Sunday, July 31, 2011

Pilihan Yang Benar | The Right Choice

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 28

Jika kita melihat akan apa yang tertulis di dalam pasal ini, beberapa mungkin dapat berpikir mengapa Tuhan, Allah yang penuh kasih, inign menurunkan kutuk dan sakit penyakit turun kepada bangsa-Nya dan ciptaan-Nya? Mengapa Tuhan sepertinya kejam?

Mari kita perhatikan karakter dan sifat Tuhan dan kita akan mengerti bahwa sebenarnya bukanlah begitu. Tuhan dari awal menciptakan manusia dan segalanya baik. Tuhan juga menciptakan manusia dengan memiliki kehendaknya sendiri sehingga kita dapat memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, untuk menikmati kasih dan hadirat-Nya. Tetapi karena pilihan manusialah, kita keluar dari hadirat Tuhan, dan inilah yang memisahkan kita dari Tuhan, yang membuat kita terbuka kepada dosa dan kutuk. Jadi, bukannya Tuhan yang kejam atau tidak adil, tetapi karena memang Tuhan itu Allah yang kudus, dan untuk kita dapat kembali ke rencana mula-mula, dan jika kita ingin, maka kita perlu untuk kembali ke dalam hadirat-Nya dan hidup dalam hubungan yang erat dengan-Nya. Dan untuk itulah Tuhan berikan kepada kita anak-Nya yang tunggal mati ganti kita. Tuhan juga berikan kepada kita Firman-Nya, perintah-perintah-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya. Agar dengan ini semua sebagai panduan kita, kita dapat tetap berjalan di dalam hadirat-Nya dan dapat merasakan hidup bersama Tuhan yang seharusnya pada mulanya, yakni penuh dengan segala hal yang indah. Jangan kita lupa juga bahwa karena kita sudah lama hidup di dalam dosa dan di luar dari hadirat Tuhan, maka ada banyak hal yang masih perlu kita buang, dikikis dan dibentuk dari sifat, karakter dan gaya hidup kita, sehingga kita dapat benar-benar hidup sesuai dengan Firman Tuhan.

Jadi, biarlah kita sekarang memilih pilihan yang benar, yakni untuk hidup bersama dengan Tuhan. Dan karena Ia kudus dan adalah Allah, maka kitapun perlu panduan untuk dapat berjalan bersama-Nya dan Firman, perintah dan ketetapan yang Tuhan berikanlah yang akan menjadi panduan kita di dalam hidup menuju kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 28

When we see what is written in this chapter, some may think, why the Lord God who is full of love wants to let curses and sicknesses to fall upon His nations and His creations? Why does the Lord seems so cruel?

Let us look at the character and the attitude of the Lord and we will understand that truly, He is not cruel. The Lord created man and woman in the beginning and it was all good. He also created man and woman so that they have a freewill that we can have a close relationship with the Lord, to enjoy His love and presence. But because of the choices of man and woman, we went out of the presence of the Lord and this is what separated us from the Lord, that makes us open to curses and sins. So it is not the Lord who is cruel or unfair, but it is because He is a holy God, that for us to go back to His original plan, and if we want to, we need to go back to His presence and live a close relationship with Him. And that is why the Lord gave His only begotten Son to die in our place. He also gave us His Words, commandments and statutes. So that with all of these as our guidance, we can keep on walking in His presence and can experience a life with the Lord that was planned originally in the beginning, that is full of all the good things. Also, do not forget that because we have lived in sin for a long time and outside of His presence, then there are a lot of things that we need to throw away, shaved away and be shaped from our attitudes, characters and our lifestyles, so that we can really live according to the Word of God.

So, let us now make the right choice, that is to live with the Lord. And because He is holy and He is God, then we need guidance to be able to walk with Him and His Words, commandments and statues are the ones that will be our guidance in our lives to lead us to eternal life with the Lord Jesus Christ.

Saturday, July 30, 2011

Kutuk-Kutuk | Curses

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 27

Kita dapat melihat bahwa segala hal yang tidak bermoral, hal yang senonoh dan hal yang tidak baik, bukan hanya suatu kekejian dan hal yang jahat di mata Tuhan tetapi itu juga membawa kutuk dalam hidup kita. Hal-hal ini seperti membuat patung tuangan untuk disembah, tidak menghormati orang tua, perbuatan cabul, mengambil hak milik orang dan sebagainya. Jadi, hidup kita ini awalnya penuh dengan dosa dan kutuk. Hanya darah dan kuasa otoritas daripada Tuhan Yesus Kristuslah yang dapat menghapus dosa kita dan membebaskan kita dari kutuk-kutuk yang mengikat kita.

Jadi, bila kita sudah bertobat, dan sungguh-sungguh ingin berjalan di dalam kebenaran Tuhan tetapi selalu terjatuh dalam dosa yang sama, maka tentulah ada kutuk dosa itu yang membelenggu hidup kita. Tetapi janganlah kita anggap bahwa kita tidak akan pernah lepas dari kutuk dosa itu. Marilah kita percaya kepada kuasa otoritas Tuhan Yesus Kristus dan bahwa Dia telah memberikan kuasa-Nya kepada kita melalui Roh Kudus-Nya. Sama seperti saat Yesus memberikan Roh Kudus-Nya atas murid-murid-Nya, sehingga mereka dapat bersaksi dan mengusir setan dengan kuasa, begitu juga kita memiliki kuasa yang Tuhan berikan atas dosa dan kutuk.

Marilah kita jangan pernah menyerah dalam kesungguhan kita untuk hidup benar dan sesuai dengan Firman Tuhan. Kutuk mungkin ada karena kehidupan kita yang lama dan dari generasi-generasi di atas kita, tetapi di dalam Tuhan Yesus Kristus ada kuasa yang membebaskan. Oleh sebab itu, marilah kita bertobat, berhenti melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan dan percaya akan kuasa-Nya dan hidupilah, agar kita bebas dari belenggu kutuk dan dosa.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 27

We can see that all immoral things, profanity, and all bad deeds are not only wickedness  and evil things in the eyes of the Lord, but it also brings curses upon our lives. These includes makign idols and worshiping it, not honouring our parents, adulteries, taking the rights of others and etc. So, our lives initially is filled with sin and curses. Only the blood and authority of the Lord Jesus Christ can wipe away all our sins and free us from the curses that binds us.

Therefore, if we have repented, and with our whole heart wants to walk in the truth of the Lord but always fall in the same sin, then we have the curses of sin that binds us. But do not assume that we cannot be free from that curse. Let us believe in the power and authority of the Lord Jesus Christ and that He has given us His power and authority through the Holy Spirit. It's the same as when Jesus gave His Holy Spirit to His disciples, so that they can testify and cast the devil away with power, so we also have the same power and authority that the Lord gave over sins and curses.

Let us neer give up in our seriousness to live a righteous life and according to the Word of the Lord. Curses may exist in our lives because of our old lives and the generations above us, but in the Lord Jesus Christ, there is power that frees us. Therefore, let us repent, stop doing immoral and wicked things before the Lord and believe on His power and authority and live in it, so that we are free from the bondages of sins and curses.

Friday, July 29, 2011

Ucapan Syukur | Giving Thanks

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 25-26

Tuhan mengingatkan Israel untuk memberikan persembahan hasil pertama kepada Tuhan dan juga persembahan persepuluhan, sambil mendeklarasikan apa yang Tuhan telah lakukan dan apa yang akan dilakukan Tuhan. Semua ini Tuhan lakukan agar mereka selalu ingat akan apa yang Tuhan telah lakukan di dalam kehidupan bangsa Israel, sehingga mereka selalu hidup taat dan setia kepada segala perintah-perintah-Nya.

Saat kita berikan persembahan kita kepada Tuhan, baik itu persembahan persepuluhan, persembahan kasih, hasil pertama maupun persembahan dari nyanyian dan pelayanan kita, marilah kita lakukan sambil mengingat apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita dan di dalam kehidupan kita. Dengan begitu saat kita memberikan persembahan kepada Tuhan, kita memberikannya dengan hati yang penuh sukacita, rasa berterima kasih dan ucapan syukur. Juga agar kita selalu taat dan setia kepada Tuhan dan Firman-Nya, sehingga kita dapat hiduo sesuai dengan apa yang telah direncanakan-Nya.

Oleh sebab itu, janganlah kita anggap enteng persembahan kita. Janganlah kita memberikan persembahan sepertinya Tuhan yang membutuhkan, tetapi biarlah itu menjadi tanda ucapan syukur kita atas apa yang Tuhan telah berikan kepada kita.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 25-26

The Lord reminded Israelites to give their first fruits to the Lord and also a tenth of their produce while declaring what the Lord had done and what will be done. All of these is done so that they will always remember about what the Lord had done in their lives, so that they always live in faithfulness and obedience to all His commandments.

When we give our offering to the Lord, may it be our tithe, love offering, first fruits and even a song and our ministries, let us do it while remembering what the Lord had done for us in our lives. That way, when we give offering to the Lord, we are giving it with a heart full of joy, gratefulness and thanksgiving. Also so that we would always be faithful and obedient to the Lord and His Words, so that we may live according to what He has planned.

Therefore, do not take offering lightly. Do not give an offering as if the Lord needs it, but let us give if as a sign of our thanks giving to the Lord on what He has done and given to us.

Thursday, July 28, 2011

Apakah Kita Menyangkal Yesus? | Do We Deny Jesus?

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 14

Seringkali kita berlaku seperti Petrus, yakni berkata bahwa kita tidak akan menyangkal Yesus, padahal sehari-harinya dalam kehidupan kita secara sadar atau tidak sadar, kita sering menyangkal Yesus. Mungkin kita bertanya, bagaimana kita yang percaya kepada Yesus, membaca Firman-Nya tiap hari, ke gereja tiap minggu dan bahkan melayani di dalam gereja menyangkal Yesus?

Mari kita lihat akan kehidupan dan kebenaran yang ada. Bila kita percaya kepada Yesus, maka kita juga percaya akan Firman-Nya dan bukan hanya sebagian, tetapi juga seluruhnya. Bila demikian, maka kita beriman kepada Yesus berdasarkan Firman Tuhan. Tetapi apakah yang biasanya terjadi bila keadaan yang sulit, malapetaka, tantangan hidup dan sebagainya menimpa kehidupan kita? Bukankah kita seringkali menjadi mempertanyakan Tuhan akan mengapa hal ini terjadi? Bukankah kita condong untuk langsung marah dan bahkan terkadang, mengatakan kalau Tuhan itu tidak adil. Bukankah ini berarti bahwa kita tidak percaya kepada Tuhan Yesus dan janji-Nya, bahwa Ia melakukan segala sesuatu untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia? Bukankah kita berarti hanya mengikuti Yesus karena berkat-berkat-Nya? Bila memang kita masih ada sikap-sikap seperti ini, maka marilah kita bertobat, sebab bila dalam hal kecil saja kita sudah menyangkal Tuhan Yesus dan tidak percaya kepada Firman-Nya, bagaimana bila saat penganiayaan datang seperti yang Tuhan telah peringatkan kita?

Oleh sebab itu, marilah kita terus periksa hati kita, motivasi kita dan terus mencari Tuhan sehingga kita makin dikuatkan dalam iman, dan bertumbuh melalui segala kesalahan dan pertobatan kita. Biarlah bila pada saatnya tiba, kita tidak menyangkal Yesus seperti Petrus yang takut mati untuk Tuhan Yesus Kristus.


English:

Bible Reading: Mark 14

Many times we act like Peter, who says that we will not deny Jesus, but the truth is that everyday in our lives, whether we realise it or not, we deny Jesus. Maybe we will ask, how can we who believes in Jesus, reads the Bible everyday, go to church every Sunday and even ministering at church, deny Jesus?

