tuhan yang mengatur segalanya, apakah mungkin untuk sekumpulan budak dapat menjadi kerajaan yang kokoh, rapih tersusun dan kuat? Satu hal yang penting adalah adanya Tuhan di tengah-tengah mereka, melalui penasihat-penasihat yang berbicara sesuai dengan kehendak Tuhan, nabi-nabi dan pelihat-pelihat yang menyampaikan kehendak Tuhan. Sungguh Tuhan itu luar biasa!

Begitulah seharusnya suatu pemerintahan berjalan, yakni dengan rapi tersusun dan dengan adanya orang-orang yang mencari kehendak Tuhan, memberikan nasihat yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan juga para nabi dan pelihat yang menyampaikan kehendak Tuhan kepada kepala pemerintahan dan rakyat. Oleh karena itu, marilah kta berdoa bagi negara di mana kita dilahirkan dan di mana kita tinggal, agar negara itu dapat berjalan sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi ini berlaku bukan hanya untuk negara, tetapi untuk keluarga kita dan gereja juga, yakni untuk adanya Tuhan di tengah-tengah kita dan ada Firman Tuhan yang membimbing. Oleh sebab itu, marilah kita biarkan Tuhan yang bekerja di tengah-tengah kita dan ikuti aturan Tuhan dan bukan aturan kita sendiri.


English:

Bible Reading: 1hronicles 25-26

If we see at the duties that the Lord had given to the Israelites in serving the Lord and His people, truly, the Lord is amazing. The Lord had given them duties that covers all that is needed, from the priests, those who take care of the house, who take care of the treasures, gatekeeper, taking care of the bread in the house of the Lord, those who sings, plays music, prophesy, those who judge with regards to the house of the Lord and the king's matter in every region and etc. Israelites who were slaves and never understood about how a kingdom should work, now has become a strong and established kingdom and had everything and everything is running well because each has its own duties. If it is not the Lord who orders it all, is it possible for slaves to become an established kingdom that is orderly and strong? One important things is the existence of the Lord in their midst, through the counselors who speaks according to the will of God, the prophets and seers who speaks the will of God. Truly the Lord is amazing!

This is how a government should run, that is, orderly, with people who seeks the will of God, giving advice that is according to the will of God and also having prophets and seers who speaks the will of God to the head of the government and to the people. Therefore, let us pray for the country where we were born and where we are now, so that country will be able to walk according to the Word of God. But this is not just for countries, but it is also for our families and churches, that is to have the Lord in our midst and the Word of God that leads us. Therefore, let us let the Lord work in our midst and let us follow His way and not our own way.

Monday, December 12, 2011

Berikan Yang Terbaik | Giving The Best

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 23-24

Sebelum Daud mati, dia sudah mempersiapkan segalanya untuk Salomo agar ia dapat membangun rumah Tuhan dengan segala yang terbaik. Tetapi ia tidak hanya berhenti di sana saja, Daud bahkan mengatur suku Lewi dan para imam agar mereka masing-masing memiliki jabatan dan tugas masing-masing dalam mengurusi rumah Tuhan. Sebab sekarang mereka sudah tidak perlu lagi ada jabatan untuk mengangkut tabut Allah, sebab tidak lagi di dalam tenda, tetapi di dalam rumah Tuhan, maka dari itu, ia membagi-bagikan setiap suku dengan tugasnya yang ada. Dari sini kita dapat melihat bahwa Daud tidak hanya memiliki hati yang tulus dan rindu untuk menyenangkan Tuhan, tetapi ia juga ingin agar segala hal yang dilakukan oleh umat Tuhan itu rapih dan layak untuk Tuhan. Daud benar-benar tidak sembarangan untuk Tuhan, ia memberikan yang terbaik dan menyusun pembagian penjagaan rumah Tuhan dengan penuh pemikiran dan tidak sembarangan.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita memberikan kepada Tuhan yang terbaik dan tidak sembarangan ataukah kita masih hanya memberikan Tuhan sisa-sisa dari apa yang kita masih punya? Sangatlah mudah untuk kita memenuhi keperluan kita dahulu dan memberikan untuk Tuhan segala yang masih ada sisa. Misalnya, sangat mudah untuk kita bangun pagi dan langsung sibuk sana sini mengurusi rumah tangga, atau siap-siap kerja atau siap-siap sekolah, atau bahkan langsung main game, buka komputer atau tv dan bila kita ingat, baru kita berdoa sebentar kepada Tuhan. Apakah ini memberikan yang terbaik bagi Tuhan? Apakah kita menghormati Tuhan bila kita melakukan hal ini? Marilah kita sadari dan mulailah kita menghormati, menghargai dan memberikan yang terbaik untuk Tuhan dalam segala hal di kehidupan kita. Soal waktu untuk Tuhan, membaca Firman, memuji Tuhan, berdoa, melakukan pekerjaan kita untuk Tuhan, memberikan persembahan kita dan sebagainya. Biarlah kita belajar seperti Daud yang memberikan yang terbaik sebab Tuhan layak menerima yang terbaik. Terpujilah Tuhan!


