Friday, September 30, 2011

Menyerahkan Kepada Tuhan | Surrendering To The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 30-31

Ketika Daud mengalami kemalangan di mana istri-istri dan barang miliknya dan pengikutnya dijarah orang Amalek, Daud tidak langsung menyerang Amalek dengan kemarahan atau karena kepedihan hatinya. Tetapi Daud tetap kembali kepada Tuhan untuk meminta petunjuk-Nya. ini menunjukkan ketergantungan dan penyerahan Daud kepada Tuhan dan juga akan iman Daud kepada Tuhan yang adalah Pembelanya.

Mari kita belajar seperti Daud yang, walaupun dalam kemarahan dan kepedihan, kita tidak mengambil masalah di tangan kita sendiri, tetapi kita menyerahkannya kepada Tuhan, bertanya akan petunjuk dan kehendak Tuhan.


English:

Bible Reading: 1Samuel 30-31

When David was faced with troubles where his and his people's wives and belonging by the Amalekites, David did not go and attack based on his anger and anguish. But David still went back to the Lord to ask for guidance. This shows His total dependance upon the Lord and his surrender to the Lord and shows his faith to the Lord for He is his Defender.

Let us learn from David, whom in anger and anguish, we do not take matters into our own hands, but giving it to the Lord, asking for His guidance and His Will.
Blessings,
Maruli Saputra

Thursday, September 29, 2011

Pohon Yang Tidak Berbuah | The Unfruitful Tree

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 13

Tuhan Yesus mengajarkan dan menegur dengan keras ketika Ia memberikan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Jika kita sebagai orang percaya yang telah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat dan yang telah mendengarkan Firman sekian lama, tetapi hidup kita tidak pernah berubah, tidak ada pertobatan yang sungguh-sungguh dan tidak ada buah yang kelihatan, maka seperti pohon ara yang tidak berbuah ini, kita akan ditebang. Sebagai orang percaya yang telah lahir baru, tentunya kita akan tumbuh menjadi makin dewasa seperti layaknya seorang bayi yang baru lahir akan tumbuh menjadi dewasa dengan berselangnya waktu. Tetapi bila kita tidak berbuah dan tidak ada perubahan dalam kehidupan kita, maka kita seumpama seorang bayi yang tidak tumbuh-tumbuh dan terus menjadi seorang bayi, walaupun sudah bertahun-tahun diberi makan. Hal inilah yang Tuhan tidak ingin kita lakukan, yakni untuk hanya menerima Firman tetapi tidak pernah menjalaninya, menghidupinya, atau membagikannya. Sebab bila kita melakukan semua itu, kita pasti akan bertumbuh, berubah dan berbuah.

Maka dari itu marilah kita periksa kehidupan kita setiap harinya. Apakah kita hanya mendengarkan Firman dan menerima saja? Apakah kita ada keinginan untuk melakukan Firman tetapi pada akhirnya tetap tidak ada tindakannya? Ataukah kita mendengarkan, lalu menghidupi dan melakukannya? Marilah kita yang telah diberi makan terus menerus, hasilkan buah agar orang lain dapat menikmatinya. Marilah kita dengarkan, lakukan dan hidupi Firman Tuhan agar kita tidak menjadi pohon yang tidak berbuah atau bayi yang tidak pernah tumbuh-tuimbuh. Terpujilah Tuhan yang masih sayang kepada kita sehingga Ia masih mau menegur dan menasihati kita.

English:

Bible Reading: Luke 13

The Lord Jesus taught and rebuke harshly when He gave the illustration of the fig tree which never bear fruits. If we as believers who have received the Lord Jesus Christ as our only Lord and Saviour and have listened to the Word of God for a long time, but our lives have never changed, no true repentance and there is no apparent fruits, then like this fig tree, we will be cut down. As believers who have been new born again, of course we will grow to be more mature as the norm should be. But if have never bear any fruits and there is no change in our lives, then we are like a baby who stays as a baby though we've been fed for many years. This is what the Lord does not want us to do, that is to just receive the Word but never walk, live or share it. Because if we do all that, then we will definitely grow, change and be fruitful.

Therefore, let us check our lives everyday. Do we only listens to the Word of God and only receiving? Do we have the desire to do the Word of God but in the end there is no action? Or do we listen, then live in it and do it? Let us, who have been fed, bear fruits so that others may enjoy it. Let us listen, do and live the Word of God so that we won't be like the unfruitful tree or the baby who never grows. Blessed be the Lord who still loves us so much that He is still willing to rebuke and advises us.

Wednesday, September 28, 2011

Hidup Dengan Integritas | Living With Integrity

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 28-29

Daud hidup di dalam perkenanan Tuhan dan manusia. di manapun ia berada, Tuhan besertanya dan orang-orang disekitarnya pun mengasihi dia. Bahkan, walaupun ia berada di daerah musuh, ia tetap disukai oleh orang banyak dan ada perkenanan Tuhan dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh sifat Daud  yang lurus, benar, jujur dan penuh dengan integritas.

Hal inilah yang perlu kita pelajari dari Daud, yakni untuk memiliki sifat yang jujur, benar dan penuh integritas. Di dalam segala aspek kehidupan kita, biarlah kita lakukan apa yang kita katakan, perbuat apa yang kita ajarkan dan biarlah kita berdiri teguh di dalam percaya kita di dalam Tuhan dan tidak jadi mengikuti orang banyak di sekitar kita. Biarlah kita memiliki integritas di dalam hidup kita. Seperti Amsal 3:3-4 berkata, "Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah tu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia." Inilah kunci untuk kita hidup memiliki perkenanan Tuhan dan manusia. Jadi, biarlah kita hidup di dalam kasih, kesetiaan, integritas, kebenaran dan kejujuran, agar hidup kita memancarkan Tuhan dan memuliakan nama Tuhan.


English:

Bible Reading: 1Samuel 28-29

David lives in the favour of God and men where ever he goes. The Lord is with him and the people around him also loves him. Even when he is in the land of the enemy, he is still loved by many people and there is favour of God and men upon him. This is because of his attitude which is true, honest and full of integrity.

This is what we should learn from David, that is to have attitude that is honest, true and full of integrity. In all aspects of our lives, let us do what we say, do what we taught and let us stand firm in what we believe in the Lord and do not follow the majority of people around us. Let us have integrity in our lives. Just like Proverbs 3:3-4 which says, "Let not mercy and truth forsake you, bind them around your neck, write them on the tablet of your heart, and so find favor and high esteem in the sight of God and man." This is the key for us to have favour of God and men in our lives. So, let us live in love, faithfulness, integrity, truth and honesty so that our lives reflects the Lord and glorifies the name of the Lord.

Tuesday, September 27, 2011

Melepaskan | Letting Go

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 26-27

Saul sudah pernah sekali dilepaskan oleh Daud ketika memang ada kesempatan untuk Daud membunuh Saul dan pada waktu itu Saul bertobat dan berkata bahwa ia tidak akan lagi mengejar Daud. Tetapi sekarang ditemukan bahwa Saul kembali mengejar Daud dan ingin membunuhnya. Dan hal yang sama Tuhan lakukan terhadap Saul, yakni menyerahkannya kepada Daud, tetapi Daud mengenal kebenaran Allah dan ia tidak membunuh orang yang diurapi Tuhan. Berarti sudah dua kali nyawa Saul luput dari kematian karena belas kasihan Daud, dan kali ini juga ia berkata bahwa ia tidak akan mengejar Daud lagi. Bila nyawa kita sudah dua kali teluput dari kematian oleh karena orang yang kita kejar menunjukkan belas kasihan kepada kita, bukankah kita benar-benar akan bertobat dan tidak lagi ingin mengejar orang itu? Demikian juga seharusnya dengan Saul, tetapi Daud yang tahu bahwa hal itu tidak tahan lama dan Saul pasti akan kembali mengejarnya lagi, maka dari itu ia lari ke daerah musuh dan tinggal di sana dan itulah yang memberhentikan Saul dari mengejar Daud lagi.

Saul terus menerus kembali mengejar Daud karena di dalam hatinya ia masih belum bertobat dan ia masih belum melepaskan rasa iri dan dengkinya terhadap Daud. Terkadang kita juga sama seperti Saul. Kita masih suka berpegang terhadap iri hati, dengki, kesal dan tidak mau mengampuni terhadap orang-orang di dalam kehidupan kita. Mungkin kita sudah diperingati atau ditegur oleh Tuhan untuk bertobat, tetapi itu hanya bertahan sementara karena kita masih belum dapat melepaskannya. Marilah kita periksa hati kita akan semua hal-hal yang masih menjerat dan masih kita pegang. Biarlah kita benar-benar bertobat di hadapan Tuhan, melepaskan segala iri hati, dengki, benci, sakit hati yang ada di dalam hati dan hidup kita. Biarlah kita melepaskan pengampunan kepada orang-orang dan biarlah kita dapat 100% bebas dan lepas dan bertobat sehingga kita tidak seperti Saul yang terus menerus kembali untuk mengejar Daud untuk membunuhnya. Biarlah kita melepaskannya untuk Tuhan yang ambil alih kehidupan dan hati kita.


English:

Bible Reading: 1Samuel 26-27

Saul has once been let go by David when there was a chance for David to kill Saul and at that time Saul repented and said that he will not go after David again. But now, it was found that Saul is again chasing after David to kill him. And the same thing the Lord did to Saul, that is giving him at the mercy of David but David who knows the truth of God do not want to kill the anointed man of God. This means that Saul's life was saved twice from death by David's mercy and this time Saul also said that he will not go after David again. If our lives have missed death twice because the person we are chasing had mercy upon us, would we not really repent and stop going after that person? So should Saul, but David knew that it wouldn't last long and that Saul will again chase after him, that's why he ran to the enemy's camp and stayed there and that's what stopped Saul from going after David.

Saul kept on coming back to chase after David because in his heart he has not really repented and he has not let go of his jealousy and spite towards David. Sometimes, we are the same as Saul. We still like to hold on to our jealousy, hate, anger and unforgiveness towards others in our lives. Maybe we have been reminded or rebuke by the Lord to repent, but it only lasted a while because we haven't let go yet. Let us check our hearts of all these things that still entrap us and that we still hold on to. Let us really repent before the Lord, letting go of all jealousy, hate, spite, bitterness that is in our hearts and lives. Let us release forgiveness to others and let us be 100% free and repent so that we would not be like Saul who kept on going back to chase after David to kill him Let us let go for the Lord to take over our lives and hearts.

Monday, September 26, 2011

Tuhan Berbicara | The Lord Speaks

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 25

Tuhan berbicara kepada umat-Nya dan Ia berkomunikasi dengan kita dalam berbagai cara. Dalam kisah Daud ini, Tuhan berbicara kepada Daud melalui Abigal. Seperti Tuhan memakai Abigail untuk memberhentikan Daud dari melakukan kesalahan dengan ingin maju membunuh Nabal beserta seluruh isi rumahnya, demikian juga Tuhan kadang memakai orang-orang di sekitar kita untuk menasihati, menegur atau mengajar kita akan apa yang Ia ingin kita lakukan. Ini adalah salah satu cara Tuhan berkomunikasi dengan kita. Sebelumnya kita melihat bahwa Tuhan berbicara sendiri kepada Daud, dan Tuhan juga pernah berbicara melalui nabi-Nya kepada Daud. Jadi, Tuhan dapat berbicara kepada kita melalui banyak hal seperti Firman-Nya, bisikan Roh Kudus, melalui pemimpin atau nabi-nabi-Nya, melalui mimpi ataupun juga melalui orang-orang di sekitar kita.