Let us take a look at our lives and the truth. If we believe in Jesus, then we also believe in His Word and not only a part but as a whole. If so, then we have faith in Jesus through the Word of God. But what usually happened when difficult times, disaster, challenges etc comes over our lives? Do we not questioned the Lord of why would this happened? Do we not have the tendency to be angry and sometimes even says that the Lord is not fair. Wouldn't that means that we do not believe in the Lord Jesus and His promise that He will do things for the good of those who loves Him? Wouldn't this mean that we are following Jesus only because of His blessings? If we still have these kinds of attitudes, let us repent, because if when we face small problems we are denying Jesus and do not believe in His Word, how will we be when the persecution comes as the Lord warned us?

Therefore, let us always check our hearts, motivation and keep on seeking the Lord so that we would be stronger in faith, grow through all the mistakes and our repentance. Let it be that when the time comes, we would not deny Jesus as Peter who was afraid to die for the Lord Jesus Christ did.

Wednesday, July 27, 2011

Belas Kasihan | Mercy

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 23-24

Tuhan mengajarkan kepada Israel untuk memiliki belas kasihan kepada mereka yang membutuhkan, yakni anak yatim dan janda dan juga kepada mereka yang miskin. Dari soal peminjaman uang, lalu kepada penuaian gandum dan anggur. Jika ada yang lupa di bawa, Tuhan berkata bahwa itu bagian milik mereka yang miskin, yakni janda dan anak yatim. Dengan begitu, Israel sellalu ingat bahwa mereka juga dapat memiliki hidup berlimpah karena Tuhan, sebab dulunya mereka adalah budak di Mesir. Dan tentunya semua ini agar mereka tidak hanya memiliki belas kasihan, tetapi juga agar mereka tidak sombong akan apa yang Tuhan telah berikan kepada mereka sebagai berkat.

Begitu juga perlu kita perhatikan hidup kita. Perlu kita sadari bahwa apa yang kita miliki adalah dari Tuhan. Terkadang, seperti orang Israel yang dapat lupa akan salah satu berkas gandumnya di ladang, begitu juga mungkin Tuhan ijinkan kita untuk melalui hal yang serupa agar apa yang kita miliki menjadi berkat bagi orang lain. Tetapi bila tidakpun, kita perlu untuk memiliki belas kasihan terhadap mereka yang membutuhkan. Berkat yang terutama adalah kehidupan kekal yang kita miliki oleh karena darah Yesus Kristus. Oleh sebab itu, biarlah kita memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang membutuhkan. Bukan hanya mereka membutuhkan uang, dana ataupun bantuan dalam hal apapun, tetapi juga mereka yang membutuhkan keselamatan. Biarlah kita tidak menyimpan keselamatan itu untuk diri kita sendiri, tetapi biarlah kita berikan dan bagikan kepada mereka yang membutuhkannya.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 23-24

The Lord taught Israelites to have mercy to those who are in need, which are the orphans and the widows and also to those who are poor. From about lending money, to about harvesting the wheat and grapes. If there are some who forgot about a sheaf that's gathered, the Lord said that it is for those who are poor which are widows and orphans. That way, the Israelites always remember that they can also have a good life because of the Lord, because they were all slaves in Egypt previously. And of course so that they do not only have mercy, but for them to also not be boastful on what the Lord had blessed them with.

The same thing applies to our lives. We need to realise that what we have is from the Lord. Sometimes, just like the Israelites who forgot about a sheaf of their harvest, the same way maybe God allows us to go through the same things so that what we have can be a blessing to others. But even if that doesn't happen, we need to have mercy upon those who needs it. The most important blessing is the eternal life that we have because of the blood of Jesus Christ. Therefore let us have mercy upon those who are in need. Not just those who need money, funds, or other help, but also those who needs salvation. Let us not keep that salvation for ourselves, but let us give share it to those who needs it.

Tuesday, July 26, 2011

Kasihi Sesama Kita | Love One Another

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 21-22

Hukum-hukum yang Tuhan berikan dalam dua pasal ini semuanya bersangkutan dengan hubungan kita antar manusia dan dengan sesama kita. Dari soal terbunuhnya seseorang, milik saudara kita yang hilang yang kita temui, sampai kepada hal tentang mengambil seorang wanita menjadi isteri. Tuhan berikan ketetapan-ketetapan ini agar tidak ada hal yang jahat yang dapat meraja-lela di Israel tetapi juga agar orang Israel tetap saling menghormati dan ada ketentraman dan ketertiban di antara mereka walaupun mereka semakin banyak jumlahnya. Ini hanyalah beberapa contoh dari apa yang Tuhan Yesus katakan di perjanjian baru akan hukum yang kedua, yakni untuk kita mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri.

Begitu juga Tuhan ingin kita berlaku yang sama di jaman ini, yakni untuk kita dapat hidup dengan tentram dan tertib dan agar tidak ada kejahatan yang meraja-lela di tengah-tengah kita. Bila ada suatu kejahatan, maka perlulah untuk kita bertobat dan buang segala kejahatan itu. Bila perlu ditegur, biarlah kita menegur mereka dan dengan saksi setidaknya dua atau tiga orang agar sah seperti yang Tuhan katakan di pasal-pasal sebelumnya, Tetapi jangan sampai kita menjadi hakim atas saudara-saudara kita, sebab sangatlah mudah untuk kita mulai saling tunjuk dan menghakimi orang lain. Semua yang tadi di sebut hanyalah tindakan atau reaksi terhadap yang telah terjadi, tetapi bukankah lebih baik bila kita mulai berubah agar tidak terjadi lagi? Lebih baik untuk kita pro-aksi di bandingkan dengan bereaksi. Jadi, biarlah kita hanya lakukan perintah Tuhan yakni, untuk kita mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Dengan begitu kita lakukan pro-aksi dan di antara kita akan ada ketentraman dan ketertiban dan juga persatuan di dalam Kristus.

Oleh karena itu, marilah kita introspeksi diri kita dan biarlah kita tidak menghakimi, tetapi mengasihi sesama kita.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 21-22

The laws that the Lord gave in these two chapters all have to do with our relationship with human. From about someone who got killed, something that belongs to our brethren that they lost and we found, to about taking a woman as a wife. The Lord gave all these statutes so that there is no evil doings that is spreading in Israel but also so that the Israelites can honour still one another and so that there is peace and order in their midst even though they are increasing in numbers. This is only a few examples of what the Lord Jesus said in the new testament as the second law, that is for us to love our neighbour as we love ourselves.

The Lord wants us to do the same in this era, that is for us to live in peace and order so that there is no evil doings that is spreading in our midst. If there is a wicked doing in our midst, we need to repent and throw it all away. If we need to rebuke someone, rebuke them with witnesses of at least 2 or 3 people as the Lord said in the previous chapters. But do not let ourselves become judge over our brethren, because it is easy for us to just point at each other and start judging others. All of these are a reaction to what has happened, but isn't it better if we can be proactive instead? It is better if we can be proactive compared to being reactive. So, let us only do the command of the Lord, that is for us to love our neighbours as ourselves, that way we are proacting and there will be peace and order in our midst and also unity in the Lord.

Therefore, let us introspect ourselves and let us not judge, but love one another.

Monday, July 25, 2011

Pengaruh | Influence

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 19-20

Tuhan tahu benar akan sifat dan tindak laku kita yang seringkali condong untuk terbawa oleh orang-orang di sekitar kita. Tuhan tahu bahwa orang-orang, perbuatan-perbuatan yang ada di sekitar kita mempengaruhi hidup kita. Oleh sebab itu Tuhan memerintahkan agar orang Israel menghabiskan semua orang yang berlaku jahat di mata Tuhan, dan juga untuk menghabiskan orang-orang dari tanah yang akan mereka duduki, yang menyembah berhala dan allah-allah lain. Tuhan bahkan menyuruh mereka yang hatinya lemah dan takut untuk tidak ikut berperang agar mereka tidak mempengaruhi tentara-tentara lainnya. Tuhan lakukan semua ini agar Israel tidak terkontaminasi oleh segala hal yang jahat dan buruk dan yang menentang Firman Tuhan.

Kita juga mengalami hal yang sama, yaitu mudah terpengaruhi oleh sekitar kita. Setiap dari kita memiliki sifat, kesukaan dan karakter yang berbeda dan hal-hal yang berbeda pula yang mudah mempengaruhi kita. Ada yang lebih mudah terpengaruh oleh berita di tv, ada juga yang lebih terpengaruh oleh perkataan dokter atau para ahli, ada juga yang leibh terpengaruh oleh teman-teman dan sebagainya. Yang perlu kita lakukan adalah berjaga-jaga agar kita tidak terpengaruhi oleh hal-hal yang buruk. Oleh sebab itu, biarlah kita jauhkan segala pengaruh buruk yang ada di dalam kehidupan kita, sehingga kita tidak ikut terbawa melakukan hal yang jahat.

Marilah kita periksa hidup kita dan carilah apa yang mudah mempengaruhi kita dan biarlah kita mencari pengaruh yang baik dan bukan yang buruk, sehingga kita makin dekat dengan Tuhan dan bukan makin jauh.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 19-20

The Lord knows of our attitude, actions that many times, tend to follow others around us. The Lord knows that people and deeds that are around us affects our lives. That is why the Lord commande the Israelites to get rid of all those who did evil in the eyes of the Lord, and to get rid of all the people from the land they subdue, who worships idols and other gods. The Lord even tell those who are weak and afraid at heart to go home and not to join the war so as not to affect the others. The Lord did all of these so that the Israelites will not be contaminated by all the evil things and things that is against the Word of God.

We also experience the same things, that is easily influenced by our surroundings. Each of us has different attitudes, likes and characters and we each have different things that influenced us. Some are more easily influenced by news in the tv, some by the words of doctors or other experts, some by friends and etc. What we need to do is to keep watch so that we will not be influenced by the evil things. Therefore, let us get rid of all the bad influence in our lives so that we would not be brought to do the same evil things.

Let us introspect ourselves and find the things that influences us easily and let us look for good influences and not the bad ones, so that we can draw closer to the Lord and not drifting away.

Sunday, July 24, 2011

Berjaga-Jaga | Keep Watch

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 13

Tuhan Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya akan kesudahan jaman. Dan kita melihat banyak dari tanda-tanda itu sudah terjadi. Hal ini berarti bahwa waktunya sudah sangat dekat untuk kesudahan jaman. Kita hanya dapat berjaga-jaga dan selalu siap untuk masuk ke dalam kerajaan Surga. Kita tidak tahu kapan Tuhan datang dan kita juga tidak tahu kapan nyawa kita berakhir, hanya Tuhan yang tahu semuanya ini. Oleh karena itu, Tuhan memerintahkan kita untuk kita berjaga-jaga, agar pada saatnya tiba kita siap dan kita dapat ditemukan setia di hadapan Tuhan.

Jadi bagaimana kita dapat berjaga-jaga? Dengan kita hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Sebab Tuhan berkata bahwa segalanya akan berlalu tetapi perkataan-Nya, yakni Firman Tuhan, tidak akan berlalu. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk kita benar-benar memegang teguh segala Firman Tuhan di dalam hidup kita. Marilah kita terus buang segala yang jahat, segala yang kotor dan segala yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan agar kita dapat mengisi kehidupan kita, pikiran dan hati kita dengan Firman Tuhan agar kita lakukan dan hidupinya, sehingga kita selalu siap. Marilah kita berjaga-jaga senantiasa agar bila tiba saatnya, kita ditemukan setia dan siap untuk masuk kerajaan Surga.


English:

Bible Reading: Mark 13

The Lord Jesus has told His disciples of the end of times. And we can see many of those signs has happened. This means that the time is nearing to the end of times. We can only keep watch and always be ready to enter the kingdom of Heaven. We do not know when the Lord will come and we also do not know when our lives will end, only the Lord knows all this. That is why the Lord commanded us to keep watch so when the time comes, we are found faithful before the Lord.