English:

Bible Reading: 1Chronicles 23-24

Before David died, he has prepared everything for Solomon so that he could build the house of the Lord with all that is the best. But he did not stop there, David also took care and assigned the Levites and the priests each to its own duties in taking care of the house of the Lord. Because now that they no longer has to move the ark of the Lord, because it will no longer be in a tent, but in the house of the Lord, therefore, he gave each family with a duty. From here, we can see that David not only has a pure and longing heart to please the Lord, but he also wants everything that is to be done by the people of the Lord be done accordingly, neatly and worthy for the Lord. David really is not just randomly do things for the Lord, he gave the best and he thought a lot and place each duties to each family with care.

What about us? Do we give the best to the Lord and not just as long as we do it, or do we only give what is leftover for the Lord? It is easy for us to fulfill our needs first and then give to the Lord what's leftover. For example, it is easy for us to wake up in the morning and be busy here and there, taking care of the house, getting ready for work, for school, or even went straight to play games, open computers or tv and if we remember, then we give a short prayer to the Lord. Is this giving the best for the Lord? Are we honouring the Lord if we do this? Let us realise and start honouring, appreciating and giving the best for the Lord in all things in our lives. Our time for the Lord, when we read the Word, praising God, praying, doing our work for the Lord, giving our offerings and etc. Let us learn to be like David who gave the best because the Lord deserves the best. Praise be to the Lord!

Sunday, December 11, 2011

Kehendak Tuhan | The Will of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 21-22

Sesungguhnya, Tuhan tidak dapat memaksakan kehendak-Nya kepada kita bila bukan kita yang meminta jalan-Nya atau meminta kepada-Nya untuk memaksakan kehendak-Nya kepada kita. Tetapi Tuhan selalu memberikan tanda-tanda dan hal-hal yang membuat kita mau memilih jalan yang benar. Misalnya, ketika Daud berdosa kepada Tuhan dengan berbuat sombong dan menghitung jumlah pasukannya, Tuhan memberikan 3 pilihan untuk Daud dan Daud memilih untuk jatuh di tangan Tuhan dan selama tiga hari, matilah 70.000 orang Israel. Tuhan menyesal dan ingin berhenti, tetapi tiga hari itu belum genap dan jika diteruskan maka akan makin banyak yang akan mati. Oleh karena itu Tuhan membiarkan Daud sehingga ia dapat melihat malaikat yang diutus-Nya untuk memusnahkan Yerusalem. Ketika Daud melihat malaikat itu dengan pedangnya teracung terhadap Yerusalem, maka Daud sujud dengan para tua-tua dengan berpakaian kabung dan meminta agar Tuhan melepaskan umat-Nya. Bila Daud tidak berdoa dan tidak mempersembahkan korban bakaran, maka Yerusalem pada hari itu akan musnah oleh karena perbuatan Daud. Tetapi karena Daud berdoa dan mempersembahkan korban, maka Tuhan mengangkat hukuman itu. Tetapi bila Tuhan tidak menunjukkan kepada Daud akan malaikat-Nya dengan pedang terhunus, maka Daud tidak akan sadar dan tidak akan berdoa dan mempersembahkan korban.