Jadi, janganlah kita membatasi Tuhan. Tuhan dapat berbicara kepada kita melalui banyak cara dan jika hati kita terbuka dan selalu haus akan Tuhan, maka kita akan dilatih untuk mendengar suara-Nya. Makin kita luangkan banyak waktu dengan Tuhan, maka makin kita mengenal sifat-Nya, karakter-Nya dan suara-Nya. Dengan begitu ketika Tuhan berbicara, melalui cara apapun, kita akan tahu kalau itu Tuhan. Maka dari itu, marilah kita terus bersekutu dengan Tuhan dan marilah kita buka hati dan jangan batasi cara Tuhan berbicara dengan kita.


English
:

Bible Reading: 1Samuel 25

The Lord speaks to His people and He speaks with us in many ways. In this story of David, the Lord speaks with David through Abigail. Just like the Lord used Abigail to stop David from making a mistake by wanting to kill Nabal and his household, the Lord also sometimes uses the people around us to advice, rebuke or teach us of what He wants us to do. This is one of the way the Lord communicates with us. Previously we can see that the Lord speaks to David Himself and He also have spoke to David through His prophet. So the Lord is able to speak to us through many ways such as His Word, the voice of the Holy Spirit, through our leaders or His prophets, through dreams or also through the people around us.

So, do not limit God. The Lord is able to speak to us in many ways and if our hearts are open and always thirsty for God, then we will be trained to hear His voice. The more time we spend with the Lord, then the more we will know His character, attitude and voice. That way when the Lord speaks through what ever means He wants, we will know that it is the Lord. Therefore, let us keep on having an intimate relationship with the Lord and let us open our hearts and do no limit the ways the Lord speaks to us.

Sunday, September 25, 2011

Jangan Mengejar Hal-Hal Yang Sia-Sia | Do Not Chase After Useless Things

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 12

Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita hal-hal yang penting yang perlu kita perhatikan dan hidupi di dalam kehidupan kita ini. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa segala hal yang ada di dunia ini itu fana dan hanya sementara, oleh sebab itu tidaklah ada gunanya jika kita menjadi kuatir, cemas dan takut karena hal-hal itu. Tetapi yang penting adalah untuk kita menabur dan melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kekal, yakni hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan Yesus Kristus.

Sebab bila kita kuatir akan apa yang akan kita makan, apa yang akan kita pakai dan sebagainya, maka hidup kita ini akan selalu penuh dengan kekuatiran, padahal hal itu tidak ada gunanya dan tidak akan menambahkan apa-apa di dalam kehidupan kita. Bila kita mengejar kekayaan, maka bila kita mati, kitapun tidak akan membawa harta itu. Jadi, semua yang kita kejar di dunia ini tidaklah ada artinya. Tetapi bila kita mengejar apa yang ada di surga, maka kita akan menerima hasilnya, sebab pada akhirnya kita akan mendapatkan hidup yang kekal. Yang penting adalah untuk kita hidup dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki dan apa yang Firman Tuhan katakan. Jadi, mari kita berhenti mengejar hal-hal di dunia yang sia-sia akhirnya, dan marilah kita fokuskan kehidupan kita kepada Tuhan Yesus Kristus dan marilah kita lakukan segalanya untuk Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber segalanya.


English:

Bible Reading: Luke 12

The Lord Jesus taught to us important things that we need to look out for and live for in our lives. The Lord Jesus taught that everything that is in this world is temporary, that's why it is of no use for us to worry, anxious and afraid of these things. But what's important is for us to sow and do the things that has to do with eternal life, that is things of the Lord Jesus Christ.

Because if we worry of what we eat, of what we would wear and etc, then our lives will always be full of worries, even though worrying is useless and would not add anything to our lives. If we chase after wealth, then if we die, we would not take those wealth with us. So everything that we chase for in this world is useless. But if we chase after what is in heaven, then we will receive its results, because in the end, we will receive eternal life. What's important is for us to live and do what the Lord wills and what the Word of God says. So, let us stop chasing after the things of the world which are useless in the end and let us focus our lives to the Lord Jesus Christ and let us do everything for the Lord Jesus Christ who is the source of all things.

Saturday, September 24, 2011

Kembali Kepada Tuhan | Going Back To The Lord‏

Indo

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 23-24

Kita dapat melihat perbedaan antara Daud dan Saul sebagai seorang pemimpin dan juga sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Dahulu, ketka Saul didesak oleh rakyat, ia langsung menurutinya agar ia memenangkan hati rakyat. Tetapi Daud tidak demikian. Ketika Daud ada kesempatan untuk menyerang bangsa Filistin dan menyelamatkan suatu kota, Daud bertanya dahulu kepada Tuhan. Dan ketika para pengikutnya mempertanyakan jawaban Tuhan karena memang secara logika masuk akal, Daud tidak langsung mengikuti kata-kata para pengikutnya, tetapi Daud kembali bertanya kepada Tuhan untuk petunjuk dan akhirnya Daud taat kepada Tuhan dan mengalami kemenangan. Bukan hanya itu saja, tetapi Daud selalu bertanya kepada Tuhan dan selalu berlaku benar di hadapan Tuhan.

Hal inilah yang perlu kita pelajari dari Daud. Bila kita sedang menunggu jawaban Tuhan akan suatu hal dan bila kita mendapatkan suatu jawaban dan orang-orang di sekitar kita mengatakan hal yang berbeda, baik itu karena hal yang masuk di akal atau hal yang memang wajar dilakukan, biarlah kita tidak langsung mengambil keputusan akan hal yang kita doakan itu. Tetapi biarlah kita benar-benar kembali kepada Tuhan dan bertanya kembali akan hal yang kita doakan itu. Mintalah petunjuk Tuhan akan jalan mana yang perlu kita tempuh, apa yang perlu kita lakukan, atau yang manakah yang memang Tuhan ingin kita lakukan mengenai hal yang kita doakan itu. Ingatlah selalu untuk kembali kepada Tuhan dalam segala keputusan dan pilihan hidup agar kita tidak salah jalan tetapi agar kita tetap berjalan di dalam rencana Tuhan. Terpujilah Tuhan yang selalu menjawab doa-doa umat-Nya yang mengasihi-Nya!


English

Bible Reading: 1Samuel 23-24

We can see the difference between Saul and David as a leader and as a believer. In the past, when Saul was cornered by the people, he went and followed what the people want so that he can win the hearts of the people of Israelites. But David did not. When David had a chance to attack the Philistines and save a city, David asked the Lord first. And when his followers questioned God's answer because it is what seems like the logical thing to do, David did not immediately follow the words of his followers, but David went back to the Lord to ask of Him about this matter and for guidance and in the end David obeyed the Lord and experienced victory.

This is what we should learn from David. If we are waiting for an answer from the Lord about something and if we have received an answer and the people around us are saying a different thing, may it be because it makes sense or the logical thing to do, let us not immediately take a decision. But let us really go back to the Lord and asks of Him again about the matter. Ask for guidance on which path we should walk, what we should do or which one that the Lord wants us to do. Remember to always go back to the Lord in all decisions and choices in life so that we would not walk in the wrong path but we would keep on walking in the Lord's plan. Blessed be the Lord who always answers the prayers of those who loves Him!

Friday, September 23, 2011

Fokus Kepada Tuhan | Focus On The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab:1Samuel 21-22

Kita dapat melihat bagaimana Saul begitu kejam terhadap segala hal atau orang-orang yang mendukung Daud. Saul melakukan semua hal ini karena ia takut kalau-kalau Daud akan menjatuhkan dia dari kedudukan raja. Kita dapat melihat bahwa Saul menjadi sangat gila akan posisi dan kedudukan sehingga ia berupaya keras agar tidak ada yang merebut kedudukan raja itu daripadanya. Oleh sebab itulah Saul juga ingin membunuh Daud, sebab Daud lebih sukses dan melakukan banyak hal yang perkasa dalam peperangan dibandingkan dengan Saul. Bila kita lihat perjalanan kehidupan Saul, ia yang awalnya hanyalah rakyat biasa, sama-sama satu bangsa Israel yang kecil. Tetapi setelah ia merasakan kedudukan dan posisi sebagai raja, yakni segala harta, kekayaan, pemerintahan yang ia pegang, Saul menjadi terjerat dan ia jadi mengutamakan posisi dan kedudukannya sebagai raja melebihi Tuhan. Dia bahkan rela membunuh untuk tetap memiliki kedudukan ini. Sungguh Saul telah benar-benar jatuh ke dalam lubang yang dalam.

Secara sadar atau tidak sadar, kita juga sering berada di dalam keadaan seperti Saul. Biasanya, pada mulanya kita merasa bahwa hal itu tidak akan terjadi terhadap kita, tetapi setelah kita mengalami kekayaan, kedudukan yang tinggi, kehormatan, ketenaran dan sebagainya, tidaklah mudah untuk kita tetap menjadi orang yang sama sebelum kita mendapatkan semuanya itu. Seringkali hal-hal inilah yang menjadi jerat kita untuk menjauh dari Tuhan dan lebih mementingkan diri kita sendiri. Mungkin hal itu sesuatu yang kita kejar, kedudukan yang tinggi di dalam perusahaan di mana kita bekerja, mungkin itu membuka bisnis sendiri, atau juga di angkat menjadi orang kepercayaan atasan atau bos kita. Hal-hal ini dapat membuat kita menjadi sombong dan ketagihan akan semua kehormatan dan kekayaan dunia yang kita dapatkan.

Oleh sebab itu, marilah kita sekarang melihat ke dalam kehidupan kita. Adakah kita seperti Saul yang awalnya memang bukan apa-apa, tetapi sekarang memiliki kekayaan, ketenaran, kehormatan dan kedudukan yang tinggi? Bila iya atau bila kita berada di jalan yang sama menuju ke sana, marilah kita periksa hati kita. Adakah kita berubah dan menjadi lebih sibuk akan hal-hal ini dan makin lama kita makin lupa atau makin tidak sempat untuk Tuhan? Bila memang fokus kita kepada Tuhan makin menurun, maka marilah kita bertobat! Janganlah sampai kita jatuh ke dalam lubang yang dalam seperti Saul yang sampai rela membunuh untuk mempertahankan tahtanya. Tetapi biarlah kita ingat bahwa segalanya datang dari Tuhan dan biarlah kita terus hidup di dalam kerendahan hati, mengingat bahwa Tuhanlah yang memampukan dan memberikannya kepada kita dan bukan karena kehebatan kita. Marilah kita fokus kepada Tuhan setiap harinya sebab Dialah yang empunya dan yang memberikan kepada kita.


English:


Bible Reading: 1Samuel 21-22

We can see how Saul is so wicked towards those who supports David. Saul did all these because he is afraid if David would rise up and make him fall from his throne. We can see that Saul is mad of his position that he is doing all that he can so that no one can take that position as a king from him. That is why Saul also wants to kill David, because David is more successful and have done many mighty things in the battles compared to Saul. If we look at the journey of life of Saul, he who first was just a normal citizen, an Israelites from a small tribe. But after he experienced position as a king, including all the wealth, money and power that he holds, Saul became entrapped and he prioritised his position as king more than the Lord. He is even willing to kill to keep his throne. Truly, Saul has fallen into a deep pit.

Whether we realise it or not, many times we are also in the same position as Saul. Normally, at the start, we feel that it won't happen to us, but after we have experience the wealth, position, honour, fame and etc, it is not easy for us to be the same man before we experience all that. Many times these things are the one that entrapped us and makes us walk away from the Lord and focus more on ourselves. Maybe this is something that we are reaching for, a high position in the company where we work, maybe its opening our own business, or being placed as the most trusted man by our our manager or boss. These things can make us boastful and wanting more of all that fame and wealth that we receive.