So how do we keep watch? By living according to the Word of God. Because the Lord says that His all things will pass but His words, that is the Word of God, will not pass. Therefore, it is important for us to really hold on to the Word of God in our lives. Let us throw away all the evil things, all unclean things, all things that is not according to the Word of God so that we can fill our lives, our minds and hearts with the Word of God so we can do it and live it, so that we are always ready. Let us keep watch always so when the time comes, we are found faithful and ready to enter the kingdom of Heaven.

Saturday, July 23, 2011

3 Ajaran Bagi Pemimpin | 3 Teachings For Leaders

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 17-18

Sebelum Israel masuk ke dalam Tanah Perjanjian, Tuhan sudah tahu akan apa yang akan terjadi. Tuhan tahu bahwa bangsa Israel akan meminta seorang raja untuk berdiri dan memimpin mereka. Oleh sebab itu, Tuhan sudah dari sebelum-sebelumnya memeringati dan memberitahukan Israel akan bagaimana mereka harus bertindak untuk memilih raja dan bagaimana raja itu perlu bertindak untuk dapat memimpin dengan bijaksana dan sesuai dengan Firman Tuhan. Sungguh Tuhan itu adalah Tuhan yang menyediakan bahkan sebelum kita memikirkannya.

Tetapi mari kita juga belajar apa yang Tuhan ingin seorang raja lakukan sehingga ia dapat memimpin dengan baik dan tentunya ini dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita bila kita ingin menjadi seorang pemimpin, baik tiu di rumah tangga, di dalam pelayanan, di gereja, di kota, maupun sebuah negara. Jika kita ingin memimpin dengan benar, kita perlu untuk mengikuti perintah Tuhan. Ada 3 hal yang Tuhan ajarkan kepada Israel dan juga kita.

Hal pertama:
Tuhan memeringati agar raja itu jangan memperkaya dirinya sendiri dan jangan ia kembali kepada Mesir, yaitu di mana mereka sebelumnya adalah budak. Aplikasi di jaman ini adalah agar kita jangan korupsi, ataupun melakukannya hanya karena untuk memperkaya diri sendiri. Marilah kita buang segala keinginan hati yang hanya untuk menyenangkan hidup kita sendiri saja. Tuhan juga ingatkan agar kita tidak kembali ke Mesir, yakni hidup lama kita. Jadi sebagai pemimpin, kita sudah selayaknya memimpin bangsa atau orang-orang yang kita pimpin untuk menuju kepada tanah perjanjian Tuhan dan bukan kepada kehidupan yang lama. Maka dari itu marilah kita bawa orang yang kita pimpin untuk mencari Tuhan dan jalan-Nya dan bukan mencari hikmat ataupun kekuatan manusia.

Hal kedua:
Tuhan memeringatkan agar seorang raja jangan memilii banyak isteri. sehingga hatinya tidak menyimpang dan emas dan perakpun jangan dikumpulkan terlalu banyak. Tuhan tahu bahwa kelemahan dari seorang pemimpin adalah wanita dan harta kekayaan. Oleh sebab itu Tuhan sudah memeringatkan kita dari awalnya agar kita setia kepada satu isteri saja dan agar kita tidak terjerat kepada harta kekayaan. Jadi, bila kita tahu bahwa wanita atau harta kekayaan adalah salah adalah kelemahan kita, marilah kita datang kepada Tuhan agar Tuhan yang berikan kekuatan dan juga biarlah kita mencari beberapa teman seperjuangan yang dapat kita percaya dan bagikan akan kelemahan kita sehingga kita saling membantu dan saling menarik satu dan yang lain bila mulai terjerat kepada kelemahan-kelemahan kita ini, sehingga kita tidak terjerumus terlalu dalam.

Hal ketiga:
Tuhan memerintahkan agar raja menuliskan kembali Firman Tuhan, membacanya seumur hidup agar takut akan Tuhan dengan berpegang kepada ketetapan-Nya dan perintah-Nya dan juga agar tidak menjadi tinggi hati dan sombiong dalam memerintah. Tuhan ingin agar kita mengenal dengan dekat akan Firman Tuhan, membacanya setiap hari, merenungkannya setiap hari dan juga melakukannya. Firman Tuhan inilah yang akan menjadi panduan hidup kita dan kita tidak akan dapat memimpin di dalam Tuhan tanpa kita mengenal Firman Tuhan. Sebab Firman Tuhan bukan hanya mengajarkan, memberikan hikmat, tetapi juga mengubah karakter kita bila kita sungguh-sungguh mengikuti, merenungkan dan melakukannya. Oleh sebab itu, marilah kita jadikan Firman Tuhan sebagai buku no. 1 di dalam hidup kita untuk kita baca, renungkan dan terapkan, agar hidup kita terus diubahkan dan agar kita mengenal Tuhan lebih lagi.

Jadi, marilah kita aplikasikan ketiga hal ini dalam hidup kita. Bukan hanya sebagai pemimpin tetapi untuk kehidupan setiap dari kita, karena kita adalah pemimpin dalam banyak hal dari yang terkecil sampai yang terbesar. Jadi, ini bukan hanya untuk pemimpin, tetapi untuk setiap umat Tuhan, sebab ktia semua adaah pemimpin. Marilah kita terapkan dengan hati yang sukaria di dalam Tuhan dan bagi Tuhan.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 17-18

Before Israelites entered the Promised land, the Lord knows what will happen. The Lord knows that the Israelites will ask for a king to be raised to lead them. Therefore, the Lord has, from way before, warn and told Israel of how they should choose a king and how a king would need to act to lead the people with wisely and according to the Word of God. Truly, the Lord is the Lord who provides even when we have not thought about it.

But let us also learn on what the Lord wants a king to do so that he can lead and of course we can apply this in our lives if we want to be a leader, may it be in your household, in ministries, in church, in a city or in a country. If we want to lead righteously we need to follow the Word of God. There are 3 things that the Lord taught the Israelites and to us.

The first thing:
The Lord taught so that a king would not enrich themselves and not to go back to Egypt, where they were slaves. The application in these days is that we should not be corrupt or jsut doing it for the sake of enriching ourselves. We need to throw away all the desires of our heart that only wants to please our own lives alone. The Lord also remind us to not to go back to Egypt, that is our old lives. As a leader, we ought to lead the nation or the people to go to the promised land of the Lord and not to the old lives. Therefore, let us bring the people that we lead to seek God and His ways and not to seek the wisdom or strength of men.

The second thing:
The Lord reminds so that a king should not have many wives so that his heart would not be swayed away and he should not also have too much gold and silver. The Lord knows that the weaknesses of a leader or a king is women and money or wealth. Therefore the Lord has warned us from the beginning so that we are faithful to just one wife and so that we would not be bound by wealth. So, if we know that women or money is one of our weaknesses, let us come tot he Lord for strength and also let us find a few brethren whom we can trust and share our weaknesses with so that we would help each other out and pulling each other when we start to be dragged down to these weaknesses so that we would not fall too deep.

The third thing:
The Lord also commanded so that a king would rewrite the Word of God, read it all his life so that he would have the fear of the Lord by holding on to the statues and commandments of the Lord and so that he won't be boastful or having high pride in leading. The Lord wants us to know closely the Word of God, reading it everyday, meditating on it every day and also doing it. The Word of God is what will be our guidance in life and we will not be able to lead in the Lord without us knowing the Word of God. Because the Word of God do not just teach, and gives wisdom, but it also changes our characters if we really follow, meditate and do it. Therefore, let us make the Word of God as our no. 1 book in our lives for us to read, meditate upon and apply so that our lives will continuously be changed and so that we would know the Lord better.

So, let us apply these three things in our lives. This is not just for leaders, but for all of us, because we all are leaders in so many things starting from the small things to the big things. Therefore this is not just for leaders, but for all the people of the Lord, because we all are leaders. Let us apply this with a cheerful heart in the Lord and for the Lord.

Friday, July 22, 2011

Semua Dari Tuhan | All Is From The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 15-16

Tuhan berkata bahwa Ia akan memberkati Israel dengan limpah bila mereka taat dan setia dalam melakukan ketetaan-ketetapan yang Tuhan berikan. Dan dengan berkat itu, Tuhan ingin agar setiap kali mereka merayakan perayaan yang ditentukan Tuhan, mereka sepatutnya membawa persembahan yang sesuai dengan berkat yang Tuhan telah berikan kepada mereka. Bukan hanya itu saja, Tuhan juga memberikan perintah bahwa mereka perlu untuk membuka tangan mereka untuk saudara-saudaranya yang memerlukan bantuan, sehingga mereka cukup, sesuai dengan keperluannya. Dan mereka memiliki waktu 6 tahun untuk membayar hutang mereka dan pada tahun yang ke-tujuh semua hutang antar bangsa Israel sendiri akan dihapuskan. Jadi, Tuhan tidak memberikan kita berkat hanya untuk diri kita sendiri saja, tetapi bagi saudara-saudara kita yang memang membutuhkan.

Hal yang sama dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Kita sudah sepatutnya belajar untuk berjalan setiap hari menurut perintah dan Firman Tuhan, agar apa yang dijanjikan-Nya terjadi. Dan dengan berkat yang diberikan-Nya, marilah kita bawa kepada Tuhan setiap kali kita menghadap-Nya. Tetapi hal ini tidak hanya dalam hal materi, tetapi biarlah kita selalu membawa persembahan kepada Tuhan ketika kita menghadap-Nya. Persembahan-persembahan yang dapat berupa pujian, ucapan syukur, pengagungan, penyembahan, dengan talenta yang diberikan Tuhan dan juga dalam hal materi. Sebab itu memang datang dari Tuhan dan sudah selayaknya kita membawa persembahan itu kepada Tuhan. Dan juga biar kita tidak menyimpan berkat itu untuk kita sendiri, tetapi biarlah kita membuka tangan kita kepada saudara-saudara kita yang membutuhkannya. Sebab untuk itulah kita diberkati Tuhan.

Jadi, marilah kita selalu membawa persembahan hidup kita kepada Tuhan dan biarlah kita ingat bahwa segalanya datang dari Tuhan dan adalah milik-Nya, jadi apapun yang diperintahkan-Nya, sudah selayaknya kita lakukan dengan sukaria.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 15-16

The Lord said that He will bless Israelites abundantly if they obey and faithful in doing the statues of the Lord. And with that blessings, the Lord wants that every time they have feasts or celebration that the Lord has commanded, they ought to bring an offering according to the blessings that the Lord had blessed them with. Not only that, the Lord also gave a commandment that they need to open their hands to their brethren who needs help, so that they will have enough according to their needs. And they have 6 years to repay the debt and on the 7th year all debt within Israelites are cleared. So, the Lord blessed us not just for ourselves but also for our brethren who needs it.

The same thing can be applied in our lives as believers. We ought to learn to walk daily according to the commandments and the Word of God, so what He promised happens. And with the blessings that He gave, let us bring it to the Lord every time we come to Him. But this is not just the material things, but let us always bring an offering to the Lord when we come to Him. These offerings can be praises, thanksgiving, adoration, worship, talents that the Lord gave and also in material things. Because all of that came from the Lord and we ought to bring these offerings to the Lord. And also, let us not keep these blessings to ourselves, but let us open our hands to our brethren who needs it. Because that is why we are blessed by the Lord.

So, let us always bring our offering to the Lord and let us remember that everything comes from the Lord and is His, so whatever it is that He commands, we ought to do it cheerfully.

Thursday, July 21, 2011

Peringatan Tuhan | Warning of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 13-14

Tuhan sudah dari dulu memeringati Israel akan nabi-nabi palsu dan juga orang-orang yang dapat melakukan mujizat tetapi mengajak mereka untuk beribadah kepada allah lain dan bukan kepada Tuhan. Tuhan juga mengingatkan Israel akan apa yang haram dan apa yang boleh di makan dari segala binatang yang ada. Tentunya semua ini diberikan Tuhan untuk menjaga kehidupan Israel agar mereka dapat tetap hidup di dalam kebenaran Tuhan dan tetap berpegang teguh kepada Firman dan perintah-Nya.