Dengan cara yang serupa, Tuhan seringkali memperlihatkan dan memberikan kepada kita tanda-tanda atau hal-hal yang membuat kita mengerti dan berdoa untuk apa yang dikehendaki oleh hati-Nya. Oleh karena itu, marilah kita buka mata, hati dan pikiran kita untuk Tuhan. Marilah kita serahkan kehidupan kita ini untuk kemuliaan Tuhan dan kehendak-Nya sehingga apa yang Tuhan tunjukkan kepada kita tidak terlewatkan begitu saja. Tetapi biarlah kita berdoa untuk mengenal kehendak-Nya, melakukannya dan bahkan untuk kita melepaskan kehendak bebas kita dan meminta agar kehendak-Nya yang dipaksakan dan terjadi di dalam kehidupan kita. Sebab Tuhan rindu melihat umat-Nya dekat dan mengenal hati-Nya dan melaksanakan-Nya. Jadi, marilah kita sadari bahwa Tuhanlah yang selalu memimpin kita untuk dapat mengerti isi hati-Nya, tetapi jika kita ingin lebih lagi, biarlah kita letakkan kehendak kita dan ambil kehendak-Nya.


English:

Bible Reading: 1Chronicles 21-22

Truly, the Lord cannot force His will upon us if it's not us who asks for His way or as of Him to force His will upon us. But the Lord always gives us signs and things that makes us want to choose the right way. For example, when David sinned against God by acting boastful and counting his men, the Lord gave him 3 choices and David chose to fall in the hand of God and within three days, 70,000 Israelites died. The Lord regretted and want to stop, but the three days is not yet complete and if it was to be continued, then there will be more people who will die. Therefore, the Lord let David see the angel that He sent to destroy Jerusalem. When David saw the angel with its sword heading towards Jerusalem, then David fell down on his knees with the elders and with sackcloth and ask for the Lord to stop. If David did not pray and did not offer up sacrifices, then Jerusalem will be destroyed that day because of David's sin. But because David prayed and offered sacrifice, the Lord took the punishment away. But if the Lord had not shown David his angel with the sword, then David would not have realised and would not pray and offer sacrifice.

With similar ways, the Lord often shows and gives us signs and things that makes us understand and pray for the things that His heart desires. Therefore, let us open our eyes, hearts and minds for the Lord. Let us surrender our lives for the glory and the will of the Lord, so that what He shows to us will not be missed just like that. But let us pray to know His will, to do it and even for us to let go of our free will and ask for His will be forced and be done in our lives. Because the Lord longs to see His people to be close to Him and know His heart and to do it. So, let us realise that the Lord is the One who always leads us to understand His heart, but if we want more, then let us lay down our will and take His will.

Saturday, December 10, 2011

Mengasihi Musuh Kita | Loving Our Enemies

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 19-20

Melalui kejadian dengan raja bani Amon, kita dapat melihat bahwa Daud memiliki karakter yang luar biasa. Dengan maksud baik, ia mengirimkan orang kepada raja bani Amon karena ayahnya baru saja meninggal, tetapi itu dibalasnya dengen kejahatan. Orang-orang suruhan Daud dipermalukannya. Daud bisa saja langsung marah dan langsung pergi menyerang mereka tanpa mereka mempersiapkan apa-apa, tetapi Daud tidak melakukan hal itu. Ia tidak menyerang bani Amon. Tetapi justru orang bani Amon pergi mengumpulkan bala bantuan dari orang Aram untuk menyerang Israel dan karena Daud mendengar bahwa mereka akan diserang, Daud mempersiapkan tentaranya untuk pergi berperang. Kita juga lihat bahwa Tuhan beserta dengan Israel sehingga mereka menang.

