Wednesday, August 31, 2011

Kejatuhan Simson | The Downfall of Samson

ndo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 15-16

Simson memiliki kelemahan yang sangat umum di antara kaum laki-laki, yakni akan perempuan. Tetapi yang menjadi kejatuhan Simson bukan hanya karena wanita, tetapi juga karena kesombongannya yang merasa bahwa memang tidak ada yang dapat mengalahkan dia, sehingga ia berani memberitahukan sumber kekuatan dan kelemahannya kepada Delila. Dan inilah sumber kejatuhan Simson, yang mengakibatkan dia di tangkap, dibutakan dan dijadikan budak.

Biarlah kita belajar dari kehidupan Simson. Walaupun Tuhan memang telah memilih Simson sebagai seseorang yang akan membebaskan Israel dari tangan orang Filistin, dan ia pun diberikan kekuatan yang luar biasa, tidak berarti bahwa ia dapat menyombongkan diri. Setiap dari kita Tuhan panggil untuk melakukan dan mencapai suatu visi dan kemampuan untuk itupun Tuhan sudah atau akan berikan kepada kita. Tetapi hal ini tidak mengijinkan kita untuk menyombongkan diri akan apa yang dapat kita lakukan, padahal semuanya itu datang dari Tuhan. Tentunya juga biarlah kita juga tidak terus menerus jatuh ke dalam kelemahan kita, apapun itu. Tetapi biarlah kita meminta kekuatan dari Tuhan agar kita tidak terus terjerumus ke dalam dosa oleh karena kelemahan kita yang dapat berupa, uang, kekayaan, kehormatan, ketenaran, wanita dan apaoun yang hanya untuk memuaskan hawa nafsu kita.

Biarlah kita terus rendah hati dan bersekutu dengan Tuhan dalam segala hal, sehingga kita tidak berjalan dengan kekuatan kita sendiri dan agar kita juga tidak merasa bisa berjalan sendiri tanpa Tuhan. Biarlah kita meminta kekuatan dan pimpinan Roh Kudus agar kita dapat menolak, lari dan mengalahkan segala pencobaan terhadap kelemahan kita, sehingga hidup kita hanya untuk Tuhan dan bukan untuk kesenangan diri kita sendiri.


English:

Bible Reading: Judges 15-16

Samson have a common weakness amongst men, that is of women. But what became the downfall of Samson is not only because of a woman, but also because of his pride and boastfulness that makes him think that no one can defeat him, so that he dares to tell the source of his strength and what will make him weak to Delilah. And this is the source of the downfall of Samson that causes him to be caught, made blind and became a slave.

Let us learn from the life of Samson. Even though the Lord had chosen Samson as the one who will deliver Israelites from the Philistines, and he is also is given an amazing strength, it doesn't mean that he can boasts of it. Every one of us is called by the Lord to do and to reach a vision and the ability to accomplish that has already been given or will be given to us. But this does not allow us to boasts of what we can do, because all of it comes from the Lord. Of course, let us also stop from falling to our weakness what ever it may be. Let us ask strength from the Lord so that we won't fall to sin because of our weaknesses that can be money, richness, honour, fame, women and what ever it is that is only to satisfy our lust.

Let us always be humble and have intimate fellowship with the Lord in all things, so that we won't walk in our own strength and so that we also don't feel that we can walk on our own without the Lord. Let us ask for strength and guidance of the Holy Spirit so that we may reject, run and defeat all temptations toward our weaknesses, so that our lives is only for the Lord and not for our own lust.

Tuesday, August 30, 2011

Tiga Pokok Penting | Three Important Lessons

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 6

Tuhan Yesus mengajarkan banyak hal kepada murid-murid-Nya, Dari pengajaran itu, ada 3 pelajaran pokok yang dapat kita pelajari, yakni:
1. Hidup untuk Tuhan  dan bukan untuk diri sendiri
2. Memiliki hati seperti hati Bapa yang di Sorga.
3. Datang, Dengar dan Lakukan Firman Tuhan.

Pokok yang pertama mengajarkan kita agar kita tidak fokus dan menabur kepada hal-hal duniawi yang sementara, tetapi agar kita menabur benih-benih ilahi yang akan kekal selamanya. Misalnya, mereka yang dicela oleh karena nama Tuhan mengalami keadaan yang tidak enak di dunia ini dan mungkin dipermalukan di dunia, tetapi justru ia menabur benih yang kekal di Sorga, sebab ia tetap setia dan tidak menoak nama Tuhan walaupun keadaannya sangat buruk. Jadi, marilah kita belajar untuk hidup bagi Tuhan dan untuk mulai menabur benih-beih ilahi yang kekal di Sorga dan bukan benih-benih yang fana di dunia.

Pokok yang kedua mengajarkan kita agar kita memiliki hati yang murah hati dan penuh kasih seperti Allah Bapa. Kasih yang tidak pilih kasih, yang tidak pernah menyerah, yang tidak pernah menghakimi dan tanpa mengenal kondisi ataupun situasi. Walaupun sepertinya sangat susah untuk dapat memiliki kasih seperti ini, tetapi jika kita hidup bagi Tuhan, bersekutu erat dengan-Nya dan membiarkan Tuhan masuk dan penuhi kita setiap hari, Ia yang adalah kasih akan ada di dalam hidup kita dan kita akan memiliki kasih-Nya. Oleh karena itu, janganlah bersandar kepada kekuatan kita, tetapi biarlah kita meminta dan berserah kepada Tuhan untuk memberikan kita kasih dan mengajarkan kepada kita kasih itu.

Pokok yang ketiga mengajarkan agar kita dapat memiliki fondasi yang kuat di dalam Tuhan. Sebab tidak ada gunanya bila kita hanya berdoa untuk meminta tetapi tidak datang ke hadapan-Nya dengan membawa seluruh kehidupan kita. Tidak ada gunanya juga bila kita berdoa mencari petunjuk dan kehendak-Nya tetapi kita tidak pernah tinggal diam untuk mendengarkan Firman-Nya atau tidak pernah mau dengar. Percuma juga bila kita hanya dengar, tetapi tidak melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Oleh sebab itu, marilah kita datang dengan rendah hati dan seluruh kehidupan kita terbuka untuk-Nya, membuka telinga dan hati kita untuk mendengarkan suara dan perintah-Nya dan biarlah kita juga meminta pimpinan Roh Kudus untuk dapat melakukan Firman dan perintah-Nya guna menyenangkan hati Tuhan.

Bila kita memiliki ketiga pokok ini, maka kita akan hidup bagi Tuhan, memiliki kasih terhadap semua orang untuk memenangkan jiwa mereka dan kita akan memiliki fondasi yang kuat sehingga kita tidak terbawa oleh situasi ataupun pengajaran-pengajaran palsu. Oleh karena itu, marilah kita terapkan ketiga pokok ini di dalam kehidupan kita.


English:

Bible Reading: Luke 6

The Lord Jesus taught many things to His disciples. From these teaching, there are 3 major lessons that we can learn, that is:
1. Live for the Lord and not ourselves
2. Have the heart of the Father in Heaven.
3. Come, Listen and Do the Word of God.

The first lesson teaches us to not focus and sow the seeds of the world which are temporary, but for us to sow the godly seeds which are eternal. For example, they who are oppressed because of the name of the Lord will experience unpleasant times in this world and may be put to shame, but they are actually sowing the godly seeds in heaven, because they are faithful and did not deny the name of the Lord even though their situations are really bad. So, let us learn to live for the Lord and to start sowing the godly seeds which are eternal in heaven and not the worldly seeds.

The second lesson teaches us to have a merciful and loving heart like our God the Father. Love that is not biased, never gives up, never condemns and does not know condition or situation. Even though it may seems hard to have this kind of love, if we live for the Lord, have intimate relationship with Him and let the LOrd comes and fill us each day, He who is Love will be in our lives and we will have His love. Therefore, do not rely on our own strength but let us ask and surrender to the Lord for Him to give us love and to teach us His love.

The third lesson teaches us to have a strong foundation int he Lord. Because there is no point if we only pray to ask but never come before Him bringing our whole lives. There is no point if we pray for guidance and His Will, but we never stay still to listen to His Words or never wants to listen. There is also no point if we only listen but do not do a thing that He has commanded. Therefore, let us come with a humble heart and with our whole lives opened for Him, open our ears and hearts to listen to His voice and commands and let us also ask for the guidance of the Holy Spirit to do His Word and commands to please His heart.

If we have these three points, then we will live for the Lord, have the love for everyone and to win their souls and we will have a strong foundation so that we would not be dragged by situations or false teachings. Therefore, let us apply these three lessons in our lives.

Monday, August 29, 2011

Kemandulan | Barrenness

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 13-14

Di dalam Alkitab, ada banyak orang-orang besar yang lahir melalui seorang yang mandul. Sara yang tadinya mandul melahirkan Ishak, Ribka yang tadinya mandul melahirkan Esau dan Yakub, lalu Rahel, istri Yakub yang mandul melahirkan Yusuf yang akhirnya menjadi penyelamat bagi keluarganya di masa kelaparan. Begitu juga dengan istri Manoah yang mandul dan Tuhan memberikan kepadanya buah kandungan dan ia melahirkan Simson yang akan menjadi penyelamat bagi Israel dari tangan orang Filistin. Dari semua contoh di atas, Tuhan suka memakai mereka yang mandul, dan melakukan mujijat untuk keselamatan umat-Nya dan untuk kemuliaan nama-Nya.

Jadi, bila di dalam kehidupan kita ada kemandulan, seperti ketidak-suksesan, atau kegagalan, atau sepertinya tidak ada buahnya atau juga memang belum dapat mengandung, walaupun kita telah berusaha dan bekerja dengan sekuat tenaga, janganlah kita putus asa atau menyerah begitu saja. Justru, biarlah kita berserah sepenuhnya kepada Tuhan, memberikan kepada Tuhan ketidak-sempurnaan kita dan Ia yang akan mengubahkan-Nya menjadi sesuatu yang luar biasa. Yang perlu kita lakukan adalah terus hidup di dalam kebenaran Tuhan, seperti istri Manoah yang di perintahkan Tuhan untuk jaga hidupnya sesuai dengan perintah-Nya. Sebab bila memang kita tahu bahwa kita tidak dapat, maka ketika kita berserah kepada Tuhan, kita benar-benar menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan sehingga Dialah yang bekerja, yang beracara 100% di dalam kehidupan kita.

Maka dari itu, marilah kita jangan berhenti berharap dan berserah kepada Tuhan dan dengan hidup mengikuti kebenaran dan perintah-Nya, sebab ada tertulis, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (Galatia 6:9). Jadi, teruslah berharap dan berserah kepada Tuhan di dalam kesukaran, kemandulan dan kelemahan kita, sebab di dalam semua itu kita dapat menjadikan Tuhan yang utama.


English:

Bible Reading: Judges 13-14

In the Bible, there are many great men who was born from someone who was barren. Sarah who was barren bore Isaac, Rebecca who was barren, bore Esau and Jacob, then Rachel, Jacob's wife who was barren bore Joseph who saves his family from famine. Now it's the same with the wife of Manoah who is barren and the Lord gave her a child and she bore Samson who will become the one who saves Israel from the Philistines. From all the above examples, the Lord likes to use those who are barren and create a miracle to save His people and for the glory of His name.

So, if in our lives we have barrenness, such as being unsuccessful, experiencing failures, or it seems that there is no fruit in what we do or we just can't get pregnant yet, even though we have tried and work hard at it, do not lose heart and give up. But let us surrender all of it to the Lord, giving to the Lord our imperfectness and He will change it to something amazing. What we need to do is to keep on living in the truth of the Lord, just like the wife of Manoah who was commanded by the Lord to take care of her life according to His commands. Because if we know that we can't, then when we surrender it to the Lord, we really surrender everything to the Lord so that He is the One who works 100% in our lives.

Therefore, let us never stop hoping and surrendering to the Lord and with a life that is following His truth and commands, for it is written, "And let us not grow weary while doing good, for in due season, we shall reap if we do not lose heart." (Galatians 6:9). So, keep on putting our hope and surrender to the Lord in our troubles, barrenness and weakness, because in all that, we can make the Lord be the first.