Begitu juga dengan kita. Peringatan Tuhan akan nabi-nabi palsu di ulang kembali di jaman Yesus dan sekarang kita dapat melihat makin banyak yang menentang Tuhan Yesus Kristus. Oleh sebab itu marilah kita berjaga-jaga dan biarlah kita kuat di dalam fondasi kita kepada Tuhan dalam iman dan kepercayaan kita. Biarlah kita renungkan dan selalu isi kehidupan kita dengan Fiman Tuhan sehingga iman kita tumbuh kuat. Tentang makanan yang haram dan tidak haram, kita tahu bahwa Yesus telah datang untuk menyempurnakan perjanjian yang lama dan bukan untuk menghapuskan dan melalui darah-Nya segala makanan yang dapat ktia makan telah disucikan-Nya. Sebab Yesus sendiri berkata bahwa bukan yang masuk ke dalam mulut kita yang haram, tetapi apa yang keluar dari hati dan mulut kita. Oleh sebab itu, aplikasi dari kehidupan kita akan makanan yang haram bukan hanya untuk jasmani kita saja, tetapi ini mencakup jiwa dan roh kita. Tuhan ingin agar kita berjaga-jaga akan segala aktivitas yang ada di dunia ini yang kita lakukan, lihat, dengar dan pikirkan, sebab itu semua memberi makan tubuh, jiwa dan roh kita. Walaupun semuanya dapat kita lakukan, tetapi tidak semuanya itu berguna bagi kehidupan kita. Tidak semua makanan baik untuk tubuh kita, oleh sebab itu ada baiknya kita menjaga apa yang kita makan. Tidak semua hal yang kita lakukan, tonton atau dengar itu baik bagi jiwa dan roh kita. Ada yang membuat kita mudah marah, ada yang membuat kita menjadi rendah diri, ada yang membuat kita menjadi benci, ada yang membuat kita menjadi tercandu dan menyenangkan fantasi kita dan sebagainya. Karena itu, marilah kita perhatikan akan hal-hal yang kita lakukan, lihat, dengar dan pikirkan, yakni makanan yang kita berikan kepada tubuh, jiwa dan roh kita.

Biarlah kita hidup dengan penuh kewaspadaan akan hal-hal yang ada di dunia ini dan janganlah kita hanya mengikuti arus dunia, tetapi biarlah kita berdiri tegak di dalam kebenaran Tuhan dan berakar kuat di dalam-Nya.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 13-14

The Lord has warned the Israelites about false prophets from long time ago and also about people who can do miracles and ask them to worship idols and not to the Lord. The Lord also warned Israelites on what is clean and unclean to eat from all the animals. Of course all of these are given by the Lord to take care of their lives so that they may live in the truth of God and holding on to His Words and commands.

The same thing applies to us. The warning of the Lord of false prophets are repeated in Jesus' time and now we can see that there are increasing numbers of those who opposes the Lord Jesus Christ. Therefore, let us be aware and let us be strong in our foundation to the Lord in faith and trust. Let us meditate and always fill our lives with the Word of God so our faith may grow strong. With regard to the unclean and clean food, we know that Jesus has come to made the old covenant perfect and not to erase it and through His blood all food that can be eaten are sanctified. Because Jesus Himself says that it is not what enters our mouth that is unclean but it is what comes out from the heart and the mouth. Therefore, the application to our lives of these unclean foods are not just to physical bodies but also to our souls and spirits.The Lord wants us to take care of all the activities that is available in the world that we do, see, listen to and think about, because all of that is like giving food to our bodies, souls and spirits. Even though we can do all of it, but not all of it is useful or beneficial to our lives. Not all food is good for our bodies, therefore it is good to be careful of what we eat. Not all things that we do, watch, listen to are good for our souls and spirits. There are things that raises our anger, things that makes us have low self esteem, things that makes us hate, things that makes us addicted and things that feeds on our fantasies etc. Therefore, let us be wary of the things that we do, see, listen to and think about, that is the food that we give to our bodies, souls and spirits.

Let us live with full awareness on the things of the world and do not just follow the flow of the world, but let us stand firm in the truth of the Lord and to be strongly rooted in Him.

Wednesday, July 20, 2011

Hukum Yang Terutama | The Greatest Commandment

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 12

Tuhan mengajarkan akan hukum yang terutama dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, yakni untuk kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita dan yang kedua adalah untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Tuhan mengingatkan kita akan hal ini sebab seringkali dengan berselangnya waktu, kita, orang-orang percaya, menjadi terlalu sibuk akan pelayanan-pelayanan, persembahan-persembahan kita dan lupa akan hal yang terutama ini. Kita sering jadi terlalu mementingkan pelayanan daripada kebenaran dan Tuhan sendiri. Oleh karena itu marilah kita selalu jaga hati dan introspeksi diri kita setiap hari.

Sebab walaupun terlihat mudah, yakni hanya 2 hal yang patut kita utamakan, ke-2 hal ini mencakup seluruh kehidupan kita dan seluruh kebenaran Tuhan. Misalnya, bila kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita, maka kita akan melakukan segalanya yang kita dapat untuk menyenangkan hati-Nya. Salah satu cara untuk menyenangkan hati Tuhan adalah untuk melakukan kehendak-Nya, yakni untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan. Dengan begitu, bila kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, maka kita akan ingin untuk menginjil kepada semua orang tanpa pilih-memilih, kita akan tidakmerasa jijik akan orang-orang tetapi hanya kepada dosa-dosanya. Bila kita sungguh-sungguh mengasihi-Nya, maka kita juga akan membuang segala kesombongan dan segala keegoisan kita sehingga kita hidup benar-benar hanya untuk Tuhan. Bagi hukum yang kedua, bila kita mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri, maka akan ada keharmonisan dalam hidup kita dengan tetangga dan sekitar kita. Tidak akan ada iri hati, tidak akan ada kebencian, kepahitan, kesombongan, keegoisan dan sebagainya, karena kita akan mendahulukan kepentingan orang lain dan kita akan memperlakukan mereka seperti kita memperlakukan diri kita sendiri, yakni dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Dan masih banyak contoh lainnya.

Dari hal-hal yang disebut di atas, kita dapat melihat bahwa sebenarnya segala kejahatan di dunia ini ditimbulkan dari pemberontakan kita akan Firman Tuhan dan juga karena kita belum mengerti Firman Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita cocokkan hidup kita setiap harinya dengan ke-2 hukum ini, sehinnga kita pun hidup menyenangkan Tuhan dan memenuhi kerinduan-Nya agar semua orang dapat diselamatkan dan dapat hidup dalam kebenaran. Biarlah kita periksa hidup kita setiap hari dengan Firman Tuhan ini dan ubah apa yang perlu di ubah dan biar kita berjalan setiap hari dengan berlandaskan kasih dan iman terhadap Tuhan Yesus Kristus dan kasih terhadap sesama kita.


English:

Bible Reading: Mark 12

The Lord taught that the first commandment for us as believers are to love the Lord with all of our hearts, souls, minds and strengths and the second is to love our neighbour as we love ourselves. The Lord reminds us of these because many times, with the passing of time, we as believers tend to become very busy with ministries and offerings that we forget about this. We often put ministries ahead of the truth and the Lord Himself. Therefore, let us always guard our hearts and introspect ourselves every day.

Even though it might seems easy, that is only 2 things which we have to put above all others, however, these 2 things covers all aspect of our lives and the truth of the Lord. For example, if we really love the Lord with all of our hearts, souls, minds and strengths, then we will do all that we can to please His heart. One of the ways we can please the Lord is by doing His Will, that is to make all nations His disciples. That way, if we truly love the Lord, then we would want to evangelise to everyone without favouritism, we wopn't feel disgusted by the people but only to the sins. If we truly love Him, then we will also throw away all pride, boastfulness, and selfishness so that we really live only for the Lord. For the second commandment, if we love our neighbours as we love ourselves, then there will be harmony in this life with the people surrounding us. There will be no jealousy, no hatred, bitterness, pride, boastfulness, selfishness etc, because we are putting others before ourselves and we will treat them as we would treat ourselves, that is with love and care. And there are many other examples.

From all the things mentioned above, we can see that the wickedness of the world is initiated by our rebellion towards the Word of God and also because we have not understood the Word of God. Therefore, let us align our lives everyday with these 2 commandments, so that our lives will please the Lord and fulfill His desires for everyone to be saved and able to live in the truth. Let us check ourselves everyday with this Word of God and change what needs to be changed and let us walk every day with faith and love towards the Lord Jesus Christ and love towards our neighbours as our foundation.

Tuesday, July 19, 2011

Berpegang Pada Firman Tuhan | Holding On To The Word Of God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 10-12

Tuhan memerintahkan agar kita berpegang teguh akan Firman-Nya dan segala perintah-Nya. Tetapi bagaimanakah ktia dapat lakukan hal ini di dalam kehidupan kita yang begitu penuh dengan kekhawatiran dunia, krisis ekonomi, bencana alam di mana-mana dan sebagainya? Jika kita membaca Alkitab dengan seksama, Tuhan selalu memberikan kepada kita jalan keluar, Ia tidak hanya menegur, tetapi Ia selalu mengajar akan apa yang perlu kita lakukan agar kita dapat hidup benar.

Dalam hal ini, Tuhan ingin agar kita tidak menyimpang dari Tuhan dan berlari dan beribadah kepada allah-allah lain. Hal ini tidak hanya kepada patung-patung dan dewa-dewa yang disembah di dunia ini, tetapi juga segala yang kita kejar melebihi dari kita mengejar Tuhan. Jadi, ini mencakup hal-hal seperti karir, uang, posisi, kehormatan, ketenaran, kekayaan, kesenangan, makanan dan sebagainya. Marilah kita perhatikan setiap langkah kita dan mulailah kita mawas diri bila kita mulai lebih mengejar hal-hal yang disebut tadi melebihi dari kita mengejar Tuhan.

Tuhan juga ajarkan agar kita selalu menaruh perkataan-Nya, yakni Firman-Nya di dalam hati, jiwa dan untuk memeringati kita akan Firman Tuhan, biar kita memiliki tanda dan juga membicarakannya terhadap satu dan yang lain. Jadi, ketika kita membaca Firman, kita tidak hanya membacanya seperti membaca koran atau majalah yang sekedar lewat saja. Tetapi biarlah kita menghayatinya, merenungkannya siang dan malam dan juga memperkatakannya sehingga itu melekat di hati dan di jiwa kita. Kita dapat berbagi kepada sesama saudara seiman kita, kepada anak-anak kita, kepada pasangan kita dan sebagainya. Yang terpenting adalah untuk kita tidak hanya tinggal diam ketika kita mendapatkan Firman, tetapi kita perlu untuk melakukannya, memperkatakannya, merenungkannya sehingga itu melekat di hati, jiwa dan kehidupan kita.

Jadi, marilah kita berpegang teguh akan Firman dan perintah-perintah-Nya sehingga kita makin mengenal Tuhan kita dan kita dapat hidup di dalam kebenaran-Nya.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 10-12

The Lord commanded that we should hold on firmly to the Word of God and all His commands. But how do we do this in the midst of our lives that is full of the worries of the world, economic crisis, natural disasters everywhere etc? If we read the Bible carefully, the Lord always gives us a way out, He do not just rebuke, but He always teaches us on what we need to do so that we may live righteously.

In this case, the Lord wants us so that we do not sway away from the Lord and run towards and worship idols. Idols are not just sculptures or other gods who are worshiped in this world, but it is also things that we pursue more than we pursue the Lord. So, this includes things like career, money, position, glory, fame, fortune, delights, foods etc. Let us look at our daily steps carefully and let us introspect ourselves when we start to pursue the things mentioned above more than we pursue the Lord.