Bila kita tidak membaca dengan seksama, maka mungkin kita merasa bahwa Daud setelah dipermalukan pergi menyerang bani Amon karena kemarahannya, tetapi sebenarnya karena bani Amon yang memulai dahulu untuk memerangi Daud, maka Daud mempersiapkan tentaranya. Bagaimana dengan karakter dan sikap hati kita ketika kita atau keluarga kita dipermalukan atau diejek? Apakah kita akan terus marah dan akhirnya berdosa? Ataukah kita dapat melakukan apa yang Tuhan Yesus perintahkan, yakni untuk memberikan pipi kiri kita bila pipi kanan kita ditampar (Matius 5:39)  dan juga perintah untuk mengasihi musuh kita (Matius 5:44)? Biarlah kita belajar untuk memiliki sikap hati yang dapat mengasihi musuh kita, mengampuni mereka, mendoakan mereka dan bahkan biarlah kita latih diri kita untuk tidak berdosa bila kita marah. Tentunya kita tidak dapat melakukan hal ini sendirian dan dengan kekuatan kita, kita perlu untuk bersandar dan meminta kekuatan dari Roh Kudus. Oleh sebab itu, biarlah kita minta agar Roh Kudus yang ajarkan kita untuk dapat mengasihi musuh kita.


English:

Bible Reading: 1Chronicles 19-20

Through this event with the king of the Amonites, we can see that David has an amazing character. With a good intention, he sent his people to the king of Amonites, because his father just passed away, but it was return with evil. David's people was put to shame. David could went to rage and attack them straight away without them having time to prepare, but David did not do that. He did not attack the Amonites. But it was the Amonites who was getting help from Syrians to attack Israel and because David heard about how they are going to attack, David prepared his army to go to battle. We can also see that the Lord is with the Israelites that they won.

If we do not read it carefully, we might think that David after being put to shame. went straight to attack the Amonites because of his anger, but it was the Amonites who started the battle, and David prepared his army after hearing this. What about our character and attitude when we or our family are being put to shame or mocked? Do we go on rage and in the end sinned? Or are we able to do what the Lord Jesus has commanded us, that is to give our left cheek when our right cheek are slapped (Matthew 5:39) and also the command to love our enemies (Matthew 5:44)? Let us learn to have the attitude that is able to love our enemies, forgive them, pray for them and let us train ourselves to not sin when we are angry. Of course, we cannot do this on our own and with our own strength, we need to rely on and ask the power of the Holy Spirit. Therefore, let us ask the Holy Spirit to teach us to be able to love our enemies.

Friday, December 9, 2011

Karunia Bapa | Grace Of The Father

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yohanes 6

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Ia adalah roti hidup dan mereka yang memakan roti hidup akan hidup selama-lamanya. Tuhan di sini mengatakan akan bagaimana kita perlu untuk hidup di dalam Tuhan dan Firman-Nya, sebab itulah makanan rohani kita sehari-hari. Oleh sebab itu ,marilah kita makan Firman Tuhan setiap harinya agar roh kita terus kuat dan hidup di dalam Tuhan dan tidak mati karena tidak mendapatkan makanan. Tetapi Tuhan tidak berhenti mengajarkan kita di sini saja, Ia juga memberitahukan kepada kita bahwa tidak ada yang datang kepada Tuhan Yesus kalau Bapa tidak mengaruniakannya. Jadi, kita yang sudah percaya dan dapat mengenal Dia adalah karena karunia dan bukan karena hal-hal yang lainnya. Oleh karena itu marilah kita mengucap syukur senantiasa, sebab Ia begitu mengasihi kita. Tetapi janganlah kita berhenti hanya dengan mengucap syukur saja, tetapi biarlah kita juga berdoa bagi saudara-saudara, teman-teman dan orang-orang yang belum mengenal Tuhan agar mereka juga dapat mengalami karunia Bapa.

Marilah kita hidup senantiasa memberi makan roh kita dengan Firman Tuhan dan biarlah kita hidup penuh dengan ucapan syukur karena kasih karunia Tuhan dan biarlah kita berdoa dan bagikan kasih karunia itu kepada orang-orang di sekitar kita.


English:

Bible Reading: John 6

The Lord Jesus teaches that He is the bread of life and that those who eats of it will live forever. The Lord here is saying how we need to live in the Lord and His Words, because that is our daily food for our spiritual man. Therefore, let us eat the Word of God daily so that our spirit will be strong in the Lord and do not die because of lack of food. But the Lord did not stop there. He also teaches us that no one comes to the Lord Jesus if it is not the Father who gave grace to do so. So, we who have believed and know Him, it is all by grace and not by other things. Therefore, let us give thanks always, because He loves us so. But do not stop just by giving thanks, but let us also pray for our brethren, friends and others who have not yet known the Lord so that they too may experience the grace of the Father.