Therefore, let us now look at our lives. Are we like Saul who was nothing but not has wealth, fame, honour and high position? If yes or if we are on the same path, let us check our hearts. Have we change and became more busy with these things that the more we walk the more we forget about the Lord or have no time for the Lord? If our focus to the Lord starts to degrade, then let us repent! Do not let ourselves fall into a deep pit like Saul who is even willing to kill to maintain his throne. But let us remember that everything comes from the Lord and let us keep on living in humility and a humble heart, remembering that the Lord is the One who gives the ability and gave everything to us and it is not because of our greatness or strengths, Let us focus on the Lord every day because He is the one who owns all things and gives it to us.

Thursday, September 22, 2011

Tetap Berlaku Benar | Still Doing The Right Thing

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 19-20

Kisah persahabatan antara Daud dan Yonatan sangatlah indah.Kedua-duanya saling mengasihi melebihi saudaranya sendiri dan kedua-duanya berjalan di dalam kebenaran Tuhan. Ketika Saul ingin membunuh Daud, Yonatan berupaya sebisanya agar Saul tidak membunuh Daud sampai-sampai nyawanya sendiripun terancam. Yonatanpun melakukan sebisanya agar Daud juga dapat lepas dan lari dari Saul yang ingin membunuhnya. Walaupun Yonatan sangat mengasihi Daud dan walaupun Saul bersalah, tetapi Yonatan mengerti akan kebenaran Tuhan dan ia tidak melanggarnya. Yonatan membantu Daud sebisanya agar tidak dibunuh oleh Saul, tetapi Yonatan juga tidak berdosa di hadapan Tuhan dengan tidak melawan dan memberontak kepada Saul yang adalah ayahnya dan raja yang diurapi. Yonatan mengerti bahwa walaupun Saul salah, tetapi ia tetap harus mengikuti Firman Tuhan dan menghormati ayahnya. Inilah yang patut kita tiru.

Dalam kehidupan kita, mungkin kita menghadapi hal yang sama seperti Yonatan, yakni di mana mungkin pemimpin atau orang tua kita melakukan hal yang salah, atau memaksa kita melakukan hal yang salah di mata Tuhan. Kita perlu belajar seperti Yonatan dan biarlah kita minta hikmat daripada Roh Kudus untuk mengatasi hal-hal itu. Mari kita belajar untuk tetap melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tetapi juga tetap menghormati orang tua dan pemimpin kita yang Tuhan telah taruh di atas kita sebagai naungan kita. Lakukanlah bagian kita sebisanya untuk membawa pemimpin dan orang tua kita melihat hal yang benar. Marilah kita berdoa dan meminta kepada Roh Kudus untuk memimpin dan memberikan kepada kita hikmat untuk mengatasi hal yang kita alami sehingga kita tetap melakukan kebenaran Tuhan dan tidak memberontak terhadap pemimpin atau orang tua kita.


English:

Bible Reading: 1Samuel 19-20

The friendship between David and Jonathan is beautiful. Both love each other more than their own brothers and both walks in the truth of the Lord. When Saul wanted to kill David, Jonathan did his best so that Saul would not kill David even to the extent that his life was also in danger. Jonathan did what he can so that David can run away from Saul who wants to kill him. Even though Jonathan loved David and even though Saul was wrong, but Jonathan still follows the truth of God and he did not disobeyed it. Jonathan helped David as much as he can so that he won't be killed by Saul, but Jonathan also did not sinned before the Lord by not going against or rebelling against Saul his father and anointed king. Jonathan understands that even though Saul was wrong, he still has to follow the Word of God and honour his father. This is what we should take example of.

In our lives, maybe we are facing the same thing like Jonathan, wherein maybe our leader or parents are doing the wrong thing or is forcing us to do the wrong thing before the Lord. We need to learn to be like Jonathan and let us ask for wisdom from the Holy Spirit to overcome these. Let us learn to keep on doing what is right before the Lord, but also honouring our parents and leaders whom the Lord has put over us to protect us. Do what we can to bring our leader or parents to see the right thing. Let us pray and ask the Holy Spirit to lead and give us the wisdom to handle the things we face so that we still are doing the right thing and do not rebel against our leader or parents.

Wednesday, September 21, 2011

Meminta, Mencari & Mengetuk | Ask, Seek & Knock

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 11

Tuhan Yesus mengajarkan banyak hal kepada kita dan salah satunya adalah tentang hal meminta kepada Bapa yang di Sorga. Tuhan Yesus tidak hanya mengajarkan soal meminta kebutuhan kita, tetapi Ia mengajarkan kepada kita untuk meminta akan Roh Kudus dari Bapa agar kita hidup selalu dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus. Dan Bapa tentunya akan memberikan Roh Kudus kepada kita sebab kita membutuhkannya. Dari perumpamaan dan dari pengajaran Yesus akan meminta, mencari dan mengetuk, kita dapat belajar bahwa yang memulai adalah suatu kebutuhan yang perlu dipenuhi dan jika ada kebutuhan, dan jika kita memintanya dari Bapa, maka Ia akan memenuhi kebutuhan kita.

Jadi, yang kita perlukan di dalam kehidupan kita adalah agar kita butuh Roh Kudus setiap harinya. Karena tanpa adanya kebutuhan, maka kita tidak akan meminta, mencari atau mengetuk untuk mendapatkannya. Ingatlah bahwa Yesus bukan hanya sekedar berbicara tentang kebutuhan jasmani, tetapi yang Ia ajarkan adalah kebutuhan rohani kita. Dan bila kita ingin mengenal Tuhan kita lebih lagi, maka kita perlu dan butuh Roh Kudus, sebab hanya Roh Allah sendirilah yang mengerti dan dapat berkomunikasi dengan sempurna dengan Allah. Maka dari itu, marilah kita sadari bahwa kita butuh dan memerlukan Roh Kudus di dalam kehidupan kita. Dan biarlah kita, dari rasa membutuhkan itu, mulai meminta, mencari dan mengetuk agar kita dapat dipenuhi oleh Roh Kudus setiap harinya untuk memimpin setiap langkah hidup kita. Maka dari itu, butuhkanlah dan perlukanlah Roh Kudus dan mintalah kepada Bapa yang di Sorga.


English:

Bible Reading: Luke 11

The Lord Jesus taught many things to us and one of them is about how to ask from the Father in Heaven. The Lord Jesus did not only taught us how to ask for our needs, but He taught us how to ask of the Holy Spirit from the Father so that we are filled and led by the Holy Spirit. And the Father, of course, will give His Holy Spirit to us because we need Him. From the parable and the teaching of Jesus in regards to asking, seeking and knocking, we can learn that what started all of it is a need that is to be fulfilled and if there is a need, and if we ask from the Father, then He will fulfill our needs.

So, what we need in our lives is a need for the Holy Spirit every day. Because without a need, then we won't ask, seek or knock to receive it. Remember that Jesus is not just talking about our physical needs, but what He taught is our spiritual needs. And if we want to know the Lord more, then we need the Holy Spirit because only the Spirit of God who can understand and can communicate perfectly with God. Therefore, let us realise that we need the Holy Spirit in our lives. And let us, from that need, start asking, seeking and knocking so that we may be filled with the Holy Spirit every day for Him to lead our every step. Therefore, let us have the need for the Holy Spirit and let us ask from our Father in Heaven.

Tuesday, September 20, 2011

Perbedaan Hidup | The Difference In Life

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 18

Terlihat dengan jelas perbedaan antara Saul dan Daud. Di dalam kesuksesan mereka dalam berperang, di dalam hati rakyat dan juga dalam segala yang dilakukan mereka. Segala yang dilakukan Daud jauh lebih berhasil daripada Saul dan rakyatpun sangat mengasihi Daud. Perbedaan ini disebabkan oleh Roh Tuhan yang telah meninggalkan Saul dan yang menyertai Daud ke manapun ia pergi.

Perbedaan inilah yang seharusnya kita miliki sebagai orang percaya di dunia ini agar nyata kuasa Tuhan di dalam kehidupan kita. Bila kita berjalan bersama Tuhan setiap harinya, dengan hati yang benar dan mengikuti Firman-Nya, seperti Daud, maka kita akan melihat perkenanan dan kuasa pimpinan Tuhan di dalam kehidupan kita. Seperti Daud yang berhasil di dalam segala yang dilakukannya dan disukai oleh rakyat, begitu juga kita akan berhasil di dalam segala yang kita lakukan di dalam Tuhan.

Oleh sebab itu, marilah kita terus hidup di dalam Tuhan setiap harinya. Bukan hanya saat beribadah, tetapi setiap saat dan di dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Sehingga kuasa Tuhan dan kehadiran Tuhan benar-benar nyata melalui kehidupan kita, agar nama Tuhan makin dimuliakan.


English:

Bible Reading: 1Samuel 18

There is a distinct difference between Saul and David. In their success in battles, in the hearts of the people and also in all things that they do. All that David did were far more successful than Saul and the people also loved David very much. This difference of life is caused by the Spirit of God whom have left Saul and is leading and with David where ever he goes.

This difference is what we should have in our lives as believers in this world so that the power of the Lord is apparent in our lives. If we walk with the Lord every day, with a righteous heart and following the Word of God, like David, then we will see the favour and the power of the Lord leading us in our lives. Like David who is successful in all that he does and is loved by the people, so will we be successful in all that we do in the Lord.

Therefore, let us keep on living in the Lord every day. Not just when we are attending church, but every second and in all things that we do. So that the power of the Lord and His presence is really apparent through our lives so that the name of the Lord is glorified.

Monday, September 19, 2011

Menghadapi Goliat | Facing Goliath

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 17

Sering di dalam kehidupan kita, kita menghadapi hal-hal yang sepertinya mustahil dan sulit, seperti yang Israel alami ketika menghadapi Goliat yang adalah seorang raksasa. Mungkin kita jadi takut dan gentar karena keadaan dan situasi yang menghadang kita untuk dapat maju dan menang. Mungkin juga bukan dalam kehidupan kita sendiri, tetapi di dalam komunitas kita, gereja kita, keluarga kita dan sebagainya. Tetapi, dari kejadian dengan Goliat ini, kita dapat melihat dan belajar bahwa jika Tuhan beserta kita, maka kemenangan itu sudah pasti. Yang diperlukan adalah seseorang yang memiliki hati seperti Daud.

Di saat lingkungan kita merasa kalah dan tertekan, justru kita perlu untuk menguatkan hati kita, percaya kepada Tuhan dan tetap berdiri teguh di dalam Tuhan seperti Daud. Karena Daud yang berani dan percaya bahwa Tuhan sanggup memberikan kemenangan, seluruh Israel menjadi semangat kembali ketika Goliat itu kalah. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa Goliat di dalam kehidupan kita atau dilingkungan kita telah kalah oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Jadi, biarlah kita sadari bahwa kemenangan ada di pihak kita karena Tuhan ada di pihak kita. Biarlah kita percaya dan berdiri teguh di dalam Tuhan dan Firman-Nya apapun situasi dan kondisi yang kita hadapi. Dan bila sekitar kita merasa kalah seperti Israel, maka kita perlu untuk maju seperti Daud dan menyemangatkan mereka kembali, mengingatkan bahwa Tuhanlah yang empunya segalanya dan Tuhanlah yang pembela kita. Jadi, mari kita hidup selalu bersama Tuhan agar kita tetap kuat walaupun banyak Goliat-Goliat yang datang menghadang kita.