The Lord also teaches us to always put His Words, that is the Word of God in our hearts, minds and to remind us always of His Word, let us have signs and also talk about it with one another. So, when we read the Word of God, we do not just read it as we read newspapers or magazine where it just kind of went through our heads. But, let us take heart, meditate on it day and night and also speak of it so that it stays in our hearts and souls. We can share to our brothers and sisters in Christ, our children, our partner etc. The most important is to not just stay still when we receive the Word of God, but we need to do it, speak it, and meditate on it, so that it sticks in our hearts, souls and our lives.

Therefore, let us hold on to the Word of God and His commands sot hat we may know the Lord better and we can live in His righteousness.

Monday, July 18, 2011

Hidup Bersyukur | A Thankful Life

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 7-9

Tuhan benar-benar adalah Tuhan yang perduli dan sayang kepada umat-Nya. Sebagai contoh, Israel yang berkelana di padang gurun selama 40 tahun tidak pernah kekurangan makanan, pakaian maupun minuman. Terlebih lagi, semua yang mereka alami diijinkan oleh Tuhan agar mereka mengenal Tuhan dan Firman-Nya dan agar mereka sadar bahwa manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari Firman yang diucapkan Tuhan. Tuhan juga ingatkan kepada mereka bagaimana mereka dapat bertahan dipadang gurun selama 40 tahun tanpa pakaian mereka tidak menjadi buruk dan tanpa kaki mereka menjadi bengkak.

Tuhan juga memperhatikan dan menjaga kita sama seperti Ia menjaga Israel. Segala yang kita alami dan lewati, bila kita perhatikan dengan baik, semua itu membawa kita untuk lebih bersandar kepada Tuhan, mengajarkan kita akan kebesaran Tuhan sehingga kita percaya kepada-Nya. Tentunya juga, bila kita perhatikan, kita masih dapat hidup setiap hari karena Tuhan. Nafas kita, kita masih dapat berjalan, masih dapat makan, tangan dan kaki kita masih ada, otak kita masih dapat berpikir, dan sebagainya, semuanya itu adalah anugrah dari Tuhan. Bila kita lihat orang-orang lain, banyak sekali mereka yang keadaannya lebih parah dibanding kita. Oleh karena itu marilah kita lihat akan apa yang kita miliki dan bukan apa yang kita tidak miliki. Lihatlah akan penyertaan Tuhan, pemberian Tuhan terhadap kita dan gunakanlah dengan bijaksana. Tetapi, lebih dari semua itu, biarlah kita hidup selalu penuh dengan ucapan syukur setiap harinya. Sebab Tuhanlah yang empunya hidup dan Ia telah memberikannya kepada kita hari demi hari.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 7-9

The Lord really is a Lord who cares and loves His people. As an example, the Israelites who wanders around int he desert for 40 years wihtout lacking in food, clothing and drinks. More over, all the things that they went through are allowed by the Lord so that they may know the Lord and His Words and so that they realise that men do not live by bread alone but by the Word of God. The Lord also reminded them who they are able to walk in the desert for 40 years wihtout their clothes wearing out or their feet swell because of all the walking.

The Lord also cares and loves us the same as He cares for Israelites. All that we went through, if we look at it closely, all of it iare to bring us to rely more on the Lord, to teach us of His greatness so that we may believe in Him. Of course, if we took notice, we are still alive everyday because of the Lord. Our breath, we can still walk, we can still eat, our hands and feet are still there, our brain can still think and etc, all of this are grace from God. If we look at others, there are a lot more of them who are in worse condition than us. Therefore, let us look at what we have and not what we don't have. Look at the guidance of the Lord, His gifts for us and use it wisely. But, more than all of that, let us live always full of thanksgiving every day. Because the Lord is the holder of life and He has given it to us day by day.

Sunday, July 17, 2011

Mengampuni | Forgive

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 11

Tuhan mengajarkan agar kita selalu mengampuni dan memberekan segala dosa, kesalahan atau hal-hal yang masih menghalangi kita untuk dapat berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Tuhan ingin agar ketika kita berdoa kepada Tuhan, tidak ada yang mengganjal di hati kita, sehingga kita dapat berdoa dengan hati yang murni di hadapan Tuhan. Tetapi lebih dari semua itu, jika kita tidak mengampuni, maka kita juga tidak diampuni, dengan begitu doa kita tidak akan ada kuasa dan jawaban tidak akan datang karena masih ada dosa yang menghalangi.

Seringkali kita mungkin masih tidak sadar bahwa kita masih ada kepahitan, kebencian atau hal-hal yang masih pelru diampuni oleh kita. Dan seringkali juga akibatnya adalah saat ktia berdoa, tidak ada kuasa dan terkadang apa yang kita doakan sepertinya tidak di dengar atau tidak di jawab oleh Tuhan. Inilah salah satu hal yang menghalangi doa kita untuk dapat di jawab oleh Tuhan, yaitu, karena kita belum mengampuni.

Oleh sebab itu Tuhan mengajarkan kita agar kita membereskan segala kejanggalan hati dan pengampunan yang perlu kita lepaskan kepada orang-orang, agar kita juga diampuni oleh Bapa kita yang di Sorga dan dengan begitu doa kita yang dilakukan dengan iman akan ada kuasanya.


English:

Bible Reading: Mark 11

The Lord teaches us to always forgive and settle all sins or iniquities or other things that is still hindering us from praying earnestly with our whole heart to the Lord. The Lord wants us to be able to pray to the Lord without anything that is hindering us to pray with a pure heart. But more than all that, if we do not forgive, then we are also not forgiven, that way, our prayers have no power and answers would not come because there are still sins that hinders it.

Many times we may not realise that we still have bitterness, hatred or things that still need to be forgiven by us. And many times the consequences is that when we pray, there is no power and what we pray it seems as if it is not heard or not answered by the Lord. This is one of the things that hinders our prayes to be answered by the Lord, that is, because we have not forgive others.

Therefore, the Lord has taught us to settle all matters and forgiveness needed to be released so that we may also be forgiven by our Father in Heaven and then our prayers that are prayed in faith will have power.

Saturday, July 16, 2011

Tuhanlah Allah | The Lord is God

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 4-6

Tuhan berkata dengan jelas bahwa segala yang dilalui dan dialami oleh bangsa Israel adalah agar mereka mengenal bahwa Tuhanlah Allah. Segala kebesaran yang telah ditunjukkan-Nya, segala keajaiban dan mujijat yang telah diperlihatkan-Nya dan segala kasih dan anugrah-Nya yang telah dicurahkan adalah agar Israel mengenal Allah mereka, mengenal Tuhan. Begitu juga halnya dengan kehidupan kita sebagai orang percaya. Apa yang kita lewati, apa yang hadapi, ketika kita bersandar kepada Tuhan, maka kita akan melihat kebesaran-Nya, kesetiaan-Nya, keajaiban dan mujijat-Nya dan juga kasih beserta anugrah-Nya sehingga kita mengenal siapa Allah kita itu.

Dan untuk dapat terus hidup di dalam anugrah dan di bawah naungan Tuhan, Ia memberikan kepada Israel dan kita Firman-Nya untuk kita ikuti dan hidupi. Tetapi bukan hanya itu saja, kita juga perlu untuk memperkatakannya kepada anak cucu kita sehingga  generasi-generasi barupun mengenal Allah mereka dan juga agar kita tidak pernah lupa akan apa yang Tuhan lakukan dalam kehidupan kita. Makin banyak kita bercerita akan kebaikan, kebesaran dan pekerjaan tangan Tuhan yang dashyat, maka kita akan makin melihat betapa luar biasanya Tuhan dan kita akan terus ingat akan apa yang dilakukan-Nya.

Maka dari itu, biarlah apa yang kita lewati menjadi kemuliaan bagi Tuhan. Biarlah juga kita pergi dan menceritakan dan bersaksi kepada orang-orang dan juga kepada anak cucu kita agar kita tidak pernah lupa dan agar orang-orang beserta anak cucu kita juga mengenal Tuhan kita. Marilah kita berpegang teguh kepada Firman Tuhan dan melakukannya seperti yang diperintahkan-Nya agar kita terus berada di bawah naungan-Nya dan ketahuilah bahwa Tuhan itulah Allah!


English:

Bible Reading: Deuteronomy 4-6

The Lord said it clearly that all that Israelites went through and experienced were all to let them know that the Lord is God. All His greatness that was shown, all the miracles and mighty things He has done and all the love and grace which He has poured out are so that the Israelites know their God. The same thing also happen to us as believers. What we've been through, what we've faced, when we rely on the Lord, then we will see His greatness, faithfulness, miracles and mighty things and also His love along with His grace so that we know who our God is.

And to keep on living in His grace and under His wings, He gave the Israelites and us His Word for us to follow and live upon. But that's not all, we also need to say it, tell it to our children so that the new generations would know their God and it is also so that we won't forget what the Lord has done in our lives. The more we tell about the goodness, greatness and the work of the hands of the LOrd, then the more we will see how amazing the Lord is and we will remember what He has done.

Therefore, let what we have gone through be glory to the Lord. Let us also go and tell and testify to others and our children so that we would never forget and so that others and our children would know our Lord. Let us hold on true to His Word and do it just as He commanded us so that we would be under His wings and know that the Lord is God!

Friday, July 15, 2011

Ambillah Apa Yang Tuhan Beri | Take What God Has Given

Indo:

Pembacaan Alkitab: Ulangan 1-3

Selama perjalanan bangsa Israel, ketika mereka perlu untuk berperang, mereka mengalami kemenangan bila Tuhan berkata bahwa Ia telah menyerahkannya kepada Israel. Jadi, Tuhan itu memberi kepada Israel tanah dan kota-kota, tetapi apa yang diberikan kepada Tuhan tidak akan menjadi milik Israel bila mereka tidak maju untuk berperang. Begitu juga halnya dengan segala janji-janji Tuhan yang diberikan-Nya kepada Israel dan kepada kita semua. Tuhan telah memberikannya kepada kita, kita hanya perlu untuk mengambil keputusan dan tindakan untuk meraihnya.

Tetapi sayangnya, seringkali , kita seperti orang Israel ketika ingin menduduki tanah Kanaan pertama kalinya. Kita seirngkali takut, menjadi gentar dan ragu ketika kita melihat keadaan, situasi dan orang-orang yang perlu kita hadapi bila kita maju untuk meraih janji Allah itu. Seringkali kekhawatiran, ketakutan dan apa yang dilihat oleh mata kita dan apa yang di dengar oelh telinga kita akan hal-hal yang negatif lebih kuat dari iman kita. Sayangnya juga kita sering melihat sesuatu dari sisi buruknya dan bukan dari sisi iman. Oleh sebab itu biarlah kita sadar akan kesalahan kita, ketakutan, keraguan, kekhawatiran dan ketidak-percayaan kita. Biarlah kita lihat balik kepada kejadian-kejadian di mana Tuhan telah memimpin dan menunjukkan kasih dan kuasa-Nya. Biarlah kita memakai semua pengalaman kita dengan Tuhan sebagai picuan yang membuat kita lebih beriman dan bukan menjadi takut. Marilah kita ketahui kebenaran Tuhan, yakni, bila Tuhan sudah memberikannya kepada kita, maka itu milik kita dan tidak akan ada yang dapat menghalangi kita untuk meraihnya. Walaupun halangan selalu ada, tetapi itu tidak dapat mengalahkan kita bila kita percaya kepada janji Tuhan.

Jadi, marilah kita berpegang teguh akan janji-janji-Nya dan beriman kepada-Nya. Marilah ktia buang segala kehawatiran, ketakutan, keraguan dan segala hal-hal yang negatif, dan biarlah kita hidup hanya oleh iman dan kuasa Firman-Nya dalam hidup kita.


English:

Bible Reading: Deuteronomy 1-3

Throughout the journey of the Israelites, when they have to go to war, they experience victories if the Lord says that He has given it to Israelites. So, the Lord gives to the Israelites lands and cities, but what has been given by the Lord will not be theirs if they do no move forward and subdue it. The same things applies to all promises of God to the Israelites and to us all. The Lord has given it to us, we just need to make the decision and action to reach it.