Let us always feed our spirit with the Word of God and let us live full of thanksgiving because of the grace of the Lord and let us pray and share that grace to the people around us.

Thursday, December 8, 2011

Panggilan & Bagian Kita Di Jaman Ini | Our Calling & Part In This Era

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 17-18

Saat kita melihat kembali kepada tanggapan Tuhan terhadap keinginan hati Daud untuk membangun rumah bagi Tuhan, kita dapat melihat bahwa Tuhan suka akan hatinya itu, tetapi itu bukanlah bagiannya Daud. Bagian Daud adalah untuk berperang dan untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya sehingga Israel menjadi kerajaan yang kokoh dan Tuhan dimuliakan. Sedangkan untuk membangun rumah Tuhan dan mengurusinya, itu adalah bagiannya anak Daud, Salomo. Dari sini kita dapat belajar akan 2 hal.

Yang pertama, setiap dari kita ada panggilannya masing-masing, dan tidak semua yang ada di hati kita itu yang Tuhan ingin kita lakukan. Oleh sebab itu, marilah kita belajar seperti Daud yang selalu bertanya kepada Tuhan sendiri dan melalui nabi. Biarlah kita bertanya kepada Tuhan akan apa yang Ia ingin kita lakukan dan naikkan kepada-Nya apa yang kita ingin lakukan untuk-Nya. Dengan begitu, kita tidak membuang waktu dan tenaga kita untuk hal yang bukan untuk kita, tetapi untuk orang lain.

Yang kedua, tiap generasi atau era, ada cara hidupnya masing-masing. Misalnya, pada jaman Saul dan Daud, itu adalah jaman peperangan untuk mengokohkan kerajaan Israel. Sedangkan pada jaman Salomo, itu adalah jamannya tenang, damai dan jamannya membangun relasi dengan kerajaan-kerajaan lainnya. Dan tiap orang yang ada di jaman itu melakukan bagiannya masing-masing dan memiliki cara hidupnya masing-masing. Pada jaman Daud, semuanya berlatih perang dan selalu siap siaga, sedangkan pada jaman Salomo, mereka lebih tenang dan lebih tidak khawatir karena tidak ada musuh yang menyerang mereka. Jadi, apakah jaman yang kita hadapi saat ini? Jika kita tidak tahu jaman apa yang kita hidupi saat ini, maka kita juga tidak tahu akan gaya hidup yang perlu kita hidupi. Dari yang dapat kita lihat, saat ini adalah jaman, di mana tanda-tanda akhir jaman sudah terlihat. Dan kita tahu di akhir jaman ini, inilah saatnya kita umat Tuhan, sebagai mempelai-Nya mempersiapkan diri untuk menyambut Tuhan, tetapi juga saat-saat di mana kita berperang, bukan melawan daging, tetapi melawan roh-roh dan penguasa-penguasa di udara (Efesus 6:12). Oleh sebab itu, marilah kita sadar akan jaman yang kita hidup saat ini dan biarlah kita hidup sesuai dengan jaman ini. Marilah kita hidup untuk mempersiapkan diri kita untuk menyambut Tuhan dan juga hidup selalu dekat dengan Tuhan, dengan Roh Kudus dan selalu siaga sebab peperangan rohani terjadi di mana-mana.

Marilah kita datang kepada Tuhan untuk meminta pimpinan-Nya agar kita dapat mengerti panggilan kita, bagian kita yang Ia ingin kita lakukan di jaman sekarang ini, jaman peperangan rohani dan persiapan mempelai Tuhan. Terpujilah Tuhan Allah yang membukakan rahasia-rahasia surgawi!


English:

Bible Reading: 1Chronicles 17-18

When we look again at the respond of the Lord towards the desire of David to build a house for the Lord, we can see that the Lord loves that heart, but it is not David's part to do. David's part is to got o war and to defeat the kingdoms sot hat Israel becomes an established kingdom and the Lord is glorified. While the part to build the house of the Lord and to take care of it falls to David's son, Solomon. From here, we can learn two things.