Sunday, August 28, 2011

Kepala Bukan Ekor | Heads And Not Tails

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 11-12

Yefta adalah anak yang dilahirkan dari perempuan sundal dan hal itu sangat memalukan di bangsa Israel dan karena itu Yefta diusir oleh sanak-saudaranya dari keluarganya. Dapat dikatakan bahwa Yefta adalah seseorang yang terbuang dan tidak diinginkan. Tetapi justru Tuhan mengambil orang-orang seperti Yefta dan menjadikannya orang besar,, bila orang itu takut akan Tuhan, taat dan setia seperti Yefta yang mencari Tuhan dahulu sebelum ia berperang melawan Bani Amon.

Mungkin kita merasa terkucilkan, merasa lemah, tidak berdaya dan menjadi buangan masyarakat, tetapi Tuhan tetap mengasihi kita dan mengangkat kita, sehingga kita yang tadinya adalah ekor menjadi kepala. Hanyalah kita perlu untuk mendahulukan Tuhan di dalam kehidupan kita. Sadar bahwa memang tanpa Tuhan kita ini bukan apa-apa dan kita dapat menjadi seseorang atau melakukan sesuatu hanya karena Tuhan yang memimpin dan memberikannya kepada kita. Oleh sebab itu, muliakanlah Tuhan dengan kehidupan kita. Sebab Tuhan mengubah yang bobrok dan hancur untuk menjadi indah dan mulia. Kita mungkin sudah sampai seperti Yefta yang sudah menjadi pemimpin Israel, atau mungkin kita masih dalam perjalanan menuju ke sana. Apapun keadaan dan situasi kita, biarlah Tuhan yang memimpin kita sehingga hidup kita dipakai untuk meninggikan Tuhan.

Percayalah dan berserahlah kepada Tuhan, sebab Ialah yang mengubah keadaan dan menjadikan kita sebagai kepala dan bukan ekor.


English:

Bible Reading: Judges 11-12

Jephthah is the son who was born from a harlot and this is a shameful things in Israel and because of that Jephthah is driven out from the house by his family. It can be said that Jephthah is an outcast and unwanted. But the Lord takes these kinds of people and make them to become a great person, if they fear the Lord, faithful and obedient like Jephthah who sought the Lord before going to war against the Amonites.

Maybe we feel ignored, weak, can't do anything successful and felt like an outcast of the community, but the Lord still loves us and takes us so that we who were tails becomes heads. Our part is to first prioritise the Lord in our lives. Realise that without the Lord we are nothing and we can become someone or do things because of the Lord who leads and gave it to us. Therefore, glorifythe LOrd with our lives. Because the Lord turns those who are broken to become beautiful and worthy. We may be like Jephthah who have become the leader of Israel, or we may be still on the road getting there. Whatever our conditions and situations are, let the Lord lead us so that our lives may be used to lift the Lord on high.

Believe and surrender to the Lord, because He is the one who changes situations and makes us as heads and not tails.

Saturday, August 27, 2011

Jangan Sakiti Hati Tuhan | Do No Hurt God's Heart

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 9-10

Seperti yang sudah-sudah, Israel hanya menyembah kepada Tuhan jika ada pemimpin yang juga menyembah kepada Tuhan. Israel juga hanya kembali kepada Tuhan di saat mereka dalam keadaan terdesak dan tidak ada jalan keluar. Walaupun Tuhan ijinkan Israel untuk dijajah karena kebebalan dan ketidak-setiaan mereka, Tuhan melakukan hal ini agar Israel bertobat dan kita dapat lihat bahwa Tuhan sebenarnya sangat pedih hatinya melihat Israel di dalam penjajahan. Firman Tuhan berkata bahwa, "TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka".

Sungguh Tuhan kita itu adalah Tuhan yang penuh dengan kasih, tetapi karena ketidak-setiaan dan kebebalan kita sebagai manusialah yang mengakibatkan kita untuk jatuh dalam dosa dan kesukaran. Tetapi kesukaran itupun diijinkan Tuhan agar kita bertobat dari ketidak-setiaan dan kebebalan kita. Maka dari itu, marilah kita hidup selalu setia dan taat kepada Tuhan dan janganlah kita seperti orang Israel yang selalu kembali kepada allah-allah lain dan selalu berubah setia terhadap Tuhan sehingga menyakiti hati Tuhan. Bila kita tahu bahwa hidup di dalam Tuhan adalah yang benar dan terbaik, marilah kita terus hidup di dalam Tuhan, sebab Ia yang akan selalu menolong dan melepaskan kita di dalam segala situasi.

Maka dari itu, marilah kita hanya menyembah Tuhan Yesus Kristus dan janganlah kita mendua hati antara Tuhan Yesus Kristus dan hal-hal lainnya hingga kita menyakiti hati Tuhan. Hiduplah setia dan taat sebab Tuhan sangat mengasihi kita.


English:

Bible Reading: Judges 9-10

As it was in the past, Israelites only worship the Lord if there is a leader who also worships the Lord. Israelites also only comes back to the Lord when they are at the end of the road and had no way out. Even though the Lord allows Israel to be taken over by the enemies because of their stiff-neck and unfaithfulness attitude, the Lord did this so that Israelites would repent and we can see that the Lord is actually is hurting to see Israelites in oppression. The Word of God says, "And His soul could no longer endure the misery of Israel."

Truly, our Lord is a God who is full of love, but because of our unfaithfulness and stubbornness as human that makes us fall into sin and troubles. But all the troubles are allowed by the Lord so that we may repent from our unfaithfulness and stubbornness. Therefore, let us always live in faithfulness and obedience to the Lord and do not be like the Israelites who always comes back to other gods and always turn unfaithful towards the Lord that they hurt the Lord's heart. If we know that living in the Lord is the true and best way, let us always live in the Lord, because He is the one who always help and deliver us from all situations.

Therefore, let us worship only the Lord Jesus Christ and do not worship other gods that we are hurting the Lord's heart. Live in faithfulness and obedience because the Lord loves us so much.

Friday, August 26, 2011

Memberikannya Kepada Tuhan | Giving It Up To The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 5

Kita semua tahu cerita bagaimana Simon Petrus mengikuti Yesus, yakni, ia menyaksikan mujizat besar dalam menangkap ikan dan ia meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus. Tetapi ada satu hal yang mungkin kita tidak sadari. Bila kita lihat dari sisi Simon Petrus, ia adalah seorang penjala ikan dan itulah bisnis yang ia jalankan, yakni sumber uang untuk menghidupi keluarganya. Ketika Yesus melakukan mujizat di saat memang tidak ada hasil setelah bermalam-malaman tidak mendapatkan hasil, itu seperti seorang pengusaha yang sedang mengalami krisis ekonomi dalam bisnisnya dan tiba-tiba mendapatkan suatu keuntungan yang besar yang belum pernah dialaminya. Tetapi apakah ada pengusaha yang ketika mendapatkan untung yang luar biasa sewaktu saat krisis, meninggalkan segala bisnisnya untuk mengikuti Tuhan? Walaupun ada, sangatlah sedikit jumlahnya. Tetapi inilah yang Simon Petrus lakukan, ketika ia justru diberkati saat-saat krisis, ia tidak langsung sibuk dengan bisnisnya, tetapi ia langsung sujud menyembah Tuhan dan menigkuti-Nya.

Hal ini bukan berarti bahwa kita perlu meninggalkan segala bisnis atau pekerjaan kita untuk mengikuti Tuhan seperti Simon Petrus. Tetapi sikap hati yang Simon Petrus miliki perlu kita contoh. Seringkali saat-saat kita dalam keadaan krisis dan ketika kita ditolong oleh Tuhan, kita hanya mengucapkan terima kasih dan langsung kita kembali ke dalam kesibukan bisnis atau pekerjaan kita. Hal inilah yang perlu kita ubah. Kita tidak perlu untuk meninggalkan bisnis atau pekerjaan kita untuk mengikuti Tuhan, kecuali Tuhan memang menginginkan hal itu dari hidup anda, tetapi yang dapat kita lakukan adalah mendedikasikan pekerjaan dan bisnis kita untuk Tuhan. Jadi, pekerjaan dan bisnis kita bukan lagi milik kita, tetapi milik Tuhan Yesus Kristus. Dengan begitu kita melepaskan segala ikatan yang mengikat kita kepada pekerjaan atau bisnis kita, seperti SImon Petrus yang melepaskan segala ikatan yang ada dalam bisnisnya. Jadi, kita bukan lagi bekerja atau berbisnis untuk diri kita sendiri, tetapi untuk kerajaan Allah. Segala yang dihasilkan itu untuk memuliakan Tuhan dan dimulai dari keluarga dan sanak-saudara yang adalah rumah Tuhan, gereja Tuhan, janda dan yatim dan ke manapun Tuhan ingin salurkan berkat itu.

Jadi, marilah kita belajar memiliki hati yang benar-benar mengikuti Yesus seperti SImon Petrus yang melepaskan segalanya untuk mengikuti Tuhan. Marilah kita lepaskan segala hal yang mengikat kita dan berikanlah segalanya itu kepada Tuhan, terutama segala hal yang berhubungan dengan laba atau uang sebab itu yang banyak menjerat orang-orang.


English:

Bible Reading: Luke 5

We all know the story of how Simon Peter followed Jesus, that is, he witnessed a great miracle in catching fishes and he let everything to follow Jesus. But there is one thing that maybe we do not realise. If we see from Simon Peter's perspective, he is a fisherman and this is the business that he runs, that is, his source of money to feed his family. When Jesus did a great miracle when there was no fishes caught all night along, it is just like a businessman who is in the middle of an economic crisis and suddenly received a great profit that he has never experienced before. But is there any businessman who received a great profit during crisis and then left everything to follow the Lord? Even if there is, it would only be a few. But this is what Simon Peter did, when he was blessed during crisis, he did not went back to being busy with his business but he feel down and kneel before the Lord and followed Him.

This does not mean that we should leave all our business or work to follow the Lord like Simon Peter did. But the heart attitude of Simon Peter is the one that we need to take an example of. Many times during crisis and when we were helped by the Lord, we only said thanks and immediately go back to being busy with our business or work. This is what needs to be changed. We do not need to leave our business or work to follow the Lord, unless the Lord wants it that way for you, but what we can do is to dedicate our work and business to the Lord. So, our work and business is no longer ours but belong to the Lord Jesus Christ. That way, we are letting go of all bondage that binds us to our work or business, just like Simon Peter who let go of all bondage to his business. So we are no longer doing our business or work for ourselves only, but to the kingdom of God. All that is produced is to glorify the Lord and starting from our families which is the house of God, church of God, widows and orphans and anywhere the Lord wants to pass on the blessings.

So, let us learn to have a heart that truly follows Jesus like Simon Peter who let go of everything to follow the Lord. Let us let of of all things that binds us and give it all up to the Lord, especially all things pertaining to profit or money because that is what binds most people.

Thursday, August 25, 2011

Meninggikan Tuhan | Lifiting Up The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 7-8

Setelah Gideon menang perang atas orang Midian oleh karena Tuhan telah menyerahkan orang Midian ke tangan orang Israel, Gideon memiliki sikap yang benar. Gideon tidak ingin meninggikan dirinya dengan menerima usulan orang Israel dengan menjadikan dia dan keturunannya pemerintah atas Israel, tetapi ia mengatakan bahwa Tuhanlah yang memerintah atas orang Israel. Tetapi setelah itu ia membuat efod emas untuk melambangkan Tuhan dan itulah yang akhirnya di sembah oleh orang Israel dan bukan Tuhan sendiri.