Unfortunately, many times, we are like the Israelites when they were told to subdue the land of Canaan for the first time. Many times we are afraid and doubtful when we see the surroundings, situations and the people we need to face if we move forward to take that promise of God. Many times, anxiety, fear and what is seen by the eyes and what is heard by the ears upon the negative things are stronger than our faith. Unfortunately, we also tend to see things from their bad side and not from the faith point of view. Therefore, let us realise our mistakes, fears, doubts, anxiety and out disbelieve. Let us look back to the events where the Lord has led us and shown us His love and power. Let us use all that experiences with God as an ignition that triggers us to have more faith and not be afraid. Let us know the truth of God, that is, if the Lord has given it to us, it is ours to take and nothing will be able to hinder us to reach it. Although hindrances always come, but none can defeat us if we believe in the promises of God.

So, let us hold on true to His promises and have faith in Him. Let us throw away all of our fears, anxiety, doubts and all negative things and let us live only by faith and the power of His Word in our lives.

Thursday, July 14, 2011

Jangan Kompromi | Do Not Compromise

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 10

Tuhan berkata dengan jelas bahwa apa yang dopersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Inilah Firman Tuhan akan pernikahan. Tetapi seringkali karena desakan dan karena kekerasan hati kita, para pemimpin, seperti Musa terpaksa mengeluarkan peraturan-peraturan yang ikuti kemauan jemaat tetapi tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Seringkali kita berlaku seperti ini, yaitu kompromi dengan Firman Tuhan walalupun sudah ditulis dengan jelas apa yang benar dan perlu di ikuti. Seringkali karena keinginan daging, atau karena kita kurang sabar, atau juga karena kita telah memilih jalan yang salah, kita jadi kompromi akan kebenaran dan Firman Tuhan. Yang bahayanya adalah kita anggap asalkan itu terlihat dan terdengar baik, maka kita lakukan.

Tetapi biarlah kita selalu kembali kepada Firman Tuhan sebagai tuntunan jalan kita dalam membuat segala keputusan atau pertimbangan. Jangan sampai kita kompromi akan Firman Tuhan, tetapi bila kita perlu untuk memikirkan suatu cara dan jalan keluar, biarlah ktia selalu cocokkan dengan Firman Tuhan. Sebab tidak cukup untuk kita hanya menimbang-nimbang apakah itu hal baik saja, kita juga perlu melihat apakah hal itu sesuai dengan Firman Tuhan atau mengkompromikan Firman Tuhan?

Marilah kita belajar untuk tidak ikuti hikmat manusia, tetapi biarlah kita berpegang teguh kepada Firman Tuhan dan biarlah itu menjadi panduan kita dalam hidup agar kita tidak kompromi akan Firman Tuhan.


English:

Bible Reading: Mark 10

The Lord has said it clearly that what has been united by God shall not be separated by men. This is the Word of God upon marriage. But many times because of the push and of the hardness of our hearts, the leaders, like Moses had to give out rules that follows the desires of the people but not according to the Word of God. Many times we do the same, that is compromising with the Word of God even though it has been written clearly on what is true and should be followed. Many times because of fleshly desires, or if we lack patience or also if we have chosen the wrong path, we tend to compromise the truth and the Word of God. The danger is that we thought that as long as it looks and sounds good, we will do it.

However, let us always comes back the Word of God as our guidance in making decisions or considerations. Do not let ourselves compromise the Word of God, but if we need to consider a way out let us always match it with the Word of God. Because it is not enough that we only consider what is good, but we also need to consider whether it is according to the Word of God or is it compromising the Word of God?

Let us learn to not follow the wisdom of men, but let us hold on tight to the Word of God and let that be our guide in our lives so that we won't compromise the Word of God.

Wednesday, July 13, 2011

Kota Perlndungan | Refuge

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 35-36

Seringkali kita bernyanyi bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan kita. Dan dari pasal 35 kita dapat mengerti fungsi daripada kota perlindungan itu. Kota perlindungan adalah tempat di mana para pembunuh yang membunuh secara tidak sengaja dapat tinggal dan tetap aman. Tetapi bila ia keluar dari kota perilindungan itu, maka orang yang ingin menuntut darah yang ditumpahkan pembunuh itu menemukan dapat membunuh dia untuk menuntut balasannya. Jadi kota perlindungan itu adalah tempat di mana kita dapat tinggal dan tetap aman dari orang-orang yang ingin mencelakakan kita karena apa yang telah kita perbuat tanpa di sengaja.

Tetapi apa hubungannya dengan hidup kita jaman sekarang? Kita memiliki Yesus yang telah mati bagi kita dan telah menghapus semua dosa-dosa kita, dan kita memiliki hukum-hukum yang berlaku jika kita berbuat kesalahan yang fatal terhadap orang lain disengaja ataupun tidak disengaja. Jadi apa aplikasi dari kota perlindungan yang selama ini kita nyanyikan?

Kota perlindungan adalah tempat perlindungan dari penuntutan, penuduhan dan celaka. Di jaman sekarang ini, semua itu dilakukan oleh iblis yang selalu menunggu di depan pintu seperti singa yang mengaum-ngaum (1Petrus 5:8). Memang betul bahwa segala dosa kita telah dihapus, tetapi jika kita keluar dari kota perlindungan, yaitu jika kita keluar dari hadirat Tuhan dan berjalan sendiri, maka iblis akan datang dan menyerang kita dengan segala penuduhan, penuntutan akan segala dosa yang telah kita lakukan. Dengan begitu iblis menyerang iman kita, dan bila kita tidak segera lari balik kepada Tuhan Yesus Kristus, maka lama kelamaan iman kita akan mati karena serangan iblis. Jadi bila kita temukan diri kita sering merasa di tuduh oleh karena kesalahan kita walaupun kita telah bertobat darinya dan Yesus telah menghapuskannya, biarlah kita sadar bahwa kita perlu untuk lari ke Tuhan Yesus dan mendapatkan perlindungan. Ketahuilah bahwa penuduhan datang dari iblis dan Tuhan tidak pernah menuduh, tetapi Tuhan menegur dengan kasih dan melupakan segala kesalahan dan dosa kita bila kita bertobat dengan sungugh-sungguh.

Maka dari itu, saat kita nyanyikan dan proklamasikan bahwa Tuhan adalah kota perlindungan kita, biarlah kita benar-benar percaya, hidupi, lakukan dan imani. Biarlah kita selalu tinggal di dalam Tuhan sebab di dalam Dia ada perlindungan.


English:

Bible Reading: Numbers 35-36

Many times we sings that the Lord is our refuge. From chapter 35 we know the function of a city of refuge. city of refuge is a place for all who kills without the intention to kill, so that they can be live and be safe. But if they go out of the refuge, then the person who wants to have revenge can find and kill him. So city of refuge is a place where we can live and be safe from the people who wants to take revenge upon our unintentional doings.

But what is the relationship with our lives nowadays? We have Jesus who died for us and have washed our sins away and we have laws for any wrongdoings that causes death to others whether it was intentional or not. So what is the application of what we sang that the Lord is our refuge, all this time?

City of refuge is a refuge from condemnation, revenge and danger. In this age, all of that is done by the satan who always waits for us outside like a roaring lion (1Peter 5:8). It is true that our sins have been washed away, but if we step outside of the refuge, that is if we step out from the Lord's presence and walk on our own, then satan will come and attack us with all condemnation of all the sins and iniquities we've done. That way, satan is attacking our faith, and if we do not immediately run back to the Lord Jesus Christ for refuge, then sooner or later, our faith will die because of the attacks. So if we find ourselves feeling condemn all the time because of the wrongdiongs that we've done even though we have repented from it and Jesus has washed it all away, let us realise that we need to run to the Lord Jesus and find refuge. Know that condemnation comes from satan and the Lord never condemns, but the Lord rebukes with love and forgets all our iniquities and sins if we truly repent.

Therefore, when we sings and proclaim that the Lord is our refuge, let us really believe, live in it, do and have faith. Let us always live in the Lord because in Him there is refuge.

Tuesday, July 12, 2011

Visi Dari Tuhan | Vision From The Lord

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 34

Sebelum bangsa Israel pergi berperang untuk menduduki tanah Kanaan, Tuhan sudah memberitahukan kepada mereka dengan jelas batas-batas daerah yang perlu mereka duduki sehingga menjadi milik mereka. Sungguh luar biasanya Tuhan kita itu. Ia tidak hanya memberitahukan akan tanah yang perlu diduduki, tetapi juga sampai kepada perbatasan-perbatasannya agar mereka tahu apakah mereka sudah menyelesaikan visi yang Tuhan berikan atau belum. Hal yang sama dapat kita minta kepada Tuhan di dalam kehidupan kita. Setiap dari kita memiliki tanah perjanjian masing-masing menurut kasih karunia Tuhan. Dan bila kita dengan tekun, setia dan taat berupaya untuk membangun hubungan yang erat dengan Tuhan dan dengan senantiasa bersekutu dengan Roh Kudus-Nya, maka jika kita meminta untuk dibukakan pewahyuan akan tanah perjanjian kita, Tuhan, yang setia, akan membukakan hal itu kepada kita dalam waktu-Nya yang tepat. Jika kita juga meminta dengan jelas batas-batasnya seperti apa yang Tuhan beritahukan kepada Israel, yakni akan jalan dan visi yang Tuhan berikan, maka Tuhan tentu akan menunjukkannya pada kita dalam waktu-Nya bila kita sudah siap. Dengan begitu, kita tidak berjalan dengan mata tertutup atau dengan iman buta, tetapi kita tahu dengan jelas apa yang perlu kita lakukan dan kita dapat dengan iman percaya bahwa Tuhan yang akan melaksanakan dan membuatnya berhasil. Kita juga jadi tidak berjalan tanpa visi dan tujuan, seperti orang Israel yang keliling di padang gurun selama 40 tahun karena mereka menolak visi dari Tuhan.

Oleh sebab itu, biarlah kita bersekutu dengan Tuhan, mencari visi, misi dan tujuan dari Tuhan bagi kehidupan kita sehingga kita tahu dengan jelas tanah perjanjian kita dan batas-batasnya. Biarlah kita juga berjalan dengan iman karena kita tahu ke mana Tuhan ingin membawa kita. Biarlah Tuhan yang pimpin menuju tanah yang Tuhan telah tunjukkan.


English:

Bible Reading: Numbers 34

Before the Israelites went to war to subdue the land of Canaan, the Lord has told them clearly the borders of the land where they will need to subdue so that it can become theirs. How amazing our Lord is. He did not only told them on the land which they should subdue, but also to its borders so that they know whether they have finished the vision that the Lord gave or not. We can ask the same thing from the Lord for our lives. Every one of us has our own promised land according to His grace. And if with diligence, faithfulness, obedience, we work to build an intimate relationship with the Lord and always communicating with the Holy Spirit, then if we ask for His revelation to be revealed to us on the promised land, the faithful Lord, will reveal those things to us in His own time, which always is on time. If we also asks clearly on the borders just as what the Lord has told Israelites, that is about the path and vision that the Lord gave, then the Lord surely will reveal it to us in His own time when we're ready. That way, we will not walk with eyes closed or with blind faith, but we know exactly what we need to do and we can believe in faith that the Lord will do accordingly and will make it successful. We also do not walk without vision or goals like the Israelites who wanders in the desert for 40 years because they rejected the vision from the Lord.