English:

Bible Reading: 1Samuel 17

Many times in our lives we face things that seems impossible or difficult, like what the Israelites experienced when they were facing Goliath who is a giant. Maybe we became afraid because of the circumstances or situation that hinders us to go forward and win. Maybe it is not in our own lives, but in our communities, our churches, our families and others. But from the incident with Goliath, we can see and learn that if God is with us, then victory is assured. What is needed is someone who has the heart like David.

When our surroundings feel defeated and oppressed, that's when we need to strengthen our hearts, believe in the Lord and still stand strong in the Lord like David. Because David who is courageous and believed that the Lord is able to give victory, the whole Israelites became strengthen again when Goliath was defeated. What we need to know is that the Goliath in our lives or our surroundings have been defeated by the death and the resurrection of the Lord Jesus Christ. So, let us realise that victory is on our side because the Lord is on our side. Let us believe and stand strong in the Lord and His Words no matter what the circumstances or situations we face. And if our surroundings feel defeated like the Israelites, then we need to step up like David and strengthen their hearts, reminding them that the Lord is the one who holds all things and the Lord is our defender. So, let us live our lives always with the Lord so that we may be strong even though there are many Goliaths that comes to hinder us.

Sunday, September 18, 2011

Hidup Berkenan Kepada Tuhan | Living A Pleasing Life To The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 15-16

Dari kejadian Saul yang tidak mendengarkan Firman Tuhan dengan mengambil jarahan orang Amalek dan dari kisah Samuel yang diperintahkan Tuhan untuk mengurapi Daud sebagai raja, kita dapat melihat satu hal yang sama yang Tuhan tunjukkan pada waktu itu. Hal itu ialah bahwa Tuhan tidak melihat apa yang ada diluar atau lebih mementingkan persembahan yang ktia lakukan. Tetapi Tuhan melihat ke dalam hati manusia dan Tuhan lebih melihat kepada sikap hati dan tindakan kita mendengarkan FIrman-Nya.

Dari kejadian Saul, kita belajar bahwa apa yang ktia anggap baik di mata Tuhan oleh karena tata cara atau persembahan, belum tentu itu yang Tuhan inginkan. Sebab Tuhan bukanlah manusia yang dapat kita bujuk dengan persembahan saat kita tidak mendengarkan Firman-Nya. Bila kita berbuat salah kepada seseorang, biasanya kita akan memberikan suatu persembahan sebagai bujukan agar kita diampuni oleh orang itu, Tetapi Tuhan tidak seperti itu, Ia lebih suka agar kita mendengarkan Firman-Nya dan tidak menganggap bahwa hal yang sepertinya baik dapat menutupi pelanggaran yang kita lakukan.

Dari kejadian Samuel, Tuhan melihat hati manusia yang tidak kelihatan oleh orang. Kita boleh melakukan segala hal yang baik dan yang terlihat baik di mata orang, tetapi bila kita tidak memiliki hati yang tulus, murni dan bersih di hadapan Tuhan, maka percumalah semuanya itu. Walaupun orang-orang di sekitar kita mungkin merasa bahwa kita salah satu yang terbaik, tetapi di hadapan Tuhan semuanya itu sia-sia bila hati kita tidak benar.

Oleh sebab itu, marilah kita belajar dari kejadian Saul dan Samuel ini. Biarlah kita belajar untuk menyenangkan hati Tuhan dengan mendengarkan Firman-Nya dan melakukannya dan bukan dengan bujukan persembahan-persembahan. Marilah juga kita menjaga hati kita agar selalu benar, bersih dan murni di hadapan Tuhan, sebab dari hatilah muncul segala perbuatan kita. Bila hati kita bersih dan benar, maka segala perbuatan dan pikiran kita akan juga bersih dan benar di hadapan Tuhan. Terpujilah Tuhan yang telah mengajarkan kepada kita hal-hal ini agar kita dapat hidup berkenan di hati-Nya.


English:

Bible Reading: 1Samuel 15-16

From the story of Saul who did not hear the Word of the Lord by taking sheeps from the Amalekites and from the story of Samuel who was commanded by the Lord to anoint David as king, we can see one thing that the Lord showed at that time. The Lord shown that He did not see what is outside or that He prioritise our offerings. But the Lord looks inside to men's hearts and the Lord look more to our heart's attitude and our action in listening to His Words.

From the story of Saul, we learn that what we deem as good because of culture or offerings, it doesn't mean that the Lord wants it. Because the Lord is not like men whom we can bribe with offerings when we do not hear His Words. If we have done something wrong to a person, we would usually bring a peace offering as a bribe so that we would be forgiven by that person. But the Lord is not like that. He prefers us to listen to His Words and do not consider that things that seems good can cover the wrong we have done.

From the story of Samuel, the Lord sees the heart of men which cannot be seen by men. We may do a lot of good things and seems good to others, but if we do not have a pure, clean and righteous heart before the Lord, then all of it are in vain. Even though the people around us may think that we are one of the best, but in the Lord all of it is useless if we do not have the right heart.

Therefore, let us learn from these incidents. Let us learn to please the Lord's heart by listening to His Words and do it and not by giving offerings as bribe. Let us also learn to guard our hearts so that we are always righteous, clean and pure before the Lord, because from the heart comes forth all of our actions. IF our hearts are clean and righteous, then all of our actions and minds will be clean and righteous too, before the Lord. Blessed be the Lord who has taught us these things so that we can live a pleasing life to Him!

Saturday, September 17, 2011

Duduk Di Kaki Yesus | Sitting Down At The Feet Of Jesus

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 10

Banyak dari kita telah mendengar kisah tentang Marta yang sibuk melayani Tuhan dan Maria yang hanya duduk diam di kaki Yesus mendengarkan Ia berbicara. Banyak dari kita juga telah mendengar khotbah-khotbah akan hal ini, yakni agar kita tidak menyibukan diri dengan segala macam pelayanan tetapi melupakan akan hal yang penting, yakni untuk duduk diam di kaki Yesus untuk mendengarkan Firman-Nya. Dan sangat disayangkan, bahwa masih banyak juga dari kita yang masih terbawa keadaan dan situasi sehingga kita bertindak seperti Marta. Karena kita sudah terbiasa dengan bekerja dan melakukan tugas kita setiap harinya, maka ketika kita menghadap Yesuspun, kita condong untuk ingin melakukan banyak hal untuk Tuhan. Hal ini baik, tetapi kita memerlukan keseimbangan di dalam kehidupan kita. Keseimbangan antara melakukan pekerjaan bagi Tuhan dan duduk mendengarkan Tuhan.

Jika kita mendengarkan Firman Tuhan lebih dahulu sebelum melakukan segala macam kesibukan dalam melayani, bukankah kita akan lebih menyenangkan hati Tuhan, karena kita jadi tahu apa yang Tuhan ingin kita lakukan, daripada kita hanya memakai pikiran kita untuk mencoba melakukan segala macam kesibukan untuk melayani Tuhan. Tuhan tahu apa yang Ia ingin kita lakukan, tetapi kita tidak. Oleh karena itu, marilah kita dahulukan mencari Tuhan dan mendengarkan Firman-Nya melebihi dari melakukan kesibukan sana sini. Sebab kita memang telah terlatih dalam kehidupan kita sehari-hari untuk melakukan kesibukan, tetapi kita belumlah terlatih untuk hanya duduk diam di kaki Yesus dan mendengarkan Firman-Nya. Jadi, biarlah kita latih diri kita untuk datang ke hadapan Tuhan setiap harinya untuk duduk mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita dan setelahnya barulah kita dapat melakukan apa yang Tuhan ingin ktia lakukan. Belajarlah seperti Maria yang duduk diam di kaki Yesus, tetapi juga janganlah lupa untuk bertindak sesuai dengan apa yang Tuhan firmankan dan bukan hanya melakukan segala macam kesibukan.


English:

Bible Reading: Luke 10

Many of us have heard the story of Martha who are busy serving the Lord and Mary who only sits at the feet of Jesus and listens to Him speak. Many of us also have heard sermons about this, that is so that we would not busy ourselves with many things but forgetting the important thing to sit at Jesus' feet and to listen to His Words. Unfortunately, there are still many of us who are still brought by our circumstances and situations that we act like Martha. Because we are used to doing our duties everyday, when we come before the Lord, we have the tendency to want to do a lot of things for the Lord. This is good, but we need to have a balance in our lives. Balance in doing the work of the Lord and to sit and listen to the Lord.

If we listen to the Word of God first before doing any kind of work or busyness, wouldn't it be more pleasing to the Lord because we then will know what the Lord wants us to do instead of us only using our minds to try to do a lot of things to serve the Lord. The Lord knows what He wants us to do, but we don't. Therefore, let us put first as a priority to seek the Lord and to listen to His Words more than in doing a lot of things to serve the Lord. It's true that we have been trained in our daily lives to do a lot of things and with our busyness, but we have not been trained to just sit down at Jesus' feet and to listen to His Words. So, let us train ourselves to come to the Lord everyday to sit and listen to the Lord speaking to us and then we can start doing what the Lord wants us to do. Learn to be like Mary who sits at the feet of Jesus but also do not forget to act according to what the Lord has spoken and not just doing a lot of busyness.

Friday, September 16, 2011

Allah Yang Setia | A Faithful God

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 14

Waaupun Saul telah berdosa sebelumnya di hadapan Tuhan dengan melakukan persembahan yang bukan miliknya, tetapi ia tetaplah raja yang diangkat oleh Tuhan, yang telah diurapi oleh Tuhan untuk memerintah atas bangsa Israel dan untuk membawa mereka kepada kemenangan melawan bangsa-bangsa yang menindas mereka. Oleh karena itu, kita dapat melihat bagaimana Tuhan tetap setia menyertai Israel dalam memenangkan peperangan yang dilakukannya.

Dari kisah Saul ini, kita dapat melihat bagaimana Tuhan tetap setia kepada janji-Nya untuk melepaskan Israel dari penjajahan melalui tangan Saul dan anaknya Yonatan. Sungguh Tuhan kita itu adalah Tuhan yang penuh dengan kasih dan kesetiaan. Walaupun kita tidak setia, tetapi Tuhan tetap setia kepada kita. Oleh sebab itu, marilah kita periksa kehidupan kita, untuk melihat apakah kita setia kepada Tuhan. Marilah ktia bertobat dari ketidak-setiaan kita dan berjalanlah di dalam kebenaran Firman Tuhan di manapun kita berada, Marilah kita setia, sebab Tuhan kita adalah Allah yang setia.



English:

Bible Reading: 1Samuel 14

Even though Saul had sinned previously before the Lord by sacrificing what is not his to sacrifice, but he still is the king who was raised and anointed by the Lord to lead the Israel to victories against the surrounding nations who oppresses them. Therefore, we can see how the Lord is faithful to be with the Israel in winning battles that was done.

From the story of Saul, we can see how the Lord is still faithful to His promise to deliver the Israel through the hands of Saul and his son, Jonathan. Truly, our Lord is the Lord who is full of love and faithfulness. Even though we are not faithful, but the Lord still is faithful to us. Therefore, let us check our lives, to see whether or not we are faithful to the Lord. Let us repent from our unfaithfulness and walk in the truth of the Word of God whereever we are. Let us be faithful because the Lord our God is faithful.