Sikap Gideon yang tidak menyombongkan diri dan meninggikan Tuhan perlu untuk kita tiru. Sebab memang tanpa Tuhan maka kita ini tidak dapat berbuat apa-apa. Semuanya hanya karena anug'rah dan kasih karunia Tuhan atas hidup kita. Segala kemenangan yang kita alami, segala kekuatan yang kita perlukan, beserta dengan segala tantangan dan cobaan yang kita lewati untuk dapat bertumbuh, semua hanya karena anug'rah Tuhan Yesus Kristus dan bukan karena kekuatan kita sendiri. Oleh sebab itu, biarlah hidup kita meninggikan Tuhan di atas segalanya oleh karena apa yang telah Ia lakukan, sedang lakukan dan akan lakukan di masa depan. Dan janganlah kita menyembah apapun yang mungkin melambangkan Tuhan, sebab itu hanyalah barang materi biasa dan bukan Tuhan sendiri. Bila kita memiliki apapun yang melambangkan Tuhan, seperti lukisan, salib dan sebagainya, hal itu tidak menjadi masalah asalkan kita tidak jadi menyembah barang-barang itu seperti Israel.

Jadi, biarlah kita sadari bahwa hidup kita ini hanya karena anug'rah dan kasih karunia Tuhan agar Tuhan yang selalu kita tinggikan di dalam hidup kita dan bukan diri kita sendiri, orang lain ataupun hal-hal lainnya.


English:

Bible Reading: Judges 7-8

After Gideon won the war against the Midianites because the Lord had given the Midianites to the hands of the Israelites, Gideon had the right heart attitude. Gideon did not want to boast and lifted himself up by receiving the suggestion from the Israelites to make him and his descendants rulers of Israelties, but he said that the Lord is the One who rules over Israel. But afterwards he made a golden ephod to represent the Lord and that is what was worshiped by the Israelites and not the Lord Himself.

We need to take example from the heart attitude of Gideon that did not boasts of himself and lifting the Lord on high. Because without the Lord, then we would not be able to do anything. All of it is because of the grace of the Lord upon our lives. All the victories, all the strengths we need along with all the challenges and temptations that we went through to grow, all of that is only because of the grace of the Lord Jesus Christ and not because of our own strength. Therefore, let our lives lifts the Lord above all because of what He has done, what He is doing and what He is going to do in the future. And do not worship anything that may represents the Lord, because those things are just material things and not the Lord Himself. If we have anything that represents the Lord such as a painting, cross and others, those things are alright as long as we do not worship those things like the Israelites did.

So, let us realise that our lives is because of the grace of the Lord so that we would always lifts Him in our lives and not ourselves or others.

Wednesday, August 24, 2011

Membuang Berhala Di Dalam Hidup | Getting Rid Of Idols In Life

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 5-6

Ketika orang Israel berada di dalam penjajahan orang Midian, mereka berseru kepada Tuhan agar Tuhan menolong mereka dan melepaskan mereka dari penjajahan orang Midian. Tuhan mendengarkan seruan mereka, tetapi sebelum Tuhan memimpin mereka dalam berperang melawan orang Midian, Tuhan ingin agar mereka menang di dalam diri mereka dahulu. Tuhan ingin agar kehidupan rohani mereka menang dahulu sebelum mereka menang dalam kehidupan jasmani. Oleh sebab itu ketika Tuhan memilih Gideon untuk memimpin Israel menang atas orang Midian, perintah pertama yang Tuhan berikan adalah agar Gideon menghancurkan mexbah Baal dan mendirikan mexbah bagi Tuhan. Setelah itu baru Tuhan akan membawa Gideon untuk pergi berperang untuk menaklukan musuh.

Begitu juga yang Tuhan inginkan di dalam kehidupan kita pribadi masing-masing. Tuhan rindu untuk membawa kita kepada kelepasan, kebebasan dan kemenangan, tetapi seringkali yang menghalangi adalah dosa-dosa dan allah-allah lain yang masih ada di dalam kehidupan kita. Seperti Tuhan memerintahkan Gideon untuk menghancurkan Baal yang pada waktu itu adalah allah yang di sembah Israel, begitu juga Tuhan ingin agar kita membuang segala allah-allah lain dan berhala-berhala yang masih kita sembah di dalam kehidupan kita. Hal ini dapat berupa dewa-dewa, allah-allah lain, barang materi, patung-patung, uang, kekayaan, makanan, games bahkan sampai kepada aktor, aktris, atau artis yang kita idolakan. Banyak hal yang kita ingini, yang kita idolakan, yang kita impikan sehingga hal-hal itu atau orang-orang itu menjadi yang utama di dalam kehidupan kita. Bila hal itu yang menjadi yang utama, maka di dalam hidup kita Tuhan bukan lagi yang utama dan kita bukan lagi menyembah Tuhan tetpai menyembah hak-hal yang tadi itu.

Oleh sebab itu, biarlah kita periksa kehidupan kita setiap hari untuk memastikan bahwa Tuhanlah yang utama di dalam kehidupan kita. Marilah kita buang segala hal yang menjerat kita, yang masih kita sembah secara sadar atau tidak sadar, selain dari Tuhan Yesus Kristus. Sehingga kita dapat dipimpin kepada kemenangan yang Tuhan telah siapkan bagi kita.



English:

Bible Reading:Judges 5-6

When the Israelites were under the oppression of Midianites, they cried out to the Lord so that He would help them and free them from the Midianites. The Lord heard them, but before the Lord leads them to got o war against the Midianites, the Lord wants them to wage war within themselves first. The Lord wants so that their spiritual lives are victorious first before they win wars int he physical lives. Therefore, when the Lord chose Gideon to lead Israelites to win against the Midianites, the first command that the Lord gave was to destroy the altar of Baal and to build an altar for the Lord. Afterwards, then the Lord will bring Gideon to go to war to defeat the enemies.

This is also what the Lord wants from us individually. The Lord longs to bring us to deliverance, freedom, and victories, but many times what hinders it are our sins and other gods that are still in our lives. Just like the Lord commanded Gideon to destroy the altar of Baal, which at that time was the god that Israel was worshiping, the Lord also wants us to throw away all other gods and idols that we still worship in our lives. This can be other gods, material things, sculptures, money, riches, food, games and even to the actors, actresses and artists whom we idolise. There are many things that we want, idolise, or dream of that those things or those people becomes the first priority in our lives. When that happens, then the Lord is no longer the first priority and we are no longer worshiping the Lord but those things mentioned.

Therefore, let us check our lives everyday to make sure that the Lord is the our first priority in life. Let us throw away all the things that is binding us, things that we still worship, whether we know it or not, other than the Lord Jesus Christ. So that we may be led to victories that the Lord had prepared for us.

Tuesday, August 23, 2011

Membangun Pemimpin | Raising Up Leaders

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 3-4

Setelah Yosua mati, orang Israel hanya beribadah kepada Tuhan setelah mereka berada di dalam keadaan yang sulit dan menekan dan terus hidup di dalam ketaatan terhadap Tuhan selama pemimpin yang setia kepada Tuhan masih hidup. Tetapi setelah pemimpin mereka meninggal, maka orang Israel kembali berbuat jahat di mata Tuhan. Dari hal ini kita dapat melihat betapa pentingnya untuk kita memiliki seorang pemimpin yang dapat kita percaya dan kita ikuti. Seorang pemimpin yang taat, setia dan takut akan Tuhan sehingga kita tidak berjalan di jalan yang salah. Tetapi juga kita dapat lihat bahwa seringkali seorang pemimpin hanya melakukan tugasnya dan mereka tidak membangun atau mendidik generasi baru untuk menjadi penerusnya. Dan inilah kekurangan orang Israel, yakni bahwa para hakim-hakim dan pemimpin yang ada tidak mengajarkan atau menurunkan kepepimpinan mereka kepada generasi yang berikutnya. Bila kita lihat pada jaman Musa, Musa tidak hanya memimpin Israel, tetapi ia juga mendidik Yosua agar dapat menjadi pemimpin suatu hari. Yosua dikatakan sebagai abdi Musa, yakni seseorang yang mengikuti Musa ke manapun ia pergi dan begitulah Yosua belajar menjadi seorang pemimpin dan bagaimana Musa mendidik Yosua dan melantik Yosua di depan Israel.

Jadi, sebagai pemimpin atau berlatih sebagai pemimpin, marilah kita hidup dengan taat dan setia kepada Tuhan agar kita dapat menjadi pemimpin yang benar di hadapan Tuhan. Marilah juga kita selalu memiliki seseorang yang dapat kita didik untuk meneruskan pelayanan atau kepemimpinan kita yang Tuhan telah percayakan sehingga orang-orang yang kita pimpin tidak hilang seperti domba tanpa gembala, yakni seperti orang Israel saat pemimpin mereka meninggal. Maka dari itu, marilah kita terus memimpin dan bangun pemimpin-pemimpin baru agar merekapun nantinya membangun pemimpin-pemimpin baru juga dan begitu seterusnya sampai Tuhan datang kedua kalinya agar nama Tuhan terus dimuliakan di tengah-tengah kita.


English:

Bible Reading: Judges 3-4

After Joshua died, Israel only worship the Lord after they are in an oppressed situation and they keep on living in obedience to the Lord as long as their leader who is faithful to the Lord is still alive. But after their leader is dead, they came back to doing evil things. From this we can see how important it is to have a leader that we can trust and follow. A leader who is faithful, obedient and have the fear of the Lord, so that we would not walk in the wrong path. But we can also see that many times, a leader is only doing his/her duty but they did not raise or teach the new generation to be the next leader. This is what the Israelites lacks, that is, all the judges and leaders did not teach or pass down their leadership to the next generation. If we look at the times of Moses, Moses did not only lead the Israelites, he also taught Joshua to be able to become a leader one day. Joshua was said to be the servant of Moses, one who follows Moses where ever he goes and that's how Joshua learn to be a leader and how Moses taught Joshua to be a leader and appoint Joshua as a leader in front of Israelites.

So, as a leader or training to be a leader, let us live in obedience and faithfulness towards the Lord so that we may lead in truth before the Lord. Let us also always have someone whom we can teach to continue our ministries or leaderships that the Lord had entrusted to us, so that the people that we lead would not be like sheep without shepherd, just like the Israelites when their leaders died. Therefore, let us keep on leading and raising new leaders so that they would one day also raise new leaders and so on until the Lord comes back the second time so that the name of the Lord be glorified in our midst.

Monday, August 22, 2011

Pencobaan | Temptation

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 4

Ketika Yesus sedang berpuasa, iblis tidak mencobai-Nya, tetapi setelah Yesus selesai puasa, maka baru iblis mencobai Yesus, sebab Ia lapar setelah tidak makan apa-apa selama 40 hari. Dengan hal yang sama kita juga perlu waspada, sebab iblis menunggu akan waktu yang tepat. Selama kita masih puasa, hati, pikiran dan hidup kita fokus akan Tuhan, tetapi setelah masa puasa itu, seringkali kita merasa sudah selesai dan kita tidak sewaspada atau sefokus pada waktu kita berpuasa dan saat-saat itulah iblis akan mencobai kita. Sebab iblis selalu menunggu seperti singa yang mengaum-ngaum di sekitar kita dan jika kita lengah sedikit saja, bila kita membuka celah atau kesempatan maka iblis akan datang untuk mencobai dan menyerang kita.

Oleh sebab itu, janganlah kita anggap berpuasa itu hanya sekedar suatu periode yang kita lewati dan sesudahnya kita berhenti atau menjadi leibh kurang sungguh-sungugh terhadap Tuhan. Tetapi biarlah pada saat kita berpuasa, itu mengubah kita dan kebiasaan kita sehingga kita justru setelah puasa makin dekat dengan Tuhan, makin sungguh-sungguh. Jadi, berpuasa bukan hanya sekedar menjalankannya, tetapi agar kita benar-benar mencari Tuhan sehingga hidup kita diubahkan.