Firstly, everyone of us have our own calling and not all that is in our hearts is what the Lord wants us to do. Therefore, let us learn to be like David who always asks the Lord himself and through prophets. Let us ask the Lord of what He wants us to do and lift up to Him the things we want to do for Him. That way, we are not wasting time and resources in doing things that are not our parts but others.

Secondly, every generation or era has its own lifestyle. For example, during the times of Saul and David, it is times of war to establish the kingdom of Israel. While during the time of Solomon, that is the times of peace and to build relation with other kingdoms. And everyone who lives in those era does their part and have their own lifestyle. During the times of David, everyone is trained at war and always ready for war, while during the times of Solomon, they are more relax and less anxious because there are no enemies who are attacking them. So what kind of era do we live in now? If we do not know what kind of era we live in now, then we also do not know what kind of lifestyle we need to adopt. From what we can see, this is the era when the signs of the end times are seen. And we know that in the end times, it is time for the us, the people of God to prepare ourselves as His bride to welcome Him, but also it is a time of war, not against flesh, but it is against the rulers, authorities, powers and the spiritual forces of evil in the heavenly realms (Ephesians 6:12). Therefore, let us realise the era we live in and let us live accordingly. Let us live to prepare ourselves to welcome the Lord and also to live intimately with the Lord and the Holy Spirit and always ready because the spiritual warfare is happening everywhere.

Let us come to the Lord to ask for His guidance so that we would understand our calling and parts what He wants us to do in this era, the era of spiritual warfare and to prepare the bride of the Lord. Blessed be the Lord God who reveal the secrets of heavens!

Wednesday, December 7, 2011

Meninggikan Tuhan | Lifting The Lord on High

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 15-16

Daud membawa Tabut Allah masuk ke Yerusalem, ke kota Daud, dan di sana ia penuh dengan nyanyian, tarian, sukacita yang melimpah. Ketika Tabut Allah itu masuk, Daud dan seluruh umat Israel bersorak-sorai, menaikkan pujian, penyembahan, tarian, musik, dan memberikan persembahan kepada Tuhan. Khususnya, Daud, yang adalah raja, tetapi ia tidak memperdulikan jabatannya di hadapan Tuhan dan ia menari-nari di hadapan Tuhan dan rakyat sedemikian rupa hingga Mikhal memandang rendah Daud. Sungguh hati Daud terhadap Tuhan itu tulus, murni dan penuh dengan hormat dan pujian.

Apakah kita memiliki apa yang Daud miliki? Apakah kita mau miliki apa yang Daud miliki? Apakah kita begitu mengasihi, menghormati dan memuji Tuhan sehingga dengan adanya Tuhan dalam kehidupan kita, kita penuh dengan pujian, ucapan syukur, dan penyembahan kepada Tuhan? Apakah kita rela dianggap seperti orang gila dalam hal memuji, menyembah dan meninggkan Tuhan dalam hidup kita? Ataukah kita masih memikirkan harga diri kita, bagaimana orang akan memandang kita dan sebagainya? Marilah kita belajar seperti Daud yang jujur, di hadapan Tuhan dan orang-orang. Marilah kita tidak memakai topeng ataupun menutup-tutupi atau menekan sukacita, pujian dan penyembahan kita hanya karena kita takut akan apa yang orang akan katakan nanti. Biarlah kita tinggikan Tuhan melebihi harga diri kita, melebihi martabat diri kita sendiri. Bukankah apa yang Tuhan akan katakan kepada kita dan pikir tentang kita jauh lebih berharga daripada kata-kata atau pandangan orang-orang di dunai ini? Maka dari itu, biarlah kita melepaskan segala hal yang membatasi kita untuk memuji dan menyembah Tuhan dengan segenap jiwa, kekuatan, hati dan pikiran kita. Terpujilah Tuhan Allah yang layak dipuji!


English:

Bible Reading: 1Chronicles 15-16

David brought the Ark of the Lord into Jerusalem, the city of David and there he was full of singing, dancing, and abundance of joy. When the Ark of the Lord enters, David and all the Israelites lift a shout of praise, worship, dancing, music and offer sacrifices to the Lord. Especially David, who was king, but he did not care for his position in front of the Lord and he danced before the Lord and the people such that Michal despised him. Truly the heart of David towards God is pure, sincere and full of honour and praise.