Thursday, September 15, 2011

Menantikan Tuhan | Wait On The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 13

Saul berada di dalam keadaan terjepit dan terdesak ketika ia berdosa kepada Tuhan dengan mempersembahkan korban bakaran yang bukan bagiannya untuk dilakukan. Ia terjepit dan terdesak oleh rakyat yang mengikutinya. Bila ia tidak mempersembahkan korban bakaran maka makin banyak orang yang akan berserak meninggalkan dia. Dan di dalam situasi seperti ini terlihat bahwa Saul tidak sabar menunggu Tuhan dan ia mementingkan kedudukannya sebagai raja di saat itu.

Seringkali, kitapun menghadapi situasi yang serupa, yakni situasi di mana kita terdesak untuk melakukan sesuatu yang sepertinya sudah harus mengambil keputusan, bila tidak maka kita akan mengalami kerugian. Mungkin kita sedang menunggu Tuhan memberikan jawaban atau pimpinan kepada kita akan suatu keputusan yang harus diambil pada hari itu. Tetapi seringkali kita hanya menunggu sebentar saja pada hari itu sehingga kita mengambil keputusan sendiri seperti Saul. Padahal mungkin saja Tuhan akan berbicara atau memberikan jawaban atau pimpinan kepada kita beberapa jam kemudiannya. Sayangnya banyak dari kita yang tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan sampai akhirnya.

Jadi, marilah kita belajar bersabar dalam menunggu waktu-Nya Tuhan. Ketahuilah bahwa waktu Tuhan selalu tepat dan tidak pernah telat, asalkan kita taat dan setia melakukan Firman-Nya dan menunggu dengan setia jawaban-Nya. Sebab Firman Tuhan berkata, "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" - Mazmur 27:14.


English:

Bible Reading: 1Samuel 13

Saul was in a tight position when he sinned to the Lord by giving unlawful sacrifices. He was cornered by his people. If he did not offer the sacrifices, then many more people would have left him. And in this situation is shows that Saul was not patient enough to wait upon the Lord and he put his position first before the Lord.

Many times, we also face similar situations where we are cornered to make a decision or choices and if not we will face losses. Maybe we are waiting for the Lord to give an answer or guidance so that we can make the choice on that day. But many times, we only waited for a while on that day, that we ended up making our own decision like Saul. While, maybe the Lord will speak or give answer or give guidance a few hours after. Unfortunately many of us are not patient enough to wait on the Lord until the end.

So, let us learn to be patient to wait upon the Lord's time. Know that His time is always on the dot and never late, as long as we are obedient and faithful to do His Words and to wait faithfully for His answer. Because the Word of God says, "Wait on the LORD; Be of good courage and He shall strengthen your heart; Wait, I say, on the LORD!" - Psalm 27:14

Wednesday, September 14, 2011

Hidup Setia Dan Taat | Living Faithfully And Obediently

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 11-12

Dalam sejarah bangsa Israel dari awal mereka dibebaskan dari perbudakan di Mesir sampai Saul menjadi raja atas mereka, Israel telah banyak kali berdosa kepada Tuhan dan berpaling dari Tuhan, tidak setia dan tidak ikuti perintah-Nya dan menyembah dewa-dewa lain yang adalah kesia-siaan. Tetapi juga kita lihat bahwa Tuhan masih sayang kepada mereka sehingga mereka tidak habis dibinasakan. Tetapi bila sebuah pohon terus menerus tidak berbuah padahal sudah dijaga dengan baik agar dapat berbuah, maka pohon itupun pada akhirnya akan ditebang sebab tidak ada buahnya. Begitu juga dengan Israel dan kita. Bagi Israel, Tuhan sudah memeringatkan mereka atas perantaraan Samuel, bahwa jika mereka terus menerus berbuat jahat, maka mereka akan dilenyapkan.

Oleh karena itu, walaupun Tuhan kita itu adalah Kasih dan bahwa Ia selalu mengampuni, tetapi jika kita terus menerus menyalah-gunakan anugrah-Nya dan terus-menerus berbuat jahat, maka pada akhirnya kita akan seperti pohon yang tidak pernah berbuah dan yang tinggal menunggu ditebang dan dibuang ke dalam api. Maka dari itu, marilah kita berhenti bermain-main dengan Tuhan dan marilah kita berhenti menyalah-gunakan anugrah dan kasih yang Tuhan curahkan dengan limpah ke atas kita. Bila kita bertobat, biarlah kita benar-benar bertobat dan berbalik dari jalan yang jahat itu, agar kita tidak seperti Israel yang terus-menerus berbuat jahat di mata Tuhan. Biarlah kita hargai anugrah dan kasih-Nya dan biarlah kita hidup setia dan taat kepada segala Firman-Nya.


English:

Bible Reading: 1Samuel 11-12

In the history of Israelites from the beginning when they were set free from the slavery under Egypt until the day Saul became king over them, Israelites has sinned many times to the Lord, truning away from Him, being unfaithful and not following His commands and worshiping other gods which are useless. But we also see that the Lord still loves them that they are not destryoed from the face of the earth. But if a tree keeps on being unfruitful even though it has been taken care of very well so that it can be fruitful, then at the end, the tree will be cut down because there is no fruits. The same thing apply to the Israelites and to us. For the Israelites, the Lord had warned them through Samuel that if they keep on doing wicked things, then they will be swept away.

Therefore, even though our Lord is Love and He always forgives, but if we keep on taking granted of His grace and keeps on doing wicked things, then at the end we will be like a tree that never bear any fruits and is just waiting to be cut down and thrown into the fire. So, let us stop playing around with the Lord and let us stop taking granted of and misusing the grace and love that the Lord had poured out over us. If we repent, let it be a true repentance where we turn away completely from the wicked thing so that we will not be like the Israelites who keeps on doing wicked thing before the Lord. Let us honour His grace and love and let us live faithfully and obediently to all of His Words.

Tuesday, September 13, 2011

Tuhan Yang Tidak Memaksa | The God Who Does Not Force Us

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 9-10

Bangsa Israel meminta kepada Tuhan agar Tuhan mengangkat seorang raja atas Israel. Walaupun ini bukan rencana awal dari Tuhan, sebab Tuhan berkata bahwa Israel menolak Tuhan sebagai raja mereka, tetapi Tuhan tetap mengabulkan permintaaan Israel untuk mengangkat seorang raja atas Israel. Hal ini dikarenakan hati Israel yang keras dan tegar tengkuk, sehingga Tuhan yang tidak dapat memaksa tetap mengabulkan permintaan mereka dan bahkan mengajarkan bagaimana dan memberitahukan apa yang akan menjadi beban mereka bila mereka memiliki seorang raja.

Terkadang hal yang sama terjadi atas hidup kita. Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk berjalan di jalan yang telah Ia tetapkan, tetapi karena kita keras hati dan tegar tengkuk dan ingin memilih jalan kita sendiri, Tuhan tidak dapat memaksa dan hanya dapat membiarkan kita berjalan di jalan pilihan kita. Tetapi Ia tidak hanya membiarkan kita jalan begitu saja, Tuhan akan memeringatkan kita akan akibat dan beban yang mungkin perlu kita tempuh dan pikul bila kita berjalan di jalan yang kita pilih itu. Tentunya karena itu piihan kita, maka akibatnya akan kita tanggung sendiri.

Dari sini kita dapat melihat karakter Tuhan yang tidak memaksa, tetapi justru karena kasih-Nya, Ia memeringatkan akan akibat dan juga mengajarkan bagaimana untuk menjalankan hidup yang telah dipilih itu. Tetapi alangkah biaknya bila kita belajar untuk mengikuti jalan Tuhan dan bukan jalan kita sendiri, sebab Tuhan tahu yang terbaik untuk kita, sedangkan kita hanya ingin apa yang kita lihat. Maka dari itu, marilah kita belajar untuk tunduk kepada Tuhan dan kepada jalan-Nya. Marilah kita buang segala kekerasan hati dan ketegar-tengkukan kita dan biarlah kita bertanya kepada Tuhan akan jalan yang Tuhan ingin kita tempuh.


English:

Bible Reading: 1Samuel 9-10

Israelites asks of the Lord so that the Lord would raise up a king over Israel. Even though this is not the Lord's original plan, because the Lord says that the Israelites are rejecting the Lord as their king, but the Lord still grant their request to raise a king over Israel. This is because of the heart of the Israelites which are hard and stubborn, that the Lord who cannot force anyone, still grant their request and even taught them how and told them of what will be their burden if they have a king.

Sometimes the same thing happens in our lives. Maybe the Lord wants us to walk in the path that He has set for us, but because of our hardened heart and stubbornness and wanting to choose our own way, the Lord cannot force and can only let us walk in our choosing. But He would not just let us walk, the Lord will warn us of the consequences and the burden that we might have to go through and carry if we walk in our own path. Of course because it is our choice, we have to carry the consequences ourselves.

From here we can see one of the characters of the Lord who does not force anyone, but because of His love, He reminds and warns of the consequences and also taught them how to walk in the path we have chosen. But it would be a lot better, if we learn to walk in the path of the Lord and not in our own path, because the Lord knows what is best for us and we only want what we see. Therefore, let us learn to submit to the Lord and to His way. Let us throw away all the hardened heart and our stubbornness and let us ask of the Lord of the path which He wants us to walk in.

Monday, September 12, 2011

Memilih Tuhan | Choosing The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 7-8

Bangsa Israel telah berulang kali melakukan hal yang sama, yakni hidup di dalam dosa dan kemudian berseru kepada Tuhan di saat mereka tertindas dan sudah muak akan tindasan yang mereka alami. Setelah itu mereka tidak hidup menyembah Tuhan selama hidup mereka, tetapi mereka kembali kepada kehidupan yang lama. Banyak dari kita juga demikian. Kita hanya mencari Tuhan bila membutuhkan dan setelahnya kita meninggalkan-Nya dan pergi menghidupi kehidupan kita sendiri sesuka hati kita. Sayangnya inilah yang banyak terjadi di antara orang-orang percaya. Banyak dari kita tidak melihat yang jauh ke depan dan tidak fokus kepada tujuan akhirnya, yakni hidup bersama dengan Tuhan Yesus Kristus. Sebab banyak dari kita yang hanya melihat keadaan sekarang dan tidak perduli akan tujuan akhirnya. Kita hanya melihat apa yang menyenangkan hati kita, dan apa yang kita ingin lakukan, tanpa memikirkan akibatnya atau kemana perbuatan dan keputusan-keputusan itu akan membawa kita pada akhirnya.

Bila kita sekarang sadar akan salah satu dari kelemahan kita ini, marilah kita bertobat. Marilah kita belajar dari kesalahan Israel dan juga kesalahan kita yang sudah-sudah. Marilah kita benar-benar melakukan seperti apa yang Samuel katakan setiap harinya dan bukan hanya saat di keadaan kritis atau tertindas. Biarkanlah kita benar-benar membuang segala berhala, allah-allah asing dan hanya beribadah dan menyembah satu Allah, yakni Tuhan Yesus Kristus. Juga, biarlah ini menjadi keputusan dan pilihan kita setiap hari, setiap saat, agar kita hidup bersama dengan Tuhan.


English:

Bible Reading: 1Samuel 7-8

The Israelites have repeated the same thing many times, that is, to live in sin and then cry out to the Lord when they are oppressed and are sick of their oppression. After that, they did not live to worship the Lord all of their lives, but the went back to the old lives. Many of us are also the same. We only seek the Lord when we needs it and afterwards, we leave Him and went about living our lives as we wish. Unfortunately this is what happens in the lives of many believers. Many of us do not see far ahead and do not focus on the final goal, that is to live with the Lord Jesus Christ. Because many of us only think of the current moment and do not care about the final goal. We only see what is pleasing in our hearts and what we want to do without thinking of the consequences or where the deeds or choices that we make will bring us in the end.