Maka dari itu, marilah kita selalu waspada dan selalu dekat dengan Tuhan, baik dalam berpuasa maupun tidak, sebab iblis selalu menunggu waktu yang tepat untuk mencobai, dan jika kita tetap dekat dengan Tuhan, maka kita akan dapat melewati pencobaan itu penuh dengan kemenangan seperti Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: Luke 4

When Jesus was fasting, satan did not tempt Him, but after Jesus finished fasting, then satan tempted Him, because He was hungry after not eating anything for 40 days. We also need to keep watch of the same thing, because satan waits for the right moment. When we are still fasting, our hearts, minds and lives are focused on the Lord, but after we finish, many times we feel that it is done and we became less aware or less focused compared to when we were fasting and in those times satan will tempt us. because satan always wait like a lion around us and if we drop our guard for a moment or if we opened up a chance then satan will take that and will try to tempt and attack us.

Therefore, do not think that fasting is just within those period that we've passed and afterwards we stop or became less committed to the Lord. But let it be that when we fast and pray, it changes us and our habits so that after we finish fasting and praying we became more intimate with the Lord, more serious and committed. So, fasting and praying is not just doing it, but so that we really seek God so that our lives are changed.

Therefore, let us always keep watch and be intimate with the Lord, may it be fasting period or not, because satan always waits for the right time to tempt and if we keep close to the Lord, then we will be able to go through that temptation and came out victoriously just like the Lord Jesus Christ.

Sunday, August 21, 2011

Mengajarkan Generasi Yang Baru | Teaching The New Generation

Indo:

Pembacaan Alkitab: Hakim-Hakim 1-2

Semasa masih ada Yosua, bangsa Israel hidup sesuai dengan perintah Tuhan dan kebenaran-Nya. Setelah Yosua mati, banyak dari mereka yang berbalik dari Tuhan dan menyembah allah-allah lain karena penduduk yang tidak mereka tumpas. Tetapi setelah di tegur oleh Tuhan mereka bertobat dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi anak-anak mereka, generasi-generasi baru mereka, tidak mengenal jalan Tuhan dan tidak mengenal pekerjaan dan apa yang Tuhan telah lakukan bagi orang Israel, sehingga generasi-generasi baru ini tidak menyembah Tuhan tetapi menyembah Baal dan Asyterot.

Seringkali kita membuat kesalahan yang sama seperti orang Israel, yakni tidak mengajarkan kepada generasi-generasi baru akan kebenaran Tuhan, tidak memberikan kesaksian kepada mereka akan kebesaran dan kuasa Tuhan yang menyertai mereka sepanjang hidup mereka. Banyak dari kita juga tidak mengajarkan kepada generasi-generasi baru akan kebenaran dan kebesaran Tuhan. Kita sibuk mengajarkan mereka akan hal-hal yang duniawi, yang sementara, tetapi kita lupa untuk mengajarkan mereka akan kebenaran Tuhan. Biarlah kita belajar dari kesalahan orang Israel dan biarlah kita mengajarkan kepada generasi-generasi baru akan kebenaran dan kebesaran Tuhan, sehingga mereka menyembah Tuhan Yesus Kristus dan bukan menyembah allah-allah lain yang adalah berhala.

Marilah kita turunkan apa yang Tuhan telah ajarkan kepada kita. Marilah kita bersaksi akan apa yang Tuhan telah lakukan dalam kehidupan kita. Biarlah nama Tuhan terus di junjung tinggi turun temurun di dalam kehidupan kita dan kepada generasi-generasi yang baru.



English:

Bible Reading: Judges 1-2

When Joshua was still alive, Israelites lived according to the commands of the Lord and His truth. After Joshua died, many of them turn from the Lord and start worshiping other gods because of the people of the land whom they did not get rid of. But after they were rebuked by the Lord, they repented and lived according to the Word of God. But their children, their new generations, did not know the way of the Lord and do not know the work of the Lord and what the Lord had done for the Israelites, so that the new generations do not worship the Lord but they worshiped Baal and Ashtoreths.

Many times, we make the same mistake that the Israelites did, that is not teaching the new generations of the truth of the Lord, did not testify to them about the Lord's greatness and power that leads them all their lives. Many of us also do not teach the new generations of the truth and the greatness of the Lord. We are busy teaching them of the worldly things, the temporary things, but we forgot to teach them the truth of the Lord. Let us learn from the mistake of the Israelites and let us teach the new generations of His truth and greatness, so that the would worship the Lord Jesus Christ and not other gods who are idols.

Let us pass down what the Lord has taught us. Let us testify of what the Lord had done in our lives. Let the name of the Lord be lifted up from generation to generation in our lives.

Saturday, August 20, 2011

Perihal Pertobatan | Concerning Repentance

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 3

Yohanes Pembaptis tidak hanya memberitakan Injil dan memberitakan pertobatan serta baptisan air, tetapi ia juga mengajarkan kepada orang banyak bagaimana caranya bertobat. Yakni untuk berhenti melakukan dosa atau yang jahat dan untuk berbalik total dari pada perbuatan yang jahat itu dan melakukan hal yang baik dan benar. Misalnya, ia mengajarkan agar mereka yang memiliki lebih atau berkelimpahan untuk tidak menyimpannya sendiri tetapi juga membagikannya kepada yang membutuhkan. Bagi para pemungut cukai, Yohanes mengajarkan agar mereka tidak lagi menagih lebih banyak dari yang seharusnya. Kepada para prajurit, ia mengajarkan agar mereka tdak lagi memeras atau merampas milik orang lain dan agar mereka mencukupkan diri dengan gaji mereka.

Bila ini di aplikasikan ke dalam kehidupan kita, marilah kita lihat hal apa yang kita lakukan selama ini yang melanggar hukum di dunia, tetapi yang lebih terutama, hal apa yang melanggar perintah dan kebenaran Tuhan? Misalnya, apakah kita masih suka marah dan akhirnya berdosa dengan memukul, mencaci maki, membenci ataupun mengutuki orang? Apakah kita masih suka menghakimi orang lain akan kesalahan yang mereka perbuat sedangkan kita sendiri masih melakukan hal yang serupa atau banyak hal buruk lainnya? Apakah kita merasa diri kita lebih benar di banding orang lain? Dan masih banyak lagi contoh-contoh, tetapi biarlah kita periksa diri dan biarlah kita meminta Roh Kudus untuk mengajarkan kepada kita akan hal apa yang harus kita buang dari kehidupan kita, yang perlu pertobatan di dalam kehidupan kita.

Tetapi bukan hanya meminta petunjuk Roh Kudus. Kita juga perlu untuk memiliki hati yang bertobat, yakni mau ditegur, mau diajar, rela untuk berhenti melakukan yang salah dan mulai lakukan yang benar. Sebab itulah pertobatan yang sesungguhnya dan bukan hanya menyesal. Oleh sebab itu, marilah kita buka diri kepada pengajaran, teguran dari Roh Kudus maupun orang-orang di sekitar kita, agar kita terus ada pertobatan setiap hari dan makin diubahkan agar sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan,


English:

Bible Reading: Luke 3

John the Baptist not only preached the Gospel and tell of repentance and water baptism, he also taught the people on how to repent. Meaning, to stop sinning or doing bad things and to turn completely from the wicked deeds and to do what is good and right. For example, he taught those who have more or are in abundance to not keep it for themselves but to share it to those who needs it. For the tax collector, he taught them to not collect more than what they ought to. For the soldiers, he taught them not to intimidate or accuse falsely so as to receive bribe but to be content of their salary.

If we apply this to our lives, let us look at what are the things that we do that is breaking the law in the world, and most importantly, what things are breaking the commands or the righteousness of the Lord? For example, do we still easily angered and then sinned by hitting, swearing, hating or cursing others? Do we still like to judge others of their fault while we ourselves still do similar things or many other bad things? Do we feel that we are better and more righteous than others? and there are many other examples, but let us check ourselves and ask the Holy Spirit to teach us on the things that we need to get rid of from our lives, things that needs repentance in our lives.

But not only to ask for guidance from the Holy Spirit. We also need to have a repentant heart, that is the heart that is willing to be rebuked, taught, and willing to stop doing what is wrong and start doing what is right. Because that is true repentance and not only to regret. Therefore, let us open ourselves to teachings and rebukes from the Holy Spirit and also others around us so that we always have repentance daily and to be continually changed according to what the Lord desires.

Friday, August 19, 2011

Pilihan-Pilihan | Choices

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 23-24

Kita memiliki pilihan di dalam hidup. Kita dapat memilih untuk berbuat baik atau berbuat jahat, untuk mengasihi seseorang atau membenci,untuk mengampuni atau tidak dan untuk mengikuti Tuhan Yesus kristus atau allah-allah lainnya. Sama seperti Israel yang diingatkan akan hal-hal yang mereka telah dengar dari nenek moyang mereka, dan apa yang mereka telah alami dan saksikan sendiri dan lalu mereka diminta untuk memilih yang mana yang mereka ingin ikuti. Apakah mereka ingin ikuti Tuhan Allah nenek moyang mereka yakni Allah Abraham, Ishak dan Yakub, atau allah yang disembah oleh nenek moyang Abraham, atau allah dari bangsa yang tinggal di antara mereka. Israel juga diberikan kebebasan untuk memilih yang mana yang mereka ingin ikuti. Tentunya setiap pilihan memiliki konsekuensi masing-masing dan Israel setelah mengingat akan apa yang mereka telah dengar, mereka telah saksikan dan alami dan apa yang mereka telah lihat di sekitar mereka, Israel memilih untuk ikuti Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita ikuti Tuhan Yesus Kristus? Ataukah kita ikuti allah-allah lain yang ada di sekitar kita? Sudahkah kita alami dan saksikan sendiri pekerjaan tangan Tuhan di dalam kehidupan kita? Bila belum, biarlah kita meminta agar kita mengalami Tuhan sehingga kita mengenal bahwa hanya ada satu Allah dan satu Tuhan. Sebab mereka yang mencari akan mendapatkan, dan bila kita pada akhirnya memilih untuk mengikuti kebenaran, yakni Tuhan Yesus Kristus, maka kita akan mengalami leibh banyak lagi kuasa tangan Tuhan dan pimpinan-Nya saat kita berserah kepada-Nya dan dengan setia melakukan perintah-perintah-Nya, seperti Israel yang mengalami kuasa Tuhan.

Jadi marilah kita memilih untuk ikut Tuhan setiap hari dan setiap saat, setiap detik. Biarlah kita memilih untuk mengikuti kebenaran dan bukan kepuasan daging. Biarlah kita hidup hanya beribadah dan menyembah Tuhan Yesus Kristus yang telah mati untuk kita semua agar kita mendapatkan hidup.


English:

Bible Reading: Joshua 23-24

We all have choices in life. We can choose to do good or bad, to love or to hate, to forgive or not to forgive, to follow the Lord Jesus Christ or to follow other gods. The same as when Israelites was reminded of all the things they have heard from their ancestors and what they have experienced and witnessed themselves and then they were asked to choose which one do they want to follow. Do they want to follow the Lord God of their ancestors, that is the God of Abraham, Isaac and Jacob, or the gods that was worshiped by Abraham's ancestors or the gods from the nations that lives among them. Israel was also given the freedom to choose. Of course every choice has its own consequences and Israel, after remembering what they have heard, witnessed and experienced, they chose to follow the Lord.

What about us? Are we following the Lord Jesus Christ? Or are we following other gods that is among us? Have we experience and witness ourselves of the work of the hands of the Lord in our lives? If we haven't,let us ask to experience the Lord so that we know that there is only one God and one Lord. Because they who seek will find and if we choose to follow the truth that is the Lord Jesus Christ, then we will experience more of His power and guidance then we surrender to Him.

So, let us choose to follow the Lord every day and every moment, every second. Let us choose to follow the truth and not the desire of our flesh. Let us live only to worship the Lord Jesus Christ who died for all of us so that we may live.

Thursday, August 18, 2011

Kabar Burung | Word of Mouth

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 21-22

Ketika orang Israel mendengar bahwa sebagian dari mereka yang tinggal di sebrang sungai Yordan,yakni bani Ruben, Gad dan setengah dari Manasye, membangun mezbah,maka seluruh Israel menjadi marah karena mereka berpikir bahwa bani Ruben, Gad dan setengah dari Manasye itu berbalik dari Tuhan. Mereka bahkan pergi dengan maksud berperang dan memusnahkan tanah milik mereka. Mereka tidak langsung menyerang, tetapi menanyakan hal itu dahulu kepada mereka, yakni, mengapa mereka mendirikan mezbah itu. Setelah dijelaskan, maka Israel tidak jadi menyerang bangsa mereka sendiri dan mereka kembali damai satu antar lain.

Seringkali, di dalam kehidupan kita, kita dengar kabar burung tentang teman-teman kita maupun saudara-saudara kita. Dan karena kabar burung itu, kita menjadi berasumsi bahwa mereka telah melakukan suatu hal yang jahat. Bahayanya adalah bahwa dengan asumsi yang kita miiki, seringkali kita menjadi menghakimi orang itu tanpa kita mencari tahu dahulu kebenarannya. Tetapi marilah kita belajar dari kebijaksanaan yang di ambil oleh Israel, yaitu, mereka mengirimkan beberapa wakil untuk berbicara dahulu dengan bani Ruben, Gad dan setengah dari Manasye itu untuk mencari tahu kebenarannya baru memutuskan apakah perlu untuk menumpaskan negeri yang mereka tinggali atau tidak. Yang perlu kita lakukan adalah untuk berbicara dengan saudara-saudara atau teman-teman kita bila memang kita mendengar kabar burung itu. Dan sebagai yang di tanya, kita juga tidak seharusnya langsung marah, tetapi biarlah kita jelaskan akan tindakan kita atau kabar burung itu. Sehingga kita tidak membuat peperangan antar saudara atau teman. Tetapi yang terpenting adalah untuk kita meminta hikmat dari Roh Kudus untuk mengatasi hal-hal yang kita alami, baik itu mempertanyakan kabar burung itu atau yang di tanya. Sebab itu adalah salah satu peranan Roh Kudus yang telah di kirimkan bagi kita, yakni untuk mempimpin kita.

Jadi, janganlah kita menghakimi karena kabar burung, tetapi biarlah kita bicarakan dengan damai satu dan yang lainnya.


English:

Bible Reading: Joshua 21-22

When the Israelites heard that some of them who lives on the other side of the Jordan river, that is Reuben, Gad and half of Manasseh, built an altar, then the whole Israelites became angry because they thought that their brethren have turn unfaithful towards God. They even went with the intention to go to war to destroy the land. They did not attack them straight away, but they asked first about the matter, that is, why they built that altar. After it was explained, Israelites withdrew from attacking their own people and were in peace with one another.

Many times, in our lives, we hear word of mouth about our friends or families. And because of that word of mouth, we assumed that they have done something wrong or wicked. The danger is that with that kind of assumption, many times we tend to judge them without trying to find the truth first. But let us learn from the wisdom of the Israel, that is, they sent a few people to talk to their brethren first to find out the truth as to why they built the altar, then decide their action based on that truth. What we need to do is to talk with our families or friends if we do hear those word of mouth that is going around about them. And if we are asked concerning word of mouth about us, we also should not be angry but let us explain our action or those word of mouth. So that we wouldn't start a war within our families or between friends. But the most important is for us to ask for wisdom from the Holy Spirit to handle what we are facing, may it be asking the truth or being asked about the truth concerning the word of mouth that is going around. Because that is one of the role of the Holy Spirit Whom has been sent for us, that is to lead us.

So, do not judge because of a word of mouth, but let us talk about it in peace between one another.

Wednesday, August 17, 2011

Tuhan Tidak Pernah Meninggalkan Kita | The Lord Will Never Forsake Us

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 19-20

Betapa indahnya bila kita berjalan bersama dengan Tuhan dan bersandar kepada-Nya dalam segala hal. Ia yang akan memimpin kita untuk menyelesaikan dan memenuhi perintah-perintah-Nya. Dari 2 pasal ini kita dapat melihat bahwa Yosua di ingatkan oleh Tuhan untuk menentukan kota-kota perlindungan bagi mereka yang membunuh temannya dengan tidak sengaja untuk lati dan berlindung dari penuntut darah. Dan ini Tuhan ingatkan setelah setiap suku Israel dibagi-bagikan kota-kota beserta desa-desanya sebagai hak milik masing-masing. Melalui kejadian ini, kita dapat melihat bahwa Tuhan tidak meninggalkan Yosua dan Israel begitu saja, tetapi karena kasih sayang Tuhan, Tuhan mengingatkan Yosua akan perintah-Nya yang ini.

Begitu juga di dalam kehidupan kita. Setelah kita menyelesaikan satu perintah yang Tuhan berikan kepada kita, maka Tuhan yang akan memimpin dan mengingatkan kita akan perintah selanjutnya yang Ia telah berikan dan tetapkan untuk kita. Dan Tuhan akan selalu memimpin dari satu perintah kepada perintah yang lainnya sampai kita memenuhi apa yang Tuhan telah tetapkan bagi kehidupan kita. Oleh sebab itu, janganlah kita takut, kecut hati atau tawar hati, tetapi biarlah kita terus bersandar dan mengandalkan Tuhan dalam segala sesuatu, sebab Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.


English:

Bible Reading: Joshua 19-20

How beautiful it is if we walk with the Lord and rely on Him in all things. He will lead us to finish and accomplish His commands. From these 2 chapters we can see that Joshua is reminded by the Lord to set cities of refuge for people who killed their friend without any intention, to run and take refuge from those who wants revenge. And the Lord reminded Joshua of this after every tribe got their cities as their inheritances. Through this we can see that the Lord did not forsake Joshua and Israel, but because of His love, the Lord reminded Joshua of this command.

The same things applies in our lives. After we finish one command that the Lord gave to us, then the Lord will lead and remind us of the next command He has given and set for us. And the Lord will always lead from one command to the next until we fulfill what the Lord had planned for our lives. Therefore, do not be afraid, lose heart or be discouraged, but let us keep on relying upon the Lord in all things, because the Lord will never forsake us.

Tuesday, August 16, 2011

Kerendahan Hati | A Humble Heart

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 2

Ketika Yesus berumur 12 tahun, Ia membuat tercengang para alim ulama di Bait Allah, dengan jawaban dan kecerdasan-Nya. Bila kita pikirkan sebentar, Yesus di saat itu adalah anak yang berumur 12 tahun, yang bukan dari keturunan para imam dan adalah anak tukang kayu. Maka dari Ia lahir sampai kepada saat itu Ia pasti tidak pernah mendalami Kitab Suci secara mendetil, dan karena Ia lahir sebagai manusia, maka segala pengetahuan dan hikmat yang Ia miliki itu datang dari lingkungan-Nya dan juga terutama dari Tuhan sendiri. Sungguh Tuhan kita itu luar biasa. Tetapi Ia tetap taat dan hormati orang tua-Nya, Yusuf dan Maria dan Ia tidak menyombongkan diri.

Banyak sekali sifat Yesus yang dapat kita pelajari untuk kita terapkan di dalam kehidupan kita. Dalam kisah ini kita dapat melihat kerendahan hati yang Ia miliki. Walaupun Ia tahu bahwa Ia adalah Tuhan dan bahwa Ia dapat berontak kepada Yusuf dan Maria dan pilih untuk tinggal di Bait Allah, tetapi Yesus tidak melakukan semua itu. Karena bila Ia berontak terhadap Yusuf dan Maria dan tinggal di Bait Allah, Ia melanggar perintah-Nya sendiri dan akan berdosa, walaupun Ia memiliki hikmat yang luar biasa. Jadi, Tuhan Yesus merendahkan hati-Nya dan tunduk kepada kepimpinan yang ada saat itu di dalam hidup-Nya, yakni orang tua-Nya. Inilah sifat pertama yang ditunjukkan dari silsilah Yesus dan inilah yang perlu kita juga miliki di atas segala sikap, sebab kejatuhan iblispun karena ia sombong dan tidak memiliki kerendahan hati.

Jadi, marilah kita belajar untuk rendah hati dan bukan untuk menyombongkan diri ataupun yang dapat kita lakukan. Bila kita ingin membanggakan sesuatu, biarlah itu Tuhan yang kita banggakan dan bukan yang lainnya.


English:

Bible Reading: Luke 2

When Jesus was 12 years old, He amazed the teachers at the temple with His answers and intelligence. If we think about it for a moment, at that time Jesus was only 12 years old, was not from the descendants of the priests and is a son of a carpenter. Therefore, from the day He was born until that time, He must never really study the Word of God in details and because He was born as men, then all His knowledge and wisdom comes from His surrounding and of course most of all from the Lord Himself. Truly our Lord is amazing. But He obeyed and honored His parents, Joseph and Mary and He did not boasts of Himself.

There are many attitudes and characters that we can learn from Jesus to apply into our lives. In this chapter, we can see the humility that He has. Even though He knows that He is Lord and He can rebel against Joseph and Mary and chose to stay in the temple, but Jesus did not do all that. Because if He rebels against Joseph and Mary and stayed in the temple, He is disobeying His own law and will sin, even though He has great wisdom. So the Lord Jesus humbled Himself and submit to the leadership at that time in His life, who are His parents. This is the first attitude and character that was shown in Jesus' life and this is what we also need to have above all other characters, because the fall of satan was also because he was boastful and did not have humility.

So, let us learn to be humble and not to boasts of ourselves of what we can do. If we want to boast, let us boast of our Lord and not others.

Monday, August 15, 2011

Memperluas Batas Tanah-Mu | Expanding Your Territory

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 17-18

Terkadang keadaan kita seperti Suku Manasye dan Efraim dalam kejadian di sini. Mereka telah dibagikan hak milik pusaka mereka dan setelah mereka tinggal, mereka merasa tidak cukup karena memang orang mereka banyak. Tetapi yang mereka tidak ketahui adalah bahwa masih ada tanah-tanah yang belum menjadi milik mereka dan mereka perlu untuk pergi dan merebutnya sebagai milik mereka. Dan tanah-tanah yang akan direbut itu memiliki kereta besi dan kuat, tetapi bila dengan tangan Tuhan yang menyertai mereka, maka mereka akan dapat menduduki tanah-tanah itu.

Bila hal yang terjadi terhadap Manasye dan Efraim diterjemahkan ke dalam kehidupan kita sehari-hari, terkadang kita ada bagian yang Tuhan telah berikan kepada kita dan ada bagian yang telah kita gumuli untuk kita dapatkan sebagai hak milik kita yang Tuhan telah tetapkan. Tetapi sebenarnya masih ada lagi yang masih belum kita raih dari apa yang Tuhan rencanakan. Kita masih belum mencapai 100% apa yang Tuhan rencanakan, dan kita tahu karena kita merasa sepertinya bisa berkembang tetapi tidak dapat atau takut. Tetapi bila kita terus berjalan bersama Tuhan, mengikuti Firman dan kebenaran-Nya, maka kita tidak perlu takut, sebab Tuhan yang berperang bagi kita.

Oleh sebab itu, biarlah kita lihat kehidupan kita dan lihatlah akan bagian-bagian yang masih dapat berkembang sehingga tenda dan kemah kita dapat diperluas seperti yang Tuhan telah rencanakan. Janganlah kita menjadi takut akan apapun yang mungkin menghalangi kita, tetapi bila memang itu bagian kita dari Tuhan, maka bersama Tuhan kita akan meraihnya. Percayalah dan bersandarlah selalu kepada Tuhan dan perlebarlah kehidupanmu sesuai dengan rencana Tuhan.


English:

Bible Reading: Joshua 17-18

Many times our condition is the same as Manasseh and Ephraim here. They have been given lands as their inheritance but they felt that it's not enough because they are many. But what they did not know was that there are still lands that have not become theirs yet and they need to go and subdue it as theirs. And these lands that needs to be subdued have iron chariots, but with the hands of the Lord guiding them, then they will subdue the lands.

If this is translated into our daily lives, many times there are things that the Lord had given to us and there are things that we have struggled through to obtain as our inheritance or part that the Lord had planned. But in reality there are still more that we haven't obtained or reached yet, from the Lord's plan. We have not yet reached 100% of what the Lord had planned for us and we know because we feel as if we can still grow and expand but we just can't or afraid. But if we keep on walking with the Lord, following His Word and truth, then we won't have to be afraid because the Lord is the One who fights for us.

Therefore, let us look at our lives and see the parts where we can still grow and expand so that our tents may be expanded as the Lord had planned. Do not be afraid of what may come to hinder us, but if it is our part from the Lord, then, with the Lord we will reach it. Believe and always rely on the Lord and expand your life according to the plan of the Lord.

Sunday, August 14, 2011

Pelaku Firman | Doer Of The Word

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 15-16

Jika kita hanya membaca tentang tanah-tanah yang di duduki oleh Israel dan diberikan segala hak milik pusaka setaip suku, kita tidak akan dapat tahu betapa besar tanah-tanah itu tanpa melakukan riset lebih dalam dan melihat peta jaman dahulu. Tetapi dari jumlah kota-kota yang kita baca, kita tahu bahwa besarlah kemenangan bangsa Israel. Untuk bani Yehuda sendiri, Tuhan berikan total 68 kota beserta desa-desanya. Belum lagi kota-kota yang diberikan kepada sebelas suku lainnya. Hal ini menunjukkan betapa kuasanya Tuhan dalam memimpin Israel menang perang.

Sesungguhnya, bila kita berpegang teguh kepada Firman Tuhan dan melakukannya, seperti Yosua dan Israel dalam merebut kota-kota di tanah perjanjian mereka, maka kita akan meraih kemenangan-kemenangan itu. Kita yang mungkin awalnya merasa tertindas atau malang atau selalu bernasib buruk seperti Israel sebelumnya yang adalah budak, akan melihat keajaiban Tuhan saat kita melakukan Firman-Nya. Bayangkan bila Israel hanya mendengarkan dan mengiyakan perintah Tuhan tetapi tidak bergerak sedikitpun, maka mereka tidak akan dapat menduduki sebegitu banyak kota, bahkan satupun tidak. Begitu juga dengan kita, kita perlu untuk mendengarkan Firman Tuhan dan melakukannya bila kita inign melihat rencana Tuhan terjadi dalam hidup kita.

Oleh sebab itu, marilah kita menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar Firman Tuhan. Apapun itu yang kita hadapi saat ini, biarlah kita tetap setia dalam melakukan Firman Tuhan dan kita akan melihat hasilnya bila saatnya tiba.


English:

Bible Reading: Joshua 15-16

If we only read about the lands that were subdued by the Israelites and were given as inheritance to each tribe, we would not know how large the lands were without doing research and seeing the map of the those days. But with the number of cities that we read, we know that the victory of the Israelites is great. For the tribe of Judah, the Lord gave them 68 cities in total. And there are still the other cities that were given to the other 11 tribes. This shows how powerful the Lord is in leading Israelites to win the war.

Truly, if we hold on true to the Word of God and do it, like Joshua and Israel in subduing the cities in the promised land, then we will reach victories. We whom at the beginning may feel oppressed or having bad luck like the Israelites who were slaves, will see the miracles of the Lord when we do His Words. Imagine if the Israelites only hear and agreeing to the Word of the Lord but do not move an inch, then they will not subdue so many cities and not even one. The same with us, we need to listen to the Word of God and do it if we want to see the Lord's plans come true in our lives.

Therefore, let us be the doer of the Word of God and not just the hearer. Whatever it is that we face, let us always be faithful in doing the Word of God and we will see the results when the time comes.

Saturday, August 13, 2011

Pemeliharaan Tuhan | The Lord's Protection

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 13-14

Kita dapat melihat bagaimana Tuhan menjaga Kaleb bin Yefune, orang yang setia kepada-Nya dan yang percaya kepada apa yang difirmankan-Nya. Oleh karena kesetiaannya saat ia pergi mengintai tanah Kanaan pada awalnya, Tuhan memelihara hidup Kaleb selama 45 tahun berjalan di padang gurun dan melalui bermacam-macam peperangan. Walaupun ia berumur setidaknya 80 tahun ketika mereka mulai berperang, Tuhan tetap memberikan kekuatan seperti saat ia masih berumur 40 tahun untuk berperang. Dan semua ini adalah penjagaan Tuhan atas hidupnya karena ia setia dan tetap mengikuti Tuhan walaupun keadaan dan situasi tidak mendukung pada saat itu. Sungguh pemeliharaan Tuhan itu sangat luar biasa terhadap mereka yang setia, taat dan ikuti Tuhan dengan segenap hati mereka.

Oleh sebab itu, marilah kita belajar dari kehidupan Kaleb agar kita tidak digoyahkan oleh keadaan dan situasi sekitar kita. Tetapi biarlah kita tetap setia, taat dan ikuti Tuhan dengan segenap hati kita. Biarlah kita percaya kepada Firman dan perintah Tuhan, dan bahwa Tuhan akan melaksanakan apa yang dijanjikan-Nya bila kita setia melakukannya. Apapun keadaan kita saat ini, mungkin dikerumuni masalah, tantangan, hal-hal yang terlihat mustahil ataupun orang-orang yang mencoba menjatuhkan iman kita, biarlah kita percaya penuh kepada Tuhan bahwa Tuhan yang akan membawa kita kepada terobosan dan kemenangan.

Jadi, percayalah kepada pimpinan dan pemeliharaan-Nya. Berimanlah bahwa apa yang difirmankan-Nya pasti akan terjadi dan apa yang diperintahkan-Nya pasti Ia akan menuntun. Maka dari itu, janganlah kita goyah karen keadaan di sekitar kita, tetapi biarlah kita tetap berdiri teguh, setia, taat dalam ikuti Tuhan dengan segenap hati, sehingga kita dapat berdiri sampai akhirnya, seperti Kaleb, penuh dengan kemenangan dan kesaksian atas pemeliharaan Tuhan.

English:


Bible Reading: Joshua 13-14

We can see how the Lord took care of Caleb the son of Jephunneh, a man who is faithful to Him and believed to what was spoken by Him. Because of His faithfulness when he went to spy on Canaan in the beginning, the Lord protects and took care of Caleb's life for 45 years in the desert and through many wars. Even though he was at least 80 years old when they started to got o war to subdue the land, the Lord gave him the strength as if he was still 40 years old. And all of this is God's protection and care towards his life because he was faithful and followed the Lord even though the situation and condition at that time did not supports it. Truly the protection of the Lord is so great upon those who are faithful, obedient and who follows the Lord whole -heartedly.

Therefore, let us learn from the life of Caleb so that we would not be moved or swayed by our condition and situation around us. But let us stay faithful, obedient and follows the Lord with our whole hearts. Let us believe in the Word and command of the Lord, and that the Lord will do what He has promised if we are faithful to act. Whatever our situation are, maybe we are surrounded by problems, challenges, things that seems impossible or people who tries to discourage our faith, let us believe wholly in the Lord that the Lord will bring us to breakthrough and victory.

So, let us believe in the leadership and protection of the Lord. Have faith that what is spoken by the Lord will happen and what is commanded will be led by Him. Therefore, do not falter because of the situation around us, but let us stand firm, be faithful, obedient in following the Lord with our whole hearts, so that we can stand until the end, like Caleb, full of victories and testimonies of how the Lord protects and took care of him.

Friday, August 12, 2011

Peranan Roh Kudus | The Work Of The Holy Spirit

Indo:

Pembacaan Alkitab: Lukas 1

Melalui pasal ini kita dapat melihat bagaimana Roh Kudus sangat bekerja dalam penggenapan rencana Tuhan. Dari mengandungnya Maria, nubuatan yang dikatakan Elisabet saat Maria menyapanya dan nubuatan yang dilantunkan oleh Zakaria saat Yohanes lahir. Sungguh semua itu karena Roh Kudus yang memenuhi mereka sehingga Maria mengandung, Elisabet dan Zakaria bernubuat. Kita tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Yohanes adalah utusan Tuhan yang dikirim sebelum Yesus untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan melalui pertobatan. Dan semua ini adalah rencana Tuhan menuju keselamatan dan untuk membawa seluruh umat manusia kepada keselamatan dan kehidupan yang kekal. Secara singkat, kita dapat melihat peranan Roh Kudus dalam penggenapan rencana Tuhan bagi kita.

Oleh sebab itu, marilah kita hormati dan hargai Roh Kudus yang Tuhan juga telah curahkan dan kirim bagi kita semua untuk memimpin, mengajar, menghibur, membukakan hal-hal yang tersembunyi dan untuk mengingatkan kita akan Firman Tuhan dan yang bersama kita senantiasa. Marilah kita juga terus bangun persekutuan dengan Roh Kudus dan janganlah kehidupan kita menolak Dia. Biarlah kita seperti Maria yang membuka diri untuk Tuhan bekerja melalui kehidupannya dan untuk Roh Kudus masuk dan memimpin kehidupannya.dan untuk menjadikan rencana Tuhan di dalam kehidupannya. Biarlah Roh Kudus yang memimpin kehidupan kita setiap harinya sebab untuk itulah Tuhan Yesus mengirimkan Roh Kudus kepada kita semua.


English:

Bible Reading: Luke 1

Through this passage we can see how the Holy Spirit works in fulfilling the plans of the Lord. From the pregnancy of Mary, prophecy that was spoken by Elizabeth when Mary greets her and the prophecy that was spoken by Zacharias when John was born. Truly all of that was because of the Holy Spirit who filled them so that Mary is pregnant, Elizabeth and Zacharias prophesied. We know that Jesus is the Son of God and John is the messenger who was sent before Jesus to prepare the way for the Lord through repentance. And all of these are plans of God towards salvation and to bring all mankind towards salvation and eternal life. In short, we can see the work of the Holy Spirit in fulfilling the plans of the Lord for us.

Therefore, let us honour and respect the Holy Spirit whom the Lord has poured out and sent for us all to lead, teach, comfort, reveal the unseen and to remind us of the Word of God and to be with us always. Let us also keep on building relationship with the Holy Spirit and do not let our lives reject Him. Let us be like Mary who opens up her life for the Lord to work through her life and for the Holy Spirit to come and lead her to fulfill the plans of God in her life. Let the Holy Spirit leads us everyday for that is why the Lord Jesus sends His Holy Spirit to us all.

Thursday, August 11, 2011

Menuju Tanah Perjanjian | To The Promised Land

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 11-12

Lihatlah betapa besarnya kemenangan yang Yosua dan Israel alami dalam mereka berperang menduduki tanah Perjanjian yang Tuhan janjikan untuk diberikan kepada Israel dan keturunannya. Yang perlu dapat kita pelajari adalah apa yang Yosua lakukan dalam memimpin Israel berperang. Yosua bersandar kepada Tuhan, ia melakukan segala yang diperintahkan Tuhan, dan tentunya ia juga percaya, berpegang teguh dan beriman kepada janji-janji Tuhan sehingga ia mendapatkan keyakinan dan keberanian untuk maju berperang, walaupun mereka adalah budak sebelumnya.

Inilah hal-hal yang perlu kita pelajari dan terapi setiap hari bila kita ingin mencapai kepada tanah perjanjian kita yang TUhan telah tetapkan untuk setiap dari kita masing-masing dari semula. Apapun atau di manapun tanah perjanjian kita, kita hanya akan dapat menduduki dan mencapainya bila kita berjalan dengan bersandar kepada Tuhan dan mengikuti setiap perintah-Nya. Sebab bila kita ingin pergi ke rumah seseorang, tentunya kita menanyakan jalan kepada orang itu. Begitu juga Tuhan yang tahu dan telah menetapkan tanah perjanjian itu bagi kita, dan Tuhanlah yang tahu cara dan jalannya. Jadi, bila kta ingin mencapai tanah perjanjian kita dengan penuh kemenangan, marilah kita cari Tuhan dan jalan-jalan-Nya.

Marilah kita cari pimpinan Tuhan dan ikuti Firman-Nya setiap hari dan dalam setiap langkah di kehidupan kita. Sehingga kita tidak berjalan sendiri dengan pikiran kita sendiri dan menjadi hilang arah, tetapi biarlah Tuhan yang memimpin kita menuju tanah perjanjian kita.


English:

Bible Reading: Joshua 11-12

Look at how great the victories that Joshua and Israelites experienced in their warfare towards subduing the Promised Land that the Lord promised to be given to Israel and his descendants. What we need to learn is what Joshua did in leading the Israelites. Joshua relied on the Lord, he did all that the Lord commanded and of course he also believed , hold on true and have faith to the promises of the Lord, so that he would fain confidence and courage to go to war, even though they were slaves before.

These are the things that we should learn and apply everyday if we cant o reach our promised land that the Lord had planned for each and everyone of us from the beginning. Whatever or whereever it is, we can only subdue and reach it if we walk in reliance towards the Lord and to follow His every command. Because if we want to go to a person's house, we would ask for direction from that person. So it is with the Lord, He is the one that knows and had planned the promised land for us and He knows the way to get there. So if we want to reach our promised land full of victories, let us seek the Lord and His ways.

Let us let Him lead and let us follow His Word every day and in every step we take in our lives. So that we would not walk alone with our own thinking and became lost, but let the Lord leads us towards our promised land.

Wednesday, August 10, 2011

Bukan Kekuatan Kita Tetapi Kekuatan Tuhan | Not Our Strength But The Strength Of The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 9-10

Melalui kisah Yosua, kita dapat melihat bagaimana Tuhan memimpin Yosua dan Israel dari kemenangan kepada kemenangan. Bukan hanya Yerikho yang bentengnya kuat, tetapi juga saat 5 raja bergabung untuk melawan Yosua dan Israel, merekapun kalah oleh karena Tuhan yang berperang melawan mereka. Sebagai bukti, jumlah yang mati oleh karena hujan batu lebih banyak dari pada yang mati oleh karena pedang Israel. Hal ini membuktikan dengan jelas bahwa Tuhanlah yang berperang melawan musuh-musuh kita. Tetapi kita tentu harus melakukan bagian kita. Seperti Yosua dan Israel yang sudah berjalan semalam-malaman, mereka tidak berhenti untuk isitrahat dahulu ketika Tuhan memerintahkan mereka untuk menyerang. Walaupun mereka lelah dan letih badannya, tetapi mereka tetap melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Sebab dengan begitu akan lebih jelas lagi kalau memang Israel menang bukan karena kekuatan mereka, tetapi karena kekuatan Tuhan.

Begitu juga dengan kehidupan kita. Seringkali kita merasa capai, letih, lesuh ataupun lemah dalam menghadapi suatu tantangan atau rintangan. Tetapi bila kita bersandar kepada Tuhan, dan bila memang Tuhan telah menyerahkannya bagi kita, justru dalam kelemahan kita, Tuhan kuat dan kita dapat menyaksikan kekuatan Tuhan yang dashyat. Dengan begitu iman kita akan terus bertumbuh dan kita diajarkan agar kita tidak sombong, sebab bukan dengan kekuatan kita, tetapi kekuatan Tuhanlah yang memampukan kita, seperti Tuhan memampukan Israel untuk menang perang.

Jadi, marilah kita bersandar kepada Tuhan sepenuhnya. Bila kita lemah, justru kita harus lebih bersandar kepada Tuhan dan bukannya malah menyerah, sebab di dalam kelemahan kita, kita dapat melihat kekuatan Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: Joshua 9-10

Through the story of Joshua, we can see how the Lord leads Joshua and Israelites from victory to victory. Not only Jericho which has a strong fortress, but also when 5 kings unite to wage war against Joshua and Israelites, they lost because the Lord is the one who fights against them. As proof, the number of people who died because of hailstones were more than the number of people who died at the sword of Israelites. This clearly proves that the Lord is the One who fights against our enemies. But of course, we have to do our part. Just like Joshua and Israelites who have been marching the whole night, they did not stop to rest when the Lord commanded them to attack. Even though they were tired and experiencing fatigues, but they did what was commanded by the Lord. That way, it will be clearer that the Israelites wins not because of their own strength but because of the Lord's strength.

The same thing applies in our lives. Many times we feel tired, fatigue or weak in facing a challenge or hindrance. But if we rely on the Lord, and if the Lord has given it to us, in our weaknesses the Lord is strong and we can witness the wonderful strength of the Lord. That way, our faith will keep on growing and we are being taught to not be boastful or prideful, because it is not by our strength, but the strength of the Lord is the one that enabled us just like the Lord enabled Israel to win wars.

So, let us rely on the Lord wholly. If we are weak, we need to rely on the Lord more and not give up, because in our weakness, we can see the strength of the Lord Jesus Christ.

Tuesday, August 9, 2011

Kekalahan Diubah Jadi Kemenangan | Defeat Changed Into Victory

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 7-8

Oleh karena dosa satu orang, seluruh Israel ikut kena akibatnya, yakni mereka kalah berperang melawan Ai. Tetapi setelah dosa itu dihapuskan dari tengah-tengah Israel, Tuhan memulihkan Israel dan bahkan memakai kekalahan yang Israel alami dan mengubahnya menjadi kemenangan yang mutlak. Karena Israel pernah kalah oleh Ai, maka Tuhan dapat memberikan mereka strategi di mana sebagian dari mereka pura-pura kalah dan lari agar dikejar dan sisanya menyerbu kota Ai yang tidak ada tentaranya sama sekali. Dan akhirnya, kota Ai jatuh di tangan Israel tanpa ada korban jiwa dari bangsa Israel satu pun. Sungguh Tuhan dapat mengubah kekalahan menjadi kemenangan yang mutlak.

Pada jaman itu, belum ada darah Tuhan Yesus Kristus yang menghapuskan dosa, sehingga setiap orang bertanggung jawab akan dosanya masing-masing, tetapi sekarang ini kita memiliki Tuhan Yesus Kristus yang telah mati ganti kita semua. Jadi, bila kita berdosa, tentunya itu akan mempengaruhi kehidupan kita dan kita mungkin mengalami kekalahan. Tetapi bila kita mengaku dosa, dan bertobat, maka Tuhan akan memulihkan dan bahkan dapat memakai kekalahan kita dan diubahkan menjadi kemenangan yang mutlak. Jadi, biarlah kita memeriksa kehidupan kita setiap hari, mengaku dosa setiap hari dan bertobat setiap hari sehingga kita dapat alami kemenangan dan juga melihat kuasa Tuhan yang dapat mengubah kekalahan menjadi kemenangan.


English:

Bible Reading: Joshua 7-8

Because of the sin of one man, all Israelites experienced the consequences, that is they lost war against Ai. But after the sin was rid of from the midst of Israelites, the Lord restored Israelites and even used their loss and changed it into am overwhelming victory. Because Israel have lost in the past against Ai, the Lord is able to give the strategy where some of them act as if they lost the war again against Ai while some of them went and attack the unfortified city. In the end, Ai fell to the hands of Israelites without anyone that died from the Israelites. Truly, the Lord can change a loss into an overwhelming victory.

In that time, the blood of the Lord Jesus Christ was not yet shed to wipe away sins, that every man is responsible for his own sins, but now we have the blood of the Lord Jesus Christ who died to take our place. So, if we sinned, of course it will affect our lives and we might experienced defeat. But if we confess and repent, the Lord will restore and even use the loss and turn it into an overwhelming victory. So, let us check our lives everyday, confess our sins everyday and repent everyday so that we may experience victory over victory and also able to see the power of the Lord that can change defeat into an overwhelming victory

Monday, August 8, 2011

Tuhan yang Ajaib dan Mengherankan | The Amazing and Miraculous Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 5-6

Sekali lagi Tuhan menunjukkan kepada Israel bahwa bila Ia berjanji dan berkata-kata, maka janji itu selalu terpenuhi dan kata-kata yang keluar tidaklah sia-sia. Tuhan benar-benar menyerahkan Yerikho kepada Israel dan dengan cara yang ajaib pula. Bukan hanya itu saja, Tuhan juga memberikan kepada Yosua dan Israel perintah akan bagaimana mereka dapat masuk dan menyerang Yerikho serta mendudukinya. Sungguh Tuhan kita itu Tuhan yang ajaib dan mengherankan. Siapa yang dapat menyangka kalau dengan mengelilingi tembok satu kali sehari selama 6 hari dan lalu 7 kali pada hari ke-7 dengan disertai sorak-sorai pada akhirnya, tembok benteng yang kuat dapat runtuh seketika itu juga? Bila kita bandingkan dengan cara berperang yang ada di dalam sejarah, buku maupun tv dan bioskop, tidak ada tembok yang dapat runtuh hanya karena dikelilingi dan karena sorak-sorai. Sungguh Tuhan kita, Tuhan yang ajaib dan mengherankan.

Oleh sebab itu, janganlah pernah kita mencoba untuk membatasi Tuhan dengan logika dan pikiran kita. Apa yang kita pikirkan tidak sebanding dengan pikiran Tuhan dan seringkali apa yang Tuhan berikan kepada kita sebagai jalan keluar atau jalan yang harus kita tempuh tidaklah masuk di akal, tetapi bila memang itu perintah Tuhan, siapakah kita sehingga kita membantah-Nya? Jadi, marilah kita berhenti mencoba mengerti jalan Tuhan yang ajaib dan mengherankan, tetapi biarlah kita mulai untuk percaya dan beriman kepada hal-hal yang terlihat mustahil bagi manusia, tetapi sangat mungkin bagi Tuhan. Biarlah kita jangan membatasi Tuhan dengan pikiran kita, tetapi biarlah iman kita terus makin besar dengan mengikuti Tuhan.


English:

Bible Reading: Joshua 5-6

Once again, the Lord showed to the Israelites that when He promises and says something, the promises are met and the words that came out are not empty. The Lord really gave Jericho to the Israelites and with a miraculous way too. Not only that, the Lord also gave Joshua and Israelites a command on how they can enter and subdue Jericho. Truly, our Lord is miraculous and amazing. Who can think that by marching around a wall once a day for 6 days and seven times on the seventh day with a shout at the end of it, the strong fortress wall crumbles down at that very moment? If we compare to the way of war that is in history, books or tv and cinemas, there is no wall that crumbles down only because it was being marched and because of a shout. Truly our Lord is miraculous and amazing.

Therefore, do not ever try to limit the Lord with our logic and minds. What we can think cannot be compared to what the Lord can think and many times what the Lord gave to us as a way out or a path that we have to take does not make sense, but if that is the command of the Lord, who are we to argue back? So, let us stop trying to understand His miraculous and amazing way, but let us start to believe and have faith to the things that is impossible for men but very possible for the Lord. Let us not limit the Lord with our minds, but let our faith grows as we follow the Lord.

Sunday, August 7, 2011

Tanda-Tanda Memberitakan Injil | Signs In Evangelizing

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 16

Sebelum Tuhan naik ke surga setelah kebangkitan-Nya, Tuhan memerintahkan kepada murid-murid-Nya untuk mereka memberitakan Injil keselamatan kepada bangsa-bangsa dan bahwa tanda-tanda mujizat dan kuasa Tuhan akan menyertai mereka ke manapun mereka pergi. Tanda-tanda itu seperti menyembuhkan orang sakit, mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita akan selamat walaupun bahaya datang menyerang kita dan sebagainya. Dan dikatakan bahwa ketika murid-murid-Nya melakukan Firman Tuhan,yakni memberitakan Injil keselamatan, Tuhan menetapi janji-Nya dan tanda-tanda ini menyertai mereka semua.

Jadi, kita sebagai orang percaya juga, janganlah kita takut untuk menginjil, tetapi percaya dan berimanlah bahwa saat kita mengjinjil, kita memuliakan nama Tuhan dan Tuhan yang akan menyertai kita dengan kuasa Roh Kudus-Nya dan tanda-tanda mujizat-Nya. Sehingga melalui tanda-tanda ini orang banyak dapat percaya kepada Injil Keselamatan, bertobat dan dibaptis. Oleh sebab itu, marilah kita giat dalam memberitakan Injil Keselamatan kepada orang-orang yang Tuhan taruh di sekitar kita dan orang-orang yang kita temui baik di jalan atau di manapun juga. Biarlah kita melakukan Firman Tuhan dan saksikan sendiri kuasa dan janji Tuhan.


English:

Bible Reading: Mark 16

Before the Lord went up to heaven after His resurrection, the Lord commanded His disciples for them to preach the Gospel of Salvation to nations and that signs and wonders and power of God will follow them whereever they go. These signs and wonders includes healing the sick, casting out demons in the name of the Lord Jesus Christ, being safe regardless of all the danger that may come to attack us and etc. It is also said that when the disciples did as the Word of the Lord, that is to preach the Gospel of Salvation, the Lord kept His promises and these signs and wonders followed them all.

So, we as believers too, do not be afraid to evangelize, but believe and have faith that when we evangelize, we are glorifying the name of the Lord and that the Lord will be with us with the power of the HOly SPirit and his signs and wonders. So that through these signs and wonders, many people may come to believe in the Gospel of Salvation, repent and be baptized. Therefore, let us be more diligent in preaching the Gospel of Salvation to the people that the Lord has placed around us and those we meet on the streets or whereever. Let us do the Word of the Lord and see it for ourselves the power and promises of the Lord.

Saturday, August 6, 2011

Generasi Yang Baru | The New Generation

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 3-4

Tuhan menyertai Yosua seperti Tuhan menyertai Musa dan bahkan lebih dashyat perbuatan yang Tuhan lakukan. Pada jaman Musa, Tuhan membelah Laut Merah dengan memerintahkan Musa untuk mengangkat tongkatnya tetapi pada jaman Yosua, Tuhan memerintahkan agar para imam yang membawa tabut Tuhan untuk menginjakkan kaki ke sungai Yordan dahulu. Pada jaman Yosua, Tuhan membelah sungai Yordan berdasarkan dengan iman yang lebih besar kepada Tuhan, sebab mereka perlu melangkahkan kaki ke dalam sungai Yordan dahulu sebelum sungai itu terbelah. Dengan begitu, kita melihat bahwa iman Yosua dan Israel untuk melebihi iman Musa.

Hal yang serupa mungkin terjadi di dalam kehidupan kita, yakni, generasi-generasi baru akan diajarkan untuk memiliki iman yang lebih besar untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar. Sebab bila seseorang yang memiliki iman mengajarkan kepada generasi baru iman yang sama dan di tambah lagi dengan pengalaman pribadi generasi baru, maka iman itu akan menjadi lebih besar. Seperti halnya bila kita belajar dari seorang guru, kita mendapatkan semua ilmu pengetahuan yang diturunkan kepada kita dan di tambah lagi dengan pengalaman kita sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang kita miliki akan melebihi guru kita. Begitu juga perlu kita mengajarkan kepada generasi-generasi baru, yang di bawah kita segala yang kita pelajari, iman yang kita miliki dan marilah kita himbau mereka untuk juga mencari Tuhan dan mengalami Tuhan secara pribadi sehingga merekapun dapat terus bertumbuh imannya. Bila kita lakukan seperti apa yang Musa lakukan terhadap Yosua, maka kita akan memiliki orang-orang percaya yang militan, yang sungguh-sungguh beriman dan melakukan keajaiban yang lebih besar lagi.

Jadi, marilah kita ajarkan apa yang kita miliki kepada generasi-generasi baru, yang di bawah kita dan bawalah mereka untuk lebih beriman lagi dan juga untuk mengajarkan kepada generasi-generasi di bawah mereka, sehingga iman yang Tuhan taruh terus bertumbuh dari generasi ke generasi.


English:

Bible Reading: Joshua 1-4

The Lord was with Joshua as when the Lord with Moses and the works of the hands of the Lord was even more amazing. In the times of Moses, the Lord parted the sea by commanding Moses to lift up his staff, but in the times of Joshua, the Lord commanded the priest who are bringing the tabernacle to step into the Jordan river first. In the times of Joshua, the Lord parted the Jordan river based on the faith that is bigger towards the Lord, because they actually have to take the step into the Jordan river first before it is parted. That way, we can see that the faith of Joshua and Israelites are greater than the faith of Moses.

Similar thing may happen in our lives, that is, the new generation will be taught to have greater faith to do greater things. Because if one has a faith and is teaching the new generation the same faith and then the new generation added to their faith their own experience, then that faith will be greater. The same principle applies, when we are learning from a teacher, we get all the knowledge of the teacher plus our own experience so that the knowledge that we have will be greater than our teacher. So we should teach the new generation below us all that we have learned, the faith that we have and let us encourage them to also seek the Lord and experience the Lord personally, so that they can grow in faith. If we did what Moses did towards Joshua, then we will have believers who are militant, whole-heartedly have faith and are doing more amazing things as the new generation rises.

So, let us teach what we have to the new generations and let us bring them to have more faith and to also teach the newer generation below them so that the faith that the Lord had planted will keep on growing from generation to generation.

Friday, August 5, 2011

Bersaksi | Testify

Indo:

Pembacaan Alkitab: Yosua 1-2

Melalui perkara-perkara yang telah lalu, di mana Tuhan telah menunjukkan kuasa-Nya dan mujizat-Nya, orang-orang di Yerikho menjadi takut dan gentar karena mendengar perbuatan tangan Tuhan. Dengan kata lain, melalui kesaksian-kesaksian akan pekerjaan tangan Tuhan, bangsa Yerikho mengenal siapa Tuhan dan tahu akan kuasa-Nya dan musuh umat Tuhan menjadi gemetar. Maka dari itu, marilah kita bersaksi bagi Tuhan, ceritakanlah kebesaran dan kuasa tangan Tuhan yang telah kita alami dan telah kita lihat kepada orang-orang di sekitar kita. Agar mereka mengenal Tuhan dan menjadi percaya dan akhirnya merekapun dapat mengalami Tuhan secara pribadi dan dapat bersaksi juga kepada orang-orang di sekitar mereka. Sebab dengan kesaksian kitalah orang-orang dapat mendengar tentang Tuhan dan pekerjaan tangan-Nya. Apalagi bila setiap dari kita bersaksi akan kejadian yang berbeda-beda tetapi menunjukkan kuasa Tuhan yang sama, maka mereka yang mendengarkan tentunya akan menjadi percaya akan kuasa Tuhan. Jadi, marilah kita bersaksi bagi Tuhan.

Tentunya juga oleh kesaksian kita musuh menjadi gentar dan takut. Begitu juga melalui kesaksian kita iblis menjadi gentar dan takut. Sebab kesaksian kita memiliki kuasa dan membesarkan Tuhan. Dengan bersaksi, kita juga mengingatkan diri kita sendiri akan pekerjaan tangan Tuhan, sehingga kita selalu ingat akan Tuhan yang selalu bersama kita dan kita tidak akan menjadi goyah, karena kita telah mengalami kuasa tangan-Nya. Jadi, bersaksi itu bukan hanya untuk membuat orang lain mengenal kuasa Tuhan, tetapi juga untuk mengalahkan musuh dan yang terakhir adalah untuk membangun iman kita sendiri. Oleh sebab itu janganlah kita berhenti bersaksi, bila kita tidak ada kesaksian, maka biarlah kita meminta kepada Tuhan pengalaman pribadi dengan-Nya sehingga kita memiliki kesaksian bagi Tuhan.



English:

Bible Reading: Joshua 1-2

Through the past things, where the Lord has shown His power and miracles, the people of Jericho became afraid and fainthearted after hearing what the Lord had done. In other words, through the testimonies of the work of the hands of the Lord, Jericho know who the Lord is and knows His power and the enemies of the people of the Lord trembles because of it. Therefore, let us testify for the Lord, tell of His greatness and the work of His hands that we have experienced and we have seen to those around us. So that they may know the Lord and became a believer and in the end they too will experience the Lord personally and able to also testify to others around them. Because with our testimonies, others can hear about the Lord and the work of His hands. Moreover if everyone of us testifies upon different events but tells of the same power of God, then they who hears it will of course believe the power of the Lord. So, let us testify for the Lord.

Of course, with our testimonies, our enemies trembles and became fainthearted. And so is, through our testimonies, satan trembles and afraid. Because our testimonies has power and glorifies the Lord. By testifying, we are also reminding ourselves on the work of the hands pf the Lord, so that we will always remember the Lord who is always with us and we will not be swayed, because we have experienced the power of His mighty hands. SO testifying is not only to make others know of His power, but also to defeat the enemies and lastly it is also to build our faith. Therefore, do not stop testifying, if we do not have a testimony, then ask from the Lord personal encounter with Him so that we may have testimonies for the Lord.

Thursday, August 4, 2011

Tuhan Tahu dan Ia Mengasihi | The Lord Knows and He Cares

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 32-34

Tuhan mengenal bangsa Israel dan Ia tahu bahwa mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk, yang mudah ikut menyembah berhala dan tidak mengikuti Firman Tuhan, terutama bila mereka sudah berada di dalam kenyamanan. Oleh sebab itu Tuhan telah memeringatkan mereka mealui nyanyian yang patut mereka ingat. Di dalam nyanyian ini terdapat teguran Tuhan dan juga hal-hal yang mengingatkan Israel akan Tuhan yang memimpin mereka, Tuhan yang membawa mereka keluar dari Mesir. Sesungguhnya, melalui nyanyian ini, Tuhan telah mengirimkan jalan keluar bagi Israel dan juga untuk mereka berjaga-jaga agar tidak jatuh dalam dosa. Inilah kasih sayang Tuhan kepada umat-Nya.

Begitu juga dengan kehidupan kita. Berapa sering setelah kita berdosa, kita sadar bahwa sebenarnya Tuhan telah memberikan kepada kita peringatan untuk berjaga-jaga? Atau, seberapa sering kita sadar bahwa saat kita mendapatkan sesuatu, sebenarnya Tuhan telah mempersiapkannya dari kejadian yang dulu-dulu? Kita harus mengerti bahwa Tuhan mengenal kita dan Ia tahu akan masa depan dan karena itu Ia seringkali telah mengirimkan bantuan, peringatan, jalan keluar ataupun juga pengajaran kepada kita, guna mempersiapkan kita untuk hal yang mendatang. Dan hal ini akan terus berlanjut sampai kita bertemu dengan Tuhan nantinya. Inilah kasih Tuhan kepada kita. Ia yang selalu menjaga dan perduli akan kehidupan kita, senantiasa Ia mengirimkan bantuan, ajaran dan peringatan agar kita makin kuat dan tidak jatuh dalam dosa.

Oleh sebab itu, biarlah kita belajar untuk tidak melihat yang sekarang saja, tetapi biarlah kita sadar bahwa apa yang kita alami saat ini, apa yang kita lewati saat ini semuanya itu berguna untuk di masa mendatang. Biarlah kita percaya bahwa Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk masa depan kita di dalam Dia. Terpujilah Tuhan, Allah yang Maha Tahu dan Maha Pengasih.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 32-34

The Lord knows the Israelites and He knows that they are a stiff-necked nation, who is easy to follow idols and not to follow the Word of God, especially when they are in their comfort zone. That's why the Lord warned them through a song that they need to pass down. In this song, there is rebuke, and also things to remind the Israelites of the Lord who leads them, the Lord who brought them our of Egypt. Truly, through this song, the Lord has given them a way out and also a warning for them to keep watch so that they would not fall into sin. This is the love of the Lord to His people.

The same thing applies in our lives. How many times after we sinned, we realise that the Lord had warned us to keep watch? Or, how many times we realise when we got something, the Lord had prepared it from the events in the pasts? We need to understand that the Lord knows us and He knows of the future and that is why many times, He sends help, warning, way out or teaching to us, to prepare us for the future. And this will continue on until we meet Him. This is the love of the Lord to us. He who always takes care and cares of our lives will always sends help, teaching and warning so that we would grow stronger and would not fall into sin.

Therefore, let us learn not to just see what's in front of us now, but let us realise that what we experience not, what we are going through, all of this is useful for the future. Let us believe that the Lord is preparing us for our future in Him. Blessed be the Lord, the All-knowing God and the All-loving God.