Do we have what David had? Do we want to have what David had? Do we love, honour and praise God so much that with God in our lives, we are full of praise, thanksgiving and worship to Him? Are we willing to be perceived or looked at as a crazy person in terms of praising, worshiping and lifting the Lord high in our lives? Or do we still think of our pride and how others will perceive us and etc? Let us learn to be like David who is honest before the Lord and the people. Let us not wear masks or trying to cover up or suppress the joy, praise and worship just because we are afraid of what others might say or think. Let us lift the Lord higher than our pride, higher than our honour. Isn't what the Lord will say or think far more precious and meaningful than what others might say or think? Therefore, let us let go of all things that hinders us from praising and worshiping the Lord with all of our soul, strength, heart and mind. Blessed be the Lord who is worthy to be praised!

Tuesday, December 6, 2011

Jalan Tuhan | The Path of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 13-14

Kita melihat kembali akan bagaimana dashyatnya Tuhan memimpin Daud dalam memenangkan peperangan-peperangan yang ia hadapi. Dari peperangannya melawan orang Filistin, kita dapat lihat bahwa Daud bertanya dahulu kepada Tuhan sebelum ia pergi menyerang. Daud meminta petunjuk Tuhan dan jalan Tuhan, sebab ia tahu bahwa Tuhan telah merencanakan segalanya dan menentukan jalannya, dan bila ia taat, maka ia akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan . Dan kita lihat bahwa ketika Daud taat kepada Tuhan, ia memukul kalah orang Filistin 2 kali dengan cara yang berbeda walaupun di tempat yang sama.  Sungguh Tuhan itu luar biasa.

Marilah kita belajar seperti Daud yang bertanya dan meminta petunjuk Tuhan dalam langkah hidupnya. Tetapi janganlah kita hanya meminta petunjuk, tetapi biarlah kita benar-benar menyerahkan seluruh kehidupan kita di tangan Tuhan, dan mau taat dan setia mengikuti jalan yang telah ditunjukkan-Nya kepada kita. Kita tahu bahwa Tuhan memiliki rencana bagi kita dan ada jalan Tuhan yang perlu kita ikuti, tetapi seringkali kita tidak mau mencari tahu apa jalan itu atau kita sudah memilih jalan kita sendiri sehingga apapun yang Tuhan tunjukkan kepada kita, kita tidak mau mengikutinya. Marilah kita benar-benar meletakkan dan melepaskan segala pemikiran, jalan dan rencana kita kepada Tuhan, sehingga ketika kita meminta petunjuk, hati dan pikiran kita terbuka akan jawaban-Nya dan tidak tertutupi oleh segala apa yang telah ktia tentukan atau pikirkan. Biarlah kita belajar untuk benar-benar berserah dan mencari jalan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita, seperti Daud.


English:

Bible Reading: 1Chronicles 13-14

We can see again of how the Lord led David with a mighty hand to win the battles he fought. From his battle against the Philistines, we can see that David ask God before he went to battle. David ask for guidance and the way of God, because he knows that the Lord had planned everything and has set the path, and if he is obedient, then he will see the glory of the Lord be revealed. And we can see that when David obeyed the Lord, he defeated the Philistines twice with a different method, though at the same place. Truly the Lord is amazing.

Let us learn to be like David who asks for the Lord's guidance in the steps he take in his life. But do not just ask, but let us also really surrender all of our lives in the hands of the Lord and want to obey and be faithful to follow the path He has shown to us. We know that the Lord has plans for us and there is a path of God that we need to follow, but may times, we do not want to find out what that path is or that we have chosen a path for ourselves that whatever the Lord shows to us, we do not want to follow. Let us really lay down and let go of all our mindset, paths and plans to the Lord, so that when we ask for guidance, our hearts and minds will be open to His answers and will not be closed or hindered by what we have decided upon or by our mindset. Let us learn to really surrender and seek the path of God in every step of our lives, like David did.