Now that we realise of one of our weaknesses, let us repent. Let us learn from the mistake of the Israelites and from our past mistakes. Let us really do what Samuel says every day and not only when we're in crisis or are oppressed. Let us really throw away all idols and other gods and only worship one God, the Lord Jesus Christ. Also, let this be our decision and choice every day, every moment, so that we will live with the Lord.

Sunday, September 11, 2011

Tuhan Memelihara | The Lord Sustains

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 9

Tuhan itu Allah yang peduli dan mencukupi kebutuhan kita semua yang mengasihi dan mencari-Nya. Contohnya, pada saat orang banyak datang mengikuti Dia ke tempat yang sunyi, Ia tidak membiarkan mereka kelaparan atau pergi untuk mencari makan sendiri karena mereka banyak dan di tempat yang sunyi. Tuhan Yesus memakai apa yang ada dan dengan kuasa-Nya ia memberi makan mereka semua walaupun itu terlihat mustahil di mata manusia. Tetapi Tuhan Yesus tidak hanya memberi mereka semua makan, yakni mencukupi kebutuhan mereka, tetapi Ia juga membuat apa yang tadinya hanya sedikit menjadi masih 12 bakul penuh, yakni, Ia mengembalikan mereka yang memberikan seluruhnya kepada-Nya dengan berkali-kali lipat melimpahnya. Sungguh nyatalah janji Tuhan yang ia pernah ajarkan, yakni, "Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).

Maka dari itu, marilah kita benar-benar mencari Tuhan dan kebenaran-Nya di dalam kehidupan kita. Janganlah ktia khawatir akan kehidupan kita, sebab Tuhanlah yang akan memelihara kita jika kita berdiri dan berjalan di dalam kebenaran Firman Tuhan. Terpujilah Tuhan yang memelihara umat-Nya yang mencari dan bersandar kepada-Nya.


English

Bible Reading: Luke 9

The Lord is a God who cares and satisfies the needs of those who loves and seeks Him. For example, when there were a crowd of people who came to follow Him to a deserted place, He did not let them go hungry or to find food for themselves because they are many and in a deserted place. The Lord Jesus used whatever that was there and with His power, He fed all of them though it seems impossible from the eyes of men. But the Lord Jesus did not only fed the crown, that is to fulfill their needs, but He also made what was only a little into 12 basket full, that is, He return in abundance to those who give all to Him. Truly His promises that He has taught is true, that is, "But seek first the kingdom of God and His righteousness, and all these things shall be added to you." (Matthew 6:33)

Therefore, let us really seek the Lord and His righteousness in our lives. Do not worry of our lives, because the Lord is the one who sustains us if we stand and walk in the truth of the Word of God. Blessed be the Lord who sustains His people who seek and rely on Him.

Saturday, September 10, 2011

Hadirat Tuhan | The Presence of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 5-6

Melalui kejadian saat Tabut Allah direbut oleh orang Filistin, kita dapat melihat dengan jelas bahwa Tuhanlah Allah dan tidak ada allah lain selain daripada-Nya. Bukan hanya itu saja, tetapi kita juga dapat melihat bahwa kuasa gelap dan iblis tunduk dan kalah di bawah kuasa Tuhan. Sebagai bukti, patung Dagon, allah orang Asdod, jatuh dengan muka menghadap ke tanah dan bahkan kepala dan kedua tangannya terbelah di hadapan hadirat Tuhan. Sungguh luar biasa hadirat Tuhan itu. Hadirat-Nya saja dapat mengalahkan kuasa-kuasa gelap apa lagi bila Tuhan sendiri yang turun tangan?

Oleh karena itu, marilah kita hormati hadirat Tuhan di tengah-tengah kita. Biarlah kita jangan bermain-main dengan Tuhan kita. Bila kita tahu bahwa hadirat-Nya penuh kuasa dan adalah kudus, maka biarlah kita selalu memiliki sikap hati yang hormat dan takut akan Tuhan. Sebab Tuhan tidak hanya hadir di gereja atau di dalam perkumpulan orang-orang percaya saja. Tetapi Tuhan itu Maha Hadir dan ada di manapun kita berada. Jadi, janganlah kita seperti orang Filistin yang menaruh Tuhan di sampiing Dagon, yakni, janganlah kita menginginkan Tuhan tetapi juga menginginkan dosa atau allah-allah lain di dalam hidup kita. Singkatnya, jangan kita mendua hati tetapi, hiduplah dengan rasa takut dan hormat akan Tuhan dan hormatilah hadirat-Nya.


English:

Bible Reading: 1Samuel 5-6

Through the event when the ark of God was stolen from the Philistines, we can see clearly that the Lord is God and there is no other gods other than Him. Not only that, we can also see that the power of darkness and satan is defeated under the Lord's power. As proof, Dagon, the god of the people of Ashdod, fell with face on the floor and even the head and the palms of the hands were broken off. How great is the presence of the Lord. If His presence can defeat the power of darkness, what if the Lord Himself who lay His hands?

Therefore, let us honour and respect the presence of the Lord in our midst. Let us not play around with the Lord. If we know that His presence if full of power and is holy, then let us always have the right attitude of honour and reverence towards the Lord. Because the Lord is not only present at church or gathering of believers. But the Lord is Omnipresence and is there where ever we are. So, do not be like the Philistines who put the Lord next to Dagon, that is, do not want God but also want sin or other gods in our lives. In short, do not be double-minded, but live with reverence and honour to the Lord and honour His presence.

Friday, September 9, 2011

Mentor Dari Tuhan | A Mentor From God

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 3-4

Ketika Tuhan memanggil Samuel, Samuel pada awalnya tidak tahu bahwa itu Tuhan, sebab ia masih belum mengenal Tuhan. Dan karena ada Eli yang mengasuh dia sejak kecil dan yang menjadi mentor bagi Samuel, maka Samuel dapat diajarkan bagaimana caranya membalas panggilan Tuhan. Samuel yang masih belum mengerti apa-apa pada saat itu, memerlukan bimbingan dan tuntunan dari Eli yang menjadi mentornya pada saat itu.

Dalam kehidupan kita bersama Tuhan, ada pentingnya untuk kita juga memiliki mentor seperti Samuel. Seseorang yang lebih mengenal Firman Tuhan, seseorang yang dapat membimbing dan menuntun kita lebih dalam lagi kepada kebenaran dan juga mengajarkan kita akan hal-hal yang kita masih belum ketahui tentang Tuhan. Agar, bila kita memiliki pertanyaan, atau di saat kita bimbang atau tidak mengerti suatu hal, kita dapat juga datang kepada mentor kita dan meminta petunjuk. Tuhan telah menaruh mentor-mentor bagi kita semua seperti Tuhan menaruh Eli untuk membimbing Samuel. Hanya saja, kita perlu untuk mau bertanya dan tidak merasa kita dapat berjalan sendiri. Sebab mentor ada di sana untuk membantu kita mengerti dan mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Terpujilah Tuhan yang telah menyediakan segalanya untuk kita!


English:

Bible Reading: 1Samuel 3-4

When the Lord called Samuel, at first Samuel did not know that it was the Lord, because he still has not known the Lord yet. And because there is Eli who took care of him since small and who became a mentor to Samuel, then Samuel can be taught on how to respond to the calling of the Lord. Samuel who knows nothing at that moment, needs a guidance and needs to be led by Eli who is his mentor at that time.

In our live with the Lord, it is important for us to also have a mentor like Samuel did. Someone who knows more about the Word of God, someone who can lead and guide us deeper into the truth and also to teach us of things that we still do not know about the Lord. So that, if we have any questions, or when we are confused or we do no understand something, we can also come to our mentors and as for help. The Lord has put mentors for each and everyone of us to help us understand and to know the Lord deeper. Blessed be the Lord who has prepared everything for us!

Thursday, September 8, 2011

Melepaskan Untuk Menerima | Letting GoTo Receive

Indo:

Pembacaan Alkitab: 1Samuel 1-2

Hana telah hidup bertahun-tahun tanpa memiliki seorang anak dan ketika ia dengan sungguh-sungguh berdoa dan bernazar kepada Tuhan, Tuhan mendengarnya dan menjawab doanya sehingga ia melahirkan seorang anak laki-laki yakni Samuel. Tetapi yang tantangan yang Hana alami tidak berhenti di sana. Hana tetap harus memenuhi nazarnya kepada Tuhan, bahwa Samuel akan dipersembahkan kepada Tuhan untuk melayani Tuhan seumur hidupnya. Bayangkan diri kita di dalam situasi yang Hana hadapi. Sudah bertahun-tahun ia menunggu dapat melahirkan seorang anak, dan ketika ia mendapatkan apa yang ditunggu-tunggu, ia harus melepaskannya untuk Tuhan. Sungguh bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tetapi Hana taat dan menepati nazarnya kepada Tuhan dan oleh karena itu, Tuhan memberkati Hana dan ia melahirkan lagi dan akhirnya ia memiliki tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan. Sungguh Tuhan itu luar biasa.

Terkadang, dalam kehidupan kita, untuk kita dapat lebih banyak diberkati dan lebih banyak melihat kuasa Tuhan di dalam kehidupan kita, ada hal-hal yang mungkin perlu kita lepaskan untuk Tuhan ambil alih, atau ada hal-hal yang perlu kita buang dari kehidupan kita. Seringkali, karena kita tidak rela membuang atau memberikannya kepada Tuhan, kita akan terus menerus mengalami kemandulan di dalam kehidupan kita. Jadi, bila kita mengalami kemandulan seperti Hana, marilah kita menghadap kepada Tuhan dan berdoa untuk meminta pimpinan akan hal apa yang Tuhan ingin kita lakukan agar hidup kita ini berbuah bagi Tuhan. Apapun yang Tuhan minta kita lepaskan atau buang, biarlah kita belajar untuk rela melepaskan sebab pada awalnya memang itupun bukan milik kita, tetapi dari Tuhan sendiri atau memang itu tidak berguna bagi kehidupan kita. Oleh sebab itu, marilah kita rela memberi agar kita dapat diberi lebih banyak lagi, rela membuang agar kita mendapatkan, rela dipangkas rantingnya agar kita berbuah lebat.


English:

Bible Reading: 1Samuel 1-2

Hannah has lived so many years without any child and when she prayed with her whole heart and made a vow to the Lord, the Lord heard it and answered her prayer so that she bore a son named Samuel. But the challenge did not stop there. Hannah still has to keep her vow to the Lord, that Samuel will be given to the Lord to serve the Lord his whole life. Imagine ourselves in Hannah's shoes. After so many years of struggling to have a child and when she has a child, she has to let him go for the Lord. This is not an easy thing to do. But Hannah obeyed and fulfilled her vow to the Lord and because of that, the Lord blessed Hannah and she bore children and had three sons and two daughters. Truly, the Lord is amazing.

Sometimes in our lives, to be able to be blessed more and to see more of His power in our lives, there are things that we may need to let go for the Lord to take control of, or there are things that we need to throw away from our lives. Many times, because we are not willing to throw it away or to give it to the Lord, we will keep on living in barrenness in our lives. So if we are experiencing barrenness like Hannah, let us come to the Lord and pray for guidance on the things that the Lord wants us to do so that our lives are fruitful for the Lord. Whatever it is that the Lord may asks of us to let go or to get rid of, let us be willing to let go because it was not ours to begin with but is from the Lord, or it is just not beneficial for our lives. Therefore. let us be willing to give so that we may be given more, willing to throw away so that we can receive, willing to be cut and trimmed so that we may be fruitful and in abundance.

Wednesday, September 7, 2011

Kerinduan Akan Firman Tuhan | The Desire For The Word Of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 8

Ketika Yesus memberikan perumpamaan akan seorang penabur yang menaburkan benihnya, pengertian dan arti dari perumpamaan itu hanya diberikan kepada murid-murid-Nya tetapi tidak kepada yang lainnya. Hal ini bukan karena Yesus pilih kasih, tetapi karena murid-murid-Nya bertanya akan arti dari perumpamaan itu. Hal ini menunjukkan bahwa  murid-murid Yesus memiliki kehausan dan kelaparan akan Firman Tuhan dan kebenaran dan mereka beraksi untuk mendapatkannya. Oleh karena kehausan mereka dan karena mereka mencari, maka itu arti dari perumpamaan itu dibukakan kepada mereka oleh Yesus.

Begitu juga dengan kehidupan kita. Bila kita benar-benar lapar dan haus akan kebenaran Firman Tuhan dan bila kita benar-benar mencari Tuhan dan kebenaran-Nya, maka saat kita bertanya dan mencari, Roh Kudus akan membukakan pewahyuan terhadap kita dan kita akan diberikan pengertian akan Firman dan kebenaran Tuhan. Yang diperlukan di sini adalah hati yang rindu dan mencari akan kebenaran dan bertanya kepada Tuhan dan Roh Kudus. Oleh karena itu, biarlah kita makin hari makin haus dan rindu akan Firman Tuhan. Agar kita terus mencari pimpinan dan pewahyuan yang dari Tuhan akan Firman-Firman-Nya, sehingga kita dapat terus diubahkan dan makin rindu akan Firman Tuhan.


English:

Bible Reading: Luke 8

When Jesus gave the parable of a sower, understanding and meaning of that parable was only given to His disciples and not to the others. This is not because Jesus is biased, but its because His disciples asks of the meaning of that parable. This shows that the disciples of Jesus had the thirst and hunger for the Word of God and the truth and they acted to receive it. Because of their thirst and because they sought, therefore the meaning of that parable was revealed to them by Jesus.

The same thing applies in our lives. If we really hunger and thirst of the truth of the Word of God and if we really seek the Lord and His truth, then when we ask and seek, the Holy Spirit will gives us revelation and we will be given an understanding of the Word and truth of God. What's needed here is a heart that is longing and searching for the truth and asking of it to the Lord and Holy Spirit. Therefore, let us thirst more and long more for the Word of God everyday. So that we would keep on seeking the guidance and revelation from the Lord upon His Words, and so that our lives would keep on being changed and have more desire for the Word of God.

Tuesday, September 6, 2011

Meninggalkan Hidup Lama | Leaving The Old Life Behind

Indo:

Pembacaaan Alkitab: Rut 3-4

Rut sejak awalnya berkata kepada Naomi bahwa bangsa Naomi adalah bangsanya juga dan Allah Naomi adalah Allahnya juga. Sikap inilah yang membuat Rut berbeda dengan perempuan-perempuan yang bukan Israel lainnya. Bila kita ingat akan sejarah Israel, setiap kali mereka mengambil istri dari bangsa lain, Israel jadi ikut menyembah allah mereka dan oleh sebab itu Tuhan memberikan perintah agar mereka tidak kawin mengawinkan dengan bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Tetapi dengan Rut, justru Rut tidak membawa Naomi dan keluarganya untuk menyembah allah Moab, tetapi Rut justru meninggalkan allahnya dan bangsanya dan mengikuti Naomi dan Tuhan. Oleh karena sikap hatinya inilah, Rut masuk ke dalam sejarah Israel sebagai buyutnya Daud yang kita kenal sebagai Raja yang berkenan di hati Tuhan.

Marilah kita belajar dari Rut untuk kita benar-benar meninggalkan segala kehidupan lama kita dan menghidupi kehidupan baru kita di dalam Tuhan. Seperti Rut yang meninggalkan total bangsa dan allahnya dan ikuti adat istiadat Israel dan tata cara Israel dan ikut menyembah Tuhan, marilah kita tinggalkan semua hal-hal yang dulu kita sembah dan segala adat istiadat, cara berpikir yang lama dan biarlah kita ikuti kebenaran Tuhan, cara berpikir yang benar dan dibaharui oleh Roh Kudus. Dengan begitu, kita akan dapat melihat kemuliaan Tuhan di dalam kehidupan kita, sebab tidak ada lagi kehidupan yang lama, yang ada hanyalah lembaran baru yang masih kosong dan dapat di isi dengan berjalan bersama Tuhan.

Jadi, tinggalkan semua yang lama dan hanyalah ikuti Tuhan Yesus Kristus dan kebenaran-Nya.


English:

Bible Reading: Ruth 3-4

From the beginning, Ruth has said to Naomi that Naomi's nation is her nation and Naomi's God is her God as well. This is the attitude that makes Ruth different from all the other women who are not Israelites. If we remember the history of Israel, every time they take a wife from other nations, Israel left God and followed their gods and that is why the Lord gave them a command for them to not take wife from other nations who does not know the Lord. But with Ruth, she did not bring Naomi and her family to worship the gods of Moab, but Ruth actually left her gods and nations and followed Naomi and the Lord. Because of her attitude, Ruth makes her place in Israelites history as the great grandparent of David, whom we know as the King who was after God's heart.

Let us learn from Ruth so that we really leave behind all the old lives and live the new life in the Lord. Just as Ruth who completely left her nations and gods and followed the rules and ways of Israelites and to worship the Lord, let us leave behind all the things we worshiped in the past and all the ways and the old way of thinking and let us follow the truth of the Lord, the right way of thinking which is renewed by the Holy Spirit. That way, we will be able to see the glory of the Lord in our lives because there is no more old lives, what's left is a new leaf which is still empty and can be filled by walking with the Lord.

So, let us leave behind all the old lives and only follow the Lord Jesus Christ and His truth.

Monday, September 5, 2011

Menuai Apa Yang Kita Tabur | Reaping What We Sow

Indo:

Pembacaan Alkitab: Rut 1-2

Ketika Naomi kembali kepada bangsanya bersama dengan Rut menantunya, mereka pada saat itu tidak memiliki apa-apa dan untuk makan mereka hanya dapat memungut jelai atau gandum yang tersisa di ladang atau yang jatuh di lantai. Maka dari itu, itulah yang Rut lakukan dan bukan kebetulan bahwa ia dapat memungut di ladang Boas, kaum kerabat Naomi. Semuanya itu telah Tuhan atur sedemikian rupa sehingga Rut memungut di ladang Boas. Dan di ladang Boas, ia mendapatkan kasih karunia oleh Boas dan ia dapat memungut jelai dan gandum tanpa diganggu oleh orang lain.

Sebab sebagai orang asing, sangat mudah untuk orang Israel melakukan yang jahat terhadapnya, mengganggunya atau mencemooh dia. Misalnya, pada saat ia memungut jelai dan gandum, bisa saja para pengerja itu menuai dengan bersih sehingga tidak ada yang di pungut dan dengan begitu Rut tidak akan ada hasil apa-apa. Tetapi karena kesetiaan dan kasih yang Rut tabur dan tunjukkan kepada mertuanya, Naomi, maka Tuhan menunjukkan kasih karunia kepada Rut dengan mengatur sedemikian rupa sehingga Rut memungut di ladang Boas.

Jadi, biarlah kita terus berbuat apa yang benar di mata Tuhan, penuh dengan kasih, kesetiaan dan kemurahan hati. Sebab Tuhan menunjukkan hal yang sama kepada kita. Dan juga, apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai. Jadi biarlah kita tabur kebaikan, kebenaran, kesetiaan, kasih dan kemurahan hati sehingga kita menuainya di saat yang Tuhan telah siapkan bagi kita.


English:

Bible Reading: Ruth 1-2

When Naomi went back to her nation with Ruth her daughter in law, they did not have anything at that time and for them to eat, they would have to collect grain that is left over in the field or that fell down. Therefore, that was what Ruth did and it was not a coincidence that she was at the filed of Boaz, a family of Naomi. All of it has been planned by the Lord so that Ruth may collect grain in Boaz's fields. And in Boaz's fields she received mercy from Boaz and she could collect grains without being picked on by others.

Because as a foreigner, it is easy for the Israelites to do bad things to her, to pick on her or say bad things. For example, when she is collecting the grain, the workers can clean the grains completely so that Ruth would have nothing to collect. But because of the faithfulness and love that Ruth has sown and shown to her mother in lay, Naomi, the Lord also showed mercy and grace to Ruth by planning everything so that Ruth is collecting grain at Boaz's field.

So, let us keep on doing what is right in the eyes of the Lord, full of love, faithfulness and mercy. Because the Lord shows the same thing to us. And also, what we sow, we will reap. So, let us sow good things, righteousness, faithfulness, love and mercy so that we will reap it too at the appointed time that the Lord had prepared for us.

Sunday, September 4, 2011

Hidup Tanpa Tuhan | A Life Without God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 21

Setelah Israel memukul kalah suku Benyamin, oleh karena perbuatan jahat yang mereka lakukan, mereka merasa kasihan kepada saudara-saudara mereka itu karena tidak ada lagi perempuan yang masih hidup di antara mereka dan Israel telah bersumpah untuk tidak memberikan anak-anak perempuan mereka kepada Benyamin. Oleh karena itu, Israel mengasihani mereka karena bila tidak ada perempuan bagaimana Benyamin dapat meneruskan keturunan mereka? Hati orang Israel pada saat ini baik maksudnya, tetapi mereka tidak mencari Tuhan untuk jawaban dan jalan keluar. Orang Israel melakukan sumpah dan memikirkan cara-cara yang ada untuk mencarikan istri bagi suku Benyamin tanpa mencari Tuhan lebih dahulu dan akhirnya yang mereka lakukan adalah membunuh dan menculik milik orang lain, yang melanggar sepuluh perintah Allah.

Kita dapat bandingkan kehidupan Israel yang dipimpin Tuhan dengan kehidupan Israel yang tidak dipimpin oleh Tuhan. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa saat mereka tidak mencari Tuhan dan tidak dipimpin oleh Tuhan, kehidupan mereka berantakan dan hancur. Bila kita melihat ke dalam kehidupan kita, bukankah hal yang sama juga terjadi? Dengan tidak adanya Tuhan di dalam kehidupan kita, segala yang kita lakukan dan lalui itu lebih berantakan, hancur dan tidak ada damai atau sukacita. Tetapi bila kita berjalan dengan Tuhan, mencari kehendak dan jalan-Nya, maka walaupun masih ada masalah, kita dapat menanganinya dengan hikmat yang datang dari Tuhan dan kita ada damai dan sukacita di hati kita.

Oleh sebab itu, kehidupan orang Israel mengingatkan kita semua untuk selalu berjalan dengan dipimpin oleh Tuhan Yesus Kristus dan bukan berjalan dengan hikmat atau kekuatan kita sendiri. Maka dari itu, marilah kita terus mencari Tuhan, menyerahkan kehidupan kita setiap harinya.


English:

Bible Reading: Judges 21

After the Israelites defeated Benjamin because of their wicked deed, they felt sad because there are no more women in the tribe of Benjamin, and Israelites has sworn an oath to never give their daughters to men of Benjamin. Because of that, Israelites felt sad for them, because if there are no women, how can Benjamin continue the new generation? The heart of the Israelites at that time was with good intentions, but they did not seek the Lord for answers and way out. Israelites sworn an oath and thought of ways to find wives for the men of Benjamin without seeking the Lord first and in the end what they dud was kill and take what belong to others, which is defying the ten commandments of God.

We can compare the lives of Israelites that was led by the Lord with when they were not led by the Lord. We can see clearly that when they did not seek the Lord and was not led by the Lord, their lives were all a mess and broken. If we look at our lives, didn't the same thing also happened? When there is no God in our lives, all that we do and go through are a mess, broken and there is no peace or joy. But if we walk with the Lord, seeking His will and ways, even though we still have problems, we can handle it with the wisdom that comes from the Lord and we have peace and joy in our hearts.

Therefore, the lives of the Israelites reminds us to always walk and led by the Lord Jesus Christ and not with our own wisdom or strength. So, let us keep on seeking the Lord, surrendering our lives every day.

Saturday, September 3, 2011

Hati Yang Penuh Rasa Terima Kasihl | A Heart Full Of Gratitude

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 7

Yesus mengajarkan bahwa mereka yang banyak diampuni akan banyak berbuat kasih. Seperti perempuan yang berdosa yang mencuci kaki Yesus dengan air matanya dan mengurapinya dengan minyak wangi dan menyekanya dengan rambutnya. Perempuan ini melakukan hal ini karena ia tahu bahwa ia dosanya yang banyak itu telah diampuni. Apakah kita seperti perempuan yang mengurapi kaki Yesus ini? Seberapa besarkah rasa terima kasih kita kepada Tuhan yang telah mengampuni segala dosa-dosa kita? Apakah yang kita lakukan untuk menunjukkan rasa terima kasih kita itu?

Marilah kita renungkan hal ini, hidup kita dan sikap kita terhadap Tuhan Yesus Kristus. Apakah kita datang kepada Tuhan hanya jika membutuhkan bantuan? Ataukah kita datang kepada Tuhan karena kita ingin menunjukkan rasa terima kasih kita? Tidak salah jika kita datang kepada Tuhan untuk meminta pertolongan, tetapi jika alasan kita untuk datang kepada Tuhan hanya itu, maka kita menganggap Tuhan seperti jin yang hanya berguna untuk mengabulkan permohonan. Tetapi jika kita datang dengan hati penuh dengan berterima kasih dan ingin menunjukkannya, maka tentunya sikap kita sangat berbeda dan ketika kita meminta pertolonganpun akan lebih ada hormat dan takut akan Tuhan. Tetapi untuk kita dapat datang penuh rasa terima kasih, kita perlu sadar dahulu akan dosa-dosa apa saja yang Tuhan telah ampuni dari kehidupan kita. Ini berarti bahwa kita perlu untuk menyadari dan mengakui kesalahan, kekurangan, kelemahan dan dosa-dosa kita. Tetapi jika kita merasa diri kita baik dan tidak ada cela, maka tentunya kita tidak akan ada rasa berterima kasih kepada Tuhan dan bahkan bisa di katakan bahwa kita sombong, karena kita merasa bahwa kita setara dengan Tuhan karena tidak bercela dan berdosa.

Jadi, marilah kita benar-benar bertobat bila kita masih ada kesombongan dan jika kita datang kepada Tuhan hanya karena butuh pertolongan-Nya. Marilah kita sadari dan akui segala kesalahan, kekurangan, kelemahan dan dosa-dosa kita. Mari juga kita sadari dan akui bahwa semua itu telah diampuni dan dihapuskah oleh darah Tuhan Yesus Kristus. Dengan begitu kita dapat datang kepada Tuhan dengan rendah hati dan hati yang penuh dengan rasa berterima kasih.


English:

Bible Reading: Luke 7

Jesus taught that to those whom, many are forgiven will do much love. Like the woman who washed Jesus' feet with tears, anoint His feet with fragrant oil and wipe it with her hair. This woman did all of this because she knows that she has many sins and all of it has been forgiven. Are we like this woman who anoints Jesus' feet? How much is our gratitude towards the Lord who has forgiven all of our sins? What have we done to show our gratitude?

Let us meditate on this, our lives and our attitude towards the Lord Jesus Christ. Do we come to the Lord only when we need help? Or do we come to the Lord because we want to show our gratitude? It is not wrong to come to ask for help, but if that is the only reason, then we are treating the Lord like a genie who only grants wishes. But if we come with a heart that is full of thanksgiving and wants to show it, then of course our attitude will be different and when we ask for help there will be more reverence. But for us to come with a heart that is full of gratitude, we first need to realise our sins that has been forgiven by the Lord in this life. This means that we need to realise and admit our wrong-doings, what we lack, our weaknesses and our sins. But if we feel that we are good and blameless, then of course we would not have any gratitude towards the Lord and it can even be said that we are arrogant, because we feel that we are the same with the Lord because we are blameless and have no sin.

So, let us really repent if we still have that arrogance and if we come to the Lord only when we need help. Let us realise and admit our wrong-doings, what we lack, our weaknesses and sins. Let us also realise and admit that all of it has been forgiven and wiped by the blood of the Lord Jesus Christ. That way, we can come to the Lord with a humble heart and a heart that is full of thanksgiving and gratitude.

Friday, September 2, 2011

Tuhan Yang Benar Dan Adil | The Righteous And Just God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 19-20

Bangsa Israel mengalami perang saudara yang pertama kalinya di sini. Pada waktu yang sebelum-sebelumnya, ketika suku Ruben, Gad dan setengah dari suku Manasye membuat sebuah altar, sisa suku Israel hampir menyerang mereka dan hampir terjadi perang saudara di antara mereka, tetapi karena memang mereka tidak melakukan suatu hal yang melanggar perintah Tuhan, maka Tuhanpun menggagalkan peperangan mereka. Tetapi sekarang ini, perbuatan mesum yang dilakukan oleh suku Benyamin di Gibea itu sangat keji di mata Tuhan. Kejadiannya sendiri serupa dengan kejadian saat malaikat-malaikat Tuhan datang kepada Lot di Sodom dan Gomora. Perbuatan suku Benyamin serupa dengan perbuatan-perbuatan orang-orang Sodom dan Gomora yang telah dilenyapkan karena kejahatan mereka. Oleh karena itu ketika Israel bertanya akan hal berperang melawan suku Benyamin, Tuhan berkata agar mereka pergi berperang. Pada awalnya suku Benyamin di beri kesempatan agar hanya mereka yang berdosa diserahkan untuk dihukum, tetapi seluruh suku Benyamin bersikukuh dan mereka juga maju berperang melawan Israel.

Dari kejadian ini, kita dapat lihat bahwa karena tidak ada pemimpin di Israel, banyak sekali perbuatan-perbuatan jahat yang merajalela di Israel. Dan karena Tuhan itu adalah Tuhan yang adil dan benar, tentunya mereka yang berbuat jahat akan menerima akibatnya. Dan bagi suku Benyamin, Tuhan benar-benar menghukum mereka melalui sisa suku-suku Israel. Tetapi tidak sampai habis lenyap seperti Sodom dan Gomora, oleh karena janjinya terhadap Abraham, Ishak dan Yakub.

Jadi, Tuhan memang Tuhan yang adil dan benar, tetapi Ia juga tetap memegang teguh janji-Nya dan memenuhinya. Dari sini, kita dapat mengenal Tuhan kita lebih lagi dan biarlah kita hidup selalu di dalam kebenaran dan keadilan Tuhan dan bukan di dalam kejahatan dan hawa nafsu manusia.


English:

Bible Reading: Judges 19-20

The Israelites experienced their first war within their own family. In the past, when the tribe of Reuben, Gad and half of Manasseh made an altar, the rest of the Israelites almost went to war with them, but because they did not do something that is against the command of the Lord, the Lord did not allow the war to take place. But now, the men of Benjamin at Gibeah did a wicked thing before the Lord. The event is similar to then the angels of the Lord went to Lot at Sodom and Gomorrah. The wicked deed of Benjamin was similar to the wicked deed of Sodom and Gomorrah which was taken off from the face of the earth because of it.  Therefore when Israelites asked the Lord about going to war against the tribe of Benjamin, the Lord says go. In the beginning, the tribe of Benjamin was given a chance to just surrender those people who did the wicked thing, but the whole tribe was stubborn and went to war against Israelites.

From this we can see that because there is no leader, there are so many wicked things that was done by the Israelites. And because the Lord is the Lord of just and righteousness, they who did the wicked thing will receive its consequences. And for the tribe of Benjamin, the Lord really punish them through the rest of the Israelites. But the Lord did not completely wipe them off the face of the earth like with Sodom and Gomorrah, because of His promise to Abraham, Isaac and Jacob.

So, our Lord is the Lord of just and righteousness, but He is also One who upholds His promises and fulfills them. From here, we can know more about our Lord and let us always live in righteousness and justly in the Lord and not in evil things and the lust of men.

Thursday, September 1, 2011

Memiliki Fondasi | Having A Foundation

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 17-18

Dari kisah Mikha ini, kita dapat melihat perbuatan orang yang memiliki maksud baik untuk menyembah Tuhan, tetapi karena tidak mengenal Firman, maka ia melakukan apa yang sepertinya baik di matanya. Demikian juga dengan orang Lewi yang rela dibayar untuk menjadi imam bagi Mikha. Orang Lewi ini tahu bahwa keturunannya adalah bangsa yang Tuhan khususkan untuk mengurus Kemah Suci, tetapi ia tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan sesuai dengan perintah Tuhan melalui Musa, tetapi ia lakukan apa yang baik di matanya. Tetapi bila kita membaca kisah Israel dari awalnya, kita tahu bahwa semuanya itu adalah perbuatan yang melanggar perintah Tuhan, yakni untuk mereka tidak membuat bagi mereka patung untuk disembah.

Melalui kisah Mikah ini, kita belajar akan betapa pentingnya untuk kita memiliki fondasi yang kuat di dalam Tuhan, yakni untuk mengenal Tuhan dan segala Firman dan perintah-Nya. Sebab bila kita tidak mengenal Firman, kita tidak akan tahu apa yang berkenan di mata Tuhan dan apa yang tidak. Walaupun kita memiliki maksud baik, tetapi biila kita tidak mengenal Firman Tuhan, kita mungkin melakukan hal yang justru melanggar Firman dan tidak berkenan di mata Tuhan.

Oleh sebab itu, marilah kita terus giat bersekutu dengan Tuhan untuk mengenal-Nya lebih dalam lagi. Marilah kita terus membaca dan merenungkan Firman dengan penerangan dan pewahyuan dari Roh Kudus agar kita memiliki fondasi yang kuat di dalam Tuhan.


English:

Bible Reading: Judges 17-18

From the story of Micah, we can see a deed that was done by someone who has a good intention to worship the Lord, but because he does not know the Word of God, then he has done what seems good in his eyes. The same thing with the Levites who is willing to be paid to stay as a priest for Micah. This Levite knows that his tribe is separated to do the things of the house of God, but he did not do what is right in God's eyes according to the commandment of God given through Moses, but he did what is good in his eyes. But if we read the story about Israel from the beginning, we know that all of these are breaking the commandments of God, that is, for them not to build any idols to be worshiped.

Through the story of Micah, we learn how important it is for us to have a strong foundation int he Lord, that is, to know the Lord and all His Words and commands. Because if we do not know His Words, we would not know what is pleasing in His eyes and what is not. Even if we have a good intention, but if we do not know the Word of God, we may have done things that is against the Word of God and is not pleasing in the Lord's eyes.

Therefore, let us be diligent in having an intimate relationship with the Lord to know Him deeper. Let us keep on reading and meditating with the understanding and revelation from the Holy SPirit so that we may have a strong foundation in the Lord.