Therefore, let us have relationship with the Lord, seeking His vision, mission and goals for our lives so that we know clearly o

Monday, July 11, 2011

Penulis Kehidupan Kita | The Author Of Our Lives

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 33

Seperti Tuhan memerintahkan Musa untuk menuliskan perjalanan bangsa Israel dari sejak mereka keluar dari Mesir, begitu juga Tuhan menuliskan kehidupan kita masing-masing, Dari apa yang kita lakukan, tempat-tempat yang kita tinggali, tahap-tahap kehidupan yang kita lewati, kejadian-kejadian yang membentuk dan mengubah kehidupan kita dan setiap mujijat, anugrah dan kasih karunia yang Tuhan tunjukkan dalam hidup kita. Tuhan mencatat semuanya itu. Tetapi Tuhan adalah Allah dan Ia tidak hanya menulis apa yang telah terjadi seperti yang Musa lakukan, tetapi Ia juga menulis akan masa depan yang telah Ia rencanakan bagi kita. Seperti Ia telah merancangkan masa depan bagi Israel, begitu juga Ia telah merancangkan masa depan untuk kita, akan apa yang akan kita hadapi, hal-hal apa yang perlu kita lakukan dan apa yang kita telah lewati dan sedang hadapi akan membentuk kita dan memperlengkapi kita untuk dapat melakukan yang di masa depan.

Dengan melihat betapa detilnya Tuhan dalam menjaga dan akan keperdulian-Nya kepada umat-Nya, kita tahu bahwa hal yang sama Ia lakukan terhadap setiap dari kita. Oleh sebab itu tidak ada suatu apapun yang patut kita khawatirkan di dalam hidup ini. Tuhan mengenal, perduli dan telah merencanakan segala hal. Yang perlu kita lakukan adalah untuk mencari Tuhan, bangun hubungan yang erat, tinggal di dalam-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Dengan begitu Tuhan akan memimpin setiap langkah kita dan bila Tuhan yang memimpin, apakah perlu kita khawatir akan apapun? Tentu tidak! Kita telah melihat apa yang Tuhan dapat lakukan bagi bangsa Israel dan juga dalam kehidupan kita sendiri. Oleh sebab itu, marilah kita terus percaya penuh kepada-Nya dan hiduplah dengan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus yang adalah Penulis kehidupan kita.


English:

Bible Reading: Numbers 33

Just as the Lord commanded Moses to write the journey of Israelites since the day they were set free from Egypt, the Lord also writes the life of each and every one of us. From what we have done, places we've lived, stages of our lives we've passed, events that shaped and chagned us and every miracle, grace and mercy that the Lord has shown in our lives. The Lord take note of all that. But the Lord is God and He do not only writes what has happened like Moses did, but He also writes of the future that He has planned for us. Just as He has planned the future for the Israelites, He also has planned our future, what we will face, things that we need to do and what we have gone through and will go through will shapes and equips us to be able to do what is in the future.

By seeing how detail the Lord is in taking care and of His care towards His people, we know that the same thing is done by Him for each and everyone of us. Therefore, there is nothing that we need to be anxious or worry of in this life. The Lord knows, cares and has planned all things. What we need to do is to seek the Lord, build an intimate relationship, dwell in Him and do His will. That way, the Lord will lead our every step and if the Lord leads, do we need to be worried of anything? Of course not! We have seen what the Lord can do for the Israelites and also in our own lives. Therefore, let us always believes in Him fully and lives by relying wholly on the Lord Jesus Christ who is the Author of our lives.

Sunday, July 10, 2011

Pertanggung-jawaban bani Ruben & bani Gad | The Accountability of the chilren of Reuben & Gad

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 32

Dalam kisah bani Ruben dan bani Gad yang tidak ingin tanah Kanaan dan sekitarnya sebagai milik pusaka, tetapi menginginkan tanah Gilead, kita dapat lihat akan adanya suatu rasa pertanggung jawaban yang besar dan juga suatu kekeluargaan yang satu. Dari ceritanya, kita tahu bahwa bani Ruben dan Gad sudah merasa nyaman di tanah Gilead itu dan mereka melihat bahwa itu tempat yang baik dan ingin tinggal di sana. Tetapi setelah mereka merasa nyaman, mereka tidak berhenti melakukan tugas mereka dan hanya menjalankan kehidupan mereka. Tetapi mereka berniat untuk tetap pergi berperang bersama seluruh bangsa Israel untuk menduduki tanah-tanah yang di seberang sungai Yordan untuk menjadi milik pusaka Israel. Mereka ada rasa tanggung jawab kepada bangsanya dan mereka setia mengikutinya. Mereka juga merasa bahwa mereka tetap satu keluarga dan karena itu apa yang perlu dilakukan bersama, mereka juga akan ikut serta. Inilah yang perlu kita contoh dari bani Ruben dan bani Gad.

Sayangnya, seringkali jika kita sudah merasa nyaman, kita cenderung untuk berhenti dan hanya menikmati dan menjalankan hidup kita. Kita tidak lagi mengambil bagian dari peperangan yang masih perlu dilalui oleh saudara-saudari kita di dalam satu gereja. Kita tidak merasa itu bagian kita dan secara tidak langsung kita tidak ada rasa kekeluargaan yang satu dengan saudara-saudari seiman kita dalam satu gereja. Hal ini sangatlah menyedihkan dan adalah jahat di mata Tuhan. Sebab jika kita berlaku demikian, maka kita mementingkan diri kita sendiri dan bukan memikirkan hal-hal kerajaan Allah, sehingga Tuhan bukan lagi menjadi Tuan, tetapi hanya sebagai agama.

Jadi marilah kita berhati-hati bila kita sudah merasa nyaman. Jangan sampai kita jadi berhenti berjuang bersama saudara-saudari kita seiman dan akhirnya tidak menjadi bagian dari satu Tubuh Kristus, walaupun berada di tempat yang sama. Tetapi biarlah kita belajar dari bani Ruben dan bani Gad untuk memiliki rasa tanggung jawab dan rasa kekeluargaan yang satu.


English:

BIble Reading: Numbers 32

From the story of the children of Reuben and Gad who did not want the land of Canaan and its surrounding as their inheritance, but wants the land of Gilead, we can see that there is an accountability and also a heart of a family that is one. From the story, we know that the children of Reuben and Gad felt comfortable in the land of Gilead and they saw that it's a good place and wants to live there. But after they felt comfortable, they did not stop their duties and just doing their normal life. But they intend to still go to war with the whole of Israelites to subdue the lands across the Jordan river as the inheritance of the Israelites. They have an accountability towards their nation and they followed it. They also felt that they are still one family and whatever things that needs to be done together, they will take part. This is what we need to take example of from the children of Reuben and Gad.

Unfortunately, many times, when we feel comfortable, we tend to stop and only enjoy and live our daily life. We no longer take part in the wars that still needed to be done by our brothers and sisters in one church. We no longer feel that it's our part and we therefore do not have a sense of belonging as one family with our brothers and sisters in one church. This is very saddening and is evil in the eyes of the Lord. Because if we do this, we are putting ourselves as number one and not thinking of the things of the kingdom of God, that the Lord is no longer our Lord but it is just a religion.

Therefore, let us be careful when we start to feel comfortable. Do not let that stop us from taking part in fighting together with our brothers and sisters in faith and in the end we donot become part of one Body of Christ, even though we in the same place. But let us learn from the children of Reuben and Gad to have an accountability and a sense of belonging as one family.

Saturday, July 9, 2011

Rendah Hati | Humility

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 9

Seringkali kita berlaku sama seperti murid-murid Yesus yang membahas akan siapa yang terbesar di antara mereka. Kadang kita berpikir atau membahaskan siapa yang terbesar dari para pelayan Tuhan yang masuk ke TV atau memimpim KKR yang penuh dengan berjuta-juta orang atau mereka yang ternama. Terkadang kita juga membahaskannya atau memikirkannya antar kita di dalam satu pelayanan, apakah yang berkhotbah lebih besar, atau yang memimpin pujian, atau yang terlihat di depan saja dan sebagainya. Tetapi hanya satu kebenaran yang Tuhan Yesus berikan sebagai jawaban, yaitu: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Dan Yesuspun mengatakan bahwa yang lebih terpenting adalah kita menyambut Tuhan, yakni melayani Tuhan dan bukan mencari kemuliaan. Ingatlah bahwa setiap dari kita juga adalah pelayan Tuhan.

Banyak dari orang percaya yang sudah lama melayani Tuhan di depan panggung mengalami kejatuhan karena mereka akhirnya mengejar nama dan kehormatan dan bukan melayani. Dengan Tuhan mengajarkan kita bahwa kita perlu melayani semua orang adalah cara untuk mengajarkan pada kita untuk selalu rendah hati, tetapi juga agar kita tidak hilang fokus. Sebab kita hidup bukan untuk meraih kehormatan, tetapi untuk keselamatan yang Yesus telah berikan dan untuk melaksanakan tugas-Nya, yaitu untuk membagikan keselamatan itu kepada semua umat manusia.

Jadi, marilah kita tidak memikirkan siapa yang terbesar atau bagaimana kita dapat menjadi ternama, tetapi biarlah kita fokus akan melayani Tuhan dan umat-Nya, fokus untuk membawa keselamatan kepada bangsa-bangsa. Marilah kita selalu rendah hati dan buanglah kesombongan dan tinggi hati, sebab mereka yang meninggikan diri akan direndahkan dan mereka yang direndahkan akan ditinggikan.


English:

Bible Reading: Mark 9

Many times we act the same way as the disciples who discussed about who is greater amongst them. Sometimes we think or discuss about who is greater among the servants of God who's in TV or who leads millions of people in revival meetings or those who are well-known. Sometimes, we also discuss or think about this amongst our own team, is the one preaching greater, is the one leading worship is greater, is the one who's on stage is greater and etc. But there is only one truth that the Lord Jesus gave as an answer, that is: "If anyone desires to be first, he shall be the last of all and servant of all." Jesus also said that the most important is that we receives the Lord, that is serving the Lord and not to seek glory. Remember that each and everyone of us are also servants of the Lord.

Many believers who has served the Lord on the stage for a long time goes through a fall where in the end they are trying to reach glory and honour and not to serve. The Lord taught us to be servant of all so that we may also be taught to have humility and also not to lose focus. Because we live not to reach honour or glory but for salvation that Jesus gave and to do His will to share the salvation to all mankind.

So, let us not think about who's the greatest or how we can be famous, but let us focus on serving the Lord and His people, focus to bring salvation to nations. Let us always be humble and throw away all boastfulness and pride, because those who exalts himself will be humbled and those who humble themselves will be exalted.

Friday, July 8, 2011

Allah Yang Berperang Bagi Kita | God Who Fights For Us

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 31

Tuhan adalah Allah yang berperang bagi umat-Nya. Bila Tuhan yang memimpin, maka kemenangan akan menyertai umat-Nya. Tuhan memberikan perintah kepada Israel untuk melawan Midian oleh karena kejahatan Midian dan karena Tuhan sendiri yang memberikan perintah, maka Tuhan yang memimpin dan hasilnya, Israel menang telak dengan tidak kehilangan atau mati satu prajurit pun dari bangsa Israel. Sungguh Tuhan itu memang Allah yang berperang bagi kita.

Hal ini juga berlaku untuk kehidupan kita sehari-hari. Setiap hariya kita menghadapi peperangan dalam hidup kita secara rohani, jasmani dan jiwani. Peperangan itu dapat berupa seperti pekerjaan kita, mencari pekerjaan, bisnis, pelajaran kita, keluarga atau juga pelayanan kita, misi kita maupun upaya dan doa-doa kita untuk keluarga, teman-teman dan orang-orang yang belum percaya bahwa Yesus Kirstus adalah Tuhan dan Juru S'lamat. Semua itu adalah peperangan yang kita hadapi setiap hari. Sayangnya, banyak dari kita membuat kesalahan dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri, sedangkan Tuhan ingin agar kita belajar untuk percaya dan berserah kepada-Nya dan mengikuti pimpinan-Nya agar kita meraih kemenangan demi kemenangan. Tentunya juga untuk mengajarkan kita untuk selalu rendah hati karena kita sadar bahwa hanya dengan kekuatan Tuhanlah kita dapat menang.

Oleh sebab itu, marilah kita belajar untuk berserah kepada Tuhan dalam segala hal yang kita hadapi dalam kehidupan kita. Biarlah kita belajar percaya penuh kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan yang memimpin kita. Agar kita mengenal dan mengalami Tuhan kita sebagai Allah yang berperang bagi kita.


English:

Bible Reading: Numbers 31

The Lord is the God who fights for His people. If the Lord leads, then victories will follow His people. The Lord commanded the Israelites to fight against the Midianites because of their wickedness and because the Lord Himself is the one who gave the command, the Lord leads and the result is that Israelites won without any losses, without anyone who dies. Truly, the Lord is the God who fights for us.

This also applies to our every day lives. We face fights and wars in our lives spiritually, physically and mentally. These fights may be things like our jobs, finding a job, businesses, studies, families, ministries, missions or even our efforts and prayers for our families, friends and others who have not yet believed that Jesus Christ is Lord and Saviour. All of these are fights that we face every day. Unfortunately, many of us made a mistake of relying on our own strength, while the Lord wants us to learn to believe and surrender it all to Him and to follow His lead so that we may have victories. Of course, it is also to teach us humility because we realise that it is only by the Lord's strength that we have victories.

Therefore, let us learn to surrender to the Lord in all things in our lives. Let us learn to believe wholly in the Lord and to let the Lord leads us. So that we may know and experience the Lord as the God who fights for us.

Thursday, July 7, 2011

Bagaimana Mungkin? | How Can It Be?

Indo:

Pembacaan Alkitab: Bilangan 29-30

Tuhan memeringatkan Israel akan perayaan-perayaan yang perlu mereka adakan dengan mempersembahkan korban-korban bakaran. Jika dilihat dari apa yang Tuhan minta sebagai persembahan korban bakaran selama berlangsungnya suatu perayaan, kita dapat lihat bahwa Israel tentunya perlu sangat diberkati untuk dapat mempersembahkan sebegitu banyak korban. Untuk Perayaan bulan ke tujuh secara total inilah jumlah korban yang perlu dikorbankan: 73 ekor lembu jantan, 17 ekor domba jantan, 119 ekor domba berumur satu tahun, 10 ekor kambing jantan. Betapa banyaknya domba. lembu, dan kambing yang perlu disiapkan untuk korban dalam perayaan-perayaan di bulan ke tujuh. belum lagi perayaan lain-lainnya selama setahun berlangsung. Jika Tuhan dapat memberikan perintah ini, tentunya Tuhan juga yang akan mencukupkan Israel untuk dapat mempersembahkan korban-korban ini.

Begitu juga dengan kehidupan kita. Bila Tuhan meminta kita untuk lakukan sesuatu, Tuhan pasti yang memenuhi dan Tuhanlah yang akan mencukupi. Beberapa dari kita bila melihat jumlah yang perlu dikorbankan mungkin bertanya, "Bagaimana mungkin?", "Dari mana semua ini, bila Israel tadinya adalah budak?" atau "Bagaimana sebegitu banyak hewan dapat bertahan di padang gurun berkeliling beserta dengan bangsa Israel?". Apapun itu, segala sesuatu itu mungkin bagi Allah, walaupun kelihatannya tidak mungkin, tetapi karena ada Tuhan yang memegang alih di dalam segala situasi, maka segalanya itu mungkin.

Jadi, biarlah kita juga percaya akan kuasa Tuhan yang dapat menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Biarlah juga kita membiarkan Tuhan yang menjadi Tuan dan mengambil alih hidup kita.


English:

Bible Reading: Numbers 29-30

The Lord reminded the Israelites of the offerings that they should do with burnt offering. If we look at what the Lord wants as burnt offerings, we will see that the Israelites would need to be really blessed to be able to offer up that many burnt offerings. For the feasts on the seventh month, in total this is the amount of livestock for the burnt offerings: 73 bulls, 17 rams, 119 lambs in their first year and 10 goat. Look at how many of the livestock need to be prepares just for the feasts and offering on the seventh month, more over, there are still other feasts and offerings through out the year. If the Lord is able to give this command, of course the Lord also will be the one who satisfy the need of Israelites to be able to offer up these burnt offerings.

The same also applies to our lives. If the Lord asks us to do some things, the Lord will fulfill and satisfy our needs. Some of us may look at the amount to be offered and may asks, "How can it be?, "Where would all these come from if Israelites were all slaves?" or " How can that many livestock are able to withstand the journey in the desert with the Israelites?". Whatever it is, all things are possible for God, even though it may seem impossible, but because the Lord exist and holds the control in all situation, then all things are possible.

So, let us also believe in the power of the Lord who makes all the impossible becomes possible. Let us also let the Lord become Lord and take control over our lives.

Wednesday, July 6, 2011

Pikiran Allah Dan Bukan Pikiran Manusia | The Mind Of God And Not The Mind Of Men

Indo:

Pembacaan Alkitab: Markus 8

Tuhan menegur Petrus dengan keras, ketika Petrus menegur-Nya tentang apa yang akan terjadi kepada-Nya selama Yesus di bumi. Tuhan menegur karena apa yang dipikirkan oleh Petrus bukanlah apa yang dari Allah tetapi dari pikiran manusia. Lalu Yesuspun mengajarkan agar setiap orang yang mau mengikuti Yesus perlu untuk memikul salibnya dan menyangkal diri. Semua hal ini berhubungan dengan teguran Yesus kepada Petrus, yakni untuk dia tidak memikirkan apa yang di pikirkan manusia, tetapi apa yang dipikirkan Allah.

Kita tahu dengan jelas bahwa standar Tuhan dan standar manusia sangatlah berbeda, tetapi salah satu alasan mengapa kita tidak memiliki kekuatan untuk tinggalkan standar kita dan mengikuti standar Tuhan adalah bahwa kita memiliki pikiran yang berbeda dengan Allah. Pikiran ini menyangkut banyak hal, termasuk persepsi orang, cara berpikir, prioritas dan sebagainya. Misalnya, saat Yesus beritahukan akan kesengsaraan dan kematian-Nya kelak, persepsi Petrus mungkin seperti ini, "Masa Yesus yang adalah Mesias mati disiksa dan dianaiaya seperti itu? Diakan Maha Kuasa." Sedangkan Yesus memiliki persepsi yang berbeda, Yesus tahu bahwa untuk menyelamatkan umat manusia, perlu adanya korban penghapus dosa yang kekal dan Dialah korban itu. Cara berpikir Petrus adalah akan hal-hal yang sementara dan berjangka waktu pendek, sedangkan Yesus melihat jauh ke depan. Prioritas Petrus mungkin adalah untuk Yesus di angkat sebagai Raja yang Agung, tetapi prioritas Yesus adalah untuk semua umat manusia selamat dahulu. Dari contoh ini kita dapat lihat perbedaan antara pikiran Allah dan manusia dan seringkali kita tentunya berpikir dengan pikiran manusia kita. Tetapi biarlah kita mulai ubah cara kita berpikir, persepsi kita dan prioritas kita.

Biarlah persepsi kita disertai dengan kebenaran Firman Tuhan. Jadi saat menghadapi suatu keadaan, kita dapat menganalisa dari sisi kebenaran Tuhan dan dapat menerapkan Firman dan janji-janji Tuhan dengan iman terhadap keadaan itu, sehingga kita tidak lagi melihatnya dari sudut pandang dunia atau manusia, tetapi dari sudut pandang Allah, yang percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah dan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Biarlah cara berpikir kita mulai kita ubah untuk berjalan sesuai dengan Firman Tuhan. Bila kita lebih sering pesimis biarlah kita isi pikiran dan hati kita dengan Firman Tuhan dan iman sehingga kita hidup dan berpikir lebih beriman dan tidak menjadi kalah sebelum berperang karena cara kita berpikir. Marilah juga kita ubah prioritas kita. Tuhan meminta agar kita menyangkal diri dan memikul salib, semua ini bertuju kepada prioritas kita di dalam kehidupan kita. Karena kita masih hidup di dalam dunia ini, secara otomatis, prioritas kita adalah untuk hidup kita di dunia ini, untuk bisa memiliki banyak harta, hidup enak, bisa jalan-jalan keliling dunia, makan enak dan sebagainya. Tetapi prioritas Tuhan sangat berbeda, Tuhan berkata bahwa waktunya sudah dekat dan kita perlu untuk prioritaskan jiwa-jiwa yang terhilang dan bukan lagi diri kita sendiri. Oleh sebab itu kita perlu untuk menyangkal, menolak semua keinginan egois kita dan memikul salib yang adalah untuk penyaliban dosa-dosa dan segala keinginan daging kita agar saat kita pikul salib, kita ingat bahwa kita perlu untuk membuang segala dosa dan keinginan daging kita. Masih banyak lagi contoh akan persepsi, cara berpikir dan prioritas orang masing-masing.

Jadi, marilah ambil waktu untuk periksa kehidupan kita, periksa bagaimana persepsi kita selama ini, bagaimana cara kita berpikir dan apakah prioritas kita. Lalu biarlah kita berdoa untuk meminta pimpinan Roh Kudus untuk mengubah semua itu. Bila perlu biarlah kita juga bagikan kepada saudara seiman kita atau teman seperjalanan kita dalam iman sehingga kita bisa saling mengingatkan dan membantu dalam menjalani perubahan hidup kita ini agar semakin seperti Tuhan dan diubahkan untuk leibh berpikir seperti apa yang dipikirkan Allah dan bukan manusia.


English:

Bible Reading: Mark 8

The Lord rebukes Peter strongly when Peter rebuked Him about what will happen to Him while Jesus was still on earth. The Lord rebukes because what Peter was thinking was not the things of God but the things of men. Then Jesus also taught so that everone who wants to follow Jesus must take up their cross and deny themselves. All of these are related to the rebuke that Jesus made to Peter, that is for him not to think of the things of men but the things of God.

We know very clearly that God's standard is way higher than men's, but one of the reasons why we do not have the strength to leave our standards and follow God's standards is that we have a different mind than God. Mind covers many things including perception, way of thinking, priority and many other things. For example. when Jesus told His disciples of His sufferings and death, Peter's perception may be like this, "Why would Jesus who is the Messiah die because of persecution and tortured? He is all powerful isn't He?" While Jesus might have a different perception, Jesus knows that to sane mankind, there is a need for an eternal sin offering and He is that offering. The way Peter was thinking may be on the temporary things, a short term period kind of thinking, but Jesus thinks far ahead. Peter's priority may be to make Jesus King of Glory, but Jesus' priority is to same all mankind first. From this eample, we can see the difference between the mind of God and the mind of men and many times, we think of the things of men. But let us start to change the way we think, our perception and our priorities.

Let our perception be guided by the truth of the Word of God. So, when we face a situation, we can analyse it from the point of view of the truth of God and can apply the Word of God and His promises with faith towards that situation, so that we no longer see it from men's or the world's point of view, but from God's point of view, who believes that nothing is impossible for God and for those who believes in Him. Let our way of thinking be change to walk according to the Word of God. If we tend to be more pessimistic towards things, let us fill our minds and hearts with the Word of God and faith so that we live and think mroe with faith and not to lose even before the fight because of the way we think. Let us also change our priorities. THe Lord asks us to deny ourselves and carry our cross, all of these points towards our priorities in lfe. Because we still live in this world, automatically our priorities are for our lives in this world, to have lots of wealth, live luxuriously, able to travel around the world, eat good food and many other things. But the priorities of God is very different, the Lord says that the time is near and we need to prioritise the lose souls and no longer ourselves. Therefore, we need to deny, reject all of our egoistic desires and carry the cross which is used to crucify sins and al of our fleshly desires, so that when we carry the cross we remember that we need to throw away all of our sins and fleshly desires. There are still many examples on perception, way of thiking and priorities of individuals.

So, let us take time to check our lives, check our perception towards things, how do we think and what are our priorities. Then, let us pray to let the Holy Spirit to lead and chagne all that. If we need to, share to our brother or sister in faith or our faith buddy so that we can remind each other and help each other in our journey of life changing walk so that we may be more like the Lord and be change to think of the things of God and not the things